Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN PANIK

Disusun oleh:
Debby Sherly Amanda
1610221109

Pembimbing:

dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

dr. Tribowo T Ginting, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
PERIODE 2 JANUARI –3FEBRUARI 2018
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.D
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Pedagang

II. RIWAYAT PSIKIATRI


24 Januari 2018 dilakukan autoanamnesis pada Ny.D pukul 11.00 WIB di
poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta.

A. Keluhan Utama
Pasien datang sendiri ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta
dengan keluhan kesulitan tidur dan kontrol rutin karena obat habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang untuk kontrol di anatar suaminya dengan menggunakan
mobil pribadi ke RSUP Persahabatan poli jiwa pada jam 11.00 WIB dengan
alasan sulit untuk memulai tidur. Sulit tidur di rasakan sudah dari seminggu
terakhir sejak obat habis.
Selain sulit tidur, ketika obat habis, pasien mengaku pada saat bekerja
seperti menggoreng sesuatu, pasien langsung kesal dan ingin melempar
penggorengan ketika sedang teringat sesuatu yang membuat hati pasien resah.
Pasien mengaku saat sedang memikirkan keadaan anaknya, pasien merasa resah,
sedih, dan emosi.

2
Pada awalnya, pasien datang berobat karena merasa bersedih yang teramat
dalam saaat mengingat problematika yang ada pada anaknya. Pasien mengaku
sangat bersedih ketika anaknya tidak menurut kepadanya perihal hubungan
asmara anaknya dengan pacarnya. Pasien mengaku anaknya sangat menurut sekali
dengan pacarnya. Saat menjalani hubungan asmara dengan pacarnya, pasien
mengaku pacar anaknya suka meminta uang dan sangat merepotkan anaknya. Hal
itu sangat mengkhawatirkan pasien dan membuat pasien merasa sedih karena anak
pasien tidak mendengar nasehat pasien untuk menjauhi pacarnya. Namun anaknya
tidak melawan pasien, hanya tidak menggubris nasehat dari pasien saja. Hal
tersebut membuat pasien mencemaskan anaknya. Pasien khawatir apabila anaknya
terus menerus seperti itu, pasien takut nasib anaknya sama seperti saudara
sepupunya yang terlalu menurt dengan pacar, kemudian menikah tapi tidak di
urusioleh strinya lalu kemudian istrinya meninggalkan sepupunya karena
selingkuh. Pasien sangat mengkhawatirkan hal hal tersebut untuk kedepannya.
Ketika mengingat-mengingat perihal anaknya, pasien sering langsung tiba-
tiba meledak lalu Pasien pernah melakukan hal spontan seperti melempar
penggorengan yang berisi minyak, karena pada saat itu pasien sedang berjualan
dan seketika memikirkan anaknya membuat pasien mendadak panik dan emosi.
Pasien adalah seorang pedagang, dan memiliki suami seorang wartawan.
Memiliki anak satu yang sedang kuliah di jurusan DKV.
Pada saat di gali mengenai penyakit pasien, pasien mengaku memiliki
sakit hipertensi sudah 5 tahun, menderita DM, dan thalassemia yang diketahui
sejak tahun 2008.
Saat di poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan, pasien diberikan beberapa
pertanyaan. Ketika di berikan pertanyaan aritmatika, yaitu 100 dikurang 7, pasien
mampu menjawab 93 dengan baik. Kemudian di berikan pertanyaan apabila ada
pengurangan berapapun maka pasien harus mengurangi dengan angka 6, pasien
mampu menjawab dengan baik. Hal ini menunjukan daya intelejensia pasien baik.

Ketika pasien diberikan pertanyaan naik apa saat ke rumah sakit, pasien
dapat menjawab pertanyaan yaitu menggunakan motor. Hal ini menunjukan daya
ingat jangka pendek pasien baik. Kemudian ketika pasien di berikan pertanyaan
mengenai jenjang pendidikan, pasien mengaku pendidikan terakhir adalah SMA.

3
Hal ini menunjukan bahwa daya ingat jangka panjang pasien baik. Kemudian
ketika di berikan pertanyaan untuk mengingat 3 buah benda, pasien mampu
menjawab dengan benar yaitu piring, sendok, garpu. Hal ini menunjukan daya
ingat segera pasien baik.

Saat diberikan pertanyaan mengenai waktu, pasien mampu menjawab


waktu dengan baik. Saat di berikan pertanyaan sedang berda dimana, pasien
mampu menjawab sedang berada di poliklinik jiwa RSUP persahabatan. Hal ini
menunjukan tidak adanya gangguan pada orientasi baik tempat, waktu, maupun
situasi.

Kemudian pasien di ajukan pertanyaan apa arti dari “ karena nila setitik
rusak susu sebelanga” pasien mampu menjawab artinya “karena satu kesalahan
jadi rusak semua” . lalu pasien di ajukan pertanyaan “apabila ada anak kecil
hilang di mall, apa yang harus pasien lakukan” kemudian pasien menjawab “
membawanya ke pusat informasi untuk di carikan ibunya” hal ini menunjukan
daya nilai dan daya abstrak pasien baik.

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, pasien mampu


menjawab dengan benar. Hal ini menunjukan pasien memiliki orientasi yang baik,
daya ingat yang baik, pasien mampu berkonsentrasi, dan daya kognitifnya baik.
Sehingga pasien tidak terdapat gangguan fungsi mental organik atau tidak terdapat
gangguan fungsi otak.

Pasien mengaku tidak merokok, pasien juga tidak mengkonsumsi


alkohol, tidak pernah mengkonsumsi NAPZA atau obat-obatan lainnya.
Sehingga hal ini membuktikan bahwa pasien tidak terdapat Gangguan Mental
dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif.
Saat diberikan pertanyaan apakah pasien pernah mengalami rasa gembira
yang berlebihan atau tidak, Pasien mengatakan bahwa rasa gembiranya yang
dialami adalah rasa yang sewajarnya dan tidak berlebihan. Pasien juga diberi
pertanyaan apakah pasien pernah merasakan kesedihan yang mendalam atau
tidak. Lalu pasien menjawab pernah saat pasien memikirkan anaknya, namun
kesedihan yang di derita tidak sampai menyebabkan kesedihan yang mendalam

4
dan tidak menyebabkan hilang minat dan energi.
Saat ditanya apakah pasien pernah merasakan kecemasan yang
menyebabkan jantung pasien berdebar-debar, keluar keringat atau sakit kepala,
pasien mengakuinya, Pasien mengaku merasakan dada sakit dan jantung yang
berdebar-debar. Karena memang pasien mengaku memiliki penyakit pada
jantung dan juga hipertensi. Apabila pasien ada pikiran berat, pasien merasakan
nyeri dada
Pasien datang menggunakan pakaian yang rapih, sopan dan bersih.
Menggunakan aksesoris sewajarnya seperti jam tangan, saat sjak awal di berikan
pertanyaan pasien dapat menjawab dengan cepat dari pertanyaan yang diberikan.

Pasien mampu bersikap kooperatif saat tanya jawab. Tidak menunjukan


sikap dan gerak gerik cemas. Dan mampu bergaya bahasa tubuh yang tidak
berlebihan seperti menggoyang-goyangkan kaki dan tangan.

Saat ditanya apa perasaan pasien saat ini, pasien menjawab merasa biasa saja.
ekspresi wajah yang di rasakan pasien luas. Pasien mengetahui bahwa dirinya
sakit dan tahu penyebab sakitnya. Dapat disimpulkan bahwa derajat tilikan yang
ada pada pasien adalah 6, yaitu pasien mengakui bahwa dirinya sakit dan tahu
bahwa penyebabnya dan memiliki motivasi untuk sembuh. Pasien mempunyai 3
keinginan, yaitu ingin anak dapat jodoh yang baik, ingin sembuh, ingin rumah
tenang

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien memiliki riwayat CAD, Hipertensi, DM, Thalassemia.
3. Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien tidak pernah konsumsi NAPZA.
4. Riwayat Gangguan Neuorologi
Pasien tidak ada riwayat gangguan neurologi.

5
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal : Pasien lahir secara normal
2. Riwayat masa kanak-kanak awal : Menurut pasien, tumbuh kembang pasien
sesuai usia, tidak terdapat masalah dalam pertumbuhan maupun
perkembangan.
3. Riwayat masa kanak-kanak akhir : Pasien tumbuh baik. Pasien memiliki
banyak teman dan tidak ada masalah dalam bersosialisasi.
4. Riwayat masa remaja : Pasien memiliki banyak teman.
5. Riwayat pendidikan :
Pendidikan terakhir pasien SMA
6. Riwayat pekerjaan : Pasien bekerja sebagai pedagang
7. Riwayat pernikahan : Pasien sudah menikah dan memiliki satu orang anak
8. Riwayat Beragama: Pasien beragama Islam
9. Riwayat Keluarga: Pasien mengaku di keluarganya tidak ada yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien
10.Situasi sosial sekarang: Pasien tinggal di rumah pribadi bersama suami dan
anaknya.
11.Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya:
Keinginan pasien saat ini:
- Ingin sehat
- Ingin anak mendapatkan jodoh yang baik
- Ingin keadaan di rumah tenang

E. Riwayat Keluarga
Tidak ada yang mengalami hal yang serupa dengan pasien.

F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang


Pasien sudah mempunyai rumah sendiri. Pasien memiliki seorang anak
dan seorang suami. Pasien bekerja sebagai pedagang. Pasien memiliki
permasalahan dalam keluarga yaitu mencemaskan keadaan anaknya yang sedang
menjalin hubungan asmara dengan kekasihnya. Pasien merupakan pasien BPJS.
Pasien memiliki keinginan untuk sembuh sehingga datang ke RSUP

6
Persahabatan dan mau minum obat.

G. Persepsi Pasien terhadap Dirinya dan Kehidupannya


Pasien mempunyai beberapa keinginan yaitu pasien ingin anak
mendapatkan jodoh yang baik, ingin keadaan di rumah tenang.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan usia 52 tahun, datang diantar suami ke RS
Persahabatan. Berpakaian rapih sesuai usia, tenang dan sopan.
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Kontak Psikis : Dapat dilakukan dengan baik dan dapat
berkomunikasi dengan baik
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Cara berpakaian : Baik
b. Aktivitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik,
dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
3. Pembicaraan
a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter
dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
b. Kualitas : Bicara spontan, volume bicara sedang, artikulasi
jelas, pembicaraan terarah kalimat yang diucapkan kohern
dan isi pembicaraan dapat dimengerti.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif

B. Keadaan Afektif
1. Mood : Biasa Saja
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Mood dan afek serasi
4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan
pasien

7
C. Fungsi Intelektual dan Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Tingkat kecerdasan
dan pengetahuan umum, serta kemampuan berhitung pasien
baik.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti
wawancara dengan baik dari awal sampai akhir. Pasien dapat
menjawab hitung- hitungan 100-7=93. Pasien dapat menjawab
pengetahuan umum dengan baik seperti mengenai presiden yang
memiliki gangguan pada matanya dan pasien dapat mengulang
menyebutkan 3 benda yang disebutkan
3. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat siang
hari jam 11.00 WIB.
b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di
Poliklinik Jiwa RS Persahabatan.
c. Personal : Baik, pasien mengetahui sedang berbicara dengan
dokter.
d. Situasi : Baik, pasien menyadari sedang berkonsultasi
dengan dokter.

4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan cukup baik hal-hal
tentang pendidikannya dan kisah-kisah yang sudah di
alaminya.
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat datang dengan di antar oleh
siapa dan kendaraan apa pasien datang berobat.
c. Daya ingat segera

8
Baik, pasien dapat mengulang menyebutkan 3 benda yang
disebutkan.
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengerti pribahasa “karena nila setitik rusak
susu sebelanga” pasien menjawabnya “karena kesalahan setitik
maka rusak semua-semuanya”.
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan masih
mampu mengurus dirinya sendiri.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a. Halusinasi Auditorik : Tidak ada
b. Halusinasi Visual : Tidak ada
c. Halusinasi Taktil : Tidak ada
d. Halusinasi Olfaktorik : Tidak ada
e. Halusinasi Gustatorik : Tidak ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
a. Depersonalisasi : Tidak ada
b. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan
b. Kontuinitas : Pasien menjawab semua
pertanyaan dengan baik dan kohern.
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan pikiran : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls

9
Selama melakukan tanya jawab pasien cukup tenang pasien dapat
melawan perasaannya, tidak cemas, kooperatif, tidak terdapat gerakan
involunter.

G. Daya Nilai
a. Nilai Sosial
Baik, pasien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
b. Uji Daya Nilai
Baik, ketika diberikan pertanyaan jika sedang berada di pasar
kehilangan ibunya, apa yang dilakukan, pasien mampu
menjawab membantu anak untuk mencarikan ibunya.
c. Penilaian Realitas
Pada saat dilakukan pemeriksaan tidak terdapat gangguan dalam
menilai realitas berupa waham dan halusinasi.

H. Persepsi Pemeriksa terhadap Diri dan Kehidupan Pasien


Pasien menyadari mengalami kesulitan tidur, mudah emosi tiba-
tiba, dan pasien ingin sembuh

I. Tilikan
Tilikan derajat 6 yaitu pasien mengakui bahwa dirinya sakit dan
tahu penyebabnya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.

J. Taraf dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban
pasien dapat dipercaya karena pasien menjawab dengan konsisten
terhadap pertanyaan yang diberikan.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
▪ Keadaan Umum/Kesadaran : Baik, compos mentis
▪ Tanda Vital

10
 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 36˚C
▪ Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada kelainan
▪ Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada kelainan
▪ Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan
▪ Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
▪ Gangguan Khusus : Tidak ada kelainan

b. Status Neurologis
▪ Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal
▪ Saraf Motorik : Kesan dalam batas normal
▪ Sensibilitas : Kesan dalam batas normal
▪ Susunan Saraf Vegetative : Tidak ada kelainan
▪ Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan
▪ Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


a. Pasien usia 52 tahun datang untuk berobat.
b. Pasien mempunyai keluhan sulit tidur dan ingin kontrol karena obat habis.
c. Pasien mengeluh sering cemas ketika memikirkan anaknya dan kemudian
menjadi emosi
d. Pasien memikirkan anaknya karena tidak suka dengan kekasih anaknya
yang terlalu banyak meminta
e. Mood pada pasien biasa saja.
f. Tidak ada riwayat trauma kepala. Kesadaran, orientasi, fungsi kognitif, daya
ingat jangka panjang, pendek dan segera baik.
g. Pasien tidak pernah konsumsi NAPZA, alkohol dan rokok.
h. Pasien tidak memiliki gangguan dalam menilai realitas berupa halusinasi
dan waham.

11
i. Pasien pernah mengalami sedih, namun tidak berlebihan dan hanya
berlangsung beberapa hari saja. Dan Pasien tidak pernah mengalami
kegembiraan yang berlebihan serta aktivitas yang berlebihan
j. Pasien mengalami cemas ketika kepikiran anaknya, kemudian tiba-tiba panik
dan emosi, badan gemetaran, keringat dingin dan sesak napas apabila tiba-
tiba kepikiran tentang anaknya. Namun apabila pasien tidak memikirkan
anaknya, gejla ini tidak muncul.
k. Pasien tidak ada masalah dalam bersosialisasi. Pasien bisa bergaul dan bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan serta tidak mempunyai musuh.
l.Pasien menempuh pendidikan sampai SMA. Selama pendidikan pasein
mampu dalam menerima pelajaran dan sekarang bekerja sebagai pedagang
sehingga tidak terdapat retardasi mental.
m. Pasien pernah terkena penyakit jantung, hipertensi, DM. Saat ini pasien
terdiagnosisi Thalasemia
n. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien menikah dan memiliki satu
orang anak
o. Pasien tinggal di rumah pribadi bersama suami dan anaknya
p. Pasien merupakan pasien BPJS
q. Pada pasien ini gejala dan disabilitas ringan. Pasien dalam kondisi baik,
dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa bantuan orang lain.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien ini terdapat gejala atau perilaku yang secara klinis
ditemukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan (distress)
dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi (disfungsi).
Berdasarkan hasil tersebut, pasien dikatakan menderita Gangguan
Jiwa.

a. Diagnosis Aksis I
▪ Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan tidak terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi

12
otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya ingat atau
daya konsentrasi, fungsi kognitif dan orientasi yang masih baik,
sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental
Organik (F.0).
▪ Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan NAPZA,
rokok, alkohol. Maka dari itu kita dapat simpulkan bahwa pasien
ini bukan penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Zat Psikoaktif atau Alkohol (F.1).
▪ Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realita berupa waham dan halusinasi maka pasen ini bukan
penderita Gangguan Psikotik (F.2).
▪ Pada pasien ini tidak ditemukan adanya afek depresi atau
kesedihan, kehilangan minat, mudah merasa kelelahan, ataupun
memiliki ide-ide suicide sehingga pasien ini bukan penderita
gangguan depresi. Pada pasien ini juga tidak ditemukan adanya
elevasi afek atau euphoria, aktivitas mental dan psikomotorik
yang berlebihan sehingga dapat disimpulkan pasien ini bukan
penderita gangguan manik. Karena pada pasien ini tidak
ditemukan adanya gangguan manik dan depresi maka pasien ini
bukan penderita gangguan mood (F3).
▪ Pasien mengalami keluhan cemas namun tidak terus menerus.
Serangan cemas dirasakan muncul dan langsung memuncak
seperti panik ketika pasien memikirkan keadaan anaknya
anaknya. Saat pikiran tersebut muncul pasien menjadi emosi,
gemetaran, keringat dingin dan sesak napas. Sehingga
melakukan hal-hal di luar kendali dirinya. Ketika tidak
memikirkan anaknya pasien tidak terjadi apa-apa pada pasien.
karena adanya gejala serangan-serangan panik yang terjadi
secara spontan, pasien merasakan kecemasan yang memuncak,
dan tidak ada rasa panik saat tidak ada serangan, maka pada
pasien ini merupakan gangguan Panik (F41).

13
b. Diagnosis Aksis II
▪ Pada masa kanak-kanak hingga dewasa pasien tumbuh dengan
baik dapat berkomunikasi dengan baik dengan sekitarnya.
Pasien dapat berteman dan tidak mempunyai musuh sehingga
pasien tidak menderita gangguan kepribadian. Pendidikan
terakhir pasien adalah SMP fungsi kognitif pasien baik, dan
pasien Pedagang sehingga pada pasien tidak terdapat
gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan
kepribadian dan tidak terdapat gangguan retardasi mental, maka
diagnosi pada Aksis II adalah tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III


▪ Hipertensi, DM, CAD, Thalassemia Maka aksis III
Hipertensi, CAD, Thalassemia, DM.

d. Diagnosis Aksis IV
▪ Pasien tinggal bersama suami dan anaknya. Pasien sudah
memiliki rumah sendiri. Hubungan pasien dengan keluarga
cukup memiliki banyak konflik yaitu masalah hubungan
anaknya dengan kekasihnya Maka diagnosis aksis IV pada
pasien ini adalah “Primary Support Group”
e. Diagnosis Aksis V
▪ Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat di atasi,
disabilitas ringan dalam sosial. Maka pada aksis V didapatkan
GAF scale 80-71.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


▪ Aksis I : Gangguan Panik
▪ Aksis II : Tidak ada diagnosis
▪ Aksis III : DM, Thalassemia, Hipertensi, CAD
▪ Aksis IV : Primary Support Group” dan masalah ekonomi
▪ Aksis V : GAF Scale 80-71

14
VIII. DAFTAR PROBLEM
▪ Organobiologis : DM, Hipertensi, Thalassemia, CAD.
▪ Gangguan perilaku dan fisiologis : kesulitan untuk memulai
tidur dan sering spontan melakukan hal di luar kendali saat
sedang emosi.
▪ Sosio ekonomi : konflik keluarga
IX. PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
 Pasien menyadari situasi tentang dirinya
 Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh
 Pasien berobat ke poliklinik dan rutin minum obat
 Respon terhadap pengobatan membaik
b. Prognosis ke Arah Buruk
 Gejala dirasakan jika obat habis karena tidak minum obat.
 Pasien memiliki masalah psikososial karena adanya konflik
dalam keluarga.

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pada


pasien ini adalah
▪ Ad Vitam : dubia ad bonam
▪ Ad Functionam : dubia ad bonam
▪ Ad Sanationam : dubia ad malam

X. TERAPI
a. Psikofarmaka :
 Alprazolam 2 x 1 mg
 Sertralin 1 x 20 mg

b. Psikoterapi
 Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin.
 Banyak beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

15
 Banyak bercerita ketika ada masalah dengan orang terdekat.
 melakukan hobi yang di suka untuk mengalihkan pikiran agar
tidak memikirkan permasalahan yang ada.
 Memberikan saran kepada pasien agar mengikhlaskan anak
pasien untuk memilih sang kekasih menjadi pilihannya. Atau
memberikan saran mencarikan jodoh untuk anaknya yang
sekiranya mampu membuat anak pasien nyaman dan mampu
membuatnya move on.
 Menciptakan suasana tidur yang nyaman
 relaksasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013

2. Muslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. 2013

3. Muslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Jakarta. 2014

17

Anda mungkin juga menyukai