Anda di halaman 1dari 49

[STANDAR PELAYANAN KAMAR

OPERASI]
Disusun oleh : dr. H. Hakiki Akbari

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUDI LUHUR

Nomor : 001/III/ Dir/RSBL/SK/2009

Perihal : Falsafah dan Tujuan Kamar Operasi RSBL

Lampiran :

Direktur Rumah Sakit Budi Luhur

Menimbang : Perlunya penertiban dan konsolidasi internal seluruh aspek pelayanan dan
pengelolaan Rumah sakit secara keseluruhan

Mengingat : 1. SK menkes No.67781/RS/63 tahun 1963 tentang syarat-syarat pokok Rumah sakit
swasta

2. Daftar Tata cara dan syarat pendirian / Pembangunan dan penyelenggaraan


Rumah sakit swasta

3. SK Badan Pendiri Yayasan Kesehatan Budi Luhur No.446/01/YKBL/SK/Sek/07


tentang pengangkatan Direktur Rumah Sakit Budi Luhur

Memutuskan

Menetapkan :

Falsafah Kamar Operasi RSU. Budi Luhur :

Memberikan pelayanan Kamar Operasi kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat secara
profesional dan holistik, dengan mengedepankan nilai nilai kemanusiaan dan solusi tanpa membeda
bedakan bangsa, suku, agama, dan dilaksanakan oleh seluruh perawat RSU. Budi Luhur secara cepat,
ramah, dan ilmiah

Tujuan Pelayanan Kamar Operasi RSU. Budi Luhur :

Memberikan Pelayanan kamar Operasi yang bermutu tinggi, efektif dan efisien kepada pasien,
keluarga pasien dan masyarakat di RSU Budi Luhur Cirebon

Ditetapkan di Cirebon

Pada tanggal 04/03/2009

Direktur Rumah Sakit BudiLuhur

(dr. H. Hakiki Akbari )


TATA RUANG DAN BANGUNAN KAMAR
OPERASI DAN KAMAR BERSALIN
 LOKASI
o Lokasi OK dan VK harus mudah di capai dari bagian lain dan satu sama lain

 BENTUK
o Sudut-sudutnya todak bolehtajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit –
langit
o Dinding, lantai dan langit-langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori,
tahan api, kedap air tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai
sambungan, warna terang.\, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat
menampung debu
 UKURAN
o Ukuran minimal 30 – 40 m2, maksimal 55 – 60 m2 tinggi plafon minimal 2,5
m, maksimal 3,65 m

 PINTU
o Sebaiknya bentuk pintu sliding, namun bila pintu swing, maka pintu harus
selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis
o Ukuran pintu minimal 1,2 X 2,10 m
o Pintu harus selalu terawat, dan tidak boleh mengeluarkan suara

 JENDELA
o Harus ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat
keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk

 VENTILASI
o Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow
o Suhu diatur antara 19 – 22 oC dan kelembaban udara 50 – 60 %

 SISTEM PENERANGAN
o Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit
sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan
o Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini
o Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu
yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayangan

 SISTEM GAS
o Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa
o Sistem pipa melalui bawah lantai atau diatas langit-langit
o Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida

 SISTEM LISTRIK
o Harus ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan
o Bila dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik,
maka sebaiknya dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik
pada satu titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya

 SISTEM KOMUNIKASI
o Harus ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS dan ke luar
RS

 INTRUMENTASI
o Semua peralatan harus mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas
trolley beroda
o Semua alat sebaiknya terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan

A. SISTEM ZONASI DI KOMPLEKS OK-VK


 ZONA 1 : Zona Bebas terbatas ditandai dengan warna hijau
 ZONA 2 : Zona Bersih (Clean Zone) ditandai dengan warna kuning
 ZONA 3 : Zona Semi Steril ditandai dengan warna oragne
 ZONA 4 : Zona Steril ditandai dengan warna merah

No Variabel Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 KET


1 Pakaian -Pakaian luar -Pakaian luar Petugas OK -Tim Operasi
OK masih OK masih boleh wajib memakai memakai jas
boleh dipakai dipakai. Tidak pakaian operasi
boleh lebih khusus OK -Petugas OK
-Pakaian dalam dari zona lengkap memakai
khusus OK ini. Pergantian dengan Handschoen
tidak boleh pakaian OK – masker dan
lebih luar dari Pakaian Luar head cover
zona ini OK disini

2 Alas Kaki -Alas Kaki luar Alas kaki OK Alas Kaki Alas Kaki
OK masih bisa harus mulai Khusus OK khusus OK
di pakai. Tidak dipakai saja saja
boleh lebih
dalam dari zona
ini, pergantian
alas kaki luar-
OK disini

-Alas Kaki OK
tidak boleh lebih
luar dari zona ini
3 Bed Boleh masuk Hanya sampai Tidak boleh Tidak boleh
Pasien Recovery Room masuk masuk
boleh masuk
4 Brankar Boleh masuk. Boleh masuk Boleh masuk Boleh masuk
OK Tidak boleh untuk keluar
lebih luar dari lagi
zona ini
5 Petugas Boleh masuk Boleh masuk Boleh Masuk Tidak boleh
luar OK dengan masuk
memakai
pakaian
pelindung,
masker dan
head cover
6 Lain2 -Berbatas Pintu Berbatas pintu Syarat tata
dari luar dengam zona / Ruangan
kompleks OK ruangan lain sesuai
-Berbatas Pintu standard
dari Zona /
ruangan lain

B. ORGANISASI KAMAR OPERASI


Kepala Unit
Kamar Operasi UNIT DIKLAT RSBL

ADMINISTRASI FARMASI/PENGADAAN

LINEN
PERALATAN DAN
INSTRUMENTASI

KOMITE MEDIK
LINEN

PENGENDALIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL

ANESTESI

Personnel
 Spesialis Bedah
 Dr. H. Soebarno Kartawinata, SpB
 Dr. H. Eddy Suhardi Sarim, SpB, Finacs
 Dr. Hj. Tresnawaty, SpB, Mkes

 Spesialis Kebidanan dan Kandungan


 Dr. H. Doddy Sismayadi, SpOG
 Dr. Samsudin, SpOG

 Spesialis Ortopedi dan Trauma


 Dr. Aryono Adiputranto, SpBO, Finacs
 Dr. H. Iwan Hermawan, SpOT, Finacs

 Spesialis Urologi
 Dr. H. M. Tauchid, SpU
 Dr. Galuh A, SpU

 Spesialis Bedah mulut


 Drg. Bambang wijanarko, SpBM

 Spesialis THT
 Dr. Sunaryo Sumitro, SpTHT

 Spesialis Mata
 Dr. Hj. Fayca Aryono, SpM

 Spesialis Anestesi
 Dr. H. Eman Kuswandi, SpAn
 Dr. Hj. Iranima Hermawan, SpAn

 Dokter Umum
 Dr. H. Hakiki Akbari
 Dr. Finalia Nurhidayati

 Paramedik
 Zr. Onih Fathonih
 Bd. Ratih Am Keb
 Zr. Yulia
 Zr. Dewi
 Zr. Enok
 Bd. Sherly
 Bd. Fitri
 Zr. Eka
C. TATA KERJA KAMAR OPERASI

PERSIAPAN TINDAKAN OPERASI

1. Persiapan Pasien Operasi


A. Serah terima pasien

Rumah Sakit Serah Terima Pasien Pra & Pasca Operasi

Budi Luhur 29/KEP/SOP No Revisi

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan


Direktur

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan dan
staf kamar operasi.

Tujuan :

- Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas


ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan
baik dan mengutamakan keselamatan pasien.
- Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang
dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.
Kebijakan : Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas
persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur :

1. Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi


2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang berlaku.
3. Petugas ruangan mengisi berita acara.
4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuk surat izin operasi untuk
dibawa bersama pasien ke ruang operasi.
5. Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi misalnya : persediaan obat-
obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat operasi dilakukan yang akan dibawa bersama
pasien ke kamar operasi.
6. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari petugas kamar operasi,
pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan.
7. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.
8. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima yang ditanda tangani
oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar operasi.
9. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara, kelengkapan identitas, catatan
medik pasien, keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya
seperti obat-obatan dan persediaan darah.
10. Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat dalam berita acara oleh
asisten operasi / omloop.
11. Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik pasien.
12. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan.
13. Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi menyerahkan pasien beserta
semua kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima pasien
pasca operasi.

B. Persiapan fisik
Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang ditandai oleh
o Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil pemeriksaan fisik
oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen RSBL menunjukkan kondisi dalam
batas toleransi
o Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi pemeriksaan
laboratorium hematologi, kimia klinik, dan lainnya, pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lain yang diperlukan dengan hasil
pemeriksaan penunjang dalam batas normal atau dalam batas toleransi / aman
o Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau dokter
konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien dapat
dioperasi
o Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang
kelancaran operasi, seperti pemasangan infus, lavement, puasa, istirahat total,
pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter, NGT , dll.
o Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian dari RS, bersih.
o Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter

C. Persiapan mental
o Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang harus
dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai
prosedur.
o Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi
tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut
keyakinannya masing-masing.
o Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.

D. Persiapan area operasi

Pengertian : Tata cara mempersiapkan area pada tubuh pasien yang akan dilakukan operasi.

Tujuan : Menyiapkan area operasi untuk menghindari dari infeksi nosokomial.

Kebijakan :

- Adanya rencana operasi yang ditentukan oleh dokter operator yang diketahui oleh
dokter ruangan, petugas ruangan dan bagian keuangan.
- Petugas ruangan yang bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.
Prosedur :

1. Petugas ruangan mengetahui rencana operasi dari pasien tersebut.


2. Petugas ruangan mengetahui jenis operasi yang akan dilakukan sehingga bisa mengetahui area
mana yang perlu dipersiapkan.
3. 2 jam sebelum jadwal operasi ditentukan, petugas ruangan mempersiapkan area operasi.
4. Selain itu diperhatikan higiene pasien : mulut, kuku, rambut dan kulit.
5. Persiapkan area operasi dengan dilakukan pencukuran di area operasi yang cukup luas dengan
mempertimbangkan keperluan untuk perluasan luka operasi.
6. Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan rambut kemudian dicuci dengan sabun
sampai bersih.
7. Setelah dilakukan pencukuran, pasien dimandikan dan dikenakan pakaian khusus dan memakai
tutup kepala.
8. Perhiasan, gigi palsu, kontak lens dan lain-lain harus sudah ditanggalkan dan diserahkan pada
keluaga.

Persiapan Kamar Operasi

Pembersihan Rutin
Pembersihan Harian
 Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK – VK di bersihkan dan
di desinfeksi
 Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air
bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb
 Setelah dibersihkan dilakukan sterilisasi ruangan dengan lampu ultraviolet
secara terus menerus hingga saat dibersihkan keesokan harinya.
 Pelaksana adalah tim pemeliharaan, dan penanggung jawab adalah
Kepala OK dan Kepala VK

Pembersihan Mingguan
 Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan air
mengalir dan didesinfeksi
 Lantai dibersihkan dengan air mengalir / disemprot , dicuci dengan
detergent, di keringkan dan didesinfeksi
 Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, trolley
anestesi, Kabel-kabel dan selang , cuff, Tabung O2, Tabung N2O, meja
obat, kursi, AC dll dibersihkan dan didesinfeksi
 Kamar mandi dibersihkan
 Semua peralatan sterilisasi dibersihkan
 Dilakukan rutin dan teratur seminggu sekali .
 Pelaksana adalah tim pemeliharaan dan penanggung jawab adalah kepala
OK dan Kepala VK

Pembersihan Bulanan
 Dilakukan Pemeriksaan dan penilaian kondisi dan fungsi serta
inventarisasi dan kondisi sarana fisik bangunan, prasarana dan peralatan
serta obat-obatan di kompleks OK – VK
 Semua bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas
formalinnya
 Semua hasil pemeriksaan dilaporkan di rapat bulanan

Pembersihan pra dan pasca operasi


Pembersihan Pra Operasi
 Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin
maka ruangan bedah tidak perlu dibersihkan lagi
 Bila jadwal operasi sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera
dilakukan pembersihan ruangan Operasi dan sekitarnya.

Pembersihan Pasca Operasi


 Cipratan pada dinding dibersihkan dan didesinfeksi
 Lantai dibersihkan dan di desinfeksi
 Meja Operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Bebaskan pengunci roda,
lantai dibawah meja operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Roda meja
operasi digelindingkan ke atas cairan desinfektan bolak balik. Setelah
selesai semua, kembalikan meja operasi ke posisi semula dan kunci
rodanya.
 Semua kabel dan selang alat yang beada di dalam ruangan bedah
dibersihkan
 Alat-alat penunjang seperti suction, cauter meja instrumen bila
terkontaminasi cairan tubuh pasien dibersihkan dan dibawa keluar OK.
Hati hati kontaminasi roda. Bila perlu roda dibersihkan sebelumnya.
 Setelah selesai, ruangan operasi ditutup dan lampu UV dinyalakan
 Bersihkan koridor dan ruangan lainnya
 Penanggung Jawab adalah paramedik yang bertugas di OK

Persiapan lain pra operasi

 Nyalakan AC suhu dibawah 27o C


 Nyalakan lampu penerangan
 Siapkan lampu operasi
Persiapan instrumen, Linen dan peralatan lain

Persiapan Instrumen

 Persiapan instrumen dilakukan oleh instrumenter dibantu oleh Omloop dan Asisten dua.
Bila Operasi cito, maka persiapan dapat dilakukan oleh paramedik jaga rawat inap
 Instrumenter mengetahui rencana tindakan operasi.
 Bila diperlukan instrumenter bisa melihat langsung pasien sehingga mendapatkan
gambaran tentang segala kebutuhan di ruang operasi
 Instrumen , dan omloop berbagi tugas mempersiapkan instrumen, alat dan ruangan
 Instrumen yang akan dipakai dikeluarkan dan disusun pada trolley.
 Jenis instrumen dan jumlah disesuaikan standar .
 Instrumen diperiksa kelayakan pakainya. Pastikan kebersihannya.
 Instrumen dikelompokkan per jenis instrumen.
 Pastikan semua kunci instrumen terbuka.
 Lakukan sterilisasi
 Sterilisasi dapat dilakukan dengan steam pressure (autoclave) atau dry heat ( UV+panas)
sesuai prosedur.
 Siapkan nampan yang sudah dialasi duk steril, Siapkan Trolley yang sudah dialasi Duk
steril berlapis
 Keluarkan instrumen, letakkan pada nampan kemudian pindahkan pada trolley. Teknik
dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga jarak antara bahan medik atau instrumen
yang keluar dari sterilisator dengan trolley sependek mungkin dan setertutup mungkin
dari kemungkinan kontaminasi pasca sterilisasi
 Susun sedemikian rupa sehingga instrumen mudah disediakan secara berurutan sesuai
urutan tindakan.
 Tutup trolley denganduk sehingga instrumen diatas trolley tertutup seluruhnya.

Persiapan Linen

 Instrumenter dibantu omloop menyiapkan sejumlah linen sesuai kebutuhan jenis


tindakan operasi
 Jenis linen disesuaikan dengan standar
 Lakukan sterilisasi. Sterilisasi linen harus sudah selesai sebelum instrumen
 Nampan dan Trolley diberi alas linen steril. Bila perlu berlapis 2.
 Letakkan linen pada trolley
 Tutup trolley dengan linen steril

SKEMA ALUR PENGELOLAAN INSTRUMEN

TINDAKAN

Instrumen pasca
tindakan

DEKONTAMINASI

PROSES PENCUCIAN BIASA

PENGERINGAN

Packing / set Non packing

STERILISASI DI PUSAT
STERILISASI
DISTRIBUSI

Skema pengelolaan Linen P E N Y I M P A N A N

SKEMA ALUR PENGELOLAAN LINEN KOTOR

LINEN KOTOR

Linen Non Linen Potential


Infeksius Infeksius

DEKONTAMINASI

DESINFEKSI

PROSES PENCUCIAN BIASA

PENGERINGAN , PERBAIKAN, PENYETRIKAAN, PACKING

Linen Non Tindakan Linen Tindakan

STERILISASI DI PUSAT
STERILISASI

DISTRIBUSI
PENYIMPANAN

Persiapan Personil Kamar Operasi

1. Dokter operator menentukan pasien untuk dioperasi, memberitahukan paramedik tentang waktu
operasi.
2. Paramedik melaporkan kepada dokter anestesi untuk meminta persetujuan waktu operasi.
3. Paramedik mengatur / mengusahakan kesepakatan waktu antara dokter operator dan dokter
anestesi.
4. Jika waktu operasi sudah disepakati, paramedik memberitahukan staf kamar operasi lainnya.
5. Paramedik mengusahakan staf kamar operasi selengkap mungkin.
6. Staf kamar operasi segera mempersiapkan operasi.

