Anda di halaman 1dari 60

PREVALENSI MIGRAIN PADA MAHASISWA FKIK UIN

ANGKATAN 2011 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA TAHUN 2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

WILDAN ACALIPHA WILKENSIA

NIM: 109103000004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H/2012 M

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memperindah kehidupan dengan melimpahkan
kasih saying, kenikmatan, dan kemudahan tiada bertepi. Shalawat dan salam semoga selalu
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan kasih sayangnya terhadap hamba
Allah juga makhluk lainnya memancar bagai pancaran sinar matahari yang tiada terputus
menerangi bumi. Atas nikmat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PREVALENSI MIGRAIN PADA MAHASISWA
FKIK UIN ANGKATAN 2011 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA.”
Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak
yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan moriil dan bantuan penyusunan
skripsi ini. Hingga akhirnya penulisan skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan
terima kasih dan penghargaan, peneliti sampaikan kepada :
1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Prof. dr. Djauhari : selaku Dekan dan
Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR : selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu dan segenap dosen
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.
3. dr. Hendro Birowo, Sp.S : selaku Pembimbing 1 akademik peneliti, yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan membimbing peneliti peneliti
dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua budi baik yang telah
diberikan kepada peneliti.
4. dr. Poppy Chandra Dewi, M.Sc, Sp.S : selaku Pembimbing 2 akademik peneliti, yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan membimbing peneliti
peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua budi baik.

v
5. dr. Achmad Zaki, Sp.OT M.Epid: selaku Dosen penguji dalam ujian skripsi terima kasih
atas kesediaan menjadi penguji. Bimbingan, saran, arahan, motivasi serta do‟a yang
selalu ada selama penyusunan skripsi.
6. dr. Fika Ekayanti, M.Med.Edu : selaku Dosen penguji dalam ujian skripsi terima kasih
atas kesediaan menjadi penguji. Bimbingan, saran, arahan, motivasi serta do‟a yang
selalu ada selama penyusunan skripsi.
7. Seluruh dosen dan staf PSPD Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kedua orang tua ku tercinta yaitu Ayahanda Cahya dan Ibunda Ani Hartani, sebagai
penyemangat dalam hidupku yang tiada hentinya memberikan motivasi dan dukungan
baik moril maupun materil, serta doa yang selalu kalian panjatkan untuk peneliti,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Rasa syukur yang tiada
terhingga atas anugerah yang begitu indah karena aku terlahir dari orang tua terbaik,
dibesarkan di lingkungan yang terbaik dengan didikan yang terbaik. Untuk Ayah yang
tiada pernah lelah berusaha mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya I Love U So
Dad. Dan untuk ibunda tempat berbagi segala rasa, “ Makasih ya Bu, Ibu selalu ada
setiap ku lagi senang, sedih, marah, kesel, dan bosen I Love U So Mom”. Semoga Allah
SWT senantiasa melindungi kedua orang tuaku, dan memberikan yang terbaik dalam
setiap langkah.
9. Adik-adikku tersayang, Gea Tania Annisa, Nabila Vica Lusiana dan Nadira Nazra
Hastigerina Pelagica yang telah menjadikan hidupku penuh warna dengan segala
keseingan, canda dan tawa kalian.
10. Pacarku tersayang, Nurazminah Alwi yang selalu menyayangi, mengerti aku dalam
keadaan apapun dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. Teman risetku, M.Ibnu Imaduddin, Reani Zulfa, Adelita Tri R, dan Dian Fithria H “
makasih ya atas semua bantuannya”.

vi
12. Kawan-kawanku di Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2009 yang senantiasa
selalu memberikan dukungan, doa serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi, terima kasi
sahabat-sahabatku tersayang.

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti
dapat memperbaiki skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, 24 September 2012

Wildan Acalipha Wilkensia

vii
ABSTRAK

Migrain merupakan masalah yang sering dijumpai pada mahasiswa.Migrain ini dapat
mempengaruhi prestasi akademik, kepribadian, ingatan dan hubungan interpersonal seperti
kehadiran di kampus. Penelitian di Surabaya tahun 2008, didapatkan hasil bahwa sekitar 70%
mahasiswa pernah mengalami migrain minimal satu kali dan 20% mahasiswa yang mengalami
migrain yang berulang serta angka kejadian migrain pada wanita lebih banyak dibandingkan
pada pria 17% dan 6%. Migrain terjadi dimulai pada usia remaja dan dewasa muda dan
meningkat dengan kurang tidur, depresi, ansietas dan menstruasi.

Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional, besar sampel 160 responden,
berusia 16-22 tahun, dengan teknik Pemilihan sampel menggunakan sistem pencuplikan
konsekutif. Informasi tentang usia, jenis kelamin, kurang tidur, depresi dan ansietas dilakukan
wawancara menggunakan kuisioner.

Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi migrain 26,875% (43 orang). Hasil
analisis bivariat migrain meningkat 0,4 kali lipat pd perempuan (0,436; 95% CI; 0,196-0,967),
0,6 kali lipat pd kurang tidur (0,646; 95% CI; 0,280-1,491). Prevalensi migrain lebih tinggi 5 kali
lipat pada yang mengalami depresi (5,470; 95% CI; 2,146-13,947) dan 9 kali lipat pada yang
mengalami ansietas (9.570; 95% CI;4.214-21.733).

Kesimpulan penelitian ini adalah prevalensi migrain dipengaruhi oleh jenis kelamin,
kurang tidur , depresi, ansietas dan menstruasi.

Kata kunci: migrain, jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas, menstruasi.

viii
ABSTRACT

Migrain constitutes problem that often been met on college student. Migrain this can
regard academic achievement, personality, interpersonal's remembering and relationship as
present at campus. The prevalence of migraine in Surabaya population at 2008, gotten by that
result vicinity 70% college student have once experience minimal migrain once and 20% college
student that experiences migrain that repetitive and was higher in women than in men (17% vs
6%). Migrain happens to be started in by stripling age and full age young and increased with
sleeping reducing, depression and ansietas.

This study was utilizes cross sectional design which used160 respondent, aged 16-22
years, using pencuplikan konsekutif system technique. Information on age, gender, sleeping
reducing , depression and ansietas was collected during interview.

The result of this study showed prevalence of migrain 26,875% (43 person). The
bivariate analysis of migraine increase about 0,4 fold women (0,436; 95% CI; 0,196 - 0,967) and
0,6 fold sleep < 6 hours (0,646; 95% CI; 0,280 - 1,491). The prevalence of migraine was higher
five fold in depression (5,470; 95% CI; 2,146 - 13,947) and nine fold in ansietas (9. 570; 95%
CI; 4.214 - 21. 733).

Conclusion of this study is the prevalence of migraine was associated by gender, sleeping
reducing, depression, ansietas and menstruating.

Key word: migrain, gender, sleeping reducing, depression, ansietas, menstruating.

ix
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL……………………………………………………………………………..... i
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………...……….........................ii
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………….... iv
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………. v
ABSTRAK ……………………………………………………………………………………. viii
ABSTRACT……………………………………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….... x
DAFTAR TABEL ………………...…………………………………………………….…….. xii
DAFTAR DIAGRAM ……………………………………………………………………...… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………. xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………………….... 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………. 3
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………………... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ………………………………………………………………………………. 4
2.2 Epidemiologi ………………………………………………………………………… 4
2.3 Klasifikasi ………………………………………………………………………….... 5
2.4 Patofisiologi ………………………………………………………………………..... 6
2.5 Kriteria Diagnosis ………………………………………………………………..….. 9
2.6 Faktor resiko ……………………………………………………………………..… 10
2.7 Kerangka Teori …………………………………………………………………….. 13
2.8 Kerangka Konsep ………………………………………………………………….. 14
x
2.9 Definisi Operasional ……………………………………………………………….. 14

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian. ……...………………………………………………………..…. 17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………………..….… 17
3.3 Populasi penelitian…………..……………………………………………………... 17
3.4 Sampel penelitian. …………………………...………………………………….…. 17
3.5 Kriteria Inklusi …...…………………………………………...……………….…... 19
3.6 Instrumen penelitian ………………………...……………………………………. 19
3.7 Alur penelitian …………………...……………………………………………….. 19
3.8 Analisis Data ……………………………………………………………………… 20
3.9 Etika Penelitian ………………..………………………………………………….... 20

