2 185
ISSN: 1412-3126
ABSTRAK
Pada saat awal ditemukan, komputer hanyalah sebuah mesin besar dengan kemampuan yang terbatas. Tetapi
setelah mengalami perkembangan dan pemutakhiran dalam waktu yang relatif singkat, komputer menjadi sebuah
mesin popular dengan banyak kemampuan, orang menjadi tertarik dan mengalami ketergantungan dengan
komputer. Apalagi setelah internet ditemukan. Perkembangan komputer menjadi semakin pesat dalam waktu
yang relatif singkat. Ada banyak keunggulan internet, begitu dengan pula bahaya yang diakibatkan oleh internet,
kejahatan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan Cybercrime, bermacam-macam jenisnya seperti; virus,
penolakan akses dan sebagainya. Kerusakan yang disebabkan oleh Cybercrime sudah tak terhitung lagi tetapi
hukum yang secara khusus menangani Cybercrime di Indonesia belum sepenuhnya berjalan. Beberapa pasal
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dapat digunakan untuk menjerat pelaku kejahatan yang
berhubungan dengan komputer atau internet, meskipun tidak dapat berlaku untuk semua jenis kejahatan
Cybercrime yang ada.Hambatan bagi proses penyidikan Cybercrime terkait dengan Undang-undang,
kemampuan perangkat hukum, alat bukti dan fasilitas pendukungnya. Langkah-langkah yang dapat diambil
untuk menyelesaikan masalah penyidikan Cybercrime antara lain; menyempurnakan undang-undang tentang
Cybercrime, melakukan training Cybercrime pada penegak hukum secara berkelanjutan dan membangun divisi
khusus penyidikan Cybercrime yang lengkap serta menggalakkan dan mensosialisasikan pencegahan
Cybercrime secara luas.
ABSTRACT
At the beginning was found, Computer is a huge machine with limited ability, but in recent years after many
upgrade and update Computer become a popular machine which many ability, men become amused and addict
with It. Moreover when internet was invented, Computer development going rapidly than years. There are so
much Internet advantage,otherwise threatened by danger, Crime over Internet or known with Cybercrime, which
are take many form through; virus, denial of service etc. Damage caused by Cybercrime was uncountable
anymore but specific law related to Cybercrime in Indonesia wasn’t ready yet. Any article found in inner part
and outer part of Indonesian Criminal Code (KUHP) can be used to the crime related computer or Internet but
not to all kinds. The barrier of Cybercrime investigation process connect to the rules, law officer ability,
evidence and supporting facilities. Some problem solving to overcome Cybercrime investigation should be taken
like: completing Cybercrime rules, hold Cybercrime training continuosly for law officer and build specific
Cybercrime investigation division also campaign Cybercrime prevention widely among citizen.
pula dilakukannya transaksi bisnis via Internet. menjalankan aksinya. Para penjahat cyber
Perusahaan-perusahaan berskala dunia semakin memanfaatkan jaringan pertemanan melalui
banyak memanfaatkan fasilitas internet. Sementara jejaring sosial, karena sebagian besar pengguna
itu tumbuh transaksi-transaksi melalui elektronik jejaring sosial percaya begitu saja atas link atau
atau on-line dari berbagai sektor, yang kemudian konten yang mereka terima dari sesama teman.
memunculkan istilah; e-banking, e- Tanpa melakukan konfirmasi atau pengecekan
commerce, e-trade, e-business, e-government, e- lebih lanjut pengguna jejaring sosial tersebut
education dan e-retailing. Perkembangan Internet melakukan akses langsung ke web atau situs yang
yang semakin hari semakin meningkat baik mereka terima, yang tanpa disadari berisi program
teknologi dan penggunaannya, membawa banyak jahat. (Kompas, 16 Mei 2012).
dampak baik positif maupun negatif.
Hukum yang salah satu fungsinya menjamin
Tentunya untuk yang bersifat positif kita kelancaran proses pembangunan nasional sekaligus
semua harus mensyukurinya karena banyak mengamankan hasil-hasil yang telah dicapai harus
manfaat dan kemudahan yang didapat dari dapat melindungi hak para pemakai jasa internet
teknologi ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekaligus menindak tegas para pelaku Cybercrime.
