PENDAHULUAN
Penyakit ini tumbuh dan berkembang secara lambat dan seringkali melakukan
residif lokal, invasi lokal dengan mortalitas yang rendah, sebagian kecil dapat pula
tumbuh dengan cepat dan berakhir fatal. Karena variasi yang begitu luas dari derajat
keganasan tumor ini timbullah berbagai macam pertentangan pendapat mengenai
penatalaksanaan karsinoma ini di berbagai pusat penanggulangan penyakit kanker di
dunia. 5
Diagnosis dini dan terapi agresif dengan segera dianjurkan untuk berbagai jenis
karsinoma tiroid, terutama jenis karsinoma tiroid anaplastik. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memahami tipe karsinoma tiroid mulai dari tanda awal, faktor resiko,
gejala klinis, maupun terapi untuk menurunkan mortalitas akibat karsinoma tiroid.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Embriologi
Pada masa embrional minggu ke-4, kelenjar tiroid mulai terbentuk dari
penebalan entodermal (divertikulum tiroid) pada dasar primitif faring, dan
terhubung dengan foramen sekum oleh duktus tiroglosus. Kemudian, pada masa
embrional minggu ke-7, kelenjar tiroid sudah turun, dan posisi terakhirnya berada
di ventral trakea, setingkat vertebra servikal C5, C6, dan C7 serta vertebra torakal
T1, sedangkan duktus tiroglosus rudimenter kadang masih tersisa, yang
kemudian bisa kita jumpai sebagai lobus piramidalis, yang terletak di isthmus
menuju hyoid (50%). Kelenjar tiroid janin secara fungsional mulai mandiri pada
minggu ke-12 masa kehidupan intrauterine dan pada minggu ini, folikel tiroid
pertama mulai terisi koloid. 1
2
2.1.2 Anatomi
Seluruh kelenjar tiroid ini dibungkus oleh suatu lapisan jaringan yang
dinamakan true capsule. Sedangkan extension dari lapisan tengah fascia servikalis
profundus yang mengelilingi kelenjar tiroid itu dinamakan false capsule atau
surgical capsule. Seluruh pembuluh darah arteri, vena, pleksus limfatikus dan
kelenjar paratiroid, letaknya antara true dan false capsule. Kedua lobus tiroid
dihubungkan di bagian posterior oleh ligamentum suspensorium Berry yang
3
letaknya antara kartilago krikoid dan upper tracheal ring. Jumlah ligamentum ini
satu di kiri dan kanan. Fungsinya sebagai ayunan/gendongan kelenjar ke laring
dan mencegah jatuh/turunnya kelenjar dari laring, terutama bila terjadi
pembesaran kelenjar. Saat pengangkatan kelenjar tiroid, ligamentum
suspensorium Berry harus dipotong agar kelenjar dapat dimobilisasi dengan
mudah. 3,5
Arteri karotis komunis, vena jugularis interna, dan nervus vagus terletak
bersama di dalam suatu sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens
terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus
simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fascia media dan prevertebralis.
Struktur penting yang berdekatan dengan kelenjar tiroid adalah nervus laringeus
superior, nervus laringeus inferior (rekurens), kelenjar paratiroid, dan esofagus.
1,2
4
Kelenjar tiroid kaya vaskularisasi, yaitu berasal dari empat sumber, arteri
karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri,
kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, dan cabang arteri brakialis. Kadang
dijumpai arteri tiroidea ima, cabang trunkkus brakiosefalika, yang sering secara
tidak sengaja terpotong pada saat trakeostomi. Adapun sistem venanya terdiri
atas vena tiroidea superior, yang berjalan bersama arterinya; vena tiroidea
media, yang berada di lateral dan berdekatan dengan arteri tiroidea inferior, dan
vena tiroidea inferior, yang berada dalam satu arah dengan arteri tiroidea ima
(jika ada). Terdapat dua saraf yang mensarafi laring dengan pita suara (plica
vocalis), yaitu nervus rekurens dan cabang nervus laringeus superior. 1
5
2.1.3 Histologi
Begitu hormon yang disekresikan sudah masuk ke dalam folikel, hormon itu
harus diabsorbsi kembali melalui epitel folikel ke dalam darah, sebelum dapat
berfungsi dalam tubuh. Setiap menitnya jumlah aliran darah di dalam kelenjar
tiroid kira-kira lebih besar daripada berat tiroid itu sendiri, yang merupakan suplai
darah yang sama banyaknya dengan bagian lain dalam tubuh, dengan
pengecualian korteks adrenal. 4
6
2.1.4 Fisiologi
7
Gambar 6. Pembentukan hormon tiroid 13
8
Pada kelenjar tiroid, juga terdapat sel parafolikular yang menghasilkan
kalsitonin. Kalsitonin adalah suatu polipeptida yang turut mengatur metabolisme
kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum, melalui pengaruhnya terhadap
tulang. 1
9
b. Inflamasi
Terdiri dari tiroiditis akut, tiroiditis subakut (de Quervain), dan tiroiditis
kronis (Hashimotos disease, Riedels Struma).
c. Neoplasma
Ada dua bentuk yaitu neoplasma jinak (adenoma) dan neoplasma ganas
(adenokarsinoma).
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
10
berdiferensiasi buruk/anaplastik. Insiden meningkat seiring dengan
meningkatnya usia, dengan puncak usia 21-40 tahun. Karsinoma tiroid
didapatkan pada 5-8% populasi, wanita 2-4 kali lebih sering mengalami
karsinoma tiroid daripada laki-laki. 1
1. Paparan radiasi
9% karsinoma tiroid terdapat riwayat paparan radiasi. Insiden
meningkat pada dosis di atas 20 Gy. Radiasi pada anak-anak (<15 tahun)
merupakan faktor resiko mayor untuk karsinoma tiroid. Proporsi
karsinoma tiroid papiler lebih tinggi pada anak dengan riwayat radiasi
dibanding yang tidak pernah radiasi. 2
2. Sindrom Genetik
Karsinoma tiroid papiler frekuensinya meningkat pada penderita kanker
payudara, ovarium, ginjalm atau sistem saraf pusat. Karsinoma meduler
dan limfoma maligna tiroid frekuensinya meningkat pada tiroiditis
Hashimoto. 2
3. Riwayat keluarga dengan MEN 2A, MEN 2B. Karsinoma tiroid sebagian
(20%) diturunkan secara genetik. Pada karsinoma papiler, aktivasi dua
11
fusi onkogen telah teridentifikasi pada kromosom 10q11-q12 dan 1q32-
q41. Gen fusi RET/D10S170 spesifik untuk karsinoma papiler dan
dipercaya berperan dalam patogenesis tumor. Perkembangan
karsinoma tiroid folikuler melibatkan tahap multiple dimana aktivasi
mutasi ras gen terlibat dalam progresi dari sel epitel folikuler nomal
menjadi adenoma folikuler. Inaktivasi dari gen tumor-suppressor pada
3p kemudian memfasilitasi progresi dari adenoma folikuler menjadi
karsinoma folikuler. 2,6
4. Kelainan tiroid jinak
Misalnya goiter, adenoma, dan tiroiditis. Kondisi hipertiroid dan
hipotiroid tidak meningkatkan resiko terjadinya keganasan tiroid. 2
5. Diet
Makanan yang banyak mengandung mentega, keju, dan daging
meningkatkan resiko, sedangkan buah-buahan segar dan sayuran
menurunkan resiko. Makanan yang kurang iodium juga meningkatkan
resiko. Kadar iodium yang rendah juga dapat terjadi karena paparan
radiasi atau karena kelainan tiroid jinak. 2
6. Usia
Umumnya penderita karsinoma tiroid berusia lebih diatas 45 tahun dan
penderita karsinoma tiroid anaplastik diatas 60 tahun.
2.2.4 Klasifikasi
a. Klasifikasi Karsinoma Tiroid berdasarkan histopatologi menurut WHO: 8
Tumor epitel maligna
Karsinoma folikuler
Karsinoma papiler
Campuran karsnimoa folikuler-papiler
Karsinoma anaplastik (undifferentiated)
12
Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma tiroid meduler
Fibrosarkoma
Lain-lain
Sarkoma
Limfoma maligna
Haemangiothelioma maligna
Teratoma maligna
13
b. Klasifikasi Klinik TNM Edisi 6 2002 28
T (Tumor Primer)
Tx Tumor tidak dapat dinilai
T0 Tidak terbukti ada tumor
T1 <1 cm
T2 2-4 cm masih terbatas pada tiroid
T3 >4 cm terbatas pada tiroid atau tumor dengan ukuran berapa saja
dengan perluasan ekstra tiroid yang minimal (misal ke otot sternotiroid
atau jaringan lunak peritiroid).
Tumor telah meluas keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat
T4a berikut; jaringan lunak sukutan, laring, trakea, esofagus, n.Laringeus
rekurens atau karsinoma anaplastik terbatas pada tiroid (intra tiroid).
Tumor telah menginvasi fascia prevertebra, pembuluh mediastinal atau
T4b arteri carotis atau karsinoma anaplastik meluas keluar kapsul (ekstra
tiroid).
N (Kelenjar getah bening regional)
Nx Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 TIdak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening
N1 Pembesaran (dapat dipalpasi)
N1a Hanya ipsilateral
N1b Kontralateral, bilateral, garis tengah, atau mediastinum
M (metastase jauh)
Mx Metastase tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastase jauh
M1 Terdapat metastase jauh
14
Gambar 8. Klasifikasi TNM Tumor Primer 16
15
Gambar 9. Klasifikasi TNM Metastase ke kelenjar limfe 16
16
Karsinoma Tiroid Papiler atau Folikuler Umur > 45 tahun dan Meduler
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
T1, T2, T3 N1a M0
Stadium IVA T1, T2, T3 N1b M0
T4a N0, N1 M0
Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC Tiap T Tiap N M1
Anaplastik/Undifferentiated (semua kasus termasuk stadium IV)
Stadium IVA T4a Tiap N M0
Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC Tiap T Tiap N M1
17
uniform baik ukuran maupun intinya. Kadang-kadang tipe ini disertai adanya
folikuler atau psamoma bodies (40-50%) ditengah-tengah struktur yang papiler.
Sel raksasa juga sering ditemukan. 2
Penyebaran terutama melalui sistem kelenjar getah bening regional. Dapat
juga bermetastasis jauh ke paru-paru atau tulang. Biasanya terdapat multisentris
atau bilateral. Tumor primer atau rekurens dapat menginfiltrasi trakea atau
esofagus hingga menimbulkan gejala obstruksi. 2
18
growth pattern (umumnya memproduksi microfollicle). Sel-sel folikel pada tumor
ini tidak mempunyai karakteristik yg khas seperti pada karsinoma papiler.
Diagnosis jenis kanker folikuler didasarkan pada ada tidaknya invasi sel tumor ke
kapsul tiroid atau pembuluh darah. 2
19
Gambar 12. Karsinoma tiroid meduler 17
20
Gambar 13. Karsinoma tiroid anaplastik 17
Limfoma Maligna
Limfoma maligna primer di tiroid berjumlah 1% dari semua kanker tiroid.
Limfoma dapat primer ataupun sekunder. Tipe yang dominan adalah Non
Hodgkin limfoma, umunya terjadi pada wanita tua (Dekade 7) yang menderita
tiroiditis Hashimoto. Gambaran klinis hamper sama dengan UTC, berupa massa
di leher yang timbuh cepat dengan gejala disfagia dan disfonia. HIstologik, berupa
gambaran sel yang monomorfik dan non-kohesif dengan pewarnaan yang positif
untuk CD20. 2
21
Sarkoma
Sarkoma pada kelenjar tiroid sangat jarang. Biasanya merupakan tumor
yang sangat agresif serupa dengan karsinoma anaplastik. Sel tumor berasal dari
stroma atau vaskuler dalam kelenjar. Tipe yang pernah dilaporkan adalah
angiosarkoma dan leimiosarkoma. 2
2.2.6 Diagnosis
22
6. Temuan pada Pemeriksaan Fisik 8
Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras bergantung kepada jenis
patologi anatomi (PA) nya.
Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.
Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang
belakang, klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu di
paru-paru, hati, ginjal dan otak.
1. Pemeriksaan laboratorium 8
23
2. Pemeriksaan radiologis 1,8
24
Gambar 15. CT scan karsinoma tiroid 14
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang
secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat dan kistik, mengukur volume tumor, serta dapat
dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi jarum halus. 1,8
25
4. Pemeriksaan sidik tiroid
Pemeriksaan sidik radiokatif tiroid dilakukan dengan bahan radioaktif
iodium 131. Bila nodul menangkap iodium lebih sedikit dari jaringan tiroid yang
normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya maka disebut
nodul hangat (warm nodule) dan bila afinitasnya lebih maka disebut nodul panas
(hot nodule). 1,8
Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodul dingin. Sekitar 10-17%
struma dengan nodul dingin ternyata adalah suatu keganasan. Sedangkan
karsinoma papiler biasanya kurang atau sama sekali tidak menangkap iodium. 1,8
Pemeriksaan sidik tiroid ini tidak mutlak diperlukan, jika tidak ada
fasilitasnya, tidak perlu dikerjakan. 8
26
Gambar 17. Pemeriksaan sidik tiroid 19
27
invasi ke kapsul dan vaskuler yang hanya dapat dilihat dari gambaran
histopatologi. 8
Walaupun BAJAH merupakan tes yang akurat dengan biaya yang murah dan
seringkali tanpa komplikasi, namun ada beberapa keterbatasan, yaitu: 1
28
6. Pemeriksaan Histopatologi
Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa setelah
dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi. Untuk kasus inoperabel,
jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan biopsi insisi. 8
Bila nodul tersebut suspek maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut
operabel atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel maka dilakukan
tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok parafin.
Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau
khemoradioterapi. 8
1. Lesi jinak
Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi
29
2. Karsinoma papiler
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi
AMES. Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan
observasi. Bila risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.
3. Karsinoma folikuler
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
4. Karsinoma meduler
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
5. Karsinoma anaplastik
Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total. Bila tidak
memungkinkan, cukup dilakukan tindakan debulking dilanjutkan
dengan radiasi eksterna atau kemoradioterapi.
Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB. Ada
2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu: 8
30
Gambar 19. Macam-macam Tiroidektomi 15
31
Tahapan operasi
32
Perdarahan yang masih ada dirawat, kemudian luka pembedahan ditutup lapis
demi lapis dengan meninggalkan drain Redon.
33
Bagan Penatalaksanaan Nodul Tiroid
Bagan I
Nodul Tiroid
Klinis
Inoperabel Operabel
FNAB
Risiko Risiko
Rendah Tinggi Membesar
Tidak ada Mengecil
Perubahan
Debulking
34
Bagan Penatalaksanaan Alternatif Nodul Tiroid
Bagan II
Nodul Tiroid
Klinis
Inoperabel Operabel
Observasi
Biopsi Insisi Lobektomi
Isthmolobektomi -Gejala penekanan
-Terapi konservatif
Blok paraffin supresi TSH gagal
-Kosmetik
Lesi jinak Ganas
Operasi selesai
Risiko Risiko
Rendah Tinggi
Debulking
Observasi Tiroidektomi total
Radiasi
eksterna
/Kemoterapi
35
Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metastasis Regional.
KT + Metastasis Regional
Inoperabel Operabel
Infiltrasi ke
36
Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metasasis Jauh
Dibedakan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi baik
atau buruk. 8
Bila berdiferensiasi buruk dilakukan kemoterapi dengan Adriamicin. Bila
berdiferensiasi baik dilakukan TT + radiasi interna dengan I131 kemudian dinilai
dengan sidik seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi
supresi/subtitusi. 8
Syarat untuk melakukan radiasi interna adalah: tidak boleh ada jaringan
tiroid normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap jaringan radioaktif.
Ablatio jaringan tiroid itu bisa dilakukan dengan pembedahan atau radio ablatio
dengan jaringan radioaktif. 8
Bila respon (-) diberikan kemoterapi Adriamicin. Pada lesi metastasisnya,
bila operabel dilakukan eksisi luas. 8
37
Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Jauh
Bagan IV
KT + Metastasis Jauh
TT + Radiasi interna
Terapi supresi
& substitusi
2.2.8 Komplikasi
Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan re-open. Jika
perdarahan arterial, drain Redon kurang cepat menampung perdarahan dan
darah mengumpul pada leher membentuk hematoma dan menekan trakea
sehingga penderita sesak napas.
38
Lakukan intubasi. Atau tusukkan Medicut no.12 perkutan menembus
membran krikotiroid.
Luka operasi dibuka dan evakuasi bekuan darah.
Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari sumber perdarahan dan
dihentikan, dipasang drain Redon.
Kerusakan n. rekuren
Hipokalsemia transien dapat terjadi 1-2 hari pasca bedah. Edema pada
paratiroid karena manipulasi dapat menambah terjadinya hipoparatiroidism
transien.
39
Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi
dengan pemberian pelan intravena kalsium glukonas 10% sebanyak 10
ml, disertai kalsium per-oral. Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel.
paratiroid terambil sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan
vaskularisasinya. Untuk mencegah hal ini dianjurkan untuk melakukan
autotransplantasi kel. paratiroid pada m. sternokleidomastoideus.
Autotransplantasi kel. paratiroid ini memiliki daya hidup yang tinggi.
Hipotiroidism
Hipotiroidism setelah tiroidektomi total adalah konsekuensi logis yang
terjadi karena penderita tidak lagi memiliki jaringan tiroid sama sekali.
Follow-up
Pasca bedah tiroidektomi total karena karsinoma tiroid, 3-4 minggu
kemudian dilakukan pemeriksaan sidikan I131 seluruh tubuh. Bila ada uptake
yodium dilakukan ablasi dengan I131 di Bagian Radionuklir. Bila tidak ada uptake,
diberi terapi hormonal yaitu ekstrak hormon tiroid, dosis 50 mcg/hari dan
ditingkatkan sampai pemeriksaan TSH menunjukkan < 0.01. Dosis ini diberikan
seumur hidup. 20
40
Jadwal follow-up: 20
Tahun ke 1 : tiap 3 bulan
Tahun ke 2 : tiap 4 bulan
Tahun ke 3-4 : tiap 6 bulan
Tahun ke 5 : setiap tahun
Keadaan klinis dan faal tiroid (T3, T4, TSH) setiap kali pasien kontrol
Untuk pasca tiroidektomi total karena karsinoma tiroid, perlu:
2.2.10 Prognosis 1
Ketahanan hidup 5 tahun adenokarsinoma tiroid
a. Adenokarsinoma papiler: 80%
b. Adenokarsinoma folikuler: 50-70%
c. Adenokarsinoma meduler: 30-40%
d. Adenokarsinoma anaplastik: <5%
41
KETERANGAN 8
1. Karsinoma tiroid berdiferensiasi buruk adalah KT anaplastik dan meduler
2. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik adalah KT papiler dan folikuler
Dibedakan atas kelompok risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi
AMES (age, metastatic disease, extrathyroidal extension, size)
Risiko rendah :
Risiko tinggi :
42
6. Isthmolobektomi artinya mengangkat isthmus juga, karena batas isthmus itu
imaginer melewati pinggir tepi trachea c.l.(kontra lateral)
7. Lobektomi artinya mengangkat satu lobus saja atau secara rinci :
a. Lobektomi totalis dekstra atau lobektomi totalis sinistra.
b. Lobektomi subtotal dekstra artinya mengangkat sebagian besar lobus
kanan, sisa 3 gram.
c. Lobektomi subtotal saja tidak dilakukan sendiri tanpa 7a.
Catatan : pada pengangkatan kelenjar tiroid yang disebutkan diatas dengan
sendirinya bila ada tumor harus diangkat.
Istilah enukleasi artinya pengangkatan rodulnya saja, dan cara ini tidak
dibenarkan pada pembedahan tiroid.
43
BAB III
KESIMPULAN
1. Karsinoma tiroid adalah keganasan pada kelenjar tiroid. Karsinoma tiroid ini
menempati urutan ke-9 dari insiden kanker di Indonesia.
2. Pasien dengan riwayat keluarga yang positif harus dianggap sebagai calon untuk
karsinoma meduler.
3. RIwayat terpajan radiasi kepala dan leher merupakan salah satu faktor resiko
terkena karsinoma tiroid.
4. Karsinoma tiroid merupakan keganasan dengan 4 tipe: papiler, folikuler,
meduler, dan anaplastik yang bisa didapat pada segala usia (wanita lebih banyak).
5. Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R., de Jong W, 2015. Buku Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Hal 799-814
2. Suyatno, Pasaribu Emir T., 2014. Bedah Onkologi Diagnosis dan Terapi. Edisi 2.
Jakarta: CV Sagung Seto. Hal 1-37
3. N.C.Chakrabarty, D.Chakrabarty, 1997. Fundamentals of Human Anatomy.
Calcuta: New Central Book Agency (P) LTD. Hal 162-7
4. Guyton, Arthur C, John E.Hall, 1997. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Editor:
Irawati S Edisi 9 Jakarta: EGC. Hal 1188
5. Reksoprodjo, Soelarto, et al., 1987. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: FKUI.
Hal 366-76
6. Sabiston D.C., Lyerly H.K., 1997. Textbook of Surgery: The biological Basis of
Modern Surgical Practice, 15th Ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company
7. Brunicardi Charles F, dkk. 2006. Schwartz: Manual Surgery. 8th Ed. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
8. Lukitto P., Manoppo A., Azamris, et al., 2003. Protokol Penatalaksanaan
Tumor/Kanker Tiroid. Jakarta: Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia
9. http://www.aarathyroidclinic.com/about-thyroid-benign-disease.html
10. http://www.aboutcancer.com/thyroid_anatomy.htm
11. http://www.slideshare.net/hamzehbattikhi/thyroid-gland-47660208
12. http://www.ouhsc.edu/histology/text%20sections/endocrine.html
13. http://www.aarathyroidclinic.com/about-thyroid-benign-disease.html
14. http://www.headandneckcancerguide.org/teens/cancer-basics/explore-cancer-
types/neck-cancers/advanced-thyroid-cancer/
15. http://epomedicine.com/medical-students/thyroidectomy-basics/
16. http://www.headandneckcancerguide.org/teens/cancer-basics/explore-cancer-
types/neck-cancers/advanced-thyroid-cancer/
45
17. http://oncolex.org/thyroid-cancer/background/histology
18. http://www.drugs.com/health-guide/thyroid-cancer.html
19. http://web.rshs.or.id/unggulan
20. https://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/tiroidektomi-total/
46