Anda di halaman 1dari 33

pria amolengu

Rabu, 02 November 2016


laporan prakerin smk tambang nusantara kendari - PT. ifishdecco - laode
ridwan

LAPORAN

HASIL PRAKTEK KERJA INDUSTRI

( PT. IFISHDECO )

DI SUSUN OLEH:

NAMA : LAODE RIDWAN

NIS : 2012061

PROGRAM KEAHLIAN : GEOLOGI PERTAMBANGAN

SMK TAMBANG NUSANTARA KENDARI

KENDARI

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa , karena atas campur tangan-NYA
Sehingga menyusunan laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini dapat terselesaikan
dengan baik. Dan laporan ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa penulis telah melaksanakan
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dengan baik.
Karena anugerah dan bimbingan Tuhan Yanga Maha Kuasa saya dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja industri ini di PT IFISHDECO. saya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami siswa
SMK TAMBANG NUSANTARA KENDARI khususnya dan kepada para pembaca umumnya.

Kendari, Desember 2015

Laode Ridwan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : LAODE RIDWAN


NIS : 2012061
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Geologi Pertambangan

Telah melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) selama 1 bulan 13 hari, mulai tanggal 3
Novenber sampai dengan 10 Desember 2015 maka siswa tersebut berhak memperoleh surat
keterangan / sertifikat dengan prestasi kerja yang diperoleh selama melaksanakan Praktek Kerja
Industri.
Disetujui
Pembimbing Industri Kepala Teknik Tambang Guru Pembimbing
( Parlindungan Hasibuan ST. ) ( Agus Prasetyo, ST ) ( Sultan Andila S.pd )

Mengetahui
Kepala SMK Tambang Nusantara

Dr.AnwarBey, MS
NIP : 1958 0926 1987 031001

DATA INDUSTRI PERUSAHAAN

Nama Industri/Perusahaan : PT. Ifishdeco


Alamat : Kec. Tinanggea Kab. Konawe Selatan,
Sulawesi Tenggara
No. Telp/Fax :
Prakerin dimulai tanggal : 3 november sampai 10 Desember 2015
Bidang Usaha : Pertambangan (Nickel)
Nama Pimpinan : Agus Prasetyono, ST.

Nama Pembimbing Prakerin dari Industri/Perusahaan :


1. Parlindungan Hasibuan, ST.
2. Safar, ST.
3. H. momo suparmo
4. Jasmen Sinaga
5. Darmin Sinaga
6. Mochamad Ikbak, A.Md.
7. Asep
8. Supratno
Konawe selatan,
Desember
Pembimbing Prakerin

Parlindungan Hasibuan, ST

DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………...…………………….….2


Lembar pengesahan…………………………………...…………...3
Data industry perusahaan………………………………...……….4
Daftar isi…………………………………………………………….5
BAB I PENDAHULUAN.………………………………………...7
1.1. latar belakang…………………………………………………7
1.2. Tujuan ………………………………………………………..8

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM………………………….9


2.1. Tempat dan jadwal program prakerin………………………….9
2.2. Metode pertambangan…………………………………………..9
2.3. Program pelaksanaan...………………………………………..11
A. Eksplorasi pendahuluan………………………………............11
1. Tahap eksplorasi pendahuluan…………………………………..11
a. studi literatur …………………………………………………….11
b. pemetaan geologi……………………………………………..…12
c. pemetaan survey……….………………………………………...13
d. tahap eksplorasi detail.………………………………………….15

2. Pembooran……………….……………………………………16
 Open hole.……………………………………………………..16
 FulL coring…………..………………………………………..17

 ToucHcoring………………………………………………….....17
3. Quality control / lab…………………………………….……...19
a. Sampling………………………………………………………....19
b.Preparasi …………………………………………………………22

B. Studi kelayakan………………………………………………..26
C. Mine design…………………………………………………….28
D. Development…………………………………………………...30
E. Eksploitasi tambanag………………………………………….31
a. prodection……………………………………………………...32
b. sub production………………………………………………....32
c. shipment barging………………………………………………32
F. Pemasaran / pengapalan…………………………………………34
G. Pasca tambang / reklamasi……………………………………...34
H. K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)………………………….35

BAB III ENDAPAN BAHAN GALIAN………………….…..….37


a. Nikel laterit……………………………………………………...37
b. Endapan nikel laterit…………………………………………….37
c. Proses terbentuknya nikel laterit………………………………...38
Profil endapan nikel laterit………………………………………41
d. Batuan ultramafik…………………………………………….43
Klasifikasi batuan ultramafik……………………………………43
Lokasi keterdapatan tubuh-tubuh ultramafik……………………45
BAB IV PENDAHULUAN…...…………………………………46
a. Kesimpulan……………………………………………………....46
b.Saran ……………………………………………………………..46

