Alasan lain yang sering dikutip namun tak terbukti berguna dari tindakan
episiotomy yang rutin dilakukan adalah untuk mencegah kerusakan dasar pelvis.
Sejumlah studi obervasi dan percobaan secara acak menunjukkan bahwa episiotomy
dihubungkan dengan peningkatan insiden robekan sphincter anal dan rectal (Angioli,
2000; Nager, 2001; Rodriguez, 2008).
Teknik
Untuk episiotomy midline, jari-jari menyusup antara kepala crowning dan
perineum. Gunting diposisikan pada pukul 6 pada pembukaan vagina dan diarahkan
posterior (lihat Gambar. 27-16). Panjang sayatan bervariasi 2-3 cm tergantung pada
panjang perineal dan tingkat penipisan jaringan. Sayatan disesuaikan untuk kebutuhan
persalinan tertentu tetapi harus berhenti sebelum mencapai sfingter anal eksternal.
Dengan episiotomy mediolateral, gunting diposisikan pada pukul 7 atau pukul 5, dan
sayatan diperpanjang 3 sampai 4 cm ke arah tuberositas ischium ipsilateral.
Perbedaan antara kedua tipe episiotomy diringkas dalam tabel. Kecuali untuk
masalah penting mengenai perluasan derajat tiga dan empat, episiotomy medial lebih
superior. Antony dkk (1994) menyajikan data dari Dutch National Obstetric Database
pada lebih dari 43.000 pelahiran. Mereka menemukan bahwa angka kejadian laserasi
perineum yang parah setelah episiotomy mediolateral mengalami penurunan lebih
dari empat kali lipat dibandingkan dengan angka setelah insisi medial. Seleksi kasus
yang baik dapat meminimalisasi kerugian ini. Sebagai contoh, ika episiotomy
dibutuhkan selama persalinan pervaginam, beberapa Penelitian melaporkan sebuah
efek protektif dari episiotomy mediolatral terhadap laserasi perineum yang tinggi.
Perbaikan Episiotomi atau Laserasi Perineum