PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Program bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terpadu dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah. Sebagai bagian yang terpadu, program
bimbingan dan konseling diarahkan kepada upaya untuk memfasilitasi peserta didik
mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis,
dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan dan
mewujudkan diri secara efektif dan produktif, sesuai peranan yang diinginkan di masa
depan serta menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Peserta didik sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau
menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Upaya
mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan dan konseling
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan
lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping itu,
terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu
berlangsung secara mulus atau steril dari masalah. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan
potensi, harapan dan nlai-nilai yang dianut. Berdasarkan hal tersebut, perlu disusun
suatu program bimbingan dan konseling yang dirancang secara baik agar mampu
menfasilasi peserta didik kearah kematangan dan kemandirian yang meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Dewasa ini realita di sekolah tingkat satuan menegah pertama maupun sekolah
menengah atas, menunjukkan bahwa begitu banyaknya kekurangan personil guru
bimbingan dan konseling (disingkat guru BK), akhirnya banyak guru BK yang bukan
berasal dari latar belakang sarjana bimbingan dan konseling ditugaskan untuk
mengampu bimbingan dan konseling, sehingga seringkali dalam memberikan
layanannya dilakukan secara “asal-asalan”. Ironisnya, ada juga guru BK yang berlatar
belakang sarjana bimbingan dan konseling, namun kurang memiliki motivasi untuk
mengubah citra bimbingan dan konseling ke arah yang lebih baik. Contohnya banyak
guru BK yang sudah mendapatkan tunjangan gaji guru profesional (sertifikasi), namun
pada kenyataannya segala berkas portofolionya banyak yang mencontek (bukan hasil
kerja sendiri) karena tidak tahu bagaimana melakukan need assessment apalagi membuat
program kerja bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, guru BK harus selalu
meningkatkan kompetensinya baik dalam hal wawasan keilmuan bimbingan dan
konseling maupun keterampilan dalam melakukan konseling.
Selain dari pada itu, di sekolah masih ada anggapan bahwa pekerjaan bimbingan
dan konseling kerap kali dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang justru memiliki
kepentingan dengan bimbingan dan konseling. Misalnya oleh peserta didik, guru mata
pelajaran, bahkan kepala sekolah, sehingga berdampak pada mempersempitnya ruang
gerak para guru BK di sekolah. Oleh karena itu, untuk menepis anggapan yang kurang
baik sekaligus untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, maka diperlukan suatu pengelolaan administrasi
dan pola kerja yang sesuai dengan tataran keilmuan yang ada, agar program layanan
bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan efektif dan optimal. Di dalam hal ini,
guru BK harus benar-benar menguasai bagaimana cara menyusun program kerja dan
mengelolanya dengan baik, sehingga dapat tercipta mekanisme hubungan kerja yang
harmonis antar pihak terkait di sekolah maupun luar sekolah yang pada akhirnya tujuan
pendidikan dapat terealisasi dengan baik.
Dalam rangka upaya merealisasikan tujuan pendidikan dan menunjang kegiatan
sekolah, sedikitnya diperlukan tiga komponen pokok, yaitu:
1. Pengelolaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik
yang berazaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Program/pengelolaan administrasi yang dilandasi oleh kemampuan manajerial yang
memadai .
1
3. Pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu mengarahkan peserta didik
menuju perkembangan diri secara optimal sehingga memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif guna
mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, ketiga komponen di atas saling
menunjang dan tidak dapat dipisahkan. Ketiga komponen tersebut saling terjalin menjadi
satu kesatuan yang utuh dan dinamis untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan di sekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu dari ketiga komponen penunjang
penyelenggaraan pendidikan, sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan dalam dunia
pendidikan di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, khususnya
bagi para peserta didik kami di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti. Di samping itu, sebagian
besar para peserta didik di sekolah kami sedang dalam tahapan perkembangan fisik dan
mental, oleh karena itu mereka perlu dibimbing ke arah yang positif dalam hal
memahami diri, lingkungan sekolah, dan informasi dunia kerja (sesuai amanat
kurikulum 2013).
Bimbingan dan konseling merupakan proses yang menunjang pelaksanaan
pendidikan di sekolah, karena isi dari program bimbingan dan konseling merupakan
aspek tugas perkembangan peserta didik, khususnya menyengkut kawasan kematangan
pendidikan dan karir, kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial.
Sehubungan dengan upaya proses pemberian layanan kepada peserta didik untuk
membantu mengarahkan menuju perkembangan diri yang optimal, maka kami sebagai
guru BK SMP Negeri 1 Cihaurbeuti berusaha menyusun program kerja bimbingan dan
konseling yang disesuaikan dengan konsep kurikulum 2013 yang salah satunya
menitikberatkan pada program peminatan yang berorientasi pada karakteristik
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik sehingga diharapkan
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif guna mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
2
2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Cihaurbeuti
a. Visi Bimbingan dan Konseling
Mewujudkan peserta didik yang unggul dalam prestasi dan handal dalam
iman dan taqwa (IMTAQ) serta mampu menjadi pribadi yang mandiri.
b. Misi Bimbingan dan Konseling
(1) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling for all sesuai rambu-
rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan
formal di bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
(2) Mengembangkan model bimbingan dan konseling yang komprehensif dan
berorientasi pada perkembangan peserta didik.
(3) Membantu peserta didik agar mampu berkembang dengan optimal
sehingga mampu memahami diri dan mengatasi masalah-masalah yang
muncul.
(4) Memantapkan arah dan pilihan peminatan untuk kepentingan melanjutkan
sekolah dan masa depan peserta didik.
(5) Mengarahkan peserta didik untuk bertingkah laku sesuai aturan dan
norma yang ada di sekolah maupun masyarakat.
D. TUJUAN
1. Tujuan Sekolah
Membentuk karakter peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan dan
kemampuan dasar yang handal dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
berguna bagi diri, agama, bangsa dan negara.
2. Tujuan Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti
a. Tujuan Umum
Secara umum layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik
dalam mengenal diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah-
masyarakat-dunia kerja, serta memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan
tertentu sehingga terhindar dari masalah.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus pemberian layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu peserta didik agar dapat mengembangkan diri secara mandiri dan
optimal sesuai dengan visi-misi sekolah dan visi-misi bimbingan dan
konseling, sehingga mampu mencapai tugas-tugas perkembangannya yang
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar (akademik), dan karir sehingga
diharapkan akan lebih memantapkan arah wawasan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam pilihan peminatan untuk kepentingan melanjutkan
sekolah dan masa depannya.
E. MANFAAT
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang sekiranya dapat diambil dari
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, di antaranya yaitu:
1. Manfaat bagi sekolah
a. Guru BK membantu menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah.
b. Guru BK Menjadi mediator antar peserta didik dan/atau antara peserta didik
dengan guru.
c. Mempermudah penanganan kasus yang muncul.
2. Manfaaf bagi guru bimbingan dan konseling
a. Memudahkan guru BK dalam menghemat waktu, usaha, dan biaya karena lebih
meminimalisir kesalahan-kesalahan serta usaha coba-coba dalam memberikan
layanan BK.
b. Memudahkan guru BK untuk mengevaluasi layanan yang telah diberikan sehingga
berguna bagi kemajuan sendiri dan kepentingan peserta didik.
3. Manfaat bagi guru mata pelajaran
a. Mempermudah penanganan kasus yang dihadapi guru di kelas,
b. Membantu memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di kelas dan sekolah
pada umumnya.
3
4. Manfaat bagi peserta didik
a. Peserta didik dibantu dalam mengatasi masalah-masalah di sekolah, baik
masalah pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
b. Tempat konsultasi dan menumpahkan segala permasalahan peserta didik di
sekolah.
c. Memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan hak pelayanan bimbingan dan
konseling secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam kesempatan maupun
dalam jenis pelayanan bimbingan dan konseling yang dibutuhkan.
5. Manfaat bagi Masyarakat
a. Masalah yang sering muncul di masyarakat dapat diminimalisir sejak dari sekolah.
b. Tempat konsultasi dan koordinasi mengenai permasalahan peserta didik baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
4
G. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Penyusunan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti
didasarkan pada hasil need assessment yang dilakukan guru BK yaitu dengan cara
mengidentifikasi aspek-aspek yang dibutuhkan (need assessment) oleh peserta didik
maupun sekolah. Di antaranya didasarkan pada dua tahapan penilaian kebutuhan, yaitu
identifikasi kebutuhan lingkungan dan identifikasi kebutuhan peserta didik. Hasil
analisisnya sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan lingkungan
Identifikasi kebutuhan lingkungan menggunakan analisis SWOT yang hasilnya
dapat digambarkan sebagai berikut:
(1) Strength (kekuatan)
Peserta didik SMP Negeri 1 Cihaurbeuti berjumlah 906 orang. Hal ini
merupakan peluang yang sangat besar untuk memberikan layanan bimbingan dan
konseling kemudian didukung juga oleh guru-guru yang handal dengan tingkat
pendidikan 100 % berijazah sarjana S1 dan sebagian sarjana S2.
(2) Weakness (kelemahan)
Jumlah peserta didik yang besar memungkinkan muncul permasalahan baru yaitu
permasalahan peserta didik, sedangkan personil guru BK di sekolah masih
kurang. Di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti hanya terdapat dua orang personil guru
BK. Apabila merujuk kepada jumlah minimal peserta didik yang harus
dibimbing oleh seorang guru BK (minimal 150/guru BK), maka idealnya harus
ada enam orang Guru BK.
(3) Opportunity (peluang)
Apapun dan bagaimanapun kondisinya, semua kelemahan itu merupakan peluang
yang besar bagi guru BK untuk terus berjuang menunjang semua visi dan misi
sekolah pada umumnya, maupun visi dan misi BK pada khususnya.
(4) Threat (kendala)
a) Dari unsur peserta didik, masih adanya kesan guru BK sebagai polisi sekolah,
sehingga masih ada peserta didik yang merasa takut berkunjung ruang BK
(meskipun kesan tersebut sedikit demi sedikit mulai terkikis sejalan dengan
unjuk kerja dan layanan informasi mengenai tugas dan fungsi BK di sekolah).
b) Dari unsur personil sekolah, masih ada anggapan semua masalah adalah
urusan guru BK, sehingga kadangkala kasus/permasalahan peserta didik yang
seharusnya ditangani oleh bagian kesiswaan tetapi diserahkan kepada guru
BK, sehingga terjadi tumpang tindih pekerjaan.
c) Dari unsur jumlah guru BK, masih kekurangan tenaga profesional bimbingan
dan konseling dibandingkan dengan jumlah peserta didik yang ada.
d) Dari unsur waktu yang tersedia, di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti tidak ada
jadwal khusus bimbingan dan konseling, sehingga secara teknis guru BK
kurang optimal dalam memberikan layanan bimbingan yang sifatnya klasikal.
5
Matriks 2
Hasil identifikasi kebutuhan peserta didik (konseli) kelas VII
Instrumen /
No Identifikasi kebutuhan / Masalah Peserta Didik
Sumber
Hasil pengolahan dan análisis tugas perkembangan
peserta didik kelas VII secara umum tingkat
perkembangannya masih rendah berada pada tahapan
perlindungan diri dan konformitas, sehingga perlu
diberikan layanan bimbingan dan konseling lebih
lanjut. Adapun aspek-aspek perkembangan yang
1 ITP
masih rendah yaitu:
1. Landasan hidup religius
2. Landasan perilaku etis
3. Kematangan emosional
4. Kesadaran tanggung jawab
5. Penerimaan diri dan pengembangannya
Analisis Data sosiogram menunjukkan masih terdapat beberapa
2
Sosiometri peserta didik yang terisolir di dalam kelas VII.
Masih rendahnya minat belajar peserta didik kelas VII
Rekapitulasi untuk datang ke sekolah, analisisnya menunjukkan
3
absensi masih banyak peserta didik yang absen (alfa) pada tiap
hari pembelajaran efektif, rata-rata 3-5 orang.
Matriks 3
Hasil identifikasi kebutuhan peserta didik (konseli) kelas VIII
Instrumen /
No Identifikasi kebutuhan / Masalah Peserta Didik
Sumber
Hasil pengolahan dan análisis tugas perkembangan
peserta didik kelas VIII secara umum tingkat
perkembangannya masih rendah berada pada tahapan
perlindungan diri dan konformitas, sehingga perlu
diberikan layanan bimbingan dan konseling lebih
1 ITP lanjut. Adapun aspek-aspek perkembangan yang
masih rendah yaitu:
1. Landasan hidup religius
2. Landasan perilaku etis
3. Kematangan emosional
4. Kesadaran tanggung jawab
Analisis Data sosiogram menunjukkan masih terdapat beberapa
2
Sosiometri peserta didik yang terisolir di dalam kelas VIII.
Evaluasi
program Pada tahun ajaran 2013-2014, masih ada program
3 layanan BK layanan yang belum tuntas, yaitu pada aspek
tahun ajaran pengentasan permasalahan pribadi dan sosial.
2013-2014
Nilai-nilai yang tercantum di leger/rapot sebagian
didasarkan pada nilai-nilai yang sebenarnya belum
tuntas sesuai KKM. Artinya tingkat pemahaman dan
4 Leger
penguasaan materi peserta didik masih rendah yang
salah satu sebabnya adalah malas belajar (baca) dan
malas mengulang materi pelajaran di rumah
Masih rendahnya minat belajar peserta didik kelas
VIII untuk datang ke sekolah, analisisnya
Rekapitulasi
5 menunjukkan masih banyak peserta didik yang absen
absensi
(alfa) pada tiap hari pembelajaran efektif, rata-rata 3-6
orang.
6
Matriks 4
Hasil identifikasi kebutuhan peserta didik (konseli) kelas IX
Instrumen /
No Identifikasi kebutuhan / Masalah Peserta Didik
Sumber
Hasil pengolahan dan análisis tugas perkembangan
peserta didik kelas IX secara umum tingkat
perkembangannya masih rendah berada pada tahapan
perlindungan diri dan konformitas, sehingga perlu
diberikan layanan bimbingan dan konseling lebih
1 ITP lanjut. Adapun aspek-aspek perkembangan yang
masih rendah yaitu:
1. Landasan hidup religius
2. Landasan perilaku etis
3. Kesadaran tanggung jawab
4. Wawasan kesiapan karir
Analisis Data sosiogram menunjukkan masih terdapat beberapa
2
Sosiometri peserta didik yang terisolir di dalam kelas IX.
Evaluasi
program Pada tahun ajaran 2013-2014, masih ada program
3 layanan BK layanan yang belum tuntas, yaitu pada aspek
tahun ajaran pengentasan permasalahan pribadi, sosial dan karir.
2013-2014
Nilai-nilai yang tercantum di leger/rapot sebagian
didasarkan pada nilai-nilai yang sebenarnya belum
tuntas sesuai KKM. Artinya tingkat pemahaman dan
4 Leger
penguasaan materi peserta didik masih rendah yang
salah satu sebabnya adalah malas belajar (baca) dan
malas mengulang materi pelajaran di rumah
Masih rendahnya minat belajar peserta didik kelas IX
Rekapitulasi untuk datang ke sekolah, analisisnya menunjukkan
5
absensi masih banyak peserta didik yang absen (alfa) pada tiap
hari pembelajaran efektif, rata-rata 3-4 orang.
7
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
8
Penelusuran minat merupakan bagian dari layanan bimbingan dan konseling,
yang diselenggarakan secara sinabung dari kelas VII, VIII, sampai kelas IX. Objek-
objek layanan penelusuran minat dalam kurikulum 2013 sudah dikelompokkan per level
kelas, di antaranya yaitu:
N TAHAPAN
KELAS LAYANAN PEMINATAN KET.
O PELAKSANAAN
1. Pengungkapan
Kelas 1. Pemahaman diri 2. Pemahaman
1 VII 2. Pemahaman nilai-nilai
3. Penentuan pilihan Semua jenis layanan
kehidupan
4. Tindak lanjut peminatan dan
1. Pengungkapan tahapan
1. Pengenalan lingkungan
Kelas 2. Pemahaman pelaksanaan berikut
pendidikan
2 VIII instrumennya
2. Pengenalan lingkungan 3. Penentuan pilihan
pekerjaan terdapat di buku
4. Tindak lanjut
pedoman
1. Tahap pengungkapan penelusuran minat
minat 1. Pengungkapan
Kelas 2. Pemahaman peserta didik SMP
2. Tahap pemahaman
3 IX mulai halaman 43
minat 3. Penentuan pilihan
3. Tahap penentuan 4. Tindak lanjut
pilihan minat
9
C. PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan sesuai materi berdasarkan
kebutuhan peserta didik dengan mempertimbangkan:
1. Bidang Bimbingan dan Konseling
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang layanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan,
bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan
kebutuhan peserta didik secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang layanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang layanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang layanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
2. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta
didik di lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan antar mereka.
j. Advokasi yaitu layanan pembelaan atas pelanggaran hak atau kepentingan
pendidikan/perkembangan peserta didik.
10
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang
bersifat terbatas dan tertutup.
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua
dan atau keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatan belajar, dan wawasan karir / jabatan.
f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
4. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
Di dalam buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (2008: 200) dinyatakan
bahwa terdapat sepuluh fungsi bimbingan dan konseling, di antaranya yaitu:
a. Fungsi Pemahaman, yaitu bimbingan dan konseling berfungsi membantu peserta
didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, peserta
didik diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
b. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang pada
seluruh aspek dalam diri konseli.
c. Fungsi Penyesuaian, yaitu bimbingan dan konseling berfungsi dalam membantu
peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
d. Fungsi Penyaluran, yaitu bimbingan dan konseling berfungsi dalam membantu
peserta didik memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, guru BK
perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.
e. Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, guru BK, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai peserta
didik, pembimbing/guru BK dapat membantu para guru dalam memperlakukan
peserta didik secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun
bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan peserta didik.
f. Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya guru BK
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi
ini, guru BK memberikan bimbingan kepada peserta didik tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan
bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para
peserta didik dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan,
drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
g. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu peserta
didik sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak). Guru BK melakukan intervensi (memberikan perlakuan)
terhadap peserta didik supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan
memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan
atau kehendak yang produktif dan normatif.
h. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada peserta didik yang
11
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
i. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
peserta didik supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan
fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan
fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat peserta didik.
j. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Guru BK senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik.
