0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan18 halaman
Albumin ikan gabus dapat digunakan sebagai anti inflamasi pada sinusitis kronis. Albumin berperan dalam mengatur tekanan osmotik dan mencegah edema selama proses inflamasi. Tingkat albumin lebih rendah pada pasien sinusitis kronis dengan polip. Ekstrak albumin ikan gabus dapat menurunkan tingkat TNF-α dan mempercepat penyembuhan sinusitis kronis.
Albumin ikan gabus dapat digunakan sebagai anti inflamasi pada sinusitis kronis. Albumin berperan dalam mengatur tekanan osmotik dan mencegah edema selama proses inflamasi. Tingkat albumin lebih rendah pada pasien sinusitis kronis dengan polip. Ekstrak albumin ikan gabus dapat menurunkan tingkat TNF-α dan mempercepat penyembuhan sinusitis kronis.
Albumin ikan gabus dapat digunakan sebagai anti inflamasi pada sinusitis kronis. Albumin berperan dalam mengatur tekanan osmotik dan mencegah edema selama proses inflamasi. Tingkat albumin lebih rendah pada pasien sinusitis kronis dengan polip. Ekstrak albumin ikan gabus dapat menurunkan tingkat TNF-α dan mempercepat penyembuhan sinusitis kronis.
SINUSITIS KRONIS Definisi inflamasi Inflamasi merupakan reaksi kompleks pada jaringan ikat yang memiliki vaskularisasi akibat stimulus (rangsang) eksogen dan endogen. Dalam arti yang paling sederhana, Inflamasi adalah suatu repons protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan asal Klasifikasi Inflamasi Inflamasi akut adalah inflamasi yang berlangsung relatif singkat, dari beberapa menit sampai beberapa hari, dan ditandai dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta akumulasi leukosit neutrofilik yang menonjol Inflamasi kronik berlangsung lebih lama yaitu berhari-hari sampai bertahun-tahun dan ditandai khas dengan influks limfosit dan makrofag disertai dengan proliferasi pembuluh darah dan pembentukan jaringan parut Tanda dan Gejala Rubor Tumor Dolor Kalor Funcio Laesa Albumin Definisi Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri dari rantai polipeptida tunggal dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam amino yang mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips sehingga bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plasma dan terlarut sempurna. Fungsi Albumin Mempertahankan tekanan onkotik plasma agar tidak terjadi asites Membantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatan dan senyawa endogen dalam tubuh terutama substansi lipofilik (fungsi metabolit, pengikatan zat dan transport carrier) Anti-inflamasi Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan listrik Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit polimorfonuklear Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah masuknya kuman-kuman usus ke dalam pembuluh darah, agar tidak terjadi peritonitis bakterialis spontan Peran Albumin Pada Inflamasi Pada proses inflamasi terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan permeabilitas kapiler dapat mengakibatkan ekstravasasi cairan atau perpindahan protein plasma, air, dan elektrolit dari intravaskular menuju interstisial yang terjadi dalam 24-36 jam pasca trauma. Perpindahan cairan yang berlangsung terus-menerus ini akan berdampak pada penurunan volume cairan intravaskular dan albumin intravaskular yang diikuti dengan penurunan tekanan onkotik. Berpindahnya cairan dari intravaskular ke interstisial dan keseimbangan tekanan onkotik sangat dipengaruhi oleh kadar albumin dalam plasma. Pada keadaan dimana kadar albumin dalam plasma menurun, transfusi albumin menjadi salah satu pilihan tatalaksana yang telah dipakai selama lebih dari 60 tahun Dalam proses inflamasi, dinding pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi atau meregang endotelnya. Sebagian albumin dalam intravaskuler akan keluar ke ekstravaskuler melalui rongga endotel yang meregang dan sebagian lainnya akan tetap dalam intravaskuler, peran albumin disini untuk menyeingbangkan tekanan osmotik. Air didalam pembuluh darah juga akan keluar ke ekstravaskuler dan terjadi edema. Karena adanya inflamasi maka sel radang neutrofil, eosinofil dan sebagainya juga keluar ke ekstravaskuler untuk mencari penyebab atau patogen terjadinya inflamasi Pada proses inflamasi albumin berperan dalam mengatur tekanan osmotik di dalam darah dan merupakan hampir 50% protein plasma. Ketika luka, kulit akan menunjukkan tanda inflamasi dimana benda asing dari luar tubuh dapat masuk melalui luka yang terbuka seperti luka sayat. Masuknya benda asing dapat memicu gangguan tekanan hidrostatik, dimana cairan intrasel akan masuk ke dalam sel karena adanya perbedaan konsentrasi di dalam dan di luar sel melalui jalur osmotic sehingga menyebabkan sel mengalami pembengkakan. Pada kondisi ini nutrisi albumin dibutuhkan untuk menjaga tekanan osmotik didalam maupun diluar sel Albumin Sebagai Anti Inflamasi Level TNF-α di Channa striatus secara signifikan lebih rendah dari pada kelompok placebo setelah 12 minggu terapi. Penemuan ini mengindikasikan bahwa Channa striatus mempercepat pengurangan dari TNF- α pada terapi antituberkulosis. Disamping itu, Channa striatus mungkin meningkatkan formasi granuloma atau aktifitas membunuh pada Mycobacterium tuberculosa. Beberapa unsur kimia pokok pada Channa striatus yang mempunyai peran sebagai substansi aktif untuk mengurangi produksi TNF-α, termasuk poly- unsaturated fatty acids ω3 dan ω6, vitamin A, B, E, dan D, dan beberapa mineral (Ca, Na, Mg, Zn) Dalam penelitian lainnya, ekstrak Channa berfungsi dalam peradangan sendi rematik yang dapat mengurangi peradangan sendi yang dirawat dengan C.striatus sebagaimana dibuktikan oleh perubahan radiografi dan secara keseluruhan pada persarafan membran synovial dibandingkan dengan peradangan sendi tanpa pengobatan. Penembuhan PadasinusitisKronis Rhinosinusitis kronis adalah istilah luas yang menggabungkan kelompok gangguan inflamasi heterogen dan dibagi menjadi penyakit dengan dan tanpa polip hidung (CRSwNP dan CRSsNP, masing-masing), dengan subtipe inflamasi dan remodeling yang lebih banyak Tidak seperti AR, remodeling jaringan adalah ciri khas dalam CRS Pada CRSwNP, gangguan sel epitel luas pada seluruh sampel jaringan hidung dan lendir berlebih dapat dijelaskan dengan hiperplasia sel goblet dan hipersekresi musin. Penebalan BM berhubungan dengan keparahan penyakit dan durasi, bersama dengan keberadaan asma yang mendasari dan tampaknya independen dari tingkat peradangan eosinofilik. Studi imunohistokimia menunjukkan bahwa epitel sinonasal dapat bertransisi menjadi fenotipe mesenkimal, baik pada CRSwNP dan CRSsNP, dan penanda, seperti E- cadherin, cytokeratin dan ekspresi vimentin, berkorelasi dengan parameter fibrosis, termasuk penebalan BM. Degradasi matriks jaringan ikat ekstraseluler mungkin merupakan langkah patologis kunci dalam CRSwNP karena menjelaskan bagaimana melonggarkan arsitektur jaringan, perluasan jaringan dan pembentukan pseudocyst terjad Tingkat Albumin Pada Pasien Dengan Rhinosinusitis Kronis Dengan Nasal Polip Rhinosinusitis kronis (CRS) adalah penyakit radang sinus. Apakah rinosinusitis kronis adalah penyakit inflamasi kompleks tidak dipahami dengan baik. Albumin adalah penanda inflamasi negatif. Ketiadaan albumin menyebabkan edema di jaringan. Peradangan dan edema mukosa dan memfasilitasi pembentukan polip. Nilai albumin ditemukan secara statistik lebih rendah secara signifikan pada pasien dengan CRSwNP. Hasil ini dapat berkontribusi untuk diagnosis CRSwNP dan mengidentifikasi prognosi Albumin Ikan Gabus Ikan Gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar dari genus Channa yang banyak ditemukan di sungai-sungai maupun perairan umum Ikan gabus diketahui mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya. Kadar protein ikan gabus mencapai 25,5%, lebih tinggi dibandingkan protein ikan bandeng (20,0%), ikan emas (16,05), ikan kakap (20,0%), maupun ikan sarden (21,1%), Kadar albumin ikan gabus bisa mencapai 6,22%. Menurut penelitian Suprayitno E. (2003), menyatakan bahwa ikan gabus jenis Channa striata sangat kaya akan sumber albumin, salah satu jenis protein penting yang diperlukan tubuh manusia setiap hari. Albumin merupakan salah satu protein plasma darah yang disintesis di dalam hati. Albumin sangat berperan penting menjaga tekanan osmotik plasma, mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma maupun cairan ekstrasel Kandungan albumin yang tinggi pada ikan gabus bisa mempercepat penyembuhan luka bekas operasi dan luka bakar TERIMAKASIH