Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada suatu industri terdapat berbagai macam proses yang dilakukan untuk
mengubah suatu bahan baku yang tidak memiliki nilai jual menjadi produk yang
mempunyai nilai secara ekonomis. Salah satu proses yang sering dilakukan di
dalam industri adalah proses pencampuran atau mixing. Proses mixing disebut
dengan “core process” karena keberhasilan proses keseluruhan tergantung pada
proses mixing yang efektif antara fluida-fluida yang terlibat (Herliati, 2005). Pada
proses mixing digunakan serangkaian peralatan yang biasa disebut dengan fluid
mixing apparatus. Proses mixing dapat didefinisikan sebagai pendistribusian yang
acak dari suatu senyawa dengan berbagai fase atau distribusi senyawa dari fase yang
berbeda. Dalam ilmu termodinamika, suatu proses dikatakan mengalami
pencampuran apabila terjadi proses donor atau transfer elektron antar zat dan
senyawa yang bercampur memiliki sifat yang berbeda, yaitu polar dan non-polar.
Efektivitas dari suatu proses mixing dipengaruhi oleh proses pengadukan
dari fluida. Proses pengadukan dilakukan untuk mempercepat proses pencampuran
fluida karena dapat mempercepat terjadinya perpindahan massa dan energi yang
berupa panas, baik yang disertai reaksi kimia maupun tidak (Gustiayu, dkk, 2012).
Selain itu, proses agitasi atau pengadukan juga dimaksudkan untuk memperoleh
turbulensi di dalam fluida yang membantu proses perpindahan massa.
Secara teoritis, arah aliran fluida akibat pengadukan terdiri menjadi dua,
yaitu aksial dan radial (Herliati, 2005). Arah aliran radial pada pengadukan penting
untuk menghasilkan pergolakan (turbulensi). Arah aliran pada fluida dipengaruhi
oleh jenis impeller yang digunakan di dalam proses pengadukan (agitation).
Impeller berfungsi untuk menggerakan fluida yang berada disekelilingnya. Suatu
proses pengadukan yang efektif akan memberikan hasil yang baik pada
pencampuran fluida. Untuk itu, pemilihan jenis impeller menjadi salah satu bagian
penting dalam keberhasilan suatu proses mixing. Selain impeller, faktor lain yang
mempengaruhi efektivitas dalam pencampuran adalah kecepatan pengadukan.
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi turbulensi dalam pengadukan.

1
2

Kecepatan pengadukan untuk memperoleh pencampuran yang sempurna


dengan konsumsi tenaga pengadukan minimum disebut dengan kecepatan
pengadukan minimum (Martunus dan Helwani, 2007). Kecepatan pengadukan akan
mempengaruhi sifat aliran fluida. Pada proses pengadukan biasanya terbentuk
vortex. Dalam proses pengadukan, vortex menjadi salah satu masalah karena akan
menyebabkan terbentuknya dead zone. Dead zone dapat menyebabkan campuran
yang diperoleh menjadi tidak homogen karena adanya zat yang dicampurkan tidak
terdistribusi dalam pencampuran fluida. Vortex juga dapat menyebabkan luas
permukaan untuk pencampuran zat atau fluida menjadi lebih kecil.
Dengan kerugian yang ditimbulkan maka vortex harus dihilangkan atau
diminimalkan. Salah satu cara yang biasanya digunakan adalah dengan
memberikan plat tipis pada bagian samping vessel atau yang biasa disebut dengan
baffle. Baffle berfungsi untuk memecah terjadinya pusaran saat terjadinya
pencampuran dan pengadukan. Selain itu, baffle juga digunakan untuk
menghasilkan aliran yang turbulen di dalam proses pengadukan suatu campuran
tertentu. Melihat pentingnya proses mixing di dalam suatu proses industri maka
perlu untuk dilakukan percobaan terhadap rangkaian alat untuk fluid mixing
sehingga diperoleh konfigurasi yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang baik dari
campuran senyawa tertentu dan menghilangkan vortex di dalam agitasi.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana prinsip dan cara kerja Fluid Mixing Apparatus?
2) Bagaimana pengaruh jenis impeller terhadap arah aliran?
3) Bagaimana pengaruh penggunaan baffle terhadap vortex?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja Fluid Mixing Apparatus.
2) Untuk mengetahui pengaruh jenis impeller terhadap arah aliran.
3) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan baffle terhadap vortex.

1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja Fluid Mixing Apparatus.
2) Dapat mengetahui pengaruh jenis impeller terhadap arah aliran.
3) Dapat mengetahui pengaruh penggunaan baffle terhadap vortex.

Anda mungkin juga menyukai