teknologi Internet juga membawa dampak negatif Melihat dari sifatnya Cybercrime termasuk dalam
yang tidak kalah banyaknya dengan manfaat yang kategori borderless cryme (kejahatan tanpa batasan
ada. Internet membuat kejahatan yang semula ruang dan waktu), sehingga dalam memberantas
bersifat konvensional berkembang menjadi sebuah tindak kejahatan Cybercrime, diperlukan langkah-
kejahatan modern dengan tingkat kerugian yang langkah yang kompleks, terintegrasi serta
lebih besar dengan dampak yang luas. Contohnya; berkesinambungan dari banyak pihak, tidak hanya
adanya tindak pidana via e-commerce oleh tugas penegak hukum semata.
sekelompok pemuda di Medan, hacker Steven
Definisi Cybercrime
Haryanto dan Dani Hermansyah yang
mengacaukan website entitas tertentu, beberapa Untuk memudahkan pemahaman, berikut
artis yang dicemarkan namanya melalui sebuah beberapa pendapat tentang apa yang dimaksud
situs prostitusi. Banyaknya dampak negatif yang dengan Cybercrime. Menurut Gregory (2005)
timbul dan berkembang melahirkan pendapat Cybercrime adalah suatu bentuk kejahatan virtual
bahwa tidak ada komputer yang aman kecuali dengan memanfaatkan media komputer yang
dipendam dalam tanah sedalam 100 meter dan terhubung ke internet, dan mengekploitasi
tidak memiliki hubungan apapun juga. komputer lain yang terhubung dengan internet
juga. Adanya lubang-lubang keamanan pada sistem
Hilangnya batas ruang dan waktu di Internet
operasi menyebabkan kelemahan dan terbukanya
mengubah banyak hal. Perkembangan yang pesat
lubang yang dapat digunakan para hacker, cracker
dalam pemanfaatan jasa internet pada akhirnya
dan script kiddies untuk menyusup ke dalam
mengundang terjadinya kejahatan, yang lebih
komputer tersebut.
dikenal dengan nama Cybercrime. Cybercrime
merupakan perkembangan dari computer crime. Sedangkan menurut Kepolisian Inggris Tahir
Indonesia sebagai salah satu negara dengan (2009) ”Cyber Crime adalah segala macam
penduduk terpadat didunia juga tidak lepas dari penggunaan jaringan komputer untuk tujuan
persoalan tersebut. Indonesia menyumbang 2,4% kriminal dan atau kriminal berteknologi tinggi
kejahatan cyber di dunia. Angka ini naik 1,7% dengan menyalahgunakan kemudahan teknologi
dibanding tahun 2010 lalu di mana Indonesia digital”. Menurut Tavani (Fajri, 2008) definisi
menempati peringkat 28. Hal ini tak lain Cybercrime, yaitu ”kejahatan dimana tindakan
disebabkan oleh terus meningkatnya jumlah kriminal hanya bisa dilakukan dengan
pengguna internet di Indonesia (Kompas, 16 Mei menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia
2012). cyber”. Beberapa definisi lain seperti yang
terangkum dalam artikel Golose (2006) antara lain
Terlebih, sekarang Indonesia masuk lima menurut The U.S. Department of Justice
besar pengguna jejaring sosial terbanyak di dunia, memberikan pengertian computer crime
disinyalir penjahat cyber lebih mudah lagi dalam sebagai:"…any illegal act requiring knowledge of
Vol. 18 No. 2 September 2011 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 187
Educate User (memberikan pengetahuan worm” (sekitar tahun 1988) yang menghentikan
baru terhadap Cyber Crime dan dunia sistem email Internet kala itu. Kemudian
internet) dibentuk sebuah Computer EmergencyResponse
Team (CERT) Semenjak itu di negara lain mulai
Use hacker’s perspective (menggunakan
juga dibentuk CERT untuk menjadi point of
pemikiran dari sisi hacker untuk melindungi
contact bagi orang untuk melaporkan masalah
sistem Anda)
kemanan. IDCERT merupakan CERT
Patch System (menutup lubang-lubang Indonesia.
kelemahan pada sistem) 2. Sertifikasi perangkat security
Policy (menentukan kebijakan-kebijakan dan Perangkat yang digunakan untuk
aturan-aturan yang melindungi sistem Anda menanggulangi keamanan semestinya memiliki
dari orang-orang yang tidak berwenang) peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan
IDS (Intrusion Detection System) bundled untuk keperluan pribadi tentunya berbeda
with IPS (Intrusion Prevention System) dengan perangkat yang digunakan untuk
keperluan militer. Namun sampai saat ini belum
Firewall ada institusi yang menangani masalah evaluasi
AntiVirus perangkat keamanan di Indonesia.
Beberapa langkah penting yang harus dilakukan Tindakan Hukum bagi pelaku Cybercrime
dalam penanggulangan Cybercrime adalah : Cybercrime law dan regulasi yang tepat di
a. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional bidang ICT dianggap penting dalam menarik
beserta hukum acaranya, yang diselaraskan investasi maupun pengembangan perekonomian
dengan konvensi internasional yang terkait yang berbasis IT. Cybercrime potensial
dengan kejahatan tersebut. menimbulkan kerugian pada beberapa bidang :
politik, ekonomi, sosial budaya yang lebih besar
b. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan
dampaknya dibandingkan dengan kejahatan yang
komputer nasional sesuai standar internasional
berintensitas tinggi lainnya. Di masa mendatang
c. Meningkatkan pemahaman serta keahlian dapat menganggu perekonomian nasional melalui
aparatur penegak hukum mengenai upaya jaringan infrastruktur yang berbasis teknologi
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara- elektronik (perbankan, telekomunikasi satelit,
perkara yang berhubungan dengan Cybercrime jaringan listrik, dan jaringan lalu lintas
d. Meningkatkan kesadaran warga negara penerbangan Ishak, 2002 (dalam Setiyadi, 2003).
mengenai masalah Cybercrime serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi
Menjawab tuntutan dan tantangan
e. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik komunikasi global lewat Internet, Undang-Undang
bilateral, regional maupun multilateral, dalam yang diharapkan (ius konstituendum) adalah
upaya penanganan Cybercrime, antara lain perangkat hukum yang akomodatif terhadap
melalui perjanjian ekstradisi dan mutual perkembangan serta antisipatif terhadap
assistance treaties. permasalahan, termasuk dampak negatif
Contoh bentuk penanggulangan yang lain : penyalahgunaan Internet dengan berbagai motivasi
yang dapat menimbulkan korban-korban seperti
1. IDCERT (Indonesia Computer Emergency kerugian materi dan non materi. Peraturan dan
Response Team) perundangan di bidang ICT termasuk Cybercrime
Salah satu cara untuk mempermudah law diperlukan karena (setiyadi, 2003):
penanganan masalah keamanan adalah dengan1. Melindungi integritas pemerintah dan menjaga
membuat sebuah unit untuk melaporkan kasus reputasi suatu negara.
keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri
mulai dikenali dengan munculnya “sendmail
Vol. 18 No. 2 September 2011 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 191
2. Membantu negara terhindar dari menjadi surga - Yahoo vs Perancis: Yahoo menjual atribut Nazi
bagi pelaku kejahatan, seperti teroris, kejahatan yang dilarang di Perancis
terorganisasir, dan operasi penipuan. - Google vs China: Pemerintah China memblokir
3. Membantu negara terhindar dari sebutan sebagai situs Google dan mengalihkan ke situs
tempat yang nyaman untuk menyimpan aplikasi pemerintah.
atau data hasil kejahatan cybercrime. Kasus Cybercrime terjadi hampir di setiap negara
4. Meningkatkan kepercayaan pasar karena adanya di dunia dan masing-masing negara mempunyai
kepastian hukum yang mampu melindungi cara penanganan yang berbeda, (Rahardjo, 2001):
kepentingan dalam berusaha.
5. Memberikan perlindungan terhadap data yang 1. Amerika Serikat memiliki:
tergolong khusus (classified), rahasia, informasi
yang bersifat pribadi, data pengadilan kriminal, a) Computer Crime and Intellectual Property
dan data publik yang dianggap perlu untuk Section (CCIPS) of the Criminal Division
dilindungi. of the U.S. Departement of Justice. Institusi
ini memiliki situs web
6. Melindungi konsumen, membantu penegakan <http://www.cybercrime.gov> yang
hukum, dan aktivitas intelligen. Mencegah memberikan informasi tentang cybercrime.
korupsi. Namun banyak informasi yang masih
7. Meningkatkan keamanan nasional dan terfokus kepada computer crime.
mengurangi kerentanan dari serangan dan aksi b) b. National Infrastructure Protection
oleh teroris dan mereka yang berniat jahat. Center (NIPC) merupakan sebuah institusi
8. Melindungi dunia usaha dari resiko bisnis pemerintah Amerika Serikat yang
seperti kehilangan pangsa pasar, rusaknya menangani masalah yang berhubungan
reputasi, penipuan, tuntutan hukum dari publik, dengan infrastruktur. Institusi ini
dan kasus perdata maupun pidana. mengidentifikasi bagian infrastruktur yang
penting (critical) bagi negara (khususnya
9. Sebagai sarana untuk menghukum pelaku
bagi Amerika Serikat). Situs web:
kejahatan di bidang teknologi informasi.
<http://www.nipc.gov>. Internet atau
10. Meningkatkan peluang bagi diakuinya catatan jaringan komputer sudah dianggap sebagai
elektronik sebagai alat bukti yang sah di infrastruktur yang perlu mendapat perhatian
pengadilan dalam kasus kejahatan biasa seperti khusus. Institusi ini memberikan advisory
pencurian, penipuan, pembunuhan, penculikan
2. The National Information Infrastructure
dan lain – lain, atau kejahatan komputer dan
Protection Act of 1996
kejahatan yang dilakukan menggunakan
Internet. 3. CERT yang memberikan advisory tentang
adanya lubang keamanan (Security holes).
Pengaturan hukum dalam Internet masih
relatif baru dan terus berkembang, ada dorongan 4. Korea memiliki Korea Information Security
pengaturan yang bersifat global, namun kedaulatan Agency yang bertugas untuk melakukan
hukum menjadikannya tidak mudah terlaksana. Hal evaluasi perangkat keamanan komputer &
ini menjadi salah satu kelemahan dari penegakan Internet, khususnya yang akan digunakan oleh
cybercrime law terutama jika menyangkut perkara pemerintah.
kejahatan yang dilakukan oleh individu atau entitas Saat ini, Indonesia belum memiliki Undang -
bisnis yang berada di negara lain. Konstitusi suatu Undang khusus/ cyber law yang mengatur
negara tidak dapat dipaksakan kepada negara lain mengenai cybercrime walaupun rancangan undang
karena dapat bertentangan dengan kedaulatan dan undang tersebut sudah ada sejak tahun 2000 dan
konstitusi negara lain, oleh karena itu hanya revisi terakhir dari rancangan undang-undang
berlaku di negara yang bersangkutan saja, seperti tindak pidana di bidang teknologi informasi sejak
pada kasus berikut : tahun 2004 sudah dikirimkan ke Sekretariat Negara
192 Dista Amalia Arifah Jurnal Bisnis dan Ekonomi
RI oleh Departemen Komunikasi dan Informasi f. Pasal 282 dan 311 KUHP (tentang kasus
serta dikirimkan ke DPR namun dikembalikan Penyebaran foto atau film pribadi seseorang
kembali ke Departemen Komunikasi dan Informasi yang vulgar di Internet).
untuk diperbaiki. Dalam Upaya Menangani kasus-
g. Pasal 378 dan 362 (tentang kasus Carding
kasus yg terjadi khususnya yang ada kaitannya
karena pelaku melakukan penipuan seolah-
dengan Cybercrime, para Penyidik ( khususnya
olah ingin membayar, dengan kartu kredit
Polri ) melakukan analogi atau perumpamaan dan
hasil curian )
persamaan terhadap pasal-pasal yang ada dalam
KUHP Pasal yang dapat dikenakan dalam KUHP 2. Undang-Undang No.19 Thn 2002 tentang Hak
pada Cybercrime antara lain: Cipta, Khususnya tentang Program Komputer
atau software
1. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana),
pasal-pasal yang terkait : 3. Undang-Undang No.36 Thn 1999 tentang
Telekomukasi, (penyalahgunaan Internet yang
a. Pasal 362 KUHP tentang pencurian ( Kasus
mengganggu ketertiban umum atau pribadi).
carding ) Carding sendiri dalam versi POLRI
meliputi (Arifiyadi, 2008): 4. Undang-undang No.25 Thn 2003 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No.15 Thn
i. Mendapatkan nomor kartu kredit (CC) dari
2002 tentang Pencucian Uang.
tamu hotel, khususnya orang asing
5. Undang-Undang No.15 thn 2003 tentang
ii. Mendapatkan nomor kartu kredit melalui
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
kegiatan chatting di Internet
Hambatan dalam penanganan Cybercrime
iii. Melakukan pemesanan barang ke perusahaan
di luar negeri dengan menggunakan Jasa Meskipun sudah ada beberapa pasal yang
Internet bisa menjerat pelaku Cybercime ke penjara masih
dijumpai adanya hambatan-hambatan dalam
iv. Mengambil dan memanipulasi data di
pelaksanaan di lapangan yang antara lain sebagai
Internet.
berikut (Noor, 2005):
v. Memberikan keterangan palsu, baik pada
1) Perangkat hukum yang belum memadai
waktu pemesanan maupun pada saat
pengambilan barang di Jasa Pengiriman Para penyidik ( khususnya Polri )
(kantor pos, UPS, Fedex, DHL, TNT, dan melakukan analogi atau perumpamaan dan
lain-lain.). Carding (pelakunya biasa disebut persamaan terhadap pasal-pasal yang ada dalam
carder), adalah kegiatan melakukan transaksi KUHP sependapat bahwa perlu dibuat undang-
e-commerce dengan nomor kartu kredit palsu undang yang khusus mengatur cybercrime.
atau curian. Pelaku tidak harus melakukan 2) Kemampuan penyidik
pencurian atau pemalsuan kartu kredit secara
fisik, melainkan pelaku cukup mengetahui Secara umum penyidik Polri masih sangat
nomor kartu dan tanggal kadaluarsanya saja . minim dalam penguasaan operasional komputer
dan pemahaman terhadap hacking komputer
b. Pasal 378 KUHP tentang Penipuan (Penipuan serta kemampuan melakukan penyidikan
melalui website seolah-olah menjual barang) terhadap kasus-kasus itu. Beberapa faktor yang
c. Pasal 311 KUHP Pencemaran nama Baik ( sangat berpengaruh (determinan) adalah:
melalui media internet dengan mengirim email a. Kurangnya pengetahuan tentang komputer.
kepada Korban maupun teman-teman korban)
b. Pengetahuan teknis dan pengalaman para
d. Pasal 303 KUHP Perjudian (permainan judi penyidik dalam menangani kasus-kasus
online) Cybercrime masih terbatas.
e. Pasal 282 KUHP Pornografi (Penyebaran c. Faktor sistem pembuktian yang menyulitkan
pornografi melalui media internet). para penyidik.
Vol. 18 No. 2 September 2011 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 193
salah satu cara untuk melaksanakan penegakan pada Program Studi Magister Ilmu Hukum
hukum terhadap Cybercrime. Program Pascasarjana Universitas Sumatra
Utara, yang dipublikasikan
DAFTAR PUSTAKA
Mc Leod Jr, Rayman and Schell, George P, April
Arifiyadi Teguh, (2008), ” Menjerat Pelaku Cyber
2008, “ Sistem Informasi Manajemen” Edisi
Crime dengan KUHP”, Pusat Data
10, Penerbit Salemba Empat
Departemen Komunikasi dan Informatika
diakses pada tanggal 3 Maret 2009 dari www. Rahardjo, Budi, 2001, ”Cybercrime”, draft pada
depkominfo.go.id diskusi mengenai topik yang sama
br@paume.itb.ac.id – budi@cert.or.id
-------------------, (2008), ”Cybercrime dalam
Perspektif Rancangan Konsep KUHP Baru”, Setiyadi, Mas Wigrantoro Roes, 2003, “Urgensi
Pusat Data Departemen Komunikasi dan Cybercrime Law sebagai Perlindungan bagi
Informatika diakses pada tanggal 3 Maret Pengguna Teknologi Informasi” Pendekatan
2009 dari www. depkominfo.go.id Kebijakan Publik Dalam Menjawab
Kebutuhan Terhadap Perangkat Legal Untuk
Fajri, Anthony, April 2008, ”Cybercrime”
Memerangi Kejahatan Di Bidang Teknologi
http://students.ee.itb.ac.id/fajri/publication
Informasi (Cybercrime), Makalah
Golose, PetrusReinhard, 2006, ”Perkembangan disampaikan pada Cybercrime Seminar 19
Cybercrime dan Upaya Penanganannya di Maret 2003
Indonesia oleh Polri”, Buletin Hukum
Perbankan dan Kebanksentralan Vol.4 Sinar Indonesia Baru, 2009, “Kasus “Cyber Crime”
Indonesia Tertinggi di Dunia”, diakses pada
Nomor.2 Agustus 2006
29 Maret 2009 di www.google.com
Gregory, Thomas HA, 2005 ”Ketenaran
Tahir, Achmad, April 2009, “Penegakan Hukum
Cybercrime di Indonesia”, Makalah STIMIK
Cybercrime di Indonesia”, Tesis pada
Perbanas 2005 yang dipublikasikan diakses
Program Studi Magister Ilmu Hukum
pada 19 Desember 2008 di www.google.com
Program Pascasarjana Universitas Gajah
Noor, Azamul Fadhly, 2005, ”Tinjauan Yuridis Mada, yang dipublikasikan
terhadap Cybercrime di Indonesia”, Tesis
Vol. 18 No. 2 September 2011 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 195
LAMPIRAN