Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN ZINK INTRAUTERIN TERHADAP

PERTUMBUHAN ANAK DI KABUPATEN TAKALAR


THE EFFECT OF INTRAUTERIN ZINK SUPPLEMENTS
ON CHILDREN’S GROWTH IN TAKALAR

Abdul Salam1,Burhanuddin Bahar1, Meita A Kuncoro2, Bahdar Supardi2


1)
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
2)
Alumni Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Salah satu gambaran pertumbuhan anak adalah pertambahan berat badan dan tinggi badan yang
mencerminkan status gizinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen
zink kepada ibu hamil terhadap pertumbuhan pada anak usia 0-10 tahun.Jenis penelitian adalah kohort
retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semuaanakusia 0 – 10 tahun yang
ibunyasebelumnyadiintervensi dengan suplemenzinkdan PMT, PMT, dankelompok yang tidak
diintervensi (kontrol) oleh peneliti terdahulu pada tahun 2002, sementara sampel yaitu semuaanakusia 9 –
10 tahun yang diambildari database penelitian pada tahun 2009 sebanyak 107 anak. Data mengenai
karakteristik keluarga, berat badan, tinggi badan, status gizi, morbiditas,dan prestasi belajar anak
diperoleh melalui kuesioner.Hasil penelitian yang menggunakan uji Chi Square untuk berat badan
menunjukkan nilai p = 0.10 dan untuk tinggi badan menunjukkan nilai p = 0.00. Hal iniberarti tidak
terjadi perbedaan yang nyata pada pertambahan berat badan anak dan terjadi perbedaan yang sangat nyata
pada pertumbuhan tinggi badan antara yang diberikan intervensi suplemen zink dan PMT, PMT, dan
kelompok kontrol.Status pertambahan berat badan kategori normal yang terbanyak berada pada kelompok
riwayat suplementasi zink + PMT yaitu 32 orang (64%), sedangkan untuk kategori tidak normal,
terbanyak pada kelompok kontrol yaitu 25 orang (64.1%). Berdasarkan status gizi, angka morbiditas, dan
yang memiliki rata-rata nilai rapor baik, kelompok suplementasi zink+PMT memiliki status yang baik
dibanding dua kelompok lainnya secara berturut-turut, yaitu 34 orang (45.9%), 23 orang (45,0%), dan 13
orang (26,0%).Perbaikan gizi dari segala aspek sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan dalam
menanggulangi masalah gizi dalam masyarakat.
Kata Kunci: Zink, pertumbuhan, status gizi, morbiditas, prestasi belajar,kohort retrospektif

ABSTRACT
One of image the child's growth in weight and height is reflecting the nutritional status of children.
This study aimed to determine the effect of zinc supplementation for pregnant women on growth in
children 0-10 years old. The research type was retrospective cohort. The population in this study were all
children aged 0-10 years whose mothers had previously interfered with zinc supplements and
supplementary food, supplementary food, and the intervention group did not (controls) by previous
researcher in 2002, while the sample of all children aged 9-10 years retrieved from the research database
in the year 2009 as many as 107 children. Data on family characteristics, weight, height,
nutritionalstatus, , morbidity, and the achievement of children obtained through a questionnaire. The
results using Chi Square for weight gain test showed p = 0.10 and p = 0.00 for their height growth. It
means no significant differences occur in children and weight gain occurs significant differences in
height growth between intervention given zinc supplements and supplementary food, supplementary food,
and the control group. Based on nutritional status, morbidity, and which has an average value of a good
report card, zinc supplements and supplementary food group had good status compared to the other two
groups respectively, which is 34 people (45.9%), 23 people (45.0% ), and 13 (26.0%). Nutritional
improvement of all aspects should be sustained in addressing nutritional problems in the community.
Improvement of nutrition from all aspects should to sustainable in addressing nutritional problems in
society.
Keywords : Zinc, growth, nutritional status, morbidity, achievement,cohort retrospektif
PENDAHULUAN
Anak merupakan aset Sumber Daya Manusia (SDM) dan generasi penerus bangsa.
Kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia bergantung pada kualitas anak-anak sebagai
generasi penerus dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan Negara di masa
depan.Kecukupan gizi sangatmempengaruhi terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja
manusia (Aryani, dkk., 2010).Zink dikenalmenjadipentinguntuk pertumbuhan somatic anak-anak
selain itu zink memilikihubunganeratdengan system endokrin, yaitu menopangpertumbuhan
normal, karakteristik seks sekunder, fungsireproduksidanfungsi tiroid.Oleh karena itu, defisiensi
zink menyebabkan tidak hanya keterlambatan pertumbuhan, tetapi juga tertunda kematangan
seksual, hipogonadisme, dan disfungsi tiroid(Masayuki dan Nishi, 2006).
Tanda-tanda dari kekurangan zink biasanya berupa terhambatnya pertumbuhan, rambut
rontok, diare, kematangan seksual yang lambat dan impotensi, luka mata dan kulit dan hilangnya
nafsu makan, serta terjadinya penurunan berat badan, luka lama sembuh, ketidaknormalan indra
perasa, dan kelesuan mental (Shankar dan Prasad, 1988). Defisiensi zink dapat menghambat
pembelahan sel, pertumbuhan danperbaikan jaringan.Sehingga hal ini dapat menyebabkan bayi
berat badan lahir rendah (BBLR).Gizi mikro pada ibu hamil sangat penting untuk perkembangan
dan pertumbuhan janin dalam kandungan.Zinkyang merupakan salah satu zat gizi mikro
memiliki fungsi dalam sistem kekebalan tubuh dan stabilitas pembentukan (Mursalim, dkk.,
2011).
Prevalensi stunting pada balita di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan
angka di Asia yaitu mencapai 36,8%, dengan balita pendek (stunting) sebesar 19,5% dan sangat
pendek (severe stunting) sebesar 17,3%. Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk
diIndonesia masih tinggi. Hasil Susenasmenunjukkan adanya penurunan prevalensibalita gizi
buruk yaitu dari 10,1% pada tahun1998 menjadi 8,1% pada tahun 1999 danmenjadi 6,3% pada
tahun 2001. Namun padatahun 2002 terjadi peningkatan kembaliprevalensi gizi buruk dari 8,0%
menjadi 8,3%pada tahun 2003 dan kembali meningkatmenjadi 8,8% pada tahun 2005.
Berdasarkanlaporan dari Dinas Kesehatan seluruh Indonesiaterjadi penurunan kasus gizi buruk
yaitu padatahun 2005 terdata 76.178 kasus kemudian turunmenjadi 50.106 kasus pada tahun
2006 dan 39.080 kasus pada tahun 2007 (Krisnasari, 2010). Anak yang pendek dapat disebabkan
oleh asupan gizi yang buruk atau menderita penyakit infeksi berulang. Di Indonesia lebih dari
sepertiga (36,1%) anak usia sekolah tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah yang
merupakan adanya kurang gizi kronis. Anak yang menderita gizi kurang pada tahun 2007 sebesar
18,4% dan tahun 2010 sebesar 17,9%, sedangkan stunting pada tahun 2007 sebesar 36,8% dan
tahun 2010 sebesar 35,6% (Hadi, 2010).
Kabupaten Takalar adalah daerah dengan prevalensi gizi kurang tertinggi yaitu 29.78%
dibanding daerah lainnya, yaitu Enrekang 17,78% dan Maros 11,32%. Di Sulawesi Selatan
sekitar 44% mengalami kekurangan gizi, 14,0% gizi buruk, dan 17.6% dengan gizi kurang
(Marhaeni, 2010).
Subjek penelitian Taslim NA (2002) yang dilanjutkan oleh Kusuma NI (2009) mengenai
dampak dari pemberian suplementasi zink intrauterin pada anak usia 6-7 tahun di Kabupaten
Takalar menunjukkan rerata laju pertumbuhan berat badan (kg/bulan) anak lelaki pada kelompok
1, 2 dan 3 secara berturut 0.181, 0.181 dan 0.177.Pada anak perempuan secara berturut sebesar
0.177, 0,169 dan 0,168. Sedangkan rerata laju perumbuhan tinggi badan (cm/bulan) pada anak
laki kelompok 1, 2 dan 3 secara berturut 0,786, 0,786 dan 0,773. Pada anak perempuan sebesar
0,791, 0,739 dan 0,672 (Kusuma, 2009).Hasil yang terkait dengan pemberian suplemen zink juga
dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mursalim (2011), mengenai pengaruh
pemberian fortifikasi multi-mikronutrien terhadap pertumbuhan balita keluarga miskin ada
pengaruh yang bermakna asupan multi-mikronutrien fortifikasi terhadap peningkatan berat badan
sebesar 0,35 kg (Mursalim, dkk., 2011).
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui
pengaruh riwayat pemberian suplemen zink kepada ibu hamil terhadap pertambahan berat
badan anak dan petumbuhan tinggi badan anak dengan tinjauan usia 9 – 10 tahun.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Takalar,
yaitudiKecamatanGalesong Utara, Galesong, Pattopakang,Mangarabombang dan
Patallassang.Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian observasional dengan
menggunakan rancangan penelitian kohort retrospektif (kohor dari kelompok subjek yang diteliti
secara eksperimen oleh Taslim NA pada 2002), yaitu dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
pemberian suplemen zink kepada ibu hamil (independent variabel) dengan pertambahan berat
badan, tinggi badan, gambaran status gizi, morbiditas, dan prestasi belajar anak (dependent
variabel).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 9 – 10 tahun yang ibunya
sebelumnya telah diintervensi dengan suplemen zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak
di intervensi (kelompok kontrol) yang ada di KabupatenTakalarProvinsi Sulawesi Selatan pada
(PenelitianTaslim NA tahun 2002).Jumlah sampel terbaru dari hasil penelitian di lapangan tahun
2013 adalah sebesar 107 orang. Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data
primer dan data sekunder. Data primer meliputidata hasilyang diperoleh melalui kuesioner
seperti data karakteristik responden (data sosial ekonomi), sementara berat badan anak diukur
menggunakan seca weight scale, tinggi badan diukur menggunakan microtoicedigunakan juga
untuk penentuan status gizi, kejadian sakit pada anak yang terjadi pada rentang waktu tertentu (+
1 bulan terakhir) dan prestasi belajar anak (rata-rata nilai rapor) dengan menggunakan kusioner.
Data sekunder berupadokumen-dokumen yang berkaitandenganpenelitiandandianalisisdari data
penelitisebelumnya(Taslim NA tahun 2002 dan Nina Isywara tahun 2009) yaitu, data
pengukurannilaiberatbadananak. Setelah itu dilakukan
pengukuranberatbadananakkembaliuntukmengetahuipertambahan berat
badananaksetelahbeberapatahun di KabupatenTakalar.
Analisisunivariatdigunakanuntukmenggambarkan data-data yang berskala nominal dan
ordinal sepertidistribusisubjekmenurutkelompoksampel, umur, dan jenis pekerjaan
orangtua,sehinggamenghasilkandistribusidanpersentasedarisetiap variabel
penelitiandalambentuktabeldistribusi.Untuk
analisisbivariatdilakukanjugauntukmelihatkemaknaanantarvariabeldenganmelakukanuji T
sampelberpasangan (Uji Paired T-Test) untukmengetahui rata-rata
beratbadanterakhiranaksaatpenelitiansebelumnya.Serta dilakukanuji T
sampelIndependenantarasampel yang memilikiriwayatpemberiansuplemenzinkdan PMT
dengansampel yang tidak di intervensi (kelompok kontrol) terhadappertambahan berat badan dan
tinggi badan.Uji ini
dilakukanuntukmengetahuihubunganvariabeldependendanindependendalambentuktabulasisilang
(crosstab)denganmenggunakan program SPSS 16.0 denganujistatisticChi-square.
HASIL PENELITIAN
Rerata Laju Pertambahan Berat Badan Berdasar Kelompok Kohor
Dari hasil uji statistic (Chi Square), didapatkan nilai signifikasi (p value) sebesar 0.10
yang berarti p value lebih besar dari α (0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang nyata antara pertambahan berat badan anak yang diberikan intervensi suplemen
zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak diberikan intervensi suplemen zink dan PMT.
Laju pertambahan berat badan yang tertinggi dimiliki oleh kelompok dengan riwayat
suplementasi zink+PMT dengan kenaikan berat badan rata-rata 0.19 kg per bulan, riwayat
suplementasi PMT 0.18 kg per bulan, dan yang terendah dimiliki oleh kelompok kontrol dengan
kenaikan berat badan rata-rata 0.16 kg per bulan(Tabel.1).
Hal ini berartitidak ada perbedaan petambahan berat badananak antara yang diberikan
intervensi suplemen zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak diberikan intervensi
suplemen zink dan PMT.
Berdasarkan grafik pada Gambar.1 menunjukkan pertambahan berat badan anak dengan
riwayat suplementasi zink+PMT memiliki pertambahan berat badan yang baik dibandingkan
dengan kelompok kontrol pada tahun 2002, 2009, dan 2013 berturut-turut 3.08 kg, 17.51 kg, dan
25.70 kg. Hal ini juga tergambar dari kelompok yang memiliki riwayat PMT. Namun
pertambahan berat badan anak dengan kelompok kontrol makin menurun di bawah standar berat
badan normal.
Rerata Laju Pertumbuhan Tinggi Badan Berdasar Kelompok Kohor
Dari hasil uji statistik (Chi-Square), didapatkan nilai signifikasi (p value) sebesar 0.00 ini
berarti terjadi perbedaan yang sangat nyata antara pertumbuhan tinggi badan anak yang diberikan
intervensi suplemen zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak diintervensi (kelompok
kontrol) (Tabel 2).
Berdasarkan grafik pada Gambar.2 menunjukkan pertumbuhan tinggi badan anak
dengan riwayat suplementasi zink+PMT memiliki pertumbuhan tinggi badan yang baik
dibandingkan dengan kelompok kontrol pada tahun 2002, 2008, 2009, dan 2013 berturut-turut
48.9 cm, 109.2 cm, 112.3 cm, dan 130.5 cm. Pertumbuhan tinggi badan pada kelompokPMT
juga tergambar berada di atas rata-rata tinggi badan normal sedangkan kelompok kontrol di
bawah dari standar tinggi badan normal.
Status Gizi Anak Berdasar Kelompok Kohor
Berdasarkan gambaran status gizi anak, status gizi tertinggi yang dimiliki adalah anak
dengan status gizi normal.Kelompok dengan riwayat suplementasi zink dan PMT (kelompok 1)
memiliki paling banyak anak dengan status gizi baik atau normal dengan jumlah anak sebanyak
34 orang (45.9%). Status gizi kurang paling banyak dimiliki oleh kelompok kontrol (kelompok
3) sebanyak 11 orang (55%) (Tabel.3).
Distribusi Kejadian Sakit pada Anak Berdasarkan Kelompok Kohor
Berdasarkan kejadian sakit, kelompok dengan riwayat suplementasi zink+PMT memiliki
daya tahan tubuh yang baik dibanding dua kelompok control. Untuk kelompok dengan riwayat
suplementasi zink+PMT hanya 23 orang (45.0%) yang menderita sakit dalam satu bulan terakhir.
Kelompok anak yang menderita sakit terbanyak dalam satu bulan terakhir berasal dari kelompok
kontrol yaitu sebanyak 29 anak (74,4%) (Tabel 4).
Distribusi Prestasi Pelajar padaAnak Berdasarkan Kelompok Kohor
Berdasarkan nilai rapor yang dirata-ratakan, kelompok dengan riwayat suplementasi
zink+PMT berada dalam kategori nilai cukup (6,2-7,7) sebanyak 31 orang (62,0%), 13 orang
(26,0%) berada dalam nilai baik (>78), untuk kelompok PMT berada dalam kategori nilai cukup
(6,2-7,7) sebanyak 12 orang (66,7%), 6 orang (33,3%) berada dalam kategori nilai baik (>78),
sedangkan untuk kelompok control anak yang berada dalam kategori nilai kurang (<61)
sebanyak 1 orang (2,6%), berada dalam kategori nilai cukup (6,2-7,7) sebanyak 27 orang
(69,2%), 8 orang (20,5%) berada dalam kategori nilai baik (>78) (Tabel 5).
PEMBAHASAN
Rerata Laju Pertambahan Berat Badan Berdasar Kelompok Kohor
Dari hasil uji statistic (Chi Square), didapatkan nilai signifikasi (p value) sebesar 0.10
yang berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata antara pertambahan berat badan anak yang
diberikan intervensi suplemen zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak diberikan
intervensi suplemen zink dan PMT. Laju pertambahan berat badan yang tertinggi dimiliki oleh
kelompok dengan riwayat suplementasi zink+PMT dengan kenaikan berat badan rata-rata 0.19
kg per bulan.
Dari penelitian sebelumnya tahun 2009 menunjukkan bahwa anak dengan riwayat
suplementasi zink+PMT saat usia 6 hingga 7 tahun memiliki pertambahan berat badan yang
lebih baik dibanding anak tanpa riwayat keduanya yaitu 14.43 kg (Kusuma, 2009).Hasil
penelitian juga menunjukkan rata-rata berat badan lahir untuk kelompok yang memiliki riwayat
Suplementasi Zink + PMT adalah 3.08 kg dan rata-rata berat badan saat ini adalah 25.70 kg
dengan pertambahan berat badan selama 10 tahun adalah 22.62 kg. Kelompok dengan riwayat
pemberian PMT memiliki berat badan lahir rata-rata 3.25 kg dan berat badan sekarang 25.47 kg
dengan pertambahan berat badan 22.22 kg selama 10 tahun. Kelompok kontrol memiliki berat
badan lahir rata-rata 3.11 kg dan berat badan sekarang 22.85 kg dengan pertambahan berat badan
19.74 kg dalam kurun waktu 10 tahun. Rata-rata berat badan anak setelah berusia 10 tahun
memenuhi standar baku rujukan WHO Antopometri 2005 untuk umur 120 bulan pada posisi -
2SD yaitu 23.2 kg untuk anak laki-laki dan 23.3 kg untuk anak perempuan.
Gastrointestinal memiliki fungsi dalam mengubah nafsu makan yang akan mempengaruhi
dua indera, yaitu indera pengecapan dan indera penciuman yang berkaitan dalam hal meraskan
makanan. Hipogeusia biasanya disertai penurunan nafsu makan (anoreksia) dan hiposmia
(kehilangan indera penciuman) dan akan menyebabkan penurunan volume jaringan. Faktor risiko
yang mempengaruhi hambatan pertumbuhan berat badan, antara lain ketidakmampuan untuk
menyediakan makanan yang cukup, banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah, terjadinya peningkatan kebutuhan kalori, maldigesti (gangguan pencernaan) dan
malabsorbsi (gangguan penyerapan) yang berhubungan dengan KEP dan BBLR (Ganong, 2008).
Rerata Laju Pertumbuhan Tinggi Badan Berdasarkan Kelompok Kohor
Berdasarkan Dari hasil uji statistik (Chi-Square), didapatkan nilai signifikasi (p value)
sebesar 0,00 ini berarti terjadi perbedaan yang sangat nyata antara pertumbuhan tinggi badan
anak yang diberikan intervensi suplemen zink dan PMT, hanya diberikan PMT, dan tidak
diintervensi (kelompok kontrol).Pertambahan tinggi badan anak dengan riwayat suplementasi
zink+PMT terpaut hingga 10 cm dalam waktu 9-10 tahun, hal ini membuktikan bahwa aktivitas
pertumbuhan pada anak yang diberikan suplementasi zink+PMT lebih baik dibanding anak tanpa
riwayat keduanya.Pertumbuhan tinggi badan pada kelompokzink+PMT dan PMT di atas rata-
rata (-2 SD) sedangkan kelompok kontrol di bawah dari standar (-2 SD), hal ini diakibatkan
masih adanya efek zink terhadap kelompok PMT+zink dan PMT (intervensi) sehingga
pertumbuhan tinggi badan pada anak di atas dari rata-rata.begitu pula sebaliknya terjadi pada
kelompok kontrol dimana rata-rata pertumbuhan tinggi badan anak di bawah dari standar baku
WHO Antropometri 2007. Untuk gold standar pertumbuhan tinggi badan anak berdasarkan
standar baku WHO Antropometri 2007 untuk TB/U pada ketiga kelompok intervensi terlihat
sangat jelas.
Penelitian tentang pengaruh suplementasi zink pada pertumbuhan anak yang dilakukan
oleh Brown (1998), menunjukkan bahwa pemberian suplementasi zink secara statistik bermakna
memberikan efek yang lebih baik terhadap pertumbuhan secara linier dan pertambahan tinggi
badan anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah di lakukan dimana efek pemberian
suplementasi zink memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laju pertumbuhan tinggi
badan anak.
Hormon pertumbuhan (biasa disebut HGH) adalah hormon spesial yang diproduksi oleh
sel dari kelenjar endokrin, lebih spesifiknya bagian thyroid. Hormon ini diproduksi dalam jumlah
yang sangat sedikit dan dialirkan ke aliran darah lalu disebarkan ke organ lain seperti jaringan
tubuh, dan sel untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh (Imelda, 1993).
Status Gizi Anak Berdasar Kelompok Kohor
Status gizi adalah tingkat keadaan gizi seseorang yangdinyatakan menurut jenis dan
beratnya keadaan gizi, misalnya gizi sangat kurang, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, dan
obesitas (Almatsier, 2004).Penilaian status gizi menggunakan standar antropometri berdasarkan
IMT/U WHO Antropometri 2005.Hasil dari penelitian ini menunjukkan anak yang mendapatkan
suplementasi zink dan PMT intrauterin memiliki paling banyak anak dengan status gizi baik atau
normal sebesar 45.9% dari 50 anak yang memiliki riwayat suplementasi zink dan PMT. Status
gizi kurang paling banyak dimiliki oleh kelompok kontrol sebesar 55% dari 39 anak yang
memiliki riwayat tidak diberikan suplementasi zink dan PMT. Status gizi anak dengan riwayat
suplementasi zink dan PMT dengan riwayat PMT memiliki rata status gizi yang termasuk normal
(IMT/U -2SD sampai dengan 1SD). Anak yang tidak diberikan suplementasi zink dan PMT
memiliki rata status gizi kurang (IMT/U -3 SD sampai dengan <-2 SD) dibandingkan dengan dua
kelompok lainnya.Statusgizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktorgenetik, faktor
infeksi dan faktor asupan zat gizi daribahan makanan.
Pemberian suplementasi zink juga dipengaruhi oleh asupan makanan selama masa
pertumbuhan anak.Jenis makanan yang dikonsumsi yaitu, sumber fitat seperti terigu, gandum
dan kacang-kacangan; sumber polifenol seperti teh, kopi, dan bayam. Fitat dengan kation zink
akan membentuk kompleks yang kuat dan tidak dapat larut. Karena saluran cerna sangat
kekurangan aktivitas enzim fitase, membuat ikatan zink dan fitat ini akan dibuang melalui feses.
Sumber kalsium dan fosfat seperti susu dan keju menghambat ketersediaan biologik zink. Hal ini
disebabkan kalsium mempunyai kecendrungan membentuk kompleks dengan fitat dan zink serta
akan menjadi bentuk yang tidak larut yang menyebabkan hambatan absorbsi zink (Gillespie,
1998).
Distribusi Kejadian Sakit pada Anak Berdasarkan Kelompok Kohor
Hasil penelitian ini menunjukkan anak dengan riwayat suplementasi zink+PMT lebih
jarang sakit dibanding anak tanpa riwayat suplementasi. Penjelasan yang mungkin adalah anak
ini jarang sakit oleh optimumnya piranti kekebalan tubuh pada fase awal kehidupannya yang
berlanjut pada kemampuan kekebalan tubuhnya yang lebih baik Hal ini membuktikan bahwa
suplementasi zink yang diberikan pada anak berpengaruh positif terhadap sistem imun mereka.
Dimana kejadian sakit (Morbiditas) antara anak yang memiliki riwayat suplementasi zink+PMT
sebesar 23 anak (45.0%), PMT 8 anak (44.4%), sedangkan yang tidak memiliki riwayat
keduanya (kelompok kontrol) 29 anak (74.4%).
Defesiensi zink akan berdampak pada produksi dan sekresi dari growth hormon karena
zink memegang peranan penting pada sintesa protein dan IGF-1 (insulin growth like faktor
hormon-1), yang mana kekurangan zink akan menyebabkan gangguan dan kerusakan pada
sistem tersebut, dimana zink merangsang pertumbuhan melalui peningkatan konsentrasi IGF-1
yang diproduksi oleh hati sebagai respon terhadap hormon pertumbuhan (Almatsier, 2004).
Hasil yang diperoleh ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Putri (2009)
di Takalar menyatakan bahwa pemberian suplementasi zink+PMT mempunyai hubungan yang
bermakna terhadap penyakit infeksi yang terjadi dimana pada kelompok kontrol terjadi lebih
banyak anak yang menderita penyakit infeksi jika di bandingkan dengan kelompok yang
mendapatkan suplementasi zink+PMT.
Distribusi Prestasi Pelajar padaAnak Berdasarkan Kelompok Kohor
Berdasarkan nilai Rapor yang dirata-ratakan, kelompok dengan riwayat suplementasi
zink+PMT berada dalam kategori nilai cukup (6,2-7,7) sebanyak 31 orang (62,0%), 13 orang
(26,0%) berada dalam nilai baik (>78), untuk kelompok PMT berada dalam kategori nilai cukup
(6,2-7,7) sebanyak 12 orang (66,7%), 6 orang (33,3%) berada dalam kategori nilai baik (>78),
sedangkan untuk kelompok kontrol anak yang berada dalam kategori nilai kurang (<61)
sebanyak 1 orang (2,6%), berada dalam kategori nilai cukup (6,2-7,7) sebanyak 27 orang
(69,2%), 8 orang (20,5%) berada dalam kategori nilai baik (>78).
Hasil yang diperoleh ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Seth Adu-
Afarwuah (2007) berupa pemberian makanan tambahan sebagai fortifikasi rumahan menyatakan
bahwa pemberian ketiga suplemen mempunyai efek positif terhadap perkembangan motorik
selama 12 bulan dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan intervensi, tetapi hanya
NB efektif untuk meningkatkan pertumbuhan. Lawrence J Whalley (2004) sebuah penelitian
untuk melihat efek pemberian suplemen makanan untuk perkembangan kognitif yang
menggunakan erytrocit dalam 3 macam yang berhubungan dengan perkembangan kognitif yang
lebih baik yang mana dapat memperbaiki fungsi kognitif pada masa tuanya.
Kekurangan zink kronis akan berpengaruh terhadap sistem saraf dan otak, dimana zink
merupakan bagian dari metakoenzim seperti alkalin phosphatase, alcohol dehidrogenase, insulin,
karbonik anhidrase, dan karbopeptidase. Zink esensial untuk struktur dan fungsi protein,
termasuk pengatur, struktur dan ensymatic. Diperkirakan lebih dari 1% kode genetik pada
manusia terdiri dari campuran zink dengan protein. Pada sistem saraf pusat, zink mempunyai
peranan sebagai produk neurosekretori atau kofaktor. Pada peranan ini, zink berkonsentrasi
tinggi dalam vesikel synaptic pada bagian spesifik neuron, yang disebut zink containing neuron
atau neuron yang mengandung zink (Agustian, 2009).
KESIMPULAN
Pertambahan berat badan anak yang mendapatkan riwayat suplementasi zink + PMT dan
PMT intrauterin sebagian besar termasuk status pertambahan berat badan yang normal sebesar
64% dan 61.1% dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan riwayat suplementasi zink +
PMT intrauterin sebagian besar termasuk status pertambahan berat badan yang tidak normal
sebesar 64.1%. Laju pertambahan berat badan anak yang memiliki riwayat suplementasi
zink+PMT dan riwayat pemberian PMT lebih baik dari pertumbuhan anak yang tidak memiliki
riwayat keduanya (kelompok kontrol). Status gizi anak yang memiliki riwayat suplementasi zink
+ PMT dan riwayat pemberian PMT berdasarkan indeks IMT/U pada umumnya dalam kategori
gizi baik dan normal dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki riwayat pemberian
suplementasi zink dan PMT, namun masih ditemukan juga anak dengan kategori sangat kurus
dan kurus.
Untuk laju pertumbuhan tinggi anak yang memiliki riwayat suplementasi zink+PMT dan
PMT lebih baik dari pertumbuhan anak (kelompok kontrol). Adapun kejadian sakit (morbiditas)
antara anak yang memiliki riwayat suplementasi zink+PMT sebesar 23 anak (45,0%), PMT 8
anak (44,4%), sedangkan kelompok kontrol 29 anak (74,4%). Sedangkan prestasi belajar (rata-
rata nilai rapor) antara anak yang memiliki riwayat suplementasi zink+PMT kategori cukup 31
anak (62,0%), 13 anak (26,0%) nilai baik, sedangkan kelompok PMT kategori cukup sebanyak
12 anak (66,7%), 6 anak (33,3%) nilai baik, sedangkan yang kelompok kontrolkategori kurang 1
anak (2,6%), cukup 27 anak (69,2%), 8 anak (20,5%) berada dalam nilai baik.
SARAN
Disarankan untuk tetap diadakannya penelitian lanjutan untuk terus memantau
pertambahan anak dan mengetahui laju pertambahan berat badan anak saat memasuki usia
pubertas, serta hingga usia berapa anak dengan riwayat suplementasi zink + PMT dan riwayat
pemberian PMT mampu tumbuh lebih baik dibanding kelompok kontrol, serta meilhat efek dari
riwayat suplementasi zink + PMT dan riwayat pemberian PMT dari berbagai aspek pertumbuhan
dan perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Afarwuah et al (2007) Randomized Comparison Of 3 Types Of Micronutrientsupplements For
Home Fortification Of Complementary Foods In Ghana: Efek On Growth And Motor
Development 1-4 Am J Clin Nutr. 2007;86:412-20.
Agustian L, Sembiring T, & Ariani. 2009. Peran Zinkum Terhadap Pertumbuhan
Anak.Online.Sari Pediatri, Volume 11, Nomor 4, Halaman 244 - 249, Desember
2009. DepartemenIlmuKesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Aryani, Oginawati, & Santoso. 2010. Penentuan Total Asupan Harian Unsur Gizi Mikro dalam
Makanan Anak-Anak Sekolah Dasar Di Bandung dengan Menggunakan
Spektrofotometri Serapan Atom.Bandung : PTNBR – BATAN.
Hadi, Hamam. 2010. Sepertiga Anak Usia Sekolah Di Indonesia Alami Stunted. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Imelda T Angeles. 1993.Decreased Rate of Stunting Among Anemic Indonesian Preschool
Children Through Iron Supplementation. Am j clin nutr. 58:339-42.
Jamaluddin. 2008.Efek Pemberian Makanan Tambahan dan Zink Pada Ibu Hamil Kurang
Energi Terhadap Status Pertumbuhan Tinggi Badan Anak Usia 6 Tahun di Kabupaten
Takalar. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Krisnansari, Diah. 2010. Nutrisi dan Gizi Buruk. Mandala of Health, Volume4, Nomor 1,
Januari 2010. Purwokerto: Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas
Jenderal Soedirman.
Kusuma, NinaIsywara. 2009.Studi LongitudinalPertumbuhan Anak Di Kabupaten Takalar
Tahun 2009.Skripsi.Makassar : Universitas Hasanuddin
Lawrence J Whalley, et al. 2004.Cognitive aging, childhood intelegence, and the use of food
supplements possible involvement of n_3 fatty acid 1-3. Am J clin Nutr. 47;496-501.
Marhaeni.2010. Perilaku Keluarga dalam Pemenuhan Gizi Balita di Wilayah Puskesmas
Mangarabombang Kabupaten Takalar Tahun 2010.Jurnal Media Kebidanan Poltekes
Makassar, Nomor 2 Edisi 2 Juli-Desember 2010.
Masayuki K &Nishi Y. 2006. Growth and Mineral : Zinc. Online.Journal American
Coll Nutr, Vol. 22, Issue 1. www.gghjournal.com.Diakses pada tanggal 12
November 2012.
Mursalim, Juffrie, & Mulyani.2011. Pemberian Fortifikasi Multi-Mikronutrien Berpengaruh
Terhadap Pertumbuhan Balita Keluarga Miskin.Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Volume
8, Nomor 2.
Putri. 2009. Pengaruh Pemberian Zink Terhadap Morbiditas Anak Di Kabupaten Takalar. Tesis.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
Ratnasari, Wahyu. 2011. Peran Zinc terhadap Fungsi Pengecap dan Perubahan Berat Badan
(Studi pada Balita Gizi Kurang dengan Kadar Albumin Rendah di Bojonegoro).
Jurnal: Sain Med, Volume 4, Nomor1, Juni 2012, ISSN 2086-3602. Surabaya:
Airlangga University Press.
Seth, Adu-Afarwuah et al.2007. Randomized comparison of 3 types of micronutrientsupplements
for home fortification of complementary foods in Ghana: efek on growth and motor
development 1-4. Am J Clin Nutr. 86:412-20.
Shankar, A.H., Prasad, A.S., 1988. Zinc and immune function: the biological basis of altered
resistance to infection. Online.Journal American Coll Nutr,68:447-63.
Umeta, M., West, C.E., and Haidar, J. 2000. Zinc Supplementation and Stunted Infants in
Ethiopia: Randomized Controlled Trial.Journal American Coll Nutr. 355:21-6.
Ganong, F.W. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 22. Jakarta: EGC.
Gillespie, S.R. 1998.Major Issues in The Control of Iron Deficiency: The Micronutrient
Inititative. Canada: Unicef.
Tabel 1.Rerata Laju Pertambahan Berat Badan Berdasar Kelompok Kohor pada Sampel
Penelitian di Kabupaten Takalar
Variabel Zink+PMT PMT Kontrol P
n Mean (SD) n Mean (SD) n Mean (SD)
Laju 50 0.1904 + 0.0463 18 0.1861 + 0.0364 39 0.1644 + 0.0322 0.10
Pertambahan
Berat Badan
Sumber: Data Primer, 2013

Tabel 2. Rerata Laju Pertumbuhan Tinggi Badan Berdasarkan Kelompok Kohor pada
Sampel Penelitian di Kabupaten Takalar

Variabel Zink+PMT PMT Kontrol P


n Mean (SD) N Mean (SD) n Mean (SD)
Laju 50 0.6814 + 0.0555 18 0.6578 + 0.6358 39 0.6272 + 0.4779 0.00
Pertambahan
Tinggi Badan
Sumber: Data Primer, 2013

Tabel 3.Status Gizi Anak Berdasar Kelompok Kohor pada Sampel Penelitian di
Kabupaten Takalar

Status Gizi Kelompok Total


(IMT/U) PMT+ZINK (1) PMT (2) Kontrol (3)
n=50 % n=18 % n=39 % n=107 %
Sangat Kurus 5 62.5% 2 25.0% 1 12.5% 8 7.5%
Kurus 8 40% 1 5.0% 11 55.0% 20 18.7%
Normal 34 45.9% 14 18.9% 26 35.1% 74 69.2%
Gemuk 3 60.0% 1 20.0% 1 20.0% 5 4.7%
Obesitas 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0%
Sumber: Data Primer, 2013

Tabel 4. Distribusi Kejadian Sakit pada AnakBerdasarkan Kelompok Kohorpada Sampel


Penelitian di Kabupaten Takalar

Kelompok Total
Sakit PMT+ZINK (1) PMT (2) Kontrol (3)
n=50 % n=18 % n=39 % n=107 %
Ya 23 45.0% 8 44.4% 29 74.4% 60 56.1%
Tidak 28 55.0% 10 55.6% 10 25.6% 48 43.9%

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 5.Distribusi Prestasi Belajar Anak Menurut Rata-Rata Nilai Rapor Berdasarkan
Kelompok Kohor pada Sampel Penelitian di Kabupaten Takalar
Kelompok

Riwayat Jumlah
Zink + Riwayat PMT Kontrol
PMT
Kategori
n % N % n % n %
Rata-
rata 6 12 % 0 0 3 7.7 % 9 8.4 %
nilai Tidak (hilang)
0 0 0 0 1 2.6 % 1 0.9 %
rapor < 6.1 (kurang)
31 62 % 12 66.7 % 27 69.2 % 70 65.4 %
6,2-7,7 (cukup)
13 26 % 6 33.3 % 8 20.5 % 27 25.2 %
>7,8 (baik)
50 100 % 18 100 % 39 100 % 107 100 %
Jumlah

Sumber : Data Primer, 2013

Gambar 1.Grafik Pertambahan Berat Badan Kelompok Kohor di Takalar

Sumber: Data Primer, 2002 – 2013

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Tinggi Badan Kelompok Kohor di Takalar


140

120

Tinggi Badan Anak (cm)


100

80

60

40

20

0
Tahun 2002 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2013
Zink+PMT 48.9 109.2 112.3 130.5
PMT 49.4 102.4 109.8 128.4
Kontrol 49.4 98.7 103.4 124.4
SD 45.7 105.1 108.8 127.5

Sumber : Data Primer, 2002-2013

Anda mungkin juga menyukai