DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
1. NI LUH PEBRI PRADNYANTAYANI
2. MAYA NOVIKA WULANDARI
3. RANI OKTAVIANI
4. PUTRI NINGSIH
5. YUNI KARTINA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah analisis jurnal yang
berjudul “ Perawatan WSD ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoha makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian WSD.
2. Untuk mengetahui fungsi perawata WSD.
3. Untuk mengetahui pentalaksanaan perawatan WSD.
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan Tindakan
1. Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura
C. Prinsip Tindakan
D. Indikasi
1. Hematotoraks, efusi pleura
2. Pneumotoraks ( > 20 % )
2
3. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk
E. Kontraindikasi
1. Infeksi pada tempat pemasangan
3. Tension pneumotorak
3
.
Kerugian :
a. Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
b. Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara sehingga dapat terjadi
kebocoran udara
4
Gambar 2. Sistem Dua-Botol
Sumber: https://www.google.com
Pada sistem tiga botol, sistem dua botol ditambah dengan satu botol lagi yang
berfungsi untuk mengatur atau mengontrol jumlah drainase dan dihubungkan
dengan suction. Pada sistem ini, yang terpenting adalah kedalaman selang dibawah
air pada botol ketiga. Jumlah penghisap di dinding yang di berikan botol ketiga
harus cukup untuk menciptakan putaran-putaran lembut gelembung dalam botol.
Gelembung yang kasar menyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap
dan meningkatkan tingkat kebisingan.
Keuntungan :
Kerugian :
a. Perakitan lebih kompleks sehingga lebih mudah terjadi kesalahan pada perakitan
dan pemeliharaan
b. Sulit umtuk digunakan jika pasien ingin melakukan mobilisasi
5
Gambar 3. Sistem Tiga-Botol
Sumber: https://www.google.com
Gambar 1. Perlak
6
2. Bengkok
Gambar 3. Bengkok
3. Kasa Steril
4. Betadin
Gambar 4. Betadin
7
5. Plester
Gambar 5. Plester
6. Cairan Desinfektan
8
B. Tahap Kerja
1) Tahap Pra Interaksi
a) Cek catatan medis dan perawatan
b) Persiapan alat
2) Fase Interaksi
a) Memberikan salam terapeutik
b) Menanyakan keadaan pasien
c) Melakukan kontrak waktu, penjelasan dan tujuan prosedur
d) Menjaga privasi klien
3) Fase Kerja
a) Cuci tangan
b) Mengatur posisi klien semifowler dengan posisi kepala mengarah
berlawanan dengan letak selang dada.
c) Letakkan perlak di bawah punggung klien sesuai dengan letak selang dada
d) Dekatkan bengkok pada dada klien
e) Periksa balutan luka pada insersi selang terhadap adanya rembasan cairan
f) Periksa alat WSD dan yakinkan alat tersebut berfungsi dengan baik. Segera
klem selang dada jika alat tidak berfungsi baik (rusak atau pecah atau cairan
dalam botol tumpah).
g) Periksa selang dada terhadap kebocoran terutama pada daerah konektor dan
kemungkinan selang akan tertekuk atau terpelintir.
h) Cek produk drainase ( warna/jumlah/dll).
i) Anjurkan klien untuk latihan tarik nafas panjang sebanyak lima kali
j) Lakukan klem pada selang dada selama tindakan perawatan
k) Lepaskan balutan dan cek daerah insersi
l) Bersihkan luka dengan kasa betadin dibagian insersi dan selang dada
sepanjang 10cm. Bersihkan dengan kasa kering dan tutup dengan kasa steril.
Hati-hati terhadap benang jahitan jangah sampai tertarik simpulnya.
m) Lakukan viksasi selang dada dengan baik dan benar.
n) Buka klem selang dada dan yakinkan alat WSD berfungsi kembali.
9
o) Ganti botol WSD dan cairan desinfektan jika diperlukan.
p) Rapikan kembali alat yang dipakai
q) Rapikan posisi klien
4) Fase Terminasi
a) Evaluasi respon klien
b) Kontrak selanjutnya
c) Pendokumentasian.
10
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Water Sealed Drainage (WSD) merupakan pipa khusus yang dimasukkan ke
rongga pleura dengan klem penjepit bedah untuk mengeluarkan udara dan cairan untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
1.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih
memperdalam lagi pengetahuan tentang perawatan WSD pada rumah sakit serta dapat
mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. Diharapkan perawat serta tenaga
kesehatan lainnya mampu memahami, mendalami, dan mengaplikasikan perawatan
WSD di rumah sakit.
11
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8,
Jakarta.
Ghofar, Abdul. 2012. Pedoman Lengkap Keterampilan Perawatan Klinik. Mitra Buku :
Yogyakarta.
Tim Penulis Poltekkes Kemenkes Maluku. 2011. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis
III. Salemba Medika : Jakarta.
Adipratiwi, G. Pengaruh Chest Therapy Terhadap Derajat Sesak Nafas Pada Penderita Efusi
Pleura Pasca Pemasangan Water Sealed Drainage (Wsd) Di Rs Paru Provinsi Jawa Barat. 2015.
12