Anda di halaman 1dari 18

BEBERAPA UNSUR YANG DI BUTUHKAN DALAM

PENDIRIAN APOTEK

Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Disusun oleh :

Hadli Zulmi

15-74-201-176

PROGRAM P2K

FAKULTAS ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apotek adalah suatu tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Apotek

mempunyai fungsi utama dalam pelayanan obat atas dasar resep yang

berhubungan dengan itu, sertya pelayanan obat tanpa resep yang biasa

dipakai di rumah. Dalam pelayanan obat ini apoteker harus berorientasi

pada pasien / penderita, apakah obat yang diinginkan pasien tersebut dapat

menyembuhkan penyakitnya serta ada tidaknya efek samping yang

merugikan.

Tanggung jawab apoteker di apotek ialah : pertama adalah tanggung

jawab atas resep. Apoteker mampu menjelaskan tentang obat pada pasien

baik itu reaksi samping obat, cara dan rute pemberian obat, toksisitas obat

dan dosisnya serta informasi lain yang diperlukan oleh pasien. Kedua,

tanggung jawab apoteker untuk memberi informasi pada rakyat dalam

memakai obat bebas dan bebas terbatas (OTC). Apoteker mempunyai

tanggung jawab penuh dalam menghadapi kasus self diagnosis atau

mengobati sendiri dan pemakaian obat tanpa resep. Apoteker menetukan

apakah self diagnosis / self medication dari penderita itu dapat diberi

obatnya atau disuruh pergi konsul ke dokter atau tidak.


Pada saat ini farmasi masyarakat maupun usaha di bidang farmasi

mempunyai 2 profil yaitu : pada tangan yang satu merupakan institusi

profesi, terutama farmasi masyarakat memerankan peranan yang penting

sebagai anggota team kesehatan pada tangan yang lain merupakan

pengusaha perdagangan obat. Kesadaran sosial hendakalah memainkan

peranan yang menonjol dalam pengusahaan farmasi ini. Tetapi bukan berarti

mengusahakan kefarmasian ini didasarkan oleh motif sosial semata-mata.

Adalah hal yang wajar kalau pengusahaan farmasi mengharapkan laba

yang besar asal wajar sesuai dikatakan “profit is not only necessary but it also

the heart of system”. Oleh karena itu apoteker harus dibekali pula mengenai

pengetahuan pemasaran dan kewirausahaan agar dalam terhindar dari hal-

hal yang tidak diinginkan seperti rugi. Dalam perusahaan, instansi atau

lapangan-lapangan tugas, ilmu pemasaran akan diperlukan pada setiap

tingkat, termasuk tingkat paling bawah. Maka itu para manajer yang lebih

bawah dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang diharapkan

perlu melaksanakan strategi pemasaran agar dapat memasuki pasar dengan

mudah.
1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana sistem pemasaran yang dimiliki apoteker untuk menjadikan

apotek bisa lebih dipercaya oleh masyarakat ?

2. Bagaimana sistem permintaan dan penawaran di apotek?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apotek

2.1.1 Definisi

Menurut Peraturan Pemerintah No.25 Tahun1980 dan Permenkes

No.922/Menkes/Per/X/1993, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada

masyarakat. Pengelolaan apotek berdasarkan PP NO 25 tahun 1980 dan

Permenkes No 922/Menkes/Per/X/1993. Apotek adalah suatu tempat

tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran

perbekalan farmasi kepada masyarakat.

Apotek wajib melayani resep Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter hewan.

Pelayanan resep adalah menjadi tanggung jawab Apoteker pengelola

apotek. Apoyeker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan

keahlian profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker

wajib memberi informasi tentang penggunaan obat secara tepat, aman,

rasional, kepada pasien atas permintaan masyarakat. Apoteker pengelola

apotek, Apoteker pendamping atau apoteker pengganti diizinkan menjual

obat keras tanpa resep yang dinyatakan sebagai Daftar Obat Wajib Apotek

(DOWA) yang ditetapkan oleh Menkes.


2.1.2 Pengelolan apotek

Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek

ialah :

1. Lokasi

2. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya

3. Pembelian

4. Penyimpanan barang / pergudangan

5. Penjualan

6. Administrasi

7. Keuangan

8. Manajemen personalia

9. Evaluasi apotek pada akhir tahun

1. Lokasi

Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

menetukan lokasi suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar

pertimbangan pada umumnya ialah PASAR. Pasar merupakan masalah yang

tidak boleh diabaikan dan pula faktor pembeli harus diperhitungkan dahulu.

Oleh karena itu hendaklah diperhitungkan terlebih dahulu :

a. Ada tidaknya apotek lain

b. Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk

parkir kendaraannya
c. Jumlah penduduk

d. Jumlah dokter

e. Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui

Selain tersebut di atas, perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas

kesehatan lainnya seperti : Rumah Sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab

tempat-tempat tersebut juga memberi obat langsung pada pasien.

2. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya

Perundang-undangan tentang farmasi yang dikeluarkan oleh

pemerintah meliputi :

a. Undang-undang RI No. 23 th. 1992 tentang Kesehatan

b. PP No. 25 th 1980 tentang apotek (perubahan atas PP No. 26 th.

1965)

c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993

tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek

d. Ketentuan lainnya.

Persyaratan pendirian suatu apotek hendaklah memperhatikan

ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 yaitu

 Persyaratan sebagai apoteker pengelola apotek

 Persayaratan apotek

 Tata cara pemberian izin apotek

 Perbekalan kesehatan, perbekalan administrasi dsb.


Setelah hal tersebut dipenuhi baru kegiatan di dalam suatu apotek di

penuhi.

3. Pembelian

Berhasil tidaknya tujuan usaha banyak tergantung pada kebijaksanaan

pembelian. Cara pembelian dapat dilakukan antara lain sebagaii berikut

a. Pembelian dalam jumlah terbatas

b. Pembelian secara spekulasi

c. Pembelian berencana

4. Penyimpanan obat atau pergudangan

Obat atau barang yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dapat

dijual. Oleh karena itu harus disimpan dalam gudang dahulu dengan tujuan

antara lain aman atau atau tidak hilang, tidak mudah rusak dan mudah

terawasi.

Oleh karena itu gudang harus memenuhi beberapa ketentuan antara

lain:

a. Merupakan ruang tersendiri dalam kompleks apotek

b. Cukup aman, kuat dan dapat dikunci dengan baik

c. Tidak kena matahari langsung

d. Tersedia rak yang cukup dan baik

e. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran, kering dan bersih

f. Lain-lain
5. Kegiatan apotek

Berbagai kegiatan yang perlu diperhatikan ialah ;

a. Tata ruang apotek (layout)

Contoh :

Pembelian bebas pasien dengan resep pasien

obat

Penjualan Penerimaan Penyerahan


bebas Kasir resep obat

Obat siap
Bagian
racikan Obat jadi

2.2 Permintaan dan Penawaran

Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran

(supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam

satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan

pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling

mempengaruhi satu sama lain.


Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan

harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk

melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan

penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak

bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan

bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai

penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas

yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi

antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya

faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan

ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau

penawaran.

2.2.1 Permintaan

a. Definisi

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada

suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.

Selain itu, permintaan merupakan daftar yang menunjukan

keinginan dan kesanggupan konsumen untuk membeli berbagai jumlah

barang atau jasa pada berbagai kemungkinan harga barang atau jasa

tersebut.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)

1. Perilaku konsumen / selera konsumen, saat ini handphone blackberry

sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang

mungkin blackberry sudah dianggap kuno.

2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap

Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai

dan margarin akan turun permintaannya.

3. Pendapatan/penghasilan konsumen, orang yang punya gaji dan

tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan,

tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan

mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.

4. Perkiraan harga di masa depan, barang yang harganya diperkirakan

akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya

masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.

5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen, ketika flu burung dan flu

babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada

bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup,

es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan

bulan lainnya.
2.2.2 Penawaran

a. Definisi

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh

penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada

tingkat harga tertentu.

Penawaran merupakan skedul atau daftar yang menunjukan

berbagai jumlah barang atau jasa yang ingin dan dapat ditawarkan oleh

penjual pada berbagai tingkat harga barang atau jasa tersebut.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Supply)

1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan, jika biaya

pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan

membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena

takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak

laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan

pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.

2. Tujuan Perusahaan, perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan

sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan

marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika

perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka

perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan


yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat

konsumen.

3. Pajak, Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi

sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat

permintaan konsumen yang turun.

4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap, jika ada produk

pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen

akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi

penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.

5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan, ketika harga jual akan naik

di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan

memperbanyak output produksi dengan harapan bisa

menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai

faktor.
BAB III

PEMBAHASAN

Selama ini apotek memang lebih banyak dipersepsikan semata sebagai

tempat transaksi obat, tidak lebih. Padahal apotek juga dapat (dan seharusnya

memang) menyediakan layanan konsultasi kefarmasian, mengkampanyekan

pengetahuan tentang obat, menjalankan fungsi promosi kesehatan, bahkan

leluasa memberikan alternatif obat jika pasien keberatan dengan harga obat

yang diresepkan. Saking salah kaprahnya, dapat dikatakan bahwa apotek di

Indonesia kalah pamor dari toko obat. Bahkan secara ekstrim apotek nyaris

tidak bisa dibedakan dengan toko obat – selain dari persoalan harga – karena

penyaluran obat keras yang hanya boleh didapatkan di apotek pun kerap

terjadi di toko obat.

Menurut UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,

Pasal 1 ayat 13, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk

pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan

dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat

tradisional.

Namun pada kenyataan di lapangan selama ini apotek hanya dipandang

sebagai tempat terjadinya transaksi dagang obat-obat bebas atau consumer


goods dan penjualan obat ethical dari resep dokter yang masuk. Padahal

sejatinya, apotek bukan cuma itu. Sebagaimana tertulis di UU Kesehatan, jelas

bahwa di apotek ada dua tugas seorang apoteker yang berhubungan dengan

masyarakat, yaitu pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan informasi

obat. Jika merujuk pada definisinya, apotek adalah tempat pelayanan

kefarmasian yang dimensinya luas, bukan cuma penyediaan barang-barang

perbekalan kesehatan tapi juga termasuk salah satunya adalah pelayanan

informasi obat. Jika diibaratkan ada dua kaki yang menopang pelayanan

kefarmasian di apotek, maka banyak apotek yang baru berjalan dengan satu

kaki saja.

Selama ini tekanan untuk membuat lengkap persediaan obat adalah salah

satu faktor yang berperan besar dalam besarnya biaya operasional apotek. Jika

selama ini fungsi penyediaan obat dapat berjalan tanpa diimbangi fungsi

pelayanan informasi obat (bagaimana mau memberi informasi jika apoteker

tidak setiap hari datang ke apotek?), lalu bisakah apoteker yang setiap hari

datang ke apotek melakukan fungsi pelayanan informasi obat tanpa (perlu

bergantung pada) persediaan obat? Jadi, jika selama ini apotek dapat berjalan

dengan satu kaki (penyediaan obat), lalu mungkinkah apotek juga dapat

berjalan dengan bertumpu pada kaki yang satunya (informasi obat) ? Jika

mungkin maka apoteker di apotek benar-benar menjadi ahlinya obat yang tidak

didikte oleh obat dan atau merek obat tertentu.


Strategi pemasaran yang digunakan di apotek

Strategi pemasaran yang digunakan di apotek Afiah farma yakni sebagai

berikut :

- Jenis obat yang terdapat di apotek harus lengkap

- Harga dari setiap obat harus bersaing

- Lokasi apotek strategis dengan sarana kesehatan lain.

- Pelayanannya mengutamakan kesembuhan pasien.

Dan strategi yang diatas bisa dikaitkan dengan kombinasi pemasaran 4P

(product, price, promotion and place) yaitu :

- Produk adalah sifat dari produk itu sendiri yang telah dirancang untuk

memuaskan golongan pelanggan yang telah ditentukan sebelumnya

merupakan suatu bagian (segmen)

- Harga adalah pemberian harga yang tergantung keinginan perusahaan

dalam membayangkan mengenai saingan harga dan permintaan pasar.

- Promosi adalah dapat dilakukan melalui surat kabar, majalah, radio, TV

atau tempat promosi penjualan lainnya.

- Tempat adalah tidak hanya meliputi daerah geografis atau negara yang

dipilih, tapi juga termasuk semua saluran dan peraturan pemasaran

melalui mana produk itu berjalan termasuk pula transportasi yan

digunakan dan rute ke pemakai.


Bila suatu faktor 4P diubah, dapat dipikirkan akan ke arah mana terjadi

perubahan perilaku salah satu faktor atau semua faktor dengan kata lain

dengan
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari makalah ini maka dapat kami simpulkan sebagai berikut:

- Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

- Permintaan dan penawaran tertinggi terhadap poduk obat yaitu

terdapat pada produk obat yang mengalami fast moving dan slow

moving.

1.2 Saran

- Diharapkan agar pengelolaan apotek yang sudah baik bisa lebih baik

lagi, terutama dalam hal melayani masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai