Anda di halaman 1dari 31

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dan penggunaan akan teknologi informasi yang diaplikasikan dengan Internet

dalam segala bidang seperti e-banking, ecommerce,e-government, e-education dan banyak lagi

telah menjadi sesuatu yang lumrah. Bahkan apabila masyarakat terutama yang hidup di kota

besar tidak bersentuhan dengan persoalan teknologi informasi dapat dipandang terbelakang atau

”GAPTEK”. Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace yaitu sebuah

dunia komunikasi berbasis komputer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual

(tidak langsung dan tidak nyata). Walaupun dilakukan secara virtual, kita dapat merasa

seolaholah ada di tempat tersebut dan melakukan hal-hal yang dilakukan secara nyata, misalnya

bertransaksi, berdiskusi dan banyak lagi.

Perkembangan Internet yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan

penggunaannya, membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Tentunya untuk yang

bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak manfaat dan kemudahan yang

didapat dari teknologi ini, misalnya kita dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja dengan

e-banking, e-commerce juga membuat kita mudah melakukan pembelian maupun penjualan

suatu barang tanpa mengenal tempat. Mencari referensi atau informasi mengenai ilmu

pengetahuan juga bukan hal yang sulit dengan adanya e-library dan banyak lagi kemudahan yang

didapatkan dengan perkembangan Internet. Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi

Internet membawa dampak negatif yang tidak kalah banyak dengan manfaat yang ada. Internet

membuat kejahatan yang semula bersifat konvensional seperti pengancaman, pencurian dan

penipuan kini dapat dilakukan dengan menggunakan media komputer secara online dengan

1
risiko tertangkap yang sangat kecil oleh individu maupun kelompok dengan akibat kerugian yang

lebih besar baik untuk masyarakat maupun negara disamping menimbulkan kejahatan-kejahatan

baru.

Banyaknya dampak negatif yang timbul dan berkembang, membuat suatu paradigma

bahwa tidak ada komputer yang aman kecuali dipendam dalam tanah sedalam 100 meter dan

tidak memiliki hubungan apapun juga.

1.2 Tujuan Penulisan

· Sebagai pengetahuan dan menambahkan wawasan khususnya untuk Mahasiswa

· Menjadikan hikmah bagi pengguna computer agar dapat beretika dalam memanfaatkan

tehnologi informasi

· Ada sikap Kewaspadaan terhadap kejahatan cybercrime

2
2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Cybercrime

Cybercrime adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi

computer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan

perkembangan teknologi computer khusunya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai

perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi computer yang berbasasis pada

kecanggihan perkembangan teknologi internet.

Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer crime. The

U.S. Department of Justice memberikan pengertian Computer Crimesebagai: "… any illegal

act requiring knowledge of Computer technology for its perpetration, investigation, or

prosecution". Pengertian lainnya diberikan oleh Organization of European Community

Development, yaitu: "any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the automatic

processing and/or the transmission of data". Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek

Pidana di Bidang Komputer” (1989) mengartikancybercrime sebagai kejahatan di bidang

komputer secara umum dapat diartikansebagai penggunaan komputer secara ilegal. Sedangkan

menurut Eoghan Casey“Cybercrime is used throughout this text to refer to any crime that

involves computer and networks, including crimes that do not rely heavily on computer“.

2.2 Fakta Cybercrime di Indonesia

Menurut Paka Telekomunikasi Media dan Informatika (TELEMATIKA) Indonesia, RM

Roy Suryo dalam Warta Ekonomi No.9,5 Maret 2001, kaus-kasus cybercrime yang banyak

terjadi di Indonesia setidaknya ada 3 jenis berdasarkan modusnya, yaitu:

3
a. Pencurian nomor kredit

Menurut Rommy Alkatiry (Wakil Kabid Informatika KADIN), penyalahgunaan kartu

kredit milik orang lain di Internet merupakan kasus cybercrime terbesar yang berkaitan dengan

dunia bisnis Internet di Indonesia. Penyalahgunaan kartu kredit milik orang lain memang tidak

rumit dan bias dilakukan secara fisik atau online. Nama dan katru kredit orang lain yang

diperoleh diberbagai tempat (restoran, hotel, atau segala tenmpat yang melakukan transaksi

pembayaran dengan kartu kredit) dimasukkan di aplikasi pembelian barang di Internet.

b. Memasuki, memodifikasi, atau merusak homepage (hacking)

Menurut John S. Tumiwa pada umumnya tindakan hacker Indonesia belum separah aksi

di luar negeri. Perilaku Hacker Indonesia baru sebatas masuk ke suatu situs computer orang lain

yang ternyata rentan penyusupan dan memberitahukan kepada pemiliknya untuk berhati-hati.

Diluar negeri hacker sudah memasuki system perbankan dan merusak database bank.

c. Penyerangan situs atau e-mail melalui virus atau spamming

Modus yang paling sering terjadi adalah pengiriman virus melalui e-mail. Diluar negeri

kejahatan seperti ini sudah diberi hukuman yang cukup berat, berbeda dengan di Indonesia yang

sulit diatasi karena pengaturan yang ada masih sulit mengerjakannya.

Sementara itu As’ad Yusuf memerinci kasus-kasus cybercrime yang sering terjadi di

Indonesia menjadi 5, yaitu :

· Pencurian nomor kartu kredit

· Pengambilalihan situs Web milik orang lain

· Pencurian akses Internet yang sering dialami oleh ISP

4
· Kejahatan nama domain

· Persaingan bisnis dengan menimulkan gangguan bagi situs saingannya.

Di Indonesia pada Januari 2000, beberapa situs di Indonesia diacak-acak oleh Cracker

yang menamakan dirinya “Febian Clone” dan “naisenodni”(Indonesian dibaca dari

belakang). Situs yang diserang termasuk Bursa Efek Jakarta BCA, Indosatnet. Selain situs yang

besar tersebut masih banyak situs lainnya yang tidak dilaporkan pada tahun yang sama seorang

cracker Indonesia tertangkap di Singapura ketika mencoba menjebol sebuah perusahaan di

Singapura. September dan Oktober 2000, setelah berhasil membobol bank Lippo,

kemabli Febian Clone beraksi dengan menjebol situs Web milik Bank Bali. Perlu diketahui

bahwa kedua bank ini memberikan layananperbankan Internet (Internet Banking).

Bulan September 2000, polisi mendapat banyak laporan dari luar negeri tentang adanya

pengguna Indonesia yang mencoba menipu pengguna lain pada situs Web yang menyediakan

transaksi lelang (auction) seperti Ebay. Kemudian pada tanggal 24 Oktober 2000, dua warung

Internet di Bandung digerebek oleh Polisi dikarenakan mereka menggunakan account

dialup curian dari ISP Centrin. Salah satu dari warnet tersebut sedang online dengan

menggunakan account curian tersebut. Juni 2001 seorang pengguna Internet Indonesia membuat

beberapa situs yang mirip dengan situs klikbca.com, yang digunakan oleh BCA untuk

memberikan layanan perbankan Internet. Situs yang dibuat menggunakan nama domain yang

mirip dengan klikbca.com, dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Perusahaan Mark Plus Co telah melakukan survey yang kemudian dimuat pada majalah

Swa Sembada (edisi No.11/XVI/30 Mei-12 Juni 2001). Dapat diajdikan rujukan. Survei itu

sendiri dilakukan pada 22 Maret 2000 hingga 5 April 2000 dengan mengambil responden

sebanyak 1100 orang dari 5 kota utama di Indonesia, yaitu Jakotabek 250 orang, Bandung 200

5
orang, Yogyakarta 150 orang, Surabaya 200 orang, dan Medan 100 orang. Dari data-data yang

dikumpulkan dari para responden tersebut, tergambarkan bahwa 14,2% responden mulai

menggunakan internet kurang dari 6 bulan yang lalu, 25,9% antara 6-12 bulan yang lalu, 31,3%

anatara 1-2 tahun yang lalu, 13,7% antara 2-3 tahun yang lalu, 8,4% antara 3-4 tahun yang lalu

dan 6,6% merupakan pengguna yang telah menggunakan internet lebih dari 4 tahun yang lalu.

Hal yang perlu digaris bawahi pada hasil survey tersebut adalah : 90,1% tidak pernah

bertransaksi online dengan alas an karena merasa khawatir (15,1%) atau karena merasa tidak

aman/beresiko tinggi (13,6%). Ini berarti lebih dari 25% dari 1100 responden enggan

bertransaksi e-commerce karena kuatir dengan factor keamanan bertransaksi melalui internet.

Dampak kejahatan kartu kredit yang dilakukan lewat transaksi online, oleh carder orang

Indonesia, membuat beberapa merchant online di AS dan Australia sudah memasukkan

Indonesia kedalam daftar hitam mereka. Bahkan ada dugaan kuat, FBI tengah menjadikan

beberapa kota di Indonesia sebagai sarana pengawasan langsung. Hal ini terjadi karenacarder,

ada yang menyajajarkannya dengan hacker dan cracker, merugikan beberapa pihak asing, seperti

yang terjadi di Yogyakarta. Polda daerah Istimewa Yogyakarta menangkap 5 carder dan

mengamankan barang bukti bernilaian puluhan juta, yang didapat darimerchant luar negeri.

Riset juga pernah dilakukan oleh perusahaan sekuritas Clear Commerce

(Clearcommerce.com) yang bermarkas di Texas, Amerika Serikat. Menurut data riset tersebut,

20% dari total transaksi kartu kredit dari Indonesia internet adalah fraud (bohong). Tidak heran

jika kondisi itu semakin memperparah sector bisnis di dalam negeri, khususnya yang

memanfaatkan Tehnologi Informasi. Berdasarkan hasil survei Castle Asia (castle.com) yang

dilansirkan pada bulan Januari 2002, ditunjukkan bahwa hanya 15% responden Usaha Kecil dan

6
Menengah (UKM) di Indonesia yang bersedia menggunakan perbankan internet. Dari 85%

sisanya, setengahnya beralsan khawatir dengan keamanan transaksi di Internet.

Berita kompas Cyber Media (19/3/2002) menulis bahwa berdasarkan survey AC Nielsen

2001 Indonesia ternyata menempati posisi ke-6 terbesar di dunia dan ke-4 di Asia dalam tindak

kejahatan di internet. Meski tidak disebutkan secara rinci kejahatan macam apa saja ynag terjadi

di Indonesia maupun WNI yang terlibat dalam kejahatan tersebut, hal ini merupakan peringatan

bagi semua pihak untuk mewaspadai kejahatan yang telah, sedang, dan akan muncul dari

pengguna tehnologi informasi (Heru, Sutadi, Kompas 12 April 2002).

Pada tahun 2004, menurut catatan Vaksincom, tren serangan virus di dominasi virus yang

bernama My Doom, Netsky dan Beagle. Pada server pemantau serangan virus, serangan virus

kuartal II (April, Mei, dan Juni 2004) tercatat ada 70.714 serangan Netsky dan 1.350

seranganBagle. Sedangkan kuartal III, Juli, Agustus sampai dengan 4 September 2004 tercatat

ada 30.918 serangan Netsky dan 1.850 serangan Bagle. Wormini menyerang ke computer kita

dalam bentuk e-mail yang berisi sebuahAttachment dengan nama yang bermacam-macam (acak)

yang berekstensi ZIP, BAT,CMD, EXE, PIF, atau SCR. Mungkin mailbox kita akan penuh

dengan email yang diterima, dan yang parahnya kalau kita tidak memakai antivirus yang

memeriksa setiap email yang masuk bersama attachment nya, maka kemungkinan besar virus-

virus tersebut akan masuk dengan bebas ke dalam computer kita. Setelah itu mereka akan

memeriksa setiap file yang mengandung alamat email seperti “DBX, HTML”. Setelah itu ia akan

mengirimkan ke semua alamat email ynag telah ditemukan. Hebatnya virus ini akan bekerja

seperti dengan virus Klez. Jadi, kalau kita menerima email dari seseorang yang kita tidak kenal

kemungkinan email itu mengandung virus.

7
Tahun 2004 di Indonesia juga dihebihkan jebolnya computer server Komisi Pemilihan

Umum dibobol oleh spyware. Berasal dari Indonesia bernama Dani Firmansyah, yang akhirnya

mengacaukan system yang ada di KPU. Mulanya ia mengetes system keamanan server

www.tnp.kpu.go.id melalui Cross Site Scripting (XSS) dan SQL Injection di gedung PT

Danareksa Jln. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat pada 17 April 2004. Usahanya sukses,

selanjutnya ia berbuat iseng dengan mengubah nama-nama partai dengan istilah-istilah yang

lucu. Seperti partai Kolor Ijo, Partai Jambu, Partai Nanas dan lain-lain.

Dari sebagian data tersebut terlihat bahwa tingginya angka cybercrime di Indonesia akan

berpengaruh secara langsung pada sector bisnis skala kecil, menengah, dan besar. Pengaruh tidak

langfsungnya adalah semakin memburuknya citra Indonesia di mata komunitas internet dunia

dan komunitas bisnis secara umum.

A. Kejahatan Komputer

1. Pengertian Kejahatan Komputer

Kejahatan Komputer adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan memakai komputer

sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun

tidak, dengan merugikan pihak lain. Kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan

teknologi yang berbasis utama komputer dan jaringan telekomunikasi ini dalam beberapa

literatur dan prakteknya dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain:

1. Illegal Access / Akses Tanpa Ijin ke Sistem Komputer

Dengan sengaja dan tanpa hak melakukan akses secara tidak sah terhadap seluruh atau sebagian

sistem komputer, dengan maksud untuk mendapatkan data komputer atau maksud-maksud tidak

8
baik lainnya, atau berkaitan dengan sistem komputer yang dihubungkan dengan sistem komputer

lain. Hacking merupakan salah satu dari jenis kejahatan ini yang sangat sering terjadi.

2. Illegal Contents / Konten Tidak Sah

Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal

yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban

umum.

3. Data Forgery / Pemalsuan Data

Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan

sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-

dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi salah ketik yang pada akhirnya akan

menguntungkan pelaku.

4. Spionase Cyber / Mata-mata

Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-

mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network

system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen

ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem yang computerized.

5. Data Theft / Mencuri Data

Kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik untuk digunakan sendiri ataupun

untuk diberikan kepada orang lain. Identity theft merupakan salah satu dari jenis kejahatan ini

yang sering diikuti dengan kejahatan penipuan (fraud). Kejahatan ini juga sering diikuti dengan

kejahatan data leakage.

9
6. Misuse of devices / Menyalahgunakan Peralatan Komputer

Dengan sengaja dan tanpa hak, memproduksi, menjual, berusaha memperoleh untuk digunakan,

diimpor, diedarkan atau cara lain untuk kepentingan itu, peralatan, termasuk program komputer,

password komputer, kode akses, atau data semacam itu, sehingga seluruh atau sebagian sistem

komputer dapat diakses dengan tujuan digunakan untuk melakukan akses tidak sah, intersepsi

tidak sah, mengganggu data atau sistem komputer, atau melakukan perbuatan-perbuatan

melawan hukum lain.

Contoh kejahatan computer : Pemalsuan kartu kredit, perjudian melalui komputer, pelanggan

terhadap hak cipta, dll.

2. Faktor- faktor Penyebab Kejahatan Komputer

Beberapa faktor yang menyebabkan kejahatan komputer makin marak dilakukan antara lain

adalah:

• Akses internet yang tidak terbatas.

• Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kejahatan

komputer.

• Mudah dilakukan dengan resiko keamanan yang kecil dan tidak diperlukan peralatan yang

super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah untuk dilakukan tetapi akan sangat

sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para pelaku kejahatan untuk terus

melakukan hal ini.

• Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai rasa ingin tahu yang

10
besar, dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan komputer

tentang cara kerja sebuah komputer jauh diatas operator komputer.

• Sistem keamanan jaringan yang lemah.

• Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini masih memberi

perhatian yang sangat besar terhadap kejahatan konvesional. Pada kenyataannya para

pelaku kejahatan komputer masih terus melakukan aksi kejahatannya.

• Belum adanya undang-undang atau hukum yang mengatur tentang kejahatan komputer.

B. Hacker Dan Cracker

1. Pengertian Hacker

Hacker adalah sekelompok orang yang menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk

melihat, menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem

komputer ataupun dalam sebuah software. Ada juga yang bilang hacker adalah orang yang secara

diam-diam mempelajari sistem yang biasanya sukar dimengerti untuk kemudian mengelolanya

dan men-share hasil ujicoba yang dilakukannya. Hacker tidak merusak sistem.

Beberapa tingkatan hacker antara lain :

• Elite

Mengerti sistem luar dalam, sanggup mengkonfigurasi & menyambungkan jaringan secara

global, melakukan pemrogramman setiap harinya, effisien & trampil, menggunakan

pengetahuannya dengan tepat, tidak menghancurkan data-data, dan selalu mengikuti peraturan

yang ada. Tingkat Elite ini sering disebut sebagai ‘suhu’.

• Semi Elite

11
Mempunyai kemampuan & pengetahuan luas tentang komputer, mengerti tentang sistem operasi

(termasuk lubangnya), kemampuan programnya cukup untuk mengubah program eksploit.

• Developed Kiddie

Kebanyakkan masih muda & masih sekolah, mereka membaca tentang metoda hacking &

caranya di berbagai kesempatan, mencoba berbagai sistem sampai akhirnya berhasil &

memproklamirkan kemenangan ke lainnya, umumnya masih menggunakan Grafik User Interface

(GUI) & baru belajar basic dari UNIX tanpa mampu menemukan lubang kelemahan baru di

sistem operasi.