DOKUMANTASI…………………………………………..……..47

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya mineral Indonesia merupakan
salah satu negara tujuan tempat pertambangan dilakukan. Semua proses penggunaan lahan yang
dilakukan pada umumnya tidak memperhatikan kaidah konservasi lingkungan.
Pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penggalian, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas
bumi, dan migas)
Dari situlah dilaksanakannya program Prakerin ini, yang dimana program ini membantu
siswa dan siswi untuk lebih mengenal tentang dunia kerja, khususnya di dunia tambang. Dan di
sinilah siswa dan siswi melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan di dunia tambang, yaitu
sebagai berikut :
1. Eksplorasi, yang menyangkut tentang kegiatan Pemetaan Geologi dan Surveyor serta Pemboran.
2. Studi kelayakan
3. Mine design
4. Eksploitasi
5. Pemasaran
6. Pasca tambang / reklamasi
7. K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
8. Endapan bahan galian
9. Batuan pembentuk nikel

Dan sebagai tambahan, bukan berarti tidak penting dalam dunia pertambangan yaitu
pekerjaan yang menyangkut tentang K3 (kesehatan dan keselamatan kerja).
Program Prakerin ini sangat di perlukan bagi siswa siswi sekolah kejuruan dan sangat
beruntung bagi siswa siswi yang mengikutinya, dikarenakan bisa menambahkan pengetahuan,
pengalaman keprofesionalan, serta tolak ukur pekerjaan di bidang Geologi Pertambangan. Di
samping itu program Prakerin ini amat berpengaruh pada nilai kelulusan siswa siswi di sekolah.
Dan dengan program Prakerin ini semoga siswa siswi dapat dengan mudah untuk
menemukan lapangan pekerjaan, khususnya di dunia pertambangan dan dapat menambah SDM
di Indonesia agar perusahaan tambang di Indonesia hanya mengambil pekerja dari dalam dan
tidak perlu mengambil dari luar, khususnya di daerah setempat.
1.2. Tujuan
Tujuan dari Program Prakerin ini adalah :
1. Memperoleh pendidikan untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional,
terutama di bidang Geologi Pertambangan.
2. Mengetahui perbedaan antara dunia industri/usaha dengan dunia sekolah yang dapat mengubah
pola pikir siswa siswi untuk kedepannya.
3. Memberikan gambaran untuk pekerjaan yang sesungguhnya dan mengenai bagaimana langkah
kerja yang baik dan benar.

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Tempat dan Jadwal Program Prakerin
Program Prakerin ini dilaksanakan di PT. Ifishdeco dimana perusahaan ini terdapat di
kecamatan Tinanggea, kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Program ini dilaksanakan
dari 3 November, hingga 10 Desember 2015. Secara geografis daerah ini terletak dibagian
selatan khatulistiwa yang melintang dari utara keselatan antara 3.58° dan 4,31° lintang selatan,
membujur dari barat ketimur antara 121°58’ dan 123°16’ bujur timur, berbatasann dengan
Kabupaten Unaaha dan Kota Kendari pada bagian utara, Kabupaten Muna dan Kabupaten
Bombana pada arah Selatan, Kabupaten Kolaka di bagian Barat dan dibagian timur berbatasan
dengan laut Banda dan laut Maluku.
2.2 Metode pertambangan
Metode pertambangan di PT IFISHDECO adalah metode pertambangan terbuka, di mana
metode ini adalah Metode penambangan yang segala kegiatan dan aktivitas penambangannya
dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi dan tempat kerjanya berhubungan
langsung dengan udara.

Keuntungan Pertambangan terbuka :


1. Ongkos penambangan per ton atau per bcm endapan mineral/bijih lebih murah karen tidak perlu
adanya penyangga, ventilasi dan penerangan
2. Kondisi kerja baik karena berhubungan langsung dengan udara luar dan sinar matahari

3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa dan hasilnya lebih baik
karenaa adanya bidang besar (free face) yang lebih banyak.
4. Gas-gas beracun yang ditimbulkan dapat dihembuskan angin dengan cepat
5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan dapat dilihat dengan
jelas
6. Relatif lebih aman, karena adanya yang mungkin timbul terutama akibat kelongsoran

Kerugian pertambangan terbuka :


1. Para pekerja lansung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat atau suhu yang
tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga hasil kerja juga menurun
2. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan semakin banyak tanah
penutup (overbuerden) yang harus digali
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang jumlahnya cukup banyak
4. Alat-alat mekanis letaknya menyebar
5. Pencemaran linkungan hidup relatif lebih besar

Peralatan :
1. Bulldozer
2. Hyraulic excavator
3. Wheel loader
4. Dump truck
5. In-pit Crushing
6. Conveying
7. Ancillary Equipment
8. Rope

2.3 Program pelaksanaan prakerin


A. Eksplorasi
Eksplorasi adalah suatu penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data atau informasi
selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam di suatu tempat. Mengingat
keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu
saat nanti akan habis tergali.
Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran bahan galian, kualitas bahan galian dan jumlah
cadangan bahan galian serta cara pengambilan bahan galian tersebut diperlukan penyelidikan
yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko
kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi :

1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan


Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil
sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000
sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan
peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan
temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah
berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi

dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan
endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah
terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.

b. pemetaan geologi
Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan,
penyebaran batuan, kedudukan unsure struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta
merangku mberbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari
permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yangmempunyai arah, unsur-unsurnya yang
merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.
Pemetaan geologi merupakan bagian yang sangat penting didalam berbagai kajian lapangan
dan pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai kajian lapangan. Hal ini
pula yang menyebabkan mengapa pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan.
Peta geologi umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta topografi / rupabumi) dengan cara
memplot singkapansingkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta tersebut.
Pengukuran kedudukan batuan dan strukturnya dilakukan dengan menggunakan kompas geologi
/ GPS. Kemudian dengan menerapkan hukum-hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaran
batuan atau satuan batuan serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta
geologi yang lengkap.
Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatan lahan, air
dan sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan
dan tanah di

permukaan atau dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik yang
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para
pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari
resiko bencana alam dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mampu mengetahui susunan dan
komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang
berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi
dengan menggunakan kompas geologi / GPS serta melakukan penafsiran geologi, baik secara
induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.

c. pemetaan survey
Survey yaitu pengumpulan data yang berhubungan dengan perekaman bentuk permukaan
bumi dan pada umumnya dipersentasekan dalam bentuk peta, dalam bentuk bidang dataran atau
model dijital. Arti lainnya survey bisa dijamakan sebagai pengukuran lahan atau suatu daerah
untuk menyajikan gambaran permukaan bumi yang mana dalam kegiatan survey menggunakan
dua metode pengukuran tak lain pengukuran dengan metode poligon tertutup dan poligon
terbuka. Dalam dunia industri khususnya industri pertambangan akan menyajikan gambaran
muka bumi dalam bentuk pete topografi.
Poligon
Poligon adalah serangkaian titik-titik yang dihubungkan dengan garis lurus sehingga titik-
titik tersebut membentuk sebuah rangkaian (bowndary) titik atau poligon. Pada pekerjaan
pembuatan peta (gambar), rangkaian titik poligon digunakan sebagai koreksi peta, yaitu
merupakan

jaringan titik-titik yang telah tertentu letaknya ditanah yang sudah ditandai dengan patok, dimana
semua benda buatan manusia seperti, bangunan,
jembatan, maupun benda alam seperti sungai, danau, rawa, laut dll akan diorientasikan.
1. Polygon tertutup

P1

p2
p4

p3
Poligon tertutup adalah suatu poligon dimana titik awal dan titik akhirnya mempunyai posisi
yang sama atau berhimpit, sehingga poligon ini adalah suatu rangkaian tertutup.
2. Polygon terbuka

P1 P3

P2 P4

Poligon terbuka adalah suatu poligon dimana, titik awal dan titik akhirnya berbeda. Adapun
perbedaannya adalah Poligon terbuka terikat sempurna, Poligon terbuka terikat sepihak dan
Poligon terbuka tidak terikat.
d. Tahap Eksplorasi Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai
prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan
utama dalam tahap ini adalah

sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau
lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume
cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat
tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil
(<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan
resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan
penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan
batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat
memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan
lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan
peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.
2. Pembooran
Pemboran merupakan pembuatan lubang eksplorasi yang diameternya relatif kecil bila
dibandingkan dengan kedalamannya. Pemboran ini biasanya dilakukan pada batuan atau formasi
batuan dalam rangka pengumpulan data informasi dan pengambilan sample.

Tujuan pemboran :
1. Eksplorasi mineral dan batubara
2. Ekplorasi dan produksi air tanah
3. Eksplorasi dan produksi gas
4. Eksplorasi dan produksi minyak
5. Peledakan

6. Geoteknik
7. Ventilasi tambang
8. Penirisan tambang

Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah untuk
menentukan zona mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan
pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambarangeologi permukaan dan
mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

Berikut merupakan 3 metode pemboran yang biasa dilakukan dan unit dari alat bor Jackro 175.

 Open Hole
Open Hole merupakan salah satu metode pemboran yang dimana dalam metode ini tidak
mengambil core atau sampel pemboran melainkan cuttingnya, cutting sendiri merupakan tanah
atau batuan yang tergerus oleh bit atau mata bor yang keluar melalui lubang bor, yang terlebih
dahulu dikeluarkan oleh air atau polimer. Dari data cutting tersebut dibuatlah beophysical
logging.

 Full Coring
Full Coring merupakan salah satu metode pemboran yang dimana metode ini berbanding
terbalik dengan metode Open Hole, yaitu metode ini mengambil core dari lapisan teratas hingga
lapisan terbawah dan membuang cuttingnya. Tujuan dari mengambil sample core ini adalah
untuk lebih mengetahui litologi tanah dan batuan yang bervariasi dan dapat mempermudah
pembuatan logging core atau log bor.
 Touch Coring
Touch Coring merupakan metode pemboran dimana metode ini menggabungkan metode
Open Hole dengan metode Full Coring. Metode ini mengambil cutting beserta coringnya dimana
metode ini terlebih dahulu mengambil cuttingnya, jika dari cutting tersebut ada

indikasi dari target maka akan diturunkan core barrel untuk mengambil coringnya.
Berikut adalah unit bor beserta kegunaanya :
 Spindel / Rotary, untuk memutar pipa bor.
 Rig, tempat beradanya pipa.
 Clam, untuk menahan pipa bor.
 Oil tank, sebagai tempat untuk penampungan oli.
 Oil cooler, sebagai pendingin oli dan air.
 Water Supplay, sebagai sumber utama dalam susunan alat bor.
 Mesin penyuap air, sebagai penyuap air untuk mesin bor serta lubang bor.
 Tiang penyangga rig, untuk menyangga rig atau tiang bor.
 Hoisting, sebagai penyangkap batang pipa bor.
 Oper shot, sebagai alat untuk mengangkat dan menurunkan barrel kedalam lubang bor.
 Inner, sebagai alat untuk mengangkut serta mengangkat core yang telah masuk kedalamnya.
 Paritsin, berguna sebagai tempat mengalirnya lumpur atau cutting yang keluar dari lubang bor.
 Wire line, untuk menarik hoisting dan oper shot.

 Winch, tempat line besar guna untuk menarik batang bor.


 Lantai bor, tempat berdirinya tiang bor.
 Oil pump, untuk membagi oli kepada alat bor .
 Lingkaran winch , untuk menggulung tali winch.
 Kompresor, untuk menghidupkan mesin bor.

3. Quality Control / Lab

a. Sampling

Sampling adalah proses pengambilan sebagian kecil material yang akan mewakili sifat-sifat
keseluruhan material yang dimaksud.

 Istilah-istilah dalam Pelaksanaan Sampling


rement : Sejumlah contoh yang terambil oleh satu kali gerakan alat sampling atau pengambil contoh.
blot : Sample yang terbentuk dari gabungan semua increment dalam 1 sublot.
oss Sample : Contoh yang terbentuk dari gabungan semua yang diperoleh dari sebuah consignment.
sisi : Suatu ukuran untuk menilai apakah hasil dari satu rangkaian pengamatan sesuai satu dengan
yang lainnya.
tematic Sampling :Sampling yang dilakukan secara
sistimatis berdasarkan waktu atau posisi daripada unit yang bersangkutan.
 Jenis-Jenis Sample Eksplorasi :

- Outcrop Sample adalah sample yang diambil dari batuan/bahan galian yang tersingkap
dipermukaan karena proses geologi/perbuatan manusia.
- Channel Sample adalah Sample yang diambil dari lapisan batuan dengan membuat torehan
memanjang menurut ketebalan batuan atau endapan bahan galian.
- Core Sample adalah pengambilan sample inti bor dari lapisan batuan dengan cara pengeboran.
- Test Pit Sample adalah Pengambilan sample dan melihat struktur lapisan dengan membuat
sumur secara manual di lahan prospek.
- Check Sample adalah Sample yang di ambil dari lapisan batuan untuk mengontrol sebelum di
tambang dengan metode Channel Sampling.

 Jenis-Jenis Sample Produksi :


- Stockpile Sample
- ETO Sample
- EFO Sample
- Klip Sample
- Shipment Sample
- Moisture Sample

 Jenis Lokasi Sampling Sample Pengapalan :

- Belt Sampling = Sampling di Conveyor


- Truck Sampling = Sampling di atas Truck
- Hold Sampling = Sampling pemuatan ke kapal

 Peralatan sampling

- Scoop : Alat untuk mengambil sample dan membagi yang sesuai, dimana ukuran partikel dan
ukuran Scoop sesuai dengan tabel di bawah (sesuai dengan standard JIS 8109-1996) :
- Ember PE dan tutup : Alat untuk menampung sample
- Pita dan Spidol : Alat untuk memberi label sample
- Plastik dan Karung : Alat untuk menyimpan sampel
- Alat pelindung diri : Untuk melindungi diri dari kecelakaan.

b. Preparasi bijih nikel

 Definisi preparasi
Terdapat 2 jenis istilah Preparasi yaitu:

Nickel Ore Preparation adalah istilah yang digunakan untuk proses persiapan cargo sebelum di
tumpuk di stockpile atau sebelum di kapalkan.

Nickel Ore Sample preparation bertujuan untuk menyediakan suatu sampel yang jumlahnya
sedikit tetapi mewakili sampel asal yang dapat dikirim ke laboratorium untuk dianalisis yang
umumnya disebut sebagai analytical sample atau sampel analitik.

Sampel analitik ini terdiri dari bijih nikel yang sudah dilumatkan atau digerus halus sampai top
size (yakni ukuran partikel yang 95% lolos ayakan) tidak lebih dari 0.075 mm atau minus 0.075
mm atau - 75 µm atau 200 mesh. Berat sampel analitik akan tergantung pada parameter apa yang
akan ditentukan dalam sampel tersebut.

Cara memperkecil ukuran partikel :


 to mill : memperkecil ukuran partikel sampel dengan
cara crushing, grinding atau pulverising
 to crush (meremukkan) : memperkecil ukuran partikel sampel sampai ukuran partikel kasar ( > 3
mm)
 to grind, to pulverise (menggerus atau melumatkan) : memperkecil ukuran sampel sampai ukuran
partikel halus (< 1.5 mm ).

Tahapan preparasi
 Preparasi sampel pengapalan/barging
Preparasi sampel ini memiliki 2 metode pengerjaan, yaitu :
a. Preparasi Basah
Preparasi basah ini merupakan kegiatan preparasi sampel dimana sampel tersebut masih
mengandung air, dan belum memasuki tahapan drying.

b. Preparasi Kering
Merupakan kegiatan dimana sampel tersebut telah melewati proses drying dan preparasi ini
berakhir pada crusher ukuran 200 mesh.

Pada preparasi sampel ini akan diambil hasil atau data MC (Moisture Content) atau kadar air
dari sampel dan GA (General Analysis) atau hasil akhir yang berguna untuk menentukan kadar
dari sampel tersebut dan sebagai arsip perusahaan.

Analisa Sampel
Maksud dari analisa ini adalah, dimana GA (General Analysis) atau hasil akhir tersebut akan
ditentukan kadarnya melalui 2 instrumen yaitu, Niton dan X-Ray.

B. Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode penambangan,
perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan analisis ekonomi
berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah
cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.
Feasibility Study Merupakan kegiatan untuk menghitung dan mempertimbangkan suatu endapan
bahan galian ditambang dan atau diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan
perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan
beberapan informasi :
1. Pendahuluan, ringkasan, pengertian-pengertian
2. Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status
lahan, transportasi, dll
1. Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan
yang perlu dilindungi, reklamasi lahan, study khusus, perizinan.
2. Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur,
mineralogy dan petrografi.
3. Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan
galian, perhitungan jumlah cadangan, dan kadar rata-rata.
4. Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi
5. Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan
6. Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi
7. Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah buangan, perumahan, dll
8. Karyawan : tenaga kerja dan staff
9. Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga kontrak jangka panjang,
lahan pengganti, dll
10. Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik

langsung tidak langsung dan biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi, peleburan, dll
11. Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan sumber daya alam
12. Proyeksi keuntungan : perhitungan keuntungan minimal (margin) yang didasarkan pada kisaran
COG dan harga

Tahap perencanaan tambang yaitu :


1. Pengumpulan data, pengolahan data utama dan penunjang
2. Perencanaan tambang
3. Perencanaan penunjang tambang

Tolak ukur teknikal yaitu :


1. Penyebaran geologi (stratigrafi, struktur, dll)
2. Mutu bahan galian (sebaran kadar, kadar yang ditambang,
COG, pencampuran)
3. Pembatas geoteknik/geomekanik (kuat tekan, kuat geser, kuat
tarik)
4. Pembatas hidrologi, geohidrologi (air tanah, permeabilitas)
5. Pembatas topografi (keterjalan lereng bukit)
6. Pembatas geometri endapan (ketebalan, kedalaman, jarak dan
tata ruang)
7. Pembatas cara penambangan dan peralatan yang digunakan
8. Manajemen (proyek, perencanaan, operasi)
9. Teknologi penambangan, pengolahan, dan pemanfaatan

C. Mine Design

Mine Design Merupakan kegiatan untuk merencanakan dan merancang suatu tambang
berdasarkan study kelayakan dan hasil akhir eksplorasi endapan bahan galian. Menurut HL.
Hartman dalam introductory mining engineering 1987, ada tiga faktor merancang tambang pada
perencanaan open pit yaitu :
1. Faktor alam dan geologi : kondisi hydrologi, type endapan
biji, topografi dan karakter metallurgi dari bijih maupun batuan
2. Faktor ekonomi : kadar endapan bijih, jumlah endapan bijih, SR, COG, biaya operasi, biaya
investasi, keuntungan yang dikehendaki, produksi rata-rata dan kondisi pasar
3. Faktor teknik : peralatan, lereng, pit, tinggi jenjang, tanjakan jalan, batas KP dan batas pit

TAHAPAN DESAIN DAN PERENCANAAN TAMBANG

1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data)


2. Model geologi à (Geological Resources, Bentuk Cadangan,
Kualitas dsb.)
3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit
4. Penentuan metoda Penambangan
5. Pembuatan Layout tambang & Design
6. Perhitungan Blok Cadangan
7. Pembuatan Schedule Produksi
8. Pemilihan Alat dan type alat yang “Suitable”
9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang
10. Penentuan System Drainase
11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi

DATA DAN MODEL GEOLOGI

1. Data Geologi

a. Topography Lapangan
b. Data Bor
c. Struktur geology

2. . Model Geologi

a. Penampang Geologi (Section)


b. peta Struktur, Ketebalan Dan Kualitas (2 Dimensi)
c. Model Kualitas (3 Dimensi)

3. Data Geoteknik

a. Densitas Batuan (Wet And Dry)


b. Sudut Geser Dalam
c. Kohesi
d. Struktur Lapisan Geologi (Mis : Joint)

4. Stabilitas Lereng
Optimalisasi :

a. Tinggi Bench
b. Kemiringan Lereng : Overall Slope dan Individual Slope
c. Safety Factor
d. Geotechnical data

5. Model Hydrologi & Geohydrologi

a. Curah Hujan (Air permukaan)


b. Permeabilitas Batuan
d. Catchment Area
e. Ground water (air tanah)

D. Development
Development Merupakan kegiatan persiapan untuk penambangan dan pengangkutan yang
antara lain meliputi pembuatan lubang-lubang bukaan kearah dan didalam endapan yang sudah
pasti ada, proses yang termasuk disini adalah semua tahapan yang diperlukan suatu tambang
menuju ke penjadwalan produksi yang lengkap seperti persiapan peralatan

penambangan, pembuatan jalan hauling, infrastruktur, konstruksi, stockpile, pelabuhan, dll.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan persiapan


penambangan adalah :

1. Faktor lokasi
2. Faktor geologi dan alam seperti topografi, ukuran, bentuk,
kedalaman bijih, mineralogy, petrografi, struktur, genesa
bahan galian, kekuatan batuan, dll
3. Faktor social, ekonomi, politik, lingkungan : demografi,
keterampilan penduduk setempat, financial, pemasaran, dll

Tahapan pekerjaan penting dalam persiapan penambangan


tambang terbuka adalah :

1. Inisiasi (inisiatif) rencana reklamasi sebagai bagian dari


persyaratan dampak lingkungan
2. Penentuan tempat penimbunan tanah pucuk (top soil) dan
limbah
3. Penentuan dari pengupasan tanah penutup untuk
mendapatkan jalan ke endapan

E. Eksploitasi Tambang
Eksploitasi Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun
mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
Beberapa tahapan kegiatan penambangan adalah :

a. Production
Clerning, pekerjaan ini dilakukan untuk membuka lahan tambang yang masih berimbunkan
pepehonan, dimana agar dalam melakukan pengupasan akan lebih mudah.
Striping, hal ini kemudian dikerjakan setelah pembabatan / pembersihan lahan tambang untuk
mengangkat top soil / Over burden dan kemudian dipindahkan pada suatu daerah yang telah
ditentukan dan nantinya akkan digunakan setela pasca tambang / reklamasi.
b. Sub Production
Ore Getting, pengambilan material yang bernilai ekonomis. Stock Yard / ETO (Expotable
Transport Ore), setelah melakukan pembongkaran, maka selanjutnya diteruskan dengan
pemuatan bahan galian dengan menggunakan backhou, ditumpuk pada suatu tempat yang
tertentu.
Houling, setelah dilakukannya pemuatan maka selanjutnya bahan galian tersebut diangkut ke
stockpile / Efo atau tempat penampungan ore.
c. Shipment Barging, dimana ore yang berada di EFO akan dibawa / diangkut menuju tongkang.
Trapshipment, pemuatan ore dari tongkang menuju kapal induk, dan telah termaksud bagian
dari pengapalan.

Faktor-faktor dalam pemilihan system penambangan yaitu :

1. Sifat keruangan dari endapan bijih


a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)
d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

2. Kondisi geologi dan hidrologi


a. Mine ralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat
dalam batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi

3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas,
permeabilitas, lengas bebas, lengas bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang

F. Pemasaran / Pengapalan
Shipment (Pengiriman) sendiri memiliki banyak arti diantaranya adalah proses pengangkutan
barang dan kargo melalui darat, udara maupun laut. Tetapi paling sering dijumpai yaitu
pengapalan sebagai pemindahan barang menggunakan kapal. Pada sebagian besar pengiriman
yang dilakukan dengan kapal, dimana sebuah armada negara dan orang orang yang mewakilinya
diisebut angkatan pedagang laut. Contoh lain yang dilakukan dalam dunia industri pertambangan
dimana pengapalan dilakukan untuk proses eksport suatu bahan galian keluar negri untuk dikirim
pada pembeli.

G. Pasca Tambang / Reklamasi


Reklamasi merupakan suatu kegiatan merehabilitas kembali lingkungan yang telah rusak,
baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya. Reklamasi ini dilakukan dengan cara
penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat penambangan atau
kegiatan yang lainnya tersebut.
Reklamasi perlu dilakukan karena penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia,
dan biologi seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, pola vegetasi dan
habitat flora & fauna, dan sebagainya.
Perubahan-perubahan ini harus dikelola untuk menghindari danpak lingkungan yang
merugikan seperti erosi, sedimentasi, drainase yang buruk, masuknya hama dan gulma/penyakit
tanaman, pencemaran air permukaan dan air tanah oleh bahan beracun dan lain-lain.
Dalam kegiatan reklamasi terdiri dari 2 kegiatan, yaitu :
1. Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang tergangguekologinya.

2. Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan
selanjutnya.
Dalam kegiatan reklamasi akan dilakukan pemuputan, pembibitan, penanaman, perawatan
pada tanaman itu sendiri hingga akhirnya penghijauan pada bekas lahan tambang. Berdasarkan
keputusan mentri (Kepmen), kehutanan dan perkebunan No. 146 Tahun 1999, Reklamasi bekas
lahan tambang adalah usah memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam
kawasan hutan yang rusak sebagai akibat usaha kegiatan pertambangan dan energi agar dapat
berfungsi secara optimal sesui dengan peruntukannya. Reklamasi dilaksanakan oleh perusahaan
pertambangan dan energi secara bertahap sesui dengan rencana dan rancangan Reklamasi yang
disahkan. Selama proses Reklamasi, perusahaan pertamabangan wajib menyampaikan laporan
kemajuan Reklamasi tiap tiga bulan pada pihak-pihak yang terkait

H. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terj`adi karena tindakan yang salah atau
kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari
teknik keselamatan. Nada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan
dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut
menunjukkan

cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran
mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik.
Penyebab dasar kecelakaan kerja :
Faktor Personil:
 Kelemahan Pengetahuan dan Skill
 Kurang Motivasi
 Problem Fisik
Faktor Pekerjaan:
 Standar kerja tidak cukup Memadai
 Pemeliharaan tidak memadai
 Kontrol pembelian tidak ketat

Penyebab Langsung kecelakaan kerja:


Tindakan Tidak Aman:
 Mengoperasikan alat bukan wewenangnya
 Mengoperasikan alat dengan kecepatan tinggi
 Posisi kerja yang salah
 Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi
Kondisi Tidak Aman:
 Tidak cukup pengaman alat
 Tidak cukup tanda peringatan bahaya
 Kebisingan / debu
BAB III
ENDAPAN BAHAN GALIAN

3.1. Nikel laterit


Nikel merupakan salah satu unsur penting dalam industri pertambangan, dapat berupa
nikel sulfida atau nikel primer dan nikel laterit atau nikel sekunder. Nikel laterit dihasilkan oleh
proses pelindihan (leaching) dari batuan ultra basa yang sering dikenal dengan istilah
pengkayaan supergen (supergen enrichmen). Setelah mengalami proses pelindihan (leaching)
nikel akan terakumulasi dan berasosiasi dengan mineral Garnierit. Batuan ultra basa sebagai
batuan pembawa mineral nikel adalah Harzburgit dengan komposisi mineral yang dominan
adalah olivin dan ortho piroksen, mineral nikel yang hadir sebagai mineral asesoris dalam batuan
ultrabasa.
3.2. Endapan nikel laterit
Pada umumnya endapan nikel terdapat dalam dua bentuk yang berlainan, yaitu berupa
nikel sulfida dan nikel laterit. Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses
pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari
bahasa Latin “later” yang berarti batubata merah, yang digunakan sebagai bahan bangunan di
Mysore, Canara dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Material tersebut
sangat rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama terekspos, maka akan cepat sekali
mengeras dan sangat kuat (resisten)
Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh batuan yang
mempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan, termasuk di dalamnya
profil endapan material hasil transportasi yang masih tampak batuan asalnya.

Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapat bernilai
ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi, nikel, mangan dan bauksit.
Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatu material
dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses pelapukan yang terjadi
pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi.
Di dalam industri pertambangan nikel laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanya
proses lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder.
3.3. Proses terbentuknya nikel laterit

Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit (ultrabasa). Batuan ultra basa rata-rata
mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal
mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya
substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang hampir
bersamaan diantara unsur-unsur tersebut. Proses serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit
akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan merubah batuan peridotit menjadi batuan serpentinit
atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta
pergantian panas dingin yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada
batuan induk.

Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara dan
pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan
piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si cenderung membentuk
koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam larutan, Fe

teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral


seperti geothit, limonit, dan hematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut
serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.

Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannya
bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak
dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat.
Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin
bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan
urat-urat garnierit dan krisopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu senyawa
yang disebut saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya seperti Ca
dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas pelapukan dan
akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau rekahan-
rekahan pada batuan induk. Dilapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas petunjuk antara zona
pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar pelapukan (root of weathering).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih nikel laterit ini adalah:

a. Batuan asal. Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan
nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada batuan ultra
basa tersebut: - terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya - mempunyai
mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan
piroksin mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan
pengendapan yang baik untuk nikel.

b. Iklim. Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi
kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses
pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu
terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan
mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.

c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia


adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air
tanah yang mengandung CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia.
Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH larutan. Asam-
asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan:

• penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan


mengikuti jalur akar pohon-pohonan
• akumulasi air hujan akan lebih banyak
• humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada
lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih
tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi
mekanis.

d. Struktur. Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah
struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku
mempunyai porositas

dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya
rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan
akan lebih intensif.
e. Topografi. Keadaan topografi setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air
beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan
sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui
rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-
daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur
(run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang
intensif.

f. Waktu. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.

Profil nikel laterit keseluruhan terdiri dari 4 zona gradasi sebagai berikut :

1. over borden (tanah penutup): merah tua hingga gelap, merupakan kumpulan massa
goethite dan limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang
rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous.

2. Limonite Layer (endapan residual): fine grained, merah coklat atau kuning, lapisan
kaya besi dari limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal,
dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di dalam mineral
manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc, tremolite, chromiferous, quartz,
gibsite, maghemite.

3. Saprolite (unsur unsur hasil pelindihan): campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus
limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke
bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer yang
terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal talc dengan
lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.

4. Bedrock (batuan dasar): bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah
yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak
mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar).
Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral garnierite dan silika.
Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade Ni, akan
tetapi posisinya tersembunyi.

3.4. Batuan ultramafik

TERMINOLOGI

 Batuan ultramafik kaya akan mineral – mineral mafik ( ferro – magnesian ) seperti olivine,
piroksen dan amphibol.
 Kebanyakan batuan ultramafik mengandung kurang lebih 45 % silica ( bagaimanapun
orthoproksenit di klasifikasikan sebagai batuan ultramafik akan tetapi mengandung hamper 60 %
silica.
 Semua batuan ultramafik memiliki indeks warna > 70.
 Pada umumnya batuan ultramfik kekurangan feldspar

 Batuan ultramafik tidak memiliki pasangan yang tepat diantara lava.


 Densitas magma ultramafik akan menjadi tinggi dan terus meningkat sepanjang porsi sialic di
dalam bumi.
KLASIFIKASI BATUAN ULTRAMAFIK
Dunit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung mineral olivine (
umumnya magnesia ). Mineral –mineral penyerta dapat terdiri dari : chromit, magnetit, ilmenit
dan spinel.

Piroksenit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung mineral piroksen.
batuan – batuan piroksenit selanjutnya diklasifiksikan kedalam orthorombik piroksin atau
monoklin piroksen :

 Orthopiroksenit : bronzitit

 Klinopiroksenit : diopsidit, diallagit

Hornbendit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung mineral
hornblend.

Serpentinit
Merupakan batuan ultrAmafik monomineral yang seluruhnya mengandung mineral serpentin.
Tetapi batuan ini dapat terbentuk dari batuan dunit yang terserpentinisasikan, atau dari
hornblendit, ataupun peridotit.

Peridotitit
Merupakan batuan ultramafik yang mengandung lebih banyak olivine tetapi juga
mengandung mineral – mineral mafik lainnya di dalam jumlah yang signifikan. Bedasarkan
mineral – mineral mafik, maka batuan peridotit dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

 Piroksen peridotit

 Hornblen peridotit

 Mika peridotit ( seperti kimberlit )


Piroksen peridotit adalah salah satu dari banyaknya batuan ultramafik yang umum.
Bedasarkan pada tipe piroksen diatas, piroksen peridotit dapat diklasifikasikan kedalam:

 Harzburgit : olivine + orthopiroksen ( enstatit atau bronzit )

 Wehrlite : olivine + clinopiroksen ( diopsid atauu diallag )

 Lherzolite : olivine + orthopiroksen + clinopiroksen

LOKASI KETERDAPATAN TUBUH –


TUBUH ULTRAMAFIK
Lokasi keterdapatan tubuh – tubuh ultramafik dapat disederhanakan menjadi 3 tipe utama :

 Batuan ultramafik yang berassosiasi dengan lapisan intrusi. Yaitu adanya fakta yang jelas pada
lokasi ini batuan batuan ultramafik menembus sisa dari mineral –mineral mafik yang berat
selama masa kristalisasi batuan dasar. (intrusi skaergaard, Great Dike Afrika ).

 Tubuh yang berukuran kecil bercampur menyeluruh dengan batuan ultramafik ( lensa, lembaran,
dikes, stock, dll ). Kadang – kadang sebuah pengisi dari ruang magmatic diindikasikan bahwa
ultramafik mungkin telah terintrusi oleh padatan massa kristalin.

 Terjadinya ultramafik yang sangat luas, jelas berassosiasi/ berdampingan dengan pembentukan
ofiolit, subduksi mélange, busur kepulauan terluar dan sabuk - sabuk orogen ( ural area,
himalaya, new Zealand, new Caledonia, sulawesi, etc ).

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Industri yang telah dilaksanakan di PT IFISHDECO,

dapat kami simpulkan bahwa kegiatan operasional dan penambangan berjalan dengan baik,

mulai dari kegiatan Eksplorasi, Pengujian sampel, dan Penambangan. Semua bagian bekerja

sama dengan baik di berbagai bidang. Sumber daya manusia yang ada mampu menyesuaikan diri

dan melakukan pekerjaannya baik pribadi maupun kelompok.

B. Saran

1. Diharapkan dengan adanya laporan ini mamapu membantu siswa dalam menjawab masalah-
masalah dalam dunia pertambangan.
2. Diharapkan kepada pembaca agar mampu memberikan saran yang membangun untuk
pembuatan laporan selanjutnya agar lebih baik dari yang telah ada sekarang.
3. Diharapkan laporan ini mampu menambah literatur di sekolah dan perusahaan bersangkutan
untuk menambah pengetahuan pembaca khusunya siswa.
4. Diharapkan laporan ini dapat menjadi tolak ukur kegiatan pertambangan yang SOP.
5. Tingkatkan kekompakan dan disiplin waktu.

DOKUMENTASI
A. Geologi dan tambang

Melakukan kegiatan maaping

Kj tghuy t
Pengamatan lokasi penambangan dan ore getting

Pengenalan jetty

Pengenalan stok file \ EFO

B. Survey dan pemetaan

Pengukuran sifat hasil stek out

Pengukuran stek out

Pengukuran elevasi
Bersama pembimbing survei

C. Quality control / lab

Tahap Mixing Tahap Matrix


Pengayakan Menghancurkan batu (cara manual)

Press pelet pembuangan sisa sampel


Diposting oleh laode ridwan di 04.01
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya
laode ridwan
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2016 (1)
o ▼ November (1)
 laporan prakerin smk tambang nusantara kendari - P...

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai