Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

RESIKO BUNUH DIRI

PENGERTIAN
Menurut Wilson dan Kneisl dalam Yusuf (2015) Bunuh diri merupakan
tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan.
Faktor penyebab bunuh diri adalah perceraian, pengangguran, dan isolasi sosial.
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien
melakukan bunuh diri, terdapat tiga macam perilaku bunuh diri yakni sebagai
berikut.
a. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan, “Tolong jaga anak-anak
karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.”
Dalam kondisi ini pasien mungkin sudah mempunyai ide untuk
mengakhiri hidupnya, tetapi tidak disertai dengan ancaman dan percobaan
bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah,
sedih, marah, putus asa, atau tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-
hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
b. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan
untuk mati disertai oleh rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan
alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah
memikirkan rencana bunuh diri, tetapi tidak disertai dengan percobaan bunuh
diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri,
pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan oleh pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
c. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai
diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat tinggi.
ETIOLOGI
Secara universal penyebab utama dari bunuh diri adalah ketidakmampuan
individu untuk menyelesaikan masalah. Etiologi dari bunuh diri meliputi:
1. Faktor genetik: Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri
pada keturunannya. Lebih sering terjadi pada kembar monozygot dari pada
kembar dizygot. Disamping itu ada penurunan serotonin yang dapat
menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko bunuh diri.
Prevalensi bunuh diri berkisar antara 1,5-3 kali lebih besar terjadi pada
individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami
gangguan mood atau depresi yang pernah melakukan upaya bunuh diri
2. Faktor biologis: Biasanya berhubungan dengan keadaan-keadaan tertentu
seperti penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya stroke, gangguan
kerusakan kognitif (dimensia), diabetes, penyakit arteri koronaria, kanker,
HIV/AIDS, dan lain-lain.
3. Faktor psikososial dan lingkungan:
a. Teori psikoanalitik/psikodinamika: Dalam teori Freud, Sigmund Freud
dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari
marah yang diarahkan pada diri sendiri, yaitu bahwa kehilangan objek
berkaitan dengan agresi dan kemarahan, perasaan negative terhadap
diri sendiri dan terakhir depresi
b. Teori perilaku kognitif: Beck menyatakan bahwa adanya pola kognitif
negative yang berkembang, memandang rendah diri sendiri.
4. Stressor lingkungan: Kehilangan anggota keluarga, penipuan, kuranganya
system dukungan sosial: Teori sosiologi: Emile Durkheim membagi
suicide dalam tiga kategori yaitu: egoistic (orang yang tidak terintegrasi
pada kelompok sosial), altruistic (melakukan suicide untuk kebaikan orang
lain) dan anomic (suicide karena kesulitan dalam berhubungan dengan
orang lain dan beradaptasi dengan stressor) (Rauzatul, 2010).
MANIFESTASI KLINIS
1. Cemas
2. Depresi
3. Isolasi/menarik diri
4. Mood/efek depresi yang persisten
5. Merasa hopelessness
6. Helplessness
7. Perubahan pada penampilan fisik
8. Kehilangan fungsi
9. Tak berdaya seperti tidak intrest
10. Kurang mendengarkan
11. Gangguan tidur
12. Sensitive
13. Mengeluh sakit perut, kepala sakit
14. Perilaku anti sosial: menolak untuk minum, menggunakan obat-obatan,
berkelahi, lari dari rumah (Rauzatul, 2010).
RENTANG RESPONS PROTEKTIF DIRI
Adaptif Maladaptif

Peningkatan Pertumbuhan Perilaku Pencederaan Bunuh diri


diri peningkatan destruktif diri diri
berisiko tak langsung

PROSES TERJADINYA BUNUH DIRI

Motivasi Niat Penjabaran Krisis Bunuh Tindakan


Gagasan Diri Bunuh Diri

Hidup atau Konsep  Jeritan minta tolong


mati Bunuh Diri  Catatan bunuh diri

KLASIFIKASI BUNUH DIRI


Jenis bunuh diri ada 3 macam, yaitu:
1. Bunuh diri egoistik
Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang buruk.
2. Bunuh diri altruistik
Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan
3. Bunuh diri anomik
Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan bagi individu.
FAKTOR RISIKO BUNUH DIRI
Faktor Risiko Tinggi Risiko Rendah
Umur >45 tahun dan remaja 25-45 tahun atau < 12 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Status Perkawinan Cerai, pisah, janda/duda Kawin
Jabatan Profesional Pekerja Keras
Pekerjaan Pengangguran Pekerja
Penyakit Kronis Kronik, terminal Tidak ada yang serius
Gangguan Mental Depresi, halusinasi Gangguan Kepribadian

POHON MASALAH

Risiko bunuh diri

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri,
masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah Harga diri rendah. Bila anda
telah merumuskan masalah ini, maka tndakan keperawatan yang paling utama
dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien. Jika ditemukan data bahwa
pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri, masalah keperawatan yang
mungkin muncul adalah risiko bunuh diri.
PENGKAJIAN
Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data yang
signifikan tentang: (1) Kerentanan genetik- biologik/riwayat keluarga, (2)
Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru dialami, (3)
Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi, (4) Riwayat
pengobatan, (5) Riwayat pendidikan dan pekerjaan, (6) Catat ciri-ciri respon
psikologik, kognitif, emosional dan perilaku dari individu dengan gangguan
mood, (7) Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas perillaku bunuh diri.
TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Isyarat bunuh diri
Tujuan tindakan :
1. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya
3. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4. Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
Tindakan keperawatan :
1. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
a) Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
b) Memberikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang
positif
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktivitas yang dapat pasien lakukan
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara :
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektivitas masing-masing cara
penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih
baik
b. Ancaman bunuh diri atau Percobaan bunuh diri
Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
Tindakan Keperawatan :
1. Melindungi pasien dengan cara :
a) Temani pasien terus-menerus sampai pasien dapat dipindahkan
ketempat yang aman
b) Jauhkan semua benda yang berbahaya (mis, silet, pisau, gelas, dan tali
pinggang)
c) Periksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika
pasien mendapatkan obat
d) Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa anda akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri.
c. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien Isyarat bunuh diri
Tujuan
Keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
Tindakan:
1) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
a. Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang
pernah muncul pada pasien.
b. Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada
pasien berisiko bunuh diri
2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.
a. Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
b. Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain sebagai
berikut:
1. Memberikan tempat yang aman
2. Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri
3. Selalu mengadakan dan meningkatkan pengawasan apabila tanda
dan gejala bunuh diri meningkat.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi Kemampuan Pasien Risiko Bunuh Diri
No. Kemampuan Tanggal
A Pasien
1. Menyebutkan cara mengamankan benda-benda
berbahaya
2. Menyebutkan cara mengendalikan dorongan bunuh
diri
3. Menyebutkan aspek positif diri
4. Menyebutkan koping konstruktif untuk mengatasi
masalah
5. Menyebutkan rencana masa depan
6. Membuat rencana masa depan

Daftar Pustaka
1. Keliat, B.A.. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
2. Rauzatul Jannah, Syarifah (2010). Tinjauan Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Pada Pasien Dengan Bunuh Diri. Aceh: Idea Nursing
Journal
3. Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Media

Anda mungkin juga menyukai