PENDAHULUAN
Kelenjar Prostat merupakan salah satu organ urogenital pria yang paling sering
berkembang menjadi tumor jinak atau ganas. Kelenjar prostat adalah salah satu organ
genitalia pria yang terletak disebelah inferior buli-buli dam membungkus uretra posterior.
Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika dan menyebabkan
terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat
normal pada orang dewasa ± 20 gram. McNeal (1976) membagi kelenjar prostat dalam
beberapa zona ,antara lain : zona perifer, merupakan 70 % bagian volume dari kelenjar
prostat dewasa muda, zona sentral, sebanyak 25 %, zona transisional, zona fibromuskuler
anterior dan zona periuretra. Sebagian besar hiperplasia prostat berasal dari zona transisional,
60 – 70 % pertumbuhan karsinoma prostat (CaP) berasal dari zona perifer, 10 – 20 % berasal
4
dari zona transisional dan 5 – 10 % dari zona sentral(McNeal et al, 1988).
Ukuran normal prostat bagian basal 3-4 cm, bagian cephocaudal : 4-6 cm, bagian
anteroposterior 2-3 cm.4
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Embriologi
Prostat berkembang sebagai multipel padat yang tumbuh dari epitelhium urettra atas
dan bawah dari pintu masuk saluran duktus mesonephric. Bagian yang simpel dari tubulus ini
mulai berkembang dari menjadi 5 bagian pada saat terakhir minggu ke 11 dan selesai pada
minggu ke 16. Mereka bercabang-cabang hingga berakhir dengan suatu sistem pembuangan
kompleks yang terdiri dari differensiansi sel mesenchymal disekitar segmen dari sinus
urogenital. Sel mesenchymal ini mulai berkembang lagi disekitar tubulus mulai dari 16
minggu dan menjadi lebih ke perifer untuk membentuk kapsul prostatik. Pada umur 22
minggu sel stroma muskular berkembang secara bertahap dan proses ini berlanjut terus
meningkat hingga kelahiran.5,6
Dari 5 bagian kumpulan sel-sel epitel, terbentuk 5 lobus; anterior, posterior, median
dan 2 lobus lateral. Awalnya, lobus-lobus ini terpisah satu sama lain, namun nanti mereka
akan bertemu tanpa ada septum pembatas diantara mereka. Tubulus dari masing-masing lobus
tidak berikatan dengan yang lainnya tapi berdampingan satu sama lain. Tubulus lobus
anterior mulai berkembang secara simultan dibandingkan dengan lobus yang lain. Meskipun
di tahap awal tubulus lobus anterior besar dan menunjukkan banyak percabangan, nantinya
banyak dari percabangan itu akan menghilang. Mereka berlanjut untuk mengecil, jadi pada
saat kelahiran mereka menunjukkan tidak mempunyai lumen dan terlihat sebagai epitelial
embrionik solid yang kecil. Dengan kontras, tubulus dari lobus posterior terdapat beberapa
yang berkembang jadi besar dengan percabangan yang ekstensive. Tubulus-tubulus ini,
sebagaimana mereka tumbuh, lobus posterior berekstensi berkembang ke lobus median dan
lobus lateral dan membentuk bagian posterior dari kelenjar prostat, yang dapat dirasakan
melalui rektal. 4,5,6
Fungsi reproduksi prostat menjadi aktif saat pubertas di mana sekresi prostat
memberikan kontribusi mayoritas dengan volume ejakulasi mengandung
spermatozoa.Kelenjar prostat umumnya diinformasikan sebagai awal perkembangan
pertumbuhan dewasa, pembesarannya bisa menyebabkan hyperplasia nodular jinak, dan
2
berpengaruh terhadap kesehatan pria bahkan bisa menyebabkan kanker prostat.Kanker prostat
merupakan tumor ganas kedua yang paling banyak pada pria barat dan paling sering
mengenai prostat zona perifer. Tahapan pembentukan prostat :
2.2.Anatomi
Prostat merupakan organ kelenjar fibromuskular yang mengelilingi urethra pars prostatica.
Prostat mempunyai panjang kurang lebih 3 cm dan terletak di antara collum vesicae di atas
dan diaphragm urogenitale di bawah.3
Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa.Di luar capsula terdapat selubung fibrosa yang
merupakan bagian lapisan visceral fascia pelvis.Prostat yang berbentuk kerucut mempunyai
basis prostatae yang terletak di superior dan berhadapan dengan collum vesicae dan apex
prostatae yang terletak di inferior dan berhadapan dengan diaphragm urogenitale. Kedua
ductus ejaculatorius menembus bagian atas facies posterior prostatae untuk bermuara ke
urethra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus prostaticus.3
3
Hubungan:
Ke superior : Basis prostatae berhubungan dengan collum vesicae. Otot polos prostate
terus melanjut tanpa terputus dengan otot polos collum vesicae. Urethra masuk pada
bagian tengah basis prostatae
Ke inferior : Apex prostatae terletak pada fascies superior diaphragm urogenitale.
Urethra meninggalkan prostate tepat di atas apex pada fascies anterior
Ke anterior : Facies anterior prostatae berbatasan dengan symphysis pubica,
dipisahkan oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat di dalam spatium retropubicum
(cavum retzius). Selubung fibrosa prostate dihubungkan dengan aspek posterior os
pubis oleh ligament puboprostatica. Ligamenta ini terletak di samping kanan dan kiri
linea mediana dan merupakan penebalam fascia pelvis
Ke posterior: Facies posterior prostatae berhubungan erat dengan facies anterior
ampulla recti dan dipisahkan dari rectum oleh septum retrovesicale (fascia
Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah
excavation retrovesicalis peritonealis, yang semula meluas ke bawah sampai ke
corpus perineale.
Ke lateral : fascies lateralis prostatae difiksasi oleh serabut anterior musculus levator
ani pada saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis.3
2.2.2.Struktur Prostat
Kelenjar prostat yang jumlahnya banyak tertanam di dalam campuran otot polos dan
jaringan ikat, dan ductusnya bermuara ke urethra pars prostatica.
Prostat secara tidak sempuran terbagi menjadi lima lobus. Lobus anterior terletak di
depan urethra dan tidak mempunyai jaringan kelenjar. Lobus medius atau lobus medianus
adalah kelenjar berbentuk baji yang terletak di antara urethra dan ductus
ejaculatorius.Permukaan atas lobus medius berhubungan dengan trigonum vesicae, bagian
ini mengandung banyak kelenjar.Lobus posterior terletak di belakang urethra dan di
bawah ductus ejaculatorius, juga mengandung kelenjar. Lobi prostatae dexter dan sinister
terletak di samping urethra dan dipisahkan satu dengan yang lain oleh alur vertical
dangkal yang terdapat pada fascies posterior prostatae. Lobi laterals mengandung banyak
kelenjar.3
4
2.2.3.Fungsi Prostat
Fungsi prostat adalah menghasilkan cairan tipis seperti susu yang mengandung asam
sitrat dan fosfatase asam. Cairan ini ditambahkan pada semen pada waktu ejakulasi. Bila
otot polos pada capsula dan stroma berkontraksi , secret yang berasal dari banyak kelenjar
diperas masuk ke urethra pars prostatica. Sekret prostat bersifat alkalis dan membantu
menetralkan suasana asam di dalam vagina.3
2.2.4.Perdarahan
Arteriae
Vena
Aliran Limfe
5
Pembuluh limf dari prostate mengalirkan cairan limf ke nodi iliaci interni.
Persarafan
2.3.Histologi
Menurut konsep terbaru, kelenjar prostat merupakan suatu organ campuran yang terdiri atas
berbagai unsure glandular dan non glandular.Setiap zona glandular memiliki fitur arsitektur
dan stroma yang spesifik. Telah ditemukan lima daerah/zona tertentu yang berbeda secara
histology maupun biologi, yaitu :
a. Zona Anterior
Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma
fibromuskular.Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.
b. Zona Perifer
Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat. Zona
ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma prostat terbanyak.
c. Zona Sentralis
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulotarius, sesuai dengan lobus tengah
meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.Zona pusat
relative tahan terhadap kanker dan penyakit lainnya.
d. Zona transisional
6
Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar
preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi
dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostat
hyperplasia (BPH)
e. Kelenjar-kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar
sepanjang segmen uretra proksimal
Dalam semua zona, baik saluran dan asinus , dipisahkan oleh epitel sekresi. Dalam
setiap zona, terdapat lapisan sel basal di bawah lapisan sekretori, serta diselingi sel-sel
endokrin-parakrin.5
2.4. Definisi
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-
buli dan membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu
uretra pars prostatica dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli.
2.5 Epidemiologi
BPH merupakan tumor jinak yang paling sering pada laki-laki dan insidennya
berdasarkan dari umur. Prevalensi dari hasil studi otopsi BPH menunjukkan peningkatan kira-
kira sebanyak 20% pada pria dengan umur 41-50 tahun, menjadi 50 % pada pria dengan umur
51-60 tahun dan menjadi > dari 90% pada pria > dari 80 tahun(Berry et al, 1984). 1,2 Walaupun
bukti klinis dari penyakit lebih jarang muncul, gejala dari obstruksi prostat juga berhubungan
dengan umur. Pada umur 55 tahun, kira-kira sebanyak 25% pria mengeluhkan gejala voiding
symptoms. Pada umur 75 tahun, 50% dari pria mengeluhkan penurunan dari pancaran dan
jumlah dari pembuangan urin. Faktor resiko dari BPH masih belum terlalu dimengerti.
Beberapa hasil studi menyebutkan predisposisi genetik dan beberapa studi lainny memberi
perhatian pada perbedaan ras. Kira-kira 50% dari pria dibawah umur 60 tahun yang telah
menjalani operasi pembedahan BPH mungkin memiliki suatu bentuk genetika dari penyakit.
Bentuk ini paling banyak merupakan bentuk autosomal dominan trait(Sanda et al, 1994).2,4
2.6. Etiologi
7
Hingga sekarang, masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hyperplasia
prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hyperplasia prostate rat kaitannya
dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging.4
Hingga sekarang etiologi dari BPH masih belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa penelitian secara laboratorium maupun klinik menyebutkan bahwa terdapat 2 faktor
yang erat kaitannya dengan BPH yaitu; peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan
proses aging (menjadi tua) (McConnell, 1995). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai
penyebab timbulnya hiperplasia prsostat adalah ; 1) teori dihidrotestoteron, 2) adanya
ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron, 3) interaksi antara sel stroma dan sel
epitel prostat, 4) berkurangnya kematian sel (apoptosis) dan 5) teori stem sel.4
1) Teori Dihidrostestosteron
Dihidrotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting pada
pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosteron didalan sel prostat
oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH. DHT yang telah
terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (RA) yang membentuk kompleks DHT-
RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang
menstimulasi pertumbuhan sel prostat. Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa
kadar DHT pada BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya
saja pada BPH, aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih
banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat pada BPH lebih sensitif
terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat
normal.
8
3) Interaksi sel stroma dan sel epitel
Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat
secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui mediator (grwoth factor)
tertentu. Setelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi DHT dan estradiol, sel-sel
stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya mempengaruhi sel-sel
stroma itu sendiri secara intrakrin dan autokrin, serta mempengaruhi sel-sel epitel
secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel epitel
maupun sel stroma.
9
dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan
itu.Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan anatomic buli-buli berupa
hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli.
Perubahan struktur pada buli-buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada
saluran kemih bagian bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) .4
Hiperplasia Prostat
Tekanan intravesikal
Obstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak hanya disebabkan
oleh adanya massa prostat yang menyumbat uretra posterior, tetapi juga disebabkan oleh
tonus otot polos yang ada pada stroma prostat, kapsul prostat, dan otot polos pada leher buli-
buli. Otot polos itu dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus.
Pada BPH terjadi rasio peningkatan komponen stroma terhadap epitel. Kalau pada
prostat normal rasio stroma dibanding dengan epitel adalah 2:1, pada BPH, rasionya
meningkat menjadi 4:1, hal ini menyebabkan pada BPH terjadi peningkatan tonus otot polos
prostat dibandingkan dengan prostat normal. Dalam hal ini massa prostat yang menyebabkan
10
obstruksi komponen statik sedangkan tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik
sebagai penyebab obstruksi prostat.
Obstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan di
luar saluran kemih.
”Lower Urinary Track Symptom” terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif seperti
terlihat pada tabel di bawah.
Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih sebelah bawah,
beberapa ahli/organisasi urologi membuat sistem skoring yang secara subyektif dapat diisi
dan dihitung sendiri oleh pasien. Sistem skoring yang dianjurkan oleh WHO adalah
International Prostatic Symptom Score (I-PSS).
Obstruksi Iritasi
Sistem skoring I-PSS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan
miksi (LUTS) dan satu pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Setiap
pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai 0 sampai dengan 5,
sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai dari 1 hingga 7. Dari
skor I-PSS itu dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat, (1) Ringan : 0 -7 –
Watchfull waiting, (2) Sedang : 8 - 19 – Medikamentosa, (3) Berat : 20 - 35 – Operasi.
11
2.9.Diagnosis Banding
Kondisi obstruksi dari saluran kemih bagian bawah seperi striktur uretra, contracture
leher buli-buli, batu buli-buli atau karsinoma prostat (CaP) harus ditunjukkan saat melakukan
evaluasi laki-laki dengan kecurigaan BPH. Riwayat melakukan tindakan pada saluran kemih,
radang atau trauma harus ditanyakan untuk menyingkirkan kemungkinan striktur uretra atau
contrrcture leher buli-buli. Hematuria dan nyeri biasanya berhubungan dengan batu buli-buli.
CaP mungkin dideteksi saat melakukan pemeriksaan DRE atau elevasi dari kadar penanda
tumor PSA. Infeksi saluran kemih bisa mirip gejalanya seperti pada iritatif BPH, bisa
diidentifikasi dengan pemeriksaan urinalisa dan kultur urin; bagaimanapun juga infeksi
saluran kemih bisa juga sebagai komplikasi dari BPH.4
12
2.10.Pemeriksaan Penunjang
2.10.1.Laboratorium
Sedimen urine diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau
inflamasi pada saluran kemih. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman
yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa
antimikroba yang diujikan.
Faal ginjal diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai
saluran kemih bagian atas, sedangkan gula darah dimaksudkan untuk ,mencari kemungkinan
adanya penyakit diabetes melitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli
(buli-buli neurogenik).4
2.10.2.Pencitraan
Foto polos abdomen berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih,
adanya batu/kalkulosa prostat dan kadangkala dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang
penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine. Pemeriksaan IVP dapat
menerangkan kemungkinan adanya: (1) kelainan pada ginjal maupun ureter berupa
hidroureter atau hidronefrosis, (2) memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan
oleh adanya indentasi prostat/”filling defect” (pendesakan buli-bli oleh kelenjar prostat) atau
ureter disebelah distal yang berbentuk seperti mata kail atau hooked fish dan (3) penyulit yng
terjadi pada buli-buli yaitu adanya trabekulasi, divertikel, atau sakulasi buli-buli.
Pemeriksaan ini sekarang tidak direkomendasikan pada BPH.1,4
2.11.Terapi
Ada beberapa pilihan terapi BPH, dimana terapi spesifik dapat diberikan untuk pasien
kelompok tertentu. Untuk pasien dengan gejala ringan (symptom score 0-7), dapat dengan
hanya dilakukan watchful waiting. Terapi paling akhir yang dilakukan adalah operasi.
Indikasi absolute dilakukan operasi adalah :
a. Retensi urin berulang (berat), yaitu retensi urin yang gagal dengan pemasangan
kateter urin sedikitnya satu kali
b. Infeksi saluran kencing berulang
c. Gross hematuria berulang
13
d. Batu buli-buli
e. Insufisiensi ginjal
f. Divertikula buli-buli
2.11.1.Watchful waiting
Pilihan terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor I-PSS < 7, yaitu keluhan
ringan yang tidak menganggu aktivitas sehari-hari. Pasien tidak diberikan terapi apapun dan
hanya diberi penjelasan ,mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat memperburuk
keluhannya, misalnya :
2.11.2.Medikamentosa
14
selama 6 bulan, guna melihat efek maksimal terhadap ukuran prostat (reduksi 20%) dan
perbaikan gejala-gejala.4
c.Terapi kombinasi
Terapi kombinasi antara penghambat alfa dan penghambat 5ɑ- Reduktase memperlihatkan
bahwa penurunan symptom score dan peningkatan aliran urin hanya ditemukan pada pasien
yang mendapatkan hanya Terazosin. Penelitian terapi kombinasi sedang diteliti lebih lanjut.4
d.Fitoterapi
2.11.3.Operasi Konvensional
Sembilan puluh lima persen simple prostatectomy dapat dilakukan melalui endoscopy.
Umumnya dilakukan dengan anestesi spinal dan dirawat di rumah sakit selama 1-2 hari.
Perbaikan symptom score dan aliran urin dengan TURP lebih tinggi dan bersifat invasive
minimal. Resiko TURP adalah antara lain ejakulasi retrograde (75%), impoten (5-10%)
dan inkontinensia urin (<1%).
15
b. Transurethral incision of the prostate
Pasien dengan gejala sedang dan berat, prostat yang kecil sering terjadi hyperplasia
komisura posterior (menaikan leher buli-buli). Pasien dengan keadaan ini lebih-lebih
mendapat keuntungan dengan insisi prostat. Prosedur ini lebih cepat dan kurang
menyakitkan dibandingkan TURP. Retrograde ejakulasi terjadi pada 25% pasien
Jika prostat terlalu besar untuk dikeluarkan dengan endoskopi, maka enukleasi terbuka
diperlukan. Kelenjar lebih dari 100 gram biasanya dipertimbangkan untuk dilakukan
enukleasi. Open prostatectomy juga dilakukan pada BPH dengan divertikulum buli-buli,
batu buli-buli dan pada posisi litotomi tidak memungkinkan. Open prostatectomy dapat
dilakukan dengan pendekatan suprapubik atau retropubik.
a.Laser
Dua sumber energy utama yang digunakan pada operasi dengan sinar laser adalah Nd
:YAG dan Holomium : YAG
16
Transurethral electrovaporization of the prostate adalah terapi menggunakan
resekstoskop. Arus tegangan tinggi menyebabkan penguapan jaringan karena panas,
meghasilkan cekungan pada uretra pars prostatika. Prosedurnya lebih lama dari TUR
c.Hyperthermia
Transuretral needle ablation of the prostate menggunakan kateter khusus yang dimasukan
melalui uretra
High Intensity Focused Ultrasound berarti melakukan ablasi jaringan dengan panas.
Ultrasound probe ditempatkan pada rectum
f.Intrauteral stents
Intrauteral stents adalah alat yang ditempatkan pada fossa prostatika dengan endoskopi
dan dirancang untuk mempertahankan uretra pars prostatika tetap paten
Balon dilator prostat ditempatkan dengan kateter khusus yang dapat melebarkan fossa
prostatika dan leher buli-buli. Lebih efektif pada prostat yang ukurannya kecil. Tehnik ini
jarang digunakan sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Potts, J.M. Essential Urology: A Guide to Clinical Practice. Humana Press Inc.,
Totowa, NJ. Pg 191
2. Schwartz.Manual of Surgery,in Urology, Benign Prostatic Hyperplasia.Mc Graw Hills
Companies. 2006. Pg. 1061
3. Snell, Richard S. Clinical Anatomy For Medical Students 6th edition in cavitas Pelvis
Part II.Lippincot William & Wilkins Inc. 2006. USA. Pg.350-352.
4. Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16 th edition.
USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
5. WebMD, Men’s Health, Human Anatomy section, topic of Prostate Gland, Subject of
Prostate Picture, Definition, Function, Condition, Test, and Treatment. Last reviewed on
April 28th 2010 by WebMD, downloaded from http://men.webmd.com/picture-of-the-
prostate. on April 2th 2011.
18