Anda di halaman 1dari 13

KASUS 1 :

Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana diberitakan
“Suara Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang mahasiswa yang membobol uang dari
sebuah bank swasta di Jakarta sebanyak Rp. 372.100.000,00 dengan menggunakan sarana komputer.
Perkembangan lebih lanjut dari teknologi komputer adalah berupa computer network yang kemudian
melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi global yang dikenal dengan internet.
Pada kasus tersebut, kasus ini modusnya adalah murni criminal, kejahatan jenis ini biasanya menggunakan
internet hanya sebagai sarana kejahatan.
Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank dengan menggunaka
komputer sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan undang-undang yang ada di Indonesia maka,
orang tersebut diancam dengan pasal 362 KUHP atau Pasal 378 KUHP, tergantung dari modus perbuatan
yang dilakukannya.

KASUS 2 :
Kasus ini terjadi saat ini dan sedang dibicarakan banyak orang, kasus video porno Ariel “PeterPan” dengan
Luna Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di internet oleh seorang yang berinisial ‘RJ’ dan sekarang
kasus ini sedang dalam proses.
Pada kasus tersebut, modus sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang
memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.
Penyelesaian kasus ini pun dengan jalur hukum, penunggah dan orang yang terkait dalam video tersebut
pun turut diseret pasal-pasal sebagai berikut, Pasal 29 UURI No. 44 th 2008 tentang Pornografi Pasal 56,
dengan hukuman minimal 6 bulan sampai 12 tahun. Atau dengan denda minimal Rp 250 juta hingga Rp 6
milyar. Dan atau Pasal 282 ayat 1 KUHP.

KASUS 3 :

Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari
sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang
sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker
ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang
negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan
account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan
target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of Service). Dos attack
merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash) sehingga tidak dapat
memberikan layanan.

Pada kasus Hacking ini biasanya modus seorang hacker adalah untuk menipu atau mengacak-acak data
sehingga pemilik tersebut tidak dapat mengakses web miliknya. Untuk kasus ini Pasal 406 KUHP dapat
dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem milik orang lain, seperti website atau
program menjadi tidak berfungsi atau dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KASUS 4 :
Carding, salah satu jenis cyber crime yang terjadi di Bandung sekitar Tahun 2003. Carding
merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan
dalam transaksi perdagangan di internet. Para pelaku yang kebanyakan remaja tanggung dan mahasiswa
ini, digerebek aparat kepolisian setelah beberapa kali berhasil melakukan transaksi di internet
menggunakan kartu kredit orang lain. Para pelaku, rata-rata beroperasi dari warnet-warnet yang tersebar
di kota Bandung. Mereka biasa bertransaksi dengan menggunakan nomor kartu kredit yang mereka
peroleh dari beberapa situs. Namun lagi-lagi, para petugas kepolisian ini menolak menyebutkan situs yang
dipergunakan dengan alasan masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Modus kejahatan ini adalah pencurian, karena pelaku memakai kartu kredit orang lain untuk mencari
barang yang mereka inginkan di situs lelang barang. Karena kejahatan yang mereka lakukan, mereka akan
dibidik dengan pelanggaran Pasal 378 KUHP tentang penipuan, Pasal 363 tentang Pencurian dan Pasal 263
tentang Pemalsuan Identitas.

KASUS 5 :
Penyebaran virus dengan sengaja, ini adalah salah satu jenis kasus cyber crime yang terjadi pada bulan
Juli 2009, Twitter (salah satu jejaring social yang sedang naik pamor di masyakarat belakangan ini) kembali
menjadi media infeksi modifikasi New Koobface, worm yang mampu membajak akun Twitter dan menular
melalui postingannya, dan menjangkiti semua follower. Semua kasus ini hanya sebagian dari sekian
banyak kasus penyebaran malware di seantero jejaring social. Twitter tak kalah jadi target, pada Agustus
2009 diserang oleh penjahat cyber yang mengiklankan video erotis. Ketika pengguna mengkliknya, maka
otomatis mendownload Trojan-Downloader.Win32.Banload.sco.
Modus serangannya adalah selain menginfeksi virus, akun yang bersangkutan bahkan si pemiliknya
terkena imbas. Karena si pelaku mampu mencuri nama dan password pengguna, lalu menyebarkan pesan
palsu yang mampu merugikan orang lain, seperti permintaan transfer uang . Untuk penyelesaian kasus
ini, Tim keamanan dari Twitter sudah membuang infeksi tersebut. Tapi perihal hukuman yang diberikan
kepada penyebar virusnya belum ada kepastian hukum.

KASUS 6 :
Cybersquatting adalah mendaftar, menjual atau menggunakan nama domain dengan maksud mengambil
keuntungan dari merek dagang atau nama orang lain. Umumnya mengacu pada praktek membeli nama
domain yang menggunakan nama-nama bisnis yang sudah ada atau nama orang orang terkenal dengan
maksud untuk menjual nama untuk keuntungan bagi bisnis mereka . Contoh kasus cybersquatting, Carlos
Slim, orang terkaya di dunia itu pun kurang sigap dalam mengelola brandingnya di internet, sampai
domainnya diserobot orang lain. Beruntung kasusnya bisa digolongkan cybersquat sehingga domain
carlosslim.com bisa diambil alih. Modusnya memperdagangkan popularitas perusahaan dan keyword
Carlos Slim dengan cara menjual iklan Google kepada para pesaingnya. Penyelesaian kasus ini adalah
dengan menggunakan prosedur Anticybersquatting Consumer Protection Act (ACPA), memberi hak untuk
pemilik merek dagang untuk menuntut sebuah cybersquatter di pengadilan federal dan mentransfer
nama domain kembali ke pemilik merek dagang. Dalam beberapa kasus, cybersquatter harus membayar
ganti rugi uang.

KASUS 7 :
Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah pencurian dokumen terjadi saat utusan khusus Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung di Korea Selatan.
Kunjungan tersebut antara lain, guna melakukan pembicaraan kerja sama jangka pendek dan jangka
panjang di bidang pertahanan. Delegasi Indonesia beranggota 50 orang berkunjung ke Seoul untuk
membicarakan kerja sama ekonomi, termasuk kemungkinan pembelian jet tempur latih supersonik T-50
Golden Eagle buatan Korsel dan sistem persenjataan lain seperti pesawat latih jet supersonik, tank tempur
utama K2 Black Panther dan rudal portabel permukaan ke udara. Ini disebabkan karena Korea dalam
persaingan sengit dengan Yak-130, jet latih Rusia. Sedangkan anggota DPR yang membidangi Pertahanan
(Komisi I) menyatakan, berdasar informasi dari Kemhan, data yang diduga dicuri merupakan rencana kerja
sama pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan
sedang ada kerja sama dengan Korsel dalam pembuatan pesawat tempur KFX (Korea Fighter Experiment).
Pesawat KFX lebih canggih daripada F16. Modus dari kejahatan tersebut adalah mencuri data atau data
theft, yaitu kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik digunakan sendiri ataupun untuk
diberikan kepada orang lain. Indentity Theft merupakan salah satu jenis kejahatan ini yang sering diikuti
dengan kejahatan penipuan. Kejahatan ini juga sering diikuti dengan kejahatan data leakage. Perbuatan
melakukan pencurian dara sampai saat ini tidak ada diatur secara khusus.

KASUS 8 :
Perjudian online, pelaku menggunakan sarana internet untuk melakukan perjudian. Seperti yang terjadi
di Semarang, Desember 2006 silam. Para pelaku melakukan praktiknya dengan menggunakan system
member yang semua anggotanya mendaftar ke admin situs itu, atau menghubungi HP ke 0811XXXXXX
dan 024-356XXXX. Mereka melakukan transaki online lewat internet dan HP untuk mempertaruhkan
pertarungan bola Liga Inggris, Liga Italia dan Liga Jerman yang ditayangkan di televisi. Untuk setiap petaruh
yang berhasil menebak skor dan memasang uang Rp 100 ribu bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu, atau
bisa lebih. Modus para pelaku bermain judi online adalah untuk mendapatkan uang dengan cara instan.
Dan sanksi menjerat para pelaku yakni dikenakan pasal 303 tentang perjudian dan UU 7/1974 pasal 8 yang
ancamannya lebih dari 5 tahun.

Berikut adalah Contoh kasus Cyber Crime yang pernah terjadi :

1. Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana diberitakan “Suara
Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang mahasiswa yang membobol uang dari sebuah bank swasta
di Jakarta sebanyak Rp. 372.100.000,00 dengan menggunakan sarana komputer. Perkembangan lebih lanjut dari
teknologi komputer adalah berupa computer network yang kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan
informasi global yang dikenal dengan internet.
Pada kasus tersebut, kasus ini modusnya adalah murni criminal, kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet
hanya sebagai sarana kejahatan.
Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank dengan menggunaka komputer
sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan undang-undang yang ada di Indonesia maka, orang tersebut
diancam dengan pasal 362 KUHP atau Pasal 378 KUHP, tergantung dari modus perbuatan yang dilakukannya.
2. Kasus yang sempat booming dan sempat dibicarakan banyak orang, kasus video porno Ariel “PeterPan” dengan
Luna Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di internet oleh seorang yang berinisial ‘RJ’ dan sekarang kasus
ini sedang dalam proses.
Pada kasus tersebut, modus sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat
atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.
Penyelesaian kasus ini pun dengan jalur hukum, penunggah dan orang yang terkait dalam video tersebut pun turut
diseret pasal-pasal sebagai berikut, Pasal 29 UURI No. 44 th 2008 tentang Pornografi Pasal 56, dengan hukuman
minimal 6 bulan sampai 12 tahun. Atau dengan denda minimal Rp 250 juta hingga Rp 6 milyar. Dan atau Pasal 282
ayat 1 KUHP.
3. Istilah Hacker
Biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan
bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet
lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan
kemampuannya untuk hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target
sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of Service). Dos attack merupakan serangan yang
bertujuan melumpuhkan target (hang, crash) sehingga tidak dapat memberikan layanan.
Pada kasus Hacking ini biasanya modus seorang hacker adalah untuk menipu atau mengacak-acak data sehingga
pemilik tersebut tidak dapat mengakses web miliknya. Untuk kasus ini Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus
deface atau hacking yang membuat sistem milik orang lain, seperti website atau program menjadi tidak berfungsi
atau dapat digunakan sebagaimana mestinya.
4. Carding
Salah satu jenis cyber crime yang terjadi di Bandung sekitar Tahun 2003. Carding merupakan kejahatan yang
dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
Para pelaku yang kebanyakan remaja tanggung dan mahasiswa ini, digerebek aparat kepolisian setelah beberapa
kali berhasil melakukan transaksi di internet menggunakan kartu kredit orang lain. Para pelaku, rata-rata beroperasi
dari warnet-warnet yang tersebar di kota Bandung. Mereka biasa bertransaksi dengan menggunakan nomor kartu
kredit yang mereka peroleh dari beberapa situs. Namun lagi-lagi, para petugas kepolisian ini menolak menyebutkan
situs yang dipergunakan dengan alasan masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
5. Modus kejahatan ini adalah Pencurian
Karena pelaku memakai kartu kredit orang lain untuk mencari barang yang mereka inginkan di situs lelang barang.
Karena kejahatan yang mereka lakukan, mereka akan dibidik dengan pelanggaran Pasal 378 KUHP tentang
penipuan, Pasal 363 tentang Pencurian dan Pasal 263 tentang Pemalsuan Identitas.
Penyebaran virus dengan sengaja, ini adalah salah satu jenis kasus cyber crime yang terjadi pada bulan Juli 2009,
Twitter (salah satu jejaring social yang sedang naik pamor di masyakarat belakangan ini) kembali menjadi media
infeksi modifikasi New Koobface, worm yang mampu membajak akun Twitter dan menular melalui postingannya, dan
menjangkiti semua follower. Semua kasus ini hanya sebagian dari sekian banyak kasus penyebaran malware di
seantero jejaring social. Twitter tak kalah jadi target, pada Agustus 2009 diserang oleh penjahat cyber yang
mengiklankan video erotis. Ketika pengguna mengkliknya, maka otomatis mendownload Trojan-
Downloader.Win32.Banload.sco.
Modus serangannya adalah selain menginfeksi virus, akun yang bersangkutan bahkan si pemiliknya terkena imbas.
Karena si pelaku mampu mencuri nama dan password pengguna, lalu menyebarkan pesan palsu yang mampu
merugikan orang lain, seperti permintaan transfer uang . Untuk penyelesaian kasus ini, Tim keamanan dari Twitter
sudah membuang infeksi tersebut. Tapi perihal hukuman yang diberikan kepada penyebar virusnya belum ada
kepastian hukum.
6. Cybersquatting
Adalah mendaftar, menjual atau menggunakan nama domain dengan maksud mengambil keuntungan dari merek
dagang atau nama orang lain. Umumnya mengacu pada praktek membeli nama domain yang menggunakan nama-
nama bisnis yang sudah ada atau nama orang orang terkenal dengan maksud untuk menjual nama untuk
keuntungan bagi bisnis mereka. Contoh kasus cybersquatting, Carlos Slim, orang terkaya di dunia itu pun kurang
sigap dalam mengelola brandingnya di internet, sampai domainnya diserobot orang lain. Beruntung kasusnya bisa
digolongkan cybersquat sehingga domain carlosslim.com bisa diambil alih. Modusnya memperdagangkan popularitas
perusahaan dan keyword Carlos Slim dengan cara menjual iklan Google kepada para pesaingnya. Penyelesaian
kasus ini adalah dengan menggunakan prosedur Anticybersquatting Consumer Protection Act (ACPA), memberi hak
untuk pemilik merek dagang untuk menuntut sebuah cybersquatter di pengadilan federal dan mentransfer nama
domain kembali ke pemilik merek dagang. Dalam beberapa kasus, cybersquatter harus membayar ganti rugi uang.
7. Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah Pencurian Dokumen terjadi saat utusan khusus Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung di Korea Selatan. Kunjungan
tersebut antara lain, guna melakukan pembicaraan kerja sama jangka pendek dan jangka panjang di bidang
pertahanan. Delegasi Indonesia beranggota 50 orang berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama
ekonomi, termasuk kemungkinan pembelian jet tempur latih supersonik T-50 Golden Eagle buatan Korsel dan sistem
persenjataan lain seperti pesawat latih jet supersonik, tank tempur utama K2 Black Panther dan rudal portabel
permukaan ke udara. Ini disebabkan karena Korea dalam persaingan sengit dengan Yak-130, jet latih Rusia.
Sedangkan anggota DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I) menyatakan, berdasar informasi dari Kemhan,
data yang diduga dicuri merupakan rencana kerja sama pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara
Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan sedang ada kerja sama dengan Korsel dalam pembuatan pesawat tempur
KFX (Korea Fighter Experiment). Pesawat KFX lebih canggih daripada F16. Modus dari kejahatan tersebut adalah
mencuri data atau data theft, yaitu kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik digunakan sendiri
ataupun untuk diberikan kepada orang lain. Indentity Theft merupakan salah satu jenis kejahatan ini yang sering
diikuti dengan kejahatan penipuan. Kejahatan ini juga sering diikuti dengan kejahatan data leakage. Perbuatan
melakukan pencurian dara sampai saat ini tidak ada diatur secara khusus.
8. Perjudian On-Line
Pelaku menggunakan sarana internet untuk melakukan perjudian. Seperti yang terjadi di Semarang, Desember 2006
silam. Para pelaku melakukan praktiknya dengan menggunakan system member yang semua anggotanya mendaftar
ke admin situs itu, atau menghubungi HP ke 0811XXXXXX dan 024-356XXXX. Mereka melakukan transaki online
lewat internet dan HP untuk mempertaruhkan pertarungan bola Liga Inggris, Liga Italia dan Liga Jerman yang
ditayangkan di televisi. Untuk setiap petaruh yang berhasil menebak skor dan memasang uang Rp 100 ribu bisa
mendapatkan uang Rp 100 ribu, atau bisa lebih. Modus para pelaku bermain judi online adalah untuk mendapatkan
uang dengan cara instan. Dan sanksi menjerat para pelaku yakni dikenakan pasal 303 tentang perjudian dan UU
7/1974 pasal 8 yang ancamannya lebih dari 5 tahun.
9. Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain
Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang
“dicuri” dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, “pencurian” account
cukup menangkap “userid” dan “password” saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang kecurian
tidak merasakan hilangnya “benda” yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang
tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak
terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung.
10. Probing dan port scanning
Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan
pengintaian. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan “port scanning” atau “probing” untuk melihat servis-
servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat menunjukkan bahwa server
target menjalankan program web server Apache, mail server Sendmail, dan seterusnya. Analogi hal ini dengan dunia
nyata adalah dengan melihat-lihat apakah pintu rumah anda terkunci, merek kunci yang digunakan, jendela mana
yang terbuka, apakah pagar terkunci (menggunakan firewall atau tidak) dan seterusnya. Yang bersangkutan
memang belum melakukan kegiatan pencurian atau penyerangan, akan tetapi kegiatan yang dilakukan sudah
mencurigakan. Apakah hal ini dapat ditolerir (dikatakan sebagai tidak bersahabat atau unfriendly saja) ataukah sudah
dalam batas yang tidak dapat dibenarkan sehingga dapat dianggap sebagai kejahatan?
Berbagai program yang digunakan untuk melakukan probing atau portscanning ini dapat diperoleh secara gratis di
Internet. Salah satu program yang paling populer adalah “nmap” (untuk sistem yang berbasis UNIX, Linux) dan
“Superscan” (untuk sistem yang berbasis Microsoft Windows). Selain mengidentifikasi port, nmap juga bahkan dapat
mengidentifikasi jenis operating system yang digunakan.
11. Pada hari Sabtu, 17 April 2004, Dani Firmansyah, konsultan Teknologi Informasi (TI) PT. Danareksa di Jakarta
berhasil Membobol Situs Milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di http://tnp.kpu.go.id dan berhasil melakukan
perubahan pada seluruh nama partai disitus TNP KPU pada jam 11:24:16 sampai dengan 11:34:27. Perubahan ini
menyebabkan nama partai yang tampil pada situs yang diakses oleh publik, seusai Pemilu Legislatif lalu, berubah
menjadi nama-nama lucu seperti Partai Jambu, Partai Kelereng, Partai Cucak Rowo, Partai Si Yoyo, Partai Mbah
Jambon, Partai Kolor Ijo, dan lain sebagainya. Dani menggunakan teknik SQL Injection (pada dasarnya teknik
tersebut adalah dengan cara mengetikkan string atau perintah tertentu di address bar browser) untuk menjebol situs
KPU. Kemudian Dani tertangkap pada hari Kamis, 22 April 2004. Dan sidang kasus pembobolan situs TNP Komisi
Pemilihan Umum (KPU) digelar Senin(16/8/2004).
12. Mabes Polri Tangkap Pembobol “Website” Partai Golkar, Unit Cyber Crime Badan Reserse dan Kriminal
(Bareskrim) Mabes Polri menangkap pembobol website (situs) Partai Golkar, Isra Syarat (26) di Warnet Belerang, Jl
Raden Patah No 81, Batam, pada 2 Agustus 2006. Tersangka pembobol website Partai Golkar pada Juli 2006.
Dikatakan, penangkapan tersangka berkat hasil penyelidikan, analisa data dan penyamaran dari petugas unit cyber
sehingga menemukan keberadaan tersangka. Petugas belum mengetahui latar belakang tersangka membobol situs
Partai Golkar. tersangka diduga kuat membobol website Partai Golkar dari pulau itu. “Tersangka dijerat dengan UU
No 36/1999 tentang Telekomunikasi dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara dan Pasal 406 KUHP tentang
perusakan barang Serangan terhadap situs partai berlambang pohon beringin itu terjadi pada 9 hingga 13 Juli 2006
hingga menyebabkan tampilan halaman berubah. “Pada 9 Juli 2006, tersangka mengganti tokoh Partai Golkar yang
termuat dalam situs dengan gambar gorilla putih tersenyum dan di bagian bawah halaman dipasangi gambar artis
Hollywood yang seronok, Pada 10 Juli 2006, tersangka mengubah halaman situs Partai Golkar menjadi foto artis
Hollywood yang seronok dan mencantumkan tulisan “Bersatu Untuk Malu”. Serangan pada 13 Juli 2006 lalu,
halaman depan diganti dengan foto gorilla putih yang tersenyum dan mencantumkan tulisan “bersatu untuk malu”.
“Saat serangan pertama terjadi, Partai Golkar sudah berusaha memperbaiki namun diserang lagi hingga terjadi
beberapa kali perbaikan sampai akhirnya Partai Golkar melaporkan kasus ini ke Mabes Polri.
13. Pembajakan film dengan memanfaatan BitTorrent.
Seorang warga negara Hongkong dinyatakan bersalah karena telah membajak film dan mengedarkannya melalui
internet. Kasus ini dianggap sebagai kasus pertama yang melibatkan BitTorrent. BitTorrent merupakan software
pertukaran data. Software ini telah digunakan secara luas untuk pertukaran materi seperti acara film dan televisi.
BitTorrent membuat pertukaran materi jadi lebih mudah, dengan cara memecah file menjadi fragmen dan
mendistribusikan fragmen tersebut. Warga negara Hong Kong yang bernama Chan Nai-ming itu, dinyatakan bersalah
karena telah membajak karya yang dilindungi hak cipta. Yakni dengan mendistribusikan tiga film Hollywood lewat
pemanfaatan BitTorrent. Namun Chan dibebaskan dengan uang jaminan sebesar 5000 dollar Hongkong (HKD 1 =
Rp 1,286.81 Sumber: xe.com). Sebelumnya ia didakwa April silam, karena telah meng-upload tiga film Hollywood ke
internet yaitu Daredevil, Red Planet dan Miss Congeniality. Pemerintah Hongkong menyebut kasus tersebut sebagai
kasus yang pertama kali sukses menjerat pelaku pertukaran materi melalui jaringan peer-to-peer. Hukuman
maksimum untuk kasus tersebut adalah empat tahun penjara serta denda yang mahal. “Hukuman tersebut amat
sangat signifikan,” ujar Sekretaris Perdagangan HongKong John Tsang seperti dikutip detikinet dari BBC News
Kamis (27/10/2005). Tsang menjelaskan bahwa hukuman ini akan membantu menanggulangi maraknya aksi
pertukaran file.Departemen Bea Cukai Hong Kong, menginformasikan adanya penurunan peredaran pertukaran data
sebanyak 80 persen sejak adanya penahanan tersebut. Sementara itu, operator jaringan BitTorrent telah menjadi
target tuntutan kalangan industri film sejak akhir Desember lalu.
14. Dua Warga Indonesia Berhasil Bobol Kartu Kredit Via Online
Kejahatan dunia maya atau cyber crime memang tidak pernah ada habisnya, kasus dunia maya ternyata tidak hanya
menimpa Luna Maya saja contoh lainnya beberapa hari ini Polda Metro Jaya melalui Kasat Cyber Crime Ajun
Komisaris Besar Winston Tommy Watuliu berhasil meringkus dua pelaku kejahatan cyber crime kasus mereka yaitu
membobol kartu kredit secara online milik perusahaan di luar negeri. Kedua Cracker ini bernama Adi dan Ari mereka
berhasil menerobos sistem perbankan perusahaan asing, seperti Capital One USA, Cash Bank USA dan GT Morgan
Bank USA kemudian membobol kartu kredit milik perusahaan ternama tersebut.Setelah berhasil kedua pelaku
tersebut menggunakan kartu kreditnya untuk membeli tiket pesawat Air Asia lalu tiket tersebut dijual pelaku dengan
harga yang sangat murah. Tidak tanggung-tanggung untuk menarik pembeli mereka sengaja memasang iklan seperti
di situs weeding.com dan kaskus. Dan hebatnya lagi dari pengakuan kedua cracker tersebut mereka mempelajari
teknik bobol credit card ini secara otodidak.Tapisepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga, begitulah kisah
dua cracker tanah air kita, setelah berhasil membobol kartu kredit dari Ricop yaitu perusahaan yang memproduksi
anggur di san francisco mereka berhasil ditangkap oleh Polda Metro Jaya ditempat terpisah, di Jakarta dan Malang.
Dari tangan mereka berhasil diamankan barang buktiseperti laptop, dua BalckBerry, modem, komputer, buku
tabungan BCA dan daftar perusahaan yang akan menjadi target pembobolan.
15. Kodiak
Tahun 1994, Kodiak mengakses rekening dari beberapa pelanggan perusahaan besar pada bank utama dan
mentransfer dana ke rekening yang telah disiapkan oleh kaki tangan mereka di Finlandia, Amerika Serikat, Jerman,
Israel dan Inggris. Dalam tahun 2005, dia dijatuhi hukuman dan dipenjara selama tiga tahun. Diperkirakan Kodiak
telah mencuri sebesar 10,7 juta dollar.
16. Don Fanucci
Di usia 15 tahun, Don Fanucci melakukan suatu rangkaian serangan pada bulan Februari 2000 terhadap beberapa
situs web komersil ber-traffick tinggi. Dia dihukum tahanan kota di tempat tinggalnya, Montreal, Quebec, pada 12
September 2001 selama delapan bulan dengan penjagaan terbuka, satu tahun masa percobaan, pembatasan
pemakaian Internet, dan denda. Kerusakan ekonomi secara global sebagai akibat serangan-serangannya itu diyakini
mencapai 7,5 juta hingga 1,2 milyar dollar.
17. Pox
Salah satu pencipta virus e-mail “Love Bug” (iloveyou), Pox, diduga telah menginfeksi dan melumpuhkan lebih dari
50 juta komputer dan jaringan pada 4 Mei 2000. Virus tersebut juga menyerang komputer-komputer milik Pentagon,
CIA dan organisasi-organisasi besar lainnya dan menyebabkan kerugian berjuta-juta dolar akibat kerusakan-
kerusakan. Karena Pilipina tidak mempunyai undang-undang yang melawan kejahatan hacking komputer, Fox tidak
pernah didakwa atas kejahatan-kejahatannya.
18. Mishkal
Mishkal dituduh sebagai salah satu godfather pemalsu kartu kredit di Eropa Timur. Dia dan rekanan-rekanannya
dituduh memproduksi secara masal kartu kredit dan debet palsu. Pada satu titik, mereka dilaporkan memiliki
pendapatan hingga 100.000 dollar per hari. Dia ditangkap namun kemudian dibebaskan setelah enam bulan ditahan,
dan dengan segera dicarikan kedudukan di pemerintahan Ukrainia – sebuah posisi yang akan memberikan
kepadanya kekebalan otomatis dari penuntutan lebih.
19. The Wiz dan Piotrek
The Wiz, 23 tahun, dan Piotrek, 27 tahun, dari Chelyabinsk, Rusia, dihukum untuk sejumlah tuntutan perkomplotan,
berbagai kejahatan komputer, dan penipuan mengikat melawan lembaga-lembaga keuangan di Seattle, Los Angeles
dan Texas. Di antaranya, mereka mencuri database dari sekitar 50.000 kartu kredit. Keduanya didenda dan dihukum
sedikitnya tiga tahun penjara.
20. Roper, Red_Skwyre, dan Dragov
Tiga orang ini adalah inti dari jaringan kejahatan dunia maya dengan memeras uang dari bank-bank, Kasino-kasino
internet, dan berbagai bisnis berbasis web lainnya. Strategi mereka sederhana, yakni meng-hack dan menahan
proses transaksi rekening untuk sebuah tebusan sebesar 40.000 dollar. Didakwa menyebabkan kerusakan langsung
lebih dari 2 juta poundstarling dan kerusakan-kerusakan tidak langsung sekitar 40 juta poundstarling. Dalam bulan
Oktober 2007, trio itu dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.
21. Bandit
Bandit memanipulasi kira-kira 500.000 komputer dan menyewakannya untuk aktivitas kejahatan. Dia ditangkap pada
bulan November 2005 dalam sebuah operasi FBI, dan dihukum 60 bulan penjara, dan diperintahkan untuk
menyerahkan sebuah mobil mewahnya seharga 58.000 dollar yang berasal dari hasil kejahatannya. Dia juga
diperintahkan untuk membayar 15.000 dollar sebagai ganti rugi kepada pemerintah Amerika Serikat untuk komputer-
komputer militer yang terinfeksi.
22. Sony PlayStation Network
Ini adalah salah satu kasus pembobolan yang cukup menggemparkan. Bagaimana tidak? Jaringan yang hanya bisa
diakses oleh pengguna PlayStation ini dibobol oleh peretas yang hingga kini tidak diketahui identitasnya.
Akibat peristiwa tersebut sedikitnya 77 juta data pengguna PSN digasak pelaku, termasuk di dalamnya 12 juta nomor
kartu kredit yang tak terenkripsi, serta jutaan data penting lainnya.
23. RSA Security
Korban hacker tak bertanggung jawab lainnya adalah RSA Security, salah satu perusahaan di bawah naungan grup
EMC.
Aksi ini terjadi pada Maret 2011 lalu, dan pelaku berhasil mengakses sedikitnya 40 juta token yang biasanya dipakai
untuk mengakses data pribadi dan perusahaan.
24. Gawker Media
Gawker Media merupakan salah satu perusahaan media yang membawahi beberapa situs ternama di Amerika
Serikat, sebut saja Gizmodo, Jezebel dan Jalopnik. Namun pada Desember 2010 sekelompok peretas yang
menamakan diri mereka Gnosis, berhasil mencuri 500 MB file perusahaan tersebut yang berisikan data pribadi
anggotanya.
Kelompok tersebut mengaku aksi ini dibuat karena pihak Gawker bertindak terlalu arogan.
25. Pembobolan Situs Pencari Kerja
Monster.com, merupakan salah satu situs pencari kerja terbesar di dunia. Situs ini melayani para pencari kerja dari
berbagai belahan dunia, dan di dalamnya berisikan sedikitnya 150 juta resume para pelamar.
26. Bocornya Data Pengguna Gmail
Beberapa waktu lalu, tepatnya Desember 2009 di China, sejumlah pengguna Gmail melaporkan bahwa data mereka
tercuri. Hal ini pun langsung direspon Google dengan melakukan serangkaian penyelidikan.
Dan benar saja, data dari 20 perusahaan yang menggunakan jasa Gmail berhasil diretas hacker China. Google
mengaku bahwa aksi ini bisa terjadi karena peretas memanfaatkan celah yang ada di Internet Explorer versi jadul.
27. Pencuri Password LinkedIn
Kasus yang paling baru terjadi adalah pencurian password di situs LinkedIn. Ada 6,5 juta password yang berhasil
digasak pelaku, dan ironisnya lagi, data yang amat sensitif itu tersebar bebas di internet. Kasus ini sempat disebut-
sebut sebagai aksi pembobolan terbesar selama 10 tahun terakhir.
28. Hacker Cina Serang Komputer di Kantor Militer Gedung Putih
Sistem keamanan secanggih apapun belum bisa menghentikan aksi seorang hacker. Hal ini terbukti dengan aksi
pembobolan yang menimpa komputer miliki kantor militer Gedung Putih.
Pihak Gedung Putih pun telah mengkonfirmasi adanya penyerangan cyber tersebut. Dalam sebuah wawancara
dengan Politico, juru bicara Gedung Putih mengungkapkan bahwa hacker yang bertanggung jawab atas insiden
tersebut berasal dari Cina.
Dalam wawancara tersebut, pihak Gedung Putih juga mengatakan bahwa tidak ada data yang hilang. Juru bicara
tersebut juga mengungkapkan bahwa hacker tersebut tidak bersaha untuk membobol berbagai sistem rahasia di
dalam komputer. Selain itu, pihak Gedung Putih juga telah ‘mengisolasi’ serangan tersebut.
Pihak Gedung Putih mengatakan bahwa asal mula serangan tersebut terjadi karena adanya human error. Hacker
tersebut menggunakan metode phising dengan mengirim email. Dalam email tersebut, hacker tersebut memberikan
sebuah link atau attachment yang selanjutnya akan membuka jalan hacker untuk menyerang komputer.
29. Seorang Hacker Berhasil Memasukkan Aplikasi Google Maps pada iOS 6
Pada awal peluncurannya, salah satu kekecewaan yang ada pada iPhone 5 adalah Apple Maps. Apple pada iOS 6
memang memutuskan untuk tidak menggunakan Google Maps dan menggantikannya dengan aplikasi mereka
sendiri. Dan ternyata hal tersebut tidak berjalan dengan cukup baik.
Kecewa dengan performa Apple Maps pada iOS 6, seorang hacker pun memutuskan untuk menggunakan Google
Maps untuk menggantikan aplikasi peta dari Apple tersebut. Dan, hacker bernama Ryan Petrich tersebut pun
menunjukkan bahwa Google Maps pun bisa berjalan dengan cukup baik pada iOS 6.
Namun dia mengatakan bahwa handhone yang digunakannya pada demonstrasi tersebut bukanlah iPhone 5. Dia
menggunakan sebuah iPhone 3G S yang telah diupdate ke iOS 6. Selian itu, dia memakai aplikasi Google Maps
yang diperolehnya dari iOS 5.1.
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih belum bisa mengumumkan cara menyematkan Google
Maps ke iOS 6 kepada publik. Hal ini karena masih terdapat proses yang kurang berjalan baik pada aplikasi tersebut.
Dia menyebutkan, Google Maps tidak berjalan terlalu mulus pada iOS 6. Namun, dia mengatakan akan
menyelesaikan masalah tersebut.
30. Hacker Curi 8.7 Juta Data Konsumen, Menjualnya Seharga 7.9 Miliar Rupiah
Salah satu operator telepon terbesar di Korea Selatan, KT Telecom menderita kerugian besar. Mereka mendapati
terdapat 8.7 juta data konsumen milik perusahaan berhasil dicuri oleh para hacker. Dan, hacker-hacker tersebut pun
berhasil menjual data tersebut seharga 880 ribu USD atau sekitar 7.9 miliar rupiah.
KT Telecom sendiri memiliki lebih dari 16 juta pelanggan di Korea Selatan. Terkait pembobolan oleh para hacker
tersebut, pihak perusahaan telah memberikan pernyataan permohonan maaf kepada para konsumen. KT Telecom
mengatakan data yang berhasil dicuri tersebut adalah nama, nomor registrasi penduduk serta nomor handphone.
Pencurian tersebut pun terjadi dalam kurun Februai hingga Juli 2012.
Dua orang hacker berhasil ditahan terkait pencurian data pribadi tersebut. Kepada pihak berwajib, dua hacker
tersebut mengatakan telah menjual data tersebut kepada perusahaan telemarketing. Selain dua hacker, polisi juga
telah menangkap 7 tersangka lain yang diduga terlibat dalam pembelian data pribadi itu.
JAKARTA. Menaruh uang di bank adalah suatu hal yang biasa dilakukan masyarakat agar uang
tersebut tersimpan dengan aman dan bisa diambil kapan pun sesuai waktu yang diinginkan.

Namun, beberapa waktu belakangan ini, para nasabah perbankan di tanah air cukup diresahkan
dengan maraknya aksi pencurian dan pemalsuan data nasabah yang dalam beberapa kasus
banyak merugikan nasabah.

Dan yang mengejutkan lagi, aksi-aksi tersebut terjadi pada bank pelat merah yang nota bene
adalah bank milik pemerintah yang berskala besar dan semestinya data-data nasabah tersimpan
dan terjaga dengan baik.

Lantas, apa yang salah dengan perbankan pelat merah tanah air? Apakah sistem pengawasannya
yang longgar, aksi para pencuri data yang semakin canggih, atau ada keterlibatan orang dalam?

Tak ingin masyarakat semakin diresahkan atas ulah para pencuri data nasabah tersebut, DPR
sebagai perwakilan rakyat yang sering menerima aduan tersebut pun lantas memanggil empat
direktur utama beserta jajaran bank pelat merah lainnya.

Pemanggilan tersebut dilakukan untuk mempertanyakan modus yang dilakukan para pencuri data
dan mempertanyakan pengawasan dan antisipasi perbankan dalam menghadapi hal tersebut agar
masyarakat tak lagi dirugikan.

Berikut ini Kompas.com mencoba merangkum hasil pemanggilan dari empat bank BUMN yang
pernah dipanggil oleh Komisi XI DPR RI beberapa waktu lalu.

Apa saja kejahatan perbankan yang mereka hadapi? Serta apa janji perbaikan yang mereka
tawarkan untuk nasabah ke depannya?

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Direktur Utama BRI Suprajarto memaparkan beberapa kasus penipuan yang dialami oleh bank
yang dipimpinnya. Dari mulai skimming atau pencurian data ATM nasabah hingga modus
pencurian akun email untuk penyalahgunaan fasilitas internet banking.

"Yang terbanyak adalah skimming, hampir terjadi di semua bank ATM. Melakukan berbagai
upaya, yang pasti dalam hal penanganan skimming, BRI akan kembalikan dana ke nasabah
karena ini merupakan concern kita," ujar Suprajarto.

Modus lainnya misalnya SIM swap, modus ini dilakukan oleh seseorang yang bermaksud untuk
melakukan kejahatan perbankan dengan modus penggantian SIM card di unit kerja operator
seluler.

Bagaimana mengatasinya?
Guna meminimalisir modus-modus tersebut, pihaknya meminta operator seluler untuk
meningkatkan keamanan nasabah ketika bertransaksi menggunakan internet banking yang harus
sama dengan nomor yang didaftarkan nasabah.

Menurut Suprajarto, BRI juga membuat parameter dengan penetapan high risk reputation untuk
koordinator penyelesaian fraud yang masuk kategori high reputation risk.

BRI juga melakukan edukasi nasabah via media cetak, elektronik, SMS blast dan lain-lain. BRI
secara terus menerus lakukan update sistem berkala untuk menjaga sistem perbankannya.

"Menu internet banking, di aplikasi internet banking, harus lakukan request link, ini hal yang
terus kita lakukan karena ini masalah terkait dengan fraud eksternal, kami bertanggung jawab
penuh terhadap kerugian nasabah," ujarnya.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo memaparkan ada lima modus kejahatan
perbankan yang dialami Bank Mandiri.

Pertama, fraud atau kejahatan perkreditan yang dilakukan debitur perusahaan yang mengajukan
kredit dengan modus menggelembungkan laporan keuangan dan performance kinerja yang baik
agar mendapatkan kredit.

Akan tetapi, ketika situasi ekonomi menurun dia melaporkan situasi penjualan yang menurun
sehingga berdampak pada NPL atau kredit macet di Bank Mandiri menjadi besar.

Menurut Kartika, pengusaha yang memang mereka menggelembungkan volume laporan


keuangannya misal dari sisi laporan keuangan dan usaha inventori.

Biasanya, fraud semacam ini cirinya yakni terkesan nasabah ada pertumbuhan yang tinggi tapi
begitu terjadi kondisi perekonomian yang terbalik tiba-tiba penjualannya menurun drastis
sehingga situasinya berbalik.

"Jadi, pinjaman bank terlihat besar sekali namun kemampuan cash flow mereka ternyata rendah
sekali dan kalau diteliti ada laporan keuangan yang direkayasa di tahun sebelumnya," kata
Kartika.

Modus kedua, calon debitur ada kecenderungan untuk mempailitkan sendiri, pada waktu
perekonomian terbalik justru mereka mempailitkan kreditnya dengan harapan bisa lepas dari
jeratan kredit bank dan melepas asetnya dengan harga rendah.

"Sebagai contoh di Bank Mandiri ada 17 kasus kepailitan yang sebagian besar diajukan oleh
debiturnya, jadi memang ada beberapa yang kita ajukan sendiri tapi ada juga debiturnya," ucap
Kartika.
Ketiga, ada modus pemalsuan dokumen yang terdiri dari dua jenis yaitu bank garansi dan
pemalsuan bilyet deposito. Untuk modus bank garansi Bank Mandiri ada beberapa kasus,
sementara untuk kasus pemalsuan bilyet deposito di tahun 2017 ini belum ada kasusnya.

Pada tahun ini ada moduks penipuan menggunakan bank garansi. Modus bank garansi ini mereka
membawa bank garansi seolah diperjual belikan menyatakan bahwa punya kewajiban membayar,
tapi sebenarnya ini bukan resmi diterbitkan dari bank.

"Ini cukup banyak yang dibawa oleh oknum-oknum ke bank kami padahal tidak resmi," Sebut
Kartika.

Keempat, ada pula kejahatan berupa phising atau pencurian identitas kartu kredit, serta ada pula
kejahatan penipuan skimming atau pencurian data melalui kloning di ATM.

Kelima, ada juga pemalsuan tampilan melalui e-banking. Misalnya tampilan e-banking tersebut
dimodifikasi serupa dengan aslinya, kemudian menipu nasabahnya ketika memasukkan password
dan username-nya untuk digunakan pelakunya memindahkan dana dari rekening korban.

Kartika menyebutkan, pihaknya telah melakukan upaya untuk mendeteksi adanya unusual
activity dengan menggunakan sistem teknologi baru. Misalnya ketika ditemukan adanya
transaksi yang mencurigakan akan dipotong dari pusat ke rekening nasabah tersebut.

"Kalau misalnya ada unusual activity itu otomatis akan di-shut down ini sudah ada beberapa
modifikasi untuk melakukan mitigasinya. Dalam versi Mandiri online yang baru kita ada fitur ini
sehingga kalau ada unusual acitivity yang ada itu kita shut down," paparnya.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni mengatakan terdapat fraud yang menggunakan
kecanggihan IT untuk membobol data nasabah. Misalnya, pencurian data nasabah melalui
skimming yang ada di dalam mesin ATM.

Nantinya data yang diperoleh oleh pelaku digunakan untuk digandakan kartunya lalu dananya
digunakan untuk ditarik tunai atau dibelanjakan, ada juga yang menggunakan jaringan IT.

"Salah satu kasus adalah pencurian data nasabah melalui metode skimming. Melalui alat
skimming yang di dalam mesin ATM. Atas data yang dicuri dan digandakan untuk belanja di
dalam dan luar negeri dan ditarik tunai," kata Achmad Baiquni.

Guna meminimalisisir modus dengan metode skimming, BNI melakukan monitoring ke


beberapa mesin ATM untuk mencegah adanya peletakan alat skimming tersebut. BNI juga
memasang CCTV, serta menganalisa lokasi mana saja yang rawan terjadi pembobolan ATM.

Dirinya berharap, para nasabah BNI yang merasa menjadi korban bisa langsung melaporkan ke
BNI lalu diblokir dan akan diganti kartunya dengan yang baru tanpa dikenakan biaya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

Direktur Utama BTN, Maryono menceritakan, kasus dugaan pemalsuan bilyet deposito yang
dilaporkan BTN itu bermula dari laporan tertanggal 16 November 2016. Laporan itu terkait
kegagalan pencairan deposito sebelum jangka waktu pencairan.

Menanggapi laporan itu, BTN langsung melakukan verifikasi dan investigasi. Hasilnya perseroan
menemukan bilyet deposito tersebut secara kasat mata dinyatakan palsu.

Dari investigasi yang dilakukan perseroan juga menunjukkan produk palsu itu ditawarkan oleh
sindikat oknum yang mengaku-aku sebagai karyawan pemasaran BTN.

Selain menawarkan produk deposito dengan tingkat bunga jauh di atas rate yang ditawarkan
BTN, sindikat ini juga memalsukan spesimen tanda tangan dan data korban untuk melancarkan
aksinya.

"Kasus ini terjadi karena adanya komplotan yang mengatasnamakan pegawai BTN, kemudian
mereka menawarkan pinjaman. Selanjutnya seluruh dokumen diberikan ke komplotan tersebut
dan komplotan tersebut memalsukan seluruh dokumen yang kemudian dikirimkan ke BTN,"
papar Maryono.

BTN pun telah melaporkan kasus dugaan pemalsuan bilyet deposito yang disinyalir dilakukan
oleh sindikat kejahatan perbankan ke Polda Metro Jaya. Hingga kini, laporan pemalsuan bilyet
deposito itu telah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Maryono menuturkan, perseroan akan tunduk dan patuh terhadap hukum untuk penyelesaian
kasus dugaan pemalsuan bilyet deposito senilai Rp 258 miliar ini hingga selesai.

"Kami akan terus mengikuti permasalahan hukum ini hingga selesai," pungkas Maryono.

Perbankan Jangan "Cuci Tangan"

Setelah mendengar berbagai aduan dan upaya yang dilakukan keempat bank BUMN tersebut,
Komisi XI DPR RI meminta Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dan Bank BTN meningkatkan
upaya pencegahan yang mencakup anti fraud awareness dan indentifikasi kerawanan know your
customer dan know your employee.

Upaya tersebut harus dilakukan oleh keempat bank BUMN tersebut supaya kasus serupa tidak
terjadi kembali di masa yang akan datang.

Di sisi lain, pengamat perbankan Universitas Bina Nusantara (Binus) Qudrat Nugraha menilai,
permasalahan yang tengah terjadi di dunia perbankan saat ini cukup menimbulkan keresahan
bagi nasabah untuk menyimpan dananya di bank.

"Itu sangat besar pengaruhnya di masyarakat. Apalagi kalau kasus itu terus-menerus menjadi
pemberitaan. Kejahatan seperti ini juga bisa menimpa lebih banyak orang," tutur Qudrat.
Menurut Qudrat, bisnis perbankan adalah bisnis yang sangat mengedepankan kepercayaan
nasabah. Kalau bank sudah tidak bisa lagi dipercaya oleh masyarakat, maka industri keuangan di
Indonesia akan hancur.

Oleh karena itu, Qudrat meminta perbankan untuk tidak cuci tangan dan bertanggung jawab atas
raibnya dana masyarakat tersebut. Serta memperbaiki sistem keamanan yang sudah seharusnya
diterapkan untuk melindungi dana nasabah. (Iwan Supriyatna)

Sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai