Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar PDF
Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar PDF
1 LATAR BELAKANG
Di tengah laju perkembangan pasar-pasar
pasar pasar modern dalam bentuk mall, supermarket,
pasar tradisional sepertinya memiliki posisi strategis. Sekalipun di sebagian tempat,
pasar tradisional memang cenderung kalah bersaing dengan pasar modern – seperti
terjadi di beberapa daerah, pasar tradisional relative sepi mengisyaratkan sebagai
pasar yang terpinggirkan – tapi di banyak daerah lainnya,
nnya, pasar tradisional justru
menunjukkan kesemarakan dan geliat ekonomi yang cukup mengembirakan. Pada
beberapa pasar tradisional, betapa masyarakat dari berbagai lapisan tumpah ruah.
Ini artinya, pusat ekonomi yang relative lebih banyak digulirkan oleh masyarakat
menengah ke bawah tersebut harus diperhitungkan
Pasar tradisional, jika dikaji secara jernih, memang memiliki beberapa fungsi penting
yang tak dapat digantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya, ada empat
fungsi ekonomi yang sejauh ini bisa
bisa diperankan oleh pasar tradisional;
Pertama,, pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai lapisan
memperoleh barang
barang-barang
barang kebutuhan harian dengan harga yang relative
terjangkau, karena memang seringkali harga di pasar tradisional lebih murah
dibandingkan harga yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar
tradisional merupakan pilar penyangga ekonomi masyarakat kecil.
Kedua, pasar tradisional merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh
pelaku ekonomi lemah yang menempati
menempati posisi mayoritas dari sisi jumlah. Pasar
tradisional jelas jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedagang – terutama
yang bermodal kecil – ketimbang pasar modern.
Ketiga,, pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat
retribusi
usi yang ditarik dari para pedagang;
Keempat,, akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor penting dalam
perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, regional maupun
nasional.
Permasalahan terkait pengelolaan pasar tradisional antara lain: (1) permasalahan
dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kurang disiplinnya
pedagang, pengelola pasar yang tidak profesional, dan tidak tegas dalam
menerapkan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar; (2) pasar
tradisional umumnya memiliki desain yang kurang baik, termasuk minimnya fasilitas
penunjang, banyaknya pungutan liar dan berkeliarannya "preman-
"preman-preman" pasar
serta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas; (3) masalah
internal pasarr seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar
yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi,
menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang
pasar, dan minimnya bantuan permodalan
permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional.
I-1
Revitalisasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, baru
sebatas fisik bangungan pasar, revitalisasi terhadap pengelolaan pasar belum
banyak dilakukan. Padahal perbaikan terhadap manajemen pasar menjadi bagian
penting untuk mendorong
mendorong profesionalisasi pengelolaan pasar dan meningkatkan
pelayanan bagi pedagang maupuan pengunjung pasar. Pengelolaan pasar yang
baik dan professional diharapkan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional,
meningkatkan keuntungan serta dapat menjamin kelangsungan
kelangsungan dari pasar itu
sendiri.
Dalam rangka untuk mendorong profesionaliasi pengelolaan aset pasar, perlu
disusun sebuah pedoman pengelolaan pasar. Pedoman ini diharapkan dapat
menjadi sebuah pijakan bagi pengelola pasar, khususnya pasar yang dibangun oleh
USDRP, dalam mendorong pengelolaan aset pasar yang professional dan
transparan.
I-2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan pedoman umum dan teknis manajemen aset pada ini
adalah:
1. Memberikan panduan bagi pemerintah daerah dan perusahaan daerah dalam
menyusun dan merencanakan organisasi pasar.
2. Memberikan panduan bagi pengelola pasar dalam melaksanakan operasional
pasar yang professional.
3. Memberikan pedoman dalam menciptakan lingkungan pasar yang bersih,
sehat, tertata, hijau, dan ramah lingkungan.
4. Memberikan pedoman dalam pengelolaan keuangan dan sumberdaya
manusia organisasi pasar.
5. Mendorong profesionalisasi pengelolaan pasar pada pasar
pasar-pasar yang
dibangun oleh USDRP.
Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan pedoman umum dan teknis
manajeman aset pasar adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya pengelolaan aset pasar yang professional, khususnya pada
pasar-pasar
pasar aset USDRP baik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah
maupun Perusahaan
Perusahaan Daerah serta dapat mendorong profesionalisasi
manajeman aset pasar pada pasar-pasar
pasar tradisional lainnya.
2. Terwujudnya pasar yang bersih, nyaman dan aman serta dapat memberikan
kepuasan bagi pengunjung pasar, dan dapat meningkatkan daya saing
pasar tradisional, khususnya pada pasar-pasar
pasar pasar aset USDRP,
3. Meningkatnya nilai transaksi pada pasar
pasar-pasar
pasar aset USDRP yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan pasar dan dapat melakukan cost
recovery terhadap dana pinjaman USDRP.
4. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
I-3
2.1 PRINSIP-PRINSIP
PRINSIP PENGELOLAAN PASAR.
Pembangunan pasar membutuhakan sebuah biaya investasi yang besar, sehingga keberadaan
pasar diharapkan dapat dikelola dengan baik oleh unit pasar. pengelolaan pasar yang
professional diharapkan dapat menjaga keberlangsungan pasar itu sendiri dengan peningkatan
daya saing pasar berhadapan dengan ritel modern, memberikan tingkat kepuasan layanan yang
baik yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi daerah. Efektikfitas
manajemen pengelolaan pasar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan profesionalisme
pengelolaan pasar. Banyaknya pasar tradisional yang tutup bukan disebabkan oleh sumber daya
(man, money, material, mechines, methods, marketing,
marketing, minutes dan informations) tetapi lebih
disebabkan oleh kesalahan manajemennya (miss-management).
(miss
Untuk membutuhkan pengelolaan pasar yang efektif dibutuhkan beberapa prinsip-prinsip
prinsip prinsip dalam
pengelolaan pasar, diantaranya:
Otonomi Pengelolaan Pasar
Otonomi
mi ialah kemandirian dalam mengatur diri sendiri secara merdeka (tidak tergantung
pihak lain). Dengan otonomi yang lebih besar, pengelola pasar (unit pasar) mempunyai
kewenangan yang lebih besar dalam mengelola pasarnya. Melalui otonominya, unit pasar
lebihh berdaya dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan pasar,
pedagang, masyarakat (pengujung) dan berbagai potensi yang dimiliki. Manajemen
dilakukan secara otonomi mengandung arti bahwa unit pasar mampu memutuskan sendiri
masalah-masalah
ah yang muncul di pasar dengan solusi yang terbaik, karena merekalah yang
paling tahu yang terbaik bagi pasarnya.
Intervensi
ensi pemerintah pada dalam kebijakan dan manajerial pengelolaan pasar sering
terjadi,, khususnya pada pasar-pasar
pasar yang dikelola oleh SKPD/UPT.
D/UPT. Kondisi ini dapat
mempersempit kewenangan pengelola pasar dan menghambat profesionalisasi pengelolaan
pasar itu sendiri. Banyaknya intervensi dalam kebijakan dan pengelolaan operasional pasar
dapat melemahkan independensi pengelolaan pasar dan membentuk
entuk sebuah
ketergantungan pasar pada Pemerintah Daerah.
Pada pasar-pasar
pasar yang dikelola ooleh Perusahaan Daerah, intervensi
si pemerintah daerah
dalam kebijakan dan operasional
asional dapat diminimalisasi. Pengelola
Pengelola pasar dapat mengambil
II - 1
setiap kebijakan dan keputusan
keputu yang dihadapi dengan lebih baik. Intervensi Pemerintah
Daerah dalam pengelolaan pasar, sering terjadi pada:
a) Penentuan kios bagi pedagang.
b) Penetapan Harga Jual Kios
c) Penetapan biaya retribusi pasar
d) Penentuan mitra kerja
e) Pelaksanaan pengelolaan opersional pasar
Pengelolaan pasar oleh pihak swasta lepas dari berbagai intervensi pihak manapun.
pengelola pasar lebih otonom dan independen dalam pengelolaan pasar, sehingga pasar
dapat dikelola dengan profesional bila dibandingkan dengan pasar-pasar pemerintah.
merintah.
Pasar Modern BSD adalah salah satu pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta
Meskipun Konsep Pasar Modern BSD adalah pasar tradisional tapi pengelolaan pasar
tersebut menggunakan konsep manajemen yang modern. Intervensi dalam berbagai pi
pihak
baik dari pemerintah maupun dari manajemen BSD, hampir relative tidak ada. Pengelola
pasar memiliki kewenangan penuh dalam setiap keputusan dan kebijakan yang
berhubungan dengan pasar. Pengelolaan pasar BSD dapat berjalan baik. Penentuan mitra
kerja dapat diputuskan tanpa adanya intervensi dari pihak manapun, sehingga dapat
menentukan mitra yang terbaik bagi pengelolaan pasar itu sendiri.
Berbagai pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi pedagang maupun
pengunjung pasar. Pengelolaan kebersihan
kebersihan pasar dapat berjalan dengan baik, bahkan
selama jam operasional pasar. Aroma bau yang menyengat, tumpukan sampah dan jalan
yang becek tidak ditemukan pada pasar tersebut. Pengelolaan keamanan pasar dapat
berjalan dengan baik. Berbagai
erbagai tindakan kriminalitas
minalitas dapat diminimalisasi dan diantisipasi
dengan berbagai penjagaan yang ketat oleh pihak keamanan.
Pasar Modern merupakan salah satu pasar tradisional yang banyak diminati oleh kalangan
kelas menengah, meskipun berada pada lokasi yang berdekatan dengan
dengan ritel modern.
Tingkat kunjungan belanja masyarakat pada pasar tersebut sangat tinggi, apalagi pada saat
hari libur. Bila dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang berdekatan, Kondisi Pasar
Modern BSD sangat jauh berbeda, khususnya dalam pengelolaan
aan pelayanan (kebersihan,
keamanan dan parkir) yang diberikan kepada pengunjung.
II - 2
Selain Pasar BSD, Pasar Tanah Tinggi juga merupakan salah satu pasar yang dikelola oleh
pihak swasta. Pasar dapat dikelola dengan independen dan lepas dari berbagai intervensi
interven
dari pihak manapun. Pengelola pasar dapat mengambil setiap kebijakan dan keputusan
secara independen, khususnya kebijakan dan keputusan yang berhubungan dengan
pengelolaan pasar.
Pasar tanah tinggi merupakan pasar induk yang dibangun untuk para pedagang
pedagang yang tidak
tertampung pada pasar induk Cikokol. Pada awal operasional, Pasar Tanah Tinggi kurang
diminati oleh para pedagang, khususnya pedagang pasar induk. Tingkat kunjungan
masyarakat ke pasar tersebut juga tergolong rendah.
Pengelolaan pasar yang independen
dependen dan professional dengan manajeman pasar yang baik
merupakan kunci kesuksesan pengelolaan pasar tanah tinggi. Minat kunjungan masyarakat,
khususnya pedagang eceran, secara perlahan mulai tumbuh dan bangkit. Kios-kios
Kios yang
tersedia di pasar tersebut mulai diisi dan penuh oleh pedagang dengan beragam jenis
barang dagangan. Omzet transaksi perdagangan di pasar tersebut terus meningkat dan
dapat melebihi omzet perdagangan di Pasar Induk Cikokol.
II - 3
Pengelolaan pasar yang terintegrasi merupakan kunci bagi terciptanya profesionalisme
manajemen pasar. Pasar Modern
Modern BSD dan Pasar Tanah Tinggi adalah pasar yang telah
berhasil melakukan integrasi manajemen pasar dalam suatu system yang terpadu.
Pengelolaan berbagai operasional pasar dijalankan dalam sebuah system yang saling
berhubungan dari suatu bagian dengan bagian lainnya.
II - 4
yang berjualan dalam suatu pasar memiliki ekpektasi terhadap pasar tempat berdagang,
diantaranya;
1. Tingginya tingkat kunjungan masyarakat pada pasar tersebut
2. Pasar yang bersih dan aman
3. Harga sewa yang terjangkau dan kemudahan pembayaran sewa/beli kios dan
lapak,
4. Minimnya penarikan retribusi.
5. Ketersedian fasilitas penunjang bagi aktifitas perdagangan.
Adapun ekspektasi
spektasi pengunjung pasar, diantaranya;
1. Pasar yang bersih, nyaman, dan aman,
2. Kelengkapan barang dagangan
3. Kepastian jam operasional pasar.
Untuk memenuhi ekpektasi seluruh ekpektasi pedagang dan pengunjung perlu dibuat
sebuah standarirasi kualitas layanan yang dapat dijalankan secara prosedural dan sistemik.
Berbagai bentuk layanan perlu dibuatkan sebuah Standar Operasional Prosedur (SOP)
untuk
uk menjada kualitas layanan yang diberikan kepada pengunjung pasar. pengelola pasar
juga harus terus mengevaluasi kualitas layanan yang diberikan kepada pedagang dan
pengunjung untuk dapat memperbaiki layanan tersebut secara terus menerus.
Efisien
Efisienn ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang disyaratkan dengan
mengorbankan sumber daya yang paling minimal. sumber daya terutama biaya, waktu dan
tenaga. Dalam hal ini proses-proses
proses proses dilakuakan selalu menghindari terjadinya pemborosan
atau kerugian-kerugian
kerugian yang tidak perlu. Proses efisiensi diukur dengan perbandingan
antara output yang dicapai dengan biaya-biaya
biaya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output
tersebut. Dalam pengelolaan pasar banyak cara yang dapat dilakukan, dengan berbagai
pilihan yangg tersedia. Pengelola pasar harus menentukan pilihan-pilihan
pilihan pilihan tersebut dengan
prinsip efisiensi. Pengelolaan kebersihan pasar dapat dilaksanakan oleh unit pasar sendiri
dengan merekrut tenaga kebersihan yang digaji secara harian, atau dapat dilaksanakan
bekerjasama
erjasama dengan pihak ketiga. Diatanra kedua alternative tersebut harus ditentukan oleh
pengelola pasar berdasarkan prinsip efisiensi.
II - 5
2.2 FUNGSI PASAR.
Pasar memiliki beberapa fungsi diantaranya;
Fungsi Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Pasar jika dikji secara jernih, memang memimiliki beberapa fungsi yang tak tergantikan
begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya ada empat fungsi ekonomi yang sejuah ini bisa
diperankan oleh pasar tradisional, yaitu:
a) Pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai
berbagai lapisan
memperoleh barang
barang-barang
barang kebutuhan harian dengan harga yang relative
terjangkau, karena memang seringkali relative lebih murah dibandingkan harga
yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar tradisional merupakan
pilar penyangga ekonomi
ekono masyarakat kecil
b) Pasar merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh pelaku ekonomi
lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi jumlah. Pasar tradisional jelas
jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedagang – terutama yang bermodal
kecil – ketimbang pasar modern.
c) Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah lewat pendapatan
yang diperoleh dari opersional pasar. Pengelolaan pasar yang professional sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan daerah yang diperoleh dari
operasional
erasional pasar itu sendiri.
d) Pasar juga merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan
tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja
e) Akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor penting dalam
penghitungan tingk
tingkat
at pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, regional
maupun nasional.
II - 6
b) Pasar adalah tempat bagi masyarakat terutama dari kalangan bawah, untuk
melakukan interaksi sosial dan melakukan diskusi informal atas segenap
permasalahan yang mereka hadapi.
II - 7
h) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
i) Keterbukaan;
j) Akuntabilitas;
k) Fasilitas dan perlakuan
rlakuan khusus bagi kelompok rentan;
l) Ketepatan waktu; dan
m) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
II - 8
Kelembagaan Pasar merupakan suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota
masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk
hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi
atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor
faktor faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode
etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta in
insentif untuk
bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.
Adapun
apun tahapan pemilihan kelembagaan pasar adalah sebagai berikut:
1. Review Kelembagaan & Kinerja Pasar Saat Ini
III - 1
a. Review factor-faktor
factor faktor manajerial yang mempengaruhi kinerja pengelolaan
pasar
b. Review Terhaap Kinerja Pengelolaan Pasar
2. Review Model Kelembagaan Pasar Lainnya
3. Penentuan Kelembagaan Pasar
4. Perbaikan Managerial
Gambar 3.1
Alur Pemilihan Kelembagaan Pasar
III - 2
pengelolaan pasar bersumber kegagalan kelembagaan.
aan. Review terhadap kelembagaan
dan kinerja pasar, meliputi:
III - 3
3) Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan Daerah
Pengelolaan pasar saat ini, lebih berwatak birokratis, dimana berba
berbagai
pengambilan keputusan tersentral pada satu pimpinan. Hal ini akan
mengakibatkan terjadi perpanjangan alur dalam mengambil keputusan
sehingga menjadi lambat dan kehilangan kesempatan/peluang bisnis.
Tuntutan masyarakat
syarakat terhadap kualitas layanan yang diberikan
diberikan oleh pengelola
pasar masih jauh dari harapan. Hal ini diakibatkan oleh lambannya mekanisme
pengambilan keputusan. Tuntutan-tuntutan
Tun utan tersebut mengharuskan pengelola
pasar untuk memperpendek dan mempercepat mekanisme pengambilan
keputusan agar tidak digilas oleh semakin ketatnya persaingan bisnis di era
liberalisasi perdagangan dan investasi sekarang ini.
4) Karyawan Pasar
Pada umunya, UPT Pasar sering menghadapi kesulitan dalam hal perekrutan
karyawan. Hal ini dikarenakan minimnya aparat pemerintah yang
yang memiliki
pengalaman
alaman dalam pengelolaan pasar. Rekruitmen tenaga kerja dari pihak
eksternal, kerap kali dihadapkan pada minimnya anggaran yang tersedia, serta
proses perencanaan anggaran yang membutuhkan waktu yang tidak cepat.
Nuasa politik dan intervensi
interven dari berbagai pihak untuk jabatan-jabatan
jabatan strategis
UPT pasar, tidak bias dihindarkan. Ditambahlagi rekruitmen yang bernuasa i
kekeluargaan dan mengabaikan aspek kompentensi menjadi kendala.
III - 4
6) Budayaa Organisasi Pengelola Pasar
Budaya organisasi yang birokratis menjadi hambatan bagi pengelolaan pasar
yang professional. Budaya birokratis akan menjadikan organisasi pasar
bernuasa status quo, yang pada akhirnya dapat menghambat sebuah
kreatifitas dan inovasi.
inovasi. Profesionalisasi pengelolaan pasar harus didukung oleh
budaya organiasi yang terbuka, inovatif serta kreatif.
Gambar 3.
Faktor-Faktor
Faktor Manajerial Yang Mempengaruhi Kinerja Pengelolaan Pasar
III - 5
B. PENILAIAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN PASAR
Penilaian Kinerja merupakan penentuan secara periodic efektifitas operasional
suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada
dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya
merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang
mereka mainkan dalam organisasi. Penilaian kinerja pengelolaan pasar, terdiri dari
4 indikator kinerja, yang meliputi:
1) Kinerja Administratif
Kinerja administratif dinilai berdasarkan:
a) Tertib Laporan Internal dan Ekternal
b) Rencana Jangka Panjang
c) Struktur, Job Desk dan Uraian Tugas untuk masing bagian
d) Standard Operasional Prosedure
e) Rencana Kerja dan Anggaran
2) Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan diniali berdasarkan:
a) Rasio Laba Terhadap Aktiva Produktif
b) Rasio Laba Terhadap Penjualan
c) Rasio Aktiva Lancar Terhadap Hutang Lancar
d) Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Total Hutang
e) Rasio Total Aktiva Terhadap Total Hutang
f) Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi
Op
g) Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan Terhadap
Angsuran Pokok Dan Bunya Jatuh Tempo
h) Rasio Aktiva Produktif Terhadap Pendapatan Pasar
3) Kinerja SDM
Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) dinilai berdasarkan:
III - 6
a) Teknis
Indikator Teknis meliputi; disiplin karyawan, keinginan berprestasi,
keinginan untuk melayani, komitmen pada organisasi dan proaktif.
b) Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja meliputi; Kepuasan terhadap gaji dan tunjangan
serta lingkungan kerja
c) Manajerial
Indicator manajerial terdiri dari: kemampuan kepemimpinan
kepemimpinan dan
kemampuan bekerjasama
d) Pengembangan Kapasitas
4) Kinerja Opersional
Kinerja Operasional Pasar dinilai berdasarkan:
a) Kualitas layanan, kemudahan mendapatkan layanan dan tingkat
kepuasan layanan (Kebersihan, Keamanan dan Parkir)
b) Jumlah Kios/Lapak yang terisi
c) Kinerja Pengeloalan sarana dan prasarana
d) Tingkat kebocoran pendapatan
e) Penanganan keluhan pedagang dan pengunjung pasar
III - 7
Gambar 3.
Indikator Kinerja Operasional Pengelolaan Pasar
III - 8
C. PELAKSANAAN REVIEW KINERJA PASAR
Review terhadap kelembagaan pasar dan kinerja pasar saat ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya:
a) Bekerjasama dengan lembaga pendidikan
b) Melibatkan pihak ketiga (konsultan manajemen)
c) Melakukan kajian secara internal
III - 9
3.2 MODEL KELEMBAGAAN PASAR
Pengelolaan pasar sesungguhnya membawa konsekuensi kelembagaan bagi pengelolaan
pasar tradisional. Sejalan dengan lingkungan yang ditempatinya, maka kelembagaan pada
pasar tradisional memiliki dua tingkatan, yaitu; (1) kelembagaan internal, dan (2)
kelembagaan eksternal,
Kelembagaan internal pasar adalah lembaga pengelola pasar yang berada/berkantor di
dalam pasar dan menangani langsung semua proses dan prosedur operasi dan
pengelolaan pasar yang berada dalam Lingkungan Mikro pasar. Dalam kasus pasar
tradisional,
sional, maka lembaga Mikro pasar adalah Manajemen masing-masing
masing masing unit pasar yang
dipimpin oleh Kepala Pasar.
Sedangkan Kelembagaan Eksternal pengelolaan pasar adalah lembaga yang tidak
berada/berkantor di dalam pasar, namun diperlukan/terlibat untuk mendukung
mendukung proses dan
prosedur yang berjalan di lingkungan mikro pasar. Dalam kasus pasar tradisional lembaga
makro pasar adalah SKPD Pembina pasar, Kantor Pusat PD Pasar, Dinas/SKPD terkait,
dan lembaga/instansi lain yang berasal dari lingkungan daerah/kota dan lingkungan
lingkungan makro
pasar. Kelembagaan eksternal
eksternal-1 adalah kelembagaan-kelembagaan
kelembagaan yang ada dalam
system kota, sedangkan kelembagaan eksternal 2 adalah kelembagaan yang ada di
system makro (nasional/propinsi).
Variasi model kelembagaan banyak terjadi di kelembagaan
kelembagaan eksternal pasar tradisional,
terutapa pada system kota. Variasi kelembagaan ini secara umum dapat dibagi menjadi 2
model yaitu:
1. Unit Pasar di bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah
Unit Pasar di bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah memiliki beberapa alternative
model pengelolaan, yaitu:
a. Pasar dikelola oleh SKPD melalui UPTD
b. Pasar dikelola oleh SKPD dengan pola Badan Layanan Umum Daerah (UPTD)
c. Pasar dikelola SKPD bekerjasama dengan Mitra
2. Unit Pasar dibawah Pengelolaan Perusahaan Daerah
Pengelolaan pasarr oleh perusahaan daerah memiliki 2 alterntaif model pengelolaan,
yaitu;
III - 10
a. Aset dikelola Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah 100%
b. Aset dikelola Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah bekerjasama dengan
Mitra.
III - 11
Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh SKPD
Keunggulan model ini adalah:
1. Keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan bagian dari keuangan
daerah, sehingga langsung berada dalam pengawasan DPRD dan meminimalkan
perpindahan tangan aset investasi ini karena kesalahan pengelolaan.
2. Kebutuhan modal kerja dan operasional pasar dalam suatu tahun anggaran lebih
terjamin karena menjadi bagian dari APBD.
Kelemahan model ini adalah:
1. Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan
dan kinerja tidak
idak terpisah dari dari pelaksanaan keuangan daerah sehingga
menyulitkan pemantauan kinerja pengelolaan aset. Kesulitan ini akan berakibat
pada kesulitan mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan aset.
Seringkali terjadi juga bahwa biaya operasi dan
dan pemeliharaan aset yang
disediakan APBD tidak mencukupi atau tersedia dalam waktu yang tidak sesuai
dengan kebutuhan. Di banyak tempat hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas
pelayanan dan memburuknya kondisi fisik aset.
2. Sulit merekrut tenaga profesiona
profesionall pengelola karena pengelola merupakan pegawai
daerah yang digaji berdasarkan struktur penggajian yang berlaku umum di daerah
tersebut.
3. Ada resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam
keputusan pengelolaan investasi tersebut.
tersebut
4. Potensi pengembangan aset investasi sangat tergantung pada potensi keuangan
daerah dalam suatu tahun anggaran.
III - 12
Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum. Pemerintah Daerah perlu
tetap memantau perkembangan terakhir dari peraturan perundangan atas bentuk yang
masih relatif baru ini.
Adapun pola kelembagaan pasar
pasar yang dikelola oleh BLUD dapat dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2
Pola Kelembagaan Pasar Oleh BLUD
III - 13
3. Karena BLU berhak menggunakan pendapatannya langsung, maka terdapat resiko
pendapatan BLU digunakan tanpa memperhatikan kebutuhan dana uuntuk
perawatan, pengelolaan, kesinambungan operasi, serta kewajiban penyelesaian
pinjaman.
4. Potensi pengembangan BLU sangat tergantung pada potensi keuangan daerah
dalam suatu tahun anggaran
Gambar 3.3
Pola Kelembagaan Pasar Oleh SKPD Bekerjasama dengan Pihak Ketiga
III - 14
Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Skpd Bekerjasama Dengan Pihak
Ketiga
Skema ini memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Tekanan pada APBD menjadi berkurang karena Pemerintah Daerah tidak perlu
menyediakan biaya operasional dan perawatan aset dalam APBD.
2. Pemerintah Daerah tidak terlibat dalam pengelolaan yang seringkali kompleks dan
membutuhkan keahlian dan ketekunan manajemen yang tinggi
3. Terdapat kepastian akan pengembalian pokok dan biaya pinjaman lainnya,
khususnya bila persyaratan kontribusi dan bagi hasil kepada kas daerah telah
disertai dengan sanksi yang
yang tegas atas kelalaian pemenuhan sanksi ini
4. Profesionalisme pengelolaan dapat diharapkan membaik karena minimalnya
campur tangan Pemerintah Daerah ke dalam pengelolaan aset tersebut.
Kelemahan skema ini adalah:
1. Perlunya pemilihan partner yang tepat secara seksama, dengan engevaluasi
pengalaman mitra dalam bidang sejenis.
2. Seringkali terdapat kecurangan yang dilakukan oleh mitra karena memasukkan
biaya yang bukan merupakan biaya yang diijinkan ((allowable cost).
3. Pemeliharaan sering diabaikan oleh mitra untuk mengurangi biaya, dan
meningkatkan keuntungan.
4. Bila jangka waktu kerja sama terlalu pendek maka mitra akan memiliki wawasan
jangka pendek, yaitu pencapaian laba tahunan. Tidak ada insentif kepada mitra
untuk ikut dalam menanamkan modalnya guna mengembangkan
mengembangkan dan memperluas
asset dikemudian hari..
III - 15
kreditur. Pemerintah Daerah menyediakan modal kerja bagi Perusahaan Daerah tersebut
untuk menentukan jumlah seluruh modal Perusahaan Daerah. Perusahaan kemudian
harus merekrut dan memob
memobilisasi
ilisasi personil, menciptakan sistem dan prosedur, serta
membangun system manajemen yang mampu untuk mengelola investasi USDRP tersebut.
Adapun alur model kelembagaan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, dengan
Saham 100% milik Pemerintah Daerah, dapat
d dilihat pada gambar 3.4
Gambar 3.4
Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Dengan 100% Saham Milik Pemda
III - 16
Kelemahan skema ini adalah:
1. Resiko default yang cukup tinggi karena pengembalian pinjaman kepada
Pemerintah Pusat, secara legal, adalah kewajiban Pemerintah Daerah, bukan
kewajiban Perusahaan Daerah tersebut.
2. Skala aset investasi USDRP mungkin jauh diatas skala aset yang sebelumnya
dikelola Perusahaan Daerah tersebut sehingga
sehingga pengelolaannya menjadi lebih
kompleks. Perusahaan Daerah belum tentu memiliki sumber daya yang memadai.
3. Ada kemungkinan keterbatasan APBD untuk menambah modal yang diperlukan
guna pengembangan perusahaan di kemudian hari.
III - 17
sementara beban pengembalian pinjaman berada pada Pemerintah Daerah (yang DAU
atau dana bagi hasilnya akan secara otomatis dipotong bila terjadi gagal bayar
pinjaman).Oleh karena itu, skema ini harus diterapkan secara berhati-hati
berhati hati dengan
memperhatikan berbagai rambu-rambu,
rambu rambu, baik dari segi tata kelola perusahaan ((corporate
governance)) maupun persyaratan keuangan.
Gambar 3.5
Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersawa Mitra Swasta Dalam
Kepemilikan Saham
III - 18
Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersama
Mitra Swasta Sebagai Pemegang Saham
Skema ini memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Hilangnya tekanan pada APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan
2. Berkurangnya keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sehari hari
3. Mudah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, terlebih lagi bila telah dapat
dibangun sistem reward-punishment
reward yang terintegrasi dengan sistem penilaian kinerja
Perusahaan Daerah
4. Bila profitabilitas Perusahaan Daerah baik, maka mudah mendapatkan akses kepada
peningkatan modal perusahaan di masa mendatang baik dari mitra tersebut maupun
dari calon mitra lain yang mengamati kinerja Perusahaan Daerah tersebut.
Skema ini memiliki kelemahan sebagai berikut:
berikut
1. Resiko default yang sangat tinggi karena pengembalian pinjaman, secara legal, adalah
kewajiban Pemerintah Daerah, bukan kewajiban Perusahaan Daerah tersebut beserta
mitranya.
2. Apabila aspek corporate governance tidak dibangun dan dijalankan dengan baik,
besar
esar kemungkinan dalam jangka panjang porsi saham Pemerintah Daerah terdilusi
sehingga Pemerintah Daerah kehilangan kendali atas Perusahaan Daerah tersebut.
III - 19
III - 20
4.1 PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN PASAR
Berbicara mengenai manajemen keuangan pasar bukan hanya berkisar pemungutan retribusi
dan pencatatan atau akuntansi. Manajemen keuangan pasar merupakan bagian penting dari
manajemen pasar secara keseluruhan dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas
tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan bidang keuangan. Manajemen keuangan pasar
merupakan tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi pasar.
Untuk itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan pasar yang baik perlu terlebih dahulu
melakukan identifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik. Setidak-tidaknya terdapat
7 (tujuh) prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan yaitu :
1. Konsistensi (Consistency). Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi (pasar) harus
konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh
disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten
terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di
pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas (Accountability). Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang
melekat pada individu, kelompok atau organisasi (pasar) untuk menjelaskan bagaimana
dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. Organisasi
(pasar) harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa
yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan
penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana
dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi (Transparency). Organisasi (pasar) harus terbuka berkenaan dengan
pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada
para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang
akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku
kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi (pasar) tidak transparan, hal ini
mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability). Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi (pasar) di
tingkat stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan
IV - 1
keuangan organisasi (pasar). Manager organisasi (pasar) harus menyiapkan sebuah rencana
keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya
dan memenuhi kebutuhan keuangannya.
5. Integritas (Integrity). Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat
harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus
dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan
6. Pengelolaan (Stewardship). Organisasi (pasar) harus dapat mengelola dengan baik dana
yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan
dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko
keuangan dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan
organisasi (pasar).
Standar Akuntansi (Accounting Standards). Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan
organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti
bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi.
IV - 2
pedagang, perlu penindakan tegas bagi oknum yang melakukan tindakan tidak terpuji seperti
misalnya pungutan liar dan sejenisnya.
Selain mengatasi masalah-masalah yang terjadi, upaya untuk mengoptimalkan pendapatan
adalah dengan menutupi kebocoran pendapatan. Hal ini akan lebih efektif daripada menaikkan
tarif retribusi. Disamping itu, akan sangat sulit bagi pedagang apabila tarif retribusi dinaikkan
mengingat untuk tarif yang berlaku saja, mereka sering tidak membayar secara penuh.
Adapaun sumber pendapatan yang dapat digali dari pasar adalah sebagai berikut:
a) Penjualan dan penyewaan Kios/Lapak
Pendapatan utama pada awal opersional pasar adalah penjualan kios dan lapak yang
terdapa pada pasar. Namun seringkali penjualan kios dan lapak menimbulkan perselisihan
antara pengelola pasar dengan pedagang. Penentuan tarif kios dan lapak harus
mempertimbangkan kemampuan daya beli pedagang itu sendiri.
Penentuan harga kios dapat ditentukan berdasarkan:
a) Luasan Kios dan Lapak
b) Lokasi Kios dan Lapak.
Penentuan harga kios dan lapak berdasarkan lokasi diberlakukan untuk memaksimalkan
pendapatan yang diperoleh oleh pasar itu sendiri. kios/lapak dengan lokasi yang strategis
diberlakukan harga yang lebih mahal. Penentuan kios dan lapak sering dilakukan dengan
cara pengundian, khususnya pada pasar-pasar, dimana pedagangnya merupakan relokasi
dari pasar tertentu.
b) Retribusi Pasar
Pendapatan pasar dapat diambil dari retribusi yang ditarik oleh pengelola pasar. adapun
retribusi pasar terdiri dari:
a) Retribusi Kebersihan dan Keamanan
Retribusi Kebersihan dan keamanan merupakan retribusi yang diambil oleh
pengelola pasar untuk jasa kebersihan dan keamanan pasar. Retribusi ini dapat
dibayarkan secara harian, mingguan atau bulanan. Penarikan iuran retribusi
dibuktikan dengan sebuah karcis atau kartu iuran anggota. Penentuan nilai
retribusi ditentukan oleh pengelola pasar dengan persetujuan pedagang.
b) Retribusi Parkir
IV - 3
Retribusi parkir merupakan retribusi yang diambil oleh poengelola pasar atas jasa
lokasi parkir yang digunakan oleh pengunjung pasar yang menggunakan
kendaraan roda empat maupun roda dua. Penentuan nilai retribusi parkir dapat
ditetapkan berdasarkan lamanya waktu kunjungan. Penentuan nilai retribusi parkir
juga dibedakan berdasarkan jenis kendaraan. Pembarayan retribusi parkir
dibuktikan dengan sebuah karcis yang dibayar saat kendaraan keluar dari area
pasar.
c) Retribusi Bongkar Muat
Retribusi Bongkar Muat adalah retribusi yang diambil oleh pengelola pasar pada
kendaraan-kendaraan yang melakukan bongkar muat dalam area pasar.
penentuan nilai retribusi ditentukan berdasarkan beratnya muatan kendaraan.
Pembayaran retribusi bongkar dibuktikan dengan sebuah karcis yang didalamnya
mencantumkan berat muatan kendaraan.
c) Retribusi Toilet
Retribusi tolilet merupakan retribusi yang diambil oleh pengelola pasar atas jasa
penggunaan toilet oleh para pengujung maupun pedagang. Penentuan tarif
retribusi toilet ditentukan olen jenis penggunaan toilet.
d) Space Iklan
Pasar merupakan salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Banyaknya
kunjungan masyarakat ke lokasi pasar menjadi daya tarik bagi para produsen untuk
mempromosikan produknya. Pada lokasi, banyak terdapat iklan suatu produk dalam area
pasar dalam bentuk, baleho, pamplet, bahkan tidak sedikit toko yang desain berdasarkan
suatu produk tertentu. Namun sayangnya kondisi ini tidak dikelola oleh pengelola pasar
secara baik, sehingga belum dapat memberikan sebuah pendapatan bagi pengelola pasar
itu sendiri.
Untuk dapat menggali potensi pendapatan dari iklan produk pada lokasi pasar, perlu dibuat
sebuah peraturan pasar yang melarang bagi semua pihak untuk menempatkan suatu iklan
produk dalam bentuk apapun di area pasar tanpa seizin pengelola pasar. Selain itu
pengelola pasar juga harus menyediakan space-space iklan pada lokasi tertentu sehingga
tertata dengan baik dan tidak mengganggu pemandangan pengunjung selama berada di
IV - 4
area pasar. Penentuan harga space iklan dapat ditentukan berdasarkan kesepakan antara
pengelola pasar dengan pihak produsen.
Pasar Pemerintah Daerah yang sudah memaksimalkan pendapatan dari space iklan
adalan PD Pasar Palembang.
IV - 5
d) Besaran sewa
e) Jangka waktu
f) Perselisihan
2. Pernyataan patuh dan tunduk terhadap tata tertib pasar.
Setiap Pedagang yang berjualan pada suatu pasar, harus membuat suatu pernyataan
patuh dan tunduk terhadap tata tertib pasar, guna menjaga keamanan dan ketertiban pada
lokasi pasar. Surat pernyataan tersebut merupakan pegangan bagi pihak pengelola pasar
untuk dapat melakukan tindakan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
pedagang pasar.
Terdapat beberapa alternative kebijakan dalam penentuan penjualan atau penyewaan kios dan
lapak.
1. Penjualan keseluruhan kios dan lapak
Kebijakan ini sering dilakukan oleh pemerintah pada pasar-pasar yang dibangun
berdasarkan dana kerjasama dengan pihak swasta.
Penjualan keseluruhan kios dan lapak pada awal operasional pasar dapat memberikan
pendapatan yang besar bagi pengelola pasar, khususnya untuk membiayai biaya
operasional pasar pada awal pengoperasian. Namun setelah kios dan lapak tersebut
seluruhnya terjual, pendapatan pasar pada beberapa tahun kemudian hanya
mengandalkan dari pendapatan retribusi semata.
2. Penjualan sebagian kios dan lapak.
Kebijakan ini biasanya diambil untuk mengakomodasi para pedagang yang tidak memiliki
kemampuan untuk membeli kios ataupun lapak. Penjualan sebagian kios dan lapak pada
awal operasional pasar dapat memberikan dana segar pada awal pengeperasian pasar.
Adapun Penyewaan sebagian Kios dan Lapak lainnya, dapat menjamin pendapatan
yang memadai untuk membiayai operasional pasar pada beberapa tahun kemudian.
Harga sewa kios dan lapak pada beberapa tahun kemudian dapat dinaikkan oleh
pengelola pasar, dengan memperhatikan jumlah kunjungan pembeli yang kian
meningkat.
IV - 6
3. Penjualan kios dan penyewaan lapak.
Daya tarik pasar tradisional berada pada keberadaan lapak yang menjual kebutuhan
pokok harian (pangan) masyarakat seperti; sayur-mayur, buah-buahan, bumbu-
bumbuan, ikan, ayam dan daging. Mayoritas pengunjung pasar yang datang setiap hari
adalah mereka yang membeli kebutuhan pokok harian. Adapun barang dagangan yang
dijual pada kios-kios adalah barang sandang seperti; pakaian, sepatu, tas dan barang
sandang lainnya. Rutinitas belanja masyarakat untuk kebutuhan sandang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan hal diatas, pada beberapa pasar dengan
konsep modern seperti BSD menerapkan kebijakan model ini.
4. Penyewaan Keselurhan Kios dan Lapak.
Penyewaan keseluruhan space sarana perdagangan, banyak diterapkan pada
pengelolaan gedung pertokoan mall dan swalayan, dimana keseluruhan sarana
perdagangan disewakan.
Kelebihan kebijakan model ini adalah:
a. Memberikan bargaining yang kuat pada pengelola pasar. dalam menegakkan
ketentuan dan peraturan yang berlaku di pasar, dimana pedagang bukanlah
pemilik dari kios atau lapak yang ada.
b. Memungkinkan bagi pengelola pasar untuk meningkatkan harga sewa, pada
setiap tahunnya. Apalagi setelah operasional pasar berjalan dengan baik dan
terjadinya peningkatan pengunjung. Kondisi memungkinkan untuk memperoleh
pedapatan yang lebih besar bila dibandingkan bila dengan penjualan kios/lapak
pada awal pengoperasian pasar.
c. Tersedianya dana yang cukup pada beberapa tahun kemudian untuk perawatan
dan perbaikan sarana dan prasarana pasar.
d. Dimungkinkannya ketersedian dana yang cukup pada setiap tahunnya untuk
membayar dana pinjaman yang digunakan untuk pembangunan pasar.
IV - 7
Gambar 4.
Alur Penentuan Sewa/Jual dan Harga Kios dan Lapak
IV - 8
3. Dana Pihak Ketiga
IV - 9
5.1 PENGELOLAAN SARANA, PRASARANA
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya
pasar dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan sarana dan prasarana
pasar dilakukan untuk mendukung aktifias pasar. adapun prinsip pengelolaan pasar adalah
sebagai berikut:
1. Efisiensi dan Efektifitas
2. Akuntabilitas
3. Profesinalisme
4. Partisipasi
Proses pengelolaan sarana prasarana pasar meliputi:
1. Perencanaan sarana dan prasarana pasar
a) Pengelola pasar menyususn rencana kebutuhan sarana dan prasarana pasar,
b) Menyeleksi sarana dan prasarana yang telah direncanakan dengan melihat dana
yang tersedia,
c) Menetapkan rencana pengadaan akhir sarana dan prasarana pasar.
2. Pengadaan sarana dan prasarana pasar:
a) menganalisis apa saja kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana pasar,
b) mengklasifikasikan sarana dan prasarana apa saja dibutuhkan,
c) melakukan pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana;
3. Inventarisasi sarana dan prasarana pasar
a) melaksanakan kegiatan pengadministrasian barang inventaris dengan memasukkan
ke dalam buku induk barang inventaris,
b) memberi kode sarana dan prasarana di sekolah, dan
c) membuat laporan triwulan dan tahunan barang inventaris.
4. Penggunaan sarana dan prasarana pasar
Penggunaan sarana prasarana pasar untuk menunjang aktifitas perdagangan dalam
lingkungan pasar. pemanfaatan sarana dan prasaran pasar dilakukan dengan prinisi
efisien untuk menghindari pemborosan-pemborosan.
5. Proses pemeliharaan sarana dan prasarana pasar terdiri dari:
a) melakukan perawatan terus-menerus, berkala,
V-1
b) perbaikan sarana dan prasarana yang sifatnya ringan dilakukan oleh pihak pengelola
pasar sendiri, tetapi apabila kerusakannya berat mendatangkan teknisi dari luar.
Pengeloaan air limbah pasar harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan system
jaringan air limbah yang ada dalam lingkungan kota, sehingga dampak meminimalisasi dampak
kerusakan lingkungan yang dapat ditimbulkan dari aktifitas pasar. Hal-hal yang perlu dilakukan
oleh pengelola pasar dalam pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan Septic Tank untuk air limbah yang berasal dari toilet
2. Menyediakan resapan untuk air limbah dari aktifitas pasar sebelum dibuang ke dalam
saluran pembuangan kota.
3. Melakukan kerjasama dalam pengelolaan air limbah dengan instansi terkait
4. Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pengolahan air
limbah pasar.
Tabel 5.1
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Limbah Pasar
INSTANSI PENGELOLA
PENGELOLA PASAR (BAG. SARANA & PEMERINTAH DAERAH
PRASARANA)
1. Permohonan izin pengelolaan limbah 1. Memberikan izin pengelolaan limbah
lingkungan pasar dalam bentuk Izin lingkungan (UPL/UKL) (Dinas Lingkungan
UPL/UKL Hidup Daerah)
2. Membangun saluran pembuangan 2. Menyediakan jaringan drainase dalam
(drainase) air limbah di dalam lingkungan lingkungan kota, khususnya ketersedian
pasar. hal ini juga untuk menghindari jaringan drainase yang melintasi area pasar.
V-2
INSTANSI PENGELOLA
PENGELOLA PASAR (BAG. SARANA & PEMERINTAH DAERAH
PRASARANA)
terjadinya genangan air yang (Dinas PU SDA)
mengakibatkan kebecekan dalam 3. Merawat serta menjaga jaringan drainase di
lingkungan pasar. lingkungan kota, sehingga tidak terjadi
3. Membangun dan menyediakan septic tank hambatan yang dapat mengakibatkan
untuk limbah yang berasal dari toilet. terjadinya banjir. (DInas PU/SDA)
Pembangunan jaringan Pembuangan air 4. Melakukan pengecekan terhadap kualitas
limbah toilet dibuat secara terpisah, buangan air limbah pasar yang masuk ke
sehingga tidak mengakibatkan aroma bau dalam jaringan drainase kota, bila terindikasi
yang kurang sedap pada lingkungan pasar. terjadinya pencemaran lingkungan dari
4. Merawat kondisi fisik jaringan drainase limbah buangan tersebut.
dilingkungan pasar, serta menjaga
kelancaran aliran air limbah dari hambatan
sampah.
Gambar 5.1
Alur pengelolaan Air Limbah
V-3
5.1.2 SAMPAH
Sampah banyak dipandang sebelah mata, sebagai sesuatu yang menjijikkan, dan perlu dihindari.
Tidak banyak orang menyadari bahwa sampah pasar bila dikelola dan diolah dapat menjadi
barang bernilai ekonomis, terlebih bila manajemen pengelolaan menggunakan teknologi
pengolahan yang baik. Investasi di pengelolaan sampah dapat bermanfaat dalam meningkatkan
kelestarian lingkungan, menyerap tenaga kerja, dan menambah penghasilan bagi peningkatan
pendapatan bagi pengelola pasar.
Penanganan pengelolaan sampah pasar tidak dapat dilakukan oleh bagian kebersihan pasar
semata. Pengelolaan sampah yang dillakukan di internal pasar, baru sebatas pengumpulan
sampah pada satu Tempat Pembuangan Akhri Sementara (TPS) di lokasi pasar. Sampah
tersebut perlu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Oleh karene itu perlu dilakukan
pengelolaan sampah secara terpadu dan terintegrasi dengan system pengelolaan sampah pada
system kota. hal-hal yang perlu dilakukan oleh pengelola pasar dalam pengelolaan sampah
adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan stakeholder pasar dalam pengelolaan sampah, dengan cara menumbuhkan
kesadaran para stakeholder akan pentingnya kebersihan pasar.
2. Melakukan manajemen pengolahan sampah yang lebih baik dengan memisahkan antara
sampah organic dan non organic, Sehingga sampah-sampah organic dapat langsung
dimanfaatkan untuk daur ulang.
3. Membuat tata tertib pasar yang dapat mendukung kebersihan pasar, seperti;
a) Mewajibkan pedagang untuk memiliki tempat sampah pada kios/lapak masing-
masing.
b) Mewajibkan pedagang untuk menjaga kebersihan di lokasi kios/lapak masing-masing.
4. Menjalin kerjasama dalam hal pengelolaan sampah dengan instansi terkait, khususnya
dalam pengangkutan sampah pasar ke tempat pembuangan akhir.
5. Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk mencari solusi alternative
pemanfaatan sampah pasar, sehingga sampah pasar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
produksif dan tidak hanya menambah tumpukan sampah di lokasi TPA. Pada beberapa
daerah, sampah pasar mulai dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organic.
6. Menyediakan sarana dan prasarana sampah di seluruh lingkungan pasar.
V-4
Gambar 5.2
Alur Pengelolaan Sampah Pasar
Tabel 5.1
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Dalam Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Pasar
PENGELOLAAN KEBERSIHAN PASAR DAN PEMBUANGAN SAMPAH.
ORANG/INSTANSI TANGGUNG JAWAB TUGAS
Pengelola Pasar Menjaga kebersihan di 1. Menyediakan sarana dan prasarana
lingkungan pasar setiap harinya pembuangan sampah, yang meliputi:
a) Tempat Pembuangan Akhri (TPA)
Bangunan TPA harus terpisah dari
bangunan pasar untuk menghidari aroma
bau yang kurang sedap dan menjaga
lingkungan pasar tetap nyaman.
b) Tempat sampah
Penempatan tempat sampah pada tiap
blok dan sudut lingkungan pasar
berdasarkan
rkan jenis komoditi barang
dagangan. Penemapatan tempat sampah
pada lingkungan pasar harus
memperhiitungkan kemudahan jangkuan.
Tempat sampah pada lingkungan pasar
dibuat berdasarkan kategori jenis sampah
organic dan non organic, atau sampah
V-5
basah dan sampah kering.
Pengunjung pasar Menjaga kebesihan pasar 1. Membuang sampah pada tempat-tempat yang
selama berbelanja di lingkungan telah disediakan oleh pengelola pasar
pasar. dilingkungan pasar
2. Membantu petugas pasar dengan membuang
sampah berdasarkan kategori sampah pada
tempat sampah yang tesedia.
Pedagang Pasar Menjaga kebesihan di dalam 1. Membersihkan kios/lapak masing-masing
kios/lapak dan di lingkungan 2. Membersihkan lingkungan kios/lapak
sekitar kios/lapak tempat 3. Menaruh sampah berdasarkan kategori tempat
berjualan, selama jam sampah yang telah disediakan.
operasional pasar. 4. Meminimalisasi produksi sampah selama jam
operasional pasar, khususnya bagi pedagang
lapak yang berjualan buah-buahan, sayuran,
ikan, dagang dan barang-barang lainnya yang
V-6
dapat menghasilkan sampah.
Pemerintah Menciptakan pasar daerah yang 1. Memberikan alokasi dana operasional bagi
Daearh Bersih dan nyaman. pelaksanaan kebersihan pasar daerah (Bagian
Keuangan)
2. Menyediakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
dari seluruh sampah di wilayah Kabupaten/Kota
3. Menyediakan sarana kendaraan pengangkutan
sampah dari lokasi Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) sementara ke pembuangan akhir (Dinas
Kebersihan)
4. Melakukan pengangkutan sampah setiap
harinya dari TPA sementara pasar ke lokasi
TPA oleh tim kebersihan kota (Dinas
Kebersihan)
5. Mencari alternatif teknologi pemanfaatan
sampah di wilayah Kota/Kabupaten
Pihak ketiga/ Mewujudkan pengelolaan pasar 1. Membersihkan pasar setiap saat selama jam
Swasta (Mitra yang bersih (mitra kerja/cleaning operasional pasar
Kerja) service) 2. Memobiliasai petugas kebersihan
3. Mengontrol pekerjaan petugas kebersihan
4. Mengumpulkan sampah dari seluruh area pasar
pada lokasi TPA
Mitra Pengelolaan Mencari alternative pengelolaan 1. Menyediakan teknologi produksi bagi
sampah sampah untuk kegiatan yang pengelolaan sampah pasar
produktif. 2. Menyediakan tempat penampungan sampah
diluar area pasar
3. Memanfaatkan sampah pasar untuk diproduksi
menjadi suatu produk yang bermanfaat
V-7
b) Pasar Karangploso (Kabupaten Malang)
c) Pasar Piyungan dan Pasar Bantul (Kabupaten Bantul)
Adapun prosedur pengomposan adalah sebagai berikut:
a) Pengumpulan dan Pemisahan Sampah
b) Pencacahan Sampah
c) Penyiapan PROMI
d) Pecampuran PROMI di dalam Bak Pengomposan
e) Panen Kompos
f) Pengolahan Pasca Produksi
Gambar 5.3
Alur Pengolahan Sampah.
V-8
Gambar 5.
Pemanfaatan Sampah Basah Pasar Menjadi Pupuk Organik Di Pasar Karangploso Kabupaten
Malang
V-9
yang harus dilakukan oleh pengelola pasar dalam penanganan system transportasi adalah
sebagai berikut:
1. Bekerjasama dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan dalam penangananan
lalu lintas
ntas disekitar pasar, khususnya pada saat jam sibuk pasar
2. Bekerjasama dengan pihak perhubungan dalam pemasangan rambu-rambu
rambu rambu lalu lintas
disekitar lokasi pasar, pembuatan jempatan penyebrangan orang (JPO) bila dibutuhkan
serta penyedian sarana tunggu kendar
kendaraan umum (halte).
3. Berkoordinasi dengan pihak perhubungan dalam penentuan trayek yang melintasi lokasi
pasar. penentuan. Keberadaan rute trayek yang melintasi pasar dapat memberikan
kemudahan aksebilitas pengunjung menuju lokasi pasar.
4. Berkoordinasi dengan Dinas PU, khususnya dalam rencana pelebaran dan perbaikan
jalan sekitar lokasi pasar untuk mendukung dan memperlancar aksebilitas pengunjung
menuju pasar.
Gambar 5.4
Alur Pengelolaan Transportasi Di Sekitar Lokasi Pasar
V - 10
PENGELOLAAN KEBERSIHAN PASAR DAN PEMBUANGAN SAMPAH.
ORANG/INSTAN TANGGUNG JAWAB TUGAS
SI
PENGELOLA Menjaga ketertiban sirkulasi 1. Menyediakan sarana akses pintu keluar dan
PASAR kendaraan keluar/masuk pasar masuk pasar
2. Mengatur kendaraan yang keluar/masuk pasar
pada jam operasional pasar
3. Menyediakan sarana bongkar muat angkutan di
lokasi pasar, sehingga tidak ada kendaraan
angkutan yang melakukan bongkar muat di
depan lokasi pasar.
PEMERINTAH Mengatur kalancaran lalu lintas 1. Menyediakan sarana transportasi umum yang
DAERAH disekitar lokasi pasar melintasi pasar,
2. Menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu
lintas yang dibutuhkan disekitar lokasi pasar
untuk menjaga ketertiban dan kelancaran akses
dari/menuju lokasi pasar.
3. Menyediakan halte untuk mengatur kendaraan
umum yang ingin menaik/menurunkan
penumpang.
4. Menyediakan jembatan penyebrangan bila
dibutuhkan, untuk menjaga kelancaran lalu
lintas dilokasi sekitar pasar dan menghindari
kemacetan.
5. Menugaskan petugas DLLAJ disekitar lokasi
pasar pada jam sibuk operasional pasar untuk
mengatur kelancaran lalu lintas.
6. Bersama-sama dengan aparat kepolisian
mengatur angkutan umum yang
menaik/menurunkan penumpang dilokasi
sekitar pasar.
KEPOLISIAN Menjaga kelancaran lalu lintas 1. Mengatur dan menertibkan kendaraan yang
disekitar lokasi pasar melintasi dan menuju area pasar, khususnya
pada jam sibuk operasional pasar
2. Menindak berbagai pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan oleh pengguna jalan
3. Mengatur lalu lintas kendaraan angkutan umum
yang menaik/menurunkan penumpang disekitar
lokasi pasar.
Pengunjung Mendukung kelancaran lalu lintas Mengikuti setiap peraturan lalu lintas yang berlaku
dilokasi sekitar pasar disekiar lokasi pasar.
Pedagang Mendukung kelancaran lalu lintas 1. Mengikuti setiap peraturan lalu lintas yang
dilokasi sekitar pasar berlaku disekiar lokasi pasar.
2. Melakukan aktifitas bongkar muat barang
dagangan dilokasi yang telah ditentukan dan
tidak melakukan aktifitas bongkar muat barang
dagangan pada akses menuju lokasi pasar.
V - 11
5.3 PENGELOLAAN UTILITAS PASAR
Masalah utilitas menjadi masalah utama bagi pasar – pasar, karena jaringan air bersih, jaringan
kabel listrik, dan telepon umumnya belum terpasang/tertata secara baik di lokasi pasar. Padahal
keberadaan utlitas tersebut sangat penting dalam menunjang aktifitas pasar. Utilitas pasar terdiri
dari:
a) Jaringan listrik
Pengelolaan dan penataan pada banyak bangunan pasar, sanagt mengkhawatirkan.
Banyak kejadian kebaraan pasar diakibatkan oleh buruknya penataan instalasi listrik
dalam bangunan pasar. Padahal keberadaaan jaringan listrik sangat dibutuhkan oleh
pedagang saat aktifitas pasar berjalan. Dalam rangka penataan listrik dilingkungan
pasar, pengelola unit pasar harus melakukan hal-hal berikut ini:
1) Perencanaan instalasi listrik sudah dilakukan pada saat penyusunan Detail
Engineering Design (DED) gedung. Perencanaan intalasi gedung harus dapat
menjamin keamanan gedung dari kemungkinan terjadinya konsleting listrik yang
dapat menyebabkan terjadinya musibah kebakaran.
2) Sentralisasi unit jaringan listrik pada satu meteran yang dikelola oleh Unit pasar,
sehingga dapat dilakukan penghematan biaya pembangunan. Sentralisasi listrik
pada satu meteran, memungkinkan unit pasar untuk menghasilkan pendapatan
dari ketersediaan jaringan listrik.
3) Mengestimasi kebutuhan listrik di lingkungan pasar untuk 20 (dua puluh) tahun
kedepan. hal ini untuk menjamin ketersedian kebutuhan listrik di pasar.
4) Menentukan tarif dasar layanan listrik bagi pengguna listrik dilingkungan pasar
5) Melakukan pengecekan dan perbaikan jaringan instalasi listrik secara berkala.
b) Jaringan Telepon
Mayoritas pasar tradisional tidak memiliki dan menyediakan jaringan telepon.
Ketersedian jaringan telepon pada suatu pasar, dapat menunjuang aktifitas jual-beli
barang, khususnya dalam hal pemesanan barang. Ketersedian jaringan telekomukasi
seluler pada setiap Kota/Kabupaten di Indonesia menjadi alternative bagi sarana
komunikasi yang dapat mendukung aktifitas jual-beli.
V - 12
c) Jaringan Air Bersih
Utilitas lain yang tak kalah pentingnya bagi aktivitas pasar adalah jaringan air bersih.
Beberapa komoditi barang dagangan sangat bergantung pada ketersedian air bersih,
seperti; komoditi ikan segar, sayur-mayur dan ayam potong. Selain itu, keberadaan air
juga sangat dibutukan bagi toilet pasar. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
pengelola pasar dalam pengelolaan air bersih adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan dan membangun jaringan air bersih pada bangunan pasar’
2) Menentukan tarif dasar penggunaan air bersih di lingkungan pasar
3) bekerjasama dengan pihak PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih
dilingkungan pasar. Apabila tidak terdapat layanan PDAM, maka perlu dicari
alternatif sumber air bersih.
Kerjasama antara Pengelola gedung dengan instansi terkait (PDAM, Telkom dan PLN) harus
terus dilakukan untuk menjamin ketersedian berbagai kebutuhan terhadap air bersih, telepon dan
listrik yang sangat penting bagi aktifitas pasar. Adapun alur pengelolan utilitas pasar dapat dilihat
pada gambar 5.5
Gambar 5.5
Alur Pengelolaan Utilitas Pasar
V - 13
5.4 PENGEMBANGAN PASAR
Kebutuhan sarana perdagangan, terus meningkat seiiring dengan bertambahnya jumlah
pedagang dalam setiap tahunnya. Pada kurun beberapa tahun mendatang, sarana perdagangan
yang terdapat di suatu pasar sudah tidak dapat menampung jumlah seluruh pedagang yang ada.
Pengembangan pasar adalah sebuah keniscayaan untuk dapat menyediakan sarana
perdagangan bagi pedagang yang tidak tertampung pada kios/lapak yang ada.
Kebijakan pengembangan pasar seringkali mendapat penolakan dari para pedagang, khusus
pedagang yang menempati kios dan lapak, disebabkan oleh:
1. Terganggunya aktifitas berjualan harian pedagang saat ini, dimana pembangunan pasar
mengharuskan untuk dilakukannya relokasi pedagang, pada lokasi baru selama masa
pembangunan.
2. Kekhawatiran pedagang akan mahalnya harga jual kios setelah pembangunan pasar.
3. Perubahan lokasi kios/lapak pedagang pada lokasi pasar yang baru. Lokasi kios/lapak
saat ini sudah banyak diketahui oleh pelanggan. Perubahan kios dan lapak pada pasar
yang baru, dikhawatirkan dapat menurunkan omzet penjualan pedagang.
V - 14
1. Melakukan Sosialisasi Tentang Rencana Pembangunan Pasar Kepada masyarakat
khususnya para pedagang yang ada dilokasi pasar yang akan dibangun.
2. Menjalin komunikasi dan melakukan dialog dengan para pedagang tentang rencana
pembangunan pasar, sehingga tidak lagi ada resistensi dari para pedagang selama
pembangunan pasar. Dialog dengan pedagang meliputi:
a) Rencana relokasi pedagang ke tempat penampungan sementara
b) Jajak pendapat tentang harga kios berdasarkan kemampuan keuangan pedagang.
c) system penempatan kios/lapak pada lokasi penampungan sementara dan pasar
baru, dengan memprioritaskan pedagang yang ada.
d) Keuntungan yang dapat diperoleh pedagang dari pembangunan pasar, khususnya
pada penambahan fasilitas pasar yang dapat menarik minat masyarakat untuk
berbelanja di pasar yang baru.
V - 15
j) Penjulan kios/lapak yang tersedia di pasar yang baru
k) Penempatan kios/lapak oleh pedagang
l) Peresmian pasar baru
m) Menjalankan operasional pasar.
V - 16
survey pedagang untuk mengetahui kebutuhan kios/lapak yang akan dibangun pada
pasar panampungan sementara.
Tahapan pelaksanaan relokasi pedagang pada pasar penampungan adalah sebagai berikut:
1. Pendataan pedagang
Pendataan pedagang dilakukan untuk seluruh pedagang baik yang penempati kios,
lapak, pelataran maupun pedagang yang berjualan dilokasi sekitar pasar. Pendataan
pedagang dilakukan berdasarkan komoditi barang dagangan.
Data pedagang merupakan dasar dalam menentukan jumlah kios/lapak yang akan
dibangun pada pasar penampungan, serta untuk menentukan luasan lahan yang
dibutuhkan.
2. Pembentukan TIM pemindahan pedagang
Tim pemindahan pedagang terdiri dari:
a) Pemerintah Daerah
b) Pengelola pasar
c) Pedagang
d) Kontraktor Pembangunan Pasar Penampungan
3. Pencarian lokasi alternative pasar penampungan sementara
Penentuan lokasi pasar penampungan dilakukan oleh Tim Pemindahan Pedagang,
dimana didalam tim tersebut terdaspat perwakilan dari pedagang. Penentuan lokasi
pasar penampungan harus mempertimbangkan beberara aspek berikut ini:
a) Rencana Tata Ruang
b) Luasan Kebutuhan
c) Kemudahan Aksebilitas lokasi
d) Tidak berdekatan dengan fasilitas publik seperti; sekolah, rumah
sakit/puskesmas, rumah Ibadah dan kantor pemerintahan, sehingga keberadaan
pasar penampungan tidak menggangu aktifitas public lainnya.
e) Harga tanah.
4. Pembangunan kios/lapak pada pasar penampungan
Pembangunan jumlah kios/lapak pada pasar penampungan berdasarkan data jumlah
pedagang yang ada, sehingga dapat menampung seluruh pedagang eksisting. Begitu
juga dengan luasan kios/lapak harus dibuat berdasarkan masukan dari pedagang dan
V - 17
ketersediaan anggaran yang ada. Pembangunan pasar penampungan dibagi
berdasarkan layout komoditi barang dagangan.
5. Sosialasi relokasi pasar
Sosialisasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan antara pemerintah daerah/pengelola
pasar dan pedagang mengenai jadual pemindahan, metode penempatan pedagang di
pasar penampungan sementara dan jumlah tempat yang akan didapat oleh setiap
pedagang.
6. Pembuatan denah penempatan pedagang
Berupa plotting penempatan pedagang di pasar sementara sesuai dengan komoditi
barang dagangan, sebagai acuan bagi pelaksanaan pengundian pedagang.
7. Penempatan Pedagang pada pasar penampungan
Penempatan pedagang pada pasar penampungan dilakukan dengan cara yang telah
sepakati. Penempatan pedagang dilakukaan berdasarkan denah yang telah dibuat.
8. Pelaksanaan Pemindahan Pedagang
Pelaksanaan pemindahan pedagang perlu persiapan yang baik, sehingga pemindahan
pedagang dapat berjalan dengan baik. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemindahan pedagang adalah sebagai berikut:
a) Kesiapan sarana transportasi, Pemindahan pedagang membutuhkan kendaraan
untuk pengangkutan barang dagangan.
b) Kesiapan kios/lapak di pasar penampungan
Pemindahaan dapat dilakukan secara serentak atau bertahap.
V - 18
6.1 MENGAPA PENGELOLAAN PASAR HARUS DILAKUKAN SECARA KERJASAMA?
Dasar pertimbangan melakukan kerjasama pengelolaan operasional pasar adalah sebagai
berikut:
1. Keterbatasan sumber daya manusia (pegawai) pasar dalam menjalankan kegiatan
operasional pasar.
2. Ketiadaan anggaran pembiayaan operasional harian pengelolaan pasar
3. Terdapat perusahaan/lembaga lain yang terspesialisasi pada bidang tertentu, yang dapat
menjalankan kegiatan operasional pasar dengan lebih efisien dan efektif serta memiliki
output yang lebih baik, seperti;
a) Perusahaan yang bergerak pada jasa kebersihan (cleaning service)
b) Perusahaan yang bergerak pada jasa keamanan (sekuriti)
c) Perusahaan yang bergerak pada jasa parkir
4. Upaya peningkatan pendapatan operasional pasar.
Kurang maksimalnya pendapatan pasar disebabkan oleh lemahnya pengawasan
terhadap sumber-sumber pendapatan operasional pasar yang sering terjadi kebocoran,
diantara sumber-sumber pendapatan tersebut adalah pendapatan parkir, pendapatan
toilet dan penarikan retribusi harian pasar. Salah satu upaya untuk mencegah
kebocoran dan memaksimalkan pendapatan pasar dengan dilakukannya kerjasama.
VI - 1
6. Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok.
7. Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi
dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi
dan kondisi yang telah baik.
VI - 2
Pasar Modern BSD merupakan pasar yang telah melaksanakan kerjasama (outsourcing)
dalam pengelolaan keamanan pasar. Kondisi harian Pasar Modern BSD sangat aman dan
tertib, Hal ini terlihat dengan minimnya tindak kejahatan dilingkungan pasar selama waktu
operasional pasar dan tidak adanya sekelompok orang yang melakukan pemerasan
terhadap pedagang maupun pengunjung pasar. Selain itu juga, kondisi pasar yang tertib
dan tidak adanya pedagang kaki lima yang berjualan di dalam dan di luar area pasar.
3. Pengelolaan Parkir
Retribusi parkir merupakan salah satu pendapatan yang potensial bagi pasar. Namun
pengelolaan parkir pasar yang tidak professional dan tingginya kebocoran pendapatan
retribusi parkir menjadi permasalahan yang sering ditemukan pada banyak pasar.
alternative pengelolaan parkir dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan pihak
ketiga yang memiliki keahlian dalam pengelolaan parkir.
4. Pengelolaan Toilet
Toilet merupakan fasilitas penunjung yang penting keberadaannya dalam suatu lokasi
pasar, khususnya sebagai tempat pembuangan hajat manusia yang dapat datang
seketika. Kesan kotor, jorok dan menjijikan masih sangat melekat di benak pengunjung
pasar ketika masuk ke dalam toilet pasar. Keluhan dari pengguna toilet sering terdengar
dengan kondisi toilet yang kotor. Kondisi toilet yang kotor mengakibatkan banyaknya
pengguna toilet yang tidak mau membayar retribusi yang telah ditentukan. Pengelolaan
kebersihan toilet yang kurang professional dapat mengakibatkan hal tersebut.
Dalam rangka mewujudkan kondisi toilet yang bersih dan untuk meningkatkan pendapatan
retribusi toilet pengelola pasar dapat melakukan sebuah kerjasama pengelolaan toilet
dengan pihak lain.
5. Perawatan dan Perbaikan Bangunan Fisik Pasar
Minimnya ketersdiaan karyawan pasar yang memiliki keahlian sipil, mekanikal dan
engineering, mengakibatkan banyaknya sarana dan prasarana pasar yang rusak,.
Perbaikan sarana dan prasarana pasar tergolong lamban. Banyak pasar tradisional yang
tidak memiliki bagian yang menangani perbaikan sarana dan prasarana fisik bangunan.
Pada pasar-pasar yang dikelola oleh SKPD/UPT, kewenangan perawatan gedung menjadi
tanggung jawab dari instansi terkait (Dinas PU cipta karya/ Dinas Bangungan). Namun,
VI - 3
bagi pasar-pasar dibawah kendali perusahaan daerah, pengelolaan sarana dan prasarana
fisik bangunan pasar sering menjadi kendala tersendiri.
Untuk mengatasi permasalahan kerusakan sarana dan prasarana bangunan pasar,
pengelola pasar dapat bekerjasama dengan pihak lain untuk melakuakan perbaikan dan
perawatan sarana dan prasarana yang ada.
Ada dua jenis outsourcing, yaitu paying agent (labor supply) dan full agent (full outsource).
Paying agent adalah perusahaan outsource yang menyediakan tenaga kerja saja, sedang full
agent selain menyediakan tenaga kerja juga mempunyai fasilitas produksi sendiri. Apa yang
dikerjakan full agent lebih jelas karena semua karyawan, peralatan, tempat, pengawas semua
VI - 4
menjadi tanggung jawab perusahaan outsource. Sebagai contoh perusahan pengelola parkir,
perusahaan tersebut mendapat bayaran misalnya Rp. 500 untuk setiap kendaraan yang
menggunakan jasa layanan parkir di area pasar. Selanjutnya semua menjadi tanggung jawab
perusahaan outsource tersebut mulai dari penyediaan tempat, peralatan, karyawan dan lain –
lain.
Alasan pengelola pasar melakukan outsourcing adalah sebagai berikut:
1. Penghematan biaya.
2. Fokus pada Core Bisnis.
3. Meningkatkan kualitas.
4. Perampingan Organisasi
5. Pekerjaan musiman
Kapan Outsourcing Dibutuhkan:
1. Cara kerja pengelola pasar yang sudah tidak efisien;
2. Operation cost yang tinggi;
3. Secara kualitas kemampuan kurang bersaing;
4. Daya kompetisi rendah.
Kegiatan opersional pasar yang dapat dioutsourcingkan
1. Pengelolaan Kebersihan
2. Pengelolaan Parkir
3. Pengelolaan Keamanan
4. Pengelolaan Toilet
Untuk dapat lebih efektif dalam menjalankan kerjasama outsourcing, harus adanya:
a. Komunikasi dua arah antara perusahaan dengan provider jasa outsource (Service
Level Agreement) akan kerjasama, perubahan atau permasalahan yang terjadi.
b. Tenaga outsource telah di training terlebih dahulu agar memiliki
kemampuan/ketrampilan.
c. Memperhatikan hak dan kewajiban baik pengguna outsource maupun tenaga kerja
yang ditulis secara detail dan mengingformasikan apa yang menjadi hak-haknya.
Sedangkan yang menyebabkan outsourcing menjadi tidak efektif adalah karena kurangnya
knowledge, skill dan attitude dari tenaga outsource.
VI - 5
6.3.2 KERJASAMA BAGI HASIL
Kerjasama bagi hasil (profit sharing) merupakan suatu system dimana dilakukan perjanjian atau
ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan
adanya pembagian hail atas keuntungan yang akan didapat antara kedua belah pihak atau lebih.
Mekanisme perhitungan bagi hasil yang dapat dilakukan terdidi dari dua system, yaitu
1. Profit Sharing
Profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut.
sistem profit sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian
kerjsamana antara pemodal (investor) dan pengelola modal pengelola modal
(enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara keduanya
akan terikat kontrak bahwa didalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan
dibagi kedua belah pihak sesuai dengan kesepakan pembagian keuntungan.
2. Revenue Sharing
Revenue Sharing adalah bentuk kerjasama dengan cara pembagian hasil (pendapatan).
Pendapatan adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan
barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan
penjualan (sales revenue). Pembagian hasil pada sistem revenue sharing diambil dari
pendapatan yang belum dikurangi biaya-biaya (cost).
Kegiatan Opersional Pasar yang dapat dilakukan kerjasama bagi hasil adalah:
1. Pengelolaan Toilet
2. Pengelolaan Parkir
VI - 6
4. Perampinngan Organisasi
5. Fokus pada Core Bisnis
VI - 7
Selama periode kerjasama berjalan, pengelola pasar harus melakukan monitoring
terhadap kinerja mitra kerjasama. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk,
memberikan masukan terhadap mitra kerja, sehingga tujuan dari kerjasama tersebut
dapat tercapai dan memberikan hasil yang maksimal bagi kedua belah pihak.
Adapun kelemahan dari kerjasama dengan pihak ketiga adalah sebagai berikut:
1. Berkurangnya kewenangan pengelola pasar dalam pengelolaan pasar.
2. Mitra kerja yang tidak dapat memenuhi ketentuan kerjasama dan dapat mempengaruhi
kegiatan operasional pasar
3. terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh mitra kerja.
Adapun kelebihan dan kelemahan kerjasama outsourcing dapat dilihat pada tabel 6.1
Tabel 6.1
VI - 8
Kelebihan dan Kelemahan Kerjasama Oursourcing
NO. KELEBIHAN KELEMAHAN
Penentuan partner outsourcing. Hal ini menjadi
sangat krusial karena partner outsourcing harus
Kebutuhan tenaga kerja selamanya tetap
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
1 terjamin.
perusahaan serta menjaga hubungan baik dengan
partner outsourcing.
VI - 9
Tabel
Nama Pasar Yang Telah Melakukan Kerjasama Dengan Pihak Ketiga Dan Hasil Pekerjaannya
KEGIATAN JENIS
NAMA PASAR HASIL PEKERJAAAN
OPERASIONAL PASAR KERJASAMA
a) Petugas kebersihan relatif lebih
1. Pasar Modern BSD
muda dan enerjik.
2. Pasar Modern Sinpasa
b) Petugas kebersihan melaksanakan
KEBERSIHAN 3. Pasar Modern Bintaro Outsourcing
tugasnya dengan baik
4. PD Pasar Jaya (Pasar Tanah
c) Kondisi pasar yang bersih dan
Abang)
nyaman
a) Kondisi pasar yang aman dan tidak
terjadinya kriminalitas selama jam
1. Pasar Modern BSD
operasional pasar
2. Pasar Modern Sinpasa
b) Kondisi pasar yang tertib dan tidak
KEAMANAN 3. Pasar Modern Bintaro Outsourcing
adanya pedagang kaki lima yang
4. PD Pasar Jaya (Pasar Tanah
berjualan di lingkungan pasar
Abang)
c) Pengunjung pasar merasa lebih
aman
a) Pendapatan dari jasa pelayanan
toilet dapat meningkat
b) Kondisi toilet yang relative lebih
PD Pasar Kertaraharja (Kab. bersih dan nyaman
TOILET Bagi Hasil
Tangerang) c) Berkurangnya biaya operasional
pasar. Biaya perbaikan dan
perawatan toilet menjadi beban mitra
kerja
a) Penggunaan teknologi komputerisasi
1. Pasar Modern BSD dalam penanganan keluar/masuk
2. Pasar Modern Sinpasa kendaraaan
Outsourcing/Bagi
PARKIR 3. Pasar Modern Bintaro b) Pendapatan parkir dapat diperoleh
Hasil
4. PD Pasar Jaya (Pasar Tanah secara maksimal
Abang) c) Kondisi pengaturan kendaraan di
area parkir tertib
VI - 10
Pasar tradisional,, sejak beberapa dekade terakhir ini telah menjadi obyek diskusi dan penelitian
yang sangat menarik dan tidak habis-habisnya.
habis Menurunnya omzet pasar tradisional dan
banyaknya pasar tradisional yang tutup, khususnya di daerah perkotaan, mengundang perhatian
banyak pihak untuk terlibat dalam upaya revitalisasi pasar tradisional. Di sisi lain, pada banyak
daerah, pasar tradisional menjadi pusat pertumbuhan ekonomi daerah yang dapat memberikan
pendapatan asli daerah.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat untuk dapat membantu pemerintah
daerah dalam melakukan revitalisasi pasar milik daerah. Bantuan
antuan dana revitalisasi bangunan
pasar telah dialokasikan, progr
program-program
program perbaikan manajemen pasar dalam bentuk
pendampingan-pendampingan
pendampingan mulai direncanakan. Upaya revitalisasi pasar yang saat ini sedang
berjalan mendorong keterlibatan berbagai pihak diluar instansi pemerintah.
VII - 1
1. Bersifat proaktif dan intensif,
intensif artinya konsultan-konsultan
konsultan pelaksana program secara
aktif, day to day,, terjun ke lapangan membantu para stakeholder.. Bersama
Bersama-sama
mencari dan menemukan solusi dari setiap permasalahan di lapangan. Terkadang
konsultan harus turut ke luar kota mendampingi pengusaha untuk kepentingan lobby
atau penyelesaian masalah dengan mitra usahanya.
2. Pendekatan praktis dan aplikatif
aplikatif, artinya berbagai strategi dan kebijakan konsultan
secara langsung diujicobakan pada tataran praktis. Sehingga dapat diukur seberapa
efektif ide atau problem solving konsultan bagi kemajuan. Tidak lagi sebatas konsep atau
wacana yang bersifat mengawang.
mengawang
3. Menekankan pada keberhasilan pendekatan personil
personil,, artinya program ini amat
sangat membutuhkan kemampuan konsultan dalam mengambil hati stakeholder
stakeholder.
7.3. ASPEK-ASPEK
ASPEK PENDAMPINGAN
1. Perencanaan, yakni membantu stakeholder dalam menyusun rencana (action
(action plan
plan) dan
target usaha ke depan secara terukur, terarah, dan wajar.
2. Implementasi: yakni turut mendampingi stakeholder dalam menjalankan rencana yang
telah disusunnya, membantu mencarikan solusi ketika pengusaha menhadapi kendala
dan permasalahan.
3. Evaluasi, yaitu
aitu turut memberikan penilaian atas kinerja yang dicapai, dan membantu
dalam menemukan penyebab terjadinya penyimpangan dari target yang telah dibuat.
4. Pengembangan, yakni turut membantu stakeholder dalam menyusun rencana
pengembangan dari hasil yang telah
tela dicapai selama ini.
7.4. LEMBAGA-LEMBAGA
LEMBAGA YANG DAPAT MELAKUKAN PENDAMPINGAN
1. Departemen Dalam Negeri
2. Departemen Perdagangan
3. Dunia Perbankan
4. Perusahaan-perusahaan
perusahaan Swasta
5. Lembaga-lembaga
lembaga Swadaya Masyarakat
VII - 2