Anda di halaman 1dari 6

Contoh laporan Hasil Diklat Kemenag

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perpustakaan madrasah merupakan salah satu sarana yang ada di madrasah dan
menjadi bagian integral dari proses pendidikan. Sebagai upaya mendukung proses
pembelajaran, perpustakaan madrasah memiliki fungsi sebagai berikut :
fungsi edukatif, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan
kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya
ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan daya pikir yang rasional
dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan
dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
fungsi informatif, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi
berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan up to date yang disusun secara teratur
dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari
informasi yang diperlukannya;
fungsi administratif, perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan
pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan
efisien;
fungsi rekreatif, perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga
perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat
digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru;
fungsi penelitian, perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai
sumber/obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan fungsi dan peran
perpustakaan dalam proses pembelajaran di madrasah adalah petugas perpustakaan.
Mengingat begitu pentingnya peran pengelolaan perpustakaan dalam proses pembelajaran di
madrasah, maka tenaga perpustakaan ini perlu memiliki kompetensi sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional nomor 25 tahun
2008 menjelaskan bahwa tenaga perpustakaan Madrasah/madrasah seyogyanya memiliki
kompetensi sebagai berikut, (1) kompetensi manajerial, (2) kompetensi pengelola informasi,
(3) kompetensi kependidikan, (4) kompetensi kepribadian, (5) kompetensi sosial, dan (6)
kompetensi pengembangan profesi.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan serta
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Nomor : BD/21/2013, tentang pedoman
penyelenggaraan diklat teknis di Lingkungan Kementerian Agama; serta kesepakatan
bersama Balai Diklat Keagamaan Makassar dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Sulawesi Barat maka diadakanlah Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi
Pengelola Perpustakaan Madrasah Se Sulawesi Barat yang tujuannya adalah untuk
mendukung peningkatan kompetensi tenaga perpustakaan dalam mengelola dan
memberdayakan perpustakaan sebagai pendukung penyediaan sumber belajar.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi
Pengelola Perpustakaan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan
dalam pengelolaan perpustakaan madrasah dan sikap mental untuk dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang pengelola perpustakaan
yang professional.
BAB II
PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Tanggal : 12 s.d 16 Februari 2016


Tempat : Hotel Srikandi Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

B. Pokok Program Diklat


Adapun pokok-pokok program materi diklat yang akan disajikan pada Diklat Teknis
Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi Pengelola Perpustakaan ini terdiri dari 40 jam
pelajaran @ 60 menit yaitu :
1. Program Dasar : 6 Jam Pelajaran
2. Program inti : 30 Jam Pelajaran
3. Program Penunjang : 4 Jam Pelajaran
dengan rincian sebagai berikut :
Jam Diklat
No Mata Diklat Teor Prakti Nama Widyaiswara
i k
A. KELOMPOK DASAR
Kepala Kanwil Kementerian Agama
1. Kebijakan Kementerian Agama 3
Provinsi Sulawesi Barat
Kebijakan Diklat Pengelola Kepala Balai Diklat Keagamaan
2. 3
Perpustakaan Makassar
Jumlah Dasar 6 0
B. INTI
1. Pengantar Perpustakaan 3 Nasyidah, S.Sos., MM
Pengambangan dan Pengolahan bahan
2. 4 Nasyidah, S.Sos., MM
Pustaka
Katalogisasi dan Klasifikasi Bahan
3. 3 5 Nasyidah, S.Sos., MM
Pustaka
4. Layanan Perpustakaan 3 Drs. B. Mustafa, M.Lib
Otomasi Perpustakaan dan
5. 2 3 Drs. B. Mustafa, M.Lib
Perpustakaan Digital
6. Literasi Informasi 2 5 Drs. B. Mustafa, M.Lib
Jumlah Inti 17 13
C. PENUNJANG
1. Ujian 2 Amrin Hamid, S.Si., M.Pd
2. Evaluasi Program 2 Cahaya Pratiwi, SE
Jumlah Penunjang 0 4
Jumlah 23 17

C. Jadwal
Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi Pengelola Perpustakaan
Madrasah Se Sulawesi Barat ini dilaksanakan berdasarkan jadwal seperti tersebut dalam
lampiran.
D. Rencana Tindak Lanjut
1. Setelah terselenggaranya kegiatan Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi
Pengelola Perpustakaan Madrasah Se Sulawesi Barat ini, diharapkan para peserta
mempraktikan langsung materi yang telah diterima dan mau mengembangkan keberadaan
perpustakaan madrasah.
2. Direncanakan tim dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat akan
mengecek keberadaan perpustakaan madrasah di setiap perwakilan peserta Diklat seluruh
Sulawesi Barat.
BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan Diklat Teknis Subtantif Peningkatan Kompetensi bagi Pengelola Perpustakaan
Madrasah Se Sulawesi Barat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan dalam pengelolaan perpustakaan madrasah dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang
pengelola perpustakaan yang profesional. Diklat ini dimulai dari tanggal 12 Februari 2016 s.d
16 Februari 2016, peserta yang diundang adalah para pengelola perpustakaan Madrasah yang
tersebar diseluruh madrasah di Sulawesi barat.
2. Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan diklat ini adalah :
Pertama, banyaknya materi yang diberikan sedangkan waktu untuk setiap materi sangat
singkat sehingga untuk pendalaman materi lebih dalam tidak tercapai.
Kedua, ketidak siapan pemateri dalam menyediakan alat peraga pembelajaran sehingga
peserta diklat kadang kala hanya menghayalkan apa yang dimaksud pemateri.
Ketiga, terkhusus untuk materi Otomasi Perpustakaan peserta sangat antusias akan tetapi
Widyaiswara tidak menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan penggunaannya sampai selesai.
Sehingga banyak peserta yang tidak dapat menggunakannya sampai dengan selesainya
pelaksanaan diklat.

5.2 Saran
Melihat urgensinya materi Otomasi Perpustakaan dalam meningakatkan pengetahuan
dan kemampuan pengelola perpustakaan dalam bidang teknologi informasi perpustakaan,
maka penulis menyarankan pelaksanaan pelatihan otomasi perpustakaan ini dapat
dilaksanakan kembali serta lebih mendapatkan perhatian dari pihak sekolah sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal.

Demikian laporan hasil kegiatan ini kami buat sebagai wujud pertanggung jawaban
kami atas tugas yang diberikan dalam mengikuti kegiatan Diklat Teknis Subtantif Peningkatan
Kompetensi bagi Pengelola Perpustakaan Madrasah Se Sulawesi Barat.

Anda mungkin juga menyukai