5. Metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya
vitamin A, D, E, K
6. Penyimpanan glikogen, lemak, mineral,
vitamin
7. Pengaktifan vitamin D
bersamaan dengan ginjal mengaktifkan
vitamin D
6. Detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh. Proses
detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,
reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi
terhadap berbagai macam bahan seperti zat
racun, obat over dosis.
Pada fase 1 Jalur detoksifikasi, disini zat kimia
berbahaya dirubah menjadi tidak berbahaya
dengan bantuan enzim Cytochrome P-450.
Selama proses ini, dihasilkan radikal bebas, yang
bila berlebih akan merusak sel-sel hati.
Kecukupan antioksidan (vitamin C, E , beta
karotin, dll) sangat diperlukan untuk mengurangi
kerusakan akibat radikal bebas.
Vitamin seperti riboflavin, niacin, dan mineral
seperti magnesium, besi dan seng dapat
mendukung aktifitas sistem enzim pada fase ini.
Sistem enzim P-450 dapat rusak karena
banyaknya racun yang masuk ke dalam tubuh.
Selanjutnya, pada fase 2 Jalur detoksifikasi, di
sini zat kimia beracun ditambahkan substansi
lain seperti (cysteine, glycine atau molekul sulfur)
untuk dirubah menjadi molekul yang tidak
berbahaya sehingga larut air dan dengan mudah
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui cairan
seperti cairan empedu atau urin.
Asam amino seperti taurine dan cysteine, glycine,
glutamine, dan vitamin seperti choline dan
inositol dibutuhkan bagi efisiensi detoksifikasi.
Gluthation sebagi antioksidan dan pelindung hati
juga dibutuhkan untuk mendukung sistem enzim
yang diperlukan dalam fase ini.
8. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai
bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut
memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers mechanism.
9. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output. Aliran darah hati yang
normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit.
Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta
75% dari seluruh aliran darah ke hati.
Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh
persarafan dan hormonal. Aliran ini berubah cepat pada waktu exercise,
terik matahari, dan shock.
Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.
10. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah
yang usang, berkat adanya makrofage residen.
Usus besar
Feses
(ekresi urobilirubin 50 – 250 mg / hari)
A. JAUNDIES (Penyakit Kuning)
Gejala :
- Warna kuning pada kulit
- Sklera (mata) dan membran-membran mukus
berubah kuning
Penyebabnya :
Meningkatnya kadar bilirubin dalam sistem peredaran
darah, bukan berasal dari konsumsi karoten, tetapi
bilirubin terkonjugasilah penyebab penyakit jaundice.
Hal ini disebabkan karena mudah diabsorpsi ke dalam
jaringan dan lebih larut dalam air.
1. Jaundies Prehepatik
Tidak terikat dengan fungsi hati. Prehepatik memiliki
kadar bilirubin pada umumnya 50% lebih tinggi dari
pada normal / kecepatan pecahnya sel eritrosit lebih
cepat 6 kali dari pada normal.
2. Jaundies Hepatik
Disebabkan oleh kegagalan / keabnormalan fungsi hati.
a. Retention jaundice
Disebabkan karena keabnormalan dalam proses
transport bilirubin oleh sel-sel hati, kadar bilirubin
indirect lebih besar dari bilirubin direct.
b.Regurgitation jaundice
Disebabkan karena sel-sel hati mengalami kerusakan
shg ekskresi bilirubin dari hati mengalami
keabnormalan, kadar bilirubin direct lebih besar dari
bilirubin indirect.
3. Jaundies Post Hepatik
◙ Tak terikat dengan fungsi hati.
◙ Penyebab karena penghambatan aliran asam
empedu dari hati. Fungsi hati normal tetapi
transport atau pelepasan asam empedu ke usus
mengalami hambatan.
4. Jaundies Neonatal
◙ Kadar bilirubin dalam serum > 15 mg/dL.
◙ Penyebab : hemolisis eritrosit, bilirubin indirect.
◙ Pengobatan : Fototerapi.
hemopoisis semasa janin (prenatal), yang terbagi
dalam 3 stadium :
masa mesoblastik, pada usia janin 0–2 bulan,
hemopoisis terjadi di yolk sac.
masa hepatik, hemopoisis terjadi di liver, limpa
dan kelenjar getah bening, pd usia janin 2–7 bln
masa meduler / mieloid, hemopoisis terjadi di
sumsum tulang pada usia janin 5-9
bulan,berlangsung seumur hidup