Transkripsi Mata Najwa
Transkripsi Mata Najwa
Najwa Shihab : Selamat malam! Selamat datang di Mata Najwa. Saya Najwa Commented [HP1]: Ekspresif - Mengucap selamat
Shihab, tuan rumah Mata Najwa. Commented [HP2]: Ekspresif - Mengucap selamat
Najwa Shihab : Dan ada juga yang dari UGM, tepatnya Kepala Pusat Studi Commented [HP20]: Direktif - Menyetujui
Pancasila UGM, Heri Santoso. Mas Heri, terimakasih sudah datang. Commented [HP21]: Ekspresif - Berterimakasih
Kita bicara Pancasila. Saya ingin memulai dengan jujur-jujuran
Commented [HP22]: Direktif - Menyetujui
malam ini, Opa. Baik, kita ingin mengukur temperatur ke-
Pancasilaan kita. Commented [HP23]: Direktif – Meminta
Commented [HP24]: Direktif - Meminta
Dimulai dari Opa Darto yang sudah mengabdi negeri ini sudah lama
sekali, termasuk kepada tujuh presiden. Commented [HP25]: Direktif - Meminta
Temperatur Pancasila kita, tahapnya seperti apa? Commented [HP26]: Direktif - Bertanya
Kita bicara saat ini. Commented [HP27]: Direktif - Meminta
Sidarto Danusubroto : Sekarang?
Commented [HP28]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Sekarang.
Sidarto Danusubroto : Ya, secara garis besarnya bahwa kondisi saat ini… ini temuan kita.
Terus pada tahun pertama saya ditunjuk di Walipres, saya bentuk
suatu tim kajian Pancasila. Kita pergi ke 15 daerah kemudian dari… Commented [HP29]: Direktif - Mengabulkan
di utara Sangi sampai… apa itu namanya?.. kupang. Dari barat Nias Commented [HP30]: Direktif - Bertanya
sampai ke Sorong, mereka merasakan ada keprihatinan meredupnya
Pancasila.
Najwa Shihab : Baru sebatas meredup, atau… atau sudah padam itu? Commented [HP31]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Meredup.
Najwa Shihab : Meredup.
Sidarto Danusubroto : Iya.
Najwa Shihab : Saya ingat saya…
Sidarto Danusubroto : Mereka prihatin sekali. Commented [HP32]: Ekspresif – Mengeluh
Najwa Shihab : …Saya ingat saya pernah membaca Pak Darto mengatakan ‘Darurat
Pancasila’.
Sidarto Danusubroto : Betul.
Najwa Shihab : Kita darurat sekarang? Commented [HP33]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya. Darurat.
Najwa Shihab : Darurat.
Sidarto Danusubroto : Dan harus kita bangkitkan. Ini eranya kita harus bangkitikan
kembali Pancasila. Commented [HP34]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Jadi, kalau di awal mengukur temperatur, Pak Darto jelas ‘Darurat
Pancasila’. Commented [HP35]: Direktif - Menyetujui
Pak Heri, kalau mau jujur, yang paling tidak Pancasialis itu siapa, Commented [HP58]: Direktif - Meminta
sih? Commented [HP59]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Ya, siapa saja yang tidak sejalan itu. Misalnya, penyelenggara
Commented [HP60]: Ekspresif - Mengkritik
negara yang tidak amanah terhadap tugasnya yang sebenarnya di
cantumkan di dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 45,
sesungguhnya dia tidak Pancasilais. Demikian juga, mereka yang
menuduh-nuduh kelompok lain tidak toleran, kemudian juga tidak
menghargai ke-bhinneka-an. Pada saat yang bersamaan dia Commented [HP61]: Ekspresif - Mengkritik
menjalankan itu, sebenarnya dia tidak Pancasilais juga. Commented [HP62]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Dari studi atau dari pengamatan, Anda. Indikator apa, sih yang bisa
kita bedah, begitu? Ini tidak Pancasilais karena apa… dan kemudian Commented [HP63]: Direktif - Bertanya
siapa yang paling bertanggungjawab untuk ini? Commented [HP64]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Menurut kami, ada tiga kajian kami. Satu, di bidang politik,
kenegaraan dan hukum. Seharusnya, Pancasila diturunkan ke dalam
Undang-Undang Dasar, kemudian dalam Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah dan seterusnya. Berdasarkan riset kami, dari Commented [HP65]: Direktif - Menyarankan
Pancasila, kemudian amandemen Undang-Undang Dasar 45 saja,
sudah ada reduksi terhadap nilai-nilai Pancasila. Kemudian dari
Undang-Undang Dasar 45 diturunkan menjadi Undang-Undang,
pasca-reformasi kami melakukan penelitian, itu hampir 450-an
Undang-Undang lebih
Najwa Shihab : Empat ratus lima puluh Undang-Undang lebih? Commented [HP66]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Lebih… Lebih.
Najwa Shihab : Tidak sesuai Pancasila? Commented [HP67]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Bukan. Yang diproduksi pasca-reformasi, di satu pihak itu
menunjukkan bahwa kita terlalu banyak memproduksi Undang-
Undang. Ya, implikasinya ada PP dan seterusnya. Nah, itu yang
pasca-reformasi dari ‘98 sampai 2012, kami teliti, itu ada 102 yang
diperkarakan di MK. Kemudian 37 Undang-Undang dan beberapa
pasal dan yang lainnya digugurkan oleh MK.
Najwa Shihab : Oke.
Heri Santoso : Kemudian lima Undang-Undang digugurkan sama sekali. Artinya,
MK sendiri menilai bahwa ada inkonsistensi dari Undang-Undang
dari Undang-Undang Dasar, begitu seterusnya. Itu dari sisi Commented [HP68]: Ekspresif - Mengkritik
Peraturan Perundang-Undangan. Yang kedua, dari sisi pendidikan.
Kami menilai, kekhawatiran selama ini adalah hilangnya memori
kolektif kehidupan berbangsa dan bernegara di antara generasi
muda kita, karena pasca-Undang-Undang Sistem Pendidikan Commented [HP69]: Ekspresif - Mengkritik
Nasional 2003 sampai sekarang, itu yang dihilangkan tiga besar itu.
Satu, pendidikan Pancasila; dua, pendidikan sejarah; yang ketiga,
ilmu bumi. Yang itu, gejala yang akhir-akhir ini muncul di
permukaan, ya, buah yang kita petik sekarang dari tanaman yang
kita tanam sejak 2003 itu. Commented [HP70]: Ekspresif - Mengeluh
Najwa Shihab : Jadi, indikatornya penyelenggara negara yang kerap kali tidak
Pancasilais, begitu ya? Kemudian produk Undang-Undangnya yang Commented [HP71]: Direktif - Bertanya
bermasalah, dan yang ketiga sistem pendidikannya? Commented [HP72]: Direktif - Bertanya
Heri Santoso : Satu lagi yang sebenarnya perlu dipikirkan ulang adalah pasca-
reformasi sedikit sekali artikulasi keilmuan Pancasila. Kalau dulu, Commented [HP73]: Direktif - Menyarankan
ada Ilmu Ekonomi Pancasila, walaupun itu tidak sempurna, tapi ada. Commented [HP74]: Ekspresif - Mengkritik
Misalnya, Ilmu Sosial Politik, Falsafah Pancasila dan seterusnya itu
ada. Tapi, pasca-reformasi itu terus, seolah-olah tidak berkembang... Commented [HP75]: Ekspresif - Mengeluh
Najwa Shihab : Oke.
Heri Santoso : …Dari sisi keilmuan
Najwa Shihab : Savic, ada komentar? Commented [HP76]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Ya, kalau kita bicara Pancasila sebenarnya kan kita bisa cukup
menengok lima sila di situ. Apakah kemudian terlihat kehidupan Commented [HP77]: Direktif - Mengizinkan
kita hari ini, mendekati ataujauh dari itu? Kita bilang Ketuhahan Commented [HP78]: Direktif - Bertanya
Yang Maha Esa. Saya kira mungkin hari ini masyarakat Indonesia
itu sangat religious. Berdasar survey Pure Research, orang Commented [HP79]: Ekspresif - Memuji
Indonesia itu nomer tiga urutan dunia yang menganggap agama
sangat penting dalam hidup. Artinya, Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagai sila yang religiusitas itu dipeluk erat. Tetapi, ketika kita Commented [HP80]: Ekspresif - Memuji
mulai menginjak sila kedua, misalnya kemausiaan yang adil dan
beradab. Kita mulai bertanya-tanya, apakah kehidupan kita sekarang Commented [HP81]: Ekspresif - Mengkritik
itu memang sudah sesuai atau mendekati kemanusiaan? Kalau kita Commented [HP82]: Direktif - Bertanya
bicara tentang persatuan Indonesia, sekarang yang ada semua orang
seolah-olah semangatnya itu bertempur, saling menyingkirkan,
saling membenci, menganggap yang lain musuh. Jadi, ibaratnya… Commented [HP83]: Ekspresif – Mengkritik
apa? Persaudaraan, kebangsaan itu kayak ga ada. Kemudian, kalau Commented [HP84]: Direktif - Bertanya
kita bicara tentang prinsip musyawarah atau kebijaksanaan di sila
Commented [HP85]: Ekspresif – Mengkritik
keempat, kita juga ga melihat itu karena di mana-mana banyak
orang menang-menangan. Di social media orang kalau berdebat Commented [HP86]: Ekspresif - Mengkritik
bawaannya pengin mengalahkan aja, bukan untuk mencari mana
yang baik dan mana yang benar. Belum kalau kita bicara tentang Commented [HP87]: Ekspresif - Mengkritik
keadilan social, yang kita juga masih punya problem. Jadi, saya kira Commented [HP88]: Ekspresif – Mengkritik
memang kalau kita lihat hidup sekarang mungkin memang makin
Commented [HP89]: Direktif - Meminta
jauh dari dasar negara atau ibaratnya dasar hidup yang dulu pernah
dikemukakan oleh Bung Karno dan para founding fathers kita, Commented [HP90]: Ekspresif - Mengkritik
karena ini kan… Pancasila itu kan sesuatu yang hidup. Dulu, Bung
Karno bertanya di sidang BPUPKI, ‘Kira-kira kita merdeka ini,
dasarnya apa? Dasar yang yang kita semua setuju, bukan hanya satu Commented [HP91]: D9irektif - Bertanya
kelompok yang setuju, tapi semua dari Sabang sampai Merauke,
mau yang etnisnya apapun, mau yang agamanya apapun’. Dan
sekarang itu, mungkin sudah tidak begitu terinternalisasi di kita. Commented [HP92]: Ekspresif – Mengkritik
Najwa Shihab : Oke. Saya ingin minta tanggapan Opa Darto soal itu. Menyambung Commented [HP93]: Direktif - Meminta
ke yang tadi, seringkali justru penyelenggara negara, produk hukum
Commented [HP94]: Direktif - Menyetujui
yang dihasilkan, sehingga akhirnya tidak heran konteksnya di
masyarakat ketika dijabarkan lewat sila-sila yang tadi disebutkan
oleh Savic, kondisi ini seperti tadi.
Sidarto Danusubroto : Roh daripada Pancasila di sini adalah keteladanan sebenarnya. Commented [HP95]: Direktif - Menyetujui
Kalau kita lihat, Ketuhanan Yang Maha Esa, peri kemanusiaan,
persatuan, musyawarah dan keadilan social, ruh nya adalah
keteladanan. Nah, keteladanan ini yang harus dimiliki oleh semua Commented [HP96]: Direktif - Meminta
pejabat negara di tingkat pusat dan daerah. Commented [HP97]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Sudah hilang keteladanan itu?
Commented [HP98]: Direktif - Bertnya
Sidarto Danusubroto (diam sesaat)
Najwa Shihab Jangan ragu-ragu, Opa. Commented [HP99]: Direktif - Melarang
Kalau mau bilang tidak apa-apa. Commented [HP100]: Direktif - Menyarankan
Sidarto Danusubroto : Saya… Saya terus terang harus mengatakan bahwa waktu saya ke
Hong Kong, ke… apa itu? Ke Korsel, meninjau KPK di sana, Commented [HP101]: Direktif - Bertanya
mereka targetnya adalah zero growth corruption. Saya cerita, Commented [HP102]: Ekspresif - Memuji
bagaimana kondisi di Indonesia. Sekian ratus kepala Daerah yang
masuk asrama, ya. Asrama Pertaubatan. Commented [HP103]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Masuk bui? Asrama istilahnya, ya? Commented [HP104]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya, Asrama Pertaubatan.
Najwa Shihab : Asrama pertaubatan? Ya, oke. Commented [HP105]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Sekian menteri masuk, iya ga? Ketua lembaga sekian. Anggota Commented [HP106]: Direktif - Bertanya
DPR sekian.
Najwa Shihab : Hakim-hakim juga, jangan lupa. Commented [HP107]: Direktif - Melarang
Sidarto Danusubroto : Hakim-hakim juga, ya. Jaksa juga. Polisi juga. Itu mereka sampai Commented [HP108]: Direktif - Bertanya
kaget. Kaget, bagaimana…? Stengahnya kagum, kagum pada KPK
Commented [HP109]: Ekspresif - Memuji
kita, tapi di lain pihak mereka itu, ‘kok sebanyak ini pejabat negara
yang tidak bisa memberikan keteladanan. What’s wrong dengan Commented [HP110]: Ekspresif - Mengkritik
negara kita ini?’ Commented [HP111]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Itu yang pejabat yang tidak Pancasilais itu yang itu maksudnya?
Commented [HP112]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya.
Commented [HP113]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Di samping ada salah seorang pejabat. Jadi, harus berbicara
walaupun ini untuk mengatasnamakan pejabat yang lain, Kang Commented [HP114]: Direktif - Memerintah
Emil. Haha. Tapi, cobalah untuk berbicara. Aparat-aparat Commented [HP115]: Direktif - Memerintah
penyelenggara kita tidak memberikan contoh nilai-nilai Pancasila,
Kang Emil setuju? Commented [HP116]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Iya, saya pada dasarnya tidak menyukai generalisasi, ya. Fakta itu Commented [HP117]: Ekspresif - Mengkritik
ada. Tapi, fakta orang-orang baik yang tidak terliput atau terekspos
oleh media juga banyak. Saya melihat... kami khususnya di era Commented [HP118]: Direktif - Menyetujui
pasca-reformasi, saya ini kan produk demokrasi langsung. Saya ini Commented [HP119]: Direktif - Menyetujui
dosen, arsitek dan tiba-tiba menjadi walikota karena ada pintu
demokrasi langsung, gitu. Jadi, dalam prosesnya kita memperbaiki Commented [HP120]: Ekspresif - Memuji
sistem, kira-kira begitu, ya. Nah, di dalam sistem ini memang
kuncinya adalah keteladanan itu betul, ya. Kepemimpinan yang Commented [HP121]: Direktif - Menyarankan
terbaik adalah kepemimpinan dengan keteladananl; The best
leadership is leadership by example kira-kira begitu. Jadi, saya Commented [HP122]: Direktif Menyarankan
mengalami sehari-hari, betapa ekspektasi masyarakat berharap
walikota Bandung itu super-human, kira-kira gitu. Ga ada celanya. Commented [HP123]: Direktif - Menyetujui
Ga boleh galau, ga boleh sedih, ga boleh marah. Jam sebelas malem Commented [HP124]: Direktif - Melarang
kalau selfie harus tetap tersenyum dan sebagainya, ya. Nah,
Commented [HP125]: Direktif - Mengeluh
termasuk dalam nilai-nilai keteladanan itu. Saya kampanye, marilah
kita bersepeda gitu ya, ke kantor. Saya lakukan. Bike to Bandung Commented [HP126]: Direktif - Mengajak
nya gagal. Tapi bike to school nya berhasil. Jadi, orangtua tidak Commented [HP127]: Ekspresif - Mengkritik
mengikuti yang saya contohkan, tapi anak-anak di Bandung
Commented [HP128]: Ekspresif - Memuji
sekarang ramai orang mulai. Jadi, artinya kepemimpinan dan arah
pembangunan ini betul-betul mercusuarnya ada pada keteladanan Commented [HP129]: Ekspresif - Mengkritik
dari pemimpin. Maka, kepada siapapun yang ingin jadi pemimpin di Commented [HP130]: Ekspresif - Menyarankan
era ini beban moralnya itu tinggi sekali, berat dan betul-betul harus
kokoh, Kira-kira begitu. Apalagi, menjadi wajah Pancasila sebagai Commented [HP131]: Direktif - Menyarankan
panduan masa depan dari bangsa ini. Commented [HP132]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Oke.
Itu pidato Bung Karno, Juni tahun ‘66 di Istana Bogor. Saya ingin
minta tanggapan Opa Darto. Ada ketika itu Pancasila digunakan Commented [HP162]: Direktif -Meminta
sebagai tameng. Ada yang menyebut kekhawatiran jangan-jangan
situasi sekarang menyerupai ketika Pancasila digunakan untuk
menghakimi yang berbeda. Apakah sependapat dengan itu, Opa? Commented [HP163]: Direktif - Meminta
Sidarto Danusubroto : Inilah yang harus diluruskan, ya, bahwa Pancasila sekarang ini Commented [HP164]: Direktif - Menyarankan
saatnya dibumikan. Dibumikan dalam arti diberikan satu
Commented [HP165]: Direktif - Menyarankan
keyakinan… apa itu…? Mitos lalu penalaran, ya... logos dan yang
terakhir adalah kejuangan, ya... etos, ya. Ini betul-betul tidak Commented [HP166]: Direktif - Bertanya
sekedar merupakan hafalan tapi harus pemahaman. Pemahaman Commented [HP167]: Direktif - Menyarankan
yang membumi. Ini yang harus diberikan kepada anak didik kita. Commented [HP168]: Direktif -Memerintah
Najwa Shihab : Bahwa, gerakan sekarang. Ada yang mengatakan ini gerakan ke-
bhinneka-an justru menegaskan lagi polarisasi. Yang sana Commented [HP169]: Direktif - Menyetujui
Pancasila, yang sini bukan Pancasila. Jadi, tidak menjadi medium
dialog, malah hanya cap lain dari polarisasi yang berbeda, Pak Heri? Commented [HP170]: Ekspresif - Mengkritik
Heri Santoso : Iya. Yang saya khawatirkan itu. Padahal dulu, Pancasila itu Commented [HP171]: Direktif - Bertanya
dibangun oleh: satu; budayawan, agamawan, kemudian negarawan.
Commented [HP172]: Ekspresif - Mengeluh
Yang negarawannya yang nasionalis, religious; kemudian yang
religious, nasionalis. Nah, ini menjadi satu kesatuan. Nah, ketika Commented [HP173]: Ekspresif - Memuji
sekarang orang religious, kemudian di satu pihak tadi seolah-olah
dia dianggap tidak toleran, seolah-olah bukan Pancasila, mbok, itu
satu langkah yang kita rangkul, ini menjadi satu tahapan untuk
menjadi Pancasila. Demikian juga sisi yang lain, yang mungkin Commented [HP174]: Direktif - Menyarankan
dianggap sebagai radikal, begitu. Sebenarnya, itu hanya Commented [HP175]: Direktif - Menyarankan
mengartikulasikan kepentingan-kepentingan yang pada akhirnya
kalau diakomodasi, saya yakin ini juga bagian dari bangsa ini. Jadi, Commented [HP176]: Ekspresif - Mengkritik
pelabelan itu dari dulu sampai sekarang memang membahayakan. Commented [HP177]: Ekspresif - Mengkritik
Lebih baik, kita… yok, kita sama-sama memikirkan Indonesia ke
depan. Commented [HP178]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Oke.
Heri Santoso : Nah, satu hal yang menurut saya yang perlu dipikirkan adalah, Commented [HP179]: Direktif - Meminta
situasi saat ini apa tidak dalam konteks pertarungan global? Itu Commented [HP180]: Direktif - Bertanya
menurut saya, yang sering dikatakan sebagai proxy war itu. Jadi,
menurut saya ini merupakan bagian dari proxy war yang sudah
menyerang kita, yang harus disadari kembali. Soekarno pada tahun Commented [HP181]: Direktif - Menyetujui
‘45 itu menegaskan kembali, yang pertama-tama itu kebangsaan Commented [HP182]: Direktif - Menyarankan
dulu, persatuan dulu; karena kita menghadapi musuh yang sagat
Commented [HP183]: Direktif - Menyarankan
besar. Kalau tidak, musuhnya dari dalam, ya dari luar. Kondisinya
sekarang juga seperti itu. Commented [HP184]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Oke. Savic bagaimana kemudian melihatnya? Ini Pancasila jadi alat Commented [HP185]: Direktif - Menyetujui
pukul, alat untuk menyatukan atau…?
Commented [HP186]: Direktif -Bertanya
Savic Ali : Iya.
Commented [HP187]: Direktif – Bertanya
Najwa Shihab : Memaknai jargon membela Pancasila itu seperti apa seharusnya?
Savic Ali : Ini resiko ketika sebuah nilai itu dijadikan ideologi. Jadi, Pancasila Commented [HP188]: Direktif - Bertanya
itu oleh Bung Karno sebagai nilai, dasar filosofis atau Commented [HP189]: Ekspresif - Mengkritik
Westenchaung atau pandangan filosofis yang pada dasarnya sudah
dipeluk oleh masyarakat tapi coba dirumuskan. Ketika nilai ini Commented [HP190]: Direktif - Menyetujui
menjadi ideologi, dia akan menjadi konsekuensi untuk pelabelan
dan digunakan untuk mengatributkan diri atau melabeli orang lain Commented [HP191]: Direktif - Menyetujui
dan itu terjadi di mana-mana, bukan hanya konteks Pancasila, tetapi
agama juga sama. Agama begitu menjadi ideologi, dia menjadi Commented [HP192]: Direktif - Menyetujui
bersifat politik. Akhirnya karakter politiknya lebih mengemuka Commented [HP193]: Ekspresif - Mengkritik
ketimbang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya; dan itu yang
terjadi sekarang dengan Pancasila. Apalagi ketika dengan zaman
orde baru. Commented [HP194]: Ekspresif - Mengkritik
Najwa Shihab : Ya. Ketika kemudian dijadikan alat penyampaiannya juga secara
seragam…
Savic Ali : Iya..
Najwa Shihab : …Dipaksakan…
Savic Ali : Orde baru punya penafsiran tunggal terhadap Pancasila. Dia tidak Commented [HP195]: Ekspresif - Mengkritik
membenarkan, tidak menerima adanya penafsiran dari kelompok
lain bahwa orde baru lah, Pemerintahlah yang punya otoritas yang Commented [HP196]: Ekspersif - Mengkritik
absah untuk menafsirkan Pancasila, yang lain tidak. Commented [HP197]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Jadi, seharusnya kekhawatiran soal itu sekarang tidak relevan
karena situasinya berbeda, atau masih wajar ada orang yang
khawatir bahwa akan digunakan untuk menekan yang berbeda,
Kang Emil? Commented [HP198]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Iya, saya kira hidup ini penuh tafsir, ya. Makanya kita sekarang Commented [HP199]: Ekspresif - Mengkritik
berdiskusipun menafsirkan situasi hari ini, menafsirkan sejarah dan
seterunya. Tapi bagi saya, ada kekosongan tadi yang saya kira perlu
diisilah, kira-kira begitu, ya. Supaya kita bisa menafsirkan dengan Commented [HP200]: Direktif - Menyarankan
dialogis. Salah satu kekurangan hari ini menurut saya, ini kita
kurang dialog. Perbedaan itu sudah sunnatullah, sudah pasti. Saya Commented [HP201]: Ekspresif - Mengkritik
laki-laki, berbeda dengan perempuan. Saya Sunda, menambahi suku
bangsa yang lain, kan begitu. Saya Muslim dan yang lain Kristen
dan seterusnya. Itu sudah pasti. Tapi yang jarang hari ini itu, yang
kami rindukan adalah dialog. Dialog tentang perbedaan. Orang tidak Commented [HP202]: Ekspresif - Mengkritik
nyaman, kalau mendialogkan perbedaan itu tidak nyaman. Maka, Commented [HP203]: Ekspresif - Mengkritik
pada saat orde baru menafsirkan tunggal, kami tidak diberikan
ruang-ruang untuk melakukan tafsir sendiri, itu menjadi kendala. Commented [HP204]: Ekspresif - Mengkritik
Karena bagi saya, Pancasila itu sudah selesai, dari sisi lahirnya kan, Commented [HP205]: Ekspresif - Mengkritik
dengan teks nya kan yang paling dekat dengan Muhammad Yamin
merumuskan paling dekat, oleh Bung Karno dijadikan sebagai
Pancasila kita hari ini. Yang menjadi problem itu bukan hafalan
sila-silanya, saya kira itu semua sudah aman lah. Tapi tafsir
kekinian di hari ini itu yang menjadi problem. Di orde baru terlalu
over dosis, maaf ya; di era reformasi ga ada dosis. Jadi, ada anak SD Commented [HP206]: Ekspresif - Mengkritik
sekarang sudah biasa bilang kafir kafir misalnya, ke temannya yang Commented [HP207]: Ekspresif - Mengkritik
berbeda agama. Saya bilang, ga ada di zaman saya seperti itu. Kita
Commented [HP208]: Ekspresif - Mengkritik
menahan diri untuk tidak menyakiti walaupun mungkin ada definisi
seperti itu. Nah, kurangnya dialog, terlalu single tafsir di masa orde Commented [HP209]: Direktif - Menyetujui
baru over dosis, masuk ke era reformasi bukannya dosis dikurangi
tapi dihilangkan. Kejadiannya sekarang, pas ada problem, Pancasila Commented [HP210]: Ekspresif - Mengkritik
sebagai pemadam kebakaran, tapi yang bagaimana? Tafsir lagi, Commented [HP211]: Ekspresif - Mengkritik
berdebat lagi. Nah ini berbahaya situasi seperti ini. Jadi, kita
Commented [HP212]: Direktif - Bertanya
berharap, kalau dari saya, Pemerintah pusat bikin pelajaran
Pancasila lagi, tapi jangan over dosis; kepada yang pasif, orang Commented [HP213]: Ekspresif - Mengkritik
dewasa memberi keteladanan dalam menilai-nilai; kepada yang
menggerus, ya kita lawan dengan cara-cara yang sesuai hukum dan
aturan. Saya kira dengan begitu, in sya Allah Pancasila kembali Commented [HP214]: Ekspresif - Menyarankan
menjadi kompas masa depan.
Najwa Shihab : Oke. Itu yang menarik. Jadi, dulu over dosis, sekarang kekurangan Commented [HP215]: Ekspresif - Memuji
dosis. Bagaimana kemudian menjadikan Pancasila sebagai sesuatu Commented [HP216]: Direktif - Bertanya
yang kekinian? Saya akan tanyakan. Ada perwakilan netizen muda
Commented [HP217]: Direktif - Menyetujui
di sini setelah pariwara. Bagaimana supaya Pancasila itu gaul dan
relevan terus? Setelah pariwara, kita bahas. Commented [HP218]: Direktif - Bertanya
Beni Susetyo : Ya, pertama, yang saya lihat butuhnya ketegasan dari seorang Commented [HP375]: Direktif - Bertanya
pemimpin untuk menegakkan supremasi hukum. Kalau Pak Jokowi Commented [HP376]: Direktif - Menyarankan
mengatakan gepuk, ya gepuk betul. Artinya yang melanggar,
Commented [HP377]: Direktif - Menyarankan
inkonstitusi, intoleransi, pelaku-pelaku kekerasan itu ditindak
karena itu mengingkari kemanusaiaan dan mengingkari sila
pertama…
Najwa Shihab : Oke.
Beni Susetyo : Jadi, kalau orang mencintai Tuhannya, dia tidak akan
memarginalkan manusia yang satu dengan yang lain. Cara kedua Commented [HP378]: Ekspresif - Memuji
menurut saya, adalah bagaimana pembatinan nilai; Pancasila itu
dibatinkan dalam perilaku, apa yang dilakukan misalnya dengan
cara, contoh. Misalnya, bagaimana Pancasila itu diaktualisasi dalam Commented [HP379]: Direktif - Menyarankan
hidup? Mencintai kemanusiaan itu gimana sih? Misalnya bela rasa Commented [HP380]: Direktif - Bertanya
terhadap temannya yang menderita, kalau orang… temennya;
Commented [HP381]: Direktif - Bertanya
misalnya tidak mampu membiayai sekolah, empati di situ, itu kan
kemanusiaan, itu kan mencintai Tuhan.
Najwa Shihab : Oke.
Beni Susetyo : Yang ketiga, menurut saya seharusnya kita mau merebut ruang
publik. Merebut ruang publik itu, kita semua yang merasa dirinya Commented [HP382]: Direktif - Menyarankan
mencintai Indonesia, ya harus counter wacana, dong. Jangan hanya Commented [HP383]: Direktif - Menyarankan
kebenaran absolut yang memilih stau golongan, tapi kebenaran itu
Commented [HP384]: Direktif - Melarang
harus mencintai ke-Indoneisa-an, mempersatukan kita, karena
bangsa kita yang plural, yang majemuk ini membutuhkan kesiapan
kita, kebersamaan kita untuk membangun persaudaraan yang sejati. Commented [HP385]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Terimakasih, Romo Beni. Commented [HP386]: Eksprersif - Terimakasih
Beni Susetyo : Yang terakhir, para tokoh bangsa, para sesepuh di Jogja
mengingatkan, ‘para pemimpin antara kata dan perbuatan satu’. Commented [HP387]: Direktif - Menyarankan
Jangan terjadi perbedaan penafsira; kalau pemimpinnya aja tidak Commented [HP388]: Direktif - Melarang
bersatu, lalu bagaimana? Iya kan?
Commented [HP389]: Direktif - Bertanya
Najwa Shihab : Itu yang bahaya.
Beni Susetyo : Itu persoalannya.
Najwa Shihab : Savic? Commented [HP390]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Kalau saya melihat, ya. Hari ini itu banyak kelompok yang
membangun pagar satu sama lain. Dari pagarnya cuma bambu, Commented [HP391]: Ekspresif - Mengkritik
masih kelihatan; sampai pagar tembok yang tinggi yang
memisahkan, ga kelihatan. Dan ini terjadi dari level masyarakat
sampai elit politiknya. Saya kira juga memang mereka Commented [HP392]: Ekspresif - Mengkritik
menunjukkan sikap-sikap yang berusaha membangun pagar. Commented [HP393]: Ekspresif - Mengkritik
Ditengah-tengah kelompok yang hobi membangun pagar untuk
memisahkan ini, saya kira kita semua harus punya kesadaran untuk
membangun jembatan, untuk mempertemukan kembali, untuk
dialog, untuk membangun persaudarakan, itu yang harus kita
lakukan. Commented [HP394]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Di babak heboh membangun jembatan? Commented [HP395]: Direktif - Bertanya
Savic Ali : Ya.
Najwa Shihab : Baik.
Savic Ali : Karena itu yang bisa kita lakukan, ya. Ketika orang banyak
mungkin yang ada hobi yang membangun tembok, paling tidak kita
ga ikut untuk membangun tembok itu tapi yang kita bangun adalah
jembatan, karena jembatan yang akan bisa membuat kita maju,
melangkah ke depan, bukan tembok. Commented [HP396]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Bukan tembok.
Opa setuju?
Jembatannya jadi apa yang harus dibangun? Commented [HP397]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Saya kembali lagi, bahwa ruh daripada Pancasila itu adalah
keteladanan. Kita sekarang membutuhkan leadership by example Commented [HP398]: Direktif - Menyarankan
baik di tingkat pusat maupun daerah. Ide kita harus kita perbanyak. Commented [HP399]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Keteladanan?
Commented [HP400]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Keteladanan.
Najwa Shihab : Di pusat dan daerah? Commented [HP401]: Direktif - Bertanya
Sidarto Danusubroto : Ya.
Najwa Shihab : Bicara daerah, ada wakil Pemerintah daerah di sini. Jembatannya
seperti apa, Kang Emil? Commented [HP402]: Direktif - Bertanya
Ridwan Kamil : Ya, tadi seperti analisa saya. Kita isi kekosongan ini dengan konten Commented [HP403]: Direktif - Meminta
yang sifatnya interaktif, mudah dipahami oleh generasi hari ini,
kemudian yang… yang dewasa memberi keteladanan,
membahasakan keseharian yang positif dengan bahas ayang
dimengerti oleh mereka-mereka yang beelajar nilai kan. Kepada
yang menggerus, membentengi dan sebagainya ya tadi, ditertibkan
dengan cara-cara yang …yang tegas lah. Kombinasi mengisi konten
baru, kemudian kombinasi memberi keteladanan dan kombinasi
menertibkan atau istilahnya menggepuk tadi menurut saya itu
dibutuhkan hari ini, tapi tetap dalam konteks dialog. Bagaimanapun
semua ini kan bangsa Indonesia, mereka adalah saudara-saudara
kita semua. Commented [HP404]: Direktif - Menyarankan
Najwa Shihab : Terimakasih sudah hadir, Kang Emil. Commented [HP405]: Ekspresif - Berterimakasih
Opa, terimakasih sudah hadir.
Commented [HP406]: Ekspresif - Berterimakasih
Mohon maaf waktunya sudah habis.
Mas Heri, terimakasih. Commented [HP407]: Direktif – Meminta maaf
Kak Savic dan juga Romo, terimakasih. Commented [HP408]: Ekspresif - Berterimakasih
‘Pancasila Punya Kita’; dan malam hari ini untuk menutup Mata Commented [HP409]: Ekspresif - Berterimakasih
Najwa, Kikan akan menyanyikan lagu ‘Pancasila Rumah Kita’.
Kikan.
(Lagu: Kikan-Pancasila Rumah Kita) Commented [HP410]: Direktif - Menyetujui
Najwa Shihab : Sikap sektarian dan intoleran memang mencemaskan
Commented [HP411]: Direktif - Megizinkan
Tapi bersikap serba paranoid jelas bukan pilihan
Waspada memang harus dan boleh-boleh saja
Namun gampangan bikin cap hanya memperumit perkara
Dinamika dan konflik mesti disikapi dengan jernih dan tenang
Agar polarisasi tidak semakin kencang Commented [HP412]: Direktif - Menyarankan
Pancasila penting justru karena mengakomodasi segala
pertarungan politik dan ideologi
Selama tidak melanggar hukum dan sesuai konstitusi
Pancasila memberi tempat berbaagai dinamika dan kontestasi
Sebab Pancasila memang dirancang pendiri bangsa
Saat menghadapi realitas yang pelik sekaligus kaya
Lahir dari tumbukan ideologi yang berbeda
Pancasila menjadi konsensus yang menengahi semua
Masing-masing sila saling melengkapi
Tiada yang saling mengungguli apalagi mengangkangi
Menempatkan Pancasila rumah bagi kemajemukan
Jalan tengah bagi segala macam perseteruan Commented [HP413]: Ekspresif - Memuji