Penunjukkan personil kamar operasi

1. Paramedik jaga menentukan paramedik yang akan ditugaskan di kamar


operasi
2. Diusahakan paramedik yang ditunjuk adalah paramedik yang sudah
berpengalaman di kamar operasi
3. Diusahakan Paramedik yang ditunjuk adalah paramedik yang sedang tidak
tugas jaga rawat inap /UGD
4. Diusahakan paramedik yang ditunjuk adalah paramedik yang sedang tidak
libur
5. Paramedik yang ditugaskan di OK datang paling lambat 30 menit sebelum
jadwal operasi.
6. Jika diperlukan paramedik jaga ruang rawat inap/UGD membantu
menyiapkan instrumentasi dan ruangan OK
7. Selalu konfirmasi dan pastikan semua siap hadir tepat pada waktunya

Pembagian tugas personil OK


1. Scrub Nurse ( Instrumenter)

Pengertian : Petugas Kamar operasi yang secara steril mengelola


semua kebutuhan instrumentasi sebelum, selama dan setelah operasi

Tanggung jawab : menjaga keutuhan dan efisisensi derah steril dengan


menyediakan instrumen dan supply steril yang diperlukan

Syarat :
- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan kemungkinan
kegawatan
- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
- Mengenal karakteristik operator

Tugas :

Sebelum Operasi

- Bersama omloop menyiapkan instrumen dan alat-alat termasuk benang


jahit, jarum, juga ketersediaan obat2an anestesi, dan cairan
- Memeriksa ulang kesiapan instrumentasi , pastkan susunan berdasarkan
urutan tindakan operasi.
- Melakukan cuci tangan bedah,memakai jas operasi dan sarung tangan
steril dengan teknik yang benar
- Bila tersedia meja mayo, maka siapkan meja mayo
- Membantu dokter atau asisten satu dalam tindakan antiseptik kulit.
Berdiri pada disisi operator / asisten satu saat melakukan antiseptik kulit.
- Membantu menutup pasien dengan duk steril
- Menyiapkan dan memberikan instrument

Selama Operasi

- Memperhatikan jalannya operasi dan mencoba membaca


keperluan operator satu langkah lebih dahulu.
- Selalu tersedia kasa di daerah operasi. Sediakan pada wadah
tertentu seperti nerbekken.
- Ingat! Kelompokkan kasa dalam satu ikatan dengan jumlah
yang tertentu. Buka lah bundel satu persatu bila diperlukan agar tidak
tercampur satu sama lain. Hitung selalu kasa yang tersedia di area
operasi dan kasa yang sudah terpakai. Buang Kasa yang sudah terpakai
pada tempat sampah infeksius
- Menjaga agar daerah operasi selalu rapi dan kering
- Instrumen tidak boleh menumpuk tapi harus tersusun.
- Jangan biarkan darah mengering pada instrumen
- Meminta supply alat tambahan kepada omloop
- Bila sarung tangan bolong atau robek atau tertusuk, segera
diganti
- Posisi tubuh harus tegak, tidak bolah bersandar pada meja
instrumen.
- Sebelum menutup luka, hitung kembali kasa , instrumen,
jarum.

Pasca Operasi

- Membersihkan luka operasi dengan Na Cl 0,9% steril , keringkan dengan


kasa kering
- Luka operasi ditutup dengan kompres betadine dan kasa steril dan difixir
dengan plester / Hypafix
- Lepaskan duk, periksa duk klem jangan sampai tertinggal
- Rendam instrumen dalam waskom plastik berisi larutan chlorine 0,5%,
biarkan selama10 menit. Rendam secara sekaligus jangan menambah
sedikit-sedikit instrumen yang direndam.
- Bisturi di buang di tempat sampah benda tajam
- Sebelum dicabut, kanul dan selang harus selalu di spooling / bilas dengan
air chlorine 0,5% dan air bersih
- Cuci handschoen dengan chlorine 0,5% sebelum dilepaskan. Jangan lepas
handschoen sebelum semua pekerjaan selesai. Pengelolaan handschoen
sesuai prosedur buku ini.
- Bila ada spesimen yang sudah disiapkan Omloop, dicek kembali .

2. Asisten utama (asisten satu)

Pengertian : Petugas yang mebantu operator melaksanakan operasi

Tanggung jawab : terlaksananya operasi dengan baik dan aman.


Syarat :
- Dokter/Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
- Mampu mengelola pasien gawat
- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
- Mengenal karakteristik operator
- Teliti dan cekatan
- Diutamakan berpengalaman

Tugas :
Sebelum operasi
- Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana tindakan operasi dan
kemungkinan komplikasi
- Memastikan identitas pasien dan kelengkapan administrasi
- Memeriksa pasien yang akan di operasi
- Memastikan kelengkapan instrumen dan peralatan
- Memastikan kesiapan kegawatan
- Memastikan kesiapan anestesi
- Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi
- Membantu memposisikan pasien
- Membantu operator melakukan antiseptik
- Membantu operator menutupi pasien dengan duk steril
- Berkomunikasi dengan anestesi tentang kesiapan tindakan operasi dan
kondisi pasien
- Cuci tangan bedah dan mengenakan jas operasi

Selama Operasi

- Membantu operator dalam setiap tindakan yang dilakukan


- Memberikan lapang pandang yang baik pada area operasi dan bersih
sepanjang operasi
- Memantau dan meminimalisir perdarahan
- Mengawasi kondisi pasien dan berkomunikasi dengan anestesi
- Mengawasi kinerja instrumenter dan asisten dua
- Mengantisipasi kebutuhan operator baik kebutuhan personal maupun
kebutuhan tindakan operasi selangkah di depan operator
- Bertindak sebagai manajer dari tim pendukung operasi

Sesudah operasi

- Membantu menutup luka, membersihkan pasien


- Membantu anestesi mengamankan pasien
- Membantu transport pasien
- Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
- Berkomunikasi dengan operator tentang follow up pasien

3. Asisten madya (asisten dua)


Pengertian : Petugas Kamar operasi yang secara steril membantu
operator dan asisten utama selama operasi

Syarat :
- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik

Tugas :

Sebelum Operasi

- Bersama omloop menyiapkan instrumen dan alat-alat termasuk benang


jahit, jarum, juga ketersediaan obat2an anestesi, dan cairan
- Melakukan cuci tangan bedah,memakai jas operasi dan sarung tangan
steril dengan teknik yang benar
- Bila tersedia meja mayo, maka siapkan meja mayo
- Membantu dokter atau asisten satu dalam tindakan antiseptik kulit.
Berdiri pada disisi operator / asisten satu saat melakukan antiseptik kulit.
- Membantu menutup pasien dengan duk steril

Selama Operasi

- Memperhatikan jalannya operasi dan mencoba membaca keperluan


operator satu langkah lebih dahulu.
- menghitung selalu kasa yang tersedia di area operasi dan kasa yang
sudah terpakai. Buang Kasa yang sudah terpakai pada tempat sampah
infeksius
- Menjaga agar daerah operasi selalu rapi dan kering
- Membantu sehingga Instrumen tidak boleh menumpuk tapi harus
tersusun.
- Sebelum menutup luka, hitung kembali kasa , instrumen, jarum.

Pasca Operasi
- Membersihkan luka operasi dengan Na Cl 0,9% steril , keringkan dengan
kasa kering
- Luka operasi ditutup dengan kompres betadine dan kasa steril dan
difixir dengan plester / Hypafix
- Lepaskan duk, periksa duk klem jangan sampai tertinggal
- Rendam instrumen dalam waskom plastik berisi larutan chlorine 0,5%,
biarkan selama10 menit. Rendam secara sekaligus jangan menambah
sedikit-sedikit instrumen yang direndam.
- Bisturi di buang di tempat sampah benda tajam
- Membantu malakukan spooling / bilas kanul dan selang dengan air
chlorine 0,5% dan air bersih
- Cuci handschoen dengan chlorine 0,5% sebelum dilepaskan. Jangan
lepas handschoen sebelum semua pekerjaan selesai. Pengelolaan
handschoen sesuai prosedur buku ini.
- Membantu kegiatan omloop dan instrumenter

4. Circuler (Omloop)

Nama jabatan : Sirkuler / Omloop

Pengertian : Petugas kamar operasi yang tidak steril ( tidak memakai jas
operasi tidak memakai handschoen steril)

Tanggung jawab: membantu memenuhi seluruh kebutuhan kamar operasi,


operator, anestesi, instrumenter dan pasien sebelum, selama dan
sesudah operasi. Membantu team yang steril dengan supply
yang steril

Syarat :

- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS


- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan dan
letak penyimpanan instrumen dan bahan medik lain dalam
kompleks OK
- Cekatan dan inisisatif

Tugas :

Sebelum Operasi
- Cuci tangan bedah tapi tidak memakai jas dan handschoen steril.
Handschoen dapat yang steril tapi tidak dijaga sterilitasnya.
- Memeriksa kebersihan ruangan , membersihkan ruangan jika belum
dibersihkan
- Membantu mempersiapkan instrumen bersama instrumenter
- Identifikasi pasien dan serah terima pasien, memastikn kelengkapan
administrasi
- Membantu transport pasien senyaman mungkin
- Mengganti pakaian pasien
- Membantu memposisikan pasien di meja operasi
- Menyambungkan alat 2 ke supply listrik, menyambungkan selang dan kabel
steril dengan alat yang non steril spt suction atau diatermi
- Membantu team steril mengenakan apron, jas operasi, sepatu goggle
- Mengisi buku catatan operasi, catatan pasien, formulir pemeriksaan, dsb

Selama Operasi

- Melihat jalannya operasi dan selalu memenuhi alat , supply atau instrumen
yang dibutuhkan team
- Menghitung kasa yang dipakai
- Memperhatikan kebutuhan pasien semisal pasien kedinginan, infus habis ,
posisi dsb
- Selalu berkomunikasi dengan seluruh tim . Bila keluar ruangan agar
memberitahukan instrumenter
- Menerima spesimen dengan baik dan mengelolanya dengan benar
- Membantu kebutuhan personal tim steril seperti menghapus keringat,
menghapus cipratan darah, membenahi pakaian , menyediakan alas kain
pada lantai dsb
- Menjaga agar ruang operasi selalu bersih , rapi, dan nyaman

Setelah Operasi

- Menyediakan waskom chlorine 0,5% untuk cuci handschoen operator,


melepaskan jas operasi
- Memasangkan plester pada kasa/dressing
- Membersihkan pasien dari darah dan kotoran lainnya dari tubuh.
- Memakaikan pakaian pasien dengan baik
- Transport pasien ke ruang pemulihan bersama penata anestesi atau serah
terima pasien dengan petugas rawat inap.
- Menyiapkan laporan operasi, formulir pemeriksaan, atau resep , serta
konsumsi untuk operator
- Membantu instrumenter membersihkan alat dan instrumen
- Membersihkan ruangan operasi dan menyiapkan ruangan operasi
E. Transport Pasien

 Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh paramedik ruangan rawat inap


 Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan membawa bed
atau dengan kursi roda
 Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara paramedik
ruangan dengan petugas OK, besaerta status pasien dan obat-obatan
yang diperlukan
 Petugas OK memeriksa kembali kelengkapan administrasi dan identitas
pasien
 Setelah dinilai lengkap, pasien dibawa ke koridor transport pasien untuk
kemudian dipindahkan ke brankar OK
 Lakukan pemindahan senyaman mungkin
 Setelah pasien diatas brankar, possikan senyaman mungkin, bed pasien
dikeluarkan. Pasien dibawa ke koridor ruang recovery
 Ganti semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua perhiasan, beri
penutup kepala, lakukan senyaman mungkin sesuai tata krama.
Tenangkan pasien.
 Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi, pindahkan pasien ke
meja operasi senyaman mungkin. Posisikan senyaman mungkin.
 Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine catheter, O2,
Pasang manset Tekanan darah, pasang pulse oxymetri, nyalakan pulse
oksimeter/ECG Monitor
PELAKSANAAN TINDAKAN OPERASI
Surgical Scrub

Pengertian :

Adalah cara cuci tangan bedah yang dilakukan sebelum operasi

Tujuan :

Mencegah terjadinya infeksi dari tangan kepada pasien selama operasi

Kebijakan :

- Cuci tangan dilakukan ditempat cuci tangan khusus


- Air yang digunakan adalah air tanah yang mengalir dan
sudah teruji secara biologis
- Antiseptik yang digunakan adalah Chlorhexidine tanpa
diencerkan

Prosedur :

1. Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan


2. Pastikan bagian lengan pakaian OK tidak terlalu dekat ke siku
3. Buka keran, biarkan air mengalir sejenak
4. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, alirkan air sedemikian rupa
sehingga seluruh permukaan jari-jari, telapak tangan, punggung tangan,
pergelangan dan lengan bawah terbasuh dan air mengalir ke arah siku
5. Lakukan pada lengan yang satunya.
6. Keluarkan Chlorhexidine secukupnya dengan tangan satu dan
menampungnya dengan tangan lainnya
7. Lakukan tujuh langkah pencucian tangan :
- Gosok-gosokkan kedua telapak tangan
- Gosok-gosokkan kedua telapak tangan dengan jari saling terkait diantara
jari sedemikian rupa sehingga sela jari terkena
- Gosok-gosok punggung tangan yang satu dengan telapak tangan yang
lain , kaitkan jari diantara jari tangan yang lain sehingga sela jari terkena,
lakukan secara bergantian
- Letakkan punggung jari-jari tangan yang satu dengan telapak tangan
yang lain dengan jari saling mengunci lalu gosok-gosok sedemikian rupa
sehingga ujung jari-jari tangan yang satu membersihkan buku-buku jari
tangan yang lain
- Gosok-gosok ibu jari tangan yang satu dengan telapak tangan yang lain
secara berputar, lakukan bergantian
- Kuncupkan tangan yang satu sehingga semua ujung jari bertemu, lalu
gosok-gosokkan ke telapak tangan yang satunya, secara berputar ke kiri
dan ke kanan, lakukan bergantian
- Gosok-gosok seluruh permukaan pergelangan tangan hingga sepertiga
tengah lengan bawah oleh telapak tangan yang lain, lakukan bergantian

8. Seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1 menit, bisa dibagi2 per
langkah atau lagkah tadi dilakukan berulang2
9. Biarkan keran air terbuka dan air mengalir sepanjang proses cuci tangan tadi
10. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah seluruh tangan dan
lengan dengan air mengalir sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan
terbasuh dan buih dari antiseptik terbasuh
11. Lakukan 7 langkah cuci tangan seperti diatas dengan antiseptik chlorheksidin
sekali lagi.
12. Tutup keran dengan menggunakan siku
13. Pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bila perlu jabatkan kedua
tangan. Posisi tangan jangan terlalu tinggi jangan terlalu dekat dengan wajah.
14. Kenakan jas operasi dan Handschoen dengan lengan dan tangan masih
terbalur antiseptik

Surgical gown

1. Pakaian OK dan APP tim operasi sesuai prosedur


2. Jas wajib dipakai pada setiap operasi sedang hingga besar/ luar biasa
3. Setelah cuci tangan selesai, dan petugas sudah di dalam ruang operasi, buka
Ikatan jas operasi
4. Kenakann jas dengan memasukkan tangan dan lengan kedalam lengan jas
yang sesuai. Genggam ujung lengan jas dengan tangan.
5. Biarkan omloop mengikatkan tali di bagian belakang jas
6. Ikatlah tali pada lengan jas sehingga ujung lengan jas melekat pada
pergelangan
7. Kenakan Handschoen dan posisikan tangan selalu diatas pusar
8. Ingat, walaupun sudah memakai jas, bagian pusar ke bawah tetap dianggap
non steril.

Handgloving

1. Kenakan Handschoen secara hand to hand Glove to glove


2. Handschoen selalu dalam keadaan bagian lengan terlipat keluar.
3. Ambil handshoen kanan dengan tangan kiri dengan memegang bagian lipatan
handschoen kanan yang merupakan sisi yang melekat ke kulit
4. Masukkan tangan kanan hingga semua jari masuk ke tempatnya masing
masing. Lepaskan tangan kiri dan biarkan handschoen masih dalam keadaan
terlipat ditangan kanan
5. Ambil handschoen kiri dengan menggunakan tangan kanan yang sudah
memakai handschoen dengan mengaitkan jari tangan kanan ke dalam lipatan,
yaitu sisi yang kelak akan menghadap ke luar, tidak melekat ke kulit
6. Masukkan tangan kiri hingga jari-jari masuk ketempatnya masing masing.
Dengan jari tangan kanan yang masih mengait ke lipatan handschoen kiri,
lipatan kemudian di buka sedemikian rupa sehingga bagian lengan
handschoen menutupi sepertiga distal lengan bawah tangan kiri.
7. Jari tangan kiri mengait ke lipatan handschoen kanan pada sisi yang kelak
menghadap keluar, kemudian membuka lipatan sedemikian rupa sehingga
sepertiga distal lengan bawah kana tertutup handschoen
8. Posisikan tangan diatas pusar

Posisikan tubuh pasien

 Posisi Anestesi
o Anestesi Umum
Bila dilakukan anestesi umum, maka sebelum anestesi umum pasien sudah
diposisikan terlentang. Posisikan senyaman mungkin. Ikat tungkai pada bagian
atas lutut. Posisi lengan terlentang dan terikat pada penyanggah.
o Anestesi spinal
Bila dilakukan anestesi spinal, maka posisi anestesi spinal adalah duduk dengan
tungkai lurus ke depan atau uncang-uncang pada kedua sisi bed operasi, tangan
diletakkan pada bed atau tungkai dengan posisi palmar diatas, lemas, kepala
tertunduk.
o Posisikan pasien sesuai kebutuhan operasi setelah anestesi selesai.

 Posisi Terlentang
o Setelah proses anestesi selesai, maka posisi lengan disesuaikan kebutuhan
apakah akan terlentang dan terikat pada penyanggah, atau terlipat dibawah
kepala, atau lurus disamping tubuh pasien, Tungkai biasanya lurus dan terikat
pada bagian atas lutut, tambahan-tambahan lain semisal penyanggah bahu,
penyanggah panggul dsb disesuaikan kebutuhan

 Posisi Litothomi
o Posisi bokong pasien pada batas bagian badan dan tungkai bed operasi. Siapkan
penyanggah tungkai di sisi kiri dan kanan batas tersebut.
o Letakkan pelindung / pad pada penyanggah tungkai, lalu letakkan bagian
belakang lutut pada penyanggah, sedemikian rupa sehingga bagian perineum
terekspos dengan baik dan tungkai terposisikan dengan nyaman.
o Posisikan lengan terlentang dan terikat pada penyanggah
o Tutup pasien dengan baik

 Posisi miring
o Posisi pasien miring kiri atau kanan sedemikian rupa sehingga area operasi
terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi tidak terganggu, dan posisi
pasien stabil tidak dapat jatuh ke posisi depan atau belakang.

 Posisi tengkurap
o Idem posisi miring.

Antiseptik area operasi

 Dengan bantuan sponge clamp / klem kassa / penser klem, balurkan Betadine
ke area operasi menggunakan kassa steril
 Bila area operasi dinilai kotor , terkontaminasi, misal pada fraktu daerah
ekstremitas, terutama tungkai, apalagi fraktur terbuka, area operasi dapat
dicuci dulu dengan NaCl 0,9% steril dengan atau tanpa larutan savlon
sebelum dibalur betadine. Pencucian dilakukan oleh omloop menggunakan
handschoen non steril.
 Balurkan mulai titik tengah area operasi berputar kekiri atau ke kanan terus
makin luas sedemikian rupa sehingga area yang terbalur betadine cukup luas
dan jauh dari area operasi.
 Bila terpaksa membalur dengan arah lurus, maka balurkan menjauh area
operasi.
 Betadine yang dibalurkan harus cukup banyak, tidak tipis-tipis. Pada area
operasi pembaluran dapat dilakukan berkali-kali disertai sedikit tekanan agar
kasa sekaligus berfungsi membersihkan kulit juga.
 Buanglah kasa ke tempat sampah bila betadine yang terdapat pada kasa
tinggal sedikit. Ganti kasa dengan yang baru sebelum memulai membalur
lagi.
 Daerah sela-sela selangkangan dbalur terakhir. Klem kasa yang sudah dipakai
membalur daerah selangkangan tidak boleh dipakai lagi sebelum disteril
ulang,
 Setelah selesai antisepsis, klem kasa dipisahkan dengan alat lain dan
dianggap non steril.
 Bila sudah ditutup dengan duk, betadine pada area operasi dibersihkan
dengan alkohol 70%

Menutup area operasi

 Setelah Proses antisepsis selesai, batasi area operasi dengan duk steril.
 Pertama tutup bagian tungkai hingga batas bawah area operasi. Pada posisi
lithotomi tutup bagian alas bokong dan bagian bawah bed.
 Bila menggunakan duk bolong, maka langkah selanjutnya hanya memakai duk
bolong ini.
 Bila menggunakan duk biasa, maka setelah bagian tungkai, maka tutup
bagian atas pasien hingga batas atas area operasi. Hati-hati duk menutupi
wajah pasien
 Setelah itu tutup bagian samping tubuh pasien hingga batas lateral area
operasi kiri dan kana. Fiksasi duk dengan doek klem. Posisikan doek klem
supaya tidak menonjol / mengganggu pelaksanaan operasi.
 Lapisi bagian bawah dengan duk satu lagi sehingga bila bagian bawah dipakai
menyimpan instrumen tidak mudah melorot atau basah dan terkena bed
operasi.

Beberapa petunjuk selama operasi


 Menggunakan hak
o Agar tercipta lapang pandang yang baik sisi luka perlu ditarik ke arah luar atau
atas.
o Gunakan hak yang sesuai dengan ukuran luka operasi dan kedalaman lapang
pandang yang dibutuhkan. Contoh untuk ekstirpasi FAM mungkin hanya
dibutuhkan hak Gigi atau langenbeck kecil saja. Untuk Hernia mungkin perlu hak
Roche dan langenbeck saja, Untuk hysterctomy pada yang kurus bisa hanya blaas
hak saja atau hak cangku / langenbeck besar pada orang gemuk dsb.
o Selalu lepaskan hak dari area operasi bila tangan operator masuk, karena selain
bisa menghalangi tangan juga menyebabkan sakit pada tangan operator
o Perhatikan arah operator , gerakkan / pindahkan hak untuk memberi lapang
pandang yang lebih baik bila diperlukan

 Membersihkan darah
o Untuk darah yang menggenang, gunakan suction dengan canul.
o Untuk perdarahan yang banyak dan cepat dapat menggunakan suction tanpa
kanul. Hindari tangan terlalu dekat dengan area operasi / menghalangi
pandangan.
o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang sempit / dangkal, gunakan
kasa depper kecil / terlipat pada klem kasa
o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang dalam / luas, gunakan kasa
depper besar / tak terlipat / bendera pada klem kasa. Gunakan hanya 1 kasa saja
untuk mencegah ketinggalan.
o Menggunakan kasa depper adalah dengan di tekan-tekankan, bukan di usap /
gosokan pada luka karena gesekan bisa menimbulkan kembali perdarahan,
terutama pada daerah yang rapuh
o Ingat usahakan selalu area operasi dalam keadaan yang kering dan bersih.
o Gunakan kasa untuk membersihkan area operasi dan instrumen dari bekuan
darah.

 Menghentikan perdarahan
o Harus pro aktif dalam menghentikan perdarahan. Bedakan perdarahan yang
merembes dari jaringan, mengalir dari pembuluh vena dan menyemprot dari
pembuluh arteri
o Perdarahan yang merembes dari jaringan yang robek / di sayat, berasal dari
pembuluh darah kecil. Coba lakukan pembersihan dengan kasa. Biasanya lama-
kelamaan berhenti sendiri.bila masih, coba lakukan penekanan dengan kasa
selema beberapa detik.
o Bila tampak perdarahan mengalir, atau tidak berhenti dengan tekanan, mungkin
berasal dari pembuluh vena yang ukurannya kecil sampai besar. Darah yang
mengalir biasanya lebih gelap dan tidak ada pullsasi. Gunakan klem untuk
menjepit pembuluh darah. Biarkan beberapa saat. Bila perdarahan berhenti,
maka tidak perlu dijahit/ cauter. Tapi bila masih ada perdarahan, maka jepit ulang
dengan klem untuk selanjutnya dijahit / diikat/ atau dibakar dengan cauter.
o Pengikatan / penjahitan perdarahan pada bagian tubuh yang menetap dalam
tubuh menggunakan plain gut atau chromic gut. Untuk bagian tubuh yang akan
dibuang, menggunakan silk/seide.
o Cauterisasi dengan menempelkan ujung pen pada klem. Tekan tombol coagulate
untuk membakar pembuluh darah selama beberapa detik hingga tampak bagian
yang dijepit menghitam. Hindari klem atau cauter menempel pada jaringan
epidermis kulit. Lepskan klem, perhatikan apakah perdarahan berhenti.

 Tentang Jarum
o Selalu memegang benda tajam seperti bisturi atau jarum dengan alat, baik
pinset,klem atau naldfulder.
o Jarum dapat dipakai kembali sedangkan bisturi harus dibuang ditempat sampah
benda tajam.

jenis jarum menurut mata jarumnya


o Jarum taper bermata jaru bulat, bila ditusukkan tidak merobek jaringan yang
ditembusnya. Digunakan untuk menjahit jaringan lunak dibawah jaringan kutis.
Kecuali pada jaringan yang keras seperti cervix uteri, kelenjar payudara yang
displastik, bisa dipakai jarum cutting dengan pengawasan perdarahan.
o Jarum Cutting bermata jaru segi tiga, bila ditusukkan akan merobek jaringan yang
ditembusnya sehingga bisa menimbulkan perdarahan. Digunakan untuk menjahit
kulit atau jaringan yang keras.
o Jarum non traumatik, yaitu jarum yang langsung terhubung dengan benang
diujung belakang /pangkalnya. Tidak memiliki lubang jarum sehingga dapat
menembus jaringan dengan mulus. Misal jarum pada benang dalam kemasan
sachet.
o Ekor benang pada lubang jarum jangan terlalu pendek sehingga mudah lepas
atau terlalu panjang sehingga mengganggu penjahitan. Standar panjang ekor
benang adalah 4 – 5 cm.

 Tentang benang
o Mengambil benang dalam kaset harus menggunakan naldfulder atau klem . tarik
sebanyak 2 kali panjang naldfulder atau kira-kira 40cm. Atau sesuaikan dengan
kebutuhan / karakter operator.
o Mengambil benang dari sachet juga menggunakan naldfulder. Buka lipatan dan
ambil jarum dengan nalfulder, dan tarik hingga benang keluar seluruhnya.
o Secara umum benang operasi dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu benang
absorbable ( dapat diabsorpsi) dan non absorbable ( tidak diabsorpsi)
o Benang yang dapat diabsorpsi dapat dicerna tubuh untuk kemudian hancur oleh
proses radang / inflamasi / reaksi tubuh sendiri sehingga hubungan antar 2 sisi
bisa saja lepas . Jangka waktu penghancuran ini berbeda beda berkisar antara 3
hari hingga 3 bulan.
o Benang yang non absorpsi tidak dapat dicerna tubuh. Bisa bertahan di dalam
tubuh selama bertahun-tahun karena bersifat Inert ( tidak menimbulkan /
merangsang reaksi tubuh) digunakan untuk kulit atau jaringan dibawah kulit
yang sukar sembuh.
o Contoh benang absorpsi adalah plain gut, chromic gut , Polyglycolic acid
(dexxon / Atramat / polysorb) poligaktin ( Safil, safi quick)
o Contoh benang non absorpsi adalah silk / seide, nilon (monosof , Dermalon ),
Polypropylen ( Prolene , mersilene)
o Ukuran benang bermacam-macam, pemakaiannya tergantung kebutuhan / jenis
operasinya.

 Tentang gunting
o Semua instrumen yang memiliki bagian yang diperuntukkan jari seperti gunting,
klem, dsb di pegang dengan memasukkan ibu jari pada lubang yang satu dan jari
manis pada lubang yang lain. Jari telunjuk dan tengah menopang instrumen dan
membantu mengarahkan instrumen
o Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan tidak goyah yang bisa berakibat
fatal, maka jari pada tangan kiri ikut membantu menopang gunting saat
pengguntingan dilakukan

PASCA OPERASI
Pengelolaan Pasien
Perawatan luka operasi

 Segera setelah selesai tindakan operasi, area operasi dicuci bersih dengan NaCL 0,9%
steril. Pembersihan dilakukan mulai dari luka sayatan meluas kesekitarnya.
 Luka operasi ditutup dengan kasa kompres betadine , lalu kasa steril polos. Fixasi kasa
dengan Hypafix atau plester
 Setelah masuk rawat inap perawatan luka sebagaimana standar asuhan keperawatan

Membersihkan Pasien dan memberikan pakaian

 Setelah area operasi dan sekitarnya dibersihkan pasien dipindahkan ke brankar dengan
hati-hati.
 Bersihkan bagian tubuh pasien yang menempel pada bed operasi dengan air bersih dan
washlap. Miring-mairingkan pasien untukmencapai bagian itu.
 Sambil dibersihkan, pakaian pasien diiapkan. Kenakan pakaian pada pasien, beri sarung
atau kain bersih, serta selimuti ia.
 Pasien pindah ke bed pasien dalam keadaan sadar / tidak, pakaian dan tempat tidur rapi.

Recovery Room (RR) dan Pengawasan di ruang rawat inap

 Tempatkan pasien dalam RR sampai pasien sadar betul.


 Petugas OK melaksanakan tugas pasca operasi sambil mengawasi pasien. Setelah selesai
atau setelah pasien stabil dan sadar betul , pasien ditranfer ke rawat inap.
 Kemungkinan lain adalah setelah selesai operasi pasien langsung ditransfer ke rawat
inap dan ditempatkan di HCU untuk beberapa jam sampai pasien sadar betul dan
diawasi petugas rawat inap. Bila sudah sadar betul / stabil, dapat dipindahkan ke
ruangan inapnya.

Pengelolaan Linen

 Segera dekatkan waskom berisi Chlorine 0,5%, untuk cuci handschoen operator.
Mintalah operator melepaskan handschoen untuk direndam pada waskom tsb.
 Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember linen kotor berpenutup.
 Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan menjatuhkan duk di
lantai.
 Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb.
 Jika apron terbuat dari plastik saja dan tidak ada bagian yang menyerap cairan tubuh
pasien cukup dibersihkan dengan cairan chlorine saja. Tapi bila terbuat dariparasit dan
atau ada bagian yang menyerap cairan tubuh pasien, harus diperlakukan sebagaimana
linen.
 Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember. Jangan dibiasakan
berserakan dilantai
 Penutup kepala dan masker dibuang kedalam tempat sampah infeksius. Selanjutnya
Transport Linen kotor dalam ember tertutup menggunakan trolley khusus dengan jalur
yang sudah ditentukan, langsung ke ruang laundry. Jangan berhenti atau mampir ke
mana-mana.
 Linen diolah di ruang laundry sesuai prosedur.

Pengelolaan Instrumen

 Segera rendam instrumen kedalam larutan chlorine 0,5% yang terdapat dalam wadah /
ember plastik.
 Sebaiknya instrumen direndam sekaligus, jangan sedikit-sedikit.
 Rendam selama 10 menit. Bila instrumen direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10
menit sejak instrumen terakhir dimasukkan.
 Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa membuka
pengunci instrumen
 Untuk selang dan atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling dulu dengan
larutan chlorine 0,5% untuk kemudian direndam selama 10 menit.
 Setelah 10 menit lakukan pencucian dengan detergent dan pembilasan dengan air bersih
mengalir dan penyikatan jika diperlukan. Untuk kanul dispooling dengan air detergent
dan dispooling dengan airbersih dan dibilas.
 Keringkan dengan menggunakan handuk bersih atau dianginkan menggunakan hairdryer
 Bila instrumen termasuk dalam packing, maka setelah kering dilakukan packing kembali
dan dilakukan sterilisasi segera. Bila instrumen tidak termasuk yang di packing maka
instrumen disimpan dalam lemari kaca yang dilengkapi kantung karbon hidrophilik dan
penerangan sekaliguss pemanasan dengan lampu pijar 10 Watt.

Pengelolaan Peralatan dan Fasilitas

 Bed Operasi
o Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
o Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed bisa dibersihkan.
Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine bolak balik, keringkan lantai,
kemudian kembalikan bed ke tempat semula dan di kunci roda

 Trolley
o Perlakuan sama dengan bed operasi.
o Trolley diletakkan di ruang peralatan

 Brankar dan standar


o Perlakuan sama dengan bed operasi.
o Standar diletakkan di ruang peralatan, brankar di koridor transport / RR

 Lampu Operasi
o Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
o Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada bagian
pemeliharaan untuk segera diganti.

 Alat anestesi
o Permukaan trolley di bersihkan dengan chlorine 0,5%
o Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.
o Facemask di bersihkan denganchlorine 0,5%
o Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen.

 Monitor EKG
o Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker
o Gulung dengan bai semua kabel dan letakkan pada gantungannya.

 AC
o Matikan AC

Pengelolaan Ruangan

 Lantai dibersihkan dengan chlorine 0,5%


 Dinding dibersihkan dengan chlorine 0,5%
 Tempat cuci tangan diperiksa kebersihannya
 Spoolhoek diperiksa kebersihannya
 Ruang ganti pakaian dan Ruang dokter diperiksa kebersihannya
 Kamar mandi diperiksa
 Ruang instrumen diperiksa
 Ruang RR diperiksa
 Ruang sterilisasi diperiksa.

Pengelolaan spesimen

Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah label yang benar,
pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang benar, sebab bila pemberian label yang
salah atau specimen tertukar dapat berari menentukan diagnose yang salah untuk dua
orang pasien. Hilangnya specimen dapat berarti tidak dapat menentukan diagnose atau
harus dilakukan pengambilan specimen baru dengan kemungkinan tidak mendapatkan
specimen yang sama jenisnya dengan yang hilang.
Oleh karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter memintanya untuk
membuang.
a. Prosedur penanganan specimen
1. Tangani specimen dengan hati-hati
2. Instrumenter mengkonfirmasikan lagi dengan dokter mengenai sifat specimen
dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, kemudian periksa ulang dengan om
loop sebelum menyerahkan kepada on loop.
3. Om loop menyimpannya ke dalam tempat yang tepat, seperti kantong plastik,
stoples dan sebagainya yang steril.
4. Berikan label yang memuat :
a. Nama pasien
b. Nomor C.M. ( Catatan Medik )
c. Tanggal Operasi
d. Nama specimen

5. Apabila diambil lebih dari satu specimen, specimen-specimen itu harus diberi
nomor label sesuai dengan urutan diangkatnya dan tempatkan dalam tempat
yang terpisah kecuali dokter meminta untuk menyimpan dalam satu wadah.
6. Organ-organ yang solid seperti : hati, limpa, uterus, dan lain-lain biasanya
dipotong dahulu oleh Dokter sebelum disimpan pada tempat yang sudah berisi
pengawet.
7. Organ yang berbentuk pipa seperti : jaster, Colon, Vesica Winara harus dibuka
dulu agar bahan pengawet mengenai sisi luar dan dalamnya.
8. Jangan membuat trauma pada jaringan specimen seperti biopsi nosofaringeal.
9. Tidak boleh memasukkan dengan paksa ke dalam tempat yang sempit.
10. Jangan membuang specimen kecuali Dokter memintanya untuk dibuang.

b. Prosedur khusus Penanganan Specimen untuk


Pemeriksaan Histologi
1. Rendam specimen dalam formalir 10% (0 cc larutan formalir kadar 40% dalam 90
cc air )
2. Tutup rapat-rapat tempat specimen tadi untuk mencegah penguapan bahan
pengawet.

c. Prosedur Khusus penanganan Specimen Untuk


Kultur.
1. Simpan dalam stoples atau tabung pemeriksaan / test tube yang steril oleh
instrumenter.
2. Tidak boleh diberi bahan pengawet, karena jaringan harus dalam keadaan segar
dan seperti asalnya.
3. Idealnya specimen untuk kultur dikirim segera kalau tidak specimen tersebut
harus disimpan oleh kotak yang bersuhu ruangan, untuk mempertahankan agar
jumlah bakteri tetap sampai kultur dilakukan.
d. Prosedur Khusus Penanganan Specimen untuk
Frozen Section
1. Pastikan bahwa bagian ahli, Patologi sudah diberitahu sebelumnya, biasanya
sehari sebelumnya diberitahu oleh dokter ahli bedah yang akan mengoperasi
pasien.
2. Perintahlah seseorang untuk bersiap-siap pergi mengantarkan specimen ke
bagian Patologi Anatomi.
3. Ingatkan dokter untuk mengisi formulir Histologi dengan tepat, misalnya riwayat
klinis dan penemuan operasi.
4. Simpan specimen dalam wadah yang sudah diberi label. Untuk pemeriksaan ini
tidak perlu bahan pengawet.
5. Tuliskan nomor telepon yang harus dihubungi oleh ahli oleh patologi pada
sebelah kanan atas formulir sehingga hasil dapat diperoleh dengan cepat.
6. Specimen dikirimkan ke Laboratorium P.A.
7. Catatkan hasil pemeriksaan dengan nama pasien nomor catatan medik, bila
cocok laporkan segera ke dokter.
8. Jika specimen dikembalikan ke kamar bedah, rendam specimen itu dalam
formulir tandai pada tempat specimen itu “Frosen section sudah dilakukan”.

e. Prosedur Khusus Penanganan Specimen Untuk


Difoto.
1. Tempatkan specimen pada sebuah tempat yang datar, kalau perlu yang dilapisi
duk.
2. Sebelum dilakukan pemeriksaan specimen tidak boleh diberi bahan pengawet.
f. Prosedur khusus Penanganan Benda Asing.
1. Simpan dalam kotak kontainer seperti stoples, kemudian kembalikan pada
pasien, benda asing ini dapat berupa : tulang ikas, gigi palsu, dan sebagainya.
2. Benda asing jika perlu dibungkus dengan kertas kasa, kemudian masukkan ke
dalam wadah/stoples, catat dalam buku catatan benda asing, kemudian serahkan
kepada polisi sebagai tanda polisi mengambilnya ia harus menandatangani
catatan tadi.
3. Data yang dibentuk dalam tubuh dimasukkan ke dalam kantong plastik tanpa
bahan pengawet dan diberi label. Tanyakan pada dokter apakah data tersebut
diperlukan oleh analisa atau diserahkan ke keluarganya.

Catatan :

 Semua specimen harus dikirimkan dengan formulir yang tepat dan sudah
ditandatangani.
 Specimen pada bagian yang menular misalnya : Hepatitis B harus ditangani lebih hati-
hati.
 Simpan specimen ini pada stoples yang berlabel khusus, sehingga orang-orang yang
menanganinya akan lebih hati-hati.

DEKONTAMINASI, DESINFEKSI , STERILISASI

A. DEFINISI

Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di
RSBL dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial.
Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri
dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan
untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu
kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin
mikroorganisme dalam proses interaksi pasien –RS dalam proses pelayanan medis di
RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Dekontaminasi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi
suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga
menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.

Desinfeksi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar
mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut
Antisepsis.

Sterilisasi
Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada
benda mati.

B. DEKONTAMINASI

Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda
terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial
mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan
sebagai tindakan pencegahan .

Pelaksana:

Handschoen dan instrumen : Paramedik/Bidan/Aspar

Linen : Bagian laundry

Perlengkapan :

Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung
tangan karet / Rumah tangga

Petugas laundry memakai APP sesuai prosedur pengelolaan linen kotor

Dekontaminasi dapat dilakukan dengan beberapa tahap :

Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam
bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya
dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang
terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen
terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah.
Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan
diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb.

Cara :

Dilakukan pencucian pada daerah yang terpapar saja dengan bantuan


air mengalir yang kuat / disemprot dan dibantu penyikatan.

Dilaksanakan oleh paramedis sebelum linen ditransfer ke laundry.

Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding.

Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5%
selama 10 menit.

Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV, HBV
dan HCV

Cara membuat larutan chlorine :

a. Menggunakan Bayclin
1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih

b. Menggunakan Presept
5 gram Presept setiap liter air

c. Menggunakan Kaporit 60%


1 ons / 100 gram kaporit + 12 liter air bersih

d. Menggunakan Kaporit 0,5%


14 gram kaporit setiap liter air bersih

Cara merendam :

a. Untuk instrumen dan handschoen Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU


/ Verbedding. Untuk Linen dilaksanakan di Ruang Laundry.
b. Untuk Instrumen dan handschoen larutan chlorine disediakan dalam wadah plastik.
Beri tanda ketinggian pada wadah tersebut untuk tiap kenaikan 1 liter airnya. Wadah
untuk Handschoen dan instrumen terpisah. Untuk Linen , larutan chlorine disediakan
dalam bak cuci.
c. Handschoen sebelum dilepaskan dicuci dahulu dalam larutan chlorine, baru
dilepaskan sesuai aturan dan direndam dalam keadaan terbalik.
d. Instrumen direndam dalam keadaan terbuka kuncinya, dan sebaiknya direndam
sekaligus tidak sedikit2. Sebab sifat korosif chlorine, maka masalah lama
perendaman menjadi penting. Bila direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10 menit
dimulai sejak instrumen terakhir dimasukkan.
e. Linen langsung direndam dalam bak berisi larutan chlorine, serta diaduk-aduk
sebentar agar semua linen terbasahi dengan baik.
f. Rendam selama 10 menit.
g. Instrumen kemudian diangkat, dicuci dan disikat dengan air detergent, dan dibilas
dengan air mengalir
h. Handschoen diangkat, dicuci dan dikucek dengan air detergent, dan dibilas bersih
dengan air mengalir
i. Linen diangkat, diperas, dan dibilas bersih dengan air mengalir.
j. Selanjutnya sesuai prosedur pengelolaan masing-masing.

Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh
permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.

