2, SEPTEMBER 2012:163172
Anggara Sukma Ardiyanta adalah Mahasiswa Program Studi PKJ PPs Universitas Negeri Malang. E-mail:
anggaraardiyanta@yahoo.co.id; Dwi Agus Sudjimat dan Partono adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang 5 Malang 65145.
163
164 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:163172
guru tidak mengetahui dan juga belum Deskripsi lebih ringkas dalam bentuk
memanfaatkan BSE. Deskripsi lebih ring- diagram terlihat pada Gambar 3.
kas dalam bentuk diagram terlihat pada
Gambar 1.
sebagai salah satu sumber pembelajaran karena buku tersebut meliputi buku pro-
di kelasnya. Dari sisi siswa, kebanyakan gram yang diajarkan di sekolah (Depdik-
adalah hanya menerima apa kata guru. nas, 2008). Jadi, peluncuran Buku Sekolah
Maksimalisasi BSE dalam hal ini ber- Elektronik gratis merupakan respons pe-
gantung guru. Lalu mengapa guru masih merintah untuk menjamin ketersediaan
enggan merekomendasikan BSE saja? buku yang murah, terjangkau, dan ber-
Mungkin guru kurang terbiasa meman- kualitas. Kebijakan tersebut memberikan
faatkan media digital. Tetapi versi cetak- manfaat bagi institusi pendidikan, khusus-
nya sudah dan bisa di terbitkan dengan nya guru dan siswa.
harga relatif murah. Mungkin isi dari Namun, masih banyak pula yang
kebanyakan BSE itu kurang menarik. belum bisa merasakan manfaatnya karena
Mungkin pihak sekolah (guru) lebih berbagai hal. Penyebab utama adalah
banyak mendapatkan keuntungan finan- kurang maksimalnya manfaat BSE gratis
sial dari para penerbit. Mungkin dari BSE bagi institusi pendidikan adalah adanya
yang tersedia perlu dilengkapi LKS se- faktor unfamiliarity atau gagap teknologi,
kaligus panduan penggunaan buku untuk sumber daya manusia yang kurang ber-
guru dan siswa. Sebenarnya jika para kompeten di bidang IT, dan asumsi salah
guru membiasakan diri untuk mencari pada masyarakat yang menganggap bahwa
referensi untuk bahan ajar selain buku- internet berorientasi pada hal-hal yang
buku yang ada, maka soal buku mahal negatif.
bisa teratasi. Misalnya jika tersedia akses Berkaca pada faktor-faktor tersebut
internet, maka internet adalah sumber menurut Indah (2010), Depdiknas perlu
dan lahan untuk memperluas pengetahu- mengeluarkan kebijakan pendukung.
an guru itu sendiri. Dari Diknas sendiri Pertama, jika sasaran utama pengguna
sudah menyediakan Jardiknas pada setiap BSE gratis adalah institusi pendidikan,
kabupaten. Hal ini perlu maksimalisasi guru dan siswa, kebijakan pendukung di-
juga. orientasikan untuk memberdayakan guru
Buku merupakan salah satu pra- dan siswa agar mampu menggunakan
syarat bagi tercapainya tujuan pendidik- fasilitas tersebut. Untuk itu, pemerintah
an. Karena pentingnya fungsi buku bagi perlu melakukan sosialisasi adanya fasili-
institusi pendidikan, dalam hal ini guru tas BSE gratis kepada institusi pendidik-
dan siswa, diperlukan jaminan atas ter- an di Indonesia secara merata. Selain
sedianya buku. Di sisi lain, harga buku sosialisasi, pemerintah perlu mendidik
cenderung terus naik sehingga guru dan dan melatih guru atau stakeholder untuk
siswa terbebani. Depdiknas merespons dapat menggunakannya. Mereka yang
kondisi tersebut dengan melakukan be- sudah dididik dan dilatih diminta menye-
berapa hal. Pertama, membeli hak cipta barkan informasi dan kemampuan yang
buku-buku pelajaran yang berkualitas diperolehnya ke daerah masing-masing.
