Anda di halaman 1dari 15

PERAWATAN WSD

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
1. NI LUH PEBRI PRADNYANTAYANI
2. MAYA NOVIKA WULANDARI
3. RANI OKTAVIANI
4. PUTRI NINGSIH
5. YUNI KARTINA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILLMU KESEHATAN YARSI MATRAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1
MATARAM
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah analisis jurnal yang
berjudul “ Perawatan WSD ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoha makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.

Mataram, 17 Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
1.3 TUJUAN............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 PERAWATAN WSD ......................................................................................... 2
2.2 TEKNIK WSD.................................................................................................... 4
2.3 PROSEDUR KERJA WSD ................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 14
3.1 KESIMPULAN................................................................................................... 14
3.2 SARAN ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh memerlukan
suplai oksigen yang cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan pada
saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain seperti cairan, maka
pertukaran gas akan terganggu. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk
membantu mengembalikan fungsi normal saluran pernapasan, salah satunya adalah
dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).
Kebutuhan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) misalnya, pada trauma (luka
tusuk di dada), biasanya disebabkan oleh benda tajam, bila tidak mengenai jantung,
biasanya dapat menembus rongga paru-paru. Mekanisme penyebabnya bisa satu
tusukan kuat ataupun satu gerakan mendadak yang hebat. Akibatnya, selain terjadi
peradarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru.
Oleh karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita nampak
kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi yang luka
menjadi berkurang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu perawatan WSD?
2. Apa fungsi perawatan WSD?
3. Bagaimana proses perawatan WSD?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian WSD.
2. Untuk mengetahui fungsi perawata WSD.
3. Untuk mengetahui pentalaksanaan perawatan WSD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perawatan WSD


A. Pengertian
Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara dan cairan (darah dan pus) dari cavum pleura (rongga pleura)
dengan menggunakan pipa penghubung atau selang dada untuk mempertahankan
tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki
tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura atau lubrican.

B. Tujuan Tindakan
1. Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura

2. Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

3. Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian

4. Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada.

C. Prinsip Tindakan

Prinsip tindakan penggunan perawatan WSD yaitu dengan menggunakan


prinsip bersih dan steril karena pada perawatan WSD selang atau pipa khusus
dimasukkan ke rongga pleura dengan klem penjepit bedah.

D. Indikasi
1. Hematotoraks, efusi pleura

2. Pneumotoraks ( > 20 % )

2
3. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk

4. Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

E. Kontraindikasi
1. Infeksi pada tempat pemasangan

2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.

3. Tension pneumotorak

4. Kegagalan pengembangan paru

2.2 Jenis Sistem WSD


1. Sistem WSD 1 botol
Siatem ini terdiri dari stu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua
lubang, satu untuk ventilasi udara dan lubang yang lain memungkinkan selang
masuk ke dalam botol.
Keuntungan :
a. Penyusunan sederhana
b. Mempermudah mobilisasi pasien
Kerugian :
a. Saat melakukan drainase, perlu kekuatan yang lebih besar dari ekspansi dada
untuk mengeluarkan cairan atau udara
b. Untuk terjadinya aliran ke botol, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan
dalam botol.
c. Kesulitan untuk mendrainase udara dan cairan secara bersamaan

3
.

Gambar 1. Water-seal botol tunggal


Sumber: https://www.google.com
2. Sistem WSD 2 Botol
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang
kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat
dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.
Keuntungan :
a. Mampu pempertahankan water seal pada tingkat yang konstan
b. Memungkinkan observasi dan tingkat pengukuran jumlah drainase yang keluar
dengan baik
c. Udara maupun cairan dapat terdrainase secara bersama-sama

Kerugian :

a. Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
b. Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara sehingga dapat terjadi
kebocoran udara

4
Gambar 2. Sistem Dua-Botol
Sumber: https://www.google.com

3. Sistem WSD 3 Botol

Pada sistem tiga botol, sistem dua botol ditambah dengan satu botol lagi yang
berfungsi untuk mengatur atau mengontrol jumlah drainase dan dihubungkan
dengan suction. Pada sistem ini, yang terpenting adalah kedalaman selang dibawah
air pada botol ketiga. Jumlah penghisap di dinding yang di berikan botol ketiga
harus cukup untuk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung dalam botol.
Gelembung yang kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap
dan meningkatkan tingkat kebisingan.