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Sebaran Karakteristik Responden menurut Usia……………………………….….. 21
4.1 Sebaran Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin …………………….….. 21
4.2 Hubungan antara Jenis Kelamin Responden dengan Migrain …………………….. 22
4.3 Hubungan antara Kurang Tidur Responden dengan Migrain ……………………... 23
4.4 Hubungan antara Depresi Responden dengan Migrain ……………………………. 24
4.5 Hubungan antara Ansietas Responden dengan Migrain …………………………… 25
4.6 Hubungan antara Menstruasi Responden dengan Migrain ………………………… 26

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...…. 28
5.2 Saran ……………………………………………………………………………….. 29
Daftar Pustaka …………………………………………………….……………………………. 30
Lampiran ………………………………………………..…………………………………...…. 32

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 2.1 Kriteria Diagnosis Migrain IHS ……………………………………………… 9

TABEL 2.2 Kriteria Diagnosis Migrain MS-Q .………………………………………..… 10

TABEL 4.3 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Migrain …………………………… 22

TABEL 4.4 Hubungan antara Kurang Tidur dengan Migrain ……………………………. 23

TABEL 4.5 Hubungan antara Depresi dengan Migrain ………………………………….. 24

TABEL 4.6 Hubungan antara Ansietas dengan Migrain …………………………………. 25

TABEL 4.7 Hubungan antara Menstruasi dengan Migrain ………………………………. 26

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jaras Traktus Paleospinotalamikus …………………………………………... 7

Gambar 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia ……………………………………... 21

Gambar 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis kelamin …………………………… 21

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Formulir Persetujuan ………………………………………………………… 32

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian The Migraine Screen Questionnaire ………………….. 33

Lampiran 3 Kuisioner Penelitian Skala The Center For Epidemiologic Studies

Depression Scale (CES-D) …………………………...………………………. 34

Lampiran 4 Kuisioner Penelitian Skala Hamilton Rating Scale for Anxiety ……………… 35

Lampiran 5 Hasil Analisis Univariat ……………………………………………………… 38

Lampiran 6 Hasil Analisis Bivariat ……………………………………………………….. 43

Lampiran 7 Riwayat Hidup ……………………………………………………………….. 51

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belakangan ini penderita migrain di Indonesia cenderung semakin bertambah tak terkecuali para
mahasiswa. Hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti stres dan aktivitas yang
berlebihan sehingga waktu untuk merelaksasikan tubuh kurang serta perubahan hormonal dalam
tubuh seperti menstruasi yang dialami oleh wanita.1
Prevalensi wanita yang mengalami migrain adalah sekitar 17% sedangkan pada pria
sekitar 6%. Prevalensi ini dimulai pada usia remaja dan dewasa muda, serta mencapai puncaknya
pada dekade 40-an.2 Kira-kira 60% wanita yang mengalami serangan migrain terkait dengan
siklus menstruasi, 30% mengalami serangan pada saat menstruasi dan 15-25% mengalami
serangan 2-3 hari sebelum menstruasi.3,4,5
Migrain digambarkan sebagai nyeri kepala unilateral yang sifatnya berdenyut-denyut
yang berlangsung selama 4-72 jam dengan intensitas nyeri sedang sampai berat bertambah berat
dengan aktivitas fisik dan dapat disertai dengan mual, muntah, fotofobia dan fonofobia.1
Migrain adalah suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodik, tanpa
adanya ancaman kehidupan, tetapi keadaan ini dapat mempengaruhi prestasi akademik,
kesehatan mental, hubungan keluarga dan sosial. Migrain sering menimbulkan ketidakmampuan
selama dan diantara serangan, yang menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari dan
produktifitas akademik.1
Migrain merupakan masalah yang sering dijumpai pada mahasiswa.Migrain ini dapat
mempengaruhi prestasi akademik, kepribadian, ingatan dan hubungan interpersonal mahasiswa
seperti kehadiran di kampus. Hal ini bergantung pada etiologi, frekuensi dan intensitas migrain.
Migrain merupakan gangguan yang bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri
kepala yang berulang-ulang, yang intensitas frekuensi dan lamanya sangat bervariasi. Menurut
data The Research Group on Migraine and headache of The World Federation of Neurology
2

sekitar 65-75% wanita diseluruh dunia pernah mengalami migrain sedangkan pada pria sekitar
25% mengalami migrain. 1
Migrain dan gaya hidup yang tidak sehat merupakan masalah yang sering dijumpai pada
mahasiswa. Keterkaitan antara keduanya belum diketahui sepenuhnya dan penelitian mengenai
hal ini juga masih sedikit sehingga menjadi dorongan bagi saya untuk melakukan penelitian
mengenai jumlah mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 yang mengalami migrain dan faktor
yang mempengaruhinya karena migrain menjadi penyebab umum ketidakhadiran mahasiswa di
kampus dan penurunan prestasi akademik mahasiswa.1

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, dapat diuraikan rumusan masalah penelitian
sebagai berikut:

1. Berapa prevalensi migrain pada mahasiswa FKIK UIN ?


2. Apakah Faktor risiko (jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas, menstruasi)
mempengaruhi munculnya gejala migrain pada Mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011
tahun 2012?
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan umum:

Mengetahui angka kejadian migrain pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun
2012

Tujuan khusus:

1. diketahuinya prevalensi migrain pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012
2. diketahuinya pengaruh faktor risiko (jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas,
menstruasi) terhadap kejadian migrain pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun
2012

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna untuk:

1. Bagi Peneliti
3

a. Memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana
kedokteran.
b. Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan migrain
pada pada mahasiswa.

2. Bagi Institusi
a. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat mengenai prevalensi migrain di kalangan
mahasiswa kedokteran.
b. Untuk melengkapi sumber data bagi institusi perguruan tinggi yang merupakan
lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

3. Bagi Masyarakat
a. menambah pengetahuan serta pemahaman tentang migraine.
b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi migraine sehingga mahasiswa FKIK dapat
melakukan upaya-upaya pencegahan agar dapat terhindar dari migrain.
4

BAB II TINJAUAN

PUSTAKA

2.1 Migrain

2.1.1 Definisi migrain

Migrain berasal dari kata migraine yang berasal dari bahasa Perancis, sementara itu dalam
bahasa Yunani disebut hemicrania. Sedang dalam bahasa Inggris kuno dikenal dengan megrim.
Konsep klasik menyatakan bahwa migrain merupakan gangguan fungsional otak dengan
manifestasi nyeri kepala unilateral yang sifatnya mendenyut atau mendentum, yang terjadi secara
mendadak disertai mual atau muntah.1
Konsep tersebut telah diperluas oleh The Research Group on Migraine and headache of
The World Federation of Neurology. Migrain merupakan gangguan yang bersifat familial dengan
karakteristik serangan nyeri kepala yang berulang-ulang, yang intensitas frekuensi dan lamanya
sangat bervariasi. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral, dengan lama serangan 4 sampai 72
jam bertambah berat dengan aktifitas fisik, disertai mual, muntah, fotofobia dan fonofobia.1

2.1.2 Epidemiologi migrain


Prevalensi migrain bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Migrain timbul pada kira-
kira 8% sampai 10% dari seluruh penduduk. Migrain dapat terjadi mulai masa kanak-kanak
sampai dewasa, biasanya jarang terjadi setelah umur 40 tahun. Sekitar 65-75% penderita migrain
adalah wanita. Insidensnya kira-kira dua kali pria. Pada kebanyakan wanita, datangnya serangan
berkaitan dengan datangnya menstruasi (beberapa hari sebelum, selama atau akhir), selama 3
bulan pertama kehamilan, biasanya penderita tidak mengalami nyeri kepala. Sejumlah kecil
penderita mulai merasakan serangan pada waktu hamil, umumnya serangan muncul pada
kehamilan trimester I. selain itu sekitar 40% wanita mengalami sindrom premenstruasi dengan
gejala berupa gangguan mental dan nyeri somatik yang disebabkan oleh perubahan hormonal.1
5

1.1.3 Klasifikasi migrain


Klasifikasi nyeri kepala didasarkan pada faktor waktu, lokasi, dan intensitas nyeri. Acuan yang
berdasarkan faktor waktu, lokasi dan intensitas nyeri masih berlaku sampai sekarang yaitu
Classification and diagnostic criteria for headache disorders, cranial neuralgias and facial pain,
yang dibuat oleh International Headache Society tahun 1988, klasifikasi migrain adalah sebagai
berikut:1
1. Migrain tanpa aura
2. Migrain dengan aura
a. Migrain dengan aura yang tipikal
b .Migrain dengan aura yang diperpanjang
c. Migrain hemiplegia familial
d. Migrain basilaris
e. Migrain aura tanpa nyeri kepala
f. Migrain dengan awitan aura akut
3. Migrain oftalmoplegik
4. Migrain retinal
5. Migrain yang berhubungan dengan gangguan intracranial
6. Migrain dengan komplikasi
a. Status migrain:
 Tanpa kelebihan penggunaan obat
 Kelebihan penggunaan obat untuk migrain
b. Infark migrain
7. Gangguan seperti migrain yang tak terklasifikasikan
6

2.1.4 Patofisiologi Migrain


Migrain merupakan reaksi neurovascular terhadap perubahan mendadak di dalam
lingkungan eksternal atau internal. Masing-masing individu mempunyai „ambang migrain‟
dengan tingkat kerentanan yang bergantung pada keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada
berbagai tingkat sistem saraf. Mekanisme migrain berwujud sebagai refleks trigeminovaskular
yang tidak stabil dengan cacat segmental pada jalur kontrol nyeri. Cacat segmental ini
mengakibatkan masukan aferen atau dorongan kortikobulbar yang berlebihan. Hasil akhirnya
adalah interaksi batang otak dan pembuluh darah kranial, dengan rangsang aferen pada
pembuluh darah yang menimbulkan nyeri kepala dengan ciri berdenyut-denyut.9
Sementara itu, proyeksi difus locus cureleus ke korteks serebri dapat mengawali
terjadinya oligemia kortikal dan mungkin pula terjadinya depresi yang meluas (spreading
depression). Aktivitas di dalam sistem ini dapat menjelaskan terjadinya aura pada migrain yang
dapat terjadi terpisah dari munculnya nyeri kepala.9
Di lain pihak, nyeri kepala dapat berasal dari distensi vascular terutama apabila dinding
pembuluh darah memperoleh sensitisasi oleh reaksi perivascular. Hal terakhir ini mungkin
disebabkan oleh lepasnya peptida dari sistem trigeminovaskular. Kemungkinan lain yaitu
didasarkan atas inflamasi neurogenik di dalam jaringan intracranial. Inflamasi ini melibatkan
vasodilatasi dan ekstravasasi protein plasma.9
Kemungkinan lain yaitu didasarkan atas inflamasi neurogenik di dalam jaringan
intracranial. Inflamasi ini melibatkan vasodilatasi dan ekstravasasi protein plasma. Cutaneous
allodynia (CA) adalah nyeri yang ditimbulkan oleh stimulus non noxious terhadap kulit normal.
Saat serangan migrain 79% pasien menunjukkan cutaneus allodynia (CA) di daerah kepala
ipsilateral dan kemudian dapat menyebar ke daerah kontralateral dan kedua lengan. Allodynia
biasanya terbatas pada daerah ipsilateral kepala, yang menandakan sensitivitas yang meninggi
dari neuron trigeminal sentral orde kedua yang menerima input secara konvergen. Jika allodynia
lebih menyebar lagi, ini disebabkan karena adanya kenaikan sementara daripada sensitivitas
orde ketiga neuron yang menerima pemusatan input dari kulit pada sisi yang berbeda, seperti
sama baiknya dengan dari duramater maupun kulit yang sebelumnya.7
7

Gambar 2.1 Jaras Traktus Paleospinotalamikus

Ada 3 hipotesa dalam hal patofisiologi migrain yaitu:6

1. Pada migrain yang tidak disertai Cutaneous allodynia (CA), berarti sensitisasi neuron
ganglion trigeminal sensoris yang meng inervasi duramater.
2. Pada migrain yang menunjukkan adanya Cutaneous allodynia (CA) hanya pada
daerah nyeri rujukan, berarti terjadi sensitisasi perifer dari reseptor meninggal order
pertama dan sensitisasi sentral dari neuron komu dorsalis medula spinalis order kedua
dengan daerah reseptif periorbital.
3. Pada migrain yang disertai Cutaneous allodynia (CA) yang meluas keluar dari area
nyeri rujukan, terdiri atas penumpukan dan pertambahan sensitisasi neuron talami
order ketiga yang meliputi daerah reseptif seluruh tubuh.
Pada penderita migrain, disamping terdapat nyeri intrakranial juga disertai peninggian
sensitivitas kulit. Sehingga patofisiologi migrain diduga bukan hanya adanya iritasi serabut
nyeri perifer yang terdapat di pembuluh darah intrakranial, akan tetapi juga terjadi kenaikan
sensitisasi sel saraf sentral terutama pada sistem trigeminal, yang memproses informasi yang
berasal dari struktur intrakranial dan kulit.6
Fase sentral sensitisasi pada migrain, induksi nyeri ditimbulkan oleh komponen inflamasi
yang dilepas dari dura, seperti oleh ion potasium, protons, histamin, 5HT (serotonin), bradikin,
8

prostaglandin di pembuluh darah serebral, dan serabut saraf yang dapat menimbulkan nyeri
kepala. Pengalih komponen inflamasi tersebut terhadap reseptor C fiber di meningens dapat
dihambat dengan obat2an NSAIDs (non steroid anti inflammation drugs) dan 5-HT 1B/1D
agonist, yang memblokade reseptor vanilloid dan reseptor acid-sensittive ion channel yang juga
berperan melepaskan unsur protein inflamator.6
Fase berikutnya dari sensitisasi sentral di mediasi oleh aktivasi reseptor presinap NMDA
yang mengikat adenosine triphosphate (reseptor P2X3) dan reseptor 5-HT IB/ID pada terminal
sentral dari nosiseptor C fiber. Nosiseptor C-fiber memperbanyak pelepasan transmitter. Jadi
obat2an yang mengurangi pelepasan transmitter seperti mu-opiate, adenosine dan 5-HT IB/ID
reseptor agonist, dapat mengurangi induksi daripada sensitisasi sentral.6
Proses sensitisasi di reseptor meningeal perivaskuler mengakibatkan hipersensitivitas
intrakranial dengan manifestasi sebagai perasaan nyeri yang ditimbulkan oleh berbatuk, rasa
mengikat di kepala, atau pada saat menolehkan kepala. Sedangkan sensitivitas pada sentral
neuron trigeminal menerangkan proses timbulnya nyeri tekan pada daerah ektrakranial dan
cutaneus allodynia. Sehingga ada pendapat bahwa adanya cutaneus allodynia (CA) dapat
sebagai marker dari adanya sentral sensitisasi pada migrain.6

Pada pemberian sumaptriptan aktivitas batang otak akan stabil dan menyebabkan gejala
migrain pun akan menghilang sesuai dengan pengurangan aktivasi di kortikal cingulata,
auditory dan visual. Hal itu menunjukkan bahwa patogenesis migrain sehubungan dengan
adanya aktivitas yang tidak seimbang antara pengaturan antinoception batang otak dengan
control vascular. Juga diduga bahwa adanya aktivasi batang otak yang menetap itu berkaitan
dengan durasi serangan migrain dan adanya serangan ulang migrain sesudah efek obat
sumatriptan tersebut menghilang.8

2.1.5 KRITERIA DIAGNOSIS MIGRAIN

Nyeri kepala ini masih belum diketahui penyebabnya (idiopatik), bersifat kronis dengan
manifestasi serangan nyeri kepala 4-72 jam, sangat khas yaitu nyeri kepala unilateral,
berdenyut-denyut, dengan intensitas sedang sampai berat disertai mual, fotofobia dan fonofobia.
Nyeri kepala diperberat dengan aktivitas fisik. Gejala-gejala tambhan meliputi nyeri kepala
pada waktu menstruasi dan berhenti pada waktu hamil.1
9

Tabel 2.1 : Kriteria Diagnosis migrain IHS1


A. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan
tidak cukup) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala.
C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya 2 dari karakter sebagai berikut:
1. Lokasi nyeri unilateral
2. Sifatnya mendenyut
3. Intensitas sedang sampai berat
4. Diperberat oleh kegiatan fisik
D. Selama serangan, sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut dibawah ini:
1. Mual atau dengan muntah
2. Fotofobia dan fonofobia

Tabel 2.2 Kriteria Diagnosis Migrain MS-Q3


A. Serangan sakit kepala muncul secara intens
B. Serangan sakit kepala dirasakan lebih dari 4 jam
C. Selama serangan ada mual atau dengan muntah
D. Selama serangan ada fotofobia dan fonofobia
E. Selama serangan mengganggu aktivitas secara fisik atau secara intelektual

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi serangan migrain


A. Faktor hormonal (menstruasi)
Pada siklus menstruasi terjadi interaksi kompleks antara hipotalamus, kelenjar pituitari,
ovarium, dan endometrium. Serabut saraf nukleus arkuatus di hipotalamus melepaskan
gonadotropin releasing hormone (GnRH) secara periodik, sehingga merangsang kelenjar
pituitari anterior melepaskan luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH)
yang berperan pada pertumbuhan dan pematangan graafian follicle dalam ovarium untuk
menstimulasi produksi estrogen dan progesteron, yang kemudian mempengaruhi endometrium
untuk menghasilkan prostaglandin pada fase luteal akhir. Prostaglandin ini menginhibisi
transmisi adrenergik, merangsang reseptor nyeri, menyebabkan inflamasi neurogenik dan
10

memodulasi sistem kontrol nyeri noradrenergik desending, sehingga menimbulkan nyeri. Kadar
Prostaglandin F2 dan E2 meningkat selama serangan migrain.2
Kira-kira 60% penderita wanita mengalami serangan migrain yang terkait dengan siklus
menstruasi. 30% mengalami serangan pada saat menstruasi dan 15-25% mengalami serangan 2-
3 hari sebelum menstruasi.3,4,5 Mac Gregor meneliti 55 penderita migrain selama 3 siklus
menstruasi, frekuensi serangan meningkat sejak dua hari sebelum menstruasi dan mencapai
puncak pada dua hari pertama menstruasi.2 Menurut Mac Gregor, migrain menstruasi adalah
serangan migrain yang terjadi 2 hari sebelum menstruasi sampai 2 hari pertama menstruasi,
diluar kurun waktu tersebut tidak terjadi serangan.2 Menurut Facchinetti, migrain menstruasi
adalah serangan migrain yang terjadi antara 2 hari sebelum menstruasi dan 3 hari setelah
menstruasi.2

B. Kurang tidur
Lamanya kebutuhan tidur adalah sangat bervariasi antara setiap orang dan sangat sulit
untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi optimal.
Pada suatu penelitian membuktikan bahwa tidur kurang dari 6 jam dapat menyebabkan defisit
kognitif, juga dilaporkan remaja dengan gangguan tidur mengalami gangguan emosi, defisit
akademik, kehadiran sekolah, defisit penampilan sosial.9
Tahapan bangun dan tidur dikarakteristikkan oleh pengukuran fisiologik yang dinilai
dengan polisomnografi. Tidur terdiri dari fase rapid eye movement (REM) dan non rapid eye
movement (NREM), fase NREM dibagi menjadi empat tingkat dimana tingkat 1 dan 2
merupakan tidur NREM ringan sedangkan tingkat 3 dan 4 merupakan tidur NREM yang dalam,
disebut juga delta atau slow wave sleep (SWS). Siklus tidur yang normal dimulai dari tingkat 1
diikuti tingkat 2 kemudian SWS dan kembali dengan cepat ketingkat 2 dan kemudian tidur REM
dimulai.9
Pola tidur akan berubah sejalan dengan pertambahan usia. Bayi baru lahir mengalami
tidur REM yang lebih panjang dibanding anak-anak dan dewasa. Bayi cukup bulan akan
menghabiskan sekitar 50% total waktu tidurnya pada tidur REM. Pada usia 10 tahun, total tidur
REM akan menyerupai proporsi pada orang dewasa yaitu 20 sampai 25% waktu tidur.9
Gangguan tidur berupa berkurangnya kuantitas dan kualitas tidur yang dapat
menyebabkan terjadinya migrain umumnya dipicu oleh perubahan neurotransmitter, Kadar
serotonin mempengaruhi tidur REM dan migrain, dimana serotonin bekerja mengatur tidur
11

REM. Selama serangan migrain terjadi pemecahan produk serotonin, 5-hydroxyindoleacetic


acid (5-HIAA), maka akan terjadi gangguan tidur.9

C. Depresi

Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri,
putus asa, biasanya disertai retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri, dan
terdapat gangguan vegetative seperti insomnia dan anoreksia.10

Depresi Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan terjadi penurunan
turnover serotonin dan diantara 2 serangan migrain terjadi peningkatan turnover serotonin.
Dari beberapa reseptor serotonin, reseptor 5-HT1, 5-HT2 dan 5-HT3 yang berperan dalam
patofisiologi migrain.Reseptor 5-HT1 sebagai inhibitor, dimana reseptor 5-HT1B berada di
pembuluh darah intrakranial, sedangkan resptor 5-HT1D berada di ujung syaraf trigeminus.dan
substansi P serta polipeptida vasodilator berperan langsung mempengaruhi pembuluh darah
intrakranial dan ekstrakranial.9
Penurunan aliran darah didaerah posterior korteks serebri ini menyebabkan terjadinya
perubahan aktivitas pada cabang nervus trigeminus yang mempersyarafi arteri kranial (seperti
pada duramater, basis kranii dan kulit kepala), sehingga timbul rangsangan nyeri kepala.
Perangsangan nervus trigeminus ini menyebabkan pelepasan beberapa zat vasoaktif serta
perubahan konsentrasi beberapa neurotransmiter seperti serotonin (5-HT, 5-Hydroxytryptamine),
noradrenalin, asetilkolin, vasoactive intestinal peptide (VIP), nitric oxid, substansi P, neurokinin
A dan calcitonin gene-related peptide (CGRP), sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah
kranial, ekstravasasi plasma protein, aktivasi pletelet dan merangsang inflamasi neurogenik.
Vasodilatasi kranial menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada
setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut dan pulsasi ini akan
merangsang reseptor regang di pembuluh darah sehingga meningkatkan perangsangan nervus
trigeminus yang berada di dinding pembuluh darah dan memprovokasi nyeri kepala dan gejala
lainnya. Cabang nervus trigeminus ini juga mempengaruhi hipotalamus dan chemoreceptor
trigger zone sehingga terjadi fotofobia, fonofobia, mual dan muntah pada migrain.9
12

D.Ansietas

Ansietas adalah perasaan / respon emosional terhadap penilaian, perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian dalam kehidupan sehari –
hari. Ansietas menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai
keluhan fisik.11

Ansietas Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan terjadi


penurunan turnover serotonin dan diantara 2 serangan migrain terjadi peningkatan turnover
serotonin.Dari beberapa reseptor serotonin, reseptor 5-HT1, 5-HT2 dan 5-HT3 yang berperan
dalam patofisiologi migrain.Reseptor 5-HT1 sebagai inhibitor, dimana reseptor 5-HT1B berada
di pembuluh darah intrakranial, sedangkan resptor 5-HT1D berada di ujung syaraf
trigeminus.dan substansi P serta polipeptida vasodilator berperan langsung mempengaruhi
pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial.9
13

Jenis kelamin
(Wanita)
1.1.7 KERANGKA TEORI

Depresi Ansietas Kurang tidur Menstruasi

Penurunan Penurunan Pemecahan Penurunan kadar


turnover turnover NT serotonin Estrogen &
Serotonin serotonin peningkatan
prostaglandin

Serangan
MIGRAIN

2.1.8 KERANGKA KONSEP

Faktor Resiko:

 Kurang tidur
 Hormonal
 Jeis kelamin
 Ansietas
 Depresi Migrain
14

2.1.9 DEFINISI OPERASIONAL

Definisi Alat Ukur Cara Skala Pengukuran


Pengukuran
1. Migrain adalah Kuisioner the Wawancara  > 4 : Migrain.
Nyeri kepala migraine  < 4 : tidak
unilateral yang screen Migrain
sifatnya berdenyut- questionnaire
denyut yang (MS-Q).
berlangsung selama
4-72 jam dengan
intensitas nyeri
sedang sampai berat
bertambah berat
dengan aktivitas
fisik dan dapat
disertai dengan
mual, muntah,
fotofobia dan
fonofobia.
2. Jenis Kelamin Wawancara  Laki-laki
adalah yang sesuai  Perempuan
dengan KTP/KTM.
3. Kurang tidur Kuisioner Wawancara  < 6 jam:
adalah keadaan Kurang tidur
seorang dgn porsi  > 6 jam:
tidur < 6 jam per Cukup Tidur
hari.
4. Depresi Kuisioner Wawancara  > 15 : Depresi
adalah suatu The Center  < 15 : Tidak
gangguan perasaan For Depresi
15

hati dengan ciri Epidemiologi


sedih, merasa c Studies
sendirian, rendah
diri, putus asa, Depression
biasanya disertai Scale (CES-
retardasi psikomotor D)
atau kadang-kadang
agitasi, menarik diri.
5. Ansietas adalah Kuisioner Wawancara  > 14 :
keadaan khawatir, Hamilton Ansietas
gelisah, takut, tidak rating scale  < 14 : tidak
tentram disertai for anxiety Ansietas
berbagai keluhan (HRSA).
fisik.
6. Menstruasi adalah Kuisioner Wawancara  Tidak migrain
keadaan seorang saat
wanita sehubungan menstruasi
siklus hormonal tiap  Migrain
bulan. sebelum
menstruasi
 Migrain saat
menstruasi
 Migrain
setelah
menstruasi
16

BAB III METODE

PENELITIAN

3.1 Desain penelitian


Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data
secara cross sectional.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian bertempat di kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2012

3.3 Populasi penelitian


Populasi penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi FKIK UIN angkatan 2011.
3.4 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah mahasiswa/mahasiswi FKIK UIN angkatan 2011.

3.4.1 Besarnya Sampel

n = Zα2 x P x Q

d2

n = (Zα)2x p x q
d2
n = (1,96)2 x0,10 x 0,90 = 138 orang
0,052
 n = besar sampel minimal
 Zα = standar variasi, untuk α = 0,05%, Zα bernilai 1,96
 P = prevalensi migraine 10% = 0,1
 Q = 1-P
17

 d = derajat ketepatan yang diinginkan, dlm hal ini 5%


Jumlah sampel awal di atas perlu dikoreksi terhadap jumlah populasi yang
ada. Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang tidak berhasil ditemui,
maka jumlah responden ditambah substitusi sebanyak 10%. Jadi jumlah sampel
adalah 138+13,8 = 151,8 dibulatkan menjadi 152.
3.4.2 Metode Sampling
Sistem pencuplikan konsekutif
3.5 Kriteria subjek penelitian
Kriteria subyek yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah mahasiswa FKIK UIN Syarif hidayatullah angkatan 2011 yang
bersedia diikutkan dalam penelitian dan telah menandatangani informed concent.
3.6 Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan formulir pernyataan kesediaan menjadi responden
(Informed consent) dan kuisioner wawancara terstruktur mengenai migrain serta faktor
risiko yang berperan. Alat ukur yang digunakan adalah :the migraine screen
questionnaire (MS-Q), the center for epidemiologic studies depression scale (CES-D),
Hamilton rating scale for anxiety (HRSA).

3.7 Alur penelitian

Mahasiswa / Mahasiswa
FKIK UINSH angkatan 2011
Kriteria inklusi

Sampel penelitian

Migraine screen questionnaire


(MS-Q)

Migrain Tidak Migrain

Analisis Statistik
18

3.8 Analisis data

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari
setiap variabel independen, dan dependen yang dikehendaki dari table distribusi.

3.8.2 Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen seperti


jenis kelamin, kurang tidur, depresi, ansietas dan dependen dengan melakukan uji
Chi-Square.

3.9 Etika penelitian

Sebelum dilakukan penelitian akan dimintakan terlebih dahulu rekomendasi dari


program studi pendidikan dokter UINSH Jakarta, informed consent akan diberikan pada
peserta penelitian untuk ditandatangani disertai pemberian penjelasan. Kerahasiaan
informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang
akan dilaporkan sebagai hasil penelitian
19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sebaran Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan
Juni-Agustus 2012. Sebaran karakteristik responden dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Distribusi karakteritik responden berdasarkan Usia

Gambar 4.2 Distribusi karakteritik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Diketahui bahwa jumlah responden sebagian besar berusia 19 tahun sebanyak 74 orang (46,2%)
dan berjenis kelamin perempuan sejumlah 102 orang (63,8%).
20

4.2 Hubungan antara Jenis Kelamin Responden dengan Migrain

Tabel 4.3 Hubungan antara jenis kelamin dengan migrain


Jenis Kelamin Migrain
Ya n (%) Tidak n (%) P RP (95% CI)
Laki-laki 10 (6,25%) 48 (30%) 0,038* 0,436 (0,196-0,967)
Perempuan 33 (20,625%) 69 (43,125%)
Total 43 (26,875% 117 (73,125%

Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05


Dari penelitian diketahui hubungan antara jenis kelamin dengan migrain. Jenis kelamin
diduga dapat mempengaruhi kejadian migrain. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi
responden yang mengalami migrain pada perempuan sebanyak 33 orang (20,625%) dari 102
orang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 10 orang (6,25%) dari 58 orang yang mengalami
migrain.

Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara


jenis kelamin dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan RP
= 0,436 (95% CI; 0,196-0,967) artinya responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki
peluang 0,4 kali untuk mengalami migraine dibandingkan dengan laki-laki. Dari penelitian ini
diketahui bahwa jumlah wanita yang mengalami migrain lebih banyak dibandingkan laki-laki
disebabkan ketika seorang wanita mengalami menstruasi maka hormon estrogen akan rendah dan
peningkatan kadar prostaglandin F2 dan E2 yang menginhibisi transmisi adrenergik, merangsang
reseptor nyeri, menyebabkan inflamasi neurogenik dan memodulasi sistem kontrol nyeri
noradrenergik desending, sehingga menimbulkan nyeri

Hasil ini sesuai dengan penelitian Ong BK-C dkk tentang prevalensi migrain di
Singapura menunjukan bahwa prevalensi yang mengalami migrain didominasi oleh perempuan
dibanding laki-laki dengan perbandingan 3:1.
21

4.3 Hubungan antara Kurang Tidur dengan Migrain


Tabel 4.4 Hubungan antara Kurang tidur dengan migrain
Durasi Tidur Migrain
Ya n (%) Tidak n (%) P RP (95% CI)
> 6 jam 5 (3,125%) 34 (21,25%) 0.023* 0,646(0,280-1,491)
< 6 jam 38 (23,75%) 83 (51,875%)
Total 43 (26,875%) 117 (73,125%)

Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05


Tabel diatas untuk hubungan antara kurang tidur dengan migrain. diketahui bahwa
proporsi responden yang mengalami Migrain dengan durasi tidur > 6 jam sebanyak 5 orang
(3,125%), dan 38 orang ( 23,75%) dengan durasi tidur < 6 jam. Sedangkan yang tidak
mengalami migrain dengan durasi tidur > 6 jam sebanyak 34 orang (21,25%) dan 83 orang
(51,875%) dengan durasi tidur < 6 jam .
Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
kurang tidur dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan (RP
= 0,646; 95% CI; 0,280-1,491) artinya responden yang durasi tidur < 6 jam memiliki peluang
0,6 kali untuk mengalami migrain dibandingkan dengan durasi tidur > 6 jam.
Kurang tidur sangat berperan dalam meningkatkan resiko migrain. Durasi tidur yang
berkurang dapat menyebabkan terjadinya migrain yang dipicu oleh perubahan neurotransmitter
serotonin, dimana serotonin bekerja mengatur tidur REM. Selama serangan migrain terjadi
pemecahan produk serotonin, 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA).
22

4.4 Hubungan antara Depresi dengan Migrain


Tabel 4.4 Hubungan antara Depresi dengan migrain
Skor Depresi Migrain
Ya n (%) Tidak n (%) P RP (95% CI)
Depresi 37 (23,125%) 62 (38,75%) 0.000* 5,470 (2,146-13,947)
Tidak Depresi 6 (3,75%) 55 (34,375%)
Total 43 (26,875 %) 117 (73,125 %)
Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05
Tabel diatas untuk hubungan antara depresi dengan migrain. Berdasarkan tabel 4.5
diketahui bahwa proporsi responden yang mengalami migrain dengan depresi sebanyak 37 orang
( 23,125 %) dan 6 orang ( 3,75 %) mengalami migrain tanpa depresi.
Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
depresi dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan RP =
5,470; (95% CI; 2,146-13,947) artinya responden yang depresi memiliki peluang 5 kali untuk
mengalami migrain dibandingkan dengan tanpa depresi.

Dengan makin tingginya skor depresi responden maka makin besar resiko terjadinya
migrain. Umumnya responden memiliki skor depresi lebih dari 15 dengan angka kejadian
migrain yang relatif tinggi. Depresi Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama
serangan migrain terjadi penurunan turnover serotonin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah kranial yang menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada
setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alders EE dkk
tentang prevalensi migrain di Malaysia dan faktor yang mempengaruhinya menunjukan bahwa
terdapat 28 persen responden yang mengalami migrain dengan depresi sedangkan 8 persen yang
mengalami migrain tanpa depresi.
23

4.1.2.4 Hubungan antara Ansietas dengan Migrain


Tabel 4.5 Hubungan antara Ansietas dengan migrain
Skor Ansietas Migrain
Ya n (%) Tidak n (%) P RP (95% CI)
Ansietas 33 (20,625 %) 30 (18,75 %) 0.000* 9,570 (4,214-21,733)
Tidak Ansietas 10 (6,25) 87 (54,375)
Total 43 (26,875 %) 117 (73,125 %)
Keterangan : * Chi-Square , bermakna bila p < 0,05
Tabel diatas untuk hubungan antara ansietas dengan migrain. Berdasarkan tabel 4.5
diketahui bahwa proporsi responden yang mengalami migrain dengan ansietas sebanyak 33
orang ( 20,625 %) dan 10 orang ( 6,25 %) mengalami migrain tanpa ansietas.
Berdasarkan kemaknaannya didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
ansietas dengan kejadian migrain. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan RP =
9.570; 95% CI; 4.214-21.733 artinya responden yang ansietas memiliki peluang 9 kali untuk
mengalami migrain dibandingkan dengan tanpa ansietas.
Dengan makin tingginya skor ansietas responden maka makin besar resiko terjadinya
migrain. Umumnya responden memiliki skor ansietas lebih dari 14 dengan angka kejadian
migrain yang relatif tinggi. Ansietas Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama
serangan migrain terjadi penurunan turnover serotonin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah kranial yang menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada
setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alders EE dkk
tentang prevalensi migrain di Malaysia dan faktor yang mempengaruhinya menunjukan bahwa
terdapat 23 persen responden yang mengalami migrain dengan ansietas sedangkan 7 persen yang
mengalami migrain tanpa ansietas.
24

4.1.2.5 Hubungan antara menstruasi dengan Migrain


Tabel 4.7 Hubungan antara Menstruasi dengan migrain
Sebelum menstruasi Jumlah
 Tidak Migrain 70 (68,6%)
 Migrain
3 hari 4 (3,9%)
2 hari 19 (18,6%)
1 hari 9 (8,8%)

Saat menstruasi
 Tidak Migrain 82 (80,4%)
 Migrain 20 (19,6%)

Setelah menstruasi
 Tidak Migrain 80 (78,4%)
 Migrain
3 hari 5 (4,9%)
2 hari 14 (13,7%)
1 hari 3 (2,9%)

Menstruasi diduga dapat mempengaruhi kejadian migrain. Hasil penelitian menunjukan


bahwa proporsi responden wanita yang mengalami migrain pada saat 3 hari sebelum menstruasi
sebanyak 4 orang (3,9%), 2 hari sebelum menstruasi sebanyak 19 orang (18,6%) , 1 hari sebelum
menstruasi sebanyak 9 orang (8,8%), saat menstruasi sebanyak 20 orang (19,6%), sedangkan
pada saat 3 hari sesudah menstruasi sebanyak 5 orang (4,9%), 2 hari sesudah menstruasi
sebanyak 14 orang (13,7%) dan 1 hari sesudah menstruasi sebanyak 3 (2,9%) sedangkan pada
responden wanita yang tidak mengalami migrain pada saat sebelum menstruasi sebanyak 70
orang (68,6%), saat menstruasi sebanyak 82 orang (82,4%) dan sesudah menstruasi sebanyak 80
orang ( 78,4%).
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Mac Gregor. Mac
Gregor meneliti 55 penderita migrain selama 3 siklus menstruasi, frekuensi serangan meningkat
25

sejak dua hari sebelum menstruasi dan mencapai puncak pada dua hari pertama menstruasi.
Berdasarkan kemaknaannya hasil penelitian ini menunjukan kemaknaan yg bermakna yaitu
terdapat hubungan antara depresi dengan migrain dgn kriteria kemaknaan nilai p < 0,05.
Fluktuasi hormon merupakan faktor pemicu pada 60% wanita untuk terjadinya
migrain.padasaat menstruasi kadar estrogen menurun sehingga dapat memicu turunnya kadar 17-
b estradiol plasma sehingga terjadinya migrain. selain itu didapatkan peningkatan kadar
prostaglandin F2 dan E2 yang menginhibisi transmisi adrenergik, merangsang reseptor nyeri,
menyebabkan inflamasi neurogenik dan memodulasi sistem kontrol nyeri noradrenergik
desending, sehingga menimbulkan nyeri. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa reponden
wanita lebih banyak tidak mengalami migrain selama sebelum, saat ataupun sesudah menstruasi
namun ada juga responden wanita yang mengalami migrain selama sebelum, saat ataupun
sesudah menstruasi yang lebih banyak pada saat 2 hari sebelum menstruasi, saat menstruasi, dan
2 hari sesudah mentruasi.
26

BAB V KESIMPULAN DAN


SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 tahun 2012 diperoleh hasil bahwa Prevalensi
migrain adalah sebanyak 43 orang (26,875%) dengan proporsi wanita sebanyak 33
orang (20,625%) dan laki-laki sebanyak 10 orang (6,25%).
2. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin responden dengan prevalensi
migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012 ( p value 0,038, RP =
0,436 (95% CI; 0,196-0,967).
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara kurang tidur responden dengan prevalensi
migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 ( p value 0,023, RP = 0,646; 95%
CI; 0,280-1,491).
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara depresi responden dengan prevalensi
migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 (p value 0,000, RP = 5,470; (95%
CI; 2,146-13,947).
5. Terdapat hubungan yang bermakna antara ansietas responden dengan prevalensi
migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 ( p value 0,000, RP = 9.570; 95%
CI; 4.214-21.733).
6. Terdapat hubungan yang bermakna antara menstruasi responden dengan prevalensi
migrain di mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 tahun 2012.

5.2 Saran
1. Perlunya penyuluhan yang intensif tentang migrain kepada mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama tentang faktor resiko yang menyebabkan terjadinya
migrain.
2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa FKIK UIN untuk menjaga kesehatan sebagai
pencegahan dari migrain.
27

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono M. Migrain. editor Harsono Buku Ajar Neurologi Klinis, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. 2005.
2. Macgregor EA. Menstruation, Sex Hormones, and Migraine. In: Neurologic Clinics. Vol
15, No1. W.B. Philadelphia: Saunders Company. 1997.
3. Diamond S. Hormonal Headaches. In: The Practicing Physician‟s Approach to Headache.
6th Ed. W.B. Philadelphia: Saunders Company. 1999.
4. Bousser MG, Lignieres B, Vincens, Mas JL. Percutaneus Estradiol Treatment in
Menstrual Migraine. In: Migraine and Other Headache. New Jersey: The Parhenon
Publishing Group Ltd. 1989.
5. Kaplan PW. Migraine. In: Neurologic Disease in Women. New York: Demos Medical
Publishing. 1998.
6. Landy SH. Migraine Headache and Allodynia: Early Use of Triptans to Improve
Outcome. Director, Wesley Headache Clinic, Memphis, Tennessee. Depart of Neurology
University of Tennessee. USA. Available from
http://www.medscape.com/viewrogram/464138 pnt CME Medscape Aug 2003.
7. Bolay H, Moskowitz MA. Mechanism of pain modulation in chronic syndromes.
Neurology. 2002.
8. Lake III AE, Saper JR. Chronic Headache: New advances in treatment strategies.
Neurology 2002.
9. Lance JW : mechanism and management of headache.5th ed. London: Butterworth. 1993.
10. Notowardojo P: Migrain, tinjauan neuropsikiatrik dalam neuron. Jakarta: EGC. 1990.
11. Stuart and Sunden, 2001, Principle and practice of Psichiatric Masby Year Book : St
louise. 2005
12. Levin, H.S., McCauley, S.R., Josic, Boake, Brown, S.A., et al. Predicting Depression
Following Mild Traumatic Brain Injury.Arch Gen Psychiatry. 2005.
13. Lánez et al. BMC Neurology 2010, http://www.biomedcentral.com/1471-2377/10
28

LAMPIRAN 1

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jurusan :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut
dibawah ini yang berjudul:

PREVALENSI MIGRAIN PADA MAHASISWA FKIK UIN“SYARIF


HIDAYATULLAH” JAKARTA ANGKATAN 2011 DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA.

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu
waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak
untuk mengundurkan diri.

Ciputat, ... Juni 2012

Mengetahui Menyetujui
Penanggung jawab penelitian Peserta

(…………………..) (…..……………)
29

LAMPIRAN 2

LEMBAR KUISIONERPREVALENSI MIGRAIN PADA MAHASISWA FKIK


UIN“SYARIF HIDAYATULLAH” JAKARTA ANGKATAN 2011 DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

The Migraine Screen Questionnaire (MS-Q)3

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu sering atau secara intens mengalami sakit kepala?

2 Apakah sakit kepala yang dirasakan lebih dari 4 jam?

3 Apakah kamu mengalami mual ketika sedang sakit kepala?

4 Apakah cahaya atau suara mengganggu kamu ketika kamu sakit


kepala?
5 Apakah sakit kepala yang kamu alami mengganggu aktivitas
secara fisik atau secara intelektual?
Penilaian :
Tidak : 0 Ya : 1
30

LAMPIRAN 3

Skala The Center For Epidemiologic Studies Depression Scale (CES-D)2


Nama :…………………………………………………….(L/P)
Umur :………………………………………………………….
Tgl periksa :……………………………………………………….....

Skala Depresi :
A : Jarang atau tidak pernah (kurang dari 1 hari)
B : Sedikit atau beberapa kali (1-2 hari)
C : Cukup atau lebih sering (3-4 hari)
D : Hampir seluruh waktu (5-7 hari)

No Selama seminggu yang lalu A B C D


1. Saya merasa terganggu dengan masalah-masalah yang biasanya 0 1 2 3
tidak mengganggu saya
2. Saya tidak suka makan, nafsu makan saya menurun 0 1 2 3
3. Saya merasa tidak dapat melepascan diri dari perasaan sedih 0 1 2 3
sekalipun dengan bantuan famili atau teman-teman
4. Saya merasa baik-baik saja seperti orang lain 0 1 2 3
5. Saya mempunyai kesulitan untuk berkonsentrasi dengan apa 0 1 2 3
yang sedang saya kerjakan
6. Saya merasa tertekan dan kehilangan semangat 0 1 2 3
7. Saya merasa semua yang saya kerjakan terasa berat 0 1 2 3
8. Saya merasa optimis dengan masa depan 0 1 2 3
9. Saya mengira hidup saya telah gagal 0 1 2 3
10. Saya merasa sangat ketakutan/ seperti orang penakut 0 1 2 3
11. Tidur saya tidak nyenyak 0 1 2 3
12. Saya merasa bahagia 0 1 2 3
13. Saya berbicara sedikit daripada biasanya 0 1 2 3
14. Saya merasa kesepian 0 1 2 3
15. Saya merasa orang-orang lain kurang ramah/ tidak ramah 0 1 2 3
16. Saya menikmati kehidupan 0 1 2 3
17. Saya merasa ingin menangis 0 1 2 3
18. Saya merasa sedih 0 1 2 3
19. Saya merasa orang-orang lain tidak menyukai saya 0 1 2 3
20. Saya merasa tidak bergairah 0 1 2 3
Jumlah
31

LAMPIRAN 4
Skala Ansietas Hamilton (Hamilton Rating Scale for Anxiety)
No Pertanyaan Tidak Ringan Sedang Berat
ada
gejala (2) (3) (4)
(1)
1 Perasaan cemas:
 Cemas
 Firasat buruk
 Takut akan pikiran sendiri
 Mudah tersinggung
2 Ketegangan
 Merasa tegang
 Lesu
 Mudah terkejut
 Mudah menangis
 Mudah gemetar
 Gelisah
 Tak bisa istirahat dengan tenang
3 Ketakutan
 Pada gelap
 Orang asing
 Ditinggal sendiri
 Pada kerumunan orang banyak
4 Gangguan tidur
 Sukar masuk tidur
 Terbangun pada malam hari
 Tidak pulas
 Bangun dengan lesu
 Mimpi-mimpi
 Mimpi buruk
 Mimpi yang menakutkan
5 Kecerdasan
 Sulit berkonsentrasi
 Daya ingat yang buruk

6 Perasaan sedih
 Hilangnya minat
 Berkurangnya kesenangan pada
hobi
32

 Sedih
 Bangun dini hari
 Perasaan berubah-ubah sepanjang
hari
7 Gejala somatic (otot)
 Kaku
 Kedutan otot
 Gigi gemeretak
 Suara tidak stabil
 Tegangan otot meningkat
8 Gejala somatic (sensorik)
 Telinga berdengung
 Penglihatan kabur
 Muka merah pada keadaan panas
dan dingin
 Merasa lemas
 Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler
 Takikardia
 Berdebar-debar
 Nyeri dada
 Denyut nadi mengeras, rasa lesu,
lemas seperti mau pingsan

10 Gejala pernapasan
 Rasa tertekan atau sempit di dada
 Perasaan tercekik
 Sering menarik napas
 Napas pendek
11 Gejala pencernaan
 Sulit menelan
 Perut melilit / sakit
 Perasaan terbakar
 Perut penuh
 Mual
 Muntah
 Kembung
 Buang air besar lembek
 Kehilangan berat badan
 Sembelit

12 Gejala urogenital
 Sering kencing
 Tidak dapat menahan kencing
33

 Amenorrhoe
 Menorrhagia
 Menjadi frigid
 Ejakulasi prekok
 Napsu sex menghilang
 Impotensi
13 Gejala otonom
 Mulut kering
 Muka merah
 Mudah berkeringat
 Pusing
 Sakit kepala
 Bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku pada wawancara
 Gelisah
 Tak tenang
 Jari tremor
 Muka merah
 Menelan ludah

Skor total ----


34

LAMPIRAN 4
Frequencies

Usia Jenis Jurusan MS Kuran Depresi Ansietas Menstruasi


Kelami Q g tidur
n
N Valid 160 160 160 160 160 160 160 102
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequencies Table

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 1 .6 .6 .6
17 1 .6 .6 1.2
18 24 15.0 15.0 16.2
19 74 46.2 46.2 62.5
20 48 30.0 30.0 92.5
21 11 6.9 6.9 99.4
22 1 .6 .6 100.0
Total 160 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 58 36.2 36.2 36.2
Perempuan 102 63.8 63.8 100.0
Total 160 100.0 100.0
35

Jurusan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PSPD 40 25.0 25.0 25.0
Farmasi 40 25.0 25.0 50.0
Perawat 40 25.0 25.0 75.0
Kesmas 40 25.0 25.0 100.0
Total 160 100.0 100.0

MSQ
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 29 18.1 18.1 18.1
1 32 20.0 20.0 38.1
2 46 28.8 28.8 66.9
3 10 6.2 6.2 73.1
4 24 15.0 15.0 88.1
5 19 11.9 11.9 100.0
Total 160 100.0 100.0

Kurang Tidur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid > 6jam 39 24.3 24.3 24.3
< 6jam 121 75.7 75.7 75.7
Total 160 100.0 100.0
36

