Anda di halaman 1dari 9

URAIAN KEGIATAN PKL

Senin, 13 Oktober 2014

 Perkenalan dengan staff UPT PSDA Bah Bolon


 Pengarahan disiplin PKL dari Kepala Tata Usaha UPT PSDA Bah Bolon
 Mempelajari dan membaca gambar bendung Sibunga-
bunga(Peta,Situasi,Denah,Potongan,Pintu penguras)

Selasa, 14 Oktober 2014

 Peninjauan lokasi proyek


Rabu, 15 Oktober 2014

 Mencari spesifikasi kawat bronjong


 Hasil

SPESIFIKASI BRONJONG KAWAT


SNI 03-0090-1999

Ruang lingkup :
Standart ini menetapkan dimensi kawat dan persyaratan bahan baku, syarat
mutu, pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan bronjong
kawat

Ringkasan :

Bronjong kawat adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis
seng yang pada penggunaannya di tebing tebing, tepi-tepi sungai, yang proses
penganyamannya menggunakan mesin (pabrikasi). Acuan nya adalah SNI 03-0090-
1987 tentang mutu dan cara uji bronjong dan kawat bronjong, dan syarat bahan baku
mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang kawat bronjong
Sifat dan tampak bronjong kawat harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal
dengan lilitan ganda dan berjarak maksimum 40 mm serta harus simetri. Lilitan harus
kuat, tidak terjadi perenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit
minimum tiga kali sehingga kawat dapat menahan beban dari segala jurusan.

Bronjong kawat bentuk I, Ukuran anyamannya 80 mm x 100 mm atau 100 mm


x 120 mm dengan diameter kawat anyaman 2,7 mm atau 3,00 mm, kawat sisi
diameter 3,40 mm atau 4,00 mm, kawat pengikat diameter 2 mm toleransi ukuran
kotak (panjang,lebar,tinggi) sebesar 5%.
Bronjong kawat bentuk II, Ukuran anyamannya 60 mm x 80 mm, diameter
kawat anyamannya 2 mm, kawat sisi diameter 2,70 mm, kawat pengikat diameter 2
mm. Untuk ukuran anyaman 80 mm x 100 mm, diameter kawat anyaman 2,70 mm,
kawat sisi diameter 3,40 mm dan kawat ikat diameter 2 mm. Toleransi ukuran kotak
(panjang,lebar,tinggi) sebesar 5%.
Bentuk I (m)
Panjang Lebar Tinggi
(a) (b) (c)
2 1 0,5
3 1 0,5
4 1 0,5
3 1,5 0,5
2 1 0,5
3 1 0,5
4 1 0,5

Bentuk II (m)
Panjang Lebar Tinggi
(a) (b) (c)
6 2 0,17
6 2 0,23
6 2 0,23

Catatan :

o Ukuran anyaman yang umum digunakan di Indonesia adalah anyaman 80 mm


x 100 mm
o Berdasarkan surat dari Pusat Standarisasi dan Akreditas Deperindag RI,
tanggal 26 mei 2003 No.220/sj.7/2003 menyatakan bahwa ASTM-97 tidak
setara dengan SNI 03-0090-1999 dan tidak ditetapkan di Indonesia karena
mempunyai perbedaan dalam hal bentuk dan dimensi ukuran anyaman
bronjong
Kamis, 16 Oktober 2014

 Mengamati ukuran kawat bronjong

Bentuk I : Panjang = 400 cm


Lebar = 98 cm
Tinggi = 105 cm
Volume = 4,116 m³
Bentuk II : Panjang = 201 cm
Lebar = 100 cm
Tinggi = 49 cm
Volume = 0,9849 m³

Diameter kawat tepi = 4 mm


Diameter kawat anyaman = 3 mm
Diameter kawat pengikat = 2,5 mm

Kawat bronjong dibuat secara pabrikasi yang bahan nya anti air ( kawat
galpanis). Kawat bronjong pabrikasi kemudian disatukan tepinya di lokasi proyek
menggunakan kawat pengikat.

 Mengamati batu pengisi bronjong


1 colt diesel batu berisi 5 m³ menggunakan batu padas yang didatangkan dari
luar proyek
Jumat, 17 Oktober 2014

 Mengamati pelaksanaan pekerjaan bronjong

Para pekerja dibagi menjadi 2 tim yang masing-masing berjumlah 4 orang.


Masing-masing tim mengerjakan sisi yang berbeda, kawat bronjong yang telah
disatukan tepi-tepinya diletakkan dilokasi pembronjongan, batu padas diangkat ke
lokasi proyek dengan menggunakan alat bantu kereta sorong. Setelah batu diangkut
kemudian disusun sepadat mungkin dengan posisi batu yang besar diletakkan di
bagian bawah. Setelah terisi penuh, bagian atas bronjong ditutup dan diikat dengan
kawat pengikat.

Cara menutup bagian atas bronjong : kawat tepi sisi atas bronjong ditarik
dengan linggis lalu disilangkan dengan kawat tepi sisi samping dan diikat dengan
kawat pengikat. Antara bronjong satu dengan yang lain sisi-sisi tepinya diikat dengan
kawat pengikat tujuannya agar bronjong tidak goyang dan saling terikat satu sama
lain.

Pada pelaksanannya, pembronjongan tidak selalu berjalan mulus. Melihat


kondisi lapangan yang dasarnya berbatu-batu dan tidak rata, dibeberapa tempat kawat
bronjong harus dipotong dan dipenyotkan agar setelah diisi batu permukaan bronjong
rata. Hal ini banyak ditemui di daerah pinggir karena semakin ke pinggir semakin
banyak batu-batu.
Selasa, 21 Oktober 2014

 Menghitung kebutuhan tanah timbun lokasi 1 dan 2

Pada lokasi 1 dan 2 dilakukan penimbunan. Lokasi tersbut sebelumnya telah


dipasang geotekstil yang merupakan kain pembatas antara bronjong dengan tanah
timbun, tujuannya agar tanah timbun tersebut tidak masuk ke celah-celah bronjong
dan agar air tidak merembes ke tanah melalui celah-celah bronjong sehingga
mengecilkan kemungkinan penurunan tanah

Volume timbunan lokasi 1, sepanjang 28 m


1+3
= × 1,5 × 28
2

= 84 m³

Volume timbunan lokasi 2, sepanjang 52 m


1+3
= 2 × 1,5 × 52
= 156 m³
Rabu, 22 Oktober 2014

 Menghitung volume batu padas yang digunakan pada lokasi 1,2 dan 3

Luas penampang bronjong 4,5 m²

Lokasi 1 28 m
= 4,5 × 28
= 126 m³

Lokasi 2 52 m
= 4,5 × 52
= 234 m³

Lokasi 3 20 m
= 4,5 × 20
= 90 m³

 Menghitung volume batu padas yang diperlukan setelah dikali penyusutan 1,3

Lokasi 1 28 m
= 126 × 1,3
= 163,8 m³

Lokasi 2 52 m
= 234 × 1,3
= 304,2 m³

Lokasi 3 20 m
= 90 × 1,3
= 117 m³

Total volume = 163,8 + 304,2 + 117


= 585 m³
Kamis, 23 Oktober 2014

RENCANA PENULANGAN UNTUK DINDING PENGAMBILAN BENDUNG


SIBUNGA BUNGA

Bentuk tulangan
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tul. ɸ L N ƩL Diambil Jumlah Panjang Panjang Jumlah Diberi


No (mm) (m) (m) dari batang (m) sisa (m) untuk
6 1 0.8 0.52 1 -
1 10 0.8 5 4
6 1 3.2 3.68 1 -
batang
2 10 4.06 6 24.36 3 8.12 3.88 3 6
utuh
batang 5 11.25 0.75 5 -
3 14 2.25 29 65.25
utuh 1 9 3 1 5
batang
4 14 0.81 8 6.48 1 6.48 5.52 1 -
utuh
5 14 1.43 1 1.43 3 1 1.43 1.57 1 -
2 3 2.56 1.32 3 7&1
6 10 2.56 5 12.8 batang
1 5.12 6.88 1 1
utuh
7 10 1.08 2 2.16 6 2 1.08 0.24 2 -
Dipakai ᴓ 10 = 43,43

Sisa ᴓ 10 = 4,48

Jumlah batang utuh yang diperlukan 7 batang

Dipakai ᴓ 14 = 73,16

Sisa ᴓ 14 = 10,48

Jumlah batang utuh yang diperlukan 7 batang

Anda mungkin juga menyukai