Keuntungan :

a. Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan

Kerugian :

a. Perakitan lebih kompleks sehingga lebih mudah terjadi kesalahan pada perakitan
dan pemeliharaan
b. Sulit umtuk digunakan jika pasien ingin melakukan mobilisasi

5
Gambar 3. Sistem Tiga-Botol
Sumber: https://www.google.com

2.3 Prosedur Kerja Perawatan WSD.


A. Persiapan alat
1. Perlak

Gambar 1. Perlak

6
2. Bengkok

Gambar 3. Bengkok
3. Kasa Steril

Gambar 3. Kasa Steril

4. Betadin

Gambar 4. Betadin

7
5. Plester

Gambar 5. Plester

6. Cairan Desinfektan

Gambar 6. Cairan Desinfektan


7. Botol WSD

Gambar 7. Botol WSD

8
B. Tahap Kerja
1) Tahap Pra Interaksi
a) Cek catatan medis dan perawatan
b) Persiapan alat
2) Fase Interaksi
a) Memberikan salam terapeutik
b) Menanyakan keadaan pasien
c) Melakukan kontrak waktu, penjelasan dan tujuan prosedur
d) Menjaga privasi klien
3) Fase Kerja
a) Cuci tangan
b) Mengatur posisi klien semifowler dengan posisi kepala mengarah
berlawanan dengan letak selang dada.
c) Letakkan perlak di bawah punggung klien sesuai dengan letak selang dada
d) Dekatkan bengkok pada dada klien
e) Periksa balutan luka pada insersi selang terhadap adanya rembasan cairan
f) Periksa alat WSD dan yakinkan alat tersebut berfungsi dengan baik. Segera
klem selang dada jika alat tidak berfungsi baik (rusak atau pecah atau cairan
dalam botol tumpah).
g) Periksa selang dada terhadap kebocoran terutama pada daerah konektor dan
kemungkinan selang akan tertekuk atau terpelintir.
h) Cek produk drainase ( warna/jumlah/dll).
i) Anjurkan klien untuk latihan tarik nafas panjang sebanyak lima kali
j) Lakukan klem pada selang dada selama tindakan perawatan
k) Lepaskan balutan dan cek daerah insersi
l) Bersihkan luka dengan kasa betadin dibagian insersi dan selang dada
sepanjang 10cm. Bersihkan dengan kasa kering dan tutup dengan kasa steril.
Hati-hati terhadap benang jahitan jangah sampai tertarik simpulnya.
m) Lakukan viksasi selang dada dengan baik dan benar.
n) Buka klem selang dada dan yakinkan alat WSD berfungsi kembali.

9
o) Ganti botol WSD dan cairan desinfektan jika diperlukan.
p) Rapikan kembali alat yang dipakai
q) Rapikan posisi klien
4) Fase Terminasi
a) Evaluasi respon klien
b) Kontrak selanjutnya
c) Pendokumentasian.

10
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Water Sealed Drainage (WSD) merupakan pipa khusus yang dimasukkan ke
rongga pleura dengan klem penjepit bedah untuk mengeluarkan udara dan cairan untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
1.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih
memperdalam lagi pengetahuan tentang perawatan WSD pada rumah sakit serta dapat
mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. Diharapkan perawat serta tenaga
kesehatan lainnya mampu memahami, mendalami, dan mengaplikasikan perawatan
WSD di rumah sakit.

11
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8,
Jakarta.

Ghofar, Abdul. 2012. Pedoman Lengkap Keterampilan Perawatan Klinik. Mitra Buku :
Yogyakarta.

Tim Penulis Poltekkes Kemenkes Maluku. 2011. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis
III. Salemba Medika : Jakarta.

Adipratiwi, G. Pengaruh Chest Therapy Terhadap Derajat Sesak Nafas Pada Penderita Efusi
Pleura Pasca Pemasangan Water Sealed Drainage (Wsd) Di Rs Paru Provinsi Jawa Barat. 2015.

12

Anda mungkin juga menyukai