Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan jenis kartu atau program yang dimana
Kartu ini merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari program
kesehatan yang sebelumnya telah diluncurkan oleh mantan presiden SBY (Susilo
Bambang Yudhoyono) pada tanggal 1 Maret 2014 yang diberi nama BPJS. Ada dua
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No. 24 tahun 2011
KIS merupakan perluasan dari masyarakat miskin yang tidak tercakup dalam
Penerima Bantuan Iuran (PBI). Pasal 34 UUD 194 juga mengamanatkan bahwa fakir
miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Dalam hal ini, BPJS Kesehatan
KIS pun dasar hukumnya adalah undang-undang BPJS Kesehatan dan undang-undang
DJSN.
berisi perintah Presiden Joko Widodo kepada para pejabat untuk melaksanakan
program tiga kartu perlindungan sosial (Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar
dan Kartu Keluarga Sejahtera). Inpres tersebut menjadi dokumen tertulis pertama
dari Presiden yang mencantumkan tiga program perlindungan sosial atau yang disebut
media sebagai program kartu sakti Jokowi. Presiden menegaskan bahwa KIS dengan
BPJS Kesehatan tidak bisa dipertentangkan, karena ini satu kesatuan sistemik.
Kesehatan yang berlaku secara nasional dalam kerangka SJSN. Sehingga semua
penduduk wwajib menjadi peserta dengan membayar iuran. Bagi fakir, miskin dan
memperoleh Kartu Indonesia Sehat. KIS akan menjamin dan memastikan masyarakat
kurang mampu yang belum tercover dalam PBI untuk mendapatkan manfaat pelayanan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan bayi yang lahir dari PBI. Saat ini
jumlah PBI sebanyak 86,4 juta jiwa. Sementara PMKS jumlahya diperkirakan mencapai
1,7 juta jiwa meliputi gelandangan, yatim piatu, orang cacat, penghuni panti asuhan
Kesehatan”.
Menilik beberapa hal tersebut di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa KIS
merupakan:
2019
(ii) KIS merupakan pelaksanaan dari amanat beberapa regulasi terkait dengan
Kesehatan agar sejalan dengan SJSN sehingga tidak akan ada lagi tumpang
puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan dan jika kondisi penyakitnya harus
mendapatkan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka pihak puskesmas akan
rumah sakit daerah. Namun jika sedang dalam keadaan darurat, maka peserta bisa