Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO.

2, SEPTEMBER 2012:163172

PEMANFAATAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK


SEBAGAI BAHAN AJAR GURU PROGRAM PRODUKTIF
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Anggara Sukma Ardiyanta


Dwi Agus Sudjimat
Partono

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemanfaatan buku sekolah


elektronik (BSE) sebagai bahan ajar oleh guru khususnya di SMK pada mata pelajaran
produktif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan instrumen penelitian
berupa angket, sedangkan responden berasal dari guru mata pelajaran produktif di
SMK se-Kota Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan buku sekolah
elektronik (BSE) sebagai bahan ajar guru program produktif di SMK dengan kategori
cukup baik. Telah cukup banyak guru memanfaatkan BSE sebagai bahan ajar, baik
bahan ajar utama, bahan ajar tambahan, maupun untuk penugasan kepada siswa.

Kata-kata kunci: buku sekolah elektronik, bahan ajar

Abstract: The Utilization of Electronic School Books as Teacher’s Instructional


Materials Subjects at Vocational High School. The purpose of this study was to
describe the use of electronic textbooks (BSE) as instructional materials by teachers
at vocational high school, especially in the productive subjects. This research was a
descriptive study that used questionnaires as the research instruments and the
respondents were teachers of productive subject at vocational high school in
Sidoarjo. The results showed the use of electronic textbooks (BSE) as teacher’s
instructional materials in productive subject at vocational high school was quite good.
A lot of teachers had been using BSE as teaching materials, either as major teaching
materials or as additional teaching materials, as well as for the assignment to the
students.

Keywords: electronic school books, instructional materials

B uku merupakan sumber bacaan yang


penting bagi ilmu pengetahuan dan
berkontribusi penting dalam dunia pen-
memerlukan waktu lama, (2) masa ber-
laku buku yang relatif singkat, (3) tidak
terdapat banyak pilihan sumber buku
didikan. Dalam wujud buku tercetak, ter- belajar, (4) materi yang kurang jelas dan
nyata buku memiliki kelemahan, antara menarik, (5) dan biaya produksi dan dis-
lain: (1) proses transformasi buku yang tribusi yang relatif mahal.

Anggara Sukma Ardiyanta adalah Mahasiswa Program Studi PKJ PPs Universitas Negeri Malang. E-mail:
anggaraardiyanta@yahoo.co.id; Dwi Agus Sudjimat dan Partono adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang 5 Malang 65145.

