Anda di halaman 1dari 32

Ahmad Danial

0910 211 140


 Hati merupakan pusat dari metabolisme
seluruh tubuh, merupakan sumber energi
tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 –
25% oksigen darah.
 Beberapa fungsi hati :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme
karbohidrat
Hati mengubah pentosa dan heksosa yang
diserap dari usus halus menjadi glikogen,
mekanisme ini disebut glikogenesis.
Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian
hati akan memecahkan glikogen menjadi
glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd
glukosa disebut glikogenolisis.
2. Metabolisme lemak
Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi
sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam
lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
 Senyawa 4 karbon – KETON BODIES
 Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol)
 Pembentukan cholesterol
 Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis,
esterifikasi dan ekskresi kolesterol (serum kolesterol
menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid)
3. Metabolisme protein
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam
amino. dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis
gula dari asam lemak dan asam amino.
Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam
amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan
satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan
∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea.
Urea merupakan end product metabolisme protein. ∂-
globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di
limpa dan sumsum tulang. β – globulin hanya dibentuk
di dalam hati.
Albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM
66.000
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan
darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis
protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi
darah, misalnya: membentuk fibrinogen,
protrombin, faktor V, VII, IX, X.

5. Metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya
vitamin A, D, E, K
6. Penyimpanan glikogen, lemak, mineral,
vitamin

7. Pengaktifan vitamin D
bersamaan dengan ginjal mengaktifkan
vitamin D
6. Detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh. Proses
detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,
reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi
terhadap berbagai macam bahan seperti zat
racun, obat over dosis.
 Pada fase 1 Jalur detoksifikasi, disini zat kimia
berbahaya dirubah menjadi tidak berbahaya
dengan bantuan enzim Cytochrome P-450.
 Selama proses ini, dihasilkan radikal bebas, yang
bila berlebih akan merusak sel-sel hati.
Kecukupan antioksidan (vitamin C, E , beta
karotin, dll) sangat diperlukan untuk mengurangi
kerusakan akibat radikal bebas.
 Vitamin seperti riboflavin, niacin, dan mineral
seperti magnesium, besi dan seng dapat
mendukung aktifitas sistem enzim pada fase ini.
Sistem enzim P-450 dapat rusak karena
banyaknya racun yang masuk ke dalam tubuh.
 Selanjutnya, pada fase 2 Jalur detoksifikasi, di
sini zat kimia beracun ditambahkan substansi
lain seperti (cysteine, glycine atau molekul sulfur)
untuk dirubah menjadi molekul yang tidak
berbahaya sehingga larut air dan dengan mudah
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui cairan
seperti cairan empedu atau urin.
 Asam amino seperti taurine dan cysteine, glycine,
glutamine, dan vitamin seperti choline dan
inositol dibutuhkan bagi efisiensi detoksifikasi.
 Gluthation sebagi antioksidan dan pelindung hati
juga dibutuhkan untuk mendukung sistem enzim
yang diperlukan dalam fase ini.
8. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai
bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut
memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers mechanism.

9. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output. Aliran darah hati yang
normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit.
Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta
75% dari seluruh aliran darah ke hati.
Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh
persarafan dan hormonal. Aliran ini berubah cepat pada waktu exercise,
terik matahari, dan shock.
Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.
10. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah
yang usang, berkat adanya makrofage residen.

11. Ekskresi kolesterol dan bilirubin, yang


terakhir dalah produk penguraian yang berasal
dari destruksi sel darah merah yang sudah
usang.
 Dalam kondisi faali orang dewasa sehat, setiap jam
1-2 x10 eritrosit dihancurkan. Oleh karena itu dalam
1 hari, seorang dengan berat badan 70 kg
mempertukarkan sekitar 6 gram hemoglobinnya.
 Jika hemoglobin dihancurkan, globin akan diuraikan
menjadi asam-asam amino pembentuknya yang
kemudian dapat digunakan kembali, dan besi heme
memasuki kompartemen besi.
 Bagian porfirin yang bebas-besi juga diuraikan,
terutama disel retikuloendotel hati, limpa, dan sum-
sum tulang.
 Diperkirakan sekitar 1 gram hemoglobin menghasilkan 35
mg bilirubin. Pembentukan bilirubin harian pada orang
dewasa adalah sekitar 250-350 mg yang terutama berasal
dari hemoglobin meskipun ada juga yang diperoleh dari
eritropoesis inefektif dan berbagai protein heme lain
misalnya sitrokom P450.
 Perubahan kimiawi heme menjadi bilirubin oleh sel
retikuloendotel dapat di amati in vivo sebagai warna ungu
heme dalam hematom yang secara perlahan berubah
menjadi pigmen kuning billirubin.
 Billirubin yang dibentuk dijaringan perifer diangkut kehati
oleh albumin plasma. Metabolism bilirubin selanjutnya,
berlangsung terutama dihati.
 Metabolism ini dapat dibagi menjadi 3 proses : (1)
penyerapan bilirubin oleh sel parenkim hati; (2) konjugasi
bilirubin dengan glukuronat diretikulum endoplasma; dan
(3) sekresi bilirubin terkonjugasi kedalam empedu.
 Bilirubin hanya sedikit larut dalam air, tetapi
kelarutannya dalam plasma meningkat oleh
pembentukan ikatan nonkovalen dengan
albumin.
 Di hati, bilirubin dikeluarkan dari albumin dan
diserap pada permukaan sinusoid hepatosit
 Setelah masuk kedalam hepatosit, bilirubin
berikatan dengan protein sitosil tertentu yang
membantu senyawa ini tetap larut sebelum
dikonjugasi
 Bilirubin bersifat nonpolar dan akan menetap di sel
jika tidak dibuat larut-air. Hepatosit mengubah
bilirubin menjadi bentuk polar yang mudah
diekskresikan dalam empedu dengan menambahkan
molekul asam glukoronat ke senyawa ini. Proses ini
disebut konjugasi.
 Konjugasi bilirubin dikatalisis oleh suatu glukorono-
siltransferase yang spesifik. Enzim ini terutama
terletak di reticulum endoplasma, menggunakan
UDP-asam glukuronat sebagai donor glukurunosil,
dan disebut sebagai bilirubin UGT. Bilirubin
monoglukuronida adalah zat antara dan kemudian
diubah menjadi diglukuronida.
 Selanjutnya, bilirubin disekresikan ke empedu
Hb
/ sel eritrosit
metabolisme
Urin
Bilirubin (uriobilirubin
diangkut
tereksresi
1 – 4 mg / hari)
(+) albumin
Penguraian (dihati  RE)
Bilirubin tidak terkonjugasi Sirkulasi
(bilirubin indirect) Sistemik
Enzim Glukoronil transferase

Bilirubin terkonjugasi (Bilirubin direct) Siklus


+ asam Glukoronat enterophatik

Usus besar
Feses
(ekresi urobilirubin 50 – 250 mg / hari)
A. JAUNDIES (Penyakit Kuning)
Gejala :
- Warna kuning pada kulit
- Sklera (mata) dan membran-membran mukus
berubah kuning

Penyebabnya :
Meningkatnya kadar bilirubin dalam sistem peredaran
darah, bukan berasal dari konsumsi karoten, tetapi
bilirubin terkonjugasilah penyebab penyakit jaundice.
Hal ini disebabkan karena mudah diabsorpsi ke dalam
jaringan dan lebih larut dalam air.
1. Jaundies Prehepatik
Tidak terikat dengan fungsi hati. Prehepatik memiliki
kadar bilirubin pada umumnya 50% lebih tinggi dari
pada normal / kecepatan pecahnya sel eritrosit lebih
cepat 6 kali dari pada normal.
2. Jaundies Hepatik
Disebabkan oleh kegagalan / keabnormalan fungsi hati.
a. Retention jaundice
Disebabkan karena keabnormalan dalam proses
transport bilirubin oleh sel-sel hati, kadar bilirubin
indirect lebih besar dari bilirubin direct.
b.Regurgitation jaundice
Disebabkan karena sel-sel hati mengalami kerusakan
shg ekskresi bilirubin dari hati mengalami
keabnormalan, kadar bilirubin direct lebih besar dari
bilirubin indirect.
3. Jaundies Post Hepatik
◙ Tak terikat dengan fungsi hati.
◙ Penyebab karena penghambatan aliran asam
empedu dari hati. Fungsi hati normal tetapi
transport atau pelepasan asam empedu ke usus
mengalami hambatan.

4. Jaundies Neonatal
◙ Kadar bilirubin dalam serum > 15 mg/dL.
◙ Penyebab : hemolisis eritrosit, bilirubin indirect.
◙ Pengobatan : Fototerapi.
hemopoisis semasa janin (prenatal), yang terbagi
dalam 3 stadium :
 masa mesoblastik, pada usia janin 0–2 bulan,
hemopoisis terjadi di yolk sac.
 masa hepatik, hemopoisis terjadi di liver, limpa
dan kelenjar getah bening, pd usia janin 2–7 bln
 masa meduler / mieloid, hemopoisis terjadi di
sumsum tulang pada usia janin 5-9
bulan,berlangsung seumur hidup

Anda mungkin juga menyukai