tinggi dari penulis (Indah, 2010). Kedua, Kedua, pemerintah harus mempromosi-
semua buku yang hak ciptanya telah kan keuntungan BSE gratis. Guru dan
dibeli (lebih dari 407 buku) disediakan orang tua siswa yang berasumsi bahwa
bagi masyarakat secara gratis dalam ben- kualitas BSE gratis kurang bagus karena
tuk buku elektronik yang dapat diunduh hanya proyek mungkin disebabkan ada-
dari situs http://www.bse.kemdikans.go.id nya misinformation. Pemerintah harus
Lukito (2008), memastikan bahwa setiap merekomendasikan institusi pendidikan
tahun jumlah buku terus bertambah. untuk menggunakan BSE gratis sebagai
Ketiga, pemerintah mengeluarkan per- sumber utama. Ketiga, jika BSE gratis
aturan tentang penggunaan BSE gratis yang diluncurkan pemerintah disediakan
Ardiyanta, dkk., Pemanfaatan BSE sebagai Bahan Ajar Guru Program Produktif SMK 169
melalui jaringan internet dan dapat di- Hal lain yang dapat dilihat dari
unduh secara online, pemerintah harus penelitian ini adalah format BSE yang
menjamin institusi pendidikan memiliki sering digunakan oleh guru program pro-
fasilitas cukup. Dengan kata lain, jika duktif di SMK se-Kota Sidoarjo. Data di
jaringan internet merupakan prasyarat atas menunjukkan bahwa 59,00% guru
untuk dapat mengunduh BSE gratis, pe- program produktif menggunakan format
merintah harus menjamin ketersediaan BSE dalam bentuk PDF. File berekstensi
jaringan internet. Keempat, bila tidak PDF cenderung lebih disukai dan men-
dimungkinkan tiap sekolah memiliki fasi- jadi format utama dalam BSE karena file
litas jaringan internet, kebijakan pemerin- berekstensi PDF lebih mudah untuk di-
tah daerah mutlak diperlukan. Departemen baca, dan reader yang digunakan untuk
pendidikan di tingkat daerah dapat mem- membaca file ini pun tidak membutuhkan
fasilitasi institusi pendidikan yang tidak komputer berkapasitas besar (Rasiman,
memiliki jaringan internet, bahkan kom- 2005:2). Saat ini, teknologi dalam mem-
puter, dengan mengunduhkan BSE gratis baca file berekstensi PDF ini pun bisa
tersebut, lalu memformatnya dalam ben- diadopsi ke dalam handphone sehingga
tuk CD/DVD atau mencetaknya menjadi guru bisa membacanya di mana saja dan
buku dan mendistribusikannya ke seko- kapan saja. Kelebihan lain format PDF
lah-sekolah di daerahnya. menurut Rasiman (2005:1), adalah bahwa
Dalam pemanfaatannya sebagai bahan format PDF juga mampu membuat se-
ajar, guru dapat memberikannya kepada buah dokumen interaktif, andal, aman,
siswa baik dalam bentuk softcopy dan dan dinamis, sehingga wajar kalau format
hardcopy dengan cara dicetak. Jika hen- PDF banyak digunakan sebagai format
dak disampaikan ketika pembelajaran, buku elektronik di internet.
guru dapat mengolah BSE sedemikian Berdasarkan penelitian yang telah
rupa hingga dalam bentuk slide presen- dilaksanakan di SMK se-Kota Sidoarjo,
tasi (power point). Nurseto (2011), me- dapat diketahui berbagai kendala yang
ngatakan bahwa power point memiliki dialami guru program produktif dalam
kelebihan antara lain dapat menyajikan memanfaatkan Buku Sekolah Elektronik
teks, gambar, film, efek suara, lagu, gra- sebagai bahan ajar di sekolah. Ditunjuk-
fik, dan animasi sehingga dapat menim- kan bahwa 47,00% guru program pro-
bulkan pengertian dan ingatan yang kuat, duktif menjawab terbatasnya jumlah
mudah direvisi, mudah disimpan dan efi- Buku Sekolah Elektronik. Terbatasnya
sien, dapat dipakai berulang kali, dapat jumlah Buku Sekolah Elektronik ber-
diperbanyak dalam waktu singkat, dan orientasi pada banyaknya materi pelajar-
tanpa biaya, serta dapat dikoneksikan an produktif yang diajarkan di SMK.
dengan internet. Menurut data dari Depdiknas, saat ini ter-
Berdasarkan kemenarikan tersebut, dapat lebih dari 407 BSE untuk seluruh
berdasar penelitian yang dilakukan Harti jenjang pendidikan. Jumlah tersebut setiap
(2013), diperoleh simpulan bahwa dengan tahunnya akan terus bertambah (Indah,
menyampaikan materi pembelajaran me- 2010).
lalui power point kepada siswa, maka Sebesar 20,00% kendala yang di-
akan dapat meningkatkan motivasi dan alami guru program produktif di SMK
hasil belajar siswa. Hal ini dapat dikarena- se-Kota Sidoarjo dalam memanfaatkan
kan aspek kemenarikan dari power point Buku Sekolah Elektronik adalah pada
tersebut yang mampu mengakomodasi lambatnya website penampung BSE untuk
modalitas belajar siswa, seperti visual, diakses pengguna internet. Lambatnya
audio, dan kinestetik siswa. website untuk diakses bergantung pada
170 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:163172
kecepatan akses data, dari ukuran website yang di-BSE-kan, seharusnya didesain
itu sendiri, dan banyaknya traffic (pe- dengan terencana, tidak hanya tergantung
ngunjung) website. Semakin besar ukuran kepada masuknya dari pengarang, tetapi
website, dan semakin banyak pengunjung disengaja dirancang oleh Depdiknas, de-
website tersebut, maka kecepatan akses ngan mengundang para penulis akademik
data akan semakin lambat. Hal ini bisa untuk menulis buku yang diharapkan
diatasi dengan memperbesar kapasitas Depdiknas, sehingga diperoleh jenis dan
akses data, dan memperkecil ukuran web jumlah buku elektronik yang diharapkan
dalam hal ini gambar maupun teks yang dan juga diperoleh kualifikasi dan kua-
diintegrasikan ke dalam website (Dira, litas tulisan yang secara akademik dapat
2009). dipertanggungjawabkan.
Sebesar 12,00% guru program pro- Namun, menurut Dira (2009), satu
duktif di SMK se-Kota Sidoarjo meng- hal yang perlu digarisbawahi tentang
alami kendala kurang lengkapnya sarana BSE ini adalah, bahwa BSE sepertinya
untuk mengakses internet untuk men- memang tidak diperuntukkan bagi peng-
dapatkan BSE. Menurut Lukito (2008), guna perseorangan, jika ekspektasinya
mungkin sarana tersebut tersedia hanya adalah harga buku menjadi lebih murah.
saja jumlahnya di tiap sekolah terbatas, Karena, untuk bisa mencapai apa yang
sehingga apabila guru ingin mengguna- disebut buku murah, mulai dari download,
kan sarana tersebut tidak bisa karena penggandaan, hingga pencetakan harus
mungkin sedang dipergunakan oleh guru dilakukan dalam jumlah yang banyak.
yang lain, atau sarana tersebut rusak dan Artinya, jika seorang siswa atau guru ha-
masih dalam proses perbaikan. nya ingin menggunakan BSE untuk ke-
Hal lain sebesar 21,00% yang men- pentingannya saja, maka biaya yang ha-
jadi kendala yang dialami guru program rus dikeluarkannya akan menjadi lebih
produktif di SMK se-Kota Sidoarjo dalam mahal dan lebih tidak efisien daripada
memanfaatkan Buku Sekolah Elektronik membeli buku di toko buku. Inilah yang
adalah disebabkan karena cakupan materi harus diperhatikan oleh Pemerintah dalam
yang kurang luas, dan tidak semua guru melakukan sosialisasi kepada masyarakat
bisa meng-unduh/mendownload file ma- dan dunia pendidikan terutama pendidik-
teri Buku Sekolah Elektronik tersebut. an kejuruan, agar tidak terjadi kesalahan
Untuk itu diperlukan pelatihan teknologi dalam menangkap informasi.
informasi agar guru bisa menggunakan Dalam menyelesaikan kendala yang
komputer dan sarana pengakses internet. dialami guru dalam mendapatkan BSE,
Termasuk di dalamnya faktor listrik, bila- menurut Ahira (2012) mengatakan bahwa
mana tidak ada listrik, maka peralatan dengan peningkatan sumber daya agar
seperti komputer dan printer tidak bisa pendistribusian BSE ini lebih tepat sasar-
dipergunakan. Hal ini bisa diatasi dengan an karena pada daerah tertentu masih ada
menyediakan generator yang akan me- guru yang belum mampu mengoperasi-
nyala apabila listrik padam, sehingga kan komputer, dan juga belum tersedia-
proses kegiatan belajar mengajar tidak nya sarana untuk mengakses internet.
terganggu (Lukito, 2008). Peningkatan sumber daya ini merupakan
BSE bermanfaat bagi yang dapat hal yang penting agar siswa selaku pe-
mengaksesnya, dan tidak bermanfaat bagi serta didik yang di bawah bimbingan
yang belum dapat mengaksesnya. Berarti guru juga ikut menikmati BSE. Maka,
perlu dilakukan tindakan lanjut agar dengan cara ini diharapkan mutu pen-
maksud dan tujuan diluncurkan BSE ini didikan juga dapat menjadi lebih baik
dapat dicapai pada realitanya. Jenis buku untuk ke depannya.
Ardiyanta, dkk., Pemanfaatan BSE sebagai Bahan Ajar Guru Program Produktif SMK 171