C. DESINFEKSI

Desinfeksi di RSBL dilakukan dengan beberapa cara : Menggunakan bahan kimia,


dengan perebusan, dan desinfeksi ruangan dengan sinar Ultra violet

Desinfeksi dengan bahan kimia


Syarat bahan desinfektan yang baik :
Potensi desinfeksi / antisepsis baik / kuat, spektrum luas
Tidak bersifat toksik / karsinogenik / korosif / iritatif/ non alergenik
Mudah didapat, harga ekonomis

No Jenis Karakteristik Penggunaan


1 Sabun Antiseptik Antiseptik lemah Cuci tangan biasa
Efektif melepaskan
kotoran pada tubu atau
benda mati

2 Karbol (phenol) Desinfektan kuat Mengepel Lantai


Cresol (Lysol) Iritable dan toksik dan dinding keramik

3 Iodine/Betadine Spektrum luas, Antisepsis area


antisepsis/desinfektan tindakan / operasi
sedang
Tidak begitu toksik, tidak Desinfeksi darurat
iritatif,tidak korosif instrumen
Terpengaruh darah
Ekonomis

4 Alkohol 70% Antisepsis dan desinfektan Antisepsis tubuh


kuat, spektrum luas Desinfeksi darurat
Tidak terlalu toksik, sedikit instrumen
iritatif, mudah menguap,
tidak korosif, mdh terbakar
Harga ekonomis

5 Chlorhexidine Antiseptik kuat, makin kuat Cuci tangan bedah


jika dicampur alkohol atau
detergent Merendam
Tidak toksik instrumen
Relatif ekonomis

6 H2O2 (Hidrogen Peroksida) Antiseptik lambat, namun Membersihkan linen


karena melepaskan ion dari darah
dapar membasmi kuman
anaerob
Iritatif pada luka
ekonomis

7 Formalin antisepsis dan desinfektan Mengawetkan


kuat spesimen
sangat iritatif dan
karsinogenik Desinfeksi
Bila dicampur alkohol bisa handschoen daur
sporisidal ulang
ekonomis
Desinfeksi
instrumen

8 Glutaraldehyde (Cidex) antiseptik kuat dan cepat Merendam


2 menit -10 menit instrumen, rubber/
Sporisidal 10 jam selang
Tahan 14 hari
iritatif
Mahal

9 Chlorine Dengan kadar ppm yang Desinfeksi semua


tepat dapat bersifat alat, instrumen,
desinfektan kuat hingga linen, permukaan
sporisidal
Agak toksik
Iritatif dan korosif
ekonomis

Contoh penggunaan Presept


Desinfeksi Linen 5g untuk 20 L air direndam selama 1 jam
Desinfeksi Lantai 5g untuk 20L air sebagai air pel
Desinfeksi Alat makan 5g untuk 20L air direndam 1 menit

Desinfeksi dengan cara merebus

Panaskan air hingga mendidih, masukan instrumen / alat , rendam selama 20 – 30


menit.
Angkat instrumen/alat dan tiriskan

Desinfeksi Ruangan dengan sinar Ultra Violet


Keluarkan semua alat mobile. Setelah ruangan dibersihkan dan didesinfeksi
permukaan, ruangan ditutup dan lampu UV dinyalakan terus menerus selama 24 jam

D. STERILISASI

Ada 4 cara sterilisasi yang dilaksanakan di RSBL

1. Sterilisasi Steam pressure (Uap Bertekanan) dengan Autoclave

Alat Auto Clave


a. Katup pengaman
b. Indikator tekanan
c. Katup pembuka
d. Tutup autoclave
e. Baut
f. Kunci wing
g. Gasket /pelapis
h. Container
i. Tangki sterilisasi
j. Tatakan berlubang
k. Tabung pemanas
l. Lampu Indikator
m. Keran pengeluaran
n. Alat pembuka mur

Cara Penggunaan :

A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara
paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.

B. Penambahan air
Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan
menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan
harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air
dibawah level tabung pemanas.

C. Penyegelan
Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat
pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup.
Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan
kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga
kedap udara.

D. Pemanasan
Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin
panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai
tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator
tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki
makin naik.

E. Sterilisasi
Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki
tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan
menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan
melebihi 0,165Mpa.

Jenis benda Waktu tekanan Suhu


Benda Karet 15 0,1-0,11 121
Linen 30-45 0,1-0,15 121-126
Instrumen 15 0,1-0,15 121-126
Cairan dlm botol 20-40 0,1-0,15 121-126

F. Pengeringan
Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah
sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan
angka 0, tunggu 1 – 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga
10 – 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan
menekan saklar ke posisi OFF.

G. Pendinginan
Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya
jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk
menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena
itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai
jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian
buka katup pembuangan , lalu buka penutup.

H. Pemeliharaan
 Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air
diatas tabung pemanas
 Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan
udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek
sterilisasi akan terganggu.
 Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan
panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan
tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa pecah.
Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol pecah
pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup
pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.
 Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu
sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.
 Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0,
kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk
membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.
 Periksa secra berkala kondisi autoclave
 Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling.
 Ganti gasket / pelapis secara periodik
 Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.
 Pastikan jarum menunjuk ke angka 0 sebelum pemanasan dimulai.
2. Sterilisasi kering dengan Sterilisator Kombinasi UV-Heat

Sterilisator Kering UV-Heat :

a. Pintu penutup
b. Jendela
c. Pengatur Suhu
d. Timer
e. Lampu Indikator panas
f. Lampu Indikator UV
g. Tombol start UV
h. Selektor UV / Heat
i. Fuse/sikring

Cara penggunaan :

A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat
tersebar dengan baik. Tutup pintu.

B. Sterilisasi
Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol
GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel.
Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala.
Hitunglah waktunya.

Jenis benda Waktu Suhu


Benda Karet 15-20 120
Linen 30-45 120
Instrumen 15-20 120

C. Pemeliharaan
 Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian.
 Pintu harus selalu tertutup
 Periksa kondisi sterilisator secara berkala

3. Sterilisasi dengan bahan Kimia.


Bahan Kimia yang digunakan adalah Glutaraldehyde (Cidex)

Cara :
 Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang
yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai.
 Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit
 Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit
 Cidex membasmi spora dalam 10 jam
 Efektifitas bertahan selama 14 hari
 Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen dan
harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.

4. Pelaksanaan Sterilisasi

a. Sterilisasi Instrumen dalam wadah tray berpenutup


 Menggunakan Sterilisator kering.
 Susun instrumen yang akan disteril pada rak atas, wadah tray dan tutup pada rak
bawah.
 Setelah selesai sterilisasi, wadah dikeluarkan, masukkan instrumen ke dalam
tray menggunakan korentang yang juga disteril bersama.
 Ambil tutup tray dan tutup wadah.
 Beri label tanggal pelaksanaan sterilisasi.
b. Sterilisasi Instrumen dalam packing duk
 Menggunakan Sterilisator kering
 Instrumen yang disimpan dalam packing /paket disusun dalam duk kemudian
ditutup dengan cara menggulung duk pada kumpulan instrumen tsb.
 Packing diperkuat dengan selotip / label dengan tulisan tanggal pelaksanaan
steril.
 Masukkan ke dalam sterilisator diatas rak.
 Setelah selaesai, paket disimpan kembali dalam lemari / wadah tertutup.
c. Sterilisasi Handschoen
 Menggunakan sterilisator kering
 Setelah handschoen ditiriskan, dan kering, handschoen kemudian diberi sedikit
talcum powder, dan dilipat sebagaimana kondisi saat masih baru.
 Letakkan duk sebagai alas tromol/pembungkus handschoen
 Susun handschoen dalam tromol , pisahkan kiri dan kanan
 Buka kisi-kisi tromol.
 Tutup tromol dan kunci
 Setelah selesai sterilisasi, kisi-kisi ditutup, tromol diberi label tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
d. Sterilisasi Linen
 Menggunakan autoclave
 Jika linen akan didistribusikan ke ruangan2, duk disimpan dalam tromol.
 Linen disusun sebaiknya dalam bentuk gulungan2.sehingga ada ruang diantara
tiap linen. Jika disusun dalam bentuk lipatan, maka disusun dengan berjajar,
bukan menumpuk.
 Buka Kisi-kisi tromol , lalu lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.
 Setelah selesai tromol diangkat dan kisi-kisi ditutup.
 Tromol diberi label tanggal pelaksanaan steril.
 Jika linen hendak langsung dipakai, linen dapat langsung disimpan dalam tanki
sterilisasi dan baru dimasukkan ke dalam autoclave.
e. Sterilisasi Kasa / verband
 Menggunakan sterilisator kering atau autoclave
 Susun kasa dalam tromol dengan posisi berjajar bukan menumpuk
 Buka kisi-kisi , tutup tromol, lakkukan sterilisasi.
 Setelah selesai, tutp kisi-kisi , tromol diberi label tanggal pelaksanaan sterilisasi.
f. Sterilisasi Rubber
 Menggunakan autoclave, dryheat atau cidex
 Tidak menggunakan wadah
g. Sterilisasi air
 Menggunakan autoclave
 Air disimpan didalam botol kaca, berpenutup sumbat kain atau kasa
 Botol ditaruh diatas wadah logam
 Lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.
 Setelah selesai, botol diangkat, sumbat di perkuat dengan plester/hypafix.
Administrasi
Beberapa catatan administratif yang harus dilengkapi :

1. Formulir Persetujuan Tindakan Medik


2. Formulir Informed Consent
3. Formulir Berita Acara serah terima pasien Operasi
4. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium
5. Formulir Laporan Operasi
6. Formulir Perincian Kamar Operasi
7. Buku Register Kamar Operasi
8. Formulir pengumpulan data Indikator mutu pelayanan Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai