BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi
Pengelola Perpustakaan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan
dalam pengelolaan perpustakaan madrasah dan sikap mental untuk dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang pengelola perpustakaan
yang professional.
BAB II
PELAKSANAAN
C. Jadwal
Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi Pengelola Perpustakaan
Madrasah Se Sulawesi Barat ini dilaksanakan berdasarkan jadwal seperti tersebut dalam
lampiran.
D. Rencana Tindak Lanjut
1. Setelah terselenggaranya kegiatan Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi
Pengelola Perpustakaan Madrasah Se Sulawesi Barat ini, diharapkan para peserta
mempraktikan langsung materi yang telah diterima dan mau mengembangkan keberadaan
perpustakaan madrasah.
2. Direncanakan tim dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat akan
mengecek keberadaan perpustakaan madrasah di setiap perwakilan peserta Diklat seluruh
Sulawesi Barat.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi Pengelola Perpustakaan
Madrasah Se Sulawesi Barat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan dalam pengelolaan perpustakaan madrasah dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang
pengelola perpustakaan yang profesional. Diklat ini dimulai dari tanggal 12 Februari 2016 s.d
16 Februari 2016, peserta yang diundang adalah para pengelola perpustakaan Madrasah yang
tersebar diseluruh madrasah di Sulawesi barat.
2. Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan diklat ini adalah :
Pertama, banyaknya materi yang diberikan sedangkan waktu untuk setiap materi sangat
singkat sehingga untuk pendalaman materi lebih dalam tidak tercapai.
Kedua, ketidak siapan pemateri dalam menyediakan alat peraga pembelajaran sehingga
peserta diklat kadang kala hanya menghayalkan apa yang dimaksud pemateri.
Ketiga, terkhusus untuk materi Otomasi Perpustakaan peserta sangat antusias akan tetapi
Widyaiswara tidak menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan penggunaannya sampai selesai.
Sehingga banyak peserta yang tidak dapat menggunakannya sampai dengan selesainya
pelaksanaan diklat.
5.2 Saran
Melihat urgensinya materi Otomasi Perpustakaan dalam meningakatkan pengetahuan
dan kemampuan pengelola perpustakaan dalam bidang teknologi informasi perpustakaan,
maka penulis menyarankan pelaksanaan pelatihan otomasi perpustakaan ini dapat
dilaksanakan kembali serta lebih mendapatkan perhatian dari pihak sekolah sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal.
Demikian laporan hasil kegiatan ini kami buat sebagai wujud pertanggung jawaban
kami atas tugas yang diberikan dalam mengikuti kegiatan Diklat Teknis Subtantif Peningkatan
Kompetensi bagi Pengelola Perpustakaan Madrasah Se Sulawesi Barat.