Anda di halaman 1dari 10

Pencurian Identitas Digital Sebagai Bentuk Cyber

Related Crime

Iftah Putri Nurdiani


Universitas Indonesia
Iftahaha@gmail.com

Abstrak

Pencurian data merupakan salah satu bentuk kejahatan yang menjadi isu hangat
belakangan ini. Pencurian data yang dahulu dilakukan secara konvensional kini dapat
dilakukan dengan lebih mudah melalui bantuan medium computer dan internet.
Tulisan ini ingin membahas tentang isu cyber related crime yaitu pencurian data
digital yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang fintech, khususnya
pinjaman daring ilegal. Mereka akan menyalahgunakan data pribadi milik debitor
yang akan memberikan kerugian bagi debitor tersebut. Tulisan ini menggunakan
metode kualitatif dengan mengambil data dari berbagai sumber berita yang ada di
internet.

Kata kunci: Kejahatan, cyber crime, cyber related crime, pencurian data digital,
pinjaman online illegal.

Pendahuluan jumlah konektivits internet yang naik


Perkembangan teknologi juga terkadang dari 231 pengguna di tahun 1981 menjadi
terasa begitu cepat dan tidak bisa diimbangi 541.677.360 di tahun 2008 (Jutverson,
dengan evolusi sosial, dan budaya yang 2004). Di Indonesia sendiri menurut
terkadang terkesan berkembang lebih data dari Asosiasi Provider Jaringan
lambat, sehingga membuat manusia tidak Internet Indonesia (APJII) sebanyak 52%
mampu mengelola kompleksitas dari hal pengguna internet aktif menggunakan
tersebut (Marchant, Allenby, & Herkerth, ponselnya untuk mengakses internet selama
2011). Revolusi teknologi juga dilihat sebagai kurang lebih 4 jam dalam sehari. Hal ini
sesuatu yang dapat mengubah domain menandakan bahwa penggunaan internet
ekonomi, sosial, bahkan personal seseorang merupakan suatu kegiatan yang mudah dan
(Roco & Bainbridge, 2003). Ketidak menjadi kebiasaan banyak orang. Namun,
mampuan manusia menghadapi kemajuan disatu sisi pertumbuhan internet dinilai
dan perubahan tersebutlah yang kemudian memberikan jalan atau cara lain bagi pelaku
akan menghasilkan permasalahan. untuk melakukan kejahatan yang disebut
Pertumbuhan teknologi internet adalah cybercrime. Isu kejahatan siber ini menjadi
salah satu perkembangan yang sangat isu yang perlu diperhatikan terutama
mengesankan, hal ini dapat dilihat dari pada negara-negara berkembang seperti

1
Jurnal Kriminologi Indonesia
Volume 16 Nomer 2, November 2020
1-10

Indonesia, dalam laporan dari International online ilegal tidak jarang mencuri data
Fraud Watch (2004), Indonesia menjadi dan menyalahgunakannya ketika debitor
negara urutan kedua terbanyak kasus tidak dapat membayar hutangnya. Padahal,
penipuan online (Kshetri, 2010). Selain itu privasi semua data individu harus dijamin
kejahatan siber, terdapat juga cyber-related dengan membuat seperangkat peraturan
crime yang berupa berbagai macam tindak umum untuk menangani dan mengelola data
kejahatan dengan ataupun tidak dengan pribadi (Hasani & Dehghantanha, 2011)..
bantuan cyberspace dapat terlaksana (Glenn
& al, 2009). Dalam hal ini berarti kejahatan Tinjauan Teoritis
akan tetap bisa terlaksanakan tanpa adanya Pencurian Identitas Digital
teknologi komputer, yang berarti komputer Pencurian data menjadi permasalahan
hanyalah berguna sebagai media pendukung yang cukup disoroti dalam masyarakat
kejahatan. modern yang terhubung dengan
Salah satu bentuk cyber related crime internet. Berbeda dengan pencurian data
yang terus mengalami perkembangan konvensional, pencurian data pribadi
dan sedikitnya korban yang sadar akan digital melalui medium internet dapat
viktimisasi kejahatan tersebut adalah mengakibatkan kerugian yang sangat besar
pencurian identitas atau identity theft. kepada korbannya (Chawki, 2006). Di
Privasi akan data personal kemudian Amerika sendiri, kejahatan ini menjadi salah
menjadi isu yang cukup penting dalam era big satu kejahatan yang sedang berkembang
data (Sun, 2018). Berdasarkan laporan dari dengan sangat cepat dan mengakibatkan
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat kerugian yang sangat besar mencapai
(ELSAM) tentang pencurian data pribadi 16 – 50 miliar dolar pertahun (Veiraitis,
di Indonesia sepanjang 2013-2017 adalah Copes, & Birch, 2014). Belum ada definisi
sebagai berikut: Penyalahgunaan kuasa atas pencurian data yang dapat diterima secara
data pribadi sebesar 37%, pencurian dengan universal. Namun, yang perlu diketahui
Malware sebesar 30%, pencurian dengan adalah pencurian data didalamnya terdapat
alat besar sebesar 18%, dan pembocoran data banyak komponen kegiatan ilegal seperti
sebesar 15% (Multimedia, 2017). Pencurian pencurian dan penyalahgunaan penggunaan
informasi pribadi ini dapat sangat mungkin data pribadi, yang bisa digunakan untuk
merugikan korban baik secara materi pelanggaran lain seperti penipuan akun,
mau pun non-materi. Risiko terhadap pemalsuan dengan dokumen palsu,
identitas digital dapat datang dalam bentuk perdangan manusia, hingga terorisme
pencurian identitas yang dihasilkan dari (Veiraitis, Copes, & Birch, 2014). Sementara
pelanggaran privasi yang timbul dari itu, pencurian data juga dapat dijelaskan
ketidakmampuan untuk melakukan kontrol sebagai langkah awal pengumpulan,
atas pengumpulan dan pemrosesan data pemilikan, dan perdagangan identitas untuk
(Kulhari, 2018). Pencurian data sebagai tujuan kejahatan seperti penipuan atau
pelanggaran hak atas privasi ini menjadi pun penyalahgunaan kartu debit dan kredit
masalah yang cukup kompleks dalam dunia (Justice, 2010). Menurut CIPPIC, terdapat
dengan teknologi yang terus berkembang. setidaknya 12 tipe informasi pribadi yang
Sektor fintech merupakan sektor yang sering di curi, yaitu: (1) nomor kartu kredit,
seringkali melakukan cyber related crime (2) nomor CW (di belakang kartu kredit), (3)
berupa pencurian identitas digital pada laporan kredit, (4) Social Security Number,
penggunanya. Perusahaan pinjaman (5) nomor surat izin mengemudi, (6) nomor

2
Pencurian Identitas Digital Sebagai Bentuk Cyber Related Crime
Iftah Putri Nurdiani

ATM, (7) nomor telepon, (8) nomor gadai, akan dipergunakan untuk melakukan
(9) tanggal lahir, (10) kata sandi dan PIN, kejahatan lain dan akan sangat merugikan
(11) alamat rumah, (12) nomor handphone korban.
(CIPPIC, 2007). Dari penjelasan tersebut, Cyber-related Crime
informasi-informasi yang seringkali dicuri Cyber related crime seringkali disamakan
adalah informasi yang bersifat sangat dengan cybercrime padahal keduanya
pribadi dan mungkin akan mengakibatkan merupakan dua hal yang berbeda. Keduanya
kerugian yang cukup besar ketika informasi muncul bersamaan dengan perkembangan
pribadi tersebut disalah gunakan oleh orang Ilmu Teknologi dan Komunikasi. Dalam
lain. hal ini, kejahatan siber dijelaskan sebagai
Pendefinisian pencurian identitas sebuah kejahatan yang hanya dapat
elektronik, seperti apa yang sudah dikatakan dilakukan dengan penggunaan komputer
sebelumnya, tidaklah mudah karena atau jaringan, dimana di dalamnya termasuk
identitas bukanlah sesuatu yang seharusnya kegiatan penyebaran virus, malware,
dicuri (Koops & Leenes, 2006), sehingga spyware, hacking, atau pun DDos (McGuire,
Koops dan Leenes mendefiniskannya 2012). Lalu, Graeme (2009) menjelaskan
sebagai penipuan atau aktivitas melanggar bahwa kejahatan siber merupakan kejahatan
hukum lainnya dimana identitas seseorang baru yang mulai dikenal diakhir abad 20an,
yang masih hidup digunakan sebagai kejahatan ini merupakan suatu kejahatan
target atau alat utama tanpa adanya yang ada di cyberspace yang menjadikan
persetujuan dari orang tersebut. Selain komputer sebagai alat, target, ataupun
itu, kerugian dari pencurian identitas ini tempat untuk melakukan tindak kejahatan
tidak hanya pada aspek finansial, tetapi (Newman, 2009). Oleh karena itu dapat
juga didalamnya kerugian kehilangan dijelaskan bahwa cybercrime merupakan
catatan-catatan dokumen penting (Manap, kejahatan yang menggunakan komputer
2015). Cara pelaku mengumpulkan dan sebagai media utama untuk melakukan
mencuri data korbannya adalah dengan tindak kejahatan. Sementara itu, cyber
memanfaatkan Teknologi Informasi dan related crime atau dikenal dengan computer
Komunikasi, contohnya dengan peretasan, related crime merupakan berbagai macam
phising, pharming, penipuan uang muka, tindak kejahatan yang dengan ataupun tidak
formulir online palsu, pencuri kata sandi, dengan bantuan cyberspace dapat terlaksana
dan keyloggers (Paget, 2007). Para pelaku (Glenn & al, 2009). Ciri khusus terkait
biasanya sulit untuk dilacak karena cyber related crime adalah luasnya konsep
kejahatan ini terjadi di lingkup online. dan pemahaman kejahatan offline yang
Hal ini juga didukung dengan adanya Tor dikatakan menjadi kejahatan siber ketika
(The Onion Router) dan mata uang digital, kejahatan tersebut dilakukan melalui media
dimana Tor memungkinkan para pengguna komputer atau internet (ITU, 2012). Cyber
untuk terhubung secara anonym ke situs- related crime seringkali dikaitkan dengan
situs yang lokasinya juga anoim dan biasa tindakan yang dilarang oleh undang-undang
disebut sebagai dark web (Dingledine, dan / atau yurisprudensi yang melibatkan
Mathewson, & Syverson, 2004). Sehingga, penggunaan teknologi digital, revenge
dapat disimpulkan bahwa pencurian porn, cyber pornography, identity theft,
identitas digital merupakan kegiatan cyber harassment dan skimming. Semua
ilegal pengambilan informasi pribadi kejahatan yang telah disebutkan dalam
seseorang melalui internet yang biasanya kehidupan sehari-hari tanpa bantuan media

