Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PEMBAHASAN

A. DIAGRAM PERMASALAHAN PENDERITA

Faktor Lingkungan Faktor genetic:

Penyakit yang diderita pasien bukan penyakit


Sanitasi MCK yang keturunan
buruk Perilaku

Cara memasak air


Sanitasi sumur sumur yang kurang
benar.
yang buruk sebagai
sumber air untuk Mencuci alat dapur
aktifitas sehari-hari. tidak menggunakan
An. D air mengalir
Thypoid fever Tidak mencuci
Tidak tersedianya
tangan sebelum
wastafel di rumah makan.

Kebiasaan jajan
Jarak septic tank ke diluar rumah yang
tidak jelas
sumur yang tidak kebersihannya
tepat.
Pelayanan Kesehatan

Kurangnya penyuluhan mengenai dampak penyakit


yang ditimbulkan jika sanitasi buruk.

Kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya PHBS.

34
B. PEMBAHASAN MASALAH SESUAI DENGAN H.L BLUM

1. Faktor Keturunan (Genetik)


Thypoid fever yang diderita pasien bukan merupakan penyakit

keturunan, karena tidak terdapat faktor genetik yang berpengaruh pada

timbulnya penyakit ini. Dalam genogram pasien An. D juga tidak

ditemukan riwayat keturunan pada penyakit thypoid fever pasien.


2. Faktor Perilaku
a. Cara Memasak Dengan Air Sumur Yang Kurang Benar
Air merupakan sarana utama dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, karena merupakan salah satu media berbagai

penularan penyakit, terutama penyakit saluran pencernaan. Sampai saat

ini penduduk Indonesia sulit terbebas dari penyakit diare, kolera, disentri

hingga tifus. Sebab, semua penyakit tersebut berhubungan erat dengan

air (waterborne diseases). Bila air tersebut terminum oleh manusia maka

bakteri patogen yang masih hidup masuk sekali lagi ke usus dan akan

berkembang hingga dapat menyebabkan penyakit. Air di sini berfungsi

sebagai pemindah penyakit.


Dalam hal ini, An. D dan keluarga menggunakan air sumur untuk

memasak, maka kemungkinan untuk tertular penyakit lebih besar apabila

air yang digunakan tidak dimasak dengan benar. Permasalahan ini

tersebut dapat diupayakan pemecahan masalahnya memasak air sumur

dengan benar.

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh

maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik

35
yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme

air (Yurman, 2013).

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam,

manis, pahit atau asin menunjukkan air tersebut tidak baik. Rasa asin

disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan

rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik

(Yurman, 2013).

Dalam pemanfaatannya sebagai air minum yang berhubungan

dengan kualitas air tidak memenuhi syarat sebagai air bersih, air yang

akan dikonsumsi perlu diolah terlebih dahulu dengan cara yang paling

mudah yaitu merebus air sampai mendidih dan dibiarkan mendidih

minimal selama 5 menit. air yang direbus suhu 70°C akan mematikan

kuman pathogen. Pengolahan air dengan cara memanaskan sampai

mendidih tujuannya adalah untuk membunuh kuman yang terdapat pada

air, di mana bakteri patogen mati dengan pemanasan 57°C (Shinta P,

2016).

Cara yang efektif dalam memasak air adalah memasak atau

merebus air yang akan kita konsumsi hingga mendidih. Cara ini sangat

efektif untuk mematikan semua patogen yang ada dalam air seperti virus,

bakteri, spora, fungi dan protozoa. Lama waktu air mendidih yang

dibutuhkan adalah berkisar 5 menit, namun lebih lama lagi waktunya akan

lebih baik, direkomendasikan selama 20 menit (Aimyaya, 2014).

36
Selain pemberian antibiotik, penderita perlu istirahat total serta

terapi suportif yang diberikan antara lain cairan untuk mengkoreksi

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan antipiretik. Nutrisi yang

adekuat melalui dilanjutkan dengan diet makanan yang lembut dan mudah

dicerna secepat keadaan mengizinkan (Bhan MK et al, 2011).

b. Tidak Mencuci Tangan Sebelum Makan


Perilaku kebersihan merupakan rangkaian dari berbagai wujud

perilaku/tindakan yang dilakukan orang terhadap sampah, mencakup

perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan seperti tindakan

mengotori lingkungan hingga tindakan-tindakan yang bertanggung jawab

seperti tindakan-tindakan memelihara dan membersihkan lingkungan.

Sebagian besar masyarakat masih belum peduli terhadap kebersihan

lingkungan sekitarnya maupun dirinya sendiri. Kebanyakan dari mereka

berfikir secara parsial dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri,

seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya,

pembungan limbah pabrik, polusi udara, pencemaran air, dan juga

kesehatan mereka sendiri.


Hal tersebut juga terjadi pada An. D dan keluarga, terbukti dengan

lingkungan rumah yang masih ditemukan perbaotan atau sampah

dirumah yang tidak tertata dan juga kbisaan An.D yang belum paham

pentingnya cuci makan sebelum makan. Permasalahan ini dapat

dipecahkan dengan lebih seringnya An. D beserta keluarga untuk

membersihkan rumah dan menata perabotan yang ada di rumah agar

lingkungan rumah lebih bersih sehingga tidak menjadi sumber penularan

37
penyakit. Selain itu dari petugas kesehatan perlku melakuykan

penyuluhan tentang PHBS khususnya mencuci tangan sebelum makan

agar tidak mudah tertular penyakit yang diakibatkan kurangnya hygine

perorangan.
Perilaku mencuci tangan sangat penting untuk mencegah penyakit.

Infeksi saluran pencernaan, seperti diare, merupakan salah satu penyakit

akibat tidak mencuci tangan dengan benar. Cara mencuci tangan yang

belum benar, memungkinkan bakteri penyebab diare masih tetap berada

pada tangan mereka. Oleh karena itu, tidak berbeda jauh antara jumlah

penderita diare dengan yang tidak diare (Shinta P, 2016).

c. Mencuci Alat Dapur Tidak Menggunakan Air Mengalir


Peranan peralatan makan dalam penanganan makanan merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan

(food hygiene). Setiap peralatan makan haruslah selalu dijaga

kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan yang kelihatan bersih

belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena

didalam alat makan tersebut telah tercemar bakteri E.coli yang

menyebabkan alat makan tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu

pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan

pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat

pula (Henny, 2013).


Pencucian dengan air mengalir lebih baik dari pada pencucian alat

makan dengan metode perendaman. Hal tersebut dikarenakan pada proses

pencucian air mengalir semua kotoran yang terlarut akan mengalir tanpa

mencemari alat makan kembali, sedangkan pada proses perendaman

38
dimungkinkan kotoran-kotoran dari hasil bilasan peralatan makan akan

terakumulasi pada air rendaman tersebut sehingga dapat mencemari

peralatan lain yang akan dicuci (Jimmy T, 2013).

d. Sering Membeli Makanan Diluar Rumah


Makanan yang dijual dijalanan belum terjamin kebersihannya. Hal

ini disebebakan juga oleh penjual yang tidak memperhatikan kebersihan

makanan, cara memasak makanan, dan juga mencuci alat makan

denganvtidak menggunakan air mengalir. Hal ini juga terjadi pada An. D

dimana sebagai anak yang masih sekolah dia sering jajan diluar tanpa

memperhatikan kebersihannya.
Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai kekuarga perlu

menyiapkan bekal makanan sendiri yang tentu lebih terjamon kebersihan

dan gizinya yuntuk dibawakan bekal pada An. D ketika sekolah serta

memberikan informasi kepada An. D ketika akan jajan diluar rumah untuk

melihat kebersihan makanan yang dijual.

