GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
Mata Pelajaran Seni Budaya/Seni Rupa
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
MATA PELAJARAN SENI RUPA SMP
KELOMPOK KOMPETENSI F
Profesional :
Ilustrasi dan Seni Grafis
Pedagogik :
Pengembangan Potensi Peserta Didik
KELOMPOK KOMPETENSI F
ILUSTRASI
SENI GRAFIS
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI F
ILUSTRASI
SENI GRAFIS
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI F
Copyright c 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
v
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN FRANCHISE ……………………………………………………... ii
SAMBUTAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN ………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… ix
PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………. 1
B. Tujuan ………………………………………………………………… 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………............ 2
D. Ruang Lingkup ………………………………………………………. 2
E. Saran Cara Penggunaan Modul …………………………………… 2
vii
E. Latihan/Kasus/Tugas ………………………………………………... 44
F Rangkuman …………………………………………………………... 44
G. Umpan Balik ………………………………………………………….. 45
PENUTUP ……………………………………………………………………… 47
SOAL …………………………………………………………………………… 49
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 53
LAMPIRAN
1. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi ………………………………………………………………… 59
2. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis …………………………………………………………….. 60
3. Kunci Jawaban Evaluasi …………………………………………….. 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Model DSP Gerlacy dan Ely 23
Gambar 2 Sistem Perencanaan Pembelajaran 23
Gambar 3 Komposi manusia dalam segala usia 39
Gambar 4 Perbandingan anatomi tubuh manusia 40
Gambar 5 Kelompok binatang Hewan Vertebrata 41
Gambar 6 Itik pulang petang 41
Gambar 7 Ikan lumba-lumba mengudara 42
Gambar 8 Burung terbang di siang hari 42
Gambar 9 Pohon pisang antara batang dan daun 43
Gambar 10 Candi Borobudur dari satu sisi 44
Gambar 11 Ilustrasi realis yg indah karya Michael J Woods 48
Gambar 12 Lukisan Realis karya S Sudjojono 48
Gambar 13 Ilustrasi Dekoratif kuda berlari 49
Gambar 14 Ilustrasi Karikatur 50
Gambar 15 Kartun Binatang 51
Gambar 16 Ilustrasi komik dengan judul Transportasi” 51
Gambar 17 Ilustrasi untuk sampul buku 52
Gambar 18 Bentuk ilustrasi pada buku pelajaran 53
Gambar 19 Ilustrasi Vignette 53
Gambar 20 Bentuk ilustrasi untuk penjelas cerpen 54
Gambar 21 Ilutrasi dengan teknik monotype A & B 73
ix
x
Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanahkan agar pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru.
Oleh karena itu, program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
bagi guru baik secara mandiri maupun kelompok wajib dilakukan. Semua itu,
demi peningkatan mutu pendidikan dan profesionalismen pendidik dan
tenaga kependidikan.
Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan
sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat
PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan
diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah
satu sumber belajar bagi peserta diklat.
Modul ini merupakan bahan ajar yang digunakan untuk Pelatihan Guru mata
pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Modul ini berisi materi tentang Seni Ilustrasi dan Seni Grafis. Unsur
pengetahuan yang terkait yakni: (1) pengertian, (2) sejarah, (3) jenis-jenis,
dan (4) teknik.
B. Tujuan
Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini diharapkan guru dapat
memahami, baik secara teoretis maupun praktik dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran seni budaya. Selain itu,
diharapkan guru dapat memecahkan masalah melalui berbagai model,
metode, dan strategi pembelajaran yang relevan dengan permasalahan.
1
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
D. Ruang Lingkup
Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini diharapkan guru dapat
memahami, baik secara teoretis maupun praktik dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran seni budaya. Selain itu,
diharapkan guru dapat memecahkan masalah melalui berbagai model,
metode, dan strategi pembelajaran yang relevan dengan permasalahan.
2
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
ILUSTRASI
A. Tujuan
Pembelajaran ilustrasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan baik secara
teoretis maupun praktis dalam mempersiapkan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran ilustrasi secara tepat. Selain itu, melalui materi
ini dapat meningkatkan kompetensi guru seni budaya khususnya seni rupa.
C. Uraian Materi
1. Pengertian dan Sejarah Singkat Ilustrasi
Secara etimologis, ilustrasi menurut Webstion New Compact Format
Dictionary (1985), dirujuk dari bahasa Inggris yakni illustration dengan
bentuk kata kerja to illustrate. Sedangkan dari bahasa latin yaitu illustrare
yang berarti pelengkap sesuatu untuk memperjelas dengan menunjukkan
contoh-contoh, khususnya melalui bentuk-bentuk, diagram, dan gambar-
gambar. Hal yang sama juga dapat diambil dan diterjemahkan dari
bahasa Belanda (illustratie) yang berarti menerangkan atau memperjelas.
Tidak jauh berbeda dengan pengertian tersebut, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1999:372), ilustrasi mengandung pengertian: (1)
gambar untuk memperjelas isi buku, karangan; (2) gambar, desain atau
3
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
5
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
2. Fungsi Ilustrasi
Ketika kita membicarakan Ilustrasi dalam konteks gambar berarti
memperbincangkan ilustrasi dalam bingkai fungsi. Hal ini terjadi karena
dalam sejarahnya kata “Illustrate” muncul akibat pembagian tugas
fungsional antara teks dan gambar. Dari etimologinya llustrate punya arti
memurnikan atau menerangi. Dalam konteks ini Ilustrasi adalah gambar
yang dihadirkan untuk memperjelas sesuatu yang bersifat tekstual.
6
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
secara grafis dari suatu tulisan sebagai penguat pesan atau informasi.
Maka dari itu, kesuksesan dari seorang ilustrator dapat dilihat dari
kemampuannya di dalam membuat gambar untuk memperjelas dari suatu
subyek tulisan yang dapat dengan mudah untuk dipahami oleh para
audience.
3. Unsur-unsur Ilustrasi
Unsur-unsur utama ilustrasi adalah berupa gambar yang dikemas
sedemikian rupa untuk memperjelas pesan ataupun suatu cerita. Untuk
mendapatkan visualisasi yang baik, maka sesungguhnya unsur dari
pembentuk objek ilustrasi adalah unsur-unsur yang digunakan seni rupa
pada umumnya yaitu garis, bidang, warna, dan tekstur. Walaupun
demikian, ada unsur-unsur dari pada ilustrasi yang secara umum
digunakan yakni andanya gambar/objek, tema/cerita, dan media. Objek
ilustrasi dapat berupa gambar manusia, gambar binatang, gambar
tumbuh-tumbuhan, dan gambar alam benda. Begitu pula dengan tema
atau cerita, tema yang diangkat dalam ilustrasi memiliki banyak jenis,
sehingga tema dapat diseuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan media
adalah penggunahan bahan yang sekaligus diiringgi dengan teknik yang
sesuai pula.
8
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
a. Objek Gambar
1) Gambar Manusia
9
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
2) Gambar Binatang
Jenis binatang yang ada di alam ini sanget beragam. Walaupun
demikian setiap jenis binatang memiliki ciri-ciri dan karakter
masing-masing. Hal inilah yang perlu diperhatikan agar gambar
binatang yang digunakan sebagai ilustrasi dapat menyampaikan
pesean sesuai konteks yang dibiarakan. Untuk menggambar objek
binatang hampir sama dengan menggambar manusia,
menggambar binatang juga harus menguasai anatomi binatang
10
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
a) Binatang Darat
11
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
b) Binatang Air
c) Binatang Udara
12
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
3) Gambar Tumbuhan
13
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
14
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
15
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
1) Jenis Cerita
Menurut Bacom (dalam Fatriani, 2006: 10) cerita rakyat dibagi
menjadi 3 yaitu: mite, legenda, dan dongeng. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut.
a) Mite yaitu cerita yang dianggap benar-benar terjadi serta
dianggap suci bagi yang punya cerita. Peristiwa terjadi pada
dunia lain atau bukan seperti yang dikenal sekarang ini, terjadi
pada masa lampau. Mite, merupakan cerita prosa rakyat yang
ditokohkan oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Mite
Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta
(kosmologi), terjadinya susunan para dewa, dunia dewata dan
tokoh pembawa kebudayaan (kultur hero), terjadinya makanan
pokok pertama kali.
b) Legenda adalah prosa rakyat yang dianggap pernah terjadi
tetapi tidak dianggap suci, ditokohi oleh manusia, seringkali
dibantu oleh makhluk-makhluk gaib.
c) Dongeng adalah prosa rakyat yang dianggap tidak benar-
benar terjadi oleh yang empunya cerita dan tidak terikat oleh
waktu maupun tempat. Danandjaja (dalam Riyadi, 1994) juga
menggolongkan cerita rakyat yang biasa disebut “cerita prosa
rakyat” sebagaimana yang ada pada mite di atas.
16
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
c. Media
Media diartikan sebagai bahan atau peralatan yang dibutuhkan.
Dalam menggambar illustrasi tidak dibutuhkan peralatan khusus.
Berdasarkan medianya, peralatan menggambar illustrasi dibedakan
menjadi dua yaitu media hitam putih dan media warna.
Yang termasuk media hitam putih adalah warna yang diproduksi dari
media tersebut yang menghasilkan warna hitam. Adapun media yang
sering digunakan yakni pensil, pena, trek pen, spidol, kuas dan tinta
bak. Sedangkan media pewarna antara lain :
1) pensil/spidol warna;
2) pastel dan crayon;
3) cat air (berbasis air);
Menurut sifatnya cat air terbagi menjadi 2 jenis, transparant water
colour dan nontransparant/opaque water colour. Transparant
water colour adalah cat air yang mempunyai sifat transparan atau
tembus pandang. Warna-warnanya lebih cemerlang tetapi tidak
mengilat (dove). Warna putih adalah warna kertas yang dipakai
sebagai dasar nontransparant/opaque water colour merupakan cat
air yang mempunyai sifat tidak tembus pandang. Cat air ini
mempunyai daya penutup yang kuat atau opaque tetapi warnanya
tidak bisa cemerlang melainkan agak mengilat. Cat air jenis ini
juga sering disebut sebagai poster colour.
4) cat minyak (berbasis minyak).
4. Jenis Ilustrasi
Pada dasarnya ilustrasi dapat digolongkan dalam beberapa bagian antara
lain (1) ilustrasi realis; (2) ilustrasi dekoratif; (3) ilustrasi karikatur; (4)
kartun, dan komik.
a. Ilustrasi realis atau naturalis, adalah gambar ilustrasi yang memiliki
bentuk dan warna sama dengan kenyataan yang ada di alam tanpa
ada pengurangan atau penambahan. Kebanyakan ilustrasi ini
digunakan untuk mendukung cerita yang untuk kepentingan
pendidikan dan periklanan. Walaupun demikian masih banyak juga
17
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
18
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
c. Ilustrasi karikatur
Karikatur berasal dari bahasa Italia caricature yang berarti melebih-
lebihkan atau mengubah bentuk (deformasi). Ilustrasi yang bergambar
karikatur pada dasarnya memiliki kesamaan dengan gambar kartun.
Bedanya, di samping menampilkan kelucuan, ilustrasi karikatur berisi
kritikan atau sindiran terhadap kepincangan yang terjadi di
masyarakat. Dengan demikian karikatur juga berfungsi sebagai
kontrol sosial. Pada umumnya karikatur menggambarkan wajah tokoh
atau pemimpin yang lagi menjadi topik pembicaraan. Penggambaran
ditonjolkan pada bagian kepala dengan tidak meninggalkan karakter
tokoh yang digambar. Karikaturis Indonesia yang terkenal adalah:
Sibarani, T. Sutanto, Pramono, G.M. Sidharta, Alex Dinuth dan
19
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
20
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
e. Ilustrasi komik
Komik berasal dari kata comic yang berarti lucu atau jenaka. Pada
komik terdapat rangkaian gambar yang saling melengkapi dan
mengandung suatu cerita. Dalam penyajiannnya, komik terdiri dari
rangkaian gambar yang satu dan lainnya saling melengkapi dan
mengandung suatu cerita yang disebut comic strip. Deretan gambar
yang tersusun tersebut menceritakan suatu kisah yang diambul dari
peristiwa sehari-hari. Comic strip kemudian berkembang menjadi
suatu cerita komik yang dibuat dalam buku tersendiri. Bahasa atau
tulisan dalam ilustrasi komik hanya sekedar pelengkap.
f. Ilustrasi cover
Cover berarti kulit, terdapat pada sampul buku atau majalah dan lain-
lain. Dalam pembuatan cover ilustrator hendaknya memperhatikan isi
dan karakter dari. buku atau majalah agar penampilannya lebih
menarik. Fungsi cover adalah untuk menggambarkan isi buku atau
menambah daya tarik sebuah buku atau majalah. Pada dasamya
pembuatan sebuah cover sama dengan pembuatan karya seni rupa
yang lain yaitu mengutamakan unsur-unsur keindahan (estetika) dan
seni (artistik) serta tidak meninggalkan fungsi utamanya sebagai
sampul. Berikut satu contoh dari karya ilustrasi yang difungsikan
untuk cover.
22
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
23
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
i. Illustrasi Cerpen
Daya tarik sebuah cerpen sangat dipengaruhi oleh ilustrasi yang
mengiringinya,' disamping untuk menambah daya tarik ilustrasi juga
berfungsi untuk memberi penguatan pada tokoh yang digambarkan
dalam naskah cerita. Semakin indah ilustrasi yang ditampilkan, akan
membuat orang tambah penasaran untuk membacanya.
24
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
5. Teknik Ilustrasi
Menurut Poerwadarminta, (1976) kata “teknik” diartikan cara (kepandaian)
membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan
kesenian. Dalam hal ini diberikan contoh teknik melukis, mengarang, dan
sebagainya. Sedangkan Menurut Muharrar (2003:52) teknik dalam
pembuatan ilustrasi dibedakan menjadi 3 bagian yakni: (1) ilustrasi
dengan teknik gambar tangan; (2) ilustrasi dengan teknik fotografi, atau
25
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
alat elektronik lain misalnya komputer; dan (3) ilustrasi dengan teknik
gabungan gambar tangan dan teknik fotografi atau alat elektronik lainnya,
sebagai hasil ekspresi dan kreasi dari ilustratornya.
spontanitas). Nama lain dari teknik ini adalah teknik basah. Media
yang digunakan untuk teknik basah antara lain seperti, cat air, cat
minyak, tinta, atau media lain yang memerlukan air dan minyak
sebagai pengencer.
c. Scratchboard, yaitu ilustrasi yang menggunakan kertas bertekstur
khusus sebagai medianya.
D. Aktifitas Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa untuk jenjang SMP dan SMA atau
yang sederajat pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran pada pendekatan ini
menyentuh tiga ranah belajar, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan menyentuh transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta pelatihan “tahu apa, mengapa dan bagaimana”.
29
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Apa kelebihan dari pada kertas padalarang sehingga dipandang baik
untuk menggambar ilustrasi dengan teknik basah....
a. mudah untuk ditimpa dengan warna terang
b. memiliki permukaan yang halus
c. memiliki bahan yang tebal dan tidak mudah sobek
d. mudah menghisap air dengan baik
2. Salah satu bahan yang digunakan untuk membuat ilustrasi adalah pulpen,
kesan apa yang dapat ditimbulkan dengan bahan ini....
a. karakter garis yang dihasilkan halus
b. memiliki warga hitam yang lebih pekat
c. karakter tegas pada garis-garis
d. pengulangan garis yang tidak bertumpuk
3. Selain sulit untuk mendapatkannya, arang saat ini jarang digunakan untuk
membuat ilustrasi karena....
a. memiliki tekstur yang kasar
b. memiliki ukuran yang terlalu besar
c. terlalu mudah patah
d. tidak sesuai dengan jenis kertas
F. Rangkuman
Pada saat ini peranan ilustrasi sangat bermanfaat bagi perkembangan
periklanaan khususnya pada media cetak dan televisi. Ilustrasi menjadi
berkembang dan menjadi sebuah fenomena yang mewarnai dunia periklanan
bersamaan dengan elemen-elemen lain seperti tipografi, layout, dan
advertising.
30
Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
dari itu, kesuksesan dari seorang ilustrator dapat dilihat dari kemampuannya
di dalam membuat gambar untuk memperjelas dari suatu subyek tulisan yang
dapat dengan mudah untuk dipahami oleh para audience.
G. Umpan Balik
Bentuklah sebuah kelompok, masing-masing beranggotakan 3 orang.
Kemudian tentukan jenis ilustrasi yang akan dibuat. Contohnya ilustrasi
Cover Buku: dalam cover buku ada ilustrasi dan teks yang terdapat pada
bagian muka dan belakang. Begilah tugas secara profesional untuk
menyelesaikan cover buku tersebut. Misalnya Pak Joko, membuat Ilustrasi
bagian depan, Bu Ani, membuat tipografi bentuk teksnya, sedangkan Pak
Pur, membuat logo dan menata tata letak.
Begitu pula dengan kelompok lain, diharapkan semua jenis ilustrasi dilahirkan
dari 10 kelompok yang ada.
31
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
32
Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SENI GRAFIS
A. Tujuan
Pembelajaran ilustrasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan baik secara
teoretis maupun praktis dalam mempersiapkan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran ilustrasi secara tepat. Selain itu, melalui materi ini
dapat meningkatkan kompetensi guru seni budaya khususnya seni rupa.
C. Uraian Materi
1. Pengertian dan Sejarah Seni Grafis
Seni grafis adalah salah satu dari tiga cabang seni rupa yang bersifat
pictorial atau seni ‘grafi’ (seni menulis) yang menggunakan metode cetak.
Terkait dengan proses cetak ini, sebagian dari seniman masih mencoba
untuk memperdebatkan tentang kehadiran ekspresi dalam proses
penggandaannya. Kegandaan karya seni selalu menimbulkan pertanyaan
tentang: mana karya seni yang asli dan mana karya reproduksi. Karena
penggunaan metode cetak memungkinkan pelipat gandaan karya seni
yang dihasilkan. Untuk menjawab pertanyaan di atas, umumnya
mengandalkan dua konvensi yang berlaku di dalam seni grafis. Pertama,
grafis sebagai seni membatasi diri pada metode cetak tradisional; dimana
berlaku pengerjaan dengan tangan dan setengah mekanis. Proses cetak-
masinal atau fotomekanis (misalnya cetak offset sekarang) tidak diakui
33
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Awal mulanya karya seni grafis “reproduksi” lahir dari kebutuhan untuk
memperbanyak suatu karya tunggal seperti lukisan untuk kebutuhan
massa. Untuk mempertegas orisinalitas karya senimannya, yakni dengan
menggunakan pensil memberi catatan di bagian bawah di luar gambarnya,
yaitu tanda tangan, tahun pembuatan, judul karya, dan tanda nomor urut
cetak serta jumlah edisinya. Sedangkan karya seni grafis bertitik tolak dari
kebutuhan seni si senimannya.
Di Indonesia, seni grafis dikenal sejak masa perjuangan. Media cukil kayu
menjadi pilihan utama dalam memproduksi poster-poster perjuangan dan
selebaran propaganda. Sampai saat ini di Indonesia, teknik cetak tinggi
atau cukil merupakan seni grafis yang paling popular. Teknik ini
mendominasi munculnya teknik-teknik lain. Walaupun teknik cetak pada
saat ini telah maju karena didukung oleh teknologi yang canggih, namun
teknik cetak tinggi atau cukil masih digunakan dan digemari oleh sebagian
seniman karena efek estetiknya memiliki ciri khas yang tidak dapat dicapai
melalui teknologi canggih.
34
Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis
b. Cetak Dalam
Cetak dalam atau intaglio print adalah ragam seni grafis yang proses
pembuatanya melalui tahapan pembuatan cetakan dari bahan plat
alumunium yang ditoreh dengan alat tajam sehingga membentuk
goresan yang dalam. Cetak dalam dapat juga dikatakan suatu proses
cetak yang terbalik dari pada proses cetak tinggi, di mana yang akan
pindah ke atas berada di bagian acuan cetaknya (tembaga).
Pencetakan dilakukan dengan mesin khusus, mesin etsa. Dari segi
prosesnya, intaglio ini dapat dibagi dua, yaitu yang menggunakan
asam: etsa (etching) dan aquatint, sedangkan yang tanpa asam:
drypoint, engraving dan mezzotint. Masing-masing teknik cetak ini
kadangkala berdiri sendiri, karena setiap teknik tersebut memiliki ciri
ungkapan yang khas. Etsa dengan kelembutan dan keluwesan
garisnya, aquatint dengan keragaman nada warna dan teksturnya,
drypoint dengan kekasaran garisnya, engraving dengan katajaman
garisnya dan mezzotint dengan kepekatan nada warna. Karena potensi
artistic masing-masing itu maka seringkali suatu teknik, misalnya etsa,
dikombinasikan dengan aquatint atau drypoint, atau bahkan
memanfaatkan seluruh teknik-teknik tadi dalam satu karya, sehingga
karya itu memiliki keragaman ungkapan rupa yang kaya.
d. Cetak Foto
Cetak foto atau fotografi adalah ragam seni grafis yang proses
pembuatanya melalui pemotretan dengan kamera, pencucian film, dan
36
Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis
Selain apa yang telah di uraikan di atas, teknik cukil kayu ini juga akan
menghasilkan gambar maupun tulisan melalui proses pencetakan
dengan menggunakan permukaan lembar kayu, linoleum, hardboard
atau karet vinyl yang dipahat atau dicukil sebagai acuan cetak atau plat.
Adapun urutan kerja atau proses kerja pembuatan karya grafis dengan
teknik ini adalah sebagai berikut.
1) Membuat desain atau gambar kerja yang merupakan hasil gagasan
atau ide yang unik dan artistik pada suatu bidang gambar. Rencana
atau desain ini harus dibuat terlebih dahulu sebab tanpa melalui
fase ini proses pembuatannya nanti akan terhambat.
38
Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis
d. Teknik monotype
Monotype merupakan salah satu teknik dalam seni grafis, teknik ini
sangat fleksibel karena memungkinkan pendekatan dalam
mengkreasikan gambar yang sangat bebas, oleh karena itu dianggap
sebagai metode yang sangat fleksibel. Dalam berkarya seniman dapat
memilih apakah akan menghasilkan objek gambar yang positif atau
negatif, menggunakan tinta berbasis air atau minyak, atau kombinasi
dengan bahan lainnya.
Bahan dan alat untuk berkarya grafis teknik monotype adalah plat cetak
dan tinta. Plat cetak dapat digunakan jenis apa pun, dengan catatan
tidak berpori. Lembaran logam seperti tembaga atau seng sangat baik
digunakan, atau dapat pula digunakan bahan-bahan seperti plat
alumunium, kardus yang dibalut pelapis, kaca (hanya jika digunakan
untuk handprinting), stirofoam. Setelah plat cetak siap, lukislah secara
langsung di atasnya menggunakan tinta cetak menggunakan kuas apa
saja sesuai keinginan.
Selain teknik di atas, cetak monotype juga dapat ditempuh deng cara
yang ditemukan oleh Gauguin. Metode ini disebut “direct trace
drawing”, yang menghasilkan garis-garis monotype yang unik dan
lembut mirip dengan tone warna dan garis pada soft ground etching.
Untuk menghasilkan monotype dengan metode ini, pertama-tama
melapisi plat cetak dengan tinta, kemudian letakkan selembar kertas di
atasnya dan mulailah menarik garis gambarnya langsung di bagian
belakan kertas tersebut, garis-garis yang dihasilkan akan tertransfer ke
balik kertas dan menghasilkan gambar yang terbalik. Garis yang
digoreskan secara beruntun seperti mengarsir akan menghasilkan area
yang gelap, sementara tekanan atau gosokan tangan akan
menghasilkan nada warna yang lembut. Dengan variasi tekanan garis
dan menggunakan panjang-pendek garis serta keras-lembutnya yang
berbeda-beda akan dihasilkan efek yang beragam. Berikut beberapa
karya seni grafis monotype karya Suyono dan siwanya.
42
Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis
B
D. Aktivitas Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa untuk jenjang SMP dan SMA atau
yang sederajat pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran pada pendekatan ini
menyentuh tiga ranah belajar, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
43
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
E. TUGAS
Buatlah 1 buah desain kaos untuk cetak saring dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Desain bertemakan Budaya Setempat
2. Ukuran 25 cm x 30 cm (posisi bebeas)
3. Desain minimal 3 warna boleh menggunakan kountur (atau outline)
F. Rangkuman
Seni grafis dapat diklasifikasikan menjadi: cetak-tinggi (relief print), cetak-
dalam (intaglio), cetak saring (serigraphy), dan cetak foto. (1) Cetak tinggi,
adalah proses cetak pada permukaan benda yang datar. Proses pembuatan
cetak tinggi dilakukan secara manual, namun tidak menutup kemungkinan
apabila sketsa gambar merupakan hasil print-out. Melalui teknik tinggi,
seniman dapat dengan leluasa melakukan eksperimen visual sambil
memanfaatkan tinta-tinta warna yang beraneka ragam dengan bentuk estetik
sendiri. Teknik cetak tinggi pada dasarnya digunakan untuk mereproduksi
sebuah gambar dengan citra yang sama dalam jumlah yang banyak. (2) Cetak
saring, pencetakan dilakukan dengan mesin khusus, mesin etsa. Dari segi
prosesnya, intaglio ini dapat dibagi dua, yaitu yang menggunakan asam: etsa
(etching) dan aquatint, sedangkan yang tanpa asam: drypoint, engraving dan
44
Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis
G. Umpan Balik
1. Cara menggambar dengan menggoreskan bentuk-bentuk garis yang
arahnya mengikuti volume objek, garis-garis tidak saling menumpuk, tetapi
dibuat saling sejajar, dan pada bagian yang gelap dibuat lebih rapat, dapat
dihasilkan dengan teknik….
A. teknik cukil
B. teknit scraper
C. teknik arsir garis
D. teknik half tone
45
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
46
Penutup
PENUTUP
Modul Diklat PKB bagi Guru Seni Budaya kompetensi Ilustrasi dan Seni Grafis ini
disusun sebagai buku pegangan guru dan instruktur dalam pelaksanaan diklat
PKB. Melalui modul ini selanjutnya semua pihak terkait dapat menemukan
kemudahan pelatihan dan memilih materi-materi terkait sesuai dengan bidang dan
kebutuhan pengembangan kualitas pembelajaran masing-masing guru.
Modul Pembelajaran Diklat PKB seni budaya ini berisikan materi-materi umum
tentang sejarah, konsep, jenis-jenis, dan berbagai teknik memproduksi karya seni
berupa Ilustrasi dan Seni Grafis. Melalui modul ini diharapkan dapat menjadi
tambahan pengetahuan dan peningkatan hasil uji kompetensi guru sesuai harapan
berbagai pihak. Terutama manual pembelajaran yang dapat mengarahkan dan
membimbing peserta diklat dan para widyaiswara/fasilitator untuk menciptakan
proses kolaborasi belajar dan berlatih dalam pelaksanaan diklat.
47
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
48
Penutup
SOAL
2. Cara menggambar dengan mewujudkan warna tunggal yang solid atau pekat
seperti pada gambar berikut dapat juga disebut dengan teknik....
3. Apa kelebihan dari pada kertas Padalarang sehingga dipandang baik untuk
menggambar ilustrasi dengan teknik basah....
a. mudah untuk ditipa dengan warna terang
b. memiliki permukaan yang halus
c. memiliki bahan yang tebal dan tidak mudah sobek
d. mudah menghisap air dengan baik
49
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
4. Salah satu bahan yang digunakan untuk membuat ilustrasi adalah pulpen,
kesan apa yang dapat ditimbulkan dengan bahan ini....
a. karakter garis yang dihasilkan halus
b. memiliki warga hitam yang lebih pekat
c. karakter tegas pada garis-garis
d. pengulangan garis yang tidak bertumpuk
5. Selain sulit untuk mendapatkannya, arang saat ini jarang digunakan untuk
membuat ilustrasi karena....
a. memiliki tekstur yang kasar
b. memiliki ukuran yang terlalu besar
c. terlalu mudah patah
d. tidak sesuai dengan jenis kertas
50
Penutup
10. Pembelajaran tentang pameran adalah termasuk bagian dari manejemen seni.
Kegiatan apa yang tidak termasuk dari manajemen seni….
a. manajemen produksi
b. manajemen pemasaran
c. manajemen pameran
d. manajemen perajakan
51
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
52
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. Es. Taxonomy for Learning, teaching
assessing: A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New
York: Longman.
Barrett, Maurice. 1982. Art Education, a strategy for course design. London:
Heinemann Educational Books.
Fatriani. 2006. Dongeng Rakyat Jawa dalam Karya Ilustrasi Sampul Buku Cerita
Anak-anak. Semarang: Unnes.
Fauzi, Eddy. dan Effendy, Widihardjo. 2008. Peta Konsep Pendidikan Seni Rupa,.
Jakarta: Pusbuk, Depdiknas.
53
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
54
Penutup
55
Lampiran 1.
A. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 1:
Ilustrasi
1. D
2. C
3. C
59
Lampiran 2.
B. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 2:
Seni Grafis
1. B
2. A
3. A
60
Lampiran 3.
C. Kunci Jawaban Evaluasi
1. B
2. A
3. D
4. C
5. C
6. A
7. B
8. C
9. B
10. D
61
62
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
PENGEMBANGAN
POTENSI
PESERTA DIDIK
Dra. Irene Nusanti, M.A.
KOMPETENSI PEDAGOGIK
KELOMPOK KOMPETENSI F
PENGEMBANGAN
POTENSI
PESERTA DIDIK
KOMPETENSI PEDAGOGIK
KELOMPOK KOMPETENSI F
Copyright c 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
iii
iv
KATA PENGANTAR
v
vi
DAFTAR ISI
vii
viii
Pengembangan Peserta Didik
PENGEMBANGAN POTENSI
PESERTA DIDIK
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Bab ini akan diawali dengan pemaparan beberapa permasalahan yang dapat
menghambat potensi dan kemungkinan-kemungkinan yang melatar-
belakanginya. Perkembangan teknologi, di samping membawa dampak
positif juga membawa dampak negatif bagi banyak orang, termasuk bagi
peserta diklat. Salah satu perwujudan dari dampak tersebut misalnya sikap
kurang peduli terhadap sesama, karena waktu tersita dengan berbagai jenis
1
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
2
Pengembangan Peserta Didik
Seorang peserta didik tidak mungkin dapat berpikir kritis jika potensi
yang ada pada dirinya tidak pernah dipikirkan. Pada saat seorang
peserta didik mencoba untuk berpikir kritis, yang dikritisi harus hal-hal
yang tidak sesuai dengan standar yang sebenarnya. Tanpa mengacu
pada standar tersebut, yang terjadi adalah bukan berpikir kritis tetapi
berpikir subjektif.
3
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
4
Pengembangan Peserta Didik
5
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
Mengingat mengubah mind set dari seorang taker menjadi seorang giver
tidak mudah, untuk itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk
menyadarkan peserta didik akan hal ini. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman secara mendalam
dan penghayatan yang sungguh-sungguh, serta diberi contoh-contoh
yang mendukung terhadap hal-hal berikut.
6
Pengembangan Peserta Didik
a. Pengertian Potensi
7
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
8
Pengembangan Peserta Didik
9
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
10
Pengembangan Peserta Didik
11
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
12
Pengembangan Peserta Didik
13
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
b. Pengertian Belajar
14
Pengembangan Peserta Didik
(Tee, 2005). Dengan kata lain, ketika seorang peserta didik benar-
benar belajar, maka ia akan benar-benar menunjukkan adanya
perubahan ke arah positif. Jadi pembelajaran yang sesungguhnya
terjadi ketika peserta didik menunjukkan perubahan akibat dari apa
yang dipelajarinya. Jika sudah belajar tetapi tidak menunjukkan
adanya perubahan, berarti peserta didik tidak benar-benar belajar.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya
belajar menjadikan munculnya suatu perubahan positif dan
perubahan akan mengakibatkan terjadinya pembelajaran lebih
lanjut. Hal semacam ini yang harus menjadi acuan dalam
mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
15
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
c. Agenda Sehari-hari
Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini, sekarang adalah waktu
yang akan dipakai untuk mengembangkan potensi diri. Waktu
sekarang diterjemahkan menjadi kebiasaan yang dibangun sehari-
hari. Bagaimana peserta didik mengisi hari-harinya akan sangat
mempengaruhi kehidupan selanjutnya atau mempengaruhi kualitas
hidup yang dijalaninya. Hal ini didukung oleh pendapat Maxwell
yang mengatakan bahwa keberhasilan ditentukan oleh agenda kita
sehari-hari (Maxwell, 2014). Dengan demikian, keterampilan
memberi yang akan dipraktekkan nantinya dapat dilakukan setiap
16
Pengembangan Peserta Didik
d. Keterampilan Memberi
17
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
18
Pengembangan Peserta Didik
19
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
20
Pengembangan Peserta Didik
21
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
22
Pengembangan Peserta Didik
23
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
24
Pengembangan Peserta Didik
25
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
26
Pengembangan Peserta Didik
27
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk menjadi sukses, gaya hidup yang benar harus dimiliki oleh
peserta diklat. Demikian juga untuk dapat memiliki hidup yang
menyenangkan, peserta didik harus menjadikan keterampilan memberi
sebagai salah satu gaya hidup yang harus dimiliki, karena memberi
pada dasarnya adalah menyenangkan. Dengan menjadikan
keterampilan memberi sebagai gaya hidup sejak dari kecil, diharapkan
ketika dewasa dan bekerja, peserta didik dapat lebih menjaga diri untuk
tidak melakukan tindakan negatif, karena mind set sudah dilatih untuk
diarahkan menjadi seorang giver, bukan seorang taker. Secara ringkas,
tahapan penerapan keterampilan memberi dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan pendidik pada tahap
awal pembelajaran: 1. Pendidik secara singkat dan dengan bahasa
sederhana menjelaskan konsep keterampilan memberi; 2. Pendidik juga
memberikan alasan mengapa diajarkan keterampilan memberi. Dengan
mengetahui alasannya, peserta didik diharapkan akan lebih mantap
dalam mempraktekkannya; 3. Untuk memperjelas konsep, pendidik
memberikan contoh, misalnya: orang yang tidak mau mendengarkan
dengan sungguh-sungguh ketika ada orang lain yang minta
didengarkan. Dengan mengajarkan keterampilan memberi, peserta didik
diajak untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan memberi telinga
untuk mendengarkan secara sungguh-sungguh; dan 4. Pendidik
memberikan pengalaman-pengalaman nyata pada saat mempraktekkan
keterampilan memberi, contoh: merasa hampir putus asa ketika
28
Pengembangan Peserta Didik
3. Tahap mengajar
29
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
Contoh tugas II: memberi berita positif kepada sesama peserta didik di
kelas. Berita yang harus dikumpulkan adalah berita positif, berita yang
memotivasi, bisa dikaitkan dengan mata pelajaran yang diampu. Di sini
peserta didik belajar untuk mencari berita positif di antara banyaknya
berita negatif yang ada (selective hearing). Berita positif tersebut
kemudian diberikan kepada peserta didik lainnya sehingga ketika
mendengar berita tersebut, mereka akan menjadi bangkit semangatnya.
Dalam contoh terakhir, tekanan kegiatan belajar adalah pada melatih
keterampilan memberi berita positif, bukan memberi gosip. Contoh di
atas merupakan beberapa contoh pengembangan keterampilan
memberi secara sederhana. Supaya peserta didik terbiasa dengan
konsep memberi, maka pada setiap tugas mata pelajaran yang
diberikan keterampilan memberi perlu dimasukkan, disesuaikan dengan
topik.
30
Pengembangan Peserta Didik
31
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Soal-soal
2. Tugas –Tugas
32
Pengembangan Peserta Didik
c. Tugas Praktek
Pilih jenis kegiatan keterampilan memberi yang dapat membantu
Anda untuk bertumbuh menjadi pribadi yang benar-benar
menerapkan prinsip belajar, yaitu: berubah dari yang kurang baik
menjadi lebih baik. Lakukan secara terintegrasi dengan tugas-tugas
dari paket keahlian Anda. Praktekkan selama Anda mengikuti
kegiatan diklat. Catat hasil Anda mempraktekkan setiap hari. Buat
kesimpulan apakah praktek keterampilan memberi yang Anda
lakukan sudah berhasil atau belum berhasil dan apa kendalanya.
F. Rangkuman
Setiap orang, termasuk pendidik dan peserta diklat, memiliki potensi. Potensi
harus dimaksimalkan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki sampai
passion ditemukan. Orang yang sudah menemukan passion adalah orang
yang paling berbahagia. Seorang peserta didik yang sudah menemukan
passion akan lebih stabil dalam hidupnya, karena tidak gampang tertarik
dengan hal-hal yang ada di luar dirinya. Sebaliknya seorang peserta didik
yang belum menemukan passion akan mudah sekali untuk ikut kesana
kemari.
33
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
1. Umpan Balik
2. Tindak Lanjut
34
Pengembangan Peserta Didik
H. KUNCI JAWABAN
1. Soal-soal
35
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
36
Pengembangan Peserta Didik
REFERENSI
Jamal, Azim dan Mc. Kinnon. 200. The Power of Giving. New York: Pingui Book,
Ltd
Maxwell, John. 2009. How Successful People Think. New York: Hachette Book
Group
Maxwell, John. 2014a. How Successful People Grow. New York: Hachette Book
Group
Maxwell, John. 2014b. Buatlah Hari ini Bermakna (Terj. Marlene T). Surabaya:
PT Menuju Insan Cemerlang.
Meyer, Joyce. 2015. Get Your Hopes Up! New York: Faith Words
Moriyon, Felix Garcia. 2001. Human Rights and Educatioin: The Content and the
Process,
Neufeldt, Victoria. 1988. Webster’s New World Dictionary. New York:Simon &
Schuster, Inc.
Osteen, Joel. Your Best Life Now. New York: Hachette Book Group
Stanley, Andy. February 2010. Aiming at Your Dreams & Goals. Majalah
Enjoying Everyday Life, hal 25.
Widarto. 2012. Model Pembelajaran Soft Skill pada Pendidikan Vokasi Bidang
Manufacture. Disertasi. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana, Universitas
Negeri Yogyakarta, tidak dipublikasikan.
37
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK F
38
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016