Anda di halaman 1dari 30

TRANSKRIPSI DAN ANALISIS DIALOG MATA NAJWA

‘PANCASILA PUNYA KITA’

Najwa Shihab : Selamat malam! Selamat datang di Mata Najwa. Saya Najwa Commented [HP1]: Ekspresif - Mengucap selamat
Shihab, tuan rumah Mata Najwa. Commented [HP2]: Ekspresif - Mengucap selamat

Pancasila kembali didengung-dengungkan


Setelah rentetan kejadian yang dianggap anti ke-bhinneka-an.
Cerita lama Pancasila dihidupkan kembali
Sampai penataran P4 ingin dilaksanakan lagi
Seakan Pancasila adalah obat bagi segala
Jurus ampuh menyelesaikan semua problema Commented [HP3]: Ekspresif - Memuji
Hampir lupa Pancasila pernah menjadi dogma
Yang secara eksesif dipaksakan serupa propaganda
Dipakai untuk menggilas yang berbeda
Dimaknai sebagai alat bagi mereka yang berkuasa Commented [HP4]: Ekspresif - Mengkritik
Pancasila memang dasar negara
Bagaimana menghidupkan Pancasila
Tanpa mengulang kesalahan lama? Commented [HP5]: Direktif - Bertanya
Inilah Mata Najwa,
Pancasila… Commented [HP6]: Direktif – Meminta
Penonton : …Punya Kita
:
(Jeda lagu: Kikan-Berkibarlah Indonesia)
(Didalam video) : Saya ingin mengingat Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila
Jokowi falsafah hidup bangsa dan cukup banyak dibaca, diketahui,
dihafalkan, ataupun dijadikan simbol pemersatu bangsa.
Najwa Shihab : ‘Pancasila Rumah Kita’; Itu topik Mata Najwa malam hari ini. Saya Commented [HP7]: Direktif - Menyetujui
akan perkenalkan siapa saja tamu yang sudah hadir di meja Mata
Najwa. Selamat malam! Selamat datang ke Pak Sidarto Commented [HP8]: Direktif - Menyetujui
Danusubroto, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Selamat Commented [HP9]: Ekspresif - Mengucap selamat
malam, Opa Darto! Terimakasih sudah hadir. Sudah hadir juga Commented [HP10]: Ekspresif - Mengucap selamat
Walikota Bandung Kang Emil, trigowan kami. Apa kabar, Kang?
Commented [HP11]: Ekspresif - Berterimakasih
Ridwan Kamil : Baik, Alhamdulillah.
Najwa Shihab : Terimakasih sudah hadir, Kang Emil. Commented [HP12]: Direktif - Menyetujui
Commented [HP13]: Direktif - Bertanya
Hadir juga rohaniawan, Romo Beni Susetyo. Romo, selamat Commented [HP14]: Ekspresif - Berterimakasih
malam!
Commented [HP15]: Direktif - Menyetujui
Beni Susetyo : Malam.
Najwa Shihab : Terimakasih sudah hadir. Commented [HP16]: Ekspresif - Mengucap selamat
Commented [HP17]: Ekspresif - Berterimakasih
Ada kawan saya, aktivis Gusdurian yang juga direktur NU Online,
Commented [HP18]: Direktif - Menyetujui
Savic Ali. Kakak Savic, terimakasih sudah hadir.
Savic Ali : Siap. Commented [HP19]: Ekspresif - Berterimakasih

Najwa Shihab : Dan ada juga yang dari UGM, tepatnya Kepala Pusat Studi Commented [HP20]: Direktif - Menyetujui
Pancasila UGM, Heri Santoso. Mas Heri, terimakasih sudah datang. Commented [HP21]: Ekspresif - Berterimakasih
Kita bicara Pancasila. Saya ingin memulai dengan jujur-jujuran
Commented [HP22]: Direktif - Menyetujui
malam ini, Opa. Baik, kita ingin mengukur temperatur ke-
Pancasilaan kita. Commented [HP23]: Direktif – Meminta
Commented [HP24]: Direktif - Meminta
Dimulai dari Opa Darto yang sudah mengabdi negeri ini sudah lama
sekali, termasuk kepada tujuh presiden. Commented [HP25]: Direktif - Meminta

Temperatur Pancasila kita, tahapnya seperti apa? Commented [HP26]: Direktif - Bertanya
Kita bicara saat ini. Commented [HP27]: Direktif - Meminta
Sidarto Danusubroto : Sekarang?
Commented [HP28]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Sekarang.
Sidarto Danusubroto : Ya, secara garis besarnya bahwa kondisi saat ini… ini temuan kita.
Terus pada tahun pertama saya ditunjuk di Walipres, saya bentuk
suatu tim kajian Pancasila. Kita pergi ke 15 daerah kemudian dari… Commented [HP29]: Direktif - Mengabulkan
di utara Sangi sampai… apa itu namanya?.. kupang. Dari barat Nias Commented [HP30]: Direktif - Bertanya
sampai ke Sorong, mereka merasakan ada keprihatinan meredupnya
Pancasila.
Najwa Shihab : Baru sebatas meredup, atau… atau sudah padam itu? Commented [HP31]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Meredup.
Najwa Shihab : Meredup.
Sidarto Danusubroto : Iya.
Najwa Shihab : Saya ingat saya…
Sidarto Danusubroto : Mereka prihatin sekali. Commented [HP32]: Ekspresif – Mengeluh
Najwa Shihab : …Saya ingat saya pernah membaca Pak Darto mengatakan ‘Darurat
Pancasila’.
Sidarto Danusubroto : Betul.
Najwa Shihab : Kita darurat sekarang? Commented [HP33]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya. Darurat.
Najwa Shihab : Darurat.
Sidarto Danusubroto : Dan harus kita bangkitkan. Ini eranya kita harus bangkitikan
kembali Pancasila. Commented [HP34]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Jadi, kalau di awal mengukur temperatur, Pak Darto jelas ‘Darurat
Pancasila’. Commented [HP35]: Direktif - Menyetujui

Kang Emil, sudah daruratkah kita juga sekarang kalau bicara


Pancasila? Commented [HP36]: Ekspresif - Bertanya
Ridwan Kamil : Ya, saya kira sekarang kehidupan berbangsa dan bernegara kita
sedang mengalami tekanan, ya. Ada tiga situasi yang saya amati. Commented [HP37]: Ekspresif - Mengkritik
Pertama, ada kebingungan di level generasi muda. Kedua, ada Commented [HP38]: Direktif - Menyetujui
proses pasif di generasi orangtuanya. Kemudian ketiga, ada
penggerusan oleh kelompok-kelompok atau mereka-mereka yang
ingin menggiring pergeseran ideologi ini. Jadi, kalau disebut
darurat, mungkin iya. Tapi, saya lihat, kita bagi tiga segmen tadi.
Najwa Shihab : Jadi bingung, pasif…? Commented [HP39]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Bingung, pasif dan terjadi…
Najwa Shihab : …Penggerusan.
Ridwan Kamil : Penggerusan.
Itu yang saya amati. Makanya, dulu saya kira sebagai Walikota,
saya ngebangun aja gitu, ya. Bahwa Pancasila sudah selesai oleh
orangtua kita, kan. Ternyata ga bisa. Hari ini saya harus turun ke Commented [HP40]: Ekspresif - Mengeluh
anak SD, anak SMP. Musyawarah, silaturrahmi, medatangi warga,
mengingatkan lagi semangat Pancasila. Sesuatu yang saya kira dulu,
tidak saya perkirakan harus se-intens ini. Gara-gara tadi. Terjadi Commented [HP41]: Ekspresif – Mengeluh
tiga situasi tadi. Commented [HP42]: Ekspresif - Mengeluh
Najwa Shihab : Darurat tadi.

Romo, darurat jugakah kita? Commented [HP43]: Direktif - Bertanya


Beni Susetyo : Ya, kalau saya juga melihat kehancuran ke hadapan publik kita Commented [HP44]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Wah, lebih parah lagi? Kehancuran? Serem banget, Romo.
Commented [HP45]: Direktif - Bertanya
Beni Susetyo : Ya, karena apa? Pancasila itu kan menjadi suatu filosofi, cara
berpikir, bertindak benar relasi kita. Tapi, dalam kenyataan itu tidak Commented [HP46]: Ekspresif – Mengkritik
dijadikan bagian dari cara berpikir kita. Coba lihat, dari hasil Commented [HP47]: Direktif - Bertanya
setaranya, di angka intoleransi itu sudah hamper 2.100-an lebih. Commented [HP48]: Ekspresif - Mengkritik
Tidak pernah ditindak, dibiarin, dan itu sudah menggejala. Tapi,
Commented [HP49]: Direktif - Mengajak
kita juga melihat kebencian, di anak-anak muda, anak-anak kecil,
bahkan sudah diajari ajaran kebencian untuk mengatakan bahwa
yang sana salah, sini benar. Tetapi, anak-anak juga sudah
dipisahkan. Pendidikan kita dipisah-pisahkan, sehingga kita sebagai Commented [HP50]: Ekspresif - Mengkritik
bangsa-nation, yang dikatakan Soekarno tentang persatuan, kalau ga
hati-hati, ini bisa terpecah belah sebagai bangsa. Jadi, sebenarnya
ada satu warning; di sini kata Pak Jokowi ‘kata gepuk’ itu kan
meaning, kan dalam komunikasi simbolik, itu kan udah
menunjukkan tidak hanya kedaruratan tapi itu ancaman eksistensi
sebagai bangsa. Commented [HP51]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Oke. Baik. Kita harus break. Kita… nanti, saya akan tanya, kalau Commented [HP52]: Direktif – Menyetujui
memang darurat. Kalau memang tadi… apa namanya tadi?
Istilahnya apa, Romo? Commented [HP53]: Direktif - Bertanya
Beni Susetyo : Kehancuran.
Najwa Shihab : Kehancuran. Kalau memang ada tiga kondisi yang harus kita sikapi,
apa saja indikator-indikator lainnya, jika kita bicara kondisi
Pancasila. Setelah jeda pariwara, jangan ke mana-mana. Commented [HP54]: Direktif - Melarang
(Jeda: Iklan Komersial)
Najwa Shihab : Terimakasih, Anda terus di Mata Najwa-Pancasila Punya Kita. Commented [HP55]: Ekspresif - Berterimakasih
Tadi, di awal katanya darurat Pancasila, ada sesuatu yang harus
dilakukan. Mari kita gali lebih jauh, darurat Pancasila dalam arti Commented [HP56]: Direktif - Mengajak
apa? Commented [HP57]: Direktif - Bertanya

Pak Heri, kalau mau jujur, yang paling tidak Pancasialis itu siapa, Commented [HP58]: Direktif - Meminta
sih? Commented [HP59]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Ya, siapa saja yang tidak sejalan itu. Misalnya, penyelenggara
Commented [HP60]: Ekspresif - Mengkritik
negara yang tidak amanah terhadap tugasnya yang sebenarnya di
cantumkan di dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 45,
sesungguhnya dia tidak Pancasilais. Demikian juga, mereka yang
menuduh-nuduh kelompok lain tidak toleran, kemudian juga tidak
menghargai ke-bhinneka-an. Pada saat yang bersamaan dia Commented [HP61]: Ekspresif - Mengkritik
menjalankan itu, sebenarnya dia tidak Pancasilais juga. Commented [HP62]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Dari studi atau dari pengamatan, Anda. Indikator apa, sih yang bisa
kita bedah, begitu? Ini tidak Pancasilais karena apa… dan kemudian Commented [HP63]: Direktif - Bertanya
siapa yang paling bertanggungjawab untuk ini? Commented [HP64]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Menurut kami, ada tiga kajian kami. Satu, di bidang politik,
kenegaraan dan hukum. Seharusnya, Pancasila diturunkan ke dalam
Undang-Undang Dasar, kemudian dalam Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah dan seterusnya. Berdasarkan riset kami, dari Commented [HP65]: Direktif - Menyarankan
Pancasila, kemudian amandemen Undang-Undang Dasar 45 saja,
sudah ada reduksi terhadap nilai-nilai Pancasila. Kemudian dari
Undang-Undang Dasar 45 diturunkan menjadi Undang-Undang,
pasca-reformasi kami melakukan penelitian, itu hampir 450-an
Undang-Undang lebih
Najwa Shihab : Empat ratus lima puluh Undang-Undang lebih? Commented [HP66]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Lebih… Lebih.
Najwa Shihab : Tidak sesuai Pancasila? Commented [HP67]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Bukan. Yang diproduksi pasca-reformasi, di satu pihak itu
menunjukkan bahwa kita terlalu banyak memproduksi Undang-
Undang. Ya, implikasinya ada PP dan seterusnya. Nah, itu yang
pasca-reformasi dari ‘98 sampai 2012, kami teliti, itu ada 102 yang
diperkarakan di MK. Kemudian 37 Undang-Undang dan beberapa
pasal dan yang lainnya digugurkan oleh MK.
Najwa Shihab : Oke.
Heri Santoso : Kemudian lima Undang-Undang digugurkan sama sekali. Artinya,
MK sendiri menilai bahwa ada inkonsistensi dari Undang-Undang
dari Undang-Undang Dasar, begitu seterusnya. Itu dari sisi Commented [HP68]: Ekspresif - Mengkritik
Peraturan Perundang-Undangan. Yang kedua, dari sisi pendidikan.
Kami menilai, kekhawatiran selama ini adalah hilangnya memori
kolektif kehidupan berbangsa dan bernegara di antara generasi
muda kita, karena pasca-Undang-Undang Sistem Pendidikan Commented [HP69]: Ekspresif - Mengkritik
Nasional 2003 sampai sekarang, itu yang dihilangkan tiga besar itu.
Satu, pendidikan Pancasila; dua, pendidikan sejarah; yang ketiga,
ilmu bumi. Yang itu, gejala yang akhir-akhir ini muncul di
permukaan, ya, buah yang kita petik sekarang dari tanaman yang
kita tanam sejak 2003 itu. Commented [HP70]: Ekspresif - Mengeluh
Najwa Shihab : Jadi, indikatornya penyelenggara negara yang kerap kali tidak
Pancasilais, begitu ya? Kemudian produk Undang-Undangnya yang Commented [HP71]: Direktif - Bertanya
bermasalah, dan yang ketiga sistem pendidikannya? Commented [HP72]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Satu lagi yang sebenarnya perlu dipikirkan ulang adalah pasca-
reformasi sedikit sekali artikulasi keilmuan Pancasila. Kalau dulu, Commented [HP73]: Direktif - Menyarankan
ada Ilmu Ekonomi Pancasila, walaupun itu tidak sempurna, tapi ada. Commented [HP74]: Ekspresif - Mengkritik
Misalnya, Ilmu Sosial Politik, Falsafah Pancasila dan seterusnya itu
ada. Tapi, pasca-reformasi itu terus, seolah-olah tidak berkembang... Commented [HP75]: Ekspresif - Mengeluh
Najwa Shihab : Oke.
Heri Santoso : …Dari sisi keilmuan
Najwa Shihab : Savic, ada komentar? Commented [HP76]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Ya, kalau kita bicara Pancasila sebenarnya kan kita bisa cukup
menengok lima sila di situ. Apakah kemudian terlihat kehidupan Commented [HP77]: Direktif - Mengizinkan
kita hari ini, mendekati ataujauh dari itu? Kita bilang Ketuhahan Commented [HP78]: Direktif - Bertanya
Yang Maha Esa. Saya kira mungkin hari ini masyarakat Indonesia
itu sangat religious. Berdasar survey Pure Research, orang Commented [HP79]: Ekspresif - Memuji
Indonesia itu nomer tiga urutan dunia yang menganggap agama
sangat penting dalam hidup. Artinya, Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagai sila yang religiusitas itu dipeluk erat. Tetapi, ketika kita Commented [HP80]: Ekspresif - Memuji
mulai menginjak sila kedua, misalnya kemausiaan yang adil dan
beradab. Kita mulai bertanya-tanya, apakah kehidupan kita sekarang Commented [HP81]: Ekspresif - Mengkritik
itu memang sudah sesuai atau mendekati kemanusiaan? Kalau kita Commented [HP82]: Direktif - Bertanya
bicara tentang persatuan Indonesia, sekarang yang ada semua orang
seolah-olah semangatnya itu bertempur, saling menyingkirkan,
saling membenci, menganggap yang lain musuh. Jadi, ibaratnya… Commented [HP83]: Ekspresif – Mengkritik
apa? Persaudaraan, kebangsaan itu kayak ga ada. Kemudian, kalau Commented [HP84]: Direktif - Bertanya
kita bicara tentang prinsip musyawarah atau kebijaksanaan di sila
Commented [HP85]: Ekspresif – Mengkritik
keempat, kita juga ga melihat itu karena di mana-mana banyak
orang menang-menangan. Di social media orang kalau berdebat Commented [HP86]: Ekspresif - Mengkritik
bawaannya pengin mengalahkan aja, bukan untuk mencari mana
yang baik dan mana yang benar. Belum kalau kita bicara tentang Commented [HP87]: Ekspresif - Mengkritik
keadilan social, yang kita juga masih punya problem. Jadi, saya kira Commented [HP88]: Ekspresif – Mengkritik
memang kalau kita lihat hidup sekarang mungkin memang makin
Commented [HP89]: Direktif - Meminta
jauh dari dasar negara atau ibaratnya dasar hidup yang dulu pernah
dikemukakan oleh Bung Karno dan para founding fathers kita, Commented [HP90]: Ekspresif - Mengkritik
karena ini kan… Pancasila itu kan sesuatu yang hidup. Dulu, Bung
Karno bertanya di sidang BPUPKI, ‘Kira-kira kita merdeka ini,
dasarnya apa? Dasar yang yang kita semua setuju, bukan hanya satu Commented [HP91]: D9irektif - Bertanya
kelompok yang setuju, tapi semua dari Sabang sampai Merauke,
mau yang etnisnya apapun, mau yang agamanya apapun’. Dan
sekarang itu, mungkin sudah tidak begitu terinternalisasi di kita. Commented [HP92]: Ekspresif – Mengkritik
Najwa Shihab : Oke. Saya ingin minta tanggapan Opa Darto soal itu. Menyambung Commented [HP93]: Direktif - Meminta
ke yang tadi, seringkali justru penyelenggara negara, produk hukum
Commented [HP94]: Direktif - Menyetujui
yang dihasilkan, sehingga akhirnya tidak heran konteksnya di
masyarakat ketika dijabarkan lewat sila-sila yang tadi disebutkan
oleh Savic, kondisi ini seperti tadi.
Sidarto Danusubroto : Roh daripada Pancasila di sini adalah keteladanan sebenarnya. Commented [HP95]: Direktif - Menyetujui
Kalau kita lihat, Ketuhanan Yang Maha Esa, peri kemanusiaan,
persatuan, musyawarah dan keadilan social, ruh nya adalah
keteladanan. Nah, keteladanan ini yang harus dimiliki oleh semua Commented [HP96]: Direktif - Meminta
pejabat negara di tingkat pusat dan daerah. Commented [HP97]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Sudah hilang keteladanan itu?
Commented [HP98]: Direktif - Bertnya
Sidarto Danusubroto (diam sesaat)
Najwa Shihab Jangan ragu-ragu, Opa. Commented [HP99]: Direktif - Melarang
Kalau mau bilang tidak apa-apa. Commented [HP100]: Direktif - Menyarankan
Sidarto Danusubroto : Saya… Saya terus terang harus mengatakan bahwa waktu saya ke
Hong Kong, ke… apa itu? Ke Korsel, meninjau KPK di sana, Commented [HP101]: Direktif - Bertanya
mereka targetnya adalah zero growth corruption. Saya cerita, Commented [HP102]: Ekspresif - Memuji
bagaimana kondisi di Indonesia. Sekian ratus kepala Daerah yang
masuk asrama, ya. Asrama Pertaubatan. Commented [HP103]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Masuk bui? Asrama istilahnya, ya? Commented [HP104]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya, Asrama Pertaubatan.
Najwa Shihab : Asrama pertaubatan? Ya, oke. Commented [HP105]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Sekian menteri masuk, iya ga? Ketua lembaga sekian. Anggota Commented [HP106]: Direktif - Bertanya
DPR sekian.
Najwa Shihab : Hakim-hakim juga, jangan lupa. Commented [HP107]: Direktif - Melarang
Sidarto Danusubroto : Hakim-hakim juga, ya. Jaksa juga. Polisi juga. Itu mereka sampai Commented [HP108]: Direktif - Bertanya
kaget. Kaget, bagaimana…? Stengahnya kagum, kagum pada KPK
Commented [HP109]: Ekspresif - Memuji
kita, tapi di lain pihak mereka itu, ‘kok sebanyak ini pejabat negara
yang tidak bisa memberikan keteladanan. What’s wrong dengan Commented [HP110]: Ekspresif - Mengkritik
negara kita ini?’ Commented [HP111]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Itu yang pejabat yang tidak Pancasilais itu yang itu maksudnya?
Commented [HP112]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya.
Commented [HP113]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Di samping ada salah seorang pejabat. Jadi, harus berbicara
walaupun ini untuk mengatasnamakan pejabat yang lain, Kang Commented [HP114]: Direktif - Memerintah
Emil. Haha. Tapi, cobalah untuk berbicara. Aparat-aparat Commented [HP115]: Direktif - Memerintah
penyelenggara kita tidak memberikan contoh nilai-nilai Pancasila,
Kang Emil setuju? Commented [HP116]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Iya, saya pada dasarnya tidak menyukai generalisasi, ya. Fakta itu Commented [HP117]: Ekspresif - Mengkritik
ada. Tapi, fakta orang-orang baik yang tidak terliput atau terekspos
oleh media juga banyak. Saya melihat... kami khususnya di era Commented [HP118]: Direktif - Menyetujui
pasca-reformasi, saya ini kan produk demokrasi langsung. Saya ini Commented [HP119]: Direktif - Menyetujui
dosen, arsitek dan tiba-tiba menjadi walikota karena ada pintu
demokrasi langsung, gitu. Jadi, dalam prosesnya kita memperbaiki Commented [HP120]: Ekspresif - Memuji
sistem, kira-kira begitu, ya. Nah, di dalam sistem ini memang
kuncinya adalah keteladanan itu betul, ya. Kepemimpinan yang Commented [HP121]: Direktif - Menyarankan
terbaik adalah kepemimpinan dengan keteladananl; The best
leadership is leadership by example kira-kira begitu. Jadi, saya Commented [HP122]: Direktif Menyarankan
mengalami sehari-hari, betapa ekspektasi masyarakat berharap
walikota Bandung itu super-human, kira-kira gitu. Ga ada celanya. Commented [HP123]: Direktif - Menyetujui
Ga boleh galau, ga boleh sedih, ga boleh marah. Jam sebelas malem Commented [HP124]: Direktif - Melarang
kalau selfie harus tetap tersenyum dan sebagainya, ya. Nah,
Commented [HP125]: Direktif - Mengeluh
termasuk dalam nilai-nilai keteladanan itu. Saya kampanye, marilah
kita bersepeda gitu ya, ke kantor. Saya lakukan. Bike to Bandung Commented [HP126]: Direktif - Mengajak
nya gagal. Tapi bike to school nya berhasil. Jadi, orangtua tidak Commented [HP127]: Ekspresif - Mengkritik
mengikuti yang saya contohkan, tapi anak-anak di Bandung
Commented [HP128]: Ekspresif - Memuji
sekarang ramai orang mulai. Jadi, artinya kepemimpinan dan arah
pembangunan ini betul-betul mercusuarnya ada pada keteladanan Commented [HP129]: Ekspresif - Mengkritik
dari pemimpin. Maka, kepada siapapun yang ingin jadi pemimpin di Commented [HP130]: Ekspresif - Menyarankan
era ini beban moralnya itu tinggi sekali, berat dan betul-betul harus
kokoh, Kira-kira begitu. Apalagi, menjadi wajah Pancasila sebagai Commented [HP131]: Direktif - Menyarankan
panduan masa depan dari bangsa ini. Commented [HP132]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Oke.

Romo Beni? Commented [HP133]: Direktif - Bertanya


Beni Susetyo : Problem kita adalah, mengapa tiadanya ketahanan…? Keteladanan; Commented [HP134]: Direktif - Bertanya
karena kita tidak punya habitus, kebiasaan-kebiasaan baik. Jujur,
punya integritas, fair, saling menghormati, saling menghargai tidak
pernah diajarkan. Commented [HP135]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Itu kan nilai-nilai universal sesungguhnya. Commented [HP136]: Ekspresif - Mengkritik
Beni Susetyo : Universal tapi kalau kita bicara tentang Pancasila, itulah nilai.
Commented [HP137]: Ekspresif - Mengkritik
Misalnya, orang yang mencintai Ketuhanan Yang maha Esa, dia
mencintai kemanusiaan dan keadilan; ia juga menjunjung tinggi,
tidak ingin benarnya sendiri. Tapi orang mau terbuka, mau Commented [HP138]: Ekspresif - Memuji
menghargai perbedaan, ini kan ga ditanamkan. Karena pendidikan Commented [HP139]: Ekspresif - Mengkritik
kita itu tidak membawa anak kepada kesadaran menjadi orang yang
kritis dan orang yang belajar tentang bahwa nilai tentang kejujuran,
integritas, kesederhanaan, maup berbagi, mau melayani, itu menjadi
nilai yang tertinggi. Tidak. Nilai kita, kalau kita mau mengakui Commented [HP140]: Ekspresif - Mengkritik
akibat pembangunan dari orde baru tentang pembangunan isme, Commented [HP141]: Direktif - Meminta
maka semua direduksi dalam ekonomi. Maka materialisme itu yang
Commented [HP142]: Ekspresif - Mengkritik
sebenarnya… kalau kita acara beragama kita, itu tidak cara
beragama religisitas, kok. Commented [HP143]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Oke. Commented [HP144]: Ekspresif - Mengkritik
Beni Susetyo : Mungkin orang rajin ke gereja, tapi rajin korupsi. Sehingga, orang Commented [HP145]: Ekspresif - Mengkritik
kerap kali melihat agama itu formal ritual tapi tidak agama
dibatinkan ke dalam perilaku. Commented [HP146]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Oke.
Beni Susetyo : Maka sebenarnya persoalan kita adalah tentang pembatinan nilai. Commented [HP147]: Direktif - Menyetujui
Lha, kalau Pancasila tidak dibatinkan ke dalam nilai-nilai hidup
seseorang, maka dia hanya menjadi formal, menjadi doktrinal, dia
tidak mengaplikasi kehidupan dan kebijakan. Persoalan kita, Commented [HP148]: Ekspresif - Mengkritik
kebijakan publik kita tidak mengacu pada Pancasila… Commented [HP149]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Itu seperti tadi contohnya? Produk-produk perundangan yang
bahkan seperti itu? Commented [HP150]: Direktif - Bertanya
Beni Susetyo : Iya, produk-produk gagal. Bahkan kalau kita mau berbicara tentang
jujur saja… cerdas bangsa itu direduksi dengan iman dan taqwa. Commented [HP151]: Direktif - Meminta
Bagaimana pendidikan itu, kan mencerdaskan. Lha, kalau orang
cerdas, orang itu mampu memiliki spiritual, memiliki keberimanan
yang otentik… Commented [HP152]: Ekspresif - Memuji
Najwa Shihab : Baik.
Beni Susetyo : …Sehingga seseorang itu menjadi seseorang yang mau
mengaktualisasi dirinya menjadi manusia yang berguna bagi bangsa
dan negara. Commented [HP153]: Ekspresif - Memuji
Najwa Shihab : Baik.
Beni Susetyo : Lha, ini kecintaan itu hilang, jadi menurut saya, tidak hanya krisis Commented [HP154]: Ekspresif - Mengkritik
keteladanan… Commented [HP155]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Oke.
Beni Susetyo : Tapi…
Najwa Shihab : Saya harus…
Beni Susetyo : Tiadanya…
Najwa Shihab : Saya harus break, Romo. Tadi kita bicara di… soal bagaimana Commented [HP156]: Direktif - Meminta
kondisinya, apa indikatornya, tapi kemudian bagaimana menjadikan
Pancasila benar-benar implementatif dan Pancasila yang seperti apa
dan tidak hanya sekedar tameng. Itu yang akan kita bahas setelah
pariwara. Jangan ke mana-mana. Commented [HP157]: Direktif - Menyetujui
(Jeda: Iklan Komersial) Commented [HP158]: Direktif - Melarang
(Dalam video) : Pancasila adalah pelaksanaan nilai-nilai agama warga Indonesia
Lukman Hakim dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Saya
Saifuddin Lukman Hakim Saifuddin. Saya Indonesia, saya Pancasila.
(Dalam video) : Pancasila itu menjunjung tinggi persatuan. Saya Maudy Ayunda.
Maudy Ayunda Saya Indonesia, saya Pancasila.
(Dalam video) : Pancasila itu hargai sesama. Saya Rhenald Kasali. Saya Indonesia,
Rhenald Kasali saya Pancasila.
(Dalam video) : Pancasila itu adil kepada orang kecil. Saya Abdee Negara Slank.
Abdee Negara Saya Indonesia, saya Pancasila.
Najwa Shihab : ‘Saya Indonesia, saya Pancasila’ itu adalah tagline selama pesan
Pancasila yang digulirkan oleh Pemerintah. Pemirsa, saya ingin Commented [HP159]: Direktif - Menyetujui
membacakan pidato yang disampaikan oleh presiden pertama kita,
Bung Karno pada 25 Juni tahun 1966 juga soal Pancasila. Saya akan Commented [HP160]: Direktif - Menyetujui
tunjukkan di layar dan saya akan bacakan untuk Anda. Commented [HP161]: Direktif - Meminta
Saya berpesan, lho. Kalau sudah memakai Pancasila, saya harap
Pancasila yang betul-betul Pancasila, lho. Sebab, perkataan
Pancasila itu sekarang ini banyak dikecapkan. Tiap-tiap orang
sekarang ini menebah dadanya ‘Aku Pancasilais, aku pengikut
Pancasila, aku membela Pancasila, aku Pancasilais!’ Tapi dia
sendiri sebetulnya bukan Pancasilais yang sejati. Sebab apa?
Pancasila sebagai, kukatakan berulang-ulang, adalah satu
pemersatu. Daripada Bangsa Indonesia itu, atas persatuan inilah
maka Negara Republik Indonesia ini harus didasarkan. Tapi,
belakangan ini saudara-saudara, banyak orang mempergunakan
Pancasila itu sebagai anti-something. ‘Aku Pancasila, lho!’
Maksudnya, aku ini anti. ‘Aku Pancasila, aku anti ini lho’ padahal
Pancasila adalah ideologi pemersatu.

Itu pidato Bung Karno, Juni tahun ‘66 di Istana Bogor. Saya ingin
minta tanggapan Opa Darto. Ada ketika itu Pancasila digunakan Commented [HP162]: Direktif -Meminta
sebagai tameng. Ada yang menyebut kekhawatiran jangan-jangan
situasi sekarang menyerupai ketika Pancasila digunakan untuk
menghakimi yang berbeda. Apakah sependapat dengan itu, Opa? Commented [HP163]: Direktif - Meminta
Sidarto Danusubroto : Inilah yang harus diluruskan, ya, bahwa Pancasila sekarang ini Commented [HP164]: Direktif - Menyarankan
saatnya dibumikan. Dibumikan dalam arti diberikan satu
Commented [HP165]: Direktif - Menyarankan
keyakinan… apa itu…? Mitos lalu penalaran, ya... logos dan yang
terakhir adalah kejuangan, ya... etos, ya. Ini betul-betul tidak Commented [HP166]: Direktif - Bertanya
sekedar merupakan hafalan tapi harus pemahaman. Pemahaman Commented [HP167]: Direktif - Menyarankan
yang membumi. Ini yang harus diberikan kepada anak didik kita. Commented [HP168]: Direktif -Memerintah
Najwa Shihab : Bahwa, gerakan sekarang. Ada yang mengatakan ini gerakan ke-
bhinneka-an justru menegaskan lagi polarisasi. Yang sana Commented [HP169]: Direktif - Menyetujui
Pancasila, yang sini bukan Pancasila. Jadi, tidak menjadi medium
dialog, malah hanya cap lain dari polarisasi yang berbeda, Pak Heri? Commented [HP170]: Ekspresif - Mengkritik
Heri Santoso : Iya. Yang saya khawatirkan itu. Padahal dulu, Pancasila itu Commented [HP171]: Direktif - Bertanya
dibangun oleh: satu; budayawan, agamawan, kemudian negarawan.
Commented [HP172]: Ekspresif - Mengeluh
Yang negarawannya yang nasionalis, religious; kemudian yang
religious, nasionalis. Nah, ini menjadi satu kesatuan. Nah, ketika Commented [HP173]: Ekspresif - Memuji
sekarang orang religious, kemudian di satu pihak tadi seolah-olah
dia dianggap tidak toleran, seolah-olah bukan Pancasila, mbok, itu
satu langkah yang kita rangkul, ini menjadi satu tahapan untuk
menjadi Pancasila. Demikian juga sisi yang lain, yang mungkin Commented [HP174]: Direktif - Menyarankan
dianggap sebagai radikal, begitu. Sebenarnya, itu hanya Commented [HP175]: Direktif - Menyarankan
mengartikulasikan kepentingan-kepentingan yang pada akhirnya
kalau diakomodasi, saya yakin ini juga bagian dari bangsa ini. Jadi, Commented [HP176]: Ekspresif - Mengkritik
pelabelan itu dari dulu sampai sekarang memang membahayakan. Commented [HP177]: Ekspresif - Mengkritik
Lebih baik, kita… yok, kita sama-sama memikirkan Indonesia ke
depan. Commented [HP178]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Oke.
Heri Santoso : Nah, satu hal yang menurut saya yang perlu dipikirkan adalah, Commented [HP179]: Direktif - Meminta
situasi saat ini apa tidak dalam konteks pertarungan global? Itu Commented [HP180]: Direktif - Bertanya
menurut saya, yang sering dikatakan sebagai proxy war itu. Jadi,
menurut saya ini merupakan bagian dari proxy war yang sudah
menyerang kita, yang harus disadari kembali. Soekarno pada tahun Commented [HP181]: Direktif - Menyetujui
‘45 itu menegaskan kembali, yang pertama-tama itu kebangsaan Commented [HP182]: Direktif - Menyarankan
dulu, persatuan dulu; karena kita menghadapi musuh yang sagat
Commented [HP183]: Direktif - Menyarankan
besar. Kalau tidak, musuhnya dari dalam, ya dari luar. Kondisinya
sekarang juga seperti itu. Commented [HP184]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Oke. Savic bagaimana kemudian melihatnya? Ini Pancasila jadi alat Commented [HP185]: Direktif - Menyetujui
pukul, alat untuk menyatukan atau…?
Commented [HP186]: Direktif -Bertanya
Savic Ali : Iya.
Commented [HP187]: Direktif – Bertanya
Najwa Shihab : Memaknai jargon membela Pancasila itu seperti apa seharusnya?
Savic Ali : Ini resiko ketika sebuah nilai itu dijadikan ideologi. Jadi, Pancasila Commented [HP188]: Direktif - Bertanya
itu oleh Bung Karno sebagai nilai, dasar filosofis atau Commented [HP189]: Ekspresif - Mengkritik
Westenchaung atau pandangan filosofis yang pada dasarnya sudah
dipeluk oleh masyarakat tapi coba dirumuskan. Ketika nilai ini Commented [HP190]: Direktif - Menyetujui
menjadi ideologi, dia akan menjadi konsekuensi untuk pelabelan
dan digunakan untuk mengatributkan diri atau melabeli orang lain Commented [HP191]: Direktif - Menyetujui
dan itu terjadi di mana-mana, bukan hanya konteks Pancasila, tetapi
agama juga sama. Agama begitu menjadi ideologi, dia menjadi Commented [HP192]: Direktif - Menyetujui
bersifat politik. Akhirnya karakter politiknya lebih mengemuka Commented [HP193]: Ekspresif - Mengkritik
ketimbang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya; dan itu yang
terjadi sekarang dengan Pancasila. Apalagi ketika dengan zaman
orde baru. Commented [HP194]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Ya. Ketika kemudian dijadikan alat penyampaiannya juga secara
seragam…
Savic Ali : Iya..
Najwa Shihab : …Dipaksakan…
Savic Ali : Orde baru punya penafsiran tunggal terhadap Pancasila. Dia tidak Commented [HP195]: Ekspresif - Mengkritik
membenarkan, tidak menerima adanya penafsiran dari kelompok
lain bahwa orde baru lah, Pemerintahlah yang punya otoritas yang Commented [HP196]: Ekspersif - Mengkritik
absah untuk menafsirkan Pancasila, yang lain tidak. Commented [HP197]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Jadi, seharusnya kekhawatiran soal itu sekarang tidak relevan
karena situasinya berbeda, atau masih wajar ada orang yang
khawatir bahwa akan digunakan untuk menekan yang berbeda,
Kang Emil? Commented [HP198]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Iya, saya kira hidup ini penuh tafsir, ya. Makanya kita sekarang Commented [HP199]: Ekspresif - Mengkritik
berdiskusipun menafsirkan situasi hari ini, menafsirkan sejarah dan
seterunya. Tapi bagi saya, ada kekosongan tadi yang saya kira perlu
diisilah, kira-kira begitu, ya. Supaya kita bisa menafsirkan dengan Commented [HP200]: Direktif - Menyarankan
dialogis. Salah satu kekurangan hari ini menurut saya, ini kita
kurang dialog. Perbedaan itu sudah sunnatullah, sudah pasti. Saya Commented [HP201]: Ekspresif - Mengkritik
laki-laki, berbeda dengan perempuan. Saya Sunda, menambahi suku
bangsa yang lain, kan begitu. Saya Muslim dan yang lain Kristen
dan seterusnya. Itu sudah pasti. Tapi yang jarang hari ini itu, yang
kami rindukan adalah dialog. Dialog tentang perbedaan. Orang tidak Commented [HP202]: Ekspresif - Mengkritik
nyaman, kalau mendialogkan perbedaan itu tidak nyaman. Maka, Commented [HP203]: Ekspresif - Mengkritik
pada saat orde baru menafsirkan tunggal, kami tidak diberikan
ruang-ruang untuk melakukan tafsir sendiri, itu menjadi kendala. Commented [HP204]: Ekspresif - Mengkritik
Karena bagi saya, Pancasila itu sudah selesai, dari sisi lahirnya kan, Commented [HP205]: Ekspresif - Mengkritik
dengan teks nya kan yang paling dekat dengan Muhammad Yamin
merumuskan paling dekat, oleh Bung Karno dijadikan sebagai
Pancasila kita hari ini. Yang menjadi problem itu bukan hafalan
sila-silanya, saya kira itu semua sudah aman lah. Tapi tafsir
kekinian di hari ini itu yang menjadi problem. Di orde baru terlalu
over dosis, maaf ya; di era reformasi ga ada dosis. Jadi, ada anak SD Commented [HP206]: Ekspresif - Mengkritik
sekarang sudah biasa bilang kafir kafir misalnya, ke temannya yang Commented [HP207]: Ekspresif - Mengkritik
berbeda agama. Saya bilang, ga ada di zaman saya seperti itu. Kita
Commented [HP208]: Ekspresif - Mengkritik
menahan diri untuk tidak menyakiti walaupun mungkin ada definisi
seperti itu. Nah, kurangnya dialog, terlalu single tafsir di masa orde Commented [HP209]: Direktif - Menyetujui
baru over dosis, masuk ke era reformasi bukannya dosis dikurangi
tapi dihilangkan. Kejadiannya sekarang, pas ada problem, Pancasila Commented [HP210]: Ekspresif - Mengkritik
sebagai pemadam kebakaran, tapi yang bagaimana? Tafsir lagi, Commented [HP211]: Ekspresif - Mengkritik
berdebat lagi. Nah ini berbahaya situasi seperti ini. Jadi, kita
Commented [HP212]: Direktif - Bertanya
berharap, kalau dari saya, Pemerintah pusat bikin pelajaran
Pancasila lagi, tapi jangan over dosis; kepada yang pasif, orang Commented [HP213]: Ekspresif - Mengkritik
dewasa memberi keteladanan dalam menilai-nilai; kepada yang
menggerus, ya kita lawan dengan cara-cara yang sesuai hukum dan
aturan. Saya kira dengan begitu, in sya Allah Pancasila kembali Commented [HP214]: Ekspresif - Menyarankan
menjadi kompas masa depan.
Najwa Shihab : Oke. Itu yang menarik. Jadi, dulu over dosis, sekarang kekurangan Commented [HP215]: Ekspresif - Memuji
dosis. Bagaimana kemudian menjadikan Pancasila sebagai sesuatu Commented [HP216]: Direktif - Bertanya
yang kekinian? Saya akan tanyakan. Ada perwakilan netizen muda
Commented [HP217]: Direktif - Menyetujui
di sini setelah pariwara. Bagaimana supaya Pancasila itu gaul dan
relevan terus? Setelah pariwara, kita bahas. Commented [HP218]: Direktif - Bertanya

(Jeda: Iklan Komersial) Commented [HP219]: Direktif - Menyetujui


Najwa Shihab : Terimakasih, Anda terus di Mata Najwa-Pancasila Punya Kita. Commented [HP220]: Ekspresif - Berterimakasih
Seperti apa kira-kira Pancasila di mata anak muda? Saya undang
Commented [HP221]: Direktif - Bertanya
seorang netizen yang tulisannya menjadi viral baru-baru ini di
social media. Hadir Afi Nihaya Faradisa dari Banyuwangi. Selamat Commented [HP222]: Direktif - Menyetujui
malam, Afi. Commented [HP223]: Ekspresif - Mengucap selamat
Afi Nihaya Faradisa : Selamat malam. Commented [HP224]: Ekspresif - Berterimakasih
Najwa Shihab : Terimakasih sudah hadir. Saya ingin tahu, Afi lulusan SMA usia
Commented [HP225]: Direktif - Meminta
sekarang 18 tahun? Commented [HP226]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Benar.
Najwa Shihab : 18 tahun. Saya ingin tahu kalau bicara Pancasila… Commented [HP227]: Direktif - Meminta
Afi Nihaya Faradisa : Ya.
Najwa Shihab : Apa sih Pancasila di mata Afi dan teman-teman sebaya itu masih…
masih relevan tidak sih Pancasila itu? Commented [HP228]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Jujur, ya. Generasi muda sekarang ini banyak yang ga tahu apa itu Commented [HP229]: Direktif - Meminta
Pancasila. Tahu sih tahu Pancasila yang lima sila itu, tapi ga tahu
Commented [HP230]: Ekspresif - Mengkritik
makna yang ada di baliknya. Nah, di sekolah faktanya… di jenjang
pendidikan yang paling penting, yang pasti kita lalui sepanjang
hidup ini, Pancasila hanya menjadi hafalan untuk ulangan. Setelah
dapat nilai, selesai, dibuang, ga masuk ke jiwa kita. Commented [HP231]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Dulu Afi tapi sempat dapat pelajaran Pancasila di sekolah? Commented [HP232]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Sempat. Tapi, jujur saja itu hanya untuk mengisi lembar jawaban
ujian. Commented [HP233]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Tidak pernah terealisasi, dipikirkan apa dan sebagainya, tidak
sejauh itu, ya? Commented [HP234]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Pancasila itu terlalu abstrak. Kita butuh apa yang bisa kita realisasi, Commented [HP235]: Ekspresif - Mengkritik
yang bisa kita pegang; Instagram bisa kita saksikan, Facebook bisa
kita saksikan. Pancasila? Apa itu Pancasila? Commented [HP236]: Direktif – Bertanya & Ekspresif -
Najwa Shihab : Jadi, jangan heran kalau sekarang… bukan karena tidak paham; dan Mengkritik
tidak kenal bahkan dengan Pancasila itu. Commented [HP237]: Direktif - Melarang
Afi Nihaya Faradisa : Iya.
Najwa Shihab : Lebih jauh mengharapkan bisa mengimplementasi nilai-nilai…
Tahu saja tidak, begitu, ya? Commented [HP238]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Iya.
Najwa Shihab : Dan menurut Afi, cara yang paling efektif kalau sekarang kita sudah
konsensus ni, harus memperkenalkan Pancasila, harus internalisasi
nilai-nilai Pancasila, yang paling efektif untuk anak-anak muda? Commented [HP239]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Menghubungkan Pancasila, dimulai dari contoh nyata dari para
orang-orang dewasa, dari hal-hal yang paling kecil. Commented [HP240]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Misalnya? Commented [HP241]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Misalnya, di dunia pendidikan. Saya selama ini memang sangat
concern di bidang pendidikan. Banyak terjadi kemunduran mental
yang hal itu bertentangan dengan nilai Pancasila. Misalnya, di Commented [HP242]: Ekspresif - Mengkritik
sekolah nyontek. Nyontek itu adalah perbuatan yang melanggar
Pancasila, melanggar nilai sucinya. Tapi, kita cenderung permissive. Commented [HP243]: Ekspresif - Mengkritik
Kita cenderung menganggap itu hal biasa. Menyerobot lampu Commented [HP244]: Ekspresif – Mengkritik
merah, membuang sampah sembarangan, bersikap offensive,
intoleransi kepada mereka yang beda agama.
Najwa Shihab : Itu? Itu semua nilai-nilai Pancasila seharusnya, ya? Commented [HP245]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Seharusnya terangkum dalam pemahaman kita atas Pancasila itu. Commented [HP246]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Jadi, yang paling efektif orangtuanya memberikan teladan, jadi anak
mudanya yang melihat juga bisa mencontoh…? Commented [HP247]: Direktif - Bertanya
Afi Nihaya Faradisa : Iya.
Najwa Shihab : …Salah satunya.
Afi Nihaya Faradisa : Ya.
Najwa Shihab : Terimakasih, Afi. Tepuk tangan dulu untuk Afi. Commented [HP248]: Ekspresif - Berterimakasih
Ada Kikan juga di sini. Kak Kikan, terimakasih tadi sudah Commented [HP249]: Direktif - Memerintah
menyanyikan lagu terbarunya ‘berkibarlah Indonesia’. Cantik sekali
Commented [HP250]: Ekspresif - Berterimakasih
dan memang itu lagu-lagu nasionalisme yang selalu… kemudian
Kikan mainkan di berbagai kesempatan. Itu suatu bentuk
pengamalan Pancasila kah, atau itu… apa maknanya untuk Anda
kalau bicara Pancasila? Commented [HP251]: Direktif - Bertanya
Kikan : Sudah tentu, sudah jelas itu adalah satu bentuk saya sebagai musisi,
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kalau buat
saya, itu adalah bentuk bela negara saya, kan. Saya sebagai musisi, Commented [HP252]: Ekspresif - Memuji
karena yang saya tahu itu adalah main musik, itu adalah salah satu
bentuk nyata menyebarkan virus positif lewat musik, lewat lagu,
untuk menerapkan atau mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila itu
sendiri. Commented [HP253]: Ekspresif - Memuji
Najwa Shihab : Lewat sumbangsih apapun yang memang kapasitasnya dilakukan.
Kikan : Betul.
Najwa Shihab : Terimakasih, Kak Kikan. Commented [HP254]: Ekspresif - Berterimakasih
Kikan : Terimakasih.
Najwa Shihab : Saya ingin menyambung. Saya ingin menyambung, Savic. Kita Commented [HP255]: Direktif - Meminta
nanti bisa bicara soal agama dan negara setelah ini. Tetapi, kalau Commented [HP256]: Direktif - Menyetujui
kita bicara menjangkau anak muda. Anda di NU Online dan juga
Commented [HP257]: Direktif - Menyetujui
aktivis social media juga di Gusdurian. Itu cara yang seharusnya
bisa menjadi metode yang efektif kah? Commented [HP258]: Direktif - Meminta
Savic Ali : Ya, saya juga masih belajar soal itu. Tetapi saya melihat Commented [HP259]: Direktif - Bertanya
kecenderungan bahwa sekarang anak-anak muda kita sekarang itu
sangat ini visual, ya, bahwa mereka mudah menangkap sesuatu Commented [HP260]: Ekspresif - Mengkritik
kalau secara visual. Kita saksikan story Instagram itu ramai sekali
oleh anak muda. Mungkin orang-orang yang agak lebih dewasa dia
tetap di Twitter. Tetapi, anak-anak muda di Instagram, kan? Dengan Commented [HP261]: Direktif - Bertanya
gambar, dengan meme, dengan video dan mereka sangat antusias
sekali dan ramai perbincangannya. Mungkin Facebook masih
menjadi platform yang diikuti oleh banyak sekali orang; 100 juta
orang di Indonesia main Facebook dan di sini kita menyaksikan,
saya kira bahwa bagaimana peran social media atau dunia online itu
besar sekali; baik dalam konteks menguatkan Pancasila atau Commented [HP262]: Ekspresif – Mengkritik
mungkin melemahkan. Tapi, menurut saya sekarang yang terjadi
adalah dunia social media ini, mungkin lebih banyak melemahkan
nilai-nilai Pancasila. Commented [HP263]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Apa misalnya indikatornyaa? Commented [HP264]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Ya sekarang kita… Kalau kita saksikan, ya. Kita kalau mengacu
pada ukuran sila ketiga, persatuan Indonesia; sekarang namanya
konten, seruan, pandangan yang ibaratnya menanamkan semangat
ukhuwah wathoniyah kalau istilah itu, semangat untuk persatuan
sebangsa, itu rendah sekali. Kalah dengan gelombang kebencian Commented [HP265]: Ekspresif - Mengkritik
yang terus diproduksi tiap hari, Saya sendiri masih mencari
jawaban. Kenapa ini terjadi? Saya kadang menganggap apakah ini Commented [HP266]: Direktif - Bertanya
fenomena khas Indonesia atau memag ini kayak fenomena global? Commented [HP267]: Direktif - Bertanya
Karena juga di dunia-dunia lain, di negara-negara lain ini terjadi. Di
Amerika bahkan, kelompok yang membenci, yang rasis bisa
mengantarkan Donald Trump sebagai presiden. Ibarat saya
mengingat ada seorang sastrawan yang mengatakan 2013 lalu, we
live in culture of offendedness-kita hidup di sebuah budaya yang itu
ibaratnya saling menyerang, saling membenci. Dari 2013 dia
mengatakan karena melihat apa yang terjadi di Timur Tengah,
melihat apa yang terjadi di India, melihat apa yang terjadi di
Myanmar….
Najwa Shihab : Dan dia mungkin akan mengulangi perkataannya kalau melihat apa
yang terjadi di kita baru-baru ini.
Savic Ali : Iya. Kalau kita melihat apa yang terjadi di kita hari ini, bagaimana Commented [HP268]: Direktif - Meminta
social media sangat mempengaruhi pelemahan nilai-nilai Pancasila
terutama nilai-nilai kebangsaan? Commented [HP269]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Padahal, kalau seperti tadi Afi katakan, selain contoh yang sekarang
akrab oleh anak muda, ya gawai, ya social media, seharusnya itu
bisa jadi metode yang efektif untuk mengenalkan ini. Commented [HP270]: Ekspresif - Menyarankan
Beni Susetyo : Ini perebutan wacana di ruang publik, ya. Tetapi, kan kebanyakan
orang itu hidup dalam budaya kematian. Dan kematian itu yang Commented [HP271]: Ekspresif - Mengkritik
mengiyakan aja. Yang dikatakan Afi betul. Misalnya, nilai jujur,
kalah. Bagaimana? Kejujuran itu hidupnya lebih menderita kok. Commented [HP272]: Ekspresif - Mengkritik
Tidak ada contoh, tidak ada keteladanan. Apa yang terjadi? Nyontek Commented [HP273]: Direktif - Bertanya
menjadi hal yang wajar. Kalau tidak nyontek, ya tidak naik. Maka
Commented [HP274]: Ekspresif - Mengkritik
bagi mereka, ‘o, nyontek itu kebenaran. Lha, ketika itu menjadi
kebenaran diulang-ulang, kemudian itu dibatinkan dalam sebuah Commented [HP275]: Direktif - Bertanya
cara berpikir, bertindak, bernalar, sehingga kita hidup dalam budaya
kematian. Dan budaya kematian itu terus-menerus terjadi diproduksi Commented [HP276]: Ekspresif - Mengkritik
bahkan kita mengafirmasikan. Lha, kita tidak ada yang namanya Commented [HP277]: Ekspresif - Mengkritik
komunitas pemutus kata; yang ada pengiya kata. Karena pengguna
Commented [HP278]: Ekspresif - Mengkritik
medsos itu tinggal forward, tidak kritis, tidak selektif dan itu
dianggap kebenaran. Lha, ketika kebenaran itu dianggap itu yang Commented [HP279]: Ekspresif - Mengkritik
absolut benar, tidak ada budaya tanding, apa yang terjadi? Kita Commented [HP280]: Direktif - Bertanya
menerima. Lha, bahayanya medsos itu adalah tidak adanya pertama,
pendidikan literasi media. Commented [HP281]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Oke.
Beni Susetyo : Pendidikan literasi media itu kan, orang sejak anak-anak dilatih
untuk punya keterampilan bermedia…
Najwa Shihab : Ya. Memilih dan me…
Beni Susetyo : Memilih dan memilah.
Najwa Shihab : …Memilah dan memilih informasi dan mengelola informasi.
Beni Susetyo : Tapi, penddikan kita memang tidak ada pendidikan kritis… Commented [HP282]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Baik.
Beni Susetyo : Coba, contoh, ya… Commented [HP283]: Direktif - Meminta
Najwa Shihab : Kita break dulu setelah headline, baru kita nanti cari contoh. Karena Commented [HP284]: Direktif - Menyetujui
yang menarik setelah ini adalah bagaimana kita menemukan
Commented [HP285]: Direktif - Meminta
praktik-praktik baik untuk ditularkan. Mari bersama temukan
praktik baik dan tularkan itu ke seluruh penjuru negeri. Semoga kita Commented [HP286]: Ekspresif - Memuji
bisa temukan itu setelah headline news. Tetaplah di Mata Najwa. Commented [HP287]: Direktif - Mengajak
(Dalam video) : ‘Saya Indonesia, saya Pancasila’. Commented [HP288]: Direktif - Meminta
Joko Widodo Pancasila itu jiwa dan raga kita.
Ada di aliran darah dan detak jantung kita.
Perekat keutuhan bangsa dan negara.
Saya Jokowi.
Saya Indonesia, saya Pancasila.
(Jeda: Iklan Komersial)
(Dalam video) : Pancasila itu keberagaman.
Retno Marsudi Keberagaman yang dihormati oleh dunia.
Saya Retno Marsudi.
Saya Indonesia, saya Pancasila.
(Dalam video) : Pancasila itu saling menghormati.
Glenn Fredly Saya Glenn Fredly
Saya Indonesia, saya Pancasila.
(Dalam video) : Pancasila itu aku, kamu, kita yang berbeda.
Ashanty Saya Ashanty.
Saya Indonesia, saya Pancasila.
(Dalam video) : Pancasila itu amanat para pendiri bangsa.
Komaruddin Hidayat Agar kita hidup rukun, maju dan sejahtera.
Saya Komaruddin Hidayat.
Saya Indonesia, saya Pancasila.
Najwa Shihab : ‘Saya Indonesia, saya Pancasila’, itu tagline Pekan Pancasila yang
diluncurkan oleh Pemerintah. Seberapa efektif kemudian itu akan Commented [HP289]: Direktif - Menyetujui
membumikan Pancasila di bumi Indonesia? Itu nanti waktu yang Commented [HP290]: Direktif - Bertanya
akan menguji, tapi mari kita sekarang berpikir bersama-sama, apa
Commented [HP291]: Direktif - Mengajak
cara yang paling jitu, apa saja praktik-praktik baik yang sudah
dilakukan dan kemudian bisa kita duplikasi membumikan
Pancasila? Saya ingin ke Kepala Pusat Studi Pancasila UGM yang Commented [HP292]: Direktif - Bertanya
sudah riset lama dan banyak soal ini. Yang paling efektif bicara soal Commented [HP293]: Direktif - Meminta
Pancasila supaya Afi dan teman-temanny bukan hanya kenal sila-
silanya tapi tahu apa maksudnya? Commented [HP294]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Baik. Karena Pancasila itu dilihat sebagai dasar negara, kemudian
sebagai pandangan hidup, sebagai paradigma ilmu, tidak bisa Commented [HP295]: Direktif - Menyetujui
langsung begitu saja. Itu kan, apa…? Hanya efek dari sekian hal Commented [HP296]: Direktif - Bertanya
yang harus kita pikirkan. Pertama, Pancasila sebagai dasar negara,
Commented [HP297]: Ekspresif - Mengkritik
ya harus berani mengoreksi kalau perlu mencabut, membatalkan
Undang-Undang yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila,
yang tidak berkeadilan, tidak demokratis dan sebagainya. Itu jalur Commented [HP298]: Direktif - Menyarankan
politik kenegaraan dan hukum. Yang kedua…
Najwa Shihab : Cabut Undang-Undang yang bertentangan? Commented [HP299]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Ya, tinjau kembali, setidak-tidaknya begitu. Commented [HP300]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Oke.
Heri Santoso : Kemudian yang kedua, para peneyelenggara negara yang jelas-jelas
melanggar negara, ya harus dihentikan. Kemudian yang ketiga, jalur Commented [HP301]: Direktif - Menyarankan
pendidikan. Pendidikan tadi kan pendidikan yang menghafal,
pendidikan yang tidak memanusiakan manusia. Sebenarnya, Commented [HP302]: Ekspresif - Mengkritik
pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memepersiapkan
manusia untuk paham persoalan hidupnya dan kemudian siap untuk
menghadapi masalahnya, masa saat itu dan masa depan. Bukan
pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Artinya, pembenahan Commented [HP303]: Ekspresif - Mengkritik
kebali sistem pendidikan dan kuncinya adalah tinjau kembali
Undang-Undang Sisdiknas. Kemudian yang terakhir… Commented [HP304]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Dalam temuan Anda, jadi ada 10 tahun siswa-siswa kita tidak
diajari Pancasila? Commented [HP305]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Ya, tadi Afi mengatakan diajari Pancasila itu hanya pendidikan
Kewarganegaraan, ya? Sangat sedikit. Namanya pendidikan kan Commented [HP306]: Direktif - Bertanya
bukan pengajaran. Pendidikan adanya pembudayaan di sekolah dan Commented [HP307]: Ekspresif - Menyarankan
sebagainya. Tapi, ini kan pengajaran Pancasila, bukan pendidikan
dalam arti yang sesungguhnya. Kemudian yang terakhir, kalau tadi Commented [HP308]: Ekspresif - Mengkritik
Romo mengatakan logos, gitu ya… kawasan sistemik, kawasan
filosofis, kawasan keilmuan, itu ya harus dihidupkan kembali. Commented [HP309]: Direktif - Meminta
Gimana kita berdiskusi kalau kita tidak punya paradigma? Ini kan Commented [HP310]: Direktif - Bertanya
sebenarnya yang sedang berkembang post-modernisme, di satu
pihak. Di lain pihak, ada fundamentalisme. Itu sebenarnya dalam
kawasan filosofis sudah sangat biasa. Tetapi kalau sudah sampai di
sana, ga siap mereka. Bahkan kalau dalam diskusi filosofi, ini
ketemu lawannya ini. Nah, itu akan selesai dalam diskusi. Commented [HP311]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Bagaimana Pak Darto, kalau kita bicara soal cara membumikan
yang paling efektif? Commented [HP312]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Saya menyambung apa yang disampaikan Mas Heri tadi, ya. Commented [HP313]: Direktif - Meminta
Najwa Shihab : Oke.
Sidarto Danusubroto : Bahwa ini, Pancasila harus menjadi suatu keyakinan. Keyakinan Commented [HP314]: Direktif - Menyarankan
artinya apa? Memang yang dibutuhkan. Pancasila dibutuhkan Commented [HP315]: Direktif - Bertanya
sebagai light star daripada… daripada… apa itu namanya?
Commented [HP316]: Direktif -Bertanya
Pandangan hidup bangsa kita. Kedua, harus menjadi satu… tadi itu
kalau keyakinan, lalu apa itu namanya..? Penalaran. Logos, tadi ya. Commented [HP317]: Direktif - Menyarankan
Penalaran itu harus ini merupakan suatu kebutuhan bangsa karena Commented [HP318]: Direktif - Bertanya
selama tujuh dekade, Pancasila sudah buktikan ada NKRI. Tanpa
Commented [HP319]: Direktif - Menyarankan
Pancasila, kita tidak bisa bayangkan bahwa bagaimana dengan
batik, bagaimana dengan NTT, Bagaimana dengan Papua, Commented [HP320]: Ekspresif - Memuji
baagaimana dengan Manado…
Najwa Shihab : Oke. Bagaimana perekat itu bisa terus relevan dan cara palijng
efektifnya metodenya seperti apa, mungkin bisa dibagi, Kang Emil? Commented [HP321]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Ya. Saya kira gaya mendoktrin sudah tidak relevan di generasi
mereka. Gaya yang paling baik menurut saya adalah interaktif; Commented [HP322]: Ekspresif -Mengkritik
membiarkan mereka menafsir sampai kita guidance atau kita
bimbing, kan kira-kira begitu. Hasil survey saya mengatakan, di Commented [HP323]: Direktif - Menyarankan
Jawa Barat, orang pegang HP tiga jam sehari, ya. Mau tidur pegang Commented [HP324]: Direktif - Menyetujui
HP, bangun tidur pegang HP, naik motor pegang HP, dan
seterusnya kira-kira.
Najwa Shihab : Tiga jam? Commented [HP325]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Apa isi tiga jam itu…? Kita tidak tahu. Jangan-jangan isinya adalah Commented [HP326]: Direktif - Bertanya
berita-berita negatif, kalimat-kalimat pendek yang provokatif dan
sebagainya dan sebagainya. Nah, di Bandung saya kira solusinya
menurut saya adalah metodenya interaktif, kontennya adalah
keteladanan. Saya di Bandung kalau mau menertibkan PKL ga Commented [HP327]: Direktif - Menyarankan
pernah saya gusur-gusur, saya ajak makan di pendopo, dialog
berkali-kali sampai ketemu sila keempat, kita bermufakat, ya.
Karena sudah bermusyawarah empat kali, saya pribadi habis solusi.
Keadilan sosial di Bandung, saya bikin kredit tanpa agunan, ya.
Saya hilangkan pajak PBB untuk warga miskin. Jadi, sebenarnya Commented [HP328]: Direktif - Menyetujui
tadi. Kalau mau dibedah, di Bandung banyak contoh sila-sila itu, Commented [HP329]: Direktif - Menyarankan
hanya tidak pernah saya bilang, ‘o, ini dalam rangka penerapan sila
kesatu’, saya membela orang beribadah terutama warga yang
misalnya terkendala, saya turun. Sebenarnya, saya kan
mempraktikkan tentang hak mereka. Kemanusiaan tadi, saya Commented [HP330]: Direktif - Menyetujui
ngumpulin paka iKitabisa.com; bencana di Garut, bukan wilayah
Bandung, tapi kemanusiaan saya terusik. Saya bikin campaign;
Alhamdulillah, seminggu satu setengah milyar gara-gara nama saya
sebagai penggagas untuk ngumpulinnya, kan. Jadi, sebenarnya nilai- Commented [HP331]: Direktif - Menyetujui
nilai itu ada; hanya bagaimana untuk membahasakan ke mereka Commented [HP332]: Direktif - Menyetujui
tidak dalam bentuk indoktrinasi Bahasa?; itu kekosongan hari ini
Commented [HP333]: Direktif - Bertanya
yang harus diperbanyak oleh pemimpin-pemimpin dan sistem
kenegaraan hari ini. Commented [HP334]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Kita akan lanjutkan setalah pariwara. Karena yang jelas, Pemerintah Commented [HP335]: Direktif - Menyetujui
baru membentuk Lembaga Pembinaan Ideologi Pancasila.
Perpresnya sudah ditandatangani. Lembaga Pembinaan Ideologi Commented [HP336]: Direktif - Menyetujui
Pancasila, akan efektif tidak ya? Seperti apa barang ini, kira-kira? Commented [HP337]: Direktif - Bertanya
Kita bahas, setelah pariwara.
Commented [HP338]: Direktif - Bertanya
(Jeda: Iklan Komersial)
Najwa Shihab : Pidato Bung Karno di hari lahir Pancasila. Itu cuplikannya kami Commented [HP339]: Direktif - Menyetujui
tayangkan untuk Anda. Yang… strategi yang diambil Pemerintah Commented [HP340]: Direktif - Meminta
sekarang adalah membentuk Lembaga Pembinaan Ideologi
Pancasila. Saya ingin ke Savic, kalau kemudian kita bicara Commented [HP341]: Direktif - Menyetujui
tantangan ideologi ini, sebetulnya kalau kita lihat dari konteks
global tidak hanya dialami oleh Indonesia sekarang… Commented [HP342]: Direktif - Meminta
Savic Ali : Iya.
Najwa Shihab : …Tetapi juga banyak negara, dengan kondisi yang berbeda-beda.
Langkah membentuk lembaga ini satu hal yang akan bisa meng-
counter tantangan yang sifatnya global ini tidak? Commented [HP343]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Ya, paling tidak saya melihat bahwa Pemerintah punya concern
terhadap persoalan ini. Bahwa kita memang menghadapi tantangan, Commented [HP344]: Ekspresif - Memuji
baik secara ideologis maupun secara politik dan pembentukan Commented [HP345]: Direktif - Menyetujui
lembaga ini akhirnya nanti ya, tergantung dari apakah mampu di…
apa? Didetailkan dalam sebuah kerja-kerja yang mampu menjawab Commented [HP346]: Direktif - Bertanya
persoalan. Sekarang kan kita melihat bagaimana dalam ranah Commented [HP347]: Direktif - Meminta
global, memang negara bangsa ini juga sedang menghadapi
tantangan. Kita menyaksikan ada beberapa kelompok; misal men-
declare negara berdasar agama, misal ISIS atau di Indonesia juga Commented [HP348]: Direktif - Meminta
beberapa kelompok juga memimpikan Khilafah Islamiyah. Ini kan
juga tantangan terhadap negara bangsa Indonesia yang berdasar
pada … apa…? Pancasila ini. Ini kan faktornya banyak… Commented [HP349]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Dan konteks agama di sana seperti hutan yang tampaknya tidak
kunjung selesai dibahas. Commented [HP350]: Ekspresif - Mengkritik
Savic Ali : Ya. Betul, ya. Karena ini kan… ya memang sejak Indoensia berdiri
masih ada kelompok-kelompok yang ibaratnya ragu atau bimbang
atau setengah hati ya terkait dengan Pancasila. Tetapi, bahwa Commented [HP351]: Ekspresif -Mengkritik
keputusan politiknya bahwa kontrak sosial ini sudah dicapai dan
harusnya dihormati dan dari situlah kita harusnya bergerak sebagai
bangsa untuk mencapai kemajuan untuk mencapai sebuah
masyarakat yang beradab dan berkeadilan… Commented [HP352]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Oke.
Savic Ali : Tapi, hari ini Pancasila itu di-challenge, ditantang, dipersoalkan
dengan berbagai argumen dan ini ditanamkan oleh sekelompok
yang menurut saya memang sangat sistematis dan sangat konsisten
dan cukup militan untuk men-challenge Pancasila ini. Misal, di Commented [HP353]: Ekspresif - Mengkritik
beberapa kelompok Islam mengatakan ini hukum buatan manusia.
Orang Islam itu harus mengikuti hukum Tuhan. Padahal ini, buat Commented [HP354]: Direktif - Memerintah
waktu itu para founding fathers terutama Panitia Sembilan, banyak
sekali tokoh-tokoh Muslim dan ya ini sesuai dengan Pancasila. NU
sendiri mengatakan bahwa Pancasila itu sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Commented [HP355]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Ya.
Savic Ali : …Tidak ada masalah.
Najwa Shihab : Kalau kemudian tantangan lain terhadap Pancasila itu sistematis,
militan dan sebagainya, berarti perlawanannya seharusnya juga
seperti itu? Commented [HP356]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Iya.
Najwa Shihab : Harus sistematis, harus militan…harus… semuanya harus bersatu
padu. Adakah contoh baik yang bisa, praktik baik yang bisa di….
Kita ambil? Commented [HP357]: Direktif - Bertanya
Heri Susanto : Begini. Kerinduan terhadap hadirnya, tadi… unit pelaksana tugas
…unit…
Sidarto Danusubroto : UKPP
Heri Susanto : Unit tugas Presiden? Kepresidenan…? Commented [HP358]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Iya.
Heri Susanto : Dalam tugas pemantapan Pancasila; itu sebenarnya sudah
ditunjukkan di banyak… banyak tempat. Riset-riset kami Commented [HP359]: Direktif - Menyetujui
mengatakan bahwa masyarakat itu rindu hadirnya negara dalam
rangka mengawal ideologi. Kemudian yang kedua, tidak cukup Commented [HP360]: Direktif - Menyetujui
dengan lembaga itu, tapi tadi, lho di masyarakat, action tadi. Di Commented [HP361]: Direktif - Menyarankan
masyarakat itu, masyarakat sudah mengambil insiatif. Mungkin di
Commented [HP362]: Direktif - Menyetujui
Bandung, mungkn miskin secara pribadi, Afi kemudian juga tokoh-
tokoh lain itu berinisiatif, terpanggil hatinya untuk membudayakan
Pancasila. Tetapi, kalau itu tidak ditemani, ibarat pertempuran, itu Commented [HP363]: Direktif - Menyetujui
akan mudah dihancurkan, maka tadi yang…yang saya katakan
bahwa situasi Indonesia seperti sekarang ini tidak bisa dilepaskan
dari petarungan global. Maka, selama ini yang…yang masing- Commented [HP364]: Ekspresif - Mengkritik
masing kementerian masih dengan bahasanya sendiri-sendiri. Commented [HP365]: Ekspresif - Mengkritik
Kementerian Pertahanan menggunakan istilah bela negara. Kemko
PMK dengan revolusi mental. Kemudian, Kemeterian Pendidikan
dengan karakter Bangsa. Kemudian, Kementerian Dalam Negeri
dengan wawasan kebangsaan. Ini sebenarnya satu; kalau disatukan: Commented [HP366]: Direktif - Menyetujui
Pancasila. Nah, ini mudah-mudahan bisa disinkronisasi, bisa Commented [HP367]: Direktif - Menyetujui
disinergikan, di level penyelenggara negara. Kemudian di
masyarakat, saya katakan tadi ada Kampung Pancasila yang itu…
itu kerinduan masyarakat bahwa Pancasila itu hadir, lho. Commented [HP368]: Ekspresif - Memuji
Najwa Shihab : Kampung Pancasila? Commented [HP369]: Direktif - Bertanya
Heri Susanto : Ya. Dan mudah-mudahan juga ini tidak hanya sekedar label lagi…
tidak label lagi tapi ini kerinduan dari masyarakat untuk
menghadirkan Pancasila. Commented [HP370]: Direktif - Meminta
Najwa Shihab : Baik. Masih ada waktu. Setelah ini saya akan kasih waktu Romo
Beni untuk menanggapi. Jangan ke mana-mana. Tetap di Mata Commented [HP371]: Direktif - Mengizinkan
Najwa. Commented [HP372]: Direktif - Melarang
(Jeda: Iklan Komersial) Commented [HP373]: Direktif - Meminta
Najwa Shihab : Mencari cara membumikan Pancasila tetapi jangan sampai terjebak
propaganda. Jadi caranya? Commented [HP374]: Direktif - Melarang

Beni Susetyo : Ya, pertama, yang saya lihat butuhnya ketegasan dari seorang Commented [HP375]: Direktif - Bertanya
pemimpin untuk menegakkan supremasi hukum. Kalau Pak Jokowi Commented [HP376]: Direktif - Menyarankan
mengatakan gepuk, ya gepuk betul. Artinya yang melanggar,
Commented [HP377]: Direktif - Menyarankan
inkonstitusi, intoleransi, pelaku-pelaku kekerasan itu ditindak
karena itu mengingkari kemanusaiaan dan mengingkari sila
pertama…
Najwa Shihab : Oke.
Beni Susetyo : Jadi, kalau orang mencintai Tuhannya, dia tidak akan
memarginalkan manusia yang satu dengan yang lain. Cara kedua Commented [HP378]: Ekspresif - Memuji
menurut saya, adalah bagaimana pembatinan nilai; Pancasila itu
dibatinkan dalam perilaku, apa yang dilakukan misalnya dengan
cara, contoh. Misalnya, bagaimana Pancasila itu diaktualisasi dalam Commented [HP379]: Direktif - Menyarankan
hidup? Mencintai kemanusiaan itu gimana sih? Misalnya bela rasa Commented [HP380]: Direktif - Bertanya
terhadap temannya yang menderita, kalau orang… temennya;
Commented [HP381]: Direktif - Bertanya
misalnya tidak mampu membiayai sekolah, empati di situ, itu kan
kemanusiaan, itu kan mencintai Tuhan.
Najwa Shihab : Oke.
Beni Susetyo : Yang ketiga, menurut saya seharusnya kita mau merebut ruang
publik. Merebut ruang publik itu, kita semua yang merasa dirinya Commented [HP382]: Direktif - Menyarankan
mencintai Indonesia, ya harus counter wacana, dong. Jangan hanya Commented [HP383]: Direktif - Menyarankan
kebenaran absolut yang memilih stau golongan, tapi kebenaran itu
Commented [HP384]: Direktif - Melarang
harus mencintai ke-Indoneisa-an, mempersatukan kita, karena
bangsa kita yang plural, yang majemuk ini membutuhkan kesiapan
kita, kebersamaan kita untuk membangun persaudaraan yang sejati. Commented [HP385]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Terimakasih, Romo Beni. Commented [HP386]: Eksprersif - Terimakasih
Beni Susetyo : Yang terakhir, para tokoh bangsa, para sesepuh di Jogja
mengingatkan, ‘para pemimpin antara kata dan perbuatan satu’. Commented [HP387]: Direktif - Menyarankan
Jangan terjadi perbedaan penafsira; kalau pemimpinnya aja tidak Commented [HP388]: Direktif - Melarang
bersatu, lalu bagaimana? Iya kan?
Commented [HP389]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Itu yang bahaya.
Beni Susetyo : Itu persoalannya.
Najwa Shihab : Savic? Commented [HP390]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Kalau saya melihat, ya. Hari ini itu banyak kelompok yang
membangun pagar satu sama lain. Dari pagarnya cuma bambu, Commented [HP391]: Ekspresif - Mengkritik
masih kelihatan; sampai pagar tembok yang tinggi yang
memisahkan, ga kelihatan. Dan ini terjadi dari level masyarakat
sampai elit politiknya. Saya kira juga memang mereka Commented [HP392]: Ekspresif - Mengkritik
menunjukkan sikap-sikap yang berusaha membangun pagar. Commented [HP393]: Ekspresif - Mengkritik
Ditengah-tengah kelompok yang hobi membangun pagar untuk
memisahkan ini, saya kira kita semua harus punya kesadaran untuk
membangun jembatan, untuk mempertemukan kembali, untuk
dialog, untuk membangun persaudarakan, itu yang harus kita
lakukan. Commented [HP394]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Di babak heboh membangun jembatan? Commented [HP395]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Ya.
Najwa Shihab : Baik.
Savic Ali : Karena itu yang bisa kita lakukan, ya. Ketika orang banyak
mungkin yang ada hobi yang membangun tembok, paling tidak kita
ga ikut untuk membangun tembok itu tapi yang kita bangun adalah
jembatan, karena jembatan yang akan bisa membuat kita maju,
melangkah ke depan, bukan tembok. Commented [HP396]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Bukan tembok.
Opa setuju?
Jembatannya jadi apa yang harus dibangun? Commented [HP397]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Saya kembali lagi, bahwa ruh daripada Pancasila itu adalah
keteladanan. Kita sekarang membutuhkan leadership by example Commented [HP398]: Direktif - Menyarankan
baik di tingkat pusat maupun daerah. Ide kita harus kita perbanyak. Commented [HP399]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Keteladanan?
Commented [HP400]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Keteladanan.
Najwa Shihab : Di pusat dan daerah? Commented [HP401]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya.
Najwa Shihab : Bicara daerah, ada wakil Pemerintah daerah di sini. Jembatannya
seperti apa, Kang Emil? Commented [HP402]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Ya, tadi seperti analisa saya. Kita isi kekosongan ini dengan konten Commented [HP403]: Direktif - Meminta
yang sifatnya interaktif, mudah dipahami oleh generasi hari ini,
kemudian yang… yang dewasa memberi keteladanan,
membahasakan keseharian yang positif dengan bahas ayang
dimengerti oleh mereka-mereka yang beelajar nilai kan. Kepada
yang menggerus, membentengi dan sebagainya ya tadi, ditertibkan
dengan cara-cara yang …yang tegas lah. Kombinasi mengisi konten
baru, kemudian kombinasi memberi keteladanan dan kombinasi
menertibkan atau istilahnya menggepuk tadi menurut saya itu
dibutuhkan hari ini, tapi tetap dalam konteks dialog. Bagaimanapun
semua ini kan bangsa Indonesia, mereka adalah saudara-saudara
kita semua. Commented [HP404]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Terimakasih sudah hadir, Kang Emil. Commented [HP405]: Ekspresif - Berterimakasih
Opa, terimakasih sudah hadir.
Commented [HP406]: Ekspresif - Berterimakasih
Mohon maaf waktunya sudah habis.
Mas Heri, terimakasih. Commented [HP407]: Direktif – Meminta maaf
Kak Savic dan juga Romo, terimakasih. Commented [HP408]: Ekspresif - Berterimakasih
‘Pancasila Punya Kita’; dan malam hari ini untuk menutup Mata Commented [HP409]: Ekspresif - Berterimakasih
Najwa, Kikan akan menyanyikan lagu ‘Pancasila Rumah Kita’.
Kikan.
(Lagu: Kikan-Pancasila Rumah Kita) Commented [HP410]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Sikap sektarian dan intoleran memang mencemaskan
Commented [HP411]: Direktif - Megizinkan
Tapi bersikap serba paranoid jelas bukan pilihan
Waspada memang harus dan boleh-boleh saja
Namun gampangan bikin cap hanya memperumit perkara
Dinamika dan konflik mesti disikapi dengan jernih dan tenang
Agar polarisasi tidak semakin kencang Commented [HP412]: Direktif - Menyarankan
Pancasila penting justru karena mengakomodasi segala
pertarungan politik dan ideologi
Selama tidak melanggar hukum dan sesuai konstitusi
Pancasila memberi tempat berbaagai dinamika dan kontestasi
Sebab Pancasila memang dirancang pendiri bangsa
Saat menghadapi realitas yang pelik sekaligus kaya
Lahir dari tumbukan ideologi yang berbeda
Pancasila menjadi konsensus yang menengahi semua
Masing-masing sila saling melengkapi
Tiada yang saling mengungguli apalagi mengangkangi
Menempatkan Pancasila rumah bagi kemajemukan
Jalan tengah bagi segala macam perseteruan Commented [HP413]: Ekspresif - Memuji

Kikan… Commented [HP414]: Direktif - Mengizinkan


(Lanjut lagu: Kikan-Pancasila Rumah Kita)

Anda mungkin juga menyukai