3. Faktor pelayanan kesehatan


a. Kurangnya penyuluhan mengenai penanganan penyakit kronis
Penyakit infeksi adalah penyakit yang mempunyai karakteristik

yaitu suatu penyakit yang hasil dari suatu proses infeksi dalam tubuh,

mempunyai perjalan penyakit yang cukup cepat, dan sering dapat

disembuhkan. Karakteristik penyakit infeksi adalah penyebabnya pasti,

memiliki faktor resiko yang multiple, membutuhkan durasi yang singkat,

bisa atau juga tidak menyebabkan kerusakan fungsi, dan dapat

disembuhkan.
Penyakit infeksi dapat disembuhkan maupun dihindari atau

dicegah dengan merubah prilaku, gaya hidup dan pajanan terhadap

39
faktor-faktor tertentu di dalam kehidupan. Seperti halnya An. D yang

menderita penyakit infeksi seperti thyfoid fever. Penyuluhan tentang

penyakit infeksi sangat diperlukan An. D karena penyakit yang

dideritanya kadang membuat An. D merasa malu sehingga cenderung

menutup diri terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu penyuluhan dan

sosialisasi dari tenaga kesehatan yang terlatih juga dapat berpengaruh

pada kesembuhan penyakit An.D.


b. Kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya PHBS

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS merupakan salah satu strategi

yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang

kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada

komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan

informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. Dalam hal ini,

penyuluhan mengenai pentingnya PHBS pada An. D dan keluarga di

rumah tangga penting agar tidak semakin memperburuk kondisi pasien.

Dengan adanya penyuluhan, Ny. S dan keluarga dapat memahami

pentingnya PHBS di dalam rumah tangga dan tempat-tempat umum untuk

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga dapat

mengurangi resiko terjadinya suatu penyakit.

40
Strategi pencegahan yang dipakai adalah untuk selalu

menyediakan makanan dan minuman yang tidak terkontaminasi, higiene

perorangan terutama menyangkut kebersihan tangan dan lingkungan,

sanitasi yang baik, dan tersedianya air bersih sehari-hari. Strategi

pencegahan ini menjadi penting seiring dengan munculnya kasus resistensi

(Bhutta ZA, 2006).

4. Faktor lingkungan
a. Tidak tersedianya wastafel di rumah
Wastafel merupakan tempat untuk mencuci tangan dengan air

mengalir, dimana dengan adanya wastafel yang dilengkapi dengan

sabun cuci tangan dapat memudahkan anggota keluarga untuk mencuci

tangan sebelum makan ataupun memasak. Hal ini tentu akan dapat

mengurangi kemungkinan terkena penyakit seperti demam tifoid.


Pada rumah An. D ini tidak terdapat wastafel sehingga jika ingin

memcuci tangan maka anggota keluarga harus ke kamar mandi untuk

mencuci tangan sebelum makan, dimana hal ini sering dilupakan oleh

An. D yang menyebabkan An. D jarang mencuci tangan sebelum makan

karena An. D malas ke kamar mandi untuk mencuci tangan.


b. Jarak septic tank ke sumur yang tidak tepat
Sumur yang baik harus memenuhi syarat lokasi yaitu jaraknya

tidak kurang dari 11 meter dan letaknya diusahakan tidak berada dibawah

tempat-tempat sumber pengotoran seperti kakus, empang, lubang galian

untuk air kotor dan sebagainya (Margareth, 2014).


Sumur gali dengan kedalaman 15 meter layak digunakan sebagai

sumber air minum oleh karena kualitas air tanah dalam umumnya lebih

sempurna dan bebas bakteri. Kehidupan bakteri golongan patogen maupun

41
tidak patogen didasari pada keadaan lingkungan sekitarnya; tergantung ada

tidaknya oksigen (O2). Dengan adanya oksigen, mikroorganisme dapat

melakukan proses aerobik sehingga dapat mengembangkan kehidupannya

dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya (Margareth, 2014).


Permenkes nomor 416/MENKES/PER/ IX/1990 tentang syarat-

syarat dan pengawasan kualitas air minum dan air bersih yaitu 0/100 ml

sampel air. Hasil pemeriksaan kandungan E. coli pada 30 sampel air

sumur gali berada sekitar 10 MPN/100ml air sampai dengan >2005

MPN/100 ml (PERMENKES, 2002).

42
C. PRIORITAS MASALAH
FISH BONE DIAGRAM

Tingkat ekonomi Tingkat


PROSES Tingkat ekonomi INPUT pendidikan rendah
rendah
rendah

Tidak memiliki Tidak tersedianya air Tingkat ekonomi Kurangnya


Kebiasaan jajan makann Kurangnya bersih dan sabun di rumah keluarga rendah
jaminan kesehatan penyuluhan pelatihan cara
diluar yang tidak
PHBS RT mencuci tangan
terjamin kebersihaannya Jarak septic tank Tidak mengerti yang benar
dengan sumur yang cara mencuci
Tidak tersedianya Kebiasaan tidak
Tingkat kurang tepat tangan yang
Tingkat sarana air mencuci tangan
sebelum makan pengetahuan benar
pengetahuan mengalir di rumah rendah Kurangnya
rendah
penyuluhan Tingkat
Kurangnya PHBS RT pengetahuan
Tingkat
Tingkat ekonomi ketersediaan akses air tentang PHBS
pengetahuan Tingkat pendidikan
rendah bersih dan air mengalir RT rendah
rendah rendah
: MAN An. D
Tingkat Sebagian
: METHOD masyarakat Tingkat pendidikan Thypoid Fever
ekonomi rendah
rendah belum Tingkat
: MATERIAL memiliki ekonomi
jamban sehat rendah Kurangnya
: MACHINE Dana operasional
kegiatan puskesmas penyuluhan
: MONEY Kurangnya Tingkat PHBS RT
minim
penyuluhan Minum air pengetahuan
: LINGKUNGAN SOSIAL cara memasak sumur tidak rendah
air yang benar matang Dana operasional
: LINGKUNGAN BUDAYA kegiatan puskesmas
minim
: LINGKUNGAN EKONOMI LINGKUNGAN
: INFO KESEHATAN

43
Tabel 3.1 Tabel Prioritas Masalah
No Masalah U S G Total
1 Rendahnya
kesadaran dan
pengetahuan
tentang penggunaan
air bersih, mencuci 4 4 5 13
tangan denngan air
bersih dan sabun, dan
menggunakan
jamban sehat
2 Rendahnya
pengolahan air
2 3 3 8
sumur untuk
kebutuhan minum.
3 Rendahnya
kebersihan
3 3 3 9
peralatan dapur dan
alat makan.
4 Tidak adanya
PDAM subsidi ke 3 4 3 10
desa.
5 Jarak septic tank
dengan air sumur 3 3 2 8
yang tidak tepat
6 Kebiasaan membeli
makanan di luar
3 2 3 8
yang tidak jelas
kebersihannya

Keterangan
U : Urgency (mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah)
S : Seriousness (dampak dari adanya masalah).
G : Growth (Pertumbuhan masalah).
Berdasarkan tabel prioritas masalah diatas, didapatkan kesimpulan bahwa

masalah utama adalah “rendahnya pengetahuan tentang sanitasi dasar (PHBS)”

D. SKALA PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH

Untuk mempermudah penyelesaian masalah pada sekenario diatas dapat

menggunakan system scoring. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

44
penyelesaianmasalah berdasarkan skala prioritas yang dari yang tertinggi

sampai yang terendah.

No Kegiatan M I V C P (MxIxV/C)
Memberikan penyuluhan
penggunaan air bersih,
1 mencuci tangan denngan air 4 3 4 4 12
bersih dan sabun, dan
menggunakan jamban sehat
Pengusulan pengadaan
2 3 2 2 4 3
PDAM subsidi
3 Pelatihan cuci tangan 4 3 4 5 9,6

Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Penyeselaian Masalah

Keterangan :
P :Prioritas penyeselaian masalah
M :Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi

inidilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)


I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan

Berdasarakan table prioitas penyelasaian masalah diatas didapatkan bahwa

‘memberikan penyuluhan mengenai sanitasi dasar (PHBS) sebagai prioritas

solusi. Tentunya rencana program penyuluhan dapat dilakukan untuk

melaksanakan penyelesaian tersebut terlampir pada tabel dibawah ini .

45
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Memberikan Penyuluhan Mengenai Alur Penularan Thyfoid Fever Serta Pentingnya PHBS

Volume Rincian Tenaga Kebutuhan Estimasi


No Kegiatan Sasaran Target Lokasi Jadwal biaya
Kegiatan Kegiatan Pelaksana Pelaksanaan
Tenaga Rp.
 Konsumsi
1. Memilih/menyeleksi kandidat kesehatan  Ruangan 500.000
Perencanaan : Senin
Pegawai Terbentuk 2x Ruang  LCD
1 Pembentukan TIM :
TIM Pertemuan 2. Persetujuan dan  MIC
TIM Puskesmas rapat 1. dokter kamis  Laptop
3. Pembentukan structural 2. Perawat
 Kursi
3. Kader
 Konsumsi Rp.
Penyusunan 1. Pengumpulan bahan mengenai Senin  Ruangan 500.000
Terbentuk 2x Ruang  LCD
2 materi TIM thyfoid fever TIM dan
materi pertemuan rapat  MIC
penyuluhan 2. Penyusunan materi kamis  Laptop
 Kursi

46
Rp.
2.000.000
1 hari
Pembuatan bahan Anggota Terbentuk Anggota setelah
1x Ruang 1. Laptop
3 penyuluhan yang TIM yang PPT, leaflet, 1. Mendesign PPT, leaflet, banner TIM yang bahan 2. Printer
pertemuan rapat 3. Flasdisk
akan disajikan ditunjuk banner ditunjuk terkum
pul

Pelaksanaan Rp.
Penyuluhan 500.000
tentang
 Konsumsi
penggunaan air Warga desa Materi bisa 1x Angota
1. Penyuluhan  LCD
1 bulan
4 bersih, mencuci tempat diterima penyuluhan 2. Tanya jawab Balai desa TIM yang  MIC
Sekali
3. Membagikan leaflet  Laptop
tangan dengan air penyuluhan peserta tiap desa ditunjuk
 Kursi
bersih, sabun, dan
menggunakan
jamban sehat

47
Warga desa Mengunjungi rumah warga desa Rp.
Warga desa Desa yang 100.000
menerapkan dan melihat perilaku warga terkait
Monitoring hasil yang sudah Anggota 1 bulan
5 apa yang 1x sebulan penggunaan air bersih, mencuci  Transportasi
penyuluhan mendapat mendapat TIM sekali
diberi saat tangan dengan air bersih, sabun,
penyuluhan penyuluhan
penyuluhan dan menggunakan jamban sehat
1. Pemantauan peningkatan Rp.
pengetahuan tentang penggunaan 250.000
air bersih, mencuci tangan dengan
Tingkat air bersih dan sabun, dan
pengetahuan menggunakan jamban sehat
Warga desa warga desa dengan pemberian kuisioner untuk Desa yang
Evaluasi
yang bertambah 3 bulan menentukan rencana tindak lanjut sudah Anggota 3 bulan  Buku
6 pencapaian dari 2. Rencana tindak lanjut :
mendapat dan kejadian sekali mendapat TIM sekali  Pulpen
TIM a. Jika warga sudah mengerti bisa
penyuluhan Thyfoid penyuluhan
dilakukan pembuatan akses air
fever
mengalir di tiap rumah
berkurang b. Jika warga belum mengerti bisa
dilakukan penyuluhan ulang
dengan metode lain yang lebih
mudah dipahami

48
49

Anda mungkin juga menyukai