Guru BK dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerja sama merencanakan dan melaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu peserta
didik mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
5. Prinsip Bimbingan dan Konseling
Di dalam buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (2008: 202) dinyatakan
bahwa terdapat enam prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik
di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah:
a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik. Prinsip ini
berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua peserta didiki, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan
lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan
lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik bersifat
unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan, peserta didik dibantu untuk
memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa
yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah peserta didik, meskipun layanan
bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada peserta didik
yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan
dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk
membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan
peluang untuk berkembang.
d. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya
tugas atau tanggung jawab guru BK, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala
Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja
sebagai teamwork.
e. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu peserta didik agar dapat
melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk
memberikan informasi dan nasihat kepada peserta didik, yang itu semua sangat
penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan peserta didik diarahkan
oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi peserta didik untuk mempertimbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan
yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan
adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalahnya
dan mengambil keputusan.
12
f. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-
lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan
bimbinganpun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan,
dan pekerjaan.
6. Asas Bimbingan dan Konseling
Di dalam buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (2008: 204) dinyatakan
bahwa keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat
ditentukan oleh diwujudkannya sebelas asas-asas berikut:
a. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi
sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru BK berkewajiban penuh memelihara
dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar
terjamin.
b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan peserta didik mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang
diperlukan baginya. Dalam hal ini guru BK berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru BK berkewajiban mengembangkan
keterbukaan peserta didik. Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas
kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru BK terlebih dahulu harus
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta
didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru BK perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya.
e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didik (konseli) sebagai sasaran
layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi peserta didik yang mandiri
dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru BK
hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
f. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (konseli)
dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau
kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang
ada dan apa yang diperbuat sekarang.
g. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
guru BK maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini
kerja sama antara guru BK dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
13
i. Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,
hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan guru BK harus terwujud baik dalam penyelenggaraan
jenis-jenis layanan, kegiatan, dan konseling maupun dalam penegakan kode etik
bimbingan dan konseling.
k. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru BK dapat menerima alih tangan
kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru BK dapat
mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
14
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar
mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pelayanan
ini bertujuan untuk membatu peserta didik agar: (1) memiliki pemahaman tentang diri
dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan
terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman tujuan, dan rencana
yang telah dirumuskannya. Melalui pelayanan perencanaan individual, peserta didik
diharapkan dapat :
a. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan kemampuan sosial-pribadi yang
didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja,
dan masyarakat.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian
tujuannya.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
d. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
4. Dukungan sistem.
Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling
kepada peserta didik secara langsung, sedangkan dukungan sistem merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya
teknologi informasi komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional guru BK
secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta
didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Program ini
memberikan dukungan kepada guru BK dalam memperlancar penyelenggaraaan
pelayanan di atas. Sedangkan bagi personil pendidik lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini diliputi aspek-
aspek :
(1) Pengembangan jejaring (Net working) menyangkut kegiatan guru BK yang meliputi:
a) Konsultasi dengan guru-guru
b) Menyelenggarakan program kerja sama dengan orang tua atau masyarakat.
c) Berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan kegiatan
sekolah.
d) Bekerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam rangka menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik.
(2) Melakukan penelitian tentang masalah masalah yang berkaitan erat dengan
bimbingan dan konseling.
(3) Melakukan kerja sama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan
pelayanan bimbingan dan konseling.
(4) Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara
dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui :
a) pengembangan program
b) pengembangan staf
c) pemanfaatan sumber daya
d) pengembangan penataan kebijakan.
(5) Riset dan pengembangan,
a) Pengembangan profesionalitas, guru BK secara terus menerus untuk
memutakhirkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilannya melalui
kegiatan:
1) In Servis Training
2) Aktif dalam organisasi profesi
3) Aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah
4) Melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
b) Pemberian konsultasi dan berkolaborasi. Guru BK perlu melakukan konsultasi
dan berkolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya dan pihak instansi
di luar sekolah seperti instansi pemerintah, instansi swasta, organisasi profesi,
para ahli dalam bidang tertentu seperti psikolog, psikiater, dokter dan lainnya dan
15
dipandang perlu juga dengan MGBK (musyawarah guru bimbingan dan
konseling).
(6) Manajemen program, sistem pengelolaan program bimbingan dan konseling yang
bermutu.
16
4. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program
remedial teaching
5. Mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling kepada guru BK
6. Memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan
bidang kerja yang diminati peserta didik
7. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan sehingga dapat
memebrikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja
(tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan penerimaan pegawai, dan
prospek kerja)
8. Menampilkan pribadi yang matang dalam aspek emosional, sosial, dan moral
spiritual (guru merupakan FIGUR CENTRAL bagi peserta didik).
9. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran secara
efektif.
d. Kolaborasi (kerja sama) dengan orang tua. Guru BK perlu melakukan
kerjasama dengan para orang tua peserta didik agar proses bimbingan tidak hanya
dilakukan di sekolah tetapi dilakukan juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerja
sama ini memungkinkan terjadinya saling bertukar informasi, saling pengertian
dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik dan mengentaskan masalah
yang mungkin muncul. Upaya yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pihak sekolah beserta Komite mengundang para orang tua peserta didik untuk
datang ke sekolah (minimal satu kali per semester)
2. Pihak sekolah memberikan informasi (melalui surat atau media lainnya) kepada
para orang tua tentang kebijakan baru atau masalah peserta didik
3. Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah kepada pihak
sekolah, terutama dalam hal belajar dan perilaku sehari-hari.
e. Kolaborasi (kerja sama) dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah.
Kolaborasi ini dilakukan pihak sekolah dengan unsur-unsur masyarakat yang
dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan dan konseling,
misalnya pihak:
1. Instansi pemerintah
2. Instansi swasta
3. Organisasi profesi, seperti ABKIN dll.
4. Para ahli dalam bidang tertentu, seperti Psikolog, Psikiater, Dokter, dll.
5. MGBK
6. Depnaker (analisis bursa kerja)
f. Konsultasi: guru BK memberikan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak
pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam rangka
memberikan bimbingan kepada peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah
yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referral, dan
meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
g. Bimbingan teman sebaya (peer guidance/peer facilitation): yaitu bimbingan
yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya di bawah
binaan guru BK. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan
latihan dan pembinaan oleh guru BK dan sekaligus berfungsi sebagai mentor
dalam membantu peserta didik yang lain dalam memecahkan masalahnya.
h. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik
dalam suatu pertemuan resmi yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik (pertemuan ini bersifat terbatas dan tertutup).
i. Kunjungan Rumah (Home Visit), yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau
informasi tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani oleh guru BK
dengan harapan terntaskannya masalah peserta didik.
3. Strategi Layanan Perencanaan Individual :
Guru BK bersama peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh menyangkut pencapaian tugas-tugas
perkembangan atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Melalui kegiatan
17
penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan dan pengarahan
dirinya secara positif dan konstruktif.
Bagi peserta didik yang sudah mengetahui informasi tentang pribadi, sosial,
belajar dan karir, maka akan dapat digunakan untuk:
a. Merumuskan tujuan dan merencanakan kegiatan yang menunjang pengembangan
dirinya terutama pada aspek kelemahan dirinya,
b. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal,
c. Dapat mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
4. Strategi Dukungan Sistem :
a. Pengembangan profesional: guru BK secara terus menerus berusaha untuk ”meng-
update” pengetahuan dan keterampilan melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam
organisasi profesi, (3) atau melanjutkan studi ke pasca sarjana.
b. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi: strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah
untuk meningkatkan kerja sama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan.
c. Manajemen Program: Strategi ini meliputi perencanaan dan kegiatan kegiatan
manajemen, serta analisis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
program BK.
18
1. Biodata peserta didik
2. Pedoman wawancara
3. Pedoman observasi dalam kegiatan pembelajaran
4. Pedoman observasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling kelompok
5. Catatan anekdot
6. Angket ekstrakurikuler
7. Angket peminatan
8. Angket orang tua
9. Biografi dan autobiografi
10. Angket sosiometri
11. AUM
12. ITP
13. Format satuan pelayanan
14. Format-format surat (undangan/referral)
15. Format pelaksanaan pelayanan
16. Format evaluasi
(3) Alat penyimpan data khususnya dalam bentuk himpunan data.
1. Buku pribadi (CR)
2. Map pribadi
3. Hardisk komputer
4. Flash dish / CD
5. Promint-Dongle (program peminatan)
(4) Kelengkapan penunjang teknis
1. ATK
2. Satuan Layanan / RPL
3. Laptop
4. Modul bimbingan dan konseling
5. Brosur dari MA/SMA/SMK
6. Lembar ATP
7. Cutter
8. Gunting
9. Media peraga /alat bantu bimbingan kelompok
10. Data kehadiran peserta didik (absensi)
11. Leger
12. Papan informasi bimbingan dan konseling
3. Pembiayaan
Rencana anggaran untuk kelas VII, VIII, dan IX yang diperlukan di tahun ajaran
2014-2015 adalah sebagai berikut :
N
Uraian Volume Jumlah
o
Buku catatan pribadi peserta 292 peserta didik
1. Rp 1.460.000
didik kelas VII (buku CR ) X Rp.5000
27 x12 bln x
2. Transport home visit Rp 3.240.000
Rp.10.000
292 peserta didik
3. Tes ITP kelas VII Rp 1.460.000
x Rp.5000
Map pribadi peserta didik kelas
4. 292 x Rp.3.500 Rp 1.022.000
VII
5 jenis instrument
Penggandaan instrument
5. x @40 buah x Rp. Rp 700.000
peminatan
3.500
Jumlah Rp 7.882.000
19
G. ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DAN
PERSONIL SEKOLAH
Layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti dalam
pelaksanaannya secara keseluruhan berada di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah
dan seluruh staf. Koordinator BK bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling secara operasional. Personil lain yang mencakup wakil kepala
sekolah, guru BK, guru bidang studi dan wali kelas memilki peran dan tugas masing-
masing dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Secara rinci deskripsi
struktur organisasi BK serta tugas dan tanggung jawab masing-masing personil adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah (Drs. Ruhiyat,M.M.) tugasnya yaitu:
1) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan
pengajaran, pelatihan serta bimbingan dan konseling di sekolah;
2) Menyediakan dan melengkapi sarana prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah;
3) Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah;
4) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah;
5) Menetapkan koordinator guru BK yang bertanggungjawab atas koordinasi
pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama
guru BK;
6) Membuat surat tugas guru BK dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap
awal semester.
7) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling
sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru BK yang akan naik pangkat atau
golongan;
8) Mengadakan kerja sama dengan instasi lain (seperti perusahaan/industri, Dinas
kesehatan, kepolisian, atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling (seperti psikolog, dokter);
2. Wakil Kepala Sekolah (H. Gartiwa, S.Pd.) tugasnya yaitu:
7. Mengkoordinsikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua
personel sekolah.
8. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.
3. Koordinator BK (Elis Faoziah, S.Pd.) tugasnya yaitu:
1) Mengkoordinasikan para guru BK dalam :
(a) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling.
(b) Menyusun program bimbingan dan konseling secara umum.
(c) Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
(d) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
(e) Menilai program bimbingan dan konseling.
(f) Mengadakan tindak lanjut.
2) Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga,
sarana dan prasarana.
3) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
kepada kepala sekolah.
4. Guru BK (Euis Neni Marlina, S.Pd.) tugasnya yaitu:
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling (terutama kepada peserta
didik);
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama koordinator BK;
3) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling;
4) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif,
perencanaan individual, dan dukungan sistem).
5) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil evaluasi.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
8) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
20
9) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator BK atau
kepala sekolah.
10) Menampilkan pribadi sebagai figure moral yang berakhlak mulia (seperti taat
beribadah; jujur; bertanggung jawab; sabar; disiplin; respek terhadap pimpinan,
kolega dan peserta didik).
5. Guru Mata Pelajaran, tugasnya yaitu:
1) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta
didik.
2) Melakukan kerja sama dengan guru BK dalam mengidentifikasi peserta didik
yang memerlukan bimbingan dan konseling.
3) Mengalihtangankan (merujuk) peserta didik yang memerlukan bimbingan dan
konseling kepada guru BK.
4) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program
perbaikan dan program pengayaan atau remedial teaching).
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh layanan
bimbingan dan konseling dari guru BK.
6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan dan konseling.
7) Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi dengan peserta
didik, seperti: bersikap respek terhadap semua peserta didik, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan
reward kepada peserta didik yang menampilkan perilaku/prestasi yang baik,
menampilkan pribadi sebagai figure moral yang berfungsi sebagai ”uswatun
hasanah”.
6. Wali Kelas,tugasnya yaitu:
1) Membantu guru BK melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang
menjadi tanggung jawabnya.
2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khususnya
di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan
dan konseling.
3) Memberikan informasi tentang keadaan peserta didik kepada guru BK untuk
memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
4) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang peserta didik yang perlu
diperhatikan secara khusus dalam belajarnya.
5) Ikut serta dalam konfrensi kasus.
7. Staf administrasi, tugasnya yaitu:
1) Membantu guru BK dan koordinator BK dalam mengadministrasikan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;
2) Membantu guru BK dalam menyiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling;
3) Membantu guru BK dalam menyiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling.
21
BAB III
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
22
B. EVALUASI
Evaluasi atau penilaian harus diketahui oleh Kepala Sekolah dan dibina oleh
Pengawas Sekolah. Evaluasi atau penilaian yang bertujuan keterlaksanaannya kegiatan
yang telah dituangkan dalam rencana program Pelayanan Bimbingan dan konseling
selama satu tahun ajaran secara internal. Penilaian tersebut dilaksanakan oleh Guru
Bimbingan dan konseling dan Koordinator Bimbingan dan konseling di sekolah.
Evaluasi atau penilaian dilaksanakan dalam kurun waktu yang ditentukan oleh
pihak sekolah atau berkala dan berkelanjutan. Hasilnya dianalisa serta didokumentasikan
untuk ditindaklanjuti sebagai upaya perbaikan peningkatan mutu pendidikan melalui
perencanaan dan pelaksanaan program Pelayanan Bimbingan dan konseling. Metode
evaluasi dapat dilaksanakan secara multi evaluasi sesuai kondisi dan potensi sekolah di
berbagai daerah. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasilnya, antara lain :
1. Keseluruhan antara program dengan pelaksanaan
2. Keterlaksanaan program.
3. Hambatan hambatan yang dijumpai.
4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar.
5. Respon peserta didik, personal sekolah, orangtua dan masyarakat terhadap layanan
bimbingan.
6. Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan,
pencapaian tugas tugas perkembangan, hasil belajar dan keberhasilan peserta didik
setelah menamatkan sekolah.
Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih
bersifat ” penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
1. Mengamati partisipasi dan aktifitas peserta didik dalam kegiatan layanan bimbingan.
2. Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas bahan-bahan yang disajikan atau
pemahaman atau pendalaman peserta didik atas masalah yang dialaminya.
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi peserta didik dan perolehan peserta didik
sebagai hasil dari partisipasi atau aktifitasnnya dalam kegiatan layanan bimbingan.
4. Mengungkapkan minat peserta didik tentang perlunya layanan bimbingan lebuh
lanjut.
5. Mengamati perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu (butir ini terutama
dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).
6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasan penyelenggaraan kegiatan layanan.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka
atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang aspek-
aspek yang dievaluasi (yaitu partisipasi aktifinas dan pemahaman peserta didik,
perolehan peserta didik dari layanan dan minat peserta didik terhadap layanan lebih
lanjut, perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu, perolehan guru BK, komitmen
pihak-pihak terkait serta kelancaran dalam penyelenggara kegiatan).
C. ANALISA
Analisa terhadap hasil evaluai atau penilaian harus melalui perencanaan.
Perencanaan dan pelaksanaan program Pelayanan Bimbingan dan Konseling selalu
mempertimbangkan kemampuan atau potensi sekolah, atau potensi daerah yang
berkaitan dengan pengembangan kehidupan pribadi dan sosial serta pengembangan
23
kehidupan belajar dan karir, berupa kemampuan akademik maupun non akademik.
Analisa yang dilakukan dapat berupa analisa kekuatan / kemampuan potensi sekolah
atau analisis SWOT (Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Treats).
D. TINDAK LANJUT
Hasil evaluasi dan analisa, ditindaklanjuti berdasarkan potensi sumber daya
manusia dan keberadaan sumber daya alam serta keberagaman budaya yang dapat
mendukung untuk peningkatan mutu pendidikan dan pengambilan keputusan pemilihan
karir bagi peserta didik di Sekolah Menengah Pertama.
24
BAB IV
PENUTUP
25
LAMPIRAN - LAMPIRAN
1. SK KEPALA SEKOLAH T. P. 2014-2015
2. MATRIK RENCANA PROGRAM TAHUNAN
3. MATRIK RENCANA PROGRAM SEMESTER
4. MATRIK RENCANA PROGRAM BULANAN
5. MATRIK RENCANA PROGRAM MINGGUAN
6. DAFTAR KONSELI
7. FORMAT-FORMAT KEGIATAN LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG
BK :
1) RPL sesuai dengan jenis-jenis layanan
2) Format-format kegiatan pendukung layanan BK
8. INSTRUMEN BK
1) Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
2) DCM
3) Sosiometri
4) Angket Peserta didik
5) Alat Ungkap Masalah
6) Instrumen penelusuran minat
26
27