Pedoman Pelayanan Kamar Operasi
Pedoman Pelayanan Kamar Operasi
KAMAR OPERASI]
Disusun oleh : dr. H. Hakiki Akbari
SURAT KEPUTUSAN
Lampiran :
Menimbang : Perlunya penertiban dan konsolidasi internal seluruh aspek pelayanan dan
pengelolaan Rumah sakit secara keseluruhan
Mengingat : 1. SK menkes No.67781/RS/63 tahun 1963 tentang syarat-syarat pokok Rumah sakit
swasta
Memutuskan
Menetapkan :
Memberikan pelayanan Kamar Operasi kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat secara
profesional dan holistik, dengan mengedepankan nilai nilai kemanusiaan dan solusi tanpa membeda
bedakan bangsa, suku, agama, dan dilaksanakan oleh seluruh perawat RSU. Budi Luhur secara cepat,
ramah, dan ilmiah
Memberikan Pelayanan kamar Operasi yang bermutu tinggi, efektif dan efisien kepada pasien,
keluarga pasien dan masyarakat di RSU Budi Luhur Cirebon
Ditetapkan di Cirebon
BENTUK
o Sudut-sudutnya todak bolehtajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit –
langit
o Dinding, lantai dan langit-langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori,
tahan api, kedap air tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai
sambungan, warna terang.\, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat
menampung debu
UKURAN
o Ukuran minimal 30 – 40 m2, maksimal 55 – 60 m2 tinggi plafon minimal 2,5
m, maksimal 3,65 m
PINTU
o Sebaiknya bentuk pintu sliding, namun bila pintu swing, maka pintu harus
selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis
o Ukuran pintu minimal 1,2 X 2,10 m
o Pintu harus selalu terawat, dan tidak boleh mengeluarkan suara
JENDELA
o Harus ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat
keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk
VENTILASI
o Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow
o Suhu diatur antara 19 – 22 oC dan kelembaban udara 50 – 60 %
SISTEM PENERANGAN
o Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit
sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan
o Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini
o Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu
yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayangan
SISTEM GAS
o Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa
o Sistem pipa melalui bawah lantai atau diatas langit-langit
o Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
SISTEM LISTRIK
o Harus ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan
o Bila dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik,
maka sebaiknya dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik
pada satu titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya
SISTEM KOMUNIKASI
o Harus ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS dan ke luar
RS
INTRUMENTASI
o Semua peralatan harus mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas
trolley beroda
o Semua alat sebaiknya terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan
A. SISTEM ZONASI DI KOMPLEKS OK-VK
KM Sphk
VK RR R inst OK 1
HW
Koridor
R. Sterilisasi
OK 2 RGP
R. Duduk
RG
Dpr
R. Istirahat
KM
2 Alas Kaki -Alas Kaki luar Alas kaki OK Alas Kaki Alas Kaki
OK masih bisa harus mulai Khusus OK khusus OK
di pakai. Tidak dipakai saja saja
boleh lebih
dalam dari zona
ini, pergantian
alas kaki luar-
OK disini
-Alas Kaki OK
tidak boleh lebih
luar dari zona ini
3 Bed Boleh masuk Hanya sampai Tidak boleh Tidak boleh
Pasien Recovery Room masuk masuk
boleh masuk
4 Brankar Boleh masuk. Boleh masuk Boleh masuk Boleh masuk
OK Tidak boleh untuk keluar
lebih luar dari lagi
zona ini
5 Petugas Boleh masuk Boleh masuk Boleh Masuk Tidak boleh
luar OK dengan masuk
memakai
pakaian
pelindung,
masker dan
head cover
6 Lain2 -Berbatas Pintu Berbatas pintu Syarat tata
dari luar dengam zona / Ruangan
kompleks OK ruangan lain sesuai
-Berbatas Pintu standard
dari Zona /
ruangan lain
B. ORGANISASI KAMAR OPERASI
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT BUDI LUHUR
Direktur Rumah Sakit
Dr. H. Hakiki Akbari
Sekertariat/Administrasi/
KaBag Keperawatan KaBag Medis KaBag Non Medik Komite Medik
Pemeliharaan
Zr. Inyanah Dr. Hj. Tresnawaty, SpB Ny. Hj. Kuraesin Dr. H. Soebarno K, SpB
Muhamad Fajar, SE
Keperawatan
Unit Rawat Inap Unit Rawat Jalan Kebersihan Keindahan Keuangan Pendidikan & Pelatihan Komite Rekam Medik
Rawat Inap
Zr. Inyanah Zr. Inyanah Tosin Supardi Ny. Hj. Kuraesin Dr. H. Hakiki Akbari Dr. H. Hakiki Akbari
Zr. Inyanah
Keperawatan
Unit OK Unit VK Keamanan Kendaraan Gizi Informasi/Humas Komite Etik
Rawat Jalan
Zr. Onih F Bd. Ratih Aos Aos Marfuah Dr. H. Hakiki Akbari Dr.Hj. Tresnawaty,SpB
Zr. Inyanah
Keperawatan OK Unit UGD Unit HCU Kesling Laundry Rekam Medik Kendali Mutu
Zr. Onih F Zr. Yulia Bd. Onih F Supardi Tosin Zr. Inyanah Ny. Hj. Kuraesin
Keperawatan HCU
Bd. Onih F
Kepala Unit
Kamar Operasi
UNIT DIKLAT RSBL
ADMINISTRASI FARMASI/PENGADAAN
LINEN
PERALATAN DAN
INSTRUMENTASI
KOMITE MEDIK
LINEN
PENGENDALIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
ANESTESI
Personnel
Spesialis Bedah
Dr. H. Soebarno Kartawinata, SpB
Dr. H. Eddy Suhardi Sarim, SpB, Finacs
Dr. Hj. Tresnawaty, SpB, Mkes
Spesialis Urologi
Dr. H. M. Tauchid, SpU
Dr. Galuh A, SpU
Spesialis THT
Dr. Sunaryo Sumitro, SpTHT
Spesialis Mata
Dr. Hj. Fayca Aryono, SpM
Spesialis Anestesi
Dr. H. Eman Kuswandi, SpAn
Dr. Hj. Iranima Hermawan, SpAn
Dokter Umum
Dr. H. Hakiki Akbari
Dr. Finalia Nurhidayati
Paramedik
Zr. Onih Fathonih
Bd. Ratih Am Keb
Zr. Yulia
Zr. Dewi
Zr. Enok
Bd. Sherly
Bd. Fitri
Zr. Eka
C. TATA KERJA KAMAR OPERASI
Direktur
Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan dan
staf kamar operasi.
Tujuan :
Prosedur :
B. Persiapan fisik
Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang ditandai oleh
o Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil pemeriksaan fisik
oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen RSBL menunjukkan kondisi dalam
batas toleransi
o Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi pemeriksaan
laboratorium hematologi, kimia klinik, dan lainnya, pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lain yang diperlukan dengan hasil
pemeriksaan penunjang dalam batas normal atau dalam batas toleransi / aman
o Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau dokter
konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien dapat
dioperasi
o Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang
kelancaran operasi, seperti pemasangan infus, lavement, puasa, istirahat total,
pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter, NGT , dll.
o Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian dari RS, bersih.
o Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter
C. Persiapan mental
o Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang harus
dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai
prosedur.
o Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi
tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut
keyakinannya masing-masing.
o Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.
Pengertian : Tata cara mempersiapkan area pada tubuh pasien yang akan dilakukan operasi.
Kebijakan :
- Adanya rencana operasi yang ditentukan oleh dokter operator yang diketahui oleh
dokter ruangan, petugas ruangan dan bagian keuangan.
- Petugas ruangan yang bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.
Prosedur :
Pembersihan Rutin
Pembersihan Harian
Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK – VK di bersihkan dan
di desinfeksi
Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air
bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb
Setelah dibersihkan dilakukan sterilisasi ruangan dengan lampu
ultraviolet secara terus menerus hingga saat dibersihkan keesokan
harinya.
Pelaksana adalah tim pemeliharaan, dan penanggung jawab adalah
Kepala OK dan Kepala VK
Pembersihan Mingguan
Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan air
mengalir dan didesinfeksi
Lantai dibersihkan dengan air mengalir / disemprot , dicuci dengan
detergent, di keringkan dan didesinfeksi
Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, trolley
anestesi, Kabel-kabel dan selang , cuff, Tabung O2, Tabung N2O, meja
obat, kursi, AC dll dibersihkan dan didesinfeksi
Kamar mandi dibersihkan
Semua peralatan sterilisasi dibersihkan
Dilakukan rutin dan teratur seminggu sekali .
Pelaksana adalah tim pemeliharaan dan penanggung jawab adalah kepala
OK dan Kepala VK
Pembersihan Bulanan
Persiapan Instrumen
Persiapan instrumen dilakukan oleh instrumenter dibantu oleh Omloop dan Asisten dua.
Bila Operasi cito, maka persiapan dapat dilakukan oleh paramedik jaga rawat inap
Instrumenter mengetahui rencana tindakan operasi.
Bila diperlukan instrumenter bisa melihat langsung pasien sehingga mendapatkan
gambaran tentang segala kebutuhan di ruang operasi
Instrumen , dan omloop berbagi tugas mempersiapkan instrumen, alat dan ruangan
Instrumen yang akan dipakai dikeluarkan dan disusun pada trolley.
Jenis instrumen dan jumlah disesuaikan standar .
Instrumen diperiksa kelayakan pakainya. Pastikan kebersihannya.
Instrumen dikelompokkan per jenis instrumen.
Pastikan semua kunci instrumen terbuka.
Lakukan sterilisasi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan steam pressure (autoclave) atau dry heat ( UV+panas)
sesuai prosedur.
Siapkan nampan yang sudah dialasi duk steril, Siapkan Trolley yang sudah dialasi Duk
steril berlapis
Keluarkan instrumen, letakkan pada nampan kemudian pindahkan pada trolley. Teknik
dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga jarak antara bahan medik atau instrumen
yang keluar dari sterilisator dengan trolley sependek mungkin dan setertutup mungkin
dari kemungkinan kontaminasi pasca sterilisasi
Susun sedemikian rupa sehingga instrumen mudah disediakan secara berurutan sesuai
urutan tindakan.
Tutup trolley denganduk sehingga instrumen diatas trolley tertutup seluruhnya.
Persiapan Linen
TINDAKAN
Instrumen pasca
tindakan
DEKONTAMINASI
PENGERINGAN
STERILISASI DI PUSAT
STERILISASI
DISTRIBUSI
PENYIMPANAN
Skema pengelolaan Linen
SKEMA ALUR PENGELOLAAN LINEN KOTOR
LINEN KOTOR
DEKONTAMINASI
DESINFEKSI
STERILISASI DI PUSAT
STERILISASI
DISTRIBUSI
PENYIMPANAN
Persiapan Personil Kamar Operasi
1. Dokter operator menentukan pasien untuk dioperasi, memberitahukan paramedik tentang waktu
operasi.
2. Paramedik melaporkan kepada dokter anestesi untuk meminta persetujuan waktu operasi.
3. Paramedik mengatur / mengusahakan kesepakatan waktu antara dokter operator dan dokter
anestesi.
4. Jika waktu operasi sudah disepakati, paramedik memberitahukan staf kamar operasi lainnya.
5. Paramedik mengusahakan staf kamar operasi selengkap mungkin.
6. Staf kamar operasi segera mempersiapkan operasi.
Syarat :
- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan kemungkinan
kegawatan
- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
- Mengenal karakteristik operator
Tugas :
Sebelum Operasi
Selama Operasi
Pasca Operasi
Syarat :
- Dokter/Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
- Mampu mengelola pasien gawat
- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
- Mengenal karakteristik operator
- Teliti dan cekatan
- Diutamakan berpengalaman
Tugas :
Sebelum operasi
- Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana tindakan operasi
dan kemungkinan komplikasi
- Memastikan identitas pasien dan kelengkapan administrasi
- Memeriksa pasien yang akan di operasi
- Memastikan kelengkapan instrumen dan peralatan
- Memastikan kesiapan kegawatan
- Memastikan kesiapan anestesi
- Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi
- Membantu memposisikan pasien
- Membantu operator melakukan antiseptik
- Membantu operator menutupi pasien dengan duk steril
- Berkomunikasi dengan anestesi tentang kesiapan tindakan operasi dan
kondisi pasien
- Cuci tangan bedah dan mengenakan jas operasi
Selama Operasi
Sesudah operasi
Syarat :
- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
Tugas :
Sebelum Operasi
Pasca Operasi
4. Circuler (Omloop)
Pengertian : Petugas kamar operasi yang tidak steril ( tidak memakai jas
operasi tidak memakai handschoen steril)
Syarat :
Tugas :
Sebelum Operasi
- Cuci tangan bedah tapi tidak memakai jas dan handschoen steril.
Handschoen dapat yang steril tapi tidak dijaga sterilitasnya.
- Memeriksa kebersihan ruangan , membersihkan ruangan jika belum
dibersihkan
- Membantu mempersiapkan instrumen bersama instrumenter
- Identifikasi pasien dan serah terima pasien, memastikn kelengkapan
administrasi
- Membantu transport pasien senyaman mungkin
- Mengganti pakaian pasien
- Membantu memposisikan pasien di meja operasi
- Menyambungkan alat 2 ke supply listrik, menyambungkan selang dan kabel
steril dengan alat yang non steril spt suction atau diatermi
- Membantu team steril mengenakan apron, jas operasi, sepatu goggle
- Mengisi buku catatan operasi, catatan pasien, formulir pemeriksaan, dsb
Selama Operasi
- Melihat jalannya operasi dan selalu memenuhi alat , supply atau instrumen
yang dibutuhkan team
- Menghitung kasa yang dipakai
- Memperhatikan kebutuhan pasien semisal pasien kedinginan, infus habis ,
posisi dsb
- Selalu berkomunikasi dengan seluruh tim . Bila keluar ruangan agar
memberitahukan instrumenter
- Menerima spesimen dengan baik dan mengelolanya dengan benar
- Membantu kebutuhan personal tim steril seperti menghapus keringat,
menghapus cipratan darah, membenahi pakaian , menyediakan alas kain
pada lantai dsb
- Menjaga agar ruang operasi selalu bersih , rapi, dan nyaman
Setelah Operasi
E. Transport Pasien
Pengertian :
Tujuan :
Kebijakan :
Prosedur :
8. Seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1 menit, bisa dibagi2 per
langkah atau lagkah tadi dilakukan berulang2
9. Biarkan keran air terbuka dan air mengalir sepanjang proses cuci tangan tadi
10. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah seluruh tangan dan
lengan dengan air mengalir sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan
terbasuh dan buih dari antiseptik terbasuh
11. Lakukan 7 langkah cuci tangan seperti diatas dengan antiseptik chlorheksidin
sekali lagi.
12. Tutup keran dengan menggunakan siku
13. Pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bila perlu jabatkan kedua
tangan. Posisi tangan jangan terlalu tinggi jangan terlalu dekat dengan wajah.
14. Kenakan jas operasi dan Handschoen dengan lengan dan tangan masih
terbalur antiseptik
Surgical gown
Posisi Anestesi
o Anestesi Umum
Bila dilakukan anestesi umum, maka sebelum anestesi umum pasien sudah
diposisikan terlentang. Posisikan senyaman mungkin. Ikat tungkai pada bagian
atas lutut. Posisi lengan terlentang dan terikat pada penyanggah.
o Anestesi spinal
Bila dilakukan anestesi spinal, maka posisi anestesi spinal adalah duduk dengan
tungkai lurus ke depan atau uncang-uncang pada kedua sisi bed operasi, tangan
diletakkan pada bed atau tungkai dengan posisi palmar diatas, lemas, kepala
tertunduk.
o Posisikan pasien sesuai kebutuhan operasi setelah anestesi selesai.
Posisi Terlentang
o Setelah proses anestesi selesai, maka posisi lengan disesuaikan kebutuhan
apakah akan terlentang dan terikat pada penyanggah, atau terlipat dibawah
kepala, atau lurus disamping tubuh pasien, Tungkai biasanya lurus dan terikat
pada bagian atas lutut, tambahan-tambahan lain semisal penyanggah bahu,
penyanggah panggul dsb disesuaikan kebutuhan
Posisi Litothomi
o Posisi bokong pasien pada batas bagian badan dan tungkai bed operasi. Siapkan
penyanggah tungkai di sisi kiri dan kanan batas tersebut.
o Letakkan pelindung / pad pada penyanggah tungkai, lalu letakkan bagian
belakang lutut pada penyanggah, sedemikian rupa sehingga bagian perineum
terekspos dengan baik dan tungkai terposisikan dengan nyaman.
o Posisikan lengan terlentang dan terikat pada penyanggah
o Tutup pasien dengan baik
Posisi miring
o Posisi pasien miring kiri atau kanan sedemikian rupa sehingga area operasi
terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi tidak terganggu, dan posisi
pasien stabil tidak dapat jatuh ke posisi depan atau belakang.
Posisi tengkurap
o Idem posisi miring.
Setelah Proses antisepsis selesai, batasi area operasi dengan duk steril.
Pertama tutup bagian tungkai hingga batas bawah area operasi. Pada posisi
lithotomi tutup bagian alas bokong dan bagian bawah bed.
Bila menggunakan duk bolong, maka langkah selanjutnya hanya memakai
duk bolong ini.
Bila menggunakan duk biasa, maka setelah bagian tungkai, maka tutup
bagian atas pasien hingga batas atas area operasi. Hati-hati duk menutupi
wajah pasien
Setelah itu tutup bagian samping tubuh pasien hingga batas lateral area
operasi kiri dan kana. Fiksasi duk dengan doek klem. Posisikan doek klem
supaya tidak menonjol / mengganggu pelaksanaan operasi.
Lapisi bagian bawah dengan duk satu lagi sehingga bila bagian bawah dipakai
menyimpan instrumen tidak mudah melorot atau basah dan terkena bed
operasi.
Menggunakan hak
o Agar tercipta lapang pandang yang baik sisi luka perlu ditarik ke arah luar atau
atas.
o Gunakan hak yang sesuai dengan ukuran luka operasi dan kedalaman lapang
pandang yang dibutuhkan. Contoh untuk ekstirpasi FAM mungkin hanya
dibutuhkan hak Gigi atau langenbeck kecil saja. Untuk Hernia mungkin perlu hak
Roche dan langenbeck saja, Untuk hysterctomy pada yang kurus bisa hanya blaas
hak saja atau hak cangku / langenbeck besar pada orang gemuk dsb.
o Selalu lepaskan hak dari area operasi bila tangan operator masuk, karena selain
bisa menghalangi tangan juga menyebabkan sakit pada tangan operator
o Perhatikan arah operator , gerakkan / pindahkan hak untuk memberi lapang
pandang yang lebih baik bila diperlukan
Membersihkan darah
o Untuk darah yang menggenang, gunakan suction dengan canul.
o Untuk perdarahan yang banyak dan cepat dapat menggunakan suction tanpa
kanul. Hindari tangan terlalu dekat dengan area operasi / menghalangi
pandangan.
o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang sempit / dangkal, gunakan
kasa depper kecil / terlipat pada klem kasa
o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang dalam / luas, gunakan kasa
depper besar / tak terlipat / bendera pada klem kasa. Gunakan hanya 1 kasa saja
untuk mencegah ketinggalan.
o Menggunakan kasa depper adalah dengan di tekan-tekankan, bukan di usap /
gosokan pada luka karena gesekan bisa menimbulkan kembali perdarahan,
terutama pada daerah yang rapuh
o Ingat usahakan selalu area operasi dalam keadaan yang kering dan bersih.
o Gunakan kasa untuk membersihkan area operasi dan instrumen dari bekuan
darah.
Menghentikan perdarahan
o Harus pro aktif dalam menghentikan perdarahan. Bedakan perdarahan yang
merembes dari jaringan, mengalir dari pembuluh vena dan menyemprot dari
pembuluh arteri
o Perdarahan yang merembes dari jaringan yang robek / di sayat, berasal dari
pembuluh darah kecil. Coba lakukan pembersihan dengan kasa. Biasanya lama-
kelamaan berhenti sendiri.bila masih, coba lakukan penekanan dengan kasa
selema beberapa detik.
o Bila tampak perdarahan mengalir, atau tidak berhenti dengan tekanan, mungkin
berasal dari pembuluh vena yang ukurannya kecil sampai besar. Darah yang
mengalir biasanya lebih gelap dan tidak ada pullsasi. Gunakan klem untuk
menjepit pembuluh darah. Biarkan beberapa saat. Bila perdarahan berhenti,
maka tidak perlu dijahit/ cauter. Tapi bila masih ada perdarahan, maka jepit
ulang dengan klem untuk selanjutnya dijahit / diikat/ atau dibakar dengan
cauter.
o Pengikatan / penjahitan perdarahan pada bagian tubuh yang menetap dalam
tubuh menggunakan plain gut atau chromic gut. Untuk bagian tubuh yang akan
dibuang, menggunakan silk/seide.
o Cauterisasi dengan menempelkan ujung pen pada klem. Tekan tombol coagulate
untuk membakar pembuluh darah selama beberapa detik hingga tampak bagian
yang dijepit menghitam. Hindari klem atau cauter menempel pada jaringan
epidermis kulit. Lepskan klem, perhatikan apakah perdarahan berhenti.
Tentang Jarum
o Selalu memegang benda tajam seperti bisturi atau jarum dengan alat, baik
pinset,klem atau naldfulder.
o Jarum dapat dipakai kembali sedangkan bisturi harus dibuang ditempat sampah
benda tajam.
Tentang benang
o Mengambil benang dalam kaset harus menggunakan naldfulder atau klem . tarik
sebanyak 2 kali panjang naldfulder atau kira-kira 40cm. Atau sesuaikan dengan
kebutuhan / karakter operator.
o Mengambil benang dari sachet juga menggunakan naldfulder. Buka lipatan dan
ambil jarum dengan nalfulder, dan tarik hingga benang keluar seluruhnya.
o Secara umum benang operasi dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu benang
absorbable ( dapat diabsorpsi) dan non absorbable ( tidak diabsorpsi)
o Benang yang dapat diabsorpsi dapat dicerna tubuh untuk kemudian hancur oleh
proses radang / inflamasi / reaksi tubuh sendiri sehingga hubungan antar 2 sisi
bisa saja lepas . Jangka waktu penghancuran ini berbeda beda berkisar antara 3
hari hingga 3 bulan.
o Benang yang non absorpsi tidak dapat dicerna tubuh. Bisa bertahan di dalam
tubuh selama bertahun-tahun karena bersifat Inert ( tidak menimbulkan /
merangsang reaksi tubuh) digunakan untuk kulit atau jaringan dibawah kulit
yang sukar sembuh.
o Contoh benang absorpsi adalah plain gut, chromic gut , Polyglycolic acid (dexxon
/ Atramat / polysorb) poligaktin ( Safil, safi quick)
o Contoh benang non absorpsi adalah silk / seide, nilon (monosof , Dermalon ),
Polypropylen ( Prolene , mersilene)
o Ukuran benang bermacam-macam, pemakaiannya tergantung kebutuhan / jenis
operasinya.
Tentang gunting
o Semua instrumen yang memiliki bagian yang diperuntukkan jari seperti gunting,
klem, dsb di pegang dengan memasukkan ibu jari pada lubang yang satu dan jari
manis pada lubang yang lain. Jari telunjuk dan tengah menopang instrumen dan
membantu mengarahkan instrumen
o Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan tidak goyah yang bisa berakibat
fatal, maka jari pada tangan kiri ikut membantu menopang gunting saat
pengguntingan dilakukan
PASCA OPERASI
Pengelolaan Pasien
Segera setelah selesai tindakan operasi, area operasi dicuci bersih dengan NaCL 0,9%
steril. Pembersihan dilakukan mulai dari luka sayatan meluas kesekitarnya.
Luka operasi ditutup dengan kasa kompres betadine , lalu kasa steril polos. Fixasi kasa
dengan Hypafix atau plester
Setelah masuk rawat inap perawatan luka sebagaimana standar asuhan keperawatan
Setelah area operasi dan sekitarnya dibersihkan pasien dipindahkan ke brankar dengan
hati-hati.
Bersihkan bagian tubuh pasien yang menempel pada bed operasi dengan air bersih dan
washlap. Miring-mairingkan pasien untukmencapai bagian itu.
Sambil dibersihkan, pakaian pasien diiapkan. Kenakan pakaian pada pasien, beri sarung
atau kain bersih, serta selimuti ia.
Pasien pindah ke bed pasien dalam keadaan sadar / tidak, pakaian dan tempat tidur
rapi.
Pengelolaan Linen
Segera dekatkan waskom berisi Chlorine 0,5%, untuk cuci handschoen operator.
Mintalah operator melepaskan handschoen untuk direndam pada waskom tsb.
Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember linen kotor berpenutup.
Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan menjatuhkan duk di
lantai.
Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb.
Jika apron terbuat dari plastik saja dan tidak ada bagian yang menyerap cairan tubuh
pasien cukup dibersihkan dengan cairan chlorine saja. Tapi bila terbuat dariparasit dan
atau ada bagian yang menyerap cairan tubuh pasien, harus diperlakukan sebagaimana
linen.
Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember. Jangan dibiasakan
berserakan dilantai
Penutup kepala dan masker dibuang kedalam tempat sampah infeksius. Selanjutnya
Transport Linen kotor dalam ember tertutup menggunakan trolley khusus dengan jalur
yang sudah ditentukan, langsung ke ruang laundry. Jangan berhenti atau mampir ke
mana-mana.
Linen diolah di ruang laundry sesuai prosedur.
Pengelolaan Instrumen
Segera rendam instrumen kedalam larutan chlorine 0,5% yang terdapat dalam wadah /
ember plastik.
Sebaiknya instrumen direndam sekaligus, jangan sedikit-sedikit.
Rendam selama 10 menit. Bila instrumen direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10
menit sejak instrumen terakhir dimasukkan.
Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa membuka
pengunci instrumen
Untuk selang dan atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling dulu dengan
larutan chlorine 0,5% untuk kemudian direndam selama 10 menit.
Setelah 10 menit lakukan pencucian dengan detergent dan pembilasan dengan air
bersih mengalir dan penyikatan jika diperlukan. Untuk kanul dispooling dengan air
detergent dan dispooling dengan airbersih dan dibilas.
Keringkan dengan menggunakan handuk bersih atau dianginkan menggunakan hairdryer
Bila instrumen termasuk dalam packing, maka setelah kering dilakukan packing kembali
dan dilakukan sterilisasi segera. Bila instrumen tidak termasuk yang di packing maka
instrumen disimpan dalam lemari kaca yang dilengkapi kantung karbon hidrophilik dan
penerangan sekaliguss pemanasan dengan lampu pijar 10 Watt.
Pengelolaan Peralatan dan Fasilitas
Bed Operasi
o Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
o Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed bisa dibersihkan.
Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine bolak balik, keringkan lantai,
kemudian kembalikan bed ke tempat semula dan di kunci roda
Trolley
o Perlakuan sama dengan bed operasi.
o Trolley diletakkan di ruang peralatan
Lampu Operasi
o Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
o Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada bagian
pemeliharaan untuk segera diganti.
Alat anestesi
o Permukaan trolley di bersihkan dengan chlorine 0,5%
o Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.
o Facemask di bersihkan denganchlorine 0,5%
o Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen.
Monitor EKG
o Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker
o Gulung dengan bai semua kabel dan letakkan pada gantungannya.
AC
o Matikan AC
Pengelolaan Ruangan
Pengelolaan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah label yang benar,
pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang benar, sebab bila pemberian label yang
salah atau specimen tertukar dapat berari menentukan diagnose yang salah untuk dua
orang pasien. Hilangnya specimen dapat berarti tidak dapat menentukan diagnose atau
harus dilakukan pengambilan specimen baru dengan kemungkinan tidak mendapatkan
specimen yang sama jenisnya dengan yang hilang.
Oleh karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter memintanya untuk
membuang.
a. Prosedur penanganan specimen
1. Tangani specimen dengan hati-hati
2. Instrumenter mengkonfirmasikan lagi dengan dokter mengenai sifat specimen
dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, kemudian periksa ulang dengan om
loop sebelum menyerahkan kepada on loop.
3. Om loop menyimpannya ke dalam tempat yang tepat, seperti kantong plastik,
stoples dan sebagainya yang steril.
4. Berikan label yang memuat :
a. Nama pasien
b. Nomor C.M. ( Catatan Medik )
c. Tanggal Operasi
d. Nama specimen
5. Apabila diambil lebih dari satu specimen, specimen-specimen itu harus diberi
nomor label sesuai dengan urutan diangkatnya dan tempatkan dalam tempat
yang terpisah kecuali dokter meminta untuk menyimpan dalam satu wadah.
6. Organ-organ yang solid seperti : hati, limpa, uterus, dan lain-lain biasanya
dipotong dahulu oleh Dokter sebelum disimpan pada tempat yang sudah berisi
pengawet.
7. Organ yang berbentuk pipa seperti : jaster, Colon, Vesica Winara harus dibuka
dulu agar bahan pengawet mengenai sisi luar dan dalamnya.
8. Jangan membuat trauma pada jaringan specimen seperti biopsi nosofaringeal.
9. Tidak boleh memasukkan dengan paksa ke dalam tempat yang sempit.
10. Jangan membuang specimen kecuali Dokter memintanya untuk dibuang.
Catatan :
Semua specimen harus dikirimkan dengan formulir yang tepat dan sudah
ditandatangani.
Specimen pada bagian yang menular misalnya : Hepatitis B harus ditangani lebih hati-
hati.
Simpan specimen ini pada stoples yang berlabel khusus, sehingga orang-orang yang
menanganinya akan lebih hati-hati.
DEKONTAMINASI, DESINFEKSI , STERILISASI
A. DEFINISI
Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di
RSBL dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial.
Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri
dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan
untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu
kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin
mikroorganisme dalam proses interaksi pasien –RS dalam proses pelayanan medis di
RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Dekontaminasi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi
suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga
menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.
Desinfeksi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar
mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut
Antisepsis.
Sterilisasi
Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada
benda mati.
B. DEKONTAMINASI
Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda
terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial
mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan
sebagai tindakan pencegahan .
Pelaksana:
Perlengkapan :
Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung
tangan karet / Rumah tangga
Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam
bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya
dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang
terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen
terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah.
Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan
diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb.
Cara :
Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5%
selama 10 menit.
Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV,
HBV dan HCV
a. Menggunakan Bayclin
1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih
b. Menggunakan Presept
5 gram Presept setiap liter air
Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh
permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.
C. DESINFEKSI
Cara Penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara
paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.
B. Penambahan air
Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan
menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan
harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air
dibawah level tabung pemanas.
C. Penyegelan
Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat
pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup.
Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan
kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga
kedap udara.
D. Pemanasan
Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin
panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai
tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator
tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki
makin naik.
E. Sterilisasi
Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki
tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan
menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan
melebihi 0,165Mpa.
F. Pengeringan
Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah
sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan
angka 0, tunggu 1 – 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga
10 – 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan
menekan saklar ke posisi OFF.
G. Pendinginan
Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya
jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk
menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena
itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai
jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian
buka katup pembuangan , lalu buka penutup.
H. Pemeliharaan
Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air
diatas tabung pemanas
Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan
udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek
sterilisasi akan terganggu.
Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan
panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan
tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa pecah.
Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol pecah
pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup
pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.
Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu
sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.
Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0,
kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk
membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.
Periksa secra berkala kondisi autoclave
Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling.
Ganti gasket / pelapis secara periodik
Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.
Pastikan jarum menunjuk ke angka 0 sebelum pemanasan dimulai.
2. Sterilisasi kering dengan Sterilisator Kombinasi UV-Heat
a. Pintu penutup
b. Jendela
c. Pengatur Suhu
d. Timer
e. Lampu Indikator panas
f. Lampu Indikator UV
g. Tombol start UV
h. Selektor UV / Heat
i. Fuse/sikring
Cara penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat
tersebar dengan baik. Tutup pintu.
B. Sterilisasi
Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol
GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel.
Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala.
Hitunglah waktunya.
C. Pemeliharaan
Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian.
Pintu harus selalu tertutup
Periksa kondisi sterilisator secara berkala
3. Sterilisasi dengan bahan Kimia.
Bahan Kimia yang digunakan adalah Glutaraldehyde (Cidex)
Cara :
Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang
yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai.
Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit
Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit
Cidex membasmi spora dalam 10 jam
Efektifitas bertahan selama 14 hari
Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen dan
harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.
4. Pelaksanaan Sterilisasi