3
Jurnal Kriminologi Indonesia
Volume 16 Nomer 2, November 2020
1-10

komputer atau cyberspace. Sehingga dapat hak atas privasi seakan semakin sulit di
disimpulkan bahwa cyber related crime era teknologi seperti sekarang ini. Karena,
adalah kejahatan konvensional yang sering pada dasarnya perkembangan tekbologi
terjadi di kehidupan sehari-hari dimana memungkinkan mudahnya pengumpulan,
teknologi komputer kemudian memberikan penyimpanan berbagai data pribadi yang
ruang baru bagi kejahatan tersebut untuk sebelumnya tidak terbayangkan, dan hal
terus berkembang. tersbut lah yang kemudian menjadi tugas
Hak Atas Privasi negara untuk menjamin perlindungan
Hak atas privasi merupakan salah atas data pribadi ssmilik warga negaranya.
satu hak yang harus selalu dihormati dan Di Indonesia sendiri, regulasi akan
dilindungi karena merupakan salah satu perlindugan privasi khususnya mengenai
hak asasi yang terdapat dalam Deklarasi data pribadi dapat ditemukan dalam UU
Universil Hak Asasi Manusia (DUHAM). No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi
Menurut UNICEF, perkembangan teknologi dan Transaksi Elektronik (ITE). Dalam
dan internet menjadi hak atas privasi undang-undang ini terdapat juga pasal yang
menjadi sedikit lebih kompleks dimana mengatur tetang data pribadi, dan hak atas
selain memberikan kemudahan disatu privasi pada Pasal (26) yang intinya adalah
sisi internet juga memunculkan ancaman penggunaan informasi pribadi dari media
baru dan beragam seperti pencurian harus selalu dengan persetujuan orang
identitas, cybercriminals, dan peretas yang bersangkutan, dan jika tidak maka
yang memanfaatkan bisnis e-commerce orang yang bersangkutan dapat melaporkan
(UNNICEF, n.d). Privasi dinilai berkaitan tindakan tersebut.
erat dengan martabat seorang manusia dan Metode Penelitian
nilai-nilai lain seperti kebebasan berserikat Teknik pengumpulan data yang digunakan
dan berpendapat (Banisar & Davies, 1999). adalah data sekunder dari literatur ilmiah
Prosser (1984) menjelaskan bahwa hak dan berita terkait pencurian data pribadi.
atas privasi memiliki beberapa fitur yang Dalam hal ini, studi literatur dapat dimaknai
khas; (1) gangguan terhadap kesendirian sebagai pengumpulan dokumen kualitatif.
seseorang atau kepada urusan pribadinya, Yang dimaksud dokumen kualitatif itu
(2) pengungkapan fakta personal yang sendiri termasuk dokumen publik seperti
mempermalukan seseorang, (3) publisitas koran, laporan pers atau dokumen privat
yang menjadikan seseorang sorotan di mata seperti surat pribadi ataupun buku harian
publik untuk keuntungan pelaku (Lubis, (Creswell, 2009: 181). Pada tulisan ini, data
Kartiwi, & Zahulda, 2013). Sementara itu, diambil dari beberapa situs dan kanal berita
Westin (1967) mendefinisikan hak atas online.
privasi sebagai klaim dari individu, kelompok, Laporan dari LBH Jakarta pada 2018
atau lembaga untuk menentukan sendiri sendiri terdapat 13330 laporan korban
kapan, bagaimana, dan sampai sejauh mana pinjaman online dari 25 provinsi di
informasi tentang mereka dikomunikasikan Indonesia, korban biasanya melakukan
kepada orang lain (Anggara, Eddyono, & pengaduan atas penyebaran data pribadi,
Djafar, 2015). Sehingga, hak atas privasi teror, dan pelecehan seksual (Safitri,
dapat diartikan sampai batas apa seseorang 2018). Pakar keamanan siber dari CISSReC
dapat mengambil atau menyebarkan mengatakan bahwa maraknya kasus ini
informasi yang bukan miliknya. dikarenakan jumlah pinjaman daring di
Namun, upaya dalam menegakan Indonesia sangatlah banyak, namun yang

4
Pencurian Identitas Digital Sebagai Bentuk Cyber Related Crime
Iftah Putri Nurdiani

sudah legal dan terdaftar hanya sebanyak melaporkan sebuah perusahaan fintech
312 dan sisanya sebanyak 1129 merupakan ilegal karena data pribadinya disebar luaskan
pinjaman daring ilegal yang tidak terdaftar dengan tuduhan pencemaran nama baik dan
hingga saat ini. Pinjaman daring biasanya ancaman kekerasan oleh perusahaan fintech
akan meminta data-data seperti KTP, Kartu tersebut. Korban yang meminjam uang
Keluarga, foto, alamat tinggal, nomor telepon sebesar Rp 1,2 juta kesulitan membayar
pribadi dan keluarga, serta data lainnya yang hutangnya dikarenakan bunga yang terus
akan disalahgunakan oleh pihak pinjaman bertambah setiap hari hingga Rp 60-80
daring ilegal. Masyarakat awam seringkali ribu. Karena kesulitan membayar korban
tidak sadar mereka telah menyerahkan data akhirnya diancam, difitnah, dan perusahaan
pribadi mereka kepada pihak lain melalui tersebut menyebarkan data pribadi
disetujuinya terms of agreement sebelum korban ke kontak yang berada di gawai
mereka meminjam uang. OJK sebenarnya milik korban. Penyebaran data dan fitnah
sudah membatasi akses data semua fintech tersebut dilakukan dengan cara SMS Blast
legal, dimana mereka hanya bisa boleh ke seluruh kontak korban dengan isi fitnah
mengakses kamera, microphone, lokasi, yang menyebutkan korban telah melakukan
dan email, data nasabah lainnya tidak penggelapan uang kantor, pencurian, dan
boleh diakses. Semua fintech harus tunduk penipuan. Contoh kasus lain terjadi pada
kepada Code of Conduct yang ditetapkan 2018 lalu, kejadian ini terjadi ketika Silvi
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (korban) mengadu ke LBH Jakarta bahwa ia
Indonesia (AFPI) karena jika melanggar diteror ketika tidak belum mebayar tagihan
CoC maka AFPI akan memberikan sanksi. selama 3 hari. Teror juga dilakukan kepada
Namun, pada praktiknya banyak dari kasus semua kontak yang ada di handphone nya
pencurian data dan identitas pribadi digital padahal ia tidak pernah memberikan data
dilakukan oleh fintech atau pinjaman daring tersebut kepada pihak pinjaman daring
ilegal, sehingga mereka tidak memiliki CoC ilegal. Akibatnya ia harus diberhentikan
tersendiri dan sulitnya pendeteksian jika dari pekerjaannya karena seluruh teman
ada peminjam yang dirugikan. kantornya diteror oleh pelaku.
Selain diperjual belikan, data pribadi
milik debitor yang diambil oleh pinjaman Hasil Penelitian dan
daring ilegal, data tersebut seringkali Pembahasan
juga digunakan untuk melakukan teror Isu mengenai pencurian identitas pribadi
ketika pihak debitor tidak bisa membayar mulai banyak dibicarakan seiring dengan
hutangnya (Kurnia, 2019). Dilansir dari banyaknya kasus yang disorot oleh media.
liputan6.com, Lembaga Bantuan Hukum Pencurian data sendiri didefinisikan oleh
(LBH) Jakarta mengatakan adanya Koops dan Leenes (2016) sebagai penipuan
pelanggaran Hak Asasi Manusia terkait atau aktivitas melanggar hukum lainnya
hak atas rasa aman dan hak privasi dalam dimana identitas seseorang yang masih
kasus teror pinjaman online ini. Peminjam hidup digunakan sebagai target atau alat
biasanya akan mempermalukan debitor utama tanpa adanya persetujuan dari orang
dengan mengirim pesan singkat ke banyak tersebut. Kemudahan akses internet pada
orang termasuk teman dekat, keluarga, masa kini meningkatkan risiko pencurian
hingga rekan kerja yang datanya diambil identitas pribadi digital, para pelaku
secara ilegal. Sebagai contoh, dilansir dari pencurian data memanfaatkan kemudahan
detik.com, seorang warga Jakarta Timur ini dengan berbagai cara. Pencurian data

5
Jurnal Kriminologi Indonesia
Volume 16 Nomer 2, November 2020
1-10

pribadi digital di Indonesia banyak terjadi data dihargai dengan kisaran Rp.350.000 –
di lingkup fintech atau perusahaan yang Rp.750.000, untuk 500 sampai 1 juta data
bergerak di bidang finansial khususnya dihargai Rp 3,5 juta – Rp 5 juta. Kemudian
pinjaman online. Menurut data dari Rilis data hasil curian tersebut akan dijual secara
Pers No. 1399/SK-ADV-PMU/XII/2018 terbuka melalui website atau pun media
Lembaga Bantuan Hukum Jakarta terdapat sosial seperti Facebook (Kumparan, 2018).
sebanyak 1330 pengaduan korban pinjaman Data-data yang dijual biasanya didapat dari
dana online dan adanya 14 pelanggaran Hak perusahaan atau pun bank, dengan berisikan
Asasi Manusia yang dialami oleh korban. nama lengkap, tempat tinggal, tanggal lahir,
Selanjutnya, pelanggaran-pelanggaran NIK, no telepon rumah, email, alamat
yang terkait dengan pencurian data digital kantor, jabatan, hingga nama ibu kandung.
adalah; (1) ancaman, fitnah, dan pelecehan Dapat dilihat bahwa pencurian data
seksual, (2) penyebaran data pribadi, (3) memang hal yang sudah ada sejak dahulu
penyebaran foro dan informasi pinjaman oleh para oknum yang ingin meraup untung,
ke kontak yang ada pada gawai peminjam, namun perlu diketahui juga bahwa seiring
(4) data KTP dipakai oleh penyelenggara berkembangnya waktu pencurian data saat
aplikasi pinjaman online untuk mengajukan ini dapat dilakukan secara digital atau online
pinjaman di aplikasi lain. Perusahaan salah satunya melalui perusahaan pinjaman
pinjaman online ilegal ini biasanya akan online. Perusahaan pinjaman online ilegal
meminta data dan informasi pribadi korban sering kali melakukan pencurian data milik
seperti KTP, KK, dan foto sebagai syarat debitornya karena ia tidak bisa dan/atau
untuk melakukan pinjaman. Banyak dari telat membayar tagihan hutang. Pencurian
masyarakat awam yang tidak mengerti data ini kemudian banyak menimbulkan
tentang hal ini kemudian menyerahkan kerugian yang tidak hanya berupa aspek
datanya secara sukarela tanpa melihat finansial, tetapi didalamnya juga terdapat
terms and conditions aplikasi pinjaman kerugian non-finansial seperti kehilangan
online yang seringkali akan meminta akses catatan-catatan dokumen pribadi yang
untuk melihat dan menyimpan semua penting (Manap, 2015). Salah satu contoh
data yang ada di ponsel debitor. Data dan kasus bagaimana perusahaan pinjaman
akses kedalam ponsel debitor yang secara dana ilegal dalam menyalahgunakan data
tidak sadar diberikan kepada perusahaan konsumennya adalah mereka sering kali
pinjaman digital ilegal inilah yang kemudian mengakses kontak pribadi debitor dan
sering kali disalahgunakan. mengirimkan pesan yang berupa fitnah
Jika dilihat lebih jauh, pencurian data ini kepada seluruh kontak tersebut hingga
adalah merupakan salah satu bentuk cyber akhirnya berujung pada pencemaran nama
related crime. Bentuk kejahatan pencurian baik hingga kehilangan pekerjaan.
data ini sebenarnya dapat dilakukan tanpa Selain itu, jika dilihat lebih jauh
harus adanya internet atau pun dilakukan di identitas pribadi ataupun dokumen pribadi
cyberspace. Karena sifatnya itulah akhirnya merupakan hal yang harus selalu dilindungi
pencurian data dapat dikatakan sebagai karena hal ini berkaitan dengan privasi yang
cyber related crime. Perlu diketahui, sedari dimiliki oleh setiap orang. Konsep privasi
dulu bisnis ini sangat menggiurkan, data- mungkin sulit untuk didefinisikan, namun
data milik orang lain biasanya dihargai perlu diketahui bahwa pada dasarnya
Rp.350 – Rp.400 per data, dan dijual semua orang mempunyai keinginan untuk
dengan sistem paket yaitu untuk 10 ribu menyimpan bagian dari hidup, emosi,

6
Pencurian Identitas Digital Sebagai Bentuk Cyber Related Crime
Iftah Putri Nurdiani

maupun aktivitas pribadinya untuk dirinya dari privasi. Dengan adanya perlindungan
sendiri (UNNICEF, n.d). Maka, secara hak atas privasi dalam legislasi menurut
umum yang dapat diartikan sebagai privasi ICJR (2015) , setiap warga negara akan
adalah bagian entah itu bersifat fisik dapat mengontrol pengumpulan, akses,
maupun non-fisik yang dimiliki seseorang dan penggunaan informasi pribadi mereka
dan tidak ingin ia sebarkan kepada orang yang berada di pemerintah atau pun pihak
lain. Maka dari itu, instrument Hak Asasi swasta (Anggara, Eddyono, & Djafar, 2015).
Manusia kemudian mengatur tentang hak Idealnya, privasi semua data individu akan
atas privasi tiap individu. Hak atas privasi dijamin dengan membuat seperangkat
dapat ditemukan dalam Declaration of peraturan umum untuk menangani
Human Rights di Pasal 12 yang menjelaskan dan mengelola data pribadi (Hasani &
bahwa “tidak ada seorang pun boleh Dehghantanha, 2011). Perlu diketahui juga
diganggu urusan pribadi, keluarga, rumah bahwa Indonesia sudah memiliki beberapa
tangga atau hubungan surat-menyurat instrument hukum yang mengatur tentang
dengan sewenang-wenang; juga tidak perlindungan data pribadi, salah satunya
diperkenankan melakukan pelanggaran atas adalah Undang Undang Infromasi dan
kehormatan dan nama baiknya dan setiap Transaksi Elektronik (ITE). Di dalamnya
orang juga berhak mendapat perlindungan”. dijelaskan bahwa setiap informasi melalui
Perlindungan privasi juga dapat dikatakan media atau Sistem Elektronik yang terkait
sebagai representasi perlindungan atas dengan data pribadi seseorang harus
martabat dan otonomi seorang manusia dilakukan atas persetujuan Orang yang
(Bernal, 2014). Jika dilihat dalam konteks bersangkutan. Selain itu juga dibutuhkan
pencurian data penyelahgunaan data jaminan pemenuhan perlindungan
pribadi digital oleh para perusahaan fintech diri pribadi dengan mewajibkan setiap
pinjaman online, isu terkait terkait privasi Penyelenggara Sistem Elektronik agar
pengguna sudah pasti tidak diperdulikan. menghapus Informasi Elektronik dan/
Ditambah lagi perusahaan tersebut banyak atau Dokumen Elektronik yang tidak
yang merupakan perusahaan ilegal yang relevan yang ada di bawah kendalinya
belum terdaftar di OJK maupun AFPI atas permintaan orang yang bersangkutan
sehingga mereka tidak merasa harus berdasarkan penetapan pengadilan. Namun
mengikuti peraturan yang dikeluarkan pada praktiknya, perusahaan pinjaman
dari lembaga tersebut terkait privasi data digital ilegal ini memanfaatkan data pribadi
pengguna. Data pribadi merupakan suatu debitornya ketika mereka tidak mampu
aset atau komoditi bernilai ekonomi tinggi membayar hutang dengan mealakukan
oleh karena itu diperlukannya regulasi yang ancaman, fitnah dan pencemaran nama baik
baik untuk megatasi masalah ini, karena data yang akan sangat merugikan korban.
pribadi milik orang lain tidak seharusnya Kesimpulan
dapat mudah diakses atau pun dijadikan Perkembangan teknologi dan kemudahan
sebagai komoditas (Makarim , 2003). akses internet membawa dua dampak yang
Berdasarkan Naskah Akademik RUU berbeda. Selain menjadikan dunia semakin
Perlindungan Data Pribadi, selama ini terhubung, disisi lain internet juga membuka
hukum tentang privasi data pribadi di jalan serta cara baru untuk seseorang dalam
Indonesia masih bersifat parsial dan sektoral melakukan kejahatan. Kejahatan kini
dan belum dapat memberikan perlindungan menjadi lebih kompleks dan sulit untuk
yang efektif bagi data pribadi sebagai bagian dideteksi karena dilakukan dari jarak jauh.

7
Jurnal Kriminologi Indonesia
Volume 16 Nomer 2, November 2020
1-10

Salah satu bentuk kejahatan siber yang mereka. Identitas pribadi yang merupakan
banyak dibicarakan adalah soal pencurian privasi milik debitor pinjaman daring
identitas digital, dimana kejahatan ini ilegal kemudian digunakan sebagai senjata
merupakan suatu bentuk computer related untuk mempermalukan dan memfitnah jika
crime. Kejahatan ini sebenarnya sudah lama debitor tersebut tidak dapat membayar uang
terjadi, namun dengan adanya medium yang ia pinjam. Privasi kemudian dilihat
baru yaitu internet kejahatan pencurian sebagai hal yang cukup sulit didapatkan
identitas menjadi semakin mudah dan di era internet seperti sekarang. Kesulitan
banyak dilakukan oleh oknum yang tidak tersebut akhirnya menjadikan banyaknya
bertanggung jawab. Seringkali kejahatan kasus pencurian data yang kemudian dapat
ini tidak disadari oleh korban, karena tanpa dilihat sebagai sebuah bentuk pelanggaran
sadar mereka sudah memberikan izin atas hak akan privasi.
bagi perushaaan pinjaman digital untuk
mengakses semua data yang ada di ponsel

Daftar Pustaka

Buku : Enforcement’s Response To Idetity


Anggara, Eddyono, S., & Djafar, W. (2015). Theft. California: Public Interest
Tantangan Perlindungan Privasi dan Research Group.
Menjamin Akses Keterbukaan Informasi Glenn, C., & al, e. (2009). Cybercrime:
dan Data di Indonesia. Jakarta: ICJR. An Annotated Bibliography of Select
Babbie, E. R. (2013). The Practice of Foreign-Language Academic Lit.
Social Research. Belmont, California: Washington: Federal Research Division.
Wadsworth Cengage Learning. Jewkes, Y., & Yar, M. (2013). Handbook
Bernik, I. (2014). Cybercrime and cyber of internet crime Taylor and Francis.
warfare. US: Wiley-Iste. doi:10.4324/9781843929338
Bureau of Justice. (2010). Victims of identity Makarim, E. (2003). Komplasi Hukum
theft. DC: US Government Printing Telematika. Jakarta: Pt. Dian Ariesta.
Office. Multimedia, E. (2017). Penyalah Gunaan
Bernal, P. (2014). Internet Privacy Rights: Data Pribadi 2013-2017. ELSAM.
Rights to Protect Autonomy. Cambridge. Marchant, G. E., Allenby, B. R., & Herkerth,
Branner, S. W. (2004). U.S Cybercrime Law: J. R. (2011). The Growing Gap Between
Defining Offences, Information System Emerging Technologies and Legal-
Frontiers. US. Ethical Oversight. Springer.
CIPPIC. (2007). Techniques of Identity McNally, M. (2012;2011;). Identity theft in
Theft. today's world. US: ABC-CLIO.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: McGuire. (2012). Organised Crime In Digital
Qualitative, Quantitative and Mixed Age. UK: Detica/BAE.
Method Approaches (4th Ed). Sage Pub. Newman, G. R. (2009). Cybercrime. In M. K.
Copes, H., & Vieraitis, L. M. (2012). et.al, Handbook on Crime and Deviance
Identity thieves: Motives and methods. (pp. 551- 578). Springer Science.
US: University Press Of New England. UNODC. (2013). Comprehensice Study on
Gayer, J. (2003). Policing Privacy: Law Cybercrime. New York: UNODC.

8
Pencurian Identitas Digital Sebagai Bentuk Cyber Related Crime
Iftah Putri Nurdiani

Paget, F. (2007). Identity Theft. US: Kshetri, N. (2010). Diffusion and Effects of
Springer. Cybercrime in Developing Economies
Russell R, Riley P, Beale J, et al. Stealing the Third World Quarterly.
Network: How to Own an Identity. 1st ed. Kulhari, S. (2018). Building-Blocks of a
US: Syngress Media Incorporated; 2005. Data Protection Revolution. Nomos
Sullivan, C. (2011). Digital identity: An Verlagsgesellschaft .
emergent legal concept. University of Lubis, M., Kartiwi, M., & Zahulda, S. (2013).
Adelaide Press. A Guideline To Enforce Privacy and Data
Veiraitis, L., Copes, H., & Birch, I. (2014). Protection Regulation in Indonesia.
Identity Theft. In G. Bruinsma, & D. South East Asia Journal of Contemporary
Weisburd, Encyclopedia of Criminology Bussiness, Economics and Law , 56-63.
and Criminal Justice (pp. 2419-2464). Manap, N. A. (2015). Cyberspace Identity
New York: Springer. Theft: An Overview. Mediterranean
Yar, M. (2006). Cybercrime and Society. Journal of Social Science , 6, 290-299.
London: SAGE. Natamiharja, R. (2018). A Case Study on
Jurnal : Facebook Data Theft in Indonesia. FIAT
Alkaabi, Mohay, G., McCullagh, A., & JUSTISIA .
Chantler, N. (2011). Dealing With The Reyns, B. W., & Henson, B. (2016). The Thief
Problem of Cybercrime. Digital Forensics With a Thousand Faces and The Victim
and Cybercrime , 1-18. of None: Identifyinf Determinants for
Banisar, D., & Davies, S. (1999). Privacy Online Identity Theft Victimization With
and Human Rights. The John Marshall Routine Activity Theory. International
Journal of Computer and Information Journal of Offender Therapy and
Law . Comparative Criminology , 1119-1139.
Brands, J., & Wilsen, J. (2019). Connected Roberts, L., Indermaur, D., & Spiranovic, C.
and Fearful? Exploring Fear of Online (2012). Fear of Cyber identity Theft and
Financial Crime, Internet Behaviour and Related Fraudulent Activity. Psychiatry,
Their Relationship. European Journal of Psychology and Law .
Criminology . Roco, M., & Bainbridge, W. (2003).
Bryman, A. (2012). Social Research Methods. Converging Technologies For Improving
Sage Publications. Human Performance. Dordrecht: Kluwer
Chawki, M. (2006). Identity Theft in Academic Publisher.
Cyberspace: Issues and Solution. Lex Steel, C. (2019). Stolen Identity Valuation
Electronica , 11 (1), 7. and Market Evolution on the Dark
Hedayati, A. (2012). An Analysis of Identity Web. Internation Journal of Cyber
Theft: Motivates, Related Frads, Criminology .
Techniques, and Prevntion. Journal Law Stratton, G., Powell, A., & Cameron, R.
and Conflict Resolution , 1-12. (2017). Crime and Justice in Digital
Jutverson, S. (2004). Transcending Moore's Society: Towards Digital Criminology.
Law With Molecul and Nanotechnology. International Journal for Crime, Justice
Koops, B.-J., & Leenes, R. (2006). Identity and Social Democracy .
Theft, Identity Fraud and/or Identity- Sun, Z. (2018). Privacy and Security in The
related Crime. Datenschutz un Big Data Paradigm. Journal of Computer
Datensucherheit , 553-556. Information System .

9
Jurnal Kriminologi Indonesia
Volume 16 Nomer 2, November 2020
1-10

UNNICEF. (n.d). Privacy, Protection of Personal al).pdf


Information and Reputation on Rights. UNICEF. Liputan 6. (2019). Data Konsumen Bisa di Akses
Weijer, S. G., Leukfeldt, R., & Bernasco, W. (2019). Aplukasi Pinjaman Online. https://www.
Determinants of Reporting Cybercrime: A liputan6.com/bisnis/read/4023715/data-
Comparison Between Identity Theft, Concumer konsumen-bisa-diakses-aplikasi-pinjaman-
Fraud, and Hacking. European Journal of online-apa-saja. Diakses pada 2 Juni 2020.
Criminology , 486-508. Noersativa, Farah. (2019). Modus Pencurian Data
Pribadi, Anda Pernah Jadi Korban? https://
Websites : republika.co.id/berita/pvlkgf414/5-modus-
Briantika, Adi. (2019). LBH Jakarta Terima 5000 pencurian-data-pribadi-anda-pernah-jadi-
Pengaduan Penyalah Gunaan Data Pribadi. korbannya
https://tirto.id/lbh-jakarta-terima-5000- Putra, Yuda Manggala. (2020). Pencurian Data
pengaduan-penyalahgunaan-data-pribadi-efu4 Pribadi di Balik Pinjaman Daring Ilegal. https://
CNN. (2020). Menkominfo: Kasus www.republika.co.id/berita/q6d671284/
Pelanggaran Data Pribadi Sulit Terdeteksi. pencurian-data-pribadi-di-balik-pinjaman-
https://www.cnnindonesia.com/ daring-ilegal
teknologi/20200225204935-185-478090/ Saragih, Seojono. (2019). Menguak Rantai Sindikat
menkominfo-kasus-pelanggaran-data-pribadi- Jual Beli Data Versi Facebook. https://
sulit-terdeteksi kumparan.com/kumparannews/menguak-
Detik. (2019). Data Pribadi Disebar Hingga Diancam. rantai-sindikat-jual-beli-data-pribadi-
https://news.detik.com/berita/d-4650403/ 1rYorGd7EFy
data-pribadi-disebar-hingga-diancam- Savitri, Agnes. (2018). Kronologi Skandal
nasabah-fintech-lapor-polisi. Diakses pada 2 Pencurian Data Versi Facebook.
Juni 2020. https://www.cnnindonesia.com/
Justice, C. (2010, May 24). 'Hacker' Indicted in teknologi/20180418083726-185-291602/
Massive, Tax, Mail and Wired Fraud Scheme. kronologi-skandal-pencurian-data-versi-
http://www.justice.gov/usao/az/press_ facebook. Diakses pada 2 Juni 2020.
releases/2010/2010-060(Rigmaiden%20et%20

10

Anda mungkin juga menyukai