Anda di halaman 1dari 18

Demam pasca

persalinan
(infeksi peurperalis)
Definisi
Kenaikan suhu tubuh 38ᵒC atau lebih,
yang terjadi selama 2 hari pada 10 hari
pertama pasca persalinan dan di ukur
dari mulut (karena merupakan Core
temperatur /suhu inti seperti rektal)
sekurang2nya 4x/hari.

Oral Axial Rectal

Suhu rata-rata 37ºC 36,4ºC 37,6ºC

*pasien dianggap demam bila suhu rektal mencapai 38oC, suhu oral 37,6oC, suhu aksila 37,4
Etiologi
1. Eksogen : kuman datang dari luar.
2. Autogen : kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh.
3. Endogen : dari jalan lahir sendiri.
Faktor Resiko
Faktor resiko untuk terjadinya infeksi
nifas sangat bervariasi dan pada
umumnya dibagi menjadi :
• faktor yang berkaitan dengan status
sosioekonomi,
• faktor yang berkaitan dengan proses
persalinan, dan
• faktor yang berkaitan dengan
tindakan yang dilakukan pada saat
persalinan.
Predisposisi

1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya


tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre-
eklampsia, juga infeksi lain pneumonia, penyakit
jantung, dan sebagainya.
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3. Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan
perlukaan pada jalan lahir.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan
bekuan darah.
Klasifikasi
1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks,
endometrium antara lain:
• Vulvitis
• Vaginitis
• Servitis
• Endometritis

2. Penyebaran melalui pembuluh darah antara lain:


• Septikemia dan piemia

3. Penyebaran melalui jalan limfe dan jalan lain antara lain:


• Peritonitis
Gejala klinik

Infeksi pada
• Rasa nyeri dan panas pada infeksi setempat.
Perineum, • Nyeri bila kencing.
Vulva, • Suhu meningkat 38o C kadang mencapai 39o C – 40o C
disertai menggigil.
Vagina dan • Nadi kurang dan 100/menit.
Serviks.

• Demam mulai 48 jam pertama post partum bersifat naik


turun.
• Lokia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan
Endometritis berbau.
• Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa
plasenta dan selaput ketuban yang disebut Lokiometra.
• Uterus agak membesar, nyeri pada perabaan dan lembek.
• Suhu meningkat antara 39°C – 40°C, menggigil,
Septikemia nadi cepat 140 – 160 x per menit atau lebih. TD
turun, keadaan umum memburuk. Sesak nafas,
dan kesadaran turun, gelisah.
Piemia • Lab: leukositosis.
• Lochea: berbau, bernanah, involusi jelek.

• Peritonitis terbatas pada daerah pelvis (pelvia


peritonitis): demam, nyeri perut bagian bawah,
KU baik.
Peritonitis • Peritonitis umum: suhu meningkat, nadi cepat
dan kecil, perut kembung dan nyeri, terdapat
abses pada cavum Douglas
Pengobatan
• Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina
dan serviks, luka operasi dan darah, serta uji kepekaan
untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
• Sambil menunggu hasil laboratorium berikan infus
antibiotika spektrum luas (golongan penisilin),
• Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti
infus, transfusi darah, makanan yang mengandung zat-
zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya
sesuai komplikasi yang dijumpai.
Daftar Obat Antibiotik yang Aman dan Berbahaya untuk Ibu Hamil/Kehamilan &
Menyusui :
Antibiotika
Amoxicillin B L1
Cefadroxil B L1
Ceftriaxone B L2
Ciprofloxacin C L3
Clindamycin B L3
L1
Erythromycin B
L3 early postnatal
Gentamicin C L2
Kanamycin D L2
Nitrofurantoin B L2
Ofloxacin C L2
Penicillin B L1
Streptomycin D L3

Tetracycline D L2

Trimethoprim/sulfamethoxazole C L3

Lactation Risk Categories Pregnancy Risk Categories


•L1 (safest) •A (controlled studies show no risk)
•L2 (safer) •B (no evidence of risk in humans)
•L3 (moderately safe) •C (risk cannot be ruled out)
•L4 (possibly hazardous) •D (positive evidence of risk)
•L5 (contraindicated) •X (contraindicated in pregnancy)
http://repository.usu.ac.id
Pencegahan
• Selama kehamilan • Selama persalinan

· Hindari pemeriksaan dalam


· Memperbaiki keadaan berulang – ulang, lakukan bila ada
gizi indikasi dengan sterilitas yang baik.

· Koitus pada saat · Hindari partus terlalu lama dan


ketuban pecah lama.
kehamilan tua
· Jagalah sterilitas kamar bersalin
· Mencegah terjadinya dan pakailah masker, alat – alat
anemia harus suci hama.

· Perlukaan – perlukaan jalan lahir


· Pemeriksaan dalam karena tindakan baik pervaginam
jangan terlalu sering maupun perabdominam.
dilakukan tanpa indikasi
• Selama nifas
· Luka – luka dirawat dengan baik
jangan sampai terkena infeksi.
· Penderita dengan infeksi nifas sebiknya
diisolasi.
· Tamu yang berkunjung harus dibatasi.
Daftar pustaka
Saiffudin, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material Neonatal,
Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono, JNPKKR, 2002
Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Bidan, EGC, 1998
Depkes RI Dirjen Binkesmas, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar,
Dirjen Binkesmas, 2000
Hanifa, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono,
2005
Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilit I, EGC, 1998
Depkes RI, Standart Pelayanan Kebidanan Buku I, Jakarta, Depkes
RI, 2003
PR
Perbedaan suhu
Oral Axial Rectal

Suhu rata-rata 37ºC 36,4ºC 37,6ºC

*pasien dianggap demam bila suhu rektal mencapai 38oC, suhu oral 37,6oC, suhu aksila 37,4

Menentukan Tempat untuk Mengukur Suhu :


a. Suhu mulut/oral merupakan suhu tubuh inti tubuh. Tidak dilakukan pada pasien pingsan,
bernapas dengan mulut, dengan terapi oksigen, dan sedang makan /minum (tunggu 30 menit untuk
memberi waktu jaringan kembali kesuhu normal.
b. Suhu aksila. Dilakukan jika pengambilan suhu mulut dan rektal tidak mungkin dilakkukan karena
merupakan kontraindikasi. Metode tersebut adalah metode yang paling tidak akurat karena kondisi
ketiak mudah di pengaruhi oleh suhu lingkungan.
c. Suhu rektal .lebih akurat dari suhu mulut. Tidak dilakukan pada pasien diare, kanker anus, atau
sakit jantung. Namun cara ini menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien dewasa,untuk itu jarang di
lakukan di klinis.
• Antibiotik dengan spektrum luas, bekerja efektif baik terhadap gram-positif maupun Gram-
negatif,

• Contoh : turunan tetrasiklin, turunan kloramfenikol,


turunan aminoglikosida, turunan makrolida, rifampisin,
beberapa turunan penisilin, seperti ampisilin, amoksisillin,
serta sebagian besar turunan sefalosporin.

*Pregnancy Risk Categories  B (no evidence of risk in humans)


Lactation Risk Categories L1 (safest)
Lactation Risk Categories Pregnancy Risk Categories
•L1 (safest) •A (controlled studies show no risk)
•L2 (safer) •B (no evidence of risk in humans)
•L3 (moderately safe) •C (risk cannot be ruled out)
•L4 (possibly hazardous) •D (positive evidence of risk)
•L5 (contraindicated) •X (contraindicated in pregnancy)

http://repository.usu.ac.id
Daftar Obat Antibiotik yang Aman dan Berbahaya untuk Ibu
Hamil/Kehamilan & Menyusui :
Antibiotika

Amoxicillin Larotid, Amoxil Approved B L1


Aztreonam Azactam Approved B L2
Cefadroxil Ultracef, Duricef Approved B L1
Cefazolin Ancef, Kefzol Approved B L1
Cefotaxime Claforan Approved B L2
Cefoxitin Mefoxin Approved B L1
Cefprozil Cefzil Approved C L1

Ceftazidime Ceftazidime, Fortaz, Taxidime Approved B L1

Ceftriaxone Rocephin Approved B L2


Ciprofloxacin Cipro Approved C L3
Clindamycin Cleocin Approved B L3

L1
Erythromycin E-Mycin, Ery-tab, ERYC, Ilosone Approved B L3 early
postnatal

Fleroxacin - Approved - NR
Gentamicin Garamycin Approved C L2
Kanamycin Kebecil, Kantrex Approved D L2
Moxalactam Moxam Approved - NR
Nitrofurantoin Macrobid Approved B L2
Ofloxacin Floxin Approved C L2
Penicillin - Approved B L1
Streptomycin Streptomycin Approved D L3
Sulbactam - Approved - NR
Sulfisoxazole Gantrisin, Azo-Gantrisin Approved C L2

Tetracycline Achromycin, Sumycin, Terramycin Approved D L2

Ticarcillin Ticarcillin, Ticar, Timentin Approved B L1

Trimethoprim/sulfamethoxazole Proloprim, Trimpex Approved C L3


• Beripenicillin G sebanyak 30 juta S
tiap hari, diberikan sebagai injeksi
intravena atau secara infus pendek
selama 5 – 10 menit. Penicillin
dilarutkan dalam larutan glucose 5 %
atau ringer laktat.
• Dapatjuga diberikan Ampicillin 3 – 4
gr mula-mula intravena atau intra
muskuler.

Anda mungkin juga menyukai