CESD
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 3 1.9 1.9 1.9
1 1 .6 .6 2.5
2 4 2.5 2.5 5.0
3 2 1.2 1.2 6.2
4 3 1.9 1.9 8.1
6 3 1.9 1.9 10.0
7 1 .6 .6 10.6
8 2 1.2 1.2 11.9
9 4 2.5 2.5 14.4
10 6 3.8 3.8 18.1
11 3 1.9 1.9 20.0
12 10 6.2 6.2 26.2
13 5 3.1 3.1 29.4
14 14 8.8 8.8 38.1
15 7 4.4 4.4 42.5
16 10 6.2 6.2 48.8
17 12 7.5 7.5 56.2
18 12 7.5 7.5 63.8
19 7 4.4 4.4 68.1
20 4 2.5 2.5 70.6
21 6 3.8 3.8 74.4
22 8 5.0 5.0 79.4
23 5 3.1 3.1 82.5
24 5 3.1 3.1 85.6
25 5 3.1 3.1 88.8
26 5 3.1 3.1 91.9
27 2 1.2 1.2 93.1
28 2 1.2 1.2 94.4
29 3 1.9 1.9 96.2
30 3 1.9 1.9 98.1
31 1 .6 .6 98.8
37

32 1 .6 .6 99.4
34 1 .6 .6 100.0
Total 160 100.0 100.0

Hamilton
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0 19 11.9 11.9 11.9
1 3 1.9 1.9 13.8
2 13 8.1 8.1 21.9
3 6 3.8 3.8 25.6
4 7 4.4 4.4 30.0
5 8 5.0 5.0 35.0
6 3 1.9 1.9 36.9
7 7 4.4 4.4 41.2
8 8 5.0 5.0 46.2
9 3 1.9 1.9 48.1
10 9 5.6 5.6 53.8
11 3 1.9 1.9 55.6
12 4 2.5 2.5 58.1
13 4 2.5 2.5 60.6
14 1 .6 .6 61.2
15 5 3.1 3.1 64.4
16 10 6.2 6.2 70.6
17 6 3.8 3.8 74.4
18 5 3.1 3.1 77.5
19 5 3.1 3.1 80.6
20 1 .6 .6 81.2
22 3 1.9 1.9 83.1
23 3 1.9 1.9 85.0
24 2 1.2 1.2 86.2
25 2 1.2 1.2 87.5
27 2 1.2 1.2 88.8
38

28 3 1.9 1.9 90.6


30 1 .6 .6 91.2
32 3 1.9 1.9 93.1
33 1 .6 .6 93.8
34 3 1.9 1.9 95.6
35 1 .6 .6 96.2
37 1 .6 .6 96.9
45 1 .6 .6 97.5
46 1 .6 .6 98.1
50 1 .6 .6 98.8
54 1 .6 .6 99.4
56 1 .6 .6 100.0
Total 160 100.0 100.0
39

LAMPIRAN 5
Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis Kelamin *
Kategorik 160 100.0% 0 .0% 160 100.0%

Jenis Kelamin * Kategorik Crosstabulation


Kategorik

Migrain Tidak MIgrain Total


Jenis Kelamin Perempuan Count 33 69 102
Expected Count 27.4 74.6 102.0

Laki-laki Count 10 48 58
Expected Count 15.6 42.4 58.0
Total Count 43 117 160
Expected Count 43.0 117.0 160.0
40

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.296 1 .038
b
Continuity Correction 3.562 1 .059
Likelihood Ratio 4.501 1 .034
Risk Estimate
Fisher's Exact Test .043 .028
95% Confidence Interval
Linear-by-Linear
4.270 1 Value .039 Lower Upper
Association
b
Risk Prevalence
N of Valid Casesfor Jenis160
Kelamin
(Laki-laki / Perempuan) .436 .196 .967
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.59.
For cross sectional
b. Computed Kategorik
only for =
a 2x2 table
Migrain .533 .284 1.000
For cross sectional Kategorik =
Tidak Migrain 1.223 1.024 1.462
N of Valid Cases 160
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kurang Tidur *
Kategorik 160 100.0% 0 .0% 160 100.0%

Kurang Tidur * Kategorik Crosstabulation


Count
Chi-Square Tests
Kategorik

Migrain Tidak MIgrain Total


Kurang Tidur > 6jam 5 34 39
< 6jam 38 83 121
Total 43 117 160
41

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.183a 1 .023
b
Continuity Correction 4.281 1 .039
Likelihood Ratio 5.776 1 .016
Fisher's Exact Test .023 .016
Linear-by-Linear
5.151 1 .023
Association
N of Valid Casesb 160
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.48.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval


Value Lower Upper
Risk Prevalence for Kurang
Tidur (> 6jam / < 6jam) .646 .280 1.491
For cross sectional Kategorik =
.720 .377 1.375
Migrain
For cross sectional Kategorik =
1.115 .919 1.351
Tidak Migrain
N of Valid Cases 160
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Depresi *
160 100.0% 0 .0% 160 100.0%
Kategorik

Depresi * Kategorik Crosstabulation


Kategorik
Tidak
Migrain MIgrain Total
Depresi Depresi Count 37 62 99
Expected
26.6 72.4 99.0
Count
42

Tidak Depresi Count 6 55 61


Expected
16.4 44.6 61.0
Count
Total Count 43 117 160
Expected
43.0 117.0 160.0
Count

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.564a 1 .000
b
Continuity Correction 13.197 1 .000
Likelihood Ratio 16.164 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
14.473 1 .000
Association
N of Valid Casesb 160
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.39.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval


Value Lower Upper
Risk Prevalence for Depresi (Depresi
/ Tidak Depresi) 5.470 2.146 13.947

For cross sectional Kategorik =


3.800 1.705 8.468
Migrain
For cross sectional Kategorik =
.695 .584 .826
Tidak Migrain
N of Valid Cases 160

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
43

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
hamilton_kategorik *
160 100.0% 0 .0% 160 100.0%
Kategorik

hamilton_kategorik * Kategorik Crosstabulation


Kategorik
Tidak
Migrain MIgrain Total
hamilton_kategorik ansietas Count 33 30 63
Expected Count 16.9 46.1 63.0
tidak ansietas Count 10 87 97
Expected Count 26.1 70.9 97.0
Total Count 43 117 160
Expected Count 43.0 117.0 160.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 34.400a 1 .000
b
Continuity Correction 32.292 1 .000
Likelihood Ratio 34.676 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
34.185 1 .000
Association
N of Valid Casesb 160
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.93.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Risk Prevalence for
hamilton_kategorik
9.570 4.214 21.733
(ansietas / tidak
ansietas)
44

For cross sectional


5.081 2.699 9.563
Kategorik = Migrain
For cross sectional
Kategorik = Tidak .531 .406 .694
Migrain
N of Valid Cases 160

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Sebelum N Percent N Percent N Percent
MSQ Tidak 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
3 hari sesudah 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%
2 hari sesudah 19 100.0% 0 .0% 19 100.0%
1 hari sesudah 9 100.0% 0 .0% 9 100.0%

Test Statisticsa,b
MSQ
Chi-Square 47.216
df 3
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Sebelum

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Saat N Percent N Percent N Percent
MSQ Tidak 82 100.0% 0 .0% 82 100.0%
Ya 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
45

Test Statisticsa
MSQ
Mann-Whitney U 253.500
Wilcoxon W 3.656E3
Z -4.848
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Grouping Variable: Saat

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Sesudah N Percent N Percent N Percent
MSQ Tidak 80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
3 hari sesudah 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%
2 hari sesudah 14 100.0% 0 .0% 14 100.0%
1 hari sesudah 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Test Statisticsa,b
MSQ
Chi-Square 28.167
df 3
Asymp. Sig.
.000

a. Kruskal Wallis Test


b. Grouping Variable: Sesudah
46

Riwayat Hidup

Nama : Wildan Acalipha Wilkensia


Tempat, Tgl Lahir : Bandung, 24 Agustus 1992
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Komplek Permata Biru Blok AC No 146 RT/RW 01/24
Desa Cinunuk Kec.Cileunyi Kab.Bandung Prov.Jawa Barat 40624
Tlp/Hp : 022 87822480 / 085714026691
Email : acalipha_wildan@yahoo.com

Riwayat Pendidikan
1. SD Islam Al-Amanah Bandung (1997-2003)
2. Mts Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut (2003-2006)
3. MA Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut (2006-2009)

Riwayat Hasil Penelitian:


1. Prevalensi Migrain pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2011 dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya

Anda mungkin juga menyukai