Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui Indonesia terdiri dari banyak pulau dan banyak suku yang
masing-masing mempunyai budaya yang berbeda-beda. Diantaranya pulau Sulawesi
yang salah satu provinsinya adalah Sulawesi Selatan, yang beribu kota di Makassar.
Karakter-karakter dari masing-masing daerah tersebut berbeda-beda sehingga dapat
menjadi suatu ciri khas dari daerah tersebut. Kebudayaan suatu daerah juga dapat
mempengaruhi kebiasan makan dalam daerah tersebut.
Dari kebudayaan yang menghasilkan kebiasaan tersebut dapat dilihat karakteristik
serta budaya makan dari daerah tersebut. Setiap daerah memiliki karakteristik makan
yang berbeda-beda seperti hal nya Makassar yang juga memiliki karakteristik tersendiri.
Karakteristik tersebut tidak timbul begitu saja tetapi bertahap dari nenek moyang hingga
sekarang. Karakteristik tersebut timbul karena banyak hal yang mempengaruhinya
diantaranya sejarah, keadaan alam, serta cara pandang masayarakat dari kota
Makassar.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat merumuskan
masalah-masalah berikut :
1. Bagaimana karakteristik kota Makassar ?
2. Bagaimana budaya makan masyarakat Makassar?
1.3Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi
Antropologi Gizi tahun akademi 2010/2011.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik dari kota Makassar.
b. Mengetahui budaya makan dari masyarakat Makassar.

BAB II

KARAKTERISTIK KOTA MAKASSAR


2.1Geografi

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu
lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi. Wilayah kota Makassar
berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan
ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar
merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat,
diapit dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan
sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar
seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km² daratan dan termasuk 11 pulau di selat
Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km².Jumlah kecamatan di
kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan.
Kota Makassar berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni sebelah utara dengan
kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten Maros, sebelah selatan dengan
kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar. Dari penjelasan tersebut
da[pat disimpulkan kota Makassar sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi
maupun politik. Dari sisi ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang
tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain. Saat ini Kota Makassar dijadikan
inti pengembangan wilayah terpadu Mamminasata.
Jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2003 tercatat sebanyak 1.160.011 jiwa. Pada
tahun 2004 penduduk Kota Makasar tercatat sebanyak 1.179.023 jiwa. Penyebaran
penduduk Kota Makassar menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi di
wilayah kecamatan Tamalate, disusul kecamatan Rappocini, kecamatan Panakkukang,
dan yang terendah kecamatan Ujung Pandang.
Ditinjau dari kepadatan penduduk per km persegi, kecamatan Makassar yang
terpadat yaitu 31.408 jiwa per km persegi. Wilayah-wilayah yang kepadatan
penduduknya masih rendah masih memungkinkan untuk pengembangan daerah
pemukiman. Kota ini termasuk dalam zona waktu WITA dan juga memiliki kode wilayah
+62 411.

2.2Sejarah
Awal kota dan Bandar Makassar berada di muara sungai Tallo dengan pelabuhan
niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV. Karena semakin inytensifnya
kegiatan pertanian dihulu sungai Talloo, mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo,
sehingga Bandar nya dipindahkan ke muara sungai Jeneberang, disinilah terjadi
pembangunan kekuasaan kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Talo yang kemudian
membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang untuk selanjutnya 100 tahun
kemudian menjadi wilayah inti kota Makassar.
Komoditi ekspor utama Makassar adalah beras, yang dapat ditukar dengan rempah-
rempah di Maluku maupun barang-barang manufaktur asal timur tengah, India dan Cina
di Nusantara barat. Dalam hanya seabad saja, Makassar menjadi salah satu kota niaga
terkemuka dunia yang dihuni lebih 100000 orang (dan dengan ini termasuk ke-20 kota
terbesar dunia. Pada zaman itu jumlah penduduk Amsterdam, kota terbesar musuh
utamanya, Belanda, baru mencapai 60000 orang) yang bersifat kosmopolitan dan
multikultural. Ketika Malaka diambil aliholeh kompeni dagang Belanda VOC pada tahun
1641, sekian banyak pedagang Portugis ikut berpindah ke Makassar.
Akibat dari interaksi dengan komunitas kota yang kosmopolitan menyebabkan
sebuah “creative renaisance” yang menjadikan bandar Makassar salah satu pusat ilmu
pengetahuan terdepan pada zamannya.
Selanjutnya Makassar jatuh ke tangan VOC yang menyebabkan Bandar
perdagangannya lumpuh. Pada tahun 30an pelabuhan Makassar dibuka bagi kapal-
kapal dagang Cina. Adanya pasaran baru itu mendorong kembali aktivitas maritim
penduduk kota dan kaawasan Makassar, terutama penduduk pulau-pulau dikawasan
Spermonde mulai menspesialisasikan diri sebagai pencari teripang. Sampai sekarang,
hasil laut masih merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi penduduk pulau-
pulau dalam wilayah kota Makassar.
Setelah VOC bangkrut pada akhir abad ke-18, Makassar dihidupkan kembali dengan
menjadikannya sebagai pelabuhan bebas pada tahun 1846. Kota Makassar berkembang
dari sebuah pelabuhan backwater menjadi kembali suatu bandar internasional. Abad ke-
19 dijuluki “kota kecil terindah diseluruh Hindia Belanda” dan menjaadi salah satu port
of call utama bagi para pelaut pedagang Eropa, India, dan Arab.
Sifat asli Makassar emakin menghilang dengan kedatangan warga baru dari daerah-
daerah pedalaman yang berusaha menyelamatkan diri dari kekacauan akibat berbagai
pergolakan pasca revolusi. Hal ini dicerminkan dalam penggantian nama kota menjadi
Ujing Pandang berdasarkan julukan “Jungpandang”. Pada tahun 1999 kota ini
dinamakan kembali Makassar, tepatnya 13 Oktober berdasarkan peraturan pemerintah
nomer 86 tahun 1999.
2.3Budaya
2.3.1 Sitem Adat
Orang Makassar yang tinggal di daerah pedesaan masih terkait norma-norma
yang keramat dan sifatnya sakral, biasa disebut panngaderreng. Sistem adat ini
terbagi menjadi 5 unsur yaitu :
1. Ade, terbagi menjadi dua
a. Ade akkalabinengeng
Unsur ini mengenai hal ikhwal perkawinan serta hubungan kekerabatan
dan sopan santun dalam pergaulan antar kerabat.
b. Ade tana
Unsur ini mengenai hal ikhwal bernegara dan memerintah suatu negara
berwujud hukum negara, hukum antarnegara, serta etika dan
pembinaan insan politik.
2. Bicara
Adalah konsep yang bersangkutpaut dengan peradilan.
3. Rapang
Berarti contoh, perumpamaan, atau analogi. Berisi pandangan-pandangan
keramat untuk mencegah tindakan-tindakan yang bersifat gangguan
terhadap hakl milik, serta ancaman terhadap warga negara.
4. Wari
Adalah unsur yang mengklasifikasikan segala benda, peristiwa, dan aktivitas
dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Sara
Unsur yang mengandung pranata-pranata dan hukum Islam, serta unsur
yang melengkapi keempat unsur lainnya.
2.3.2 Religi
Orang Makassar mengenal kitab suci yang diyakini sampai sekarang.
Kitab suci yang pertama yaitu kitab yang diturunkan kepada Nabitta yaitu
Al-Quran. Kitab suci yang kedua yaitu, Lontara' La Galigo, dan yang
terakhir adalah Google. Dari tiga kitab suci yang diyakini oleh orang
Makassar adalah Google yang menempati pengikut tertinggi, yaitu sekitar
70% yang mempercayai google sebagai kitab suci. Penganut ajaran ini
umumnya anak muda yang baru mengenal teknologi informasi, sehingga
internet merupakan makanan rohani selain lagu kacapi.La Galigo diyakini
oleh kaum tua renta yang masih menghargai warisan budaya makassar.
Dan Al-Quran yang merupakan warisan sejarah dari arab, umumnya
hanya dianut oleh kaum yang memelihara janggot lebat-lebat dan celana
agak ketinggian.
2.3.3 Mata Pencaharian
Masyarakat yang tinggal di desa-desa di daerah pantai, mencari ikan
merupakan suatu mata pencaharian hidup yang amat penting. Dalam hai ini,
masyarakat Makassar menangkap ikan dengan perahu-perahu layar sampai jauh
dilaut. Orang Makassar terkenal sebagai suku bangsa pelaut di Indonesia yang
telah mengembangkan suatu kebuadayaan maritim sejak beberapa abad
lamanya. Perahu-perahu layar mereka yang dari tipe penisi dan lambo telah
mengarungi perairan nusantara dan lebih jauh dari itu telah berlayar sampai ke
Srilanka dan Pilipina untuk berdagang.
Kebudayaan maritim dari orang Makassar ini tidak hanya mengembangkan
perahu-perahu layar dan kepandaian berlayar yang cukup tinggi, tetapi juga
meninggalkan suatu hukum niaga dalam perlayaran, yang disebut Ade’ Allopi-
loping Bicaranna Pabbalu’e dan yang tertulis pada lontar oleh Amana Gapa
dalam abad ke-17. Bakat berlayar yang rupa-rupanya telah ada pada orang
Makassar, akibat kebudayaan maritim dari abad-abad yang telah lampau.
Sebelum perang dunia ke-2, daerah sulawesi selatan merupakan daerah
surplus bahan makanan, yang mengekspor beras dan jagung ke tempat-tempat
lain di Indonesia. Adapun kerajinan rumah tangga yang khas dari sulawesi
selatan adalah tenunan sarung dari sutera dari Mandar dan Wajo dan tenunan
sarung Samarinda dari Bulukumba.

Anda mungkin juga menyukai