Anda di halaman 1dari 5

Profil Fakultas Kedokteran YARSI :

MENCETAK DOKTER MUSLIM

Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia


(YARSI) didirikan 11 April 1967 di Jakarta.
Ketua pendiri YARSI ialah Prof. Asri Rasad,
dr., M. Sc,. Ph. B. YARSI mulanya hanya
memfokuskan pada sumber daya Muslim
lapangan medic atau kesehatan yang ketika
itu masih sangat jarang. Keadaan itu dapat
digambarkan pada 1967 sangat jarangnya
rumah sakit Muslim di Jakarta.

YARSI melahirkan jasa pendidikan sebagai Perguruan Tinggi Kedokteran YARSI Jakarta pada 15 April 1967
yang pada 1969 sesuai dengan UU no. 22 tahun 1961 statusnya berubah menjadi Sekolah Tinggi
Kedokteran YARSI Jakarta. YARSI pada awalnya pemberi jasa pendidikan kedokteran Islam di Jakarta
pada saat itu.

Tahun 1968 merupakan tahun mula didirikannya bangunan YARSI yang beralamat di Jalan Letjen
Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Peletakan batu pertama pembangunan gedung YARSI dilakukan
oleh almarhumah ibu Hj. Tien Soeharto.

Pada tahun akademik 1988-1989 Yayasan YARSI mengubah status Sekolah Tinggi Kedokteran YARSI
Jakarta menjadi Universitas YARSI Jakarta (sekarang bernama Universitas YARSI) dengan mendirikan tiga
fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan Fakultas Teknologi Industri (sekarang bernama
Fakultas Teknologi Informasi).

Dengan berdirinya tiga fakultas tersebut, Universitas YARSI telah memiliki empat fakultas. Semua
program studi di Universitas YARSI telah terakreditasi BANPT. Kepanjangan YARSI sebagai Yayasan
Rumah Sakit Islam Indonesia sudah tidak berlaku lagi. YARSI sudah merupakan sebuah nama YARSI. Pada
tahun 2007 Universitas YARSI kembali mendirikan satu fakultas baru yaitu Fakultas Psikologi. Sampai
saat ini Universitas YARSI memiliki lima fakultas, dan mulai tahun 2012 ini Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI mulai membuka program studi Kedokteran Gigi.
Seiring dengan kemajuan zaman, berubah pula sistem pendidikan dan fasilitas yang dimiliki oleh
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas YARSI. Kegigihan YAYASAN YARSI, yang dimotori oleh Prof. Dr. H.
Jurnalis Uddin, PAK untuk mengembangkan lembaga pendidikan tinggi yang bermutu, terpandang dan
disegani, setapak demi setapak dilalui dengan pasti dan meyakinkan. Kampus Universitas YARSI
menempati areal seluas 2,5 ha, dengan bangunan seluas 16,276 m2 , terdiri atas 13 gedung (blok) yang
masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Baik ruang kuliah, ruang praktikum maupun
perkantoran semuanya ber-AC, dilengkapi dengan fasilitas komputer dan internet. Yang paling
membanggakan adalah adanya ruang kuliah modern berbentuk amfiteater dengan kapasitas masing-
masing 175 mahasiswa. Fakultas Kedokteran Universitas YARSI juga memiliki 52 ruang tutorial sebagai
ruang diskusi kelompok dalam penerapan sistem Problem Based Learning (PBL) dan 25 ruang skills lab
sebagai tempat mahasiswa belajar keterampilan klinik sejak dini, dengan tujuan mempersiapkan mereka
menuju kepaniteraan di rumah sakit pendidikan.

Prof. Dr. Hj Qomariyah Sachrowardi MS, PKK, AIFM, Dekan Fakultas Kedokteran sekaligus dosen tetap di
Universitas YARSI mengatakan sejak tahun akademik 2007/2008, FKUY mulai menerapkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menerapkan 7 kompetensi utama yaitu : (1) Komunikasi efektif; (2)
Keterampilan klinis; (3) Landasan ilmiah ilmu kedokteran; (4) Pengelolaan masalah kesehatan; (5)
Pengelolaan informasi; (6) Mawas diri dan belajar sepanjang hayat; (7) Etika, moral, medikolegal dan
profesionalisme serta keselamatan pasien, serta 2 kompetensi pendukung yaitu : (8) Pemecahan
masalah dan (9) Dokter muslim.

Keuntungan KBK ini, pertama mahasiswa dapat menyelesaikan studi lebih cepat daripada sistem yang
lama. Kedua, mahasiswa dapat mempelajari ilmu kedokteran secara sistematik dan terintegrasi dan
ketiga mahasiswa telah terlatih melakukan keterampilan klinik sejak awal kuliah. Selain itu dengan
adanya 2 area kompetensi tembahan yang tidak dimiliki oleh Fakultas Kedokteran lainnya, FK
Unniversitas YARSI bertujuan untuk menciptakan dokter muslim yang tangguh dan berakhlaqul karimah.

Prof. Qomariyah menambahkan, FK Universitas YARSI mempunyai 2 (dua) tahap pendidikan, yaitu tahap
pendidikan akademik (tahap pendidikan Sarjana KEdokteran) yang memerlukan 160 sks ditempuh
selama 7 (tujuh) semester, jika lulus berhak mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked).

Serta tahapa pendidikan profesi yang memerlukan 40 sks yang ditempuh selama 3 semester, sehingga
keseluruhannya memerlukan 200 sks. “Tahap pendidikan profesi selama 3 semester diselesaikan melalui
jalur kepaniteraan (magang praktek) di rumah sakit pendidikan, yaitu di rumah sakit umum daerah atau
rumah sakit lainnya yang ditunjuk, antara lain RSUD Gunung Jati Cirebon, RSUD ASbdoel Moeloek
Lampung, RSUD Serang Bantern, RSUD Karawang, RSPAD Gatot Subroto Jakarta dan lainnya. Bila tahap
pendidikan profesi telah selesai dan lulus, maka mereka berhak menyandang gelar dokter,” jelas Prof
Qomariyah yang pernah menjadi ketua Majelis Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (MFKSI) periode
2005-2001 itu.

Dengan sistem KBK ini,mahasiswa FK Universitas YARSI dapat menyelesaikan pendidikan (dokter) relatif
cepat, sekitar 5 (lima) tahun, bukan 6 atau 7 tahun, bahkan ada yang 20 tahun dengan sistem lama
(paket). Seluruh alumni Fakultas Kedokteran Universitas YARSI khususnya, sesuai dengan surat
keputusan Menteri Kesehatan tahun 2001, dapat melakukan tugas wajib sukarela, yang saat ini dikenal
dengan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lembaga pemerintah atau swasta, baik di Jakarta maupun di
daerah-daerah. Lapangan pekerjaan cukup terbuka dan luas. Dan mereka juga dapat langsung
meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, menjadi spesialis misalny, dengan
memanfaatkan sistem PTT tunda. Saat ini, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI mempunyai sekitar
1.713 alumni, dan telah bekerja di berbagai lembaga, baik negeri maupun swasta yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. (Adv)

KEUNGGULAN ATAU NILAI TAMBAH


Prof. Qomariyah yang juga lulusan Sekolah
Tinggi Kedokteran YARSI tahun 1979 ini
menuturkan, Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI mempunyai keunggulan atau nilai
tambah, yang mungkin pada fakultas
kedokteran negeri atau swasta lain tidak atau
belum ada.

Keunggulan tersebut adalah, disamping semua


ruang kuliah dan ruang praktikum ber-AC,
akses internet yang memadai, adanya
perpustakaan digital, dan ruang kuliah dengan
fasilitas ampiteater. “Selain itu Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI adalah satu-
satunya Fakultas Kedokteran yang memberikan
kuliah dan praktikum agama Islam sebanyak 8
sks dan menerapkan penulisan Skripsi yang membahas ilmu kedokteran ditinjau menurut Islam
sebanyak 2 sks, oleh karena itu gelar yang disandang bukan hanya sebatas Dokter saja, tetapi Dokter
Muslim,” ujar Prof. Qomariyah bangga.

Ibu Dekan FK YARSI ini menambahkan, FK YARSI menerapakan metode pembelajaran terintegrasi atau
popular dengan istilah Problem Based Learning (PBL). Inti metode PBL adalah mahasiswa dibagi dalam
kelompok kecil, mereka ‘dipaksa’ untuk memecahkan masalah dengan cara mencari informasi yang
sesuai dengan topic masalah dan mendiskusikannya serta mengkomunikasikannya secara benar.
Metode pembelajaran ini mensyaratkan mahasiswanya harus aktif, sehingga disebut juga dengan
student centered.

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI mulai tahun akademik 2003/04 telah menerapkan metode
pembelajaran PBL. Sehingga dengan demikian, diharapkan para lulusannya akan lebih mendiri dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.

Untuk melayani 3000 mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI mempunyai dosen sebanyak
117 orang, 8 orang diantaranya adalah Guru Besar, 67 orang dosen tidak tetap, serta 25 tenaga
administrasi dan laboran. (Adv)
Pengabdian Alumni FK YARSI

Kiprah alumni Fakultas Kedokteran YARSI bisa dibilang sangat membanggakan. Salah satunya adalah dr.
Evi Dwivieni, MARS, alumnus Fakultas Kedokteran YARSI Angkatan tahun 1984 yang saat ini menjadi
Direktur Rumah Sakit Bersalin Restu Ibu di Kota Padang, Sumatera Barat.

Rumah Sakit Bersalin Restu Ibu sendiri didedikasikan untuk pengabdian seorang bidan yang
berkeinginan secara tulus dan terus-menerus mengamalkan ilmu dan pengalaman tanpa lelah. Adapun
fasilitasnya : rawat jalan yang dilengkapi dengan Instalasi Gawat Darurat, rawat inap, dan penunjang lain
seperti; kamar bersalin, kamar operasi, serta instalasi farmasi. Serta fasilitas tambahan yang meliputi :
senam hamil, senam nifas, spa ibu hamil, dan tempat bermain anak.

RSB Restu Ibu berlokasi di Jalan Terandam No 5-7, Kota Padang, Sumatera Barat. Dengan lokasi yang
strategis dan dilalui banyak kendaraan umum untuk mempermudah keluarga dan kerabat yang setiap
saat berkeinginan melihat ibu dan bayi. Dengan tarif terjangkau, RSB Restu Ibu memahami kondisi
perekonomian saat ini. Sehingga manajemen telah mempersiapkan beberapa pilihan paket persalinan
ekonomis dengan tetap memperhatikan kualitas dan pelayanan.
Setiap kamar perawatan dilengkapi dengan pendingin
udara agar para ibu merasa nyaman dan tenang
beristirahat setelah melahirkan buah hati tercinta.
RSB Restu ibu mendukung pemberian ASI sedini
mugkin. Setelah sang buah hati lahir, dalam waktu
sedini mungkn bayi akan diberikan kepada ibu untuk
disusui dengan ASI.

Makanan yang disediakan bagi pasien RSB Restu Ibu


sangat memanjakan para ibu dengan masakan yang
menggugah selera, agar dapat mengembalikan
kekuatan para ibu untuk segera menyusui sang buah
hati. Makanan juga disediakan untuk keluarga yang
menunggui para ibu.

Dalam waktu dekat RSB Restu Ibu akan segera dilengkapi dengan fasilitas spa khusus ibu hamil. Para
calon ibu dapat melakukan perawatan seperti massage, lulur, creambath, manicure, pedicure dan lain-
lain untuk memberikan kesegaran selama kehamilan.

Diantara dokter spesialis yang praktik di rumah sakit ini : Dr. Ariadi SpOG, Dr. Yulinda Abdullah, Sp. An,
Dr. Yorva Sayuti, SpA (K), dan Dr. Evi Dwivieni, MARS.

(Customer Service : 0751 – 810756)

Tabloid Perempuan Indonesia, NO. 2/1- Oktober 2012 – 28 Halaman, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai