110120150010
1. Pembuatan adonan kerupuk
Posisi kerja :
Proses menguleni adonan dilakukan sambil berdiri dengan
meja kerja permanen setinggi 50 cm yang terbuat dari
ubin/kayu dan berat adonan 6-8 kg.
2. Pencetakan
Posisi kerja :
Pekerjaan pencetakan dilakukan sambil duduk di lantai.
3. Pengkukusan
Posisi kerja :
Pekerjaan memindahkan kerupuk setelah selesai dikukus
dilakukan pada posisi duduk di lantai / jongkok.
4. Penjemuran
Posisi kerja :
Berdiri dengan tempat jemuran (para-para) yang terlalu
rendah
5. Penggorengan
Posisi kerja :
Proses penggorengan dilakukan dengan posisi berdiri dengan 2
penggorengan dan tinggi wajan 70 cm; selesai digoreng kerupuk
dikemas dalam kaleng besar. Aliran udara di bagian ini kurang baik
6. Pengemasan
Posisi kerja :
Proses pengemasan dalam posisi berdiri membungkuk.
Landasan Hukum mengenai Ergonomi
>18 40
>18 15-20
• Kelelahan fisik
a.Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan
visual), Mata merupakan indera yang mempunyai peranan
penting dalam penyelesaian pekerjaan.
b.Kebisingan.Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah
Kerusakan pada indera pendengaran. Gangguan komunikasi
dan timbulnya salah pengertian
• Kelelahan yang patologis
• Psikologis dan emotional fatique
• Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia Pencahayaan dan ventilasi harus memadai
• Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan
siang.
• Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
• Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
• Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan.
• Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalampeningkatan semangat kerja.
• Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
• Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
• Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
o Pekerja remaja
o Wanita hamil dan menyusui
o Pekerja yang telah berumur
o Pekerja shift
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat
bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif
dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan
masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas
program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya.