Anda di halaman 1dari 27

Tugas refrat

HERNIA

Disusun oleh:
Pratiwi Hesti Harmoni (J500140122)

Eka Lestari F (J500140015)

Fahmi Suhandinata (J500140001)

Vica Oktavia Citra D (J500140055)

Ade Oktavia R (J500140068)

Dyah Ayu P (J00140021)

Pembimbing
dr. Yudi Eko Prasetyo, Sp.B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia
dapatan atau akuisita. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi
anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal, umbilikalis, femoralis, dan lain-lain.
Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek,
serta hernia femoralis.1

Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal
melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeurotik dinding perut, baik secara
kengenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang
biasa melalui dinding tersebut. Lubang itu dapat timbul karena lubang embrional
yang tidak menutup atau melebar, akibat tekanan rongga perut yang tinggi. 2

Dinding anterolateral dapat menjadi tempat hernia. Sebagian besar hernia


terjadi di region inguinal, umbilical, dan epigastrik. Hernia umbilicalis sering terjadi
pada bayi baru lahir karena dinding abdomen anterior relatif lemah pada annulus
umbilicus, terutama pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Hernia
umbilicalis biasanya kecil dan disebabkan oleh peningkatan tekanan intraabdominal
pada keadaan terjadi kelemahan dan penutupan tidak lengkap dinding abdomen
anterior setelah ligasi chorda umbilicalis saat lahir. 3

Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis karena keluar
dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang teletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior. Hernia kemudian masuk ke dalam kanalis inguinalis
(kanalis inguinalis berisi funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum
rotundum pada perempuan) dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus
inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum
sehingga disebut hernia skrotalis.

Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol


langsung ke depan melalui segitiga Hesselbach (Hesselbach, Franz K. 1788-1856,
ahli ilmu anatomi, Jerman). Hernia inguinalis medialis karena tidak keluar keluar
melalui kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi
karena cincin hernia longgar.1

Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit
oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara
klinis, istilah hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang
disertai gangguan pasase, sedangkan hernia strangulata digunakan untuk menyebut
gangguan vaskularisasi. Pada keadaan sebenarnya, gangguan vaskularisasi telah
terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari
bendungan sampai nekrosis. Nama yang lazim dipakai ialah hernia strangulata,
walaupun tidak ada gejala dan tanda strangulasi. 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi
hernia.1,2.

(sumber gambar: www.medicalonline.com)


Gambar 1. Jenis-jenis hernia

a. Hernia non-Inguinalis
1. Hernia femoralis1
Hernia femoralis adalah hernia yang terdapat pada lipat paha
merupakan penonjolan kantong di bawah ligamentum inguinal di
antara ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis di lateral.
Hernia ini sering ditemukan pada wanita dibanding laki-laki dengan
perbandingan 2:1 dan pada umumnya mengenai remaja dan sangat
jarang pada anak-anak. Pintu masuk dari hernia inguinalis adalah
anulus femoralis, selanjutnya isi hernia masuk kedalam kanalis
femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar dari fosa ovalis di lipat paha.
Hernia femoralis disebabkan oleh peninggian tekanan
intraabdominal yang kemudian akan mendorong lemak preperitonial
ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan
terjadinya hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan
multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
Penderita dengan hernia femoralis sering mengeluhkan nyeri tanpa
pembengkakan yang dapat di palpasi dalam lipat paha. Nyerinya
bersifat nyeri tumpul dan jika telah terjadi obstruksi dapat
menimbulkan muntah dan gangguan konstipasi. Hernia femoralis
sering terjadi inkaserata dan biasanya terjadi dalam 3 bulan atau lebih.
Apabila sudah terjadi inkaserata maka penderita akan merasakan nyeri
yang begitu hebat dan dapat terjadi shok. Pembengkakan sering
muncul di bawah ligamentum inguinal.

2. Jenis hernia yang lain-lain 1


Hernia umbilikalis
Umbilikus adalah tempat umum terjadinya herniasi. Hernia
umblikalis lebih sering terjadi pada wanita, kegemukan dengan
kehamilan berulang-ulang merupakan prekusor umum. Asites sering
mengekserbasi masalah ini. Strangulasi kolon dan omentum umum
terjadi. Ruptura sering terjadi pada sirosis asitik kronik, suatu kasus
dimana diperlukan segera dekompresi portal atau pintas nevus
peritoneal secara darurat.
Hernia umbilikalis umum pada bayi dan menutup secara
spontan tanpa terapi khusus jika defek aponeurosis berukuran 1,5 cm
atau kurang. Perbaikan diindikasikan pada bayi dengan defek hernia
yang diameternya lebih besar dari 2,0 cm dan dalam semua anak
dengan hernia umbilikalis yang masih ada pada usia 3-4 tahun.
Perbaikan klasik untuk hernia umbilikalis adalah hernioplasti
Mayo. Operasi terdiri dari imbrikasi vest-over-pants dari segmen
aponeurosis superior dan inferior. Hernia umbilikalis lebih besar, lebih
suka ditangani dengan protesis.
Hernia paraumbilikalis.
Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah
di garis tengah di tepi kranial umblikus, jarang terjadi di tepi
kaudalnya. Penutupan secara spontan jarngterjadi sehingga dibutuhkan
operasi koreksi.
Hernia ventralis
Kebanyakan hernia ventralis disebabkan oleh insisi pada tubuh
yang sebelumnya tidak sembuh secara tepat atau terpisah karena
tegangan abnormal. Cacat ini memungkinkan penonjolan suatu hernia
dan operasi umumnya direkomendasikan.Jika cacat ini berukuran kecil
atau sedang, maka tindakan ini relatf jelas dan memuaskan tetapi
apabila hernia ventralisnya besar dan fasianya jelek, merupakan
prognosa yang jelek pada hernia ventralis. Pada umumnya tindakan
yang dilakukan adalah operasi dengan memobilisasi jaringan dengan
cermat dan untuk mencapai penutupan langsung primer jika mungkin.
Kadang-kadang penggunaan kasa protesis seperti kasa marlex atau
fasia lata diindikasikan.
Hernia epigastrika
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara
umbilikus dan prosesus xipoideus. Isi hernia berupa penonjolan
jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.
Hernia lumbalis
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah
trigonum masing-masing trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt)
berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau
trigonum iliolumbalis (Petit) berbentuk segitiga. Trigonum Grijfelt di
batasi di kranial oleh iga XII, di anterior oleh tepi bebas m.Obligus
internus abdominis, sedangkan tutupnya m.Latisimussdorsi. Trigonum
petit dibatasi di kaudal oleh krista iliaka, di anterior oleh tepi bebas
m.obligus eksternus abdominis, dan posterior oleh tepi bebas
m.Latisimuss dorsi. Dasar segitiga ini adalah m.Oblikus internus
abdominis dan tutupnya adalah fasia superfisialis.
Hernia pada kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada
pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan di pinggang di tepi
bawah tulang rusuk XII atau di tepi kranial panggul dorsal.
Diagnosis di tegakkan dengan memeriksa pintu hernia.
Diagnosis banding adalah hematoma, abses dingin atau tumor jaringan
lunak. Pengelolaan terdiri dari atas herniotomi dan hernioplasti. Pada
hernioplasti dilakukan juga penutupan defek.
Hernia Littre
Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang
mengandung divertikulum meckel. Hernia Littre dianggap sebagai
hernia sebagian dinding usus.
Hernia Speighel
Hernia Spieghel adalah hernia interstial dengan atau tanpa
isinya melalui fasia Spieghel. Hernia ini sangat jarang dijumpai.
Biasanya dijumpai pada usia 40-70 tahun, tanpa ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan. Biasanya terjadi di kanan dan jarang
bilateral.
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan benjolan di sebelah
Mcburney bagian kanan maupun sebelah kiri pada tepi lateral
m.Rektus Abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus, omentum atau
ovarium. Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
ultrasonografi. Pengelolaan terdiri atas herniotomi dan hernioplastik
dengan menutup defek pada m.tranversus abdominis dan m.abdominis
internus. Hernia yang besar sangat membutuhkan suatu protesis.
Hernia obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria.
Dapat berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak
retroperitoneum masuk ke dalam kanalis obturatorius, disusul oleh
tonjolan peritoneum parietal. Kantong hernia ini mungkin diisi oleh
lekuk usus yang dapat mengalami inkaserasi parsial, sering secara
Richter atau total.
Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri
seperti ditusuk-tusuk dan parestesia di daerah panggul, lutut, dan
bagian medial paha akibat penekanan pada n.Obturatorius (tanda
howship Romberg) yang patognomonik. Pada colok dubur atau
pemeriksaan vaginal dapat ditemukan tonjolan hernia yang nyeri yang
merupakan tanda (Hoeship Romberg). Pengelolaan bedah dengan
pendekatan transperitoneal atau reperitoneal.
Hernia pantaloon
Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis
lateralis dengan hernia inguinalis medial pada satu sisi. Kedua kantong
hernia dipisahkan oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk
seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari hernia
inguinalis. Diagnosis umum sukar ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis dan biasanya sering ditemukan setelah dilakukan operasi.
Pengelolaan seperti biasanya pada hernia inginalis, herniotomi dan
hernioplasti.
b. Hernia Inguinalis
Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kengenital atau
didapat. Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada
laki-laki daripada perempuan.
Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia inguinalis, yaitu (1) kanalis inguinalis yang berjalan
miring, (2) struktur musculus oblikus internus abdominis yang menutup
anulus inguinalis internus ketika berkontraksi, (3) fasia transversa yang
kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak
berotot.
Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya
hernia. Faktor yang dipandang berperan adalah adanya prosesus vaginalis
yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan
otot dinding perut karena usia.
Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur mungkin
disebabkan oleh meningkatnya penyakit yang membuat tekanan
intraabdomen meninggi dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.
Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum, hernia disebut
hernia skrotalis. Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat
direposisi atau tidak. Hernia skrotalis ini harus dibedakan dari hidrokel
atau elephantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat digunakan sebagai
pegangan untuk membedakannya.

Diagnosis dan menifestasi klinis


Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya
benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau
mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang
dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau
periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri
yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi inkaserata karena
ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.

Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.


Pada saat inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis
lateral muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral atas medial bawah. Kantong hernia yang kosong dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang
memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut
tanda sarung tangan sutera, tetapi pada umumnya tanda ini susah
ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada
palpasi mungkin teraba usus, omentum maupun ovarium. Dengan jari
telunjuk atau dengan jari kelingking, pada anak dapat dicoba mendorong
isi hernia dengan cara mendorong isi hernia dengan menekan kulit
skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah
hernia ini dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi,
pada waktu jari masuk berada dalam anulus eksternus, pasien diminta
mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia berarti hernia inguinalis
lateralis, dan bagian sisi jari yang menyentuhnya adalah hernia inguinalis
medial.
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi,
atau jika tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas
di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus
eksternus.
B. Anatomi dan Patogenesis
Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari :
a. dinding abdomen
Lapisan-lapisan dinding abdomen terdiri dari (luar ke dalam):4

1. Kulit

2. Fascia superficialis, terdiri dari fascia camperi dan fascia scarpae

3. Otot dinding anterior abdomen, antara lain: muskulus obliquus


externus abdominis, muskulus obliquus internus abdominis, muskulus
transversus abdominis

4. Fascia transversalis

5. Lemak extraperitoneal

6. Peritoneum parietale

Gambar 2. Anatomi Abdomen


(sumber gambar: http//www.medicalonline.com)
Gambar 3. Kanalis inguinalis

b. kanalis inguinalis
Kanalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian
bawah dinding abdomen. Saluran ini merupakan tempat lewatnya struktur
yang berjalan dari abdomen ke testis pada laki-laki. Dan pada perempuan
dilalui oleh ligamentum teres uteri yang berjalan dari uterus ke labium
majus pudendi. Selain itu saluran ini dilaluli oleh nervus ileoinguinalis
baik pada laki-laki maupun perempuan.1
c. kanalis femoralis
Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna
vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna
bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi
yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum
inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis dari ligamentum
iliopektineal (ligamentum cooper), sebelah lateral oleh sarung
venafemoralis, dan sebelah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati.
Hernia femoalis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum
inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan inkaserasi hernia
femoralis.1
1
Hernia inguinalis direk (medialis)
Hernia inguinalis direk adalah hernia yang kantongnya menonjol
langsung ke anterior melalui dinding posterior canalis inguinalis medial
terhadap arteri vena epigastrika inferior. Pada hernia ini mempunyai
conjoint tendo yang kuat, hernia ini tidak lebih hanya penonjolan umum
dan tidak pernah sampai ke skrotum. Hernia ini sering ditemukan pada
laki-laki terutama laki-laki yang sudah lanjut usia dan tidak pernah
ditemukan pada wanita. Hernia direk sangat jarang bahkan tidak pernah
mengalami strangulasi atau inkaserata. Faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan hernia inguinalis direk adalah peninggian tekanan
intraabdomen konik dan kelemahan otot dinding di trigonom Hasselbach,
batuk yang kronik, kerja berat dan pada umumnya sering ditemukan pada
perokok berat yang sudah mengalami kelemahan atau gangguan jaringan-
jaringan penyokong atau penyangga dan kerusakan dari saraf
ilioinguinalis biasanya pada pasien dengan riwayat apendektomi. Gejala
yang sering dirasakan penderita hernia ini adalah nyeri tumpul yang
biasanya menjalar ke testis dan intensitas nyeri semakin meningkat
apabila melakukan pekerjaan yang sangat berat.

1
Hernia inguinalis indirek (lateral)
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus
inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika
inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui
anulus inguinalis eksternus.
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada
bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.
Penutunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis
peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui
kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak
menutup. Karena testis kiri turun lebih dahulu maka kanalis kanan lebih
sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi),
akan timbul hernia inguinalis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut
telah menutup namun karena lokus minoris resistensie maka pada
keadaan yang menyebabkan peninggian tekanan intra abdominal
meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis akuista.

C. Embriologi 3
a. Funikulus spermatikus
Funikulus spermatikus berisi struktur-struktur yang berjalan ke dan
dari testis dan menggantungkan testis dalam skrotum.

(sumber gambar: Anatomi Klinis)


Gambar 4. Canalis inguinalis dan funiculum spermatikum 3
Funiculus spermatikum mulai pada annulus inguinalis profundus di
sebelah lateral pembuluh darah epigastrik superior, berjalan melalui
canalis inguinalis, keluar di annulus inguinalis superficialis, dan berakhir
dalam skrotum pada batas posterior testis. Pelapis facial yang berasal dari
dinding abdomen anterolateral selama perkembangan pranatal
mengelilingi funiculus spermaticus.
Lapisan funiculus spermaticus meliputi berikut ini:
1) Fascia spermatica interna: berasal dari fascia transversalis.
2) Fascia cremaster: berasal dari fascia pada permukaan superficial dan
profunda pada musculus obliqus internus.
3) Fascia spermatika eksterna: berasal dari aponeurosis obliquus
eksternus fascia investiensnya.
b. Kanalis inguinalis
Regio inguinalis membentang dari SIAS ke tuberculum pubicum,
plica inguinale superfisialisnya yang membatasi abdomen dari ekstremitas
bawah. Region inguinalis terletak di dalam dermatom L1. Sebagian besar
struktur dan pembentukan region berkaitan dengan retinaculum ganda
(bilaminar) yang dibentuk oleh ligamentum inguinale dan tractus
iliopubicus dan memanjang di antara dua titik tulang. Dua pita tersebut
merupakan penebalan tepi inferior lapisan eksterna (aponeurosis obliquus
eksternus) dan interna (fascia transversalis) pada dinding abdomen
(ligamentum dan pelapis peritoneal disingkirkan).
Untuk memungkinkan testis turun saat prenatal ke lokasi subkutan
yang akan lebih dingin pascanatal (kebutuhan untuk perkembangan
sperma), canalis inguinalis melintasi dinding abdomen di superior dan
sejajar dengan separuh medial ligamentum inguinale. Pada perempuan,
hanya bagian inferior gubernaculums yang melintasi canalis, menjadi
ligamentum teres uteri. Canal sendiri terdiri dari annulus profundus di
sebelah dalam, annulus superficialis di sebelah luar, dan dua arcus
musculoaponeurotic di antaranya. Jalur pasase oblik melalui annulus
pengimbang dan arcus kolaps ketika tekanan intraabdominal meningkat.
Kolaps canal, bersama dengan oklusi prenatal evaginasi peritoneal
(processus vaginalis) dan kontraksi arcus, secara normal menahan
kecenderungan terjadinya herniasi isi abdomen (menonjol melalui) canal.
Namun kegagalan procesus vaginalis untuk menutup, atau anatomi
defektif, atau degenerasi jaringan dapat menyebabkan perkembangan
hernia inguinalis.

D. Gejala Klinis 1
a. Hernia reponibel
Hernia disebut reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus
keluar atau berdiri ketika mengedan, dan masuk kembali ketika berbaring
atau bila didorong masuk perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia irreponibel
Bila kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut,
hernia disebut hernia irreponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan
isi kantong kepada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut akreta
(perlekatan karena fibrosis). Selama tidak ada keluhan nyeri, tidak juga
ada tanda sumbatan usus.
c. Hernia incarserata
Incarserata adalah kondisi irreponibel disertai gangguan pasase.
Pada kondisi ini pasien tampak kesakitan dan timbul rasa nyeri karena
adanya obstruksi.
d. Hernia strangulata
Strangulata adalah kondisi irreponibel yang disertai gangguan
vaskularisasi. Pasien tampak kesakitan, timbul nyeri hebat disebabkan
oleh obstruksi pembuluh darah usus. Ini bisa menyebabkan toksis karena
kondisi iskemik hingga akhirnya menyebabkan nekrosis. Bila strangulasi
hanya menjepit sebagian dinding usus, disebut hernia Richter. Komplikasi
hernia Richter ada;aj strangulasi sampai terjadi perforasi usus.

E. Pemeriksaan Fisik 1
Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah
berbaring.
a. Hernia inguinal
o Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan
dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
o Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
b. Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang
merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
c. Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
d. Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
e. Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.Hernia perineum : benjolan
di perineum.

Palpasi
a. Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan
lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah
medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
b. Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral
titik yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia
inguinalis lateralis.
c. Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis
inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat
benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di
medialnya hernia inguinalis medialis.
d. Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba
pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera,
tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia
yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau
ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih
berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia
menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis
medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguina dan lateral
tuberkulum pubikum.
e. Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum
inguinal
f. Hernia inkarserata : nyeri tekan.

Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).

Pemeriksaan Fisik Khusus


Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test
dan Tumb test. Cara pemeriksaannya sebagai berikut:
Pemeriksaan Finger Test :
a) Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
b) Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal
inguinal.
c) Penderita disuruh batuk:
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Gambar.5 Finger Test


(sumber gambar: http//www.scribe.com)

Pemeriksaan Ziemen Test


a) Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
b) Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
c) Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
- jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
- jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
- jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Gambar. 6 Ziement Test
(sumber gambar: http//www.scribe.com)

Pemeriksaan Thumb Test


Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan:
a. Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
b. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Gambar 7. Thumb Test


(sumber gambar: http//www.scribe.com)
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam
posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsava dilaporkan memiliki
sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan
ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu
nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di
inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada
bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis.
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari
adanya hernia obturator.

F. Diagnosis Banding1
a. Hernia Scrotalis
Orchitis
Radang akut di dalam skrotum merupakan epididimitis akut atau
orchitis akut. Orchitis akut ditemukan sebagai penyulit penyakit virus,
misalnya yang terkenal adalah parotitis epidemika. Epididimitis akut
merupakan akut merupakan perluasan infeksi saluran kemih bawah,
terutama gonorrhea akut. Epididimitis dapat memicu munculnya orchitis.
Torsio
Torsio testis dapat terjadi pada anak dengan insersi tunika vaginalis
tinggi di funikulus spermatikus sehingga funikulus dengan testis dapat
terpuntir dan terjadi gangguan perdarahan testis mulai dari bendungan
vena sampai iskemia yang menyebabkan gangren.
Torsio testis juga dicetuskan oleh cedera olahraga. Biasanya nyeri
testis hebat timbul tiba-tiba yang sering disertai nyeri perut dalam serta
mual atau muntah. Nyeri perut selalu ada karena berdasarkan perdarahan
dan persarafannya, testis merupakan organ abdomen. Pada permulaan
testis teraba agak bengkak dengan nyeri tekan dan terletak agak tinggi di
skrotum dengan funikulus yang juga bengkak. Kulit skrotum tampak
udem dan menjadi merah.
Hidrokel testis
Hidrokel dapat disebabkan oleh rangsangan patologik seperti
radang atau tumor testis. Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis
normalnya tidak teraba, kecuali bila mengandung cairan membentuk
hidrokel. Bila ada hidrokel, testis dan epididimis terdorong ke dorsal oleh
ruang tunika vaginalis yang membesar.
b. Hernia inguinal
Limfadenopati
Patologi penyakit ini selalu diawali terjadinya lesi primer
disebabkan oleh bakteri yang sering tidak terdapat keluhan. Manifestasi
sekunder terjadi 1-4 minggu setelah lesi primer dan pada pria dinamakan
sebagai sindrom inguinal berupa pembengkakan inguinal yang disertai
nyeri tekan. Gejala umum yakni terdapat febris dengan sakit kepala,
anoreksia, mual, atau artralgia.
Pseudoaneurisma
Aneurisma adalah kelainan di arteri berupa penggembungan
pembuluh. Faktor utamanya ialah kelainan dinding pembuluh akibat
arteriosklerosis dan/atau hipertensi. Aneurisma juga dapat timbul
pascastenosis dan secara kongenital. Morfologinya dapat berupa kantong
atau silinder, dan kejadiannya dapat asli berasal dari dinding yang tipis,
atau dapat palsu berasal dari bekas cedera dinding pembuluh.
Pada pseudoaneurisma, terbentuknya kantong yang berasal dari
hematom akibat robek atau terbukanya dinding pembuluh sehingga
disebut hematom berdenyut. Tanda dan gejala klinis tergantung besarnya
gelembung dengan tanda subjektif maupun objektif berupa tumor
pembuluh darah yang berdenyut dan ekspansif ke segala jurusan. Pada
asukultasi terdengar bising yang sering dapat diraba sebagai getaran.
G. Penatalaksanaan1
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang
telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulata kecuali pada
anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual dimana tangan kiri memegang
isi hernia dengan membentuk corong dan tangan kanan mendorong isi hernia
ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai
terjadi reposisi. Pada anak-anak inkaserasi sering terjadi pada umur kurang
dari dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan
vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan
oleh karena cincin hernia pada anak-anak masih elastis dibanding dewasa.
Reposisi dilakukan dengan cara menidurkan anak dengan pemberian sedatif
dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil maka anak akan
dipersiapkan untuk operasi berikutnya. Jika reposisi tidak berhasil dalam
waktu enam jam maka harus dilakukan operasi sesegera mungkin.
Pemakaian bantalan atau penyangga hanya bertujuan agar menahan
hernia yang sudah direposisi dan tidak pernah menyembuh dan harus dipakai
seumur hidup. Cara ini mempunyai komplikasi antara lain merusak kulit dan
tonus otot dinding perut di daerah yang ditekan sedangkan strangulasi tentang
mengacam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena
tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan. Prinsip pengobatan hernia adalah herniotomi dan hernioplasti.
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi, Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik
dalam mencegah residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenalnya
berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus
dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia tranversa, dan
menjahitkan pertemuan m. tranversus abdominis internus dan m. internus
abdominis yang dikenal dengan cojoint tendon ke ligamentum inguinal
poupart menurut metode basinni atau menjahit fasia tranversa, m.tranversa
abdominis, m.oblikus internus ke ligamentum cooper pada Mc Vay.
Teknik herniorafi yang dilakukan oleh basinni adalah setelah diseksi
kanalis inguinalis, dilakukan rekontruksi lipat paha dengan cara
mengaproksimasi muskulus oblikus internus, muskulus tranversus abdominis
dan fasia tranversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale,
teknik ini dapat digunakan pada hernia direk maupun hernia inderek.
Kelemahan teknik Basinni dan teknik lain yang berupa variasi teknik
herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot yang
dijahit. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun delapan puluhan
dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan. Pada teknik itu digunakan
protesis mesh untuk memperkuat fasia tranversalis yang membentuk dasar
kanalis inguinalis tanpa menjahit dasar otot-otot ke inguinal.

H. Komplikasi 1
Komplikasi hernia tergatung kepada keadaan yang dialami oleh isi
hernia. Isi hernia dapat bertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel,
ini dapat terjadikalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum,
organ ekstraperitoneal, disini tidak ada keluhan kecualiada benjolan. Dapat
pula isi hernia terjepit oleh cincinhernia yang akan menimbulkan hernia
strangulata. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi
jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi
udem organ atau struktur didalam hernia dan terjadi transudasikedalam
kantong hernia. Timbulnya udem akan menambah jepitan pada cincin hernia
sehingga perfusi jaringan makin terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan
kantonghernia akan terisi transudat yang bersifat serosanguinis. Kalau isi
hernia terdiri dari usus maka akan terjadi perforasi yang akhirnya akan
menimbulkan abses lokal, fistel dan peritonitis jika ada hubungan dengan
rongga perut.
Bila terjadi strangulasi akan menyebabkan gangguan vaskularisasi dan
ganggern. Hernia strangulata adalah keadaan emergensi yang perlu tindakan
operatif secepatnya.
BAB III
KESIMPULAN
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Terdiri atas cincin, kantong,
dan isi hernia.
Secara umum diklasifikasikan menjadi, hernia eksterna, hernia intraparietal,
hernia interna, hernia reponibel (reducible hernia), hernia ireponibel (inkarserata) dan
hernia strangulasi. Berdasarkan lokasinya hernia diklasifikasikan menjadi hernia
inguinalis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia paraumbilikalis, hernia
ventralis, hernia epigastrika, hernia lumbalis, hernia Littre, hernia Speighel, hernia
obturatoria, hernia perinealis, hernia pantalon.
Gambaran klinik dan penegakkan diagnosis pada hernia tergantung dari
perkembangan dan lokasi hernia.
Penatalaksanaan hernia ada dua yaitu konservatif dan operatif, tergantung
dari gambaran klinis dan jenis hernia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2016; hal. 619-629.
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-17
3. Moore, KL, Dalley AF. Anatomi Berorientasi Klinis. Edisi ke-5. Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga; 2013; hal. 203-211.
4. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran; alih bahasa:
Liliana Sugiharto, edisi ke-6. Jakarta:EGC, 2006, hal. 148-65, 189-90
5. Stead LG, et all,. First aid for the surgery clerkship. Intrnational edition. The
Mc Graw-Hill Companies, IncL; Singapore. 2003. Hal: 307-317.

6. Doherty GM. Current Essentials of Surgery. 2005 Medical Publishing


Division: New Y ork.

Anda mungkin juga menyukai