dan
sedih.
Ketidakseimbangan
cairan
tersebut
diyakini
dapat
menyebabkan gangguan jiwa sehingga terapi dinyatakan sebagai rumah sakit untuk penderita
gangguan jiwa,yang merupakan rumah sakit pertama jenis ini. Pada tahun 1775 pengunjung di
institusi tersebut dibebankan biaya untuk dapat melihat dan mengejek penghuninya, yang
dipandang sebagai hewan ,mahklik yang lebih rendah dari manusia (Mc.Millan,1997). Selama
periode yang sama dikoloni-koloni amerika serikat ,periode berikunya penderita gangguan jiwa
dianggap jahat atau kerasukan setan dan dihukum. Tindakan memfitnah dilakukan dan individu
yang bersalah dibakar ditiang pembakaran.
perlindungan dibuat oleh dua pria ini di institusi tempat individu dicambuk, dipukul dan
dibiarkan lapar hanya karena mereka mengalami gangguan jiwa (Gollaher,1995). Gerakan ini
mulai melakukan terapi moral pada penderita jiwa. Di Amerika Serikat Dorothea Dix (18021887) mulai melakukan gerakan reformasi terpi gangguan jiwa setelah berkunjung ke institusi
Tukes di Inggris. Ia membantu dalam membuka 32 rumah sakit pemerintah yang menawarkan
asil kepada para penderita. Dix yakin bahwa masyarakat memiliki kewajiban terhadap gangguan
jiwa dan memberikan pemukiman yang layak , makanan bergizi dan pakaian yang nyaman.
yang juga tunawisma , baik secara purnamaupun paruh waktu. Tujuan ACCESS ialah
meningkatkan akses ke pelayanan komprehensif melalui rangkaian perawatan , mengurangi
duplikasi dan biaya pelayanan dan meningkatkan efisiensi pelayanan (Radolph et al,1997).
Program seperti ini memberi pelayana kepada individu yang tidak akan mendapatkan pelayanan
jika keadaan yang terjadi sebaliknya.
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi ganguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang
bersangkutan. Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan
kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari
seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut Yahoda,
kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat
dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari
realitas dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan
kelainan jiwa.
fase perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak
merupakan simbul dari konflik.
2. Proses terapi
a.
b.
b.
B. Model Interpersonal
1. Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Peplau mengembangkan
teori interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan
interpersonal.
Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya ,
maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalh
kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
a. Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data
b. Identivikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep
c.
Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
d. Resolusi
Perawat memandirikan klien
2. Proses terapi
a.
reduksi
C. Model Social
1. Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini mengemukakan
pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang
menyebabkan ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.
2. Proses terapi
a.
Pencegahan primer
b. Manipulasi lingkungan
c.
Intervensi krisis
Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk
menyelesaikan masalahnya
b. Terapis :
1. Menggali sistem sosial pasien
2. Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
3. Menciptakan sumber baru
D. Model Eksistensi
1. Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan
dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan
pada diri individu. Individu merasa putus asa ,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mnecegah
partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak
mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya.
2.
Proses terapi
a.
b. Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa arti berarti
eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.
c.
Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien
didasarkan akan alternatif yang tersedia
Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman
berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
b. Terapis :
1. Membantu pasien untuk mengenali diri
2. Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
3. Mengenali pasien tentangperasaan tulus
E. Model Komunikasi
1. Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan
dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin
tidak selaras.
Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.
2. Proses terapi
a.
b.
F. Model Perilaku
1. Konsep
Dikembanhkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini bahwa perubahan
perilaku akan merubah koognitif dan avektif.
2. Proses terapi
a.
Desenlisasi / pengalihan
b. Teknik relaksasi
c.
Asertif training
d. Reforcemen/memberikan penghargaan
e.
Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi , self evaluasi ,
self reforcemen.
Pasien :
a.
b. Terapi suportif
c.
b. Terapis :
1. Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal
2. Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ
3. Menentukan pendekatan terapeutis