• Script Kiddie

Kelompok ini hanya mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal, tidak

lepas dari GUI, hacking dilakukan menggunakan trojan untuk menakuti & menyusahkan hidup

sebagian pengguna Internet.

• Lamer

Kelompok ini hanya mempunyai pengalaman & pengetahuan tapi ingin menjadi hacker sehingga

lamer sering disebut sebagai ‘wanna-be’ hacker, penggunaan komputer mereka terutama untuk

main game, IRC, tukar menukar software prirate, mencuri kartu kredit, melakukan hacking

dengan menggunakan software trojan, nuke & DoS, suka menyombongkan diri melalui IRC

channel, dan sebagainya.

Hacker juga mempunyai kode etik antara lain sebagai beikut :

o Mamapu mengakses komputer tanpabatas dan totalitas.

o Tidak percaya pada otoritas artinya memperluas desentralisasi

o Pekerjaan semata-mata demi kebenaran informasi yang harus disebar luaskan

12
2. Pengertian Cracker

Cracker adalah sebutan untuk orang yang mencari kelemahan system dan memasukinya untuk

kepentingan pribadi dan mencari keuntungan dari system yang di masuki seperti: pencurian data,

penghapusan, dan banyak yang lainnya.

Ciri-ciri seorang cracker adalah :

o Bisa membuat program C, C++ atau pearl

o Mengetahui tentang TCP/IP

o Menggunakan internet lebih dari 50 jam perbulan

o Mengetahaui sitem operasi UNIX atau VMS

o Mengoleksi sofware atau hardware lama

o Lebih sering menjalankan aksinya pada malam hari kare tidak mudah diketahui orang lain

o dll

Penyebab cracker melakukan penyerangan antara lain :

o Kecewa atau balas dendam

o Petualangan

o Mencari keuntungan

o Dll

3. Perbedaan Hacker dan Craker

a) Hacker

o Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika

seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan

dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi

13
sempurna.

o Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi

siapa saja.

o Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama

ilmu pengetahuan dan kebaikan.

b) Cracker

o Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif

atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagia contoh : Virus, Pencurian

Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian Password E-mail/Web

Server.

o Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak.

o Mempunyai situs atau cenel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-orang tertentu yang

bisa mengaksesnya.

o Mempunyai IP yang tidak bisa dilacak.

C. Spyware Dan Spam

1.Spyware

Spyware adalah Spyware adalah aplikasi yang membocorkan data informasi kebiasaan atau

perilaku pengguna dalam menggunakan komputer ke pihak luar tanpa kita sadari. Jenis

spyware sangat banyak, ada yang hanya bertugas merotasi tampilan iklan pada software, ada

14
yang menyadap informasi konfigurasi komputer kita, ada yang menyadap kebiasaan online

kita, dan sebagainya. Spyware sebenarnya tidak berbahaya, karena hanya difungsikan untuk

memata matai computer seseorang setelah berkunjung. Sayangnya semakin hari semakin

berkembang, bahkan spyware sudah dijadikan alat untuk mencari data pribadi pada sebuah

computer. Dan diam diam mengunakan koneksi internet anda tanpa diketahui dan computer

sudah menjadi mata-mata tanpa diketahui pemiliknya.

Ada beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk mengatasi spyware :

o Lakukan windows update secara rutin

o Install anti-spyware seperti ad ware dan selalu update anti-spyware.

o Apabila saat browsing keluar pop-up windows atau iklan jangan diklik tapi langsung tutup

saja windows tersebut.

o Hindari mengakses situs-situs yang tidak jelas atau situs-situs crack.

2. Spam

Spam adalah Segala pesan, email atau bahkan komentar yang sama atau sejenis, yang biasanya

sering dijadikan berisi pesan promosi; dan disebarkan ke banyak [secara massal], baik secara

manual atau menggunakan aplikasi dan tidak diharapkan kehadirannya oleh si penerima atau

dibenci karena isinya yang cenderung tidak menarik atau dianggap tidak penting.

Tujuan orang-orang yang tidak kita kenal mengirim spam antara lain :

o Media publiksi dan promosi

o Media penyebaran virus & worm

15
Dampak dari spam adalah

o Virus trojan menyusup dalam e-mail spam bisa menjadi masalah pada komputer

o Biaya koneksi membengkak akibat spam

o Harddisk jadi cepat penuh karena spam (sampah) yang terpakai

Cara mangatasi spam adalah

o Install anti spam

o Gunakan firewall bawaan OS dan personal firewall

o Gunakan fasilitas mail filtering yang ada di Outlook Express

o Abaikan segala macam e-mail spam dan langsung hapus jika ada subjek yang tidak dikenal.

2.3 Tinjauan Hukum

Saat ini di Indonesia belum memiliki UU khusus/Cyber Law yang mengatur mengenai

Cybercrime, walaupun UU tersebut sudah ada sejak tahun 2000 namun belum disahkan oleh

Pemerintah Dalam Upaya Menangani kasus-kasus yg terjadi khususnya yang ada kaitannya

dengan cyber crime, para Penyidik ( khususnya Polri ) melakukan analogi atau perumpamaan

dan persamaan terhadap pasal-pasal yg ada dalam KUHP Pasal yang dapat dikenakan dalam

KUHP pada Cybercrime antara lain:

1. KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana )

�� Pasal 362 KUHP Tentang pencurian ( Kasus carding )

�� Pasal 378 KUHP tentang Penipuan ( Penipuan melalui website seolah-olah menjual barang)

�� Pasal 311 KUHP Pencemaran nama Baik ( melalui media internet dengan mengirim email

kepada Korban maupun teman-teman korban)

�� Pasal 303 KUHP Perjudian (permainan judi online)

16
�� Pasal 282 KUHP Pornografi ( Penyebaran pornografi melalui media internet).

�� Pasal 282 dan 311 KUHP ( tentang kasus Penyebaran foto atau film pribadi seseorang yang

vulgar di Internet).

�� Pasal 378 dan 362 (Tentang kasus Carding karena pelaku melakukan penipuan seolah-olah

ingin membayar, dengan kartu kredit hasil curian )

2. Undang-Undang No.19 Thn 2002 Tentang Hak Cipta, Khususnya tentang Program Komputer

atau software

3. Undang-Undang No.36 Thn 1999 tentang Telekomunikasi, ( penyalahgunaan Internet yang

menggangu ketertiban umum atau pribadi).

4. Undang-undang No.25 Thn 2003 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No.15 Tahun 2002

Tentang Pencucian Uang.

5. Undang-Undang No.15 thn 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

2.4 Perkembangan Cybercrime di Indonesia

Perkembangan Internet yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan

penggunaannya, membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Tentunya untuk yang

bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak manfaat dan kemudahan yang

didapat dari teknologi ini, misalnya kita dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja dengan

e-banking, e-commerce juga membuat kita mudah melakukan pembelian maupun penjualan

suatu barang tanpa mengenal tempat. Mencari referensi atau informasi mengenai ilmu

pengetahuan juga bukan hal yang sulit dengan adanya e-library dan banyak lagi kemudahan yang

didapatkan dengan perkembangan Internet. Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi

Internet membawa dampak negatif yang tidak kalah banyak dengan manfaat yang ada. Internet

17
membuat kejahatan yang semula bersifat konvensional seperti pengancaman, pencurian dan

penipuan kini dapat dilakukan dengan menggunakan media komputer secara online dengan

risiko tertangkap yang sangat kecil oleh individu maupun kelompok dengan akibat kerugian yang

lebih besar baik untuk masyarakat maupun negara disamping menimbulkan kejahatan-kejahatan

baru.

Seperti seorang hacker dapat masuk ke dalam suatu sistem jaringan perbankan untuk

mencuri informasi nasabah yang terdapat di dalam server mengenai data base rekening bank

tersebut, karena dengan adanya e-banking jaringan tersebut dapat dikatakan terbuka serta dapat

diakses oleh siapa saja. Kalaupun pencurian data yang dilakukan sering tidak dapat dibuktikan

secara kasat mata karena tidak ada data yang hilang tetapi dapat diketahui telah diakses secara

illegal dari sistem yang dijalankan. Tidak kurang menghebohkannya adalah beredarnya gambar-

gambar porno hubungan seksual/pornografi, misalnya antara seorang bintang sinetron Sukma

Ayu dan Bjah, penyanyi yang sedang naik daun. Gambar-gambar tersebut beredar secara luas di

Internet baik melalui e-mail maupun dalam tampilan website yang dapat disaksikan oleh siapa

saja secara bebas. Pengungkapan kejahatan ini masih sangat kecil sekali, dikarenakan banyak

kendala dan hambatan yang dihadapi dalam upaya pengungkapannya. Saat ini, bagi mereka yang

senang akan perjudian dapat juga melakukannya dari rumah atau kantor hanya dengan

mengakses situs www.indobetonline.com atau www.tebaknomor.com dan banyak lagi situs

sejenis yang menyediakan fasilitas tersebut dan memanfaatkan fasilitas Internet banking untuk

pembayarannya. E-commerce tidak sedikit membuka peluang bagi terjadinya tindak pidana

penipuan, seperti yang dilakukan oleh sekelompok pemuda di Medan yang memasang iklan di

salah satu website terkenal “Yahoo” dengan seolah - olah menjual mobil mewah Ferrary dan

Lamborghini dengan harga murah sehingga menarik minat seorang pembeli dari Kuwait.

18
Perbuatan tersebut dapat dilakukan tanpa adanya hubungan terlebih dahulu antara penjual dan

pembeli, padahal biasanya untuk kasus penipuan terdapat hubungan antara korban atau

tersangka.

Dunia perbankan melalui Internet (ebanking) Indonesia, dikejutkan oleh ulah seseorang

bernama Steven Haryanto, seorang hacker dan jurnalis pada majalah Master Web. Lelaki asal

Bandung ini dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan Internet banking Bank Central

Asia, (BCA). Steven membeli domain-domain dengan nama mirip www.klikbca.com (situs asli

Internet banking BCA), yaitu domain wwwklik-bca.com, kilkbca.com, clikbca.com,

klickca.com. dan klikbac.com. Isi situs-situs plesetan inipun nyaris sama, kecuali tidak adanya

security untuk bertransaksi dan adanya formulir akses (login form) palsu. Jika nasabah BCA

salah mengetik situs BCA asli maka nasabah tersebut masuk perangkap situs plesetan yang

dibuat oleh Steven sehingga identitas pengguna (user id) dan nomor identitas personal (PIN)

dapat di ketahuinya. Diperkirakan, 130 nasabah BCA tercuri datanya. Menurut pengakuan

Steven pada situs bagi para webmaster di Indonesia, www.webmaster.or.id, tujuan membuat

situs plesetan adalah agar publik menjadi lebih berhati – hati dan tidak ceroboh saat melakukan

pengetikan alamat situs (typo site), bukan untuk mengeruk keuntungan.

Menurut perusahaan Security Clear Commerce di Texas USA, saat ini Indonesia

menduduki peringkat ke 2 setelah Ukraina dalam hal kejahatan Carding dengan memanfaatkan

teknologi informasi (Internet) yaitu menggunakan nomor kartu kredit orang lain untuk

melakukan pemesanan barang secara online. Komunikasi awalnya dibangun melalui e-mail

untuk menanyakan kondisi barang dan melakukan transaksi. Setelah terjadi kesepakatan, pelaku

memberikan nomor kartu kreditnya dan penjual mengirimkan barangnya, cara ini relatif aman

bagi pelaku karena penjual biasanya membutuhkan 3 –5 hari untuk melakukan kliring atau

19
pencairan dana sehingga pada saat penjual mengetahui bahwa nomor kartu kredit tersebut bukan

milik pelaku barang sudah terlanjur terkirim.

Selain carding, masih banyak lagi kejahatan yang memanfaatkan Internet. Tentunya masih

hangat dalam pikiran kita saat seorang hacker bernama Dani Hermansyah, pada tanggal 17 April

2004 melakukan deface dengan mengubah nama - nama partai yang ada dengan nama- nama

buah dalam website www.kpu.go.id, yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat

terhadap Pemilu yang sedang berlangsung pada saat itu. Dikhawatirkan, selain nama – nama

partai yang diubah bukan tidak mungkin angka-angka jumlah pemilih yang masuk di sana

menjadi tidak aman dan dapat diubah, padahal dana yang dikeluarkan untuk sistem teknologi

informasi yang digunakan oleh KPU sangat besar sekali. Untung sekali bahwa apa yang

dilakukan oleh Dani tersebut tidak dilakukan dengan motif politik, melainkan hanya sekedar

menguji suatu sistem keamanan yang biasa dilakukan oleh kalangan underground (istilah bagi

dunia Hacker). Terbukti setelah melakukan hal tersebut, Dani memberitahukan apa yang telah

dilakukannya kepada hacker lain melalui chat room IRC khusus Hacker sehingga akhirnya

tertangkap oleh penyidik dari Polda Metro Jaya yang telah melakukan monitoring di chat room

tersebut. Deface disini berarti mengubah atau mengganti tampilan suatu website. Pada umumnya,

deface menggunakan teknik Structured Query Language (SQL) Injection. Teknik ini dianggap

sebagai teknik tantangan utama bagi seorang hacker untuk menembus jaringan karena setiap

jaringan mempunyai sistem keamanan yang berbeda-beda serta menunjukkan sejauh mana

kemampuan operator jaringan, sehingga apabila seorang hacker dapat masuk ke dalam jaringan

tersebut dapat dikatakan kemampuan hacker lebih tinggi dari operator jaringan yang dimasuki.

Kelemahan admin dari suatu website juga terjadi pada penyerangan terhadap website

www.golkar.or.id milik Partai Golkar. Serangan terjadi hingga 1577 kali melalui jalan yang sama

20
tanpa adanya upaya menutup celah tersebut disamping kemampuan Hacker yang lebih tinggi,

dalam hal ini teknik yang digunakan oleh Hacker adalah PHP Injection dan mengganti tampilan

muka website dengan gambar wanita sexy serta gorilla putih sedang tersenyum.

Teknik lain adalah yang memanfaatkan celah sistem keamanan server alias hole Cross

Server Scripting (XXS) yang ada pada suatu situs. XXS adalah kelemahan aplikasi di server

yang memungkinkan user atau pengguna menyisipkan baris-baris perintah lainnya. Biasanya

perintah yang disisipkan adalah Javascript sebagai jebakan, sehingga pembuat hole bisa

mendapatkan informasi data pengunjung lain yang berinteraksi di situs tersebut. Makin terkenal

sebuah website yang mereka deface, makin tinggi rasa kebanggaan yang didapat. Teknik ini

pulalah yang menjadi andalan saat terjadi cyberwar antara hacker Indonesia dan hacker

Malaysia, yakni perang di dunia maya yang identik dengan perusakan website pihak lawan.

Menurut Deris Setiawan, terjadinya serangan ataupun penyusupan ke suatu jaringan komputer

biasanya disebabkan karena administrator (orang yang mengurus jaringan) seringkali terlambat

melakukan patching security (instalasi program perbaikan yang berkaitan dengan keamanan

suatu sistem). Hal ini mungkin saja disebabkan karena banyaknya komputer atau server yang

harus ditanganinya.

Dengan demikian maka terlihat bahwa kejahatan ini tidak mengenal batas wilayah

(borderless) serta waktu kejadian karena korban dan pelaku sering berada di negara yang

berbeda. Semua aksi itu dapat dilakukan hanya dari depan komputer yang memiliki akses

Internet tanpa takut diketahui oleh orang lain/ saksi mata, sehingga kejahatan ini termasuk dalam

Transnational Crime/ kejahatan antar negara yang pengungkapannya sering melibatkan penegak

hokum lebih dari satu negara.

21
Mencermati hal tersebut dapatlah disepakati bahwa kejahatan IT/ Cybercrime memiliki

karakter yang berbeda dengan tindak pidana umum baik dari segi pelaku, korban, modus

operandi dan tempat kejadian perkara sehingga butuh penanganan dan pengaturan khusus di luar

KUHP. Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya haruslah di antisipasi

dengan hukum yang mengaturnya dimana kepolisian merupakan lembaga aparat penegak hukum

yang memegang peranan penting didalam penegakan hukum, sebab tanpa adanya hukum yang

mengatur dan lembaga yang menegakkan maka dapat menimbulkan kekacauan didalam

perkembangannya. Dampak negatif tersebut menimbulkan suatu kejahatan yang dikenal dengan

nama “CYBERCRIME” yang tentunya harus diantisipasi dan ditanggulangi. Dalam hal ini Polri

sebagai aparat penegak hukum telah menyiapkan unit khusus untuk menangani kejahatan cyber

ini yaitu UNIT V IT/CYBERCRIME Direktorat II Ekonomi Khusus BareskrimPolri.

2.5 Contoh Kasus Cybercrime di Indonesia

Seiring dengan perkembangan teknologi Internet, menyebabkan munculnya kejahatan

yang disebut dengan "CyberCrime" atau kejahatan melalui jaringan Internet. Munculnya

beberapa kasus "CyberCrime" di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa

situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara

menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam

kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah

perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil

adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya CyberCrime telah

menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang

dilakukan dengan teknologi komputer, khususnya jaringan internet dan intranet.

22
Berikut adalah 8 contoh kasus Cyber Crime yang pernah terjadi beserta modus dan analisa

penyelesaiannya:

KASUS 1 :

Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana

diberitakan “Suara Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang mahasiswa yang

membobol uang dari sebuah bank swasta di Jakarta sebanyak Rp. 372.100.000,00 dengan

menggunakan sarana komputer. Perkembangan lebih lanjut dari teknologi komputer adalah

berupa computer network yang kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi

global yang dikenal dengan internet.Pada kasus tersebut, kasus ini modusnya adalah murni

criminal, kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan.

Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank dengan

menggunaka komputer sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan undang-undang yang

ada di Indonesia maka, orang tersebut diancam dengan pasal 362 KUHP atau Pasal 378 KUHP,

tergantung dari modus perbuatan yang dilakukannya.

KASUS 2 :

Kasus ini terjadi saat ini dan sedang dibicarakan banyak orang, kasus video porno Ariel

“PeterPan” dengan Luna Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di internet oleh seorang

yang berinisial ‘RJ’ dan sekarang kasus ini sedang dalam proses.

Pada kasus tersebut, modus sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau

individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.

Penyelesaian kasus ini pun dengan jalur hukum, penunggah dan orang yang terkait dalam

video tersebut pun turut diseret pasal-pasal sebagai berikut, Pasal 29 UURI No. 44 th 2008

23
tentang Pornografi Pasal 56, dengan hukuman minimal 6 bulan sampai 12 tahun. Atau dengan

denda minimal Rp 250 juta hingga Rp 6 milyar. Dan atau Pasal 282 ayat 1 KUHP.

KASUS 3 :

Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk

mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun

mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh

dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk

hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari

pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus,

hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of

Service). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash)

sehingga tidak dapat memberikan layanan.

Pada kasus Hacking ini biasanya modus seorang hacker adalah untuk menipu atau

mengacak-acak data sehingga pemilik tersebut tidak dapat mengakses web miliknya. Untuk

kasus ini Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atauhacking yang membuat sistem

milik orang lain, seperti website atau program menjadi tidak berfungsi atau dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

KASUS 4 :

Carding, salah satu jenis cyber crime yang terjadi di Bandung sekitar Tahun 2003.

Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain

dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Para pelaku yang kebanyakan remaja

tanggung dan mahasiswa ini, digerebek aparat kepolisian setelah beberapa kali berhasil

melakukan transaksi di internet menggunakan kartu kredit orang lain. Para pelaku, rata-rata

24
beroperasi dari warnet-warnet yang tersebar di kota Bandung. Mereka biasa bertransaksi dengan

menggunakan nomor kartu kredit yang mereka peroleh dari beberapa situs. Namun lagi-lagi, para

petugas kepolisian ini menolak menyebutkan situs yang dipergunakan dengan alasan masih

dalam penyelidikan lebih lanjut.

Modus kejahatan ini adalah pencurian, karena pelaku memakai kartu kredit orang lain

untuk mencari barang yang mereka inginkan di situs lelang barang. Karena kejahatan yang

mereka lakukan, mereka akan dibidik dengan pelanggaran Pasal 378 KUHP tentang penipuan,

Pasal 363 tentang Pencurian dan Pasal 263 tentang Pemalsuan Identitas.

KASUS 5 :

Penyebaran virus dengan sengaja, ini adalah salah satu jenis kasus cyber crime yang

terjadi pada bulan Juli 2009, Twitter (salah satu jejaring social yang sedang naik pamor di

masyakarat belakangan ini) kembali menjadi media infeksi modifikasi New Koobface, worm

yang mampu membajak akun Twitter dan menular melalui postingannya, dan menjangkiti semua

follower. Semua kasus ini hanya sebagian dari sekian banyak kasus penyebaran malware di

seantero jejaring social. Twitter tak kalah jadi target, pada Agustus 2009 diserang oleh penjahat

cyber yang mengiklankan video erotis. Ketika pengguna mengkliknya, maka otomatis

mendownload Trojan-Downloader.Win32.Banload.sco.

Modus serangannya adalah selain menginfeksi virus, akun yang bersangkutan bahkan si

pemiliknya terkena imbas. Karena si pelaku mampu mencuri nama dan password pengguna, lalu

menyebarkan pesan palsu yang mampu merugikan orang lain, seperti permintaan transfer uang .

Untuk penyelesaian kasus ini, Tim keamanan dari Twitter sudah membuang infeksi tersebut.

Tapi perihal hukuman yang diberikan kepada penyebar virusnya belum ada kepastian hukum.

KASUS 6 :

25
Cybersquatting adalah mendaftar, menjual atau menggunakan nama domain dengan

maksud mengambil keuntungan dari merek dagang atau nama orang lain. Umumnya mengacu

pada praktek membeli nama domain yang menggunakan nama-nama bisnis yang sudah ada atau

nama orang orang terkenal dengan maksud untuk menjual nama untuk keuntungan bagi bisnis

mereka . Contoh kasus cybersquatting, Carlos Slim, orang terkaya di dunia itu pun kurang sigap

dalam mengelola brandingnya di internet, sampai domainnya diserobot orang lain. Beruntung

kasusnya bisa digolongkan cybersquat sehingga domain carlosslim.com bisa diambil alih.

Modusnya memperdagangkan popularitas perusahaan dan keyword Carlos Slim dengan cara

menjual iklan Google kepada para pesaingnya. Penyelesaian kasus ini adalah dengan

menggunakan prosedur Anticybersquatting Consumer Protection Act (ACPA), memberi hak

untuk pemilik merek dagang untuk menuntut sebuah cybersquatter di pengadilan federal dan

mentransfer nama domain kembali ke pemilik merek dagang. Dalam beberapa kasus,

cybersquatter harus membayar ganti rugi uang.

KASUS 7 :

Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah pencurian dokumen terjadi saat utusan

khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa

berkunjung di Korea Selatan. Kunjungan tersebut antara lain, guna melakukan pembicaraan kerja

sama jangka pendek dan jangka panjang di bidang pertahanan. Delegasi Indonesia beranggota 50

orang berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama ekonomi, termasuk kemungkinan

pembelian jet tempur latih supersonik T-50 Golden Eagle buatan Korsel dan sistem persenjataan

lain seperti pesawat latih jet supersonik, tank tempur utama K2 Black Panther dan rudal portabel

permukaan ke udara. Ini disebabkan karena Korea dalam persaingan sengit dengan Yak-130, jet

latih Rusia. Sedangkan anggota DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I) menyatakan,

26
berdasar informasi dari Kemhan, data yang diduga dicuri merupakan rencana kerja sama

pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan

sedang ada kerja sama dengan Korsel dalam pembuatan pesawat tempur KFX (Korea Fighter

Experiment). Pesawat KFX lebih canggih daripada F16. Modus dari kejahatan tersebut adalah

mencuri data atau data theft, yaitu kegiatan memperoleh data komputer secara tidak sah, baik

digunakan sendiri ataupun untuk diberikan kepada orang lain. Indentity Theft merupakan salah

satu jenis kejahatan ini yang sering diikuti dengan kejahatan penipuan. Kejahatan ini juga sering

diikuti dengan kejahatan data leakage. Perbuatan melakukan pencurian dara sampai saat ini tidak

ada diatur secara khusus.

KASUS 8 :

Perjudian online, pelaku menggunakan sarana internet untuk melakukan perjudian.

Seperti yang terjadi di Semarang, Desember 2006 silam. Para pelaku melakukan praktiknya

dengan menggunakan system member yang semua anggotanya mendaftar ke admin situs itu, atau

menghubungi HP ke 0811XXXXXX dan 024-356XXXX. Mereka melakukan transaki online

lewat internet dan HP untuk mempertaruhkan pertarungan bola Liga Inggris, Liga Italia dan Liga

Jerman yang ditayangkan di televisi. Untuk setiap petaruh yang berhasil menebak skor dan

memasang uang Rp 100 ribu bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu, atau bisa lebih. Modus para

pelaku bermain judi online adalah untuk mendapatkan uang dengan cara instan. Dan sanksi

menjerat para pelaku yakni dikenakan pasal 303 tentang perjudian dan UU 7/1974 pasal 8 yang

ancamannya lebih dari 5 tahun

2.6 Penanggulangan Cybercrime

Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulang

cybercrime adalah :

27
�� Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan

dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut

�� Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional

�� Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya

pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime

�� Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya

mencegah kejahatan tersebut terjadi

�� Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam

upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance

treaties.

Contoh bentuk penanggulangan antara lain :

�� IDCERT (Indonesia Computer Emergency Response Team)

Salah satu cara untuk mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan membuat

sebuah unit untuk melaporkan kasus keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri mulai

dikenali dengan munculnya “sendmail worm” (sekitar tahun 1988) yang menghentikan sistem

email Internet kala itu. Kemudian dibentuk sebuah Computer Emergency Response Team

(CERT) Semenjak itu di negara lain mulai juga dibentuk CERT untuk menjadi point of contact

bagi orang untuk melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT Indonesia.

�� Sertifikasi perangkat security. Perangkat yang digunakan untuk menanggulangi keamanan

semestinya memiliki peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan untuk keperluan pribadi

tentunya berbeda dengan perangkat yang digunakan untuk keperluan militer. Namun sampai saat

ini belum ada institusi yang menangani masalah evaluasi perangkat keamanan di Indonesia. Di

28
Korea hal ini ditangani oleh Korea Information Security Agency tidak dikehendaki oleh para

user.

29
3. PENUTUP

Dunia maya tidak berbeda jauh dengan dunia nyata. Mudah-mudahan para penikmat

teknologi dapat mengubah mindsetnya bahwa hacker itu tidak selalu jahat. Menjadi hacker

adalah sebuah kebaikan tetapi menjadi seorang cracker adalah sebuah kejahatan. Segalanya

tergantung individu masing-masing.

Para hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan

memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah

software.

Oleh karena itu, berkat para hacker-lah Internet ada dan dapat kita nikmati seperti

sekarang ini, bahkan terus di perbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik lagi. Maka hacker

dapat disebut sebagai pahlawan jaringan sedang cracker dapat disebut sebagai penjahat jaringan

karena melakukan melakukan penyusupan dengan maksud menguntungkan dirinya secara

personallity dengan maksud merugikan orang lain. Hacker sering disebut hacker putih (yang

merupakan hacker sejati yang sifatnya membangun) dan hacker hitam (cracker yang sifatnya

membongkar dan merusak)

Motiv dari kejahatan diinternet antara lain adalah

• Coba-coba dan rasa ingin tahu

• Faktor ekonomi

• ajang unjuk diri

• sakit hati

Dengan demikian maka terlihat bahwa kejahatan ini tidak mengenal batas wilayah

(borderless) serta waktu kejadian karena korban dan pelaku sering berada di negara yang

30
berbeda. Semua aksi itu dapat dilakukan hanya dari depan komputer yang memiliki akses

Internet tanpa takut diketahui oleh orang lain/ saksi mata, sehingga kejahatan ini termasuk dalam

Transnational Crime/ kejahatan antar negara yang pengungkapannya sering melibatkan penegak

hukum lebih dari satu negara.

Mencermati hal tersebut dapatlah disepakati bahwa kejahatan IT/ Cybercrime memiliki

karakter yang berbeda dengan tindak pidana umum baik dari segi pelaku, korban, modus

operandi dan tempat kejadian perkara sehingga butuh penanganan dan pengaturan khusus di luar

KUHP. Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya haruslah di antisipasi

dengan hukum yang mengaturnya dimana kepolisian merupakan lembaga aparat penegak hukum

yang memegang peranan penting didalam penegakan hukum, sebab tanpa adanya hukum yang

mengatur dan lembaga yang menegakkan maka dapat menimbulkan kekacauan didalam

perkembangannya. Dampak negatif tersebut menimbulkan suatu kejahatan yang dikenal dengan

nama “CYBERCRIME” yang tentunya harus diantisipasi dan ditanggulangi. Dalam hal ini Polri

sebagai aparat penegak hukum telah menyiapkan unit khusus untuk menangani kejahatan cyber

ini yaitu UNIT V IT/CYBERCRIME Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.

31

Anda mungkin juga menyukai