Anda di halaman 1dari 173

LOOKING THROUGH ROCKS

Selected works of Prof. Emmy Suparka


LOOKING
THROUGH ROCKS
Selected works of Prof. Emmy Suparka

Compilers:
Sponsored by: Dr. Eng Mirzam Abdurrachman
Dr. Idham A. Kurniawan
Rio P. Nugroho
Yayasan LAPI
ITB
Program Studi GEA
GEA’99 PT. EKSPLORASI MEDCOENERGI PT. ANTAM
Teknik Geologi Tembagapura
NUSA JAYA MINING
LOOKING
THROUGH ROCKS
Selected works of Prof. Emmy Suparka

Compilers:
Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman
Dr. Idham A. Kurniawan
Rio P. Nugroho
Greetings from Prof. Emmy Suparka
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pertanyaan yang sering kali dilontarkan oleh sebagian besar orang yang bertemu
dengan saya adalah, “Mengapa memilih geologi?”

Memang wajar di tahun 60-an, di saat bidang geologi didominasi oleh kaum laki-laki,
dan bayangan di dalam pikiran mereka adalah ‘bekerja di hutan’, tentunya
kehadiran saya sebagai sosok perempuan merupakan sesuatu yang aneh dan langka.
Selalu saya menjawab pertanyaan tersebut dengan sedikit bercerita tentang awal
“perkenalan” saya dengan ilmu geologi atau tepatnya sekilas tentang geologi.

Di tahun 1964-1965 saya pernah membaca artikel di majalah Jaya yang memuat
tentang kelangkaan ahli geologi di Indonesia. Dalam bahasannya di uraikan
pekerjaan seorang ahli geologi, diantaranya harus bepergian, meninjau ke lapangan,
mempelajari mineral dan lain sebagainya. Di akhir artikel tersebut dinyatakan
bahwa jumlah ahli geologi di Indonesia tidak lebih dari 1000 orang. Padahal,
Indonesia masih memerlukan banyak ahli geologi. Pernyataan tersebut menggelitik
saya. Mengapa tidak banyak yang memilih bidang geologi? Padahal menurut saya,
pekerjaan sebagai ahli geologi cukup menarik, tidak membosankan; dengan catatan,
saya tidak tahu bahwa tidak banyak atau nyaris tidak ada kaum hawa yang berkarya
di bidang tersebut.

Saya menyelesaikan studi saya relatif terlambat; saya di wisuda bulan November
1974. Perubahan kurikulum serta peristiwa G-30 S membuat studi saya
berkepanjangan. Perubahan kurikulum (kuliah dari program 11 semester menjadi
10 semester) cukup merugikan saya. Banyak mata kuliah yang dihilangkan padahal
saya sudah lulus, diantaranya yang semula ada 2 macam tugas akhir, yaitu skripsi
dan tesis menjadi satu saja yaitu tesis. Sebagai catatan pada saat itu tidak ada
peraturan yang jelas perihal ekuivalensi atau pengakuan nilai untuk mata kuliah
yang dihapus; banyak matakuliah yang sudah saya ambil, dihilangkan begitu saja.
Segi positifnya, banyak teman-teman saya se angkatan 65 yang bisa mengambil
tesis akibat perubahan kurikulum tersebut. Sebagai catatan tambahan, waktu itu
hanya ada 2 bagian di jurusan teknik geologi, yaitu soft rock dan hard rock. Sebagian
besar rekan-rekan mahasiswa memilih soft rock dan hanya sebagian kecil yang
memilih hard rock, diantaranya saya. Mata kuliah yang saya ikuti/ambil diantaranya
mata kuliah-mata kuliah geologi ekonomi logam dan non logam, structural control
of ore deposits, dan undang-undang tambang yang kemudian dihapus.

i
Setelah lulus di tahun 1974, saya memilih menjadi dosen. Pertimbangan saya saat
itu, pekerjaan sebagai dosen tidak menyita waktu sebanyak kalau bekerja di
perusahaan atau instansi lainnya. Dengan demikian saya dapat mengurus keluarga,
kelak kalau saya menikah sambil bekerja. Menyadari bahwa saya perlu belajar
banyak terkait dengan perkuliahan, maka di awal menjadi dosen, saya selalu
mengikuti perkuliahan yang diberikan oleh senior saya, yaitu Prof.Rubini Soeria-
Atmadja (alm.). Dengan demikian saya dapat mempersiapkan bahan kuliah kelak
kalau saya diberi tugas. Pada awalnya saya diberi tugas membantu beberapa bab di
kuliah petrologi, kemudian saya diminta mengajar mata kuliah mineral optik. Di
tahun-tahun berikutnya saya diberi tugas memberi kuliah petrografi. Dengan
bertambahnya anggota di KBK (kelompok bidang keahlian) Petrologi dan Geologi
Ekonomi waktu itu, masing-masing anggota diberi tanggung jawab untuk
mengampu mata kuliah wajib yang menjadi kewenangan KBK kami. Saya diberi
mandat untuk mengajar petrologi, dengan alasan, mata kuliah dasar harus diajarkan
oleh yang lebih senior yang dianggap lebih memahami filosofinya. Beliau juga yang
membuat saya memilih menekuni kegiatan yang dapat saya lakukan di
laboratorium/studio, bukannya kegiatan lapangan sesuai dengan kodrat saya dan
memang saya memiliki ketertarikan yaitu petrografi. Menurut saya, semua proses-
proses geologi yang terjadi di bumi akan terekam di batuan. Dengan mempelajari
batuan, terutama tektur batuan (disamping mineraloginya), maka kita dapat
memperoleh informasi tentang proses-proses geologi yang terjadi. Sehingga selalu
saya katakan bahwa batuan bisa bercerita tentang peristiwa-peristiwa yang dialami,
asalkan kita bisa membacanya; salah satunya melalui pengamatan mikroskopi.

Pengalaman selama berbekal pengetahuan petrografi, banyak kendala diawalnya.


Banyak rekan-rekan sesama geologiwan yang belum/tidak mempercayai bahwa
pendekatan dengan petrologipetrografi terkadang diperlukan atau bahkan dapat
dikatakan sangat membantu. Pada umumnya, mereka beranggapan bahwa
petrografi identik dengan sekedar deskripsi untuk keperluan penamaan batuan.
Mereka tidak pernah berfikir bahwa batuan merekam semua fenomena geologi
yang notabene pasti terjadi pada batuan. Jadi bila diperlukan sebagai penunjang
atau kadang-kadang penentu, hasil analisis petrografi dapat untuk membuktikan
adanya proses geologi tertentu. Namun, lama kelamaan analisis petrografi mulai
banyak digunakan; terlebih di dunia migas. Pada beberapa studi terkait dengan
penentuan batuan reservoir, mau tidak mau, data petrografi diperlukan. Begitu juga
di bidang-bidang kajian lainnya seperti mineralisasi, geothermal, geologi teknik
maupun non-geologi. Kenyataan tersebut sangat menggembirakan saya karena
selama ini saya melalui kuliah-kuliah yang saya berikan, berusaha mengingatkan

ii
bahwa jangan meninggalkan batuan (back to the rock); informasi berdasarkan
analisis batuan diantaranya petrografi perlu dibaca, dilihat sebelum melakukan
analisis-analisis yang lebih canggih dan mahal.

Sejalan dengan kegiatan utama saya sebagai dosen, nampaknya pimpinan ITB dan
juga rekan-rekan di jurusan/program studi geologi menganggap saya mempunyai
potensi di bidang manajemen. Pertama kali saya dipilih menjadi Ketua
Jurusan/Departemen pada tahun 1994. Periode pertama saya memimpin Jurusan
tahun 1994 – 1996 kemudian berlanjut di tahun 1996 – 1998; setelah itu saya
diangkat menjadi Ketua Penerbit ITB untuk periode 1998-2000. Di tahun 2001-2004
saya menjabat sebagai dekan FIKTM. Di tahun 2005 setelah berakhirnya jabatan
dekan, Rektor terpilih pada saat itu, Prof. Djoko Santoso meminta saya sebagai
Wakil Rektor bidang Penelitian dan Kemitraan merangkap ketua LPPM hingga tahun
2006; kemudian tahun 2006 – 2008 menjadi Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi dan
Kemitraan dengan masih merangkap juga sebagai Ketua LPPM. Di tahun 2008-2012
saya diberi tugas sebagai wakil ketua di Satuan Usaha Komersial ITB (SUK ITB).
Setelah menyelesaikan tugas di SUK, saya kembali beraktifitas penuh di Prodi Teknik
Geologi, menjadi Ketua Kelompok Keahlian Geologi tahun 2013 – 2015. Saya terpilih
anggota MWA perwakilan Senat Akademik ITB untuk periode 2015 – 2019 dengan
jabatan sebagai Sekretaris Eksekutif. Sebagai tambahan, saya sudah menjadi
anggota Senat ITB sejak 1983 hingga saat ini.

Kegiatan diluar ITB, sesuai dengan profesi saya sebagai dosen, saya pernah menjadi
dosen luar biasa di Jurusan Teknik Geologi UPN-Veteran Yogyakarta (tahun 1994 -
2000 ), menjadi dosen di program studi yang sama di Universitas Trisakti-Jakarta
sejak 1984 hingga saat ini, dan mulai tahun 2018 saya mengajar di Universitas
Pertamina-Jakarta. Untuk kegiatan selain sebagai dosen, di tahun 1994 saya
bersama dengan beberapa ketua jurusan teknik geologi saat itu
(Dr.Hidartan/Trisakti, Ir.Suyoto M.Sc/UPN, dan Ir.Djoko Wintolo/UGM) membentuk
organisasi yang kami beri nama BAMUS Geologi (meniru BAMUS Teknik Sipil yang
sudah terbentuk jauh sebelumnya diketuai oleh Prof.Dr. Sahari Besari). Tujuan dari
pembentukan Badan Musyawarah tersebut untuk mengkoordinasi Jurusan Teknik
Geologi di Indonesia dalam hal kurikulum, pelaksanaan kegiatan akademik, saling
berbagi pengalaman, dan saling bahu-membahu. Di tahun 2000 organisasi tersebut
kemudian berubah menjadi KNPGI dibawah IAGI, dan selanjutnya diganti dengan
organisasi baru di tahun 2016, yaitu ASPRODITEGI.

Untuk kerjasama dengan luar negeri, saya membuat jejaring yang cukup intensif
dengan beberapa peneliti/gurubesar di beberapa Universitas di Jepang, diantaranya

iii
Kyoto University, Akita University, Ehime University, Kumamoto University, dan
Chiba University. Dari komunikasi tersebut, diantaranya berhasil dibuat payung
kerjasama (MoA) antar fakultas dengan Ehime University, Akita University, dan
Kumamoto University; yang kemudian ditingkatkan sebagai payung kerjasama
institusi (MoU). Selain dengan beberapa universitas di jepang, saya juga
bekerjasama dengan beberapa peneliti dari Australia; kami ada kerjasama dengan
ANU di Canberra, Australia. Khususnya dengan Ehime University dan beberapa
universitas dalam negeri, yaitu UNHAS-Makasar dan UNG-Gorontalo kami (saya
bersama beberapa rekan di KK-Geologi) membuat seminar internasional yang
berkala setiap 2 tahun sekali; pada awalnya diberi nama ISEGA th 2012 kemudian
berubah nama menjadi TREPSEA. Seminar TREPSEA I dilaksanakan di Makassar
(UNHAS sebagai tuan rumahnya) di tahun 2014, TREPSEA II tahun 2016
dilaksanakan di ITB (Prodi T.Geologi-FITB sebagai tuan rumahnya dan saya sebagai
Ketua Panitia) dan rencananya TREPSEA III akan diselenggarakan tahun 2018 di
Gorontalo, dengan UNG sebagai tuan rumah. Program dengan Ehime University
cukup bervariasi, selain seminar bersama, kunjungan, juga program pertukaran
mahasiswa dari Ehime ke ITB dan sebaliknya dari ITB ke Ehime.

Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan apresiasi saya setinggi-


tingginya kepada para guru saya, Prof.J.A.Katili (alm.), Prof.Dr.S.Sartono (alm.),
Prof.Dr.R.Soeria-Atmadja (alm.), Prof.Dr. Sukendar Asikin (alm.), Prof.Dr. Harsono
Pringgoprawiro, Prof. Dott. Sampurno, Prof.Dr.R.P.Koesoemadinata, Prof. M. T. Zen,
Dr. Ong Hand Ling, dan Prof.Dr. Soejono Martodjojo, M.Sc, atas bekal hidup yang
diberikan selama saya kuliah, berupa ilmu yang saya peroleh di kuliah, pengalaman
serta kesempatan untuk beraktifitas, hingga saya dapat menjadi pribadi yang
sekarang, yang bisa berkiprah dan mengabdikan diri khususnya melalui pendidikan
geologi serta mengabdikan diri bagi masyarakat sekeliling yang terkait sampai saat
ini.

Di akhir kata pengantar perkenankan saya berpesan kepada para


mahasiswa/mahasiswi calon geologiwan/geologiwati tekuni dan pelajari dengan
seksama ilmu dasar geologi, lebih baik lagi kalau ada bidang yang paling diminati;
karena untuk mengembangkan ke aplikasinya akan dengan mudah dapat dilakukan
(kalau akan bekerja dengan geologi sebagai landasan). Bidang geologi sangat variatif
pemanfaatannya maka dari itu ilmu dasar geologi perlu dikuasai dengan baik. Bagi
para geologiwan/wati yang sudah berkarya, Anda sudah dilatih selama kuliah di
Prodi T. Geologi. Kita sudah terlatih menyimpulkan dan menginterpretasikan proses
geologi yang tersingkapkan di lapangan kemudian menyajikannya dalam bentuk

iv
peta maupun laporan. Itu bentuk kreatifitas dan inovasi dari seorang
geologiwan/wati. Begitu juga di lapangan kerja kita melakukan hal yang serupa; jadi
sudah terbiasa. Jangan lupa belajar dan belajar lagi.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Prof. Dr. Emmy Suparka

v
Preface
It is a great honour to present this memoir in order to appreciate unfailing
dedication of Prof. Dr. Emmy Suparka. Her contribution to the development in
geology, especially petrology and Indonesian geologist society, can be traced back
to the mid-1970s when she started working as a lecturer in geology after finishing
her undergraduate degree in Institut Teknologi Bandung (ITB). Her passion in
learning also brought her to finish a doctorate degree from ITB and the University
of Paris which enrich her knowledge as a scientist and educator.

This volume contains 16 selected papers authored and co-authored by Prof. Dr.
Emmy Suparka from the past 10 years grouped into two major topics: ‘volcanology,
tectonics, and environment’ and ‘resource exploration’. The first part of the volume
explains about deduction of the past geological processes and phenomena based on
lithological characteristics of their products. Meanwhile, the second part focuses
about economic aspect of applied petrology in finding and characterising valuable
earth resources.

We acknowledge that this volume would not be able to cover all contribution of
Prof. Dr. Emmy Suparka in her 44-year of career to the geological society. However,
we believe that this memoir can still be useful in expanding scientific horizon for the
present and future geoscientist, especially for them who are keen to petrology.

Lastly, we are grateful for the reader’s appreciation and understanding about the
insight as well as the imperfection present in this volume.

Bandung, May 2018

Compilers

vi
Table of Contents
Greetings from Prof. Emmy Suparka …………………………………………………………………………….. i
Preface from Compilers ……………………………………………………………………………………………….. vi
Table of Content …………………………………………………………………………………………………………… vii
Petrology, Tectonics, and Environment
Abdurrachman, M., Yamamoto, M., Ishiyama, D., Sucipta, I. G. B. E., Suparka, E.,
Kurniawan, I. A., & Amalia, P. (2013). Across arc variation of strontium isotope and K2O
composition in the Quaternary volcanic rocks from West Java: Evidence for crustal
assimilation and the involvement of subducted components …………………………………………… 1
Abdurrachman, M., Suparka, E., Chrysant, R., Handley, H., Patera Adli, D., & Nuralam, J.
(2017). Subducted Components and Lithospheric Contributions to Arc Magmatism in
Java: Insight from the Distribution of Major and Trace Elements of Quaternary Volcanic
Rocks. In Proceeding of HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI Joint Convention 2017. Malang, Indonesia 6
Kurniawan, I., Hasenaka, T., & Suparka, E. (2011). Quartenary Gede Salak volcanic
complex, Banten area, at the junction between Sumatra arc and Java arc, Indonesia. In
Proceeding of 1st International Seminar of Environmental Geoscience in Asia ………………….. 10
Aryanto, N. C. D., Suparka, E., Abdullah, C. I., & Permana, H. (2013). The Petrology
Characteristic of Granitoid Rock Based On Geochemical Analysis of Bajau Cape Coast And
Its Surrounding, West Kalimantan. Bulletin of The Marine Geology, 28(1), 13–20 ………….... 24
Kurniawan, I. A., Sakakibara, M., & Suparka, E. (2017). Petrological studies of volcanic ash
from Sakurajima volcano in 2013, Southern Kyushu, Japan. IOP Conference Series: Earth
and Environmental Science, 71, 012008. https://doi.org/10.1088/1755-
1315/71/1/012008 …………………………………………………………………………………………………………… 32
Kurniawan, I., Sakakibara, M., & Suparka, E. (2016). Petrological Monitoring of the AD
2011–2012 Volcanic Ash from Sakurajima Volcano, Southern Kyushu, Japan. Geosciences,
6(1), 12. https://doi.org/10.3390/geosciences6010012 ……………………………………………......... 44
Soesilo, J., Schenk, V., Suparka, E., & Abdullah, C. I. (2015). The Mesozoic Tectonic Setting
of SE Sundaland Based on Metamorphic Evolution. In Proceedings of the 39th Indonesian
Petroleum Association . …………………………………………………………………………………………………… 56
Aswan, Suparka, E., Rijani, S., Sundari, D., & Yan Patriani, E. (2009). Asymmetrical
condition of the Bogor Basin (West Jawa, Indonesia) during the Middle Miocene to
Pliocene based on taphonomic study of shellbed and its sequence architecture. Bulletin
of The Geological Survey of Japan, 59(7–8), 319–325.
https://doi.org/10.9795/bullgsj.59.319 …………………………………………………………………………... 69
Maemunah, I., Suparka, E., Puspito, N. T., & Hidayati, S. (2015). Sedimentary deposits
study of the 2006 Java tsunami, in Pangandaran, West Java (preliminary result) (p.
050005). https://doi.org/10.1063/1.4915044 ………………………………………………………………….. 76

vii
Resource Exploration
Susanto, A., & Suparka, E. (2012). Hydrothermal alteration and mineralization of
porphyry-skarn deposits in the Geunteut area, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia …… 91
Aryanto, N. C. D., Sarmili, L., Suparka, E., & Permana, H. (2015). Karakteristik Intensitas
Radioaktivitas Batuan dan Sedimen Terpilih di Pantai Sedau, Kalimantan Barat.
EKSPLORIUM, 36(2), 89–96. https://doi.org/10.17146/eksplorium.2015.36.2.2773 ........... 98
Mawaleda, M., Suparka, E., Abdullah, C. I., Basuki, N. I., Marnie Forster, Jamal, &
Kaharuddin. (2017). Hydrothermal alteration and timing of gold mineralisation in the
Rumbia Complex, Southeast Arm of Sulawesi, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 71(1), 012030. https://doi.org/10.1088/1755-1315/71/1/012030 106
Mawaleda, M., Suparka, E., Abdullah, C. I., Basuki, N. I., & Forster, M. A. (2017).
40Ar/39Ar Geochronology of Rumbia Schist Complex: New Implications For Timing and
Hydrothermal Activity in The Southeast Sulawesi Gold Prospect, Indonesia. International
Journal of Engineering and Science Applications, 3(2), 145–152 ………………………………………. 121
Susanto, A., Tsuchiya, N., Suparka, E., Hirano, N., Kishita, A., & Kusumah, Y. I. (n.d.).
Geology and Surface Hydrothermal Alteration of Malabar Area, Northern Part of the
Wayang Windu Geothermal Field, Indonesia. In GRC Transactions (Vol. 35, p. 3). …………… 129
Yudiantoro, D., Suparka, E., Yuwono, S., Takashima, I., Ishiyama, D., Kamah, Y., &
Hutabarat, J. (2012). Alteration and lithogeochemistry of altered rocks at Well KMJ-49
Kamojang geothermal field, West Java, Indonesia. Econ. Env. Geol., 3(2), 21–32 ……………… 132
Pireno, G. E., Suparka, E., Noeradi, D., & Ascaria, A. (2015). Porosity and Permeability
Development of the Deep-Water Late-Oligocene Carbonate Debris Reservoir in the
Surroundings of the Paternoster Platform, South Makassar Basin, Indonesia. Journal of
Engineering and Technological Sciences, 47(6), 640–657.
https://doi.org/10.5614/j.eng.technol.sci.2015.47.6.5 …………………………………………………..... 144

Sponsors and Donators

viii
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]
[35]
[36]
[37]
[38]
[39]
[40]
[41]
[42]
[43]
[44]
[45]
[46]
[47]
[48]
[49]
[50]
[51]
[52]
[53]
[54]
[55]
[56]
[57]
[58]
[59]
[60]
[61]
[62]
[63]
[64]
[65]
[66]
[67]
[68]
[69]
[70]
[71]
[72]
[73]
[74]
[75]
[76]
[77]
[78]
[79]
[80]
[81]
[82]
[83]
[84]
[85]
[86]
[87]
[88]
[89]
[90]
[91]
[92]
[93]
[94]
[95]
[96]
[97]
[98]
[99]
[100]
[101]
[102]
[103]
[104]
[105]
[106]
[107]
[108]
[109]
[110]
[111]
[112]
[113]
[114]
[115]
[116]
[117]
[118]
[119]
[120]
[121]
[122]
[123]
[124]
[125]
[126]
[127]
[128]
[129]
[130]
[131]
[132]
[133]
[134]
[135]
[136]
[137]
[138]
[139]
[140]
[141]
[142]
[143]
[144]
[145]
[146]
[147]
[148]
[149]
[150]
[151]
[152]
[153]
[154]
[155]
[156]
[157]
[158]
[159]
[160]
[161]
Sponsors and Donators

We highly appreciate the following institutions and people for their


contributions in supporting this event.

Gold Sponsors

PT Eksplorasi Nusa Jaya


PT Medco Energi International
PT Antam [and Geomin Unit]

Silver Sponsors

Yayasan LAPI ITB

Donators

Hilmi Panigoro
GEA-99
GEA Tembagapura
Abah Tony

Anda mungkin juga menyukai