163
164 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:163172

Untuk mengatasi hal tersebut dan bentuk digital/elektronik. Untuk mem-


seiring berkembangnya teknologi, Depar- buka dan membacanya pun diperlukan
temen Pendidikan Nasional berupaya perangkat elektronik, yaitu komputer.
menerbitkan buku dalam bentuk buku Buku elektronik memiliki bentuk yang
elektronik (e-book) sehingga tidak lagi lebih kecil dari buku cetak. Karena dalam
dibutuhkan waktu yang lama untuk me- bentuk software, untuk menyimpannya
nerbitkan buku-buku tersebut, masa ber- pun tidak membutuhkan banyak tempat,
laku yang relatif lebih lama, biaya pro- cukup dalam 1 keping DVD atau CD bisa
duksi lebih murah, sumber buku pelajar- menampung berpuluh-puluh bahkan be-
an yang banyak dan bervariasi (meskipun ratus-ratus file buku elektronik dalam
sampai saat ini belum ada Buku Sekolah berbagai materi pembelajaran.
Elektronik (BSE) untuk program yang Buku elektronik memiliki kelebihan,
kurang mendapat perhatian seperti ter- antara lain karena bentuknya yang berupa
sebut di atas), serta bentuk yang lebih file maka tidak membutuhkan tempat
jelas dan menarik. penyimpanan yang luas seperti halnya
Namun, dalam perkembangannya, buku teks konvensional. Selain itu, buku
ternyata Buku Sekolah Elektronik (BSE) elektronik dapat diintegrasikan gambar
masih belum dikenal banyak oleh kalangan dan video sehingga lebih menarik. Buku
baik siswa maupun guru. Dari penelitian elektronik, juga memiliki kekurangan.
yang dilaksanakan oleh Wardani (2009), Buku elektronik membutuhkan perangkat
di Kota Malang diketahui bahwa sebagian pembaca reader yang harganya relatif
kecil 7,88% guru dan siswa SMAN se- masih mahal, sehingga hanya bisa di-
Kota Malang telah mengetahui adanya nikmati oleh kalangan tertentu. Membaca
media BSE dan 5,09% tidak mengetahui buku elektronik melalui komputer juga
adanya media BSE sebagai sumber belajar dapat membuat mata pembaca cepat
dalam pembelajarannya; sebagai sumber lelah. Buku elektronik memiliki format
belajar dalam proses pembelajaran di sesuai kebutuhan, antara lain teks polos,
SMAN se-Kota Malang sebesar 7,86%; PDF, JPEG, LIT, dan HTML. Format
sedangkan yang memanfaatkan sebesar teks polos sebagaimana dokumen tertulis
5,09%; sebesar 8,90% sekolah menyedia- biasa, adalah format yang paling seder-
kan area hot spot sebagai sarana pen- hana dan dapat dilakukan pengeditan.
dukung dalam pemanfaatan media BSE. Format PDF banyak dipakai dalam buku
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di elektronik. File buku elektronik ini pada
atas, peneliti ingin mengkaji lebih lanjut umumnya siap untuk dicetak. Format
bagaimana dengan daerah lain, khusus- jenis JPEG merupakan format buku elek-
nya lingkup SMK terutama untuk mata tronik berupa gambar. Buku konvensional
pelajaran produktif. Oleh karena itu, pe- jika dipindai, maka akan menghasilkan
neliti mengambil wilayah kota Sidoarjo format ini. Format LIT merupakan format
dikarenakan akses yang cukup dekat dari Microsoft Reader yang memungkin-
sehingga waktu dan biaya dapat diguna- kan teks dalam buku elektronik disesuai-
kan dengan baik. Penelitian ini memiliki kan dengan layar lebar perangkat yang
tujuan, yaitu untuk mengetahui bagai- digunakan untuk membacanya. Ekstensi
mana pemanfaatan BSE sebagai bahan HTML merupakan ekstensi dari website.
ajar guru mata pelajaran produktif, serta Layout tulisan dan gambar dapat diatur,
kendala apa yang dialami dalam peman- akan tetapi hasil dalam layar kadang
faatannya. tidak sesuai apabila dicetak.
Menurut Adie (2011), buku elektro- Bahan ajar adalah segala bentuk
nik (e-book) adalah sebuah buku dalam bahan atau materi yang disusun secara
Ardiyanta, dkk., Pemanfaatan BSE sebagai Bahan Ajar Guru Program Produktif SMK 165

sistematis yang digunakan untuk mem- pelajaran produktif di SMK se-Kota


bantu guru/instruktur dalam melaksana- Sidoarjo. Dari data populasi di atas, maka
kan kegiatan belajar mengajar, sehingga pengambilan sampel dilakukan secara pro-
tercipta suatu lingkungan atau suasana porsional, hasilnya adalah sebagai berikut:
yang memungkinkan siswa untuk belajar. (1) SMKN 1 Buduran Sidoarjo 12 guru,
Bahan ajar tersebut bisa berupa materi (2) SMKN 2 Sidoarjo 7 guru, (3) SMKN 3
tertulis maupun tidak tertulis (Suprawoto, (perkapalan) Buduran Sidoarjo 14 guru,
2009). Bahan ajar merupakan salah satu (4) SMK PGRI 1 Sidoarjo 7 guru, (5) SMK
sumber pengetahuan bagi siswa di sekolah Yos Sudarso 2 Sidoarjo 3 guru, (6) SMK
yang merupakan sarana yang sangat me- Antartika 1 Buduran Sidoarjo 4 guru, dan
nunjang proses kegiatan belajar mengajar. (7) SMK Airlangga Sidoarjo 3 guru.
Bahan ajar sangat menetukan keberhasilan Instrumen yang dipilih adalah angket/
pendidikan para siswa dalam menuntut kesioner. Pada dasarnya, kuesioner adalah
pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
bahan ajar yang baik dan bermutu selain oleh orang yang akan diukur (responden).
menjadi sumber pengetahuan yang dapat Dengan kuesioner ini orang dapat di-
menunjang keberhasilan belajar siswa ketahui keadaan/data diri, pengalaman,
juga dapat membimbing dan mengarah- pengetahuan sikap atau pendapatnya dan
kan proses belajar mengajar di kelas ke lain-lain (Arikunto, 2006:151). Kuesioner
arah proses pembelajaran yang bermutu. yang digunakan termasuk kuesioner jenis
Buku Sekolah Elektronik dimanfaat- campuran, dalam kuesioner disediakan
kan/difungsikan sebagai bahan ajar utama. jawaban dengan cara memilih, dan meng-
Setiap pertemuan/tatap muka, materi isi sesuai dengan pendapat responden.
yang disampaikan bersumber dari Buku Analisis data menggunakan statistik des-
Sekolah Elektronik mata diklat yang ber- kriptif, yaitu menggunakan persentase
sangkutan, baik berupa presentasi, mau- dan diagram berbentuk lingkaran.
pun dicetak menjadi modul/handout.
Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan
HASIL
ajar tambahan, artinya guru tidak selalu
menggunakan materi yang ada dalam Hasil penelitian ini meliputi: (1) pe-
Buku Sekolah Elektronik tersebut. Guru ngetahuan guru tentang Buku Sekolah
masih menggunakan buku teks tercetak Elektronik, (2) kesediaan guru untuk me-
dalam kegiatan belajar mengajar. Guru manfaatkan buku sekolah elektronik,
hanya menggunakan Buku Sekolah Elek- (3) pemanfaatan buku sekolah elektronik,
tronik untuk tambahan pengetahuan/ (4) pemanfaatan buku sekolah elektronik
informasi yang akan disampaikan kepada sebagai bahan ajar utama, (5) pemanfaatan
siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk Buku Sekolah Elektronik sebagai bahan
mengetahui pemanfaatan Buku Sekolah tugas terstruktur, (6) pemanfaatan Buku
Elektronik sebagai bahan ajar oleh guru Sekolah Elektronik sebagai bahan penga-
khususnya di SMK pada mata pelajaran yaan, (7) upaya guru untuk memperoleh
produktif. buku sekolah elektronik, dan (8) format
buku sekolah elektronik yang digunakan.
Pengetahuan guru tentang Buku Se-
METODE kolah Elektronik dideskripsikan sebagai
Karena bersifat deskriptif, maka pe- berikut. Sebanyak 64,00% guru telah
nelitian ini hanya menggambarkan keada- mengetahui dan memanfaatkan BSE,
an suatu fenomena (Arikunto, 2006:35). 20,00% guru telah mengetahui tetapi
Populasi yang diteliti adalah guru mata belum memanfaatkan BSE, dan 16,00%
166 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:163172

guru tidak mengetahui dan juga belum Deskripsi lebih ringkas dalam bentuk
memanfaatkan BSE. Deskripsi lebih ring- diagram terlihat pada Gambar 3.
kas dalam bentuk diagram terlihat pada
Gambar 1.

Gambar 3. Pemanfaatan BSE oleh Guru


di SMK
Gambar 1. Pengetahuan Guru tentang
BSE Pemanfaatan BSE sebagai bahan ajar
utama dideskripsikan sebagai berikut. Se-
Kesediaan guru untuk memanfaatkan banyak 11,00% guru menyatakan selalu
BSE dideskripsikan sebagai berikut. Se- memanfaatkan, 61,00% guru menyatakan
mua atau 100% guru bersedia untuk sering memanfaatkan, dan 28,00% guru
memanfaatkan BSE sebagai bahan ajar. menyatakan jarang memanfaatkan. Des-
Deskripsi lebih ringkas dalam bentuk kripsi lebih ringkas dalam bentuk diagram
diagram terlihat pada Gambar 2. terlihat pada Gambar 4.

Gambar 2. Kesediaan Guru Memanfaat- Gambar 4. Pemanfaatan BSE sebagai


kan BSE Bahan Ajar Utama
Pemanfaatan BSE oleh Guru Pro- Pemanfaatan Buku Sekolah Elektro-
gram Produktif dideskripsikan sebagai nik sebagai bahan tugas terstruktur di-
berikut. Sebanyak 25,00% guru telah deskripsikan sebagai berikut. Sebanyak
memanfaatkan BSE sebagai bahan ajar 13,00% guru menyatakan selalu meman-
utama, 20,00% guru telah memanfaatkan faatkan, 31,00% guru menyatakan sering
BSE sebagai bahan tugas terstruktur, memanfaatkan, 25,00% guru menyatakan
25,00% guru telah memanfaatkan BSE jarang memanfaatkan, dan 31,00% guru
sebagai bahan tugas mandiri, 25,00% menyatakan kadang-kadang memanfaat-
guru telah memanfaatkan BSE sebagai kan. Deskripsi lebih ringkas dalam bentuk
bahan pengayaan, dan 5,00% guru telah diagram terlihat pada Gambar 5.
memanfaatkan BSE sebagai lain-lain.
Ardiyanta, dkk., Pemanfaatan BSE sebagai Bahan Ajar Guru Program Produktif SMK 167

berupa DOC, 3,00% guru menyatakan


format buku berupa LIT, 6,00% guru
menyatakan format buku berupa OPF,
dan 13,00% guru menyatakan format
buku berupa PPT. Deskripsi lebih ring-
kas dalam bentuk diagram terlihat pada
Gambar 8.

Gambar 5. Pemanfaatan BSE sebagai


Bahan Tugas Terstruktur

Pemanfaatan Buku Sekolah Elektro-


nik sebagai bahan pengayaan dideskripsi-
kan sebagai berikut. Sebanyak 47,00%
guru menyatakan sering memanfaatkan,
24,00% guru menyatakan jarang meman- Gambar 7. Upaya Guru untuk Memper-
faatkan, dan 29,00% guru menyatakan oleh BSE
kadang-kadang memanfaatkan. Deskripsi
lebih ringkas dalam bentuk diagram ter-
lihat pada Gambar 6.

Gambar 8. Format BSE yang Dimanfaat-


Gambar 6. Pemanfaatan BSE sebagai kan
Bahan Pengayaan

Upaya guru untuk memperoleh Buku PEMBAHASAN


Sekolah Elektronik dideskripsikan sebagai Berdasarkan data yang telah diambil,
berikut. Sebanyak 33,00% guru menyata- semua guru program produktif yang
kan didapat dari rekan sesama guru, belum memanfaatkan BSE menyatakan
44,00% guru menyatakan didapat down- bersedia untuk memanfaatkan BSE. Hal
load sendiri dari internet, 21,00% guru ini menunjukkan bahwa BSE mendapat-
menyatakan didapat dari sekolah, dan kan reaksi yang positif dari guru. Guru
2,00% guru menyatakan didapat dari berkeinginan untuk mencoba memanfaat-
lain-lain. Deskripsi lebih ringkas dalam kan dan mendapatkan pengalaman dalam
bentuk diagram terlihat pada Gambar 7. mengoperasikan produk teknologi infor-
Format Buku Sekolah Elektronik masi untuk selanjutnya diaplikasikan da-
yang digunakan guru dideskripsikan se- lam kegiatan belajar mengajar.
bagai berikut. Sebanyak 59,00% guru Menurut Urip (2009), dipakai atau
menyatakan format buku berupa PDF, tidaknya BSE bergantung dari kemauan
19,00% guru menyatakan format buku guru, mau atau tidak untuk menggunakan
168 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:163172

sebagai salah satu sumber pembelajaran karena buku tersebut meliputi buku pro-
di kelasnya. Dari sisi siswa, kebanyakan gram yang diajarkan di sekolah (Depdik-
adalah hanya menerima apa kata guru. nas, 2008). Jadi, peluncuran Buku Sekolah
Maksimalisasi BSE dalam hal ini ber- Elektronik gratis merupakan respons pe-
gantung guru. Lalu mengapa guru masih merintah untuk menjamin ketersediaan
enggan merekomendasikan BSE saja? buku yang murah, terjangkau, dan ber-
Mungkin guru kurang terbiasa meman- kualitas. Kebijakan tersebut memberikan
faatkan media digital. Tetapi versi cetak- manfaat bagi institusi pendidikan, khusus-
nya sudah dan bisa di terbitkan dengan nya guru dan siswa.
harga relatif murah. Mungkin isi dari Namun, masih banyak pula yang
kebanyakan BSE itu kurang menarik. belum bisa merasakan manfaatnya karena
Mungkin pihak sekolah (guru) lebih berbagai hal. Penyebab utama adalah
banyak mendapatkan keuntungan finan- kurang maksimalnya manfaat BSE gratis
sial dari para penerbit. Mungkin dari BSE bagi institusi pendidikan adalah adanya
yang tersedia perlu dilengkapi LKS se- faktor unfamiliarity atau gagap teknologi,
kaligus panduan penggunaan buku untuk sumber daya manusia yang kurang ber-
guru dan siswa. Sebenarnya jika para kompeten di bidang IT, dan asumsi salah
guru membiasakan diri untuk mencari pada masyarakat yang menganggap bahwa
referensi untuk bahan ajar selain buku- internet berorientasi pada hal-hal yang
buku yang ada, maka soal buku mahal negatif.
bisa teratasi. Misalnya jika tersedia akses Berkaca pada faktor-faktor tersebut
internet, maka internet adalah sumber menurut Indah (2010), Depdiknas perlu
dan lahan untuk memperluas pengetahu- mengeluarkan kebijakan pendukung.
an guru itu sendiri. Dari Diknas sendiri Pertama, jika sasaran utama pengguna
sudah menyediakan Jardiknas pada setiap BSE gratis adalah institusi pendidikan,
kabupaten. Hal ini perlu maksimalisasi guru dan siswa, kebijakan pendukung di-
juga. orientasikan untuk memberdayakan guru
Buku merupakan salah satu pra- dan siswa agar mampu menggunakan
syarat bagi tercapainya tujuan pendidik- fasilitas tersebut. Untuk itu, pemerintah
an. Karena pentingnya fungsi buku bagi perlu melakukan sosialisasi adanya fasili-
institusi pendidikan, dalam hal ini guru tas BSE gratis kepada institusi pendidik-
dan siswa, diperlukan jaminan atas ter- an di Indonesia secara merata. Selain
sedianya buku. Di sisi lain, harga buku sosialisasi, pemerintah perlu mendidik
cenderung terus naik sehingga guru dan dan melatih guru atau stakeholder untuk
siswa terbebani. Depdiknas merespons dapat menggunakannya. Mereka yang
kondisi tersebut dengan melakukan be- sudah dididik dan dilatih diminta menye-
berapa hal. Pertama, membeli hak cipta barkan informasi dan kemampuan yang
buku-buku pelajaran yang berkualitas diperolehnya ke daerah masing-masing.
tinggi dari penulis (Indah, 2010). Kedua, Kedua, pemerintah harus mempromosi-
semua buku yang hak ciptanya telah kan keuntungan BSE gratis. Guru dan
dibeli (lebih dari 407 buku) disediakan orang tua siswa yang berasumsi bahwa
bagi masyarakat secara gratis dalam ben- kualitas BSE gratis kurang bagus karena
tuk buku elektronik yang dapat diunduh hanya proyek mungkin disebabkan ada-
dari situs http://www.bse.kemdikans.go.id nya misinformation. Pemerintah harus
Lukito (2008), memastikan bahwa setiap merekomendasikan institusi pendidikan
tahun jumlah buku terus bertambah. untuk menggunakan BSE gratis sebagai
Ketiga, pemerintah mengeluarkan per- sumber utama. Ketiga, jika BSE gratis
aturan tentang penggunaan BSE gratis yang diluncurkan pemerintah disediakan
Ardiyanta, dkk., Pemanfaatan BSE sebagai Bahan Ajar Guru Program Produktif SMK 169

melalui jaringan internet dan dapat di- Hal lain yang dapat dilihat dari
unduh secara online, pemerintah harus penelitian ini adalah format BSE yang
menjamin institusi pendidikan memiliki sering digunakan oleh guru program pro-
fasilitas cukup. Dengan kata lain, jika duktif di SMK se-Kota Sidoarjo. Data di
jaringan internet merupakan prasyarat atas menunjukkan bahwa 59,00% guru
untuk dapat mengunduh BSE gratis, pe- program produktif menggunakan format
merintah harus menjamin ketersediaan BSE dalam bentuk PDF. File berekstensi
jaringan internet. Keempat, bila tidak PDF cenderung lebih disukai dan men-
dimungkinkan tiap sekolah memiliki fasi- jadi format utama dalam BSE karena file
litas jaringan internet, kebijakan pemerin- berekstensi PDF lebih mudah untuk di-
tah daerah mutlak diperlukan. Departemen baca, dan reader yang digunakan untuk
pendidikan di tingkat daerah dapat mem- membaca file ini pun tidak membutuhkan
fasilitasi institusi pendidikan yang tidak komputer berkapasitas besar (Rasiman,
memiliki jaringan internet, bahkan kom- 2005:2). Saat ini, teknologi dalam mem-
puter, dengan mengunduhkan BSE gratis baca file berekstensi PDF ini pun bisa
tersebut, lalu memformatnya dalam ben- diadopsi ke dalam handphone sehingga
tuk CD/DVD atau mencetaknya menjadi guru bisa membacanya di mana saja dan
buku dan mendistribusikannya ke seko- kapan saja. Kelebihan lain format PDF
lah-sekolah di daerahnya. menurut Rasiman (2005:1), adalah bahwa
Dalam pemanfaatannya sebagai bahan format PDF juga mampu membuat se-
ajar, guru dapat memberikannya kepada buah dokumen interaktif, andal, aman,
siswa baik dalam bentuk softcopy dan dan dinamis, sehingga wajar kalau format
hardcopy dengan cara dicetak. Jika hen- PDF banyak digunakan sebagai format
dak disampaikan ketika pembelajaran, buku elektronik di internet.
guru dapat mengolah BSE sedemikian Berdasarkan penelitian yang telah
rupa hingga dalam bentuk slide presen- dilaksanakan di SMK se-Kota Sidoarjo,
tasi (power point). Nurseto (2011), me- dapat diketahui berbagai kendala yang
ngatakan bahwa power point memiliki dialami guru program produktif dalam
kelebihan antara lain dapat menyajikan memanfaatkan Buku Sekolah Elektronik
teks, gambar, film, efek suara, lagu, gra- sebagai bahan ajar di sekolah. Ditunjuk-
fik, dan animasi sehingga dapat menim- kan bahwa 47,00% guru program pro-
bulkan pengertian dan ingatan yang kuat, duktif menjawab terbatasnya jumlah
mudah direvisi, mudah disimpan dan efi- Buku Sekolah Elektronik. Terbatasnya
sien, dapat dipakai berulang kali, dapat jumlah Buku Sekolah Elektronik ber-
diperbanyak dalam waktu singkat, dan orientasi pada banyaknya materi pelajar-
tanpa biaya, serta dapat dikoneksikan an produktif yang diajarkan di SMK.
dengan internet. Menurut data dari Depdiknas, saat ini ter-
Berdasarkan kemenarikan tersebut, dapat lebih dari 407 BSE untuk seluruh
berdasar penelitian yang dilakukan Harti jenjang pendidikan. Jumlah tersebut setiap
(2013), diperoleh simpulan bahwa dengan tahunnya akan terus bertambah (Indah,
menyampaikan materi pembelajaran me- 2010).
lalui power point kepada siswa, maka Sebesar 20,00% kendala yang di-
akan dapat meningkatkan motivasi dan alami guru program produktif di SMK
hasil belajar siswa. Hal ini dapat dikarena- se-Kota Sidoarjo dalam memanfaatkan
kan aspek kemenarikan dari power point Buku Sekolah Elektronik adalah pada
tersebut yang mampu mengakomodasi lambatnya website penampung BSE untuk
modalitas belajar siswa, seperti visual, diakses pengguna internet. Lambatnya
audio, dan kinestetik siswa. website untuk diakses bergantung pada
170 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:163172

kecepatan akses data, dari ukuran website yang di-BSE-kan, seharusnya didesain
itu sendiri, dan banyaknya traffic (pe- dengan terencana, tidak hanya tergantung
ngunjung) website. Semakin besar ukuran kepada masuknya dari pengarang, tetapi
website, dan semakin banyak pengunjung disengaja dirancang oleh Depdiknas, de-
website tersebut, maka kecepatan akses ngan mengundang para penulis akademik
data akan semakin lambat. Hal ini bisa untuk menulis buku yang diharapkan
diatasi dengan memperbesar kapasitas Depdiknas, sehingga diperoleh jenis dan
akses data, dan memperkecil ukuran web jumlah buku elektronik yang diharapkan
dalam hal ini gambar maupun teks yang dan juga diperoleh kualifikasi dan kua-
diintegrasikan ke dalam website (Dira, litas tulisan yang secara akademik dapat
2009). dipertanggungjawabkan.
Sebesar 12,00% guru program pro- Namun, menurut Dira (2009), satu
duktif di SMK se-Kota Sidoarjo meng- hal yang perlu digarisbawahi tentang
alami kendala kurang lengkapnya sarana BSE ini adalah, bahwa BSE sepertinya
untuk mengakses internet untuk men- memang tidak diperuntukkan bagi peng-
dapatkan BSE. Menurut Lukito (2008), guna perseorangan, jika ekspektasinya
mungkin sarana tersebut tersedia hanya adalah harga buku menjadi lebih murah.
saja jumlahnya di tiap sekolah terbatas, Karena, untuk bisa mencapai apa yang
sehingga apabila guru ingin mengguna- disebut buku murah, mulai dari download,
kan sarana tersebut tidak bisa karena penggandaan, hingga pencetakan harus
mungkin sedang dipergunakan oleh guru dilakukan dalam jumlah yang banyak.
yang lain, atau sarana tersebut rusak dan Artinya, jika seorang siswa atau guru ha-
masih dalam proses perbaikan. nya ingin menggunakan BSE untuk ke-
Hal lain sebesar 21,00% yang men- pentingannya saja, maka biaya yang ha-
jadi kendala yang dialami guru program rus dikeluarkannya akan menjadi lebih
produktif di SMK se-Kota Sidoarjo dalam mahal dan lebih tidak efisien daripada
memanfaatkan Buku Sekolah Elektronik membeli buku di toko buku. Inilah yang
adalah disebabkan karena cakupan materi harus diperhatikan oleh Pemerintah dalam
yang kurang luas, dan tidak semua guru melakukan sosialisasi kepada masyarakat
bisa meng-unduh/mendownload file ma- dan dunia pendidikan terutama pendidik-
teri Buku Sekolah Elektronik tersebut. an kejuruan, agar tidak terjadi kesalahan
Untuk itu diperlukan pelatihan teknologi dalam menangkap informasi.
informasi agar guru bisa menggunakan Dalam menyelesaikan kendala yang
komputer dan sarana pengakses internet. dialami guru dalam mendapatkan BSE,
Termasuk di dalamnya faktor listrik, bila- menurut Ahira (2012) mengatakan bahwa
mana tidak ada listrik, maka peralatan dengan peningkatan sumber daya agar
seperti komputer dan printer tidak bisa pendistribusian BSE ini lebih tepat sasar-
dipergunakan. Hal ini bisa diatasi dengan an karena pada daerah tertentu masih ada
menyediakan generator yang akan me- guru yang belum mampu mengoperasi-
nyala apabila listrik padam, sehingga kan komputer, dan juga belum tersedia-
proses kegiatan belajar mengajar tidak nya sarana untuk mengakses internet.
terganggu (Lukito, 2008). Peningkatan sumber daya ini merupakan
BSE bermanfaat bagi yang dapat hal yang penting agar siswa selaku pe-
mengaksesnya, dan tidak bermanfaat bagi serta didik yang di bawah bimbingan
yang belum dapat mengaksesnya. Berarti guru juga ikut menikmati BSE. Maka,
perlu dilakukan tindakan lanjut agar dengan cara ini diharapkan mutu pen-
maksud dan tujuan diluncurkan BSE ini didikan juga dapat menjadi lebih baik
dapat dicapai pada realitanya. Jenis buku untuk ke depannya.
Ardiyanta, dkk., Pemanfaatan BSE sebagai Bahan Ajar Guru Program Produktif SMK 171

SIMPULAN DAN SARAN guru agar membiasakan diri serta mem-


budayakan pembelajaran berbasis IT.
Berdasarkan pembahasan penelitian
Caranya yaitu dengan menggunakan BSE
yang telah peneliti lakukan, maka dapat
dalam kegiatan pembelajaran dan mem-
diambil simpulan bahwa: Pertama, pe-
bagikan materi kepada siswa baik dalam
manfaatan Buku Sekolah Elektronik
bentuk CD ataupun handout yang ber-
(BSE) sebagai bahan ajar guru program
sumber dari BSE. Kepada perancang we-
produktif di SMK se-Kota Sidoarjo bisa
bsite BSE agar mengatur website supaya
dikatakan sudah baik. Hal ini bisa dilihat
tidak lambat untuk diakses, karena ba-
dari sudah banyaknya guru yang me-
nyaknya traffic yang membuka website
manfaatkan BSE sebagai bahan ajar, baik
BSE. Perancang website harus memper-
bahan ajar utama, bahan ajar tambahan,
kecil ukuran websitenya, antara lain me-
maupun untuk penugasan kepada siswa.
liputi ukuran gambar, teks, video, ke-
Namun masih ada sebagian kecil guru
mudian dengan menggunakan bandwidth
belum memanfaatkan BSE sebagai bahan
yang disediakan dengan kapasitas yang
ajar dalam kegiatan pembelajaran. Kedua,
lebih tinggi. Kepada peneliti selanjutnya,
kendala yang dialami guru program pro-
agar menggali informasi lebih dalam
duktif di SMK se-Kota Sidoarjo dalam
mengenai efektivitas dan perkembangan
memanfaatkan BSE sebagai bahan ajar
BSE di SMK untuk kurikulum terbaru.
meliputi: (1) jumlah BSE yang terbatas,
Hal ini bisa dilakukan dengan cara me-
(2) lambatnya web BSE untuk diakses,
ngetahui lebih dalam tentang kurikulum
(3) tidak semua materi pelajaran tersedia/
terbaru tersebut dan relevansi kurikulum
cakupan materi kurang mendalam, (4) ti-
dengan materi BSE yang disediakan oleh
dak semua guru bisa mengunduh file
Depdiknas.
BSE, dan (5) belum tersedianya sarana
untuk mengakses internet.
Saran yang bisa dikemukakan oleh DAFTAR RUJUKAN
peneliti sebagai berikut. Kepada Dinas
Ahira, A. 2012. Buku Sekolah Elektronik
Pendidikan Sidoarjo agar mensosialisasi-
Masalah Bersama. (online),
kan lebih intensif penggunaan Buku
(http://www.anneahira.com/buku-
Sekolah Elektronik (BSE) sebagai bahan
sekolah-elektronik.htm, diakses
ajar. Sosialisasi bisa dilakukan dengan
tanggal 4 Juni 2013).
cara seperti mengadakan pelatihan ten-
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
tang teknologi informasi agar guru bisa
suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
memiliki wawasan yang luas tentang
Rineka Cipta.
dunia teknologi informasi. Saran yang
Dira, A. 2009. Cara Gampang Down-
sangat mendasar adalah dengan diikuti-
load BSE. (online), (http://abudira.
nya penyediaan sarana dan prasarana
wordpress.com/2009/08/10/cara-
yang memadai sehingga pemanfaatan
gampang-download-e-book-bse/,
BSE bisa lebih optimal, misalnya dengan
diakses 10 Juni 2011).
mengadakan program internet gratis bagi
Harti, F.P. 2013. Pengaruh Media Kartun
sekolah atau subsidi internet bagi guru.
dan Power Point terhadap Hasil
Kepada sekolah agar memperbanyak
Belajar Siswa Ditinjau dari Tinggi
jumlah BSE di komputer-komputer yang
Rendahnya Minat Belajar Siswa
tersedia di sekolah agar guru bisa lebih
pada Materi Bahasa dan Gerak
mudah dalam mendapatkan BSE. Cara-
Tubuh Pelanggan Siswa Jurusan
nya yaitu setelah file buku elektronik
Penjualan Kelas XII PJ SMK di
diunduh, bisa disimpan di dalam kom-
Surakarta. Tesis tidak diterbitkan:
puter yang dimiliki oleh sekolah. Kepada
172 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:163172

PPS Universitas Sebelas Maret Sura- (http://dotcomcell.com/kumpulan -


karta. artikel/-2011/01/apa-itu-ebook-dan-
Indah. 2010. Manfaat BSE. (online), cara-membuat-ebook.html, diakses 1
(http://www.episodeqita.blogspot.co Juni 2011).
m/2010/12/manfaat-BSE.html, Suprawoto, S. 2009. Pengembangan
diakses 23 Mei 2011). Bahan Ajar. (online), (http: //www.
Lukito. 2008. BSE dan Penyebarannya. slideshare.net/NASuprawoto/pengem
(online), (http://percikan-ide-ti/blog- bangan-bahan-ajar-presentation,
spot.com/search/label/bse-dan-penye- diakses 1 Juni 2011).
barannya, diakses 15 Juni 2011). Urip. 2009. Mengapa BSE Kurang
Nurseto, T. 2011. Membuat Media Pem- Berpengaruh. (online), (http://www.
belajaran yang Menarik. Jurnal Eko- urip.wordpress.com/artikel/meng-
nomi dan Pendidikan, (8): 1935. apa-bse-kurang-berpengaruh.html,
Rasiman. 2005. Konfersi File Elektronik diakses 13 Juni 2011).
ke dalam File PDF dan HTML. Wardani, A.W.K. 2009. Analisis Peman-
Makalah disajikan dalam Pelatihan faatan Media Buku Sekolah Elektro-
Peningkatan Keterampilan Pustaka- nik (BSE) Sebagai Sumber Belajar
wan dalam Bidang Pelayanan dan dalam Proses Pembelajaran di Se-
Pengelolaan Perpustakaan Digital kolah Menengah Atas Negeri se-
pada Perpustakaan USU, Sumatera Kota Malang. Skripsi tidak diterbit-
Utara, November 2005. kan. Malang: FIP Universitas Negeri
Adie, S. 2011. Apa Itu Ebook dan Cara Malang.
Membuat Ebook. (online),

Anda mungkin juga menyukai