Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH CYBER CRIME

Disusun Oleh :

Hernando Mailuhu 10190073


Yusuf Ilham Firmansyah 10190085
Farhan Sabilillah 10190115
Reyhan Adhistira 10190095
Maulana wijaya 10190039

Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak


Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika
Jakarta
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta telah

memberikan rahmat serta karunia hidayah-Nya kepada penulisan dan umat yang ada

terkhusus untuk penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.Terima kasih kepada seluruh pihak

yang telah membantu dan memberi semangat dalam pengerjaan makalah ini

Makalah ini telah saya buat secara benar serta membuat secara maksimal. Dalam

pembuatan makalah adalah melakukan atau memenuhi salah satu syarat untuk Mendapat nilai

uas EPTIK. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak – banyak terimakasih

kepada semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan makalah dan  Penulis berharap maklah

ini dapat digunakan dengan semestinya.

Jakarta, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH CYBER CRIME


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Analisa
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.2. Teori Cyber Crime
2.3. Teori CyBER LAW
2.4 Teori
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat pertama kali ditemukan komputer hanyalah sebuah mesin besar dengan
kemampuan yang terbatas, dalam waktu yang singkat piranti tersebut telah mengalami
perkembangan yang signifikan baik dari sisi kemampuan maupun ukuran. Banyak
perusahaan menggunakan komputer dalam aktivitas hariannya, begitu pula dengan
pemakai perseorangan. Terlebih lagi sejak ditemukannya internet pada tahun 1969 dan
mengalami booming seperempat abad kemudian.
Internet telah memberikan dampak yang jauh lebih besar pada komunikasi berbasis
komputer daripada perkembangan yang lain, dan mendorong 186 Dista Amalia Arifah
Jurnal Bisnis dan Ekonomi pula dilakukannya transaksi bisnis via Internet. Perusahaan-
perusahaan berskala dunia semakin banyak memanfaatkan fasilitas internet. Sementara itu
tumbuh transaksi-transaksi melalui elektronik atau on-line dari berbagai sektor, yang
kemudian memunculkan istilah; e-banking, ecommerce, e-trade, e-business, e-
government, eeducation dan e-retailing. Perkembangan Internet yang semakin hari
semakin meningkat baik teknologi dan penggunaannya, membawa banyak dampak baik
positif maupun negative

Tentunya untuk yang bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak
manfaat dan kemudahan yang didapat dari teknologi ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa
teknologi Internet juga membawa dampak negatif yang tidak kalah banyaknya dengan
manfaat yang ada. Internet membuat kejahatan yang semula bersifat konvensional
berkembang menjadi sebuah kejahatan modern dengan tingkat kerugian yang lebih besar
dengan dampak yang luas. Contohnya; adanya tindak pidana via e-commerce oleh
sekelompok pemuda di Medan, hacker Steven Haryanto dan Dani Hermansyah yang
mengacaukan website entitas tertentu, beberapa artis yang dicemarkan namanya melalui
sebuah situs prostitusi. Banyaknya dampak negatif yang timbul dan berkembang
melahirkan pendapat bahwa tidak ada komputer yang aman kecuali dipendam dalam
tanah sedalam 100 meter dan tidak memiliki hubungan apapun juga

Hilangnya batas ruang dan waktu di Internet mengubah banyak hal. Perkembangan
yang pesat dalam pemanfaatan jasa internet pada akhirnya mengundang terjadinya
kejahatan, yang lebih dikenal dengan nama Cybercrime. Cybercrime merupakan
perkembangan dari computer crime. Indonesia sebagai salah satu negara dengan
penduduk terpadat didunia juga tidak lepas dari persoalan tersebut. Indonesia
menyumbang 2,4% kejahatan cyber di dunia. Angka ini naik 1,7% dibanding tahun 2010
lalu di mana Indonesia menempati peringkat 28. Hal ini tak lain disebabkan oleh terus
meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia (Kompas, 16 Mei 2012).

Terlebih, sekarang Indonesia masuk lima besar pengguna jejaring sosial terbanyak di
dunia, disinyalir penjahat cyber lebih mudah lagi dalam menjalankan aksinya. Para
penjahat cyber memanfaatkan jaringan pertemanan melalui jejaring sosial, karena
sebagian besar pengguna jejaring sosial percaya begitu saja atas link atau konten yang
mereka terima dari sesama teman. Tanpa melakukan konfirmasi atau pengecekan lebih
lanjut pengguna jejaring sosial tersebut melakukan akses langsung ke web atau situs yang
mereka terima, yang tanpa disadari berisi program jahat. (Kompas, 16 Mei 2012).
lancaran proses pembangunan nasional sekaligus mengamankan hasil-hasil yang telah
dicapai harus dapat melindungi hak para pemakai jasa internet sekaligus menindak tegas
para pelaku Cybercrime. Melihat dari sifatnya Cybercrime termasuk dalam kategori
borderless cryme (kejahatan tanpa batasan ruang dan waktu), sehingga dalam
memberantas tindak kejahatan Cybercrime, diperlukan langkahlangkah yang kompleks,
terintegrasi serta berkesinambungan dari banyak pihak, tidak hanya tugas penegak hukum
semata.
1.2. Tujuan Analisa
 Ingin mengetahui dampak yang di sebabkan oleh Dunia Virtual (Cybercrime)
 Mengalih lebih dalam Tentang Cybercrime dan CyberLaw
 Mengetahui Sasaran dan Teknik pelaku Cybercrime
1.3. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas makalah Etika Profesi Teknologi Informasi dan

Komunikasi sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan, berisikan Latar belakang, Tujuan Analisa, dan Sistematika

penulisan

2. Bab II Landasan Teori, yaitu berisi teori-teori yang berkaitan dengan tema yang
diambil
3. Bab III Pembahasan, berisi tentang pembahasan mengenai contoh kasus dan Regulasi
undang-undang/Peradilan yang menangani kasus cyber crime
4. Bab IV Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran
5. Daftar Pustaka, berisi sumber referensi yang digunakan pada penulisan makalah.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Teori Cyber Crime
a. Definisi Cybercrime

Untuk memudahkan pemahaman, berikut beberapa pendapat tentang apa yang dimaksud
dengan Cybercrime. Menurut Gregory (2005) Cybercrime adalah suatu bentuk kejahatan virtual
dengan memanfaatkan media komputer yang terhubung ke internet, dan mengekploitasi
komputer lain yang terhubung dengan internet juga. Adanya lubang-lubang keamanan pada
sistem operasi menyebabkan kelemahan dan terbukanya lubang yang dapat digunakan para
hacker, cracker dan script kiddies untuk menyusup ke dalam komputer tersebut.

Sedangkan menurut Kepolisian Inggris Tahir (2009) ”Cyber Crime adalah segala macam
penggunaan jaringan komputer untuk tujuan kriminal dan atau kriminal berteknologi tinggi
dengan menyalahgunakan kemudahan teknologi digital”. Menurut Tavani (Fajri, 2008) definisi
Cybercrime, yaitu ”kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan
menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber”. Beberapa definisi lain seperti yang
terangkum dalam artikel Golose (2006) antara lain menurut The U.S. Department of Justice
memberikan pengertian computer crime sebagai:"…any illegal act requiring knowledge of
Computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution". Pengertian lainnya
diberikan oleh Organization of European Community Development, yaitu: "any illegal, unethical
or unauthorized behavior relating to the automatic processing and/or the transmission of data".
Andi Hamzah mengartikan Cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum
sebagai penggunaan komputer secara ilegal

2.2. Teori Cyber Law


2.3.

BAB III PEMBAHASAN


BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.stmik-time.ac.id/index.php/jurnalTIMES/article/view/556

Anda mungkin juga menyukai