Anda di halaman 1dari 5

Naskah Drama Contoh Pelaksanaan Demokrasi

PEMILIHAN KETUA RT
Di sebuah desa bahagia , tepatnya di lingkungan RT Pak Redhai akan mengadakan pemiliham
ketua RT yang baru, karena masa jabatan Pak Redhai sebagai ketua RT yang lama akan segera
berakhir. Maka dari itu Pak Redhai yang masih menjabat menjadi ketua RT mengumpulkan
beberapa perwakilan warganya di gedung Balai Pertemuan Masyarakat (Bapermas).
PakRedhai: “Assalamualaikumu Wr.Wb Allhamdulillah pada kesempatan kali ini,
kita semua dapat berkumpul untuk membahas pemilihan ketua RT yang baru. Seperti yang
saudara-saudara ketahui, saya akan segera lengser dan mengakhiri masa jabatan saya sebagai
ketua RT. Langsung saja, adakah yang mempunyai usul untuk rencana pemilihan ketua RT yang
baru?”
Buk Nurul: “Pak, kandidat yang akan kita pilih sebagai ketua RT yang baru siapa 
saja?” (sambil mengacungkan tangannya)
Pak Redhai: “Kita butuh pemimpin yang siap memimpin kita, jadi siapa yang
bersedia menjadi ketua RT?”
Bu Novi: “Jika diperbolehkan, saya siap menjadi ketua RT yang baru” (sambil 
mengacungkan tangannya
Suara Bu Novi memecah keheningan dalam suasana rapat yang mayoritasnya dipenuhi
laki-laki. Bu Novi adalah orang pertama sekaligus wanita pertama yang mencalonkan diri
menjadi ketua RT.
Pak Redhai: “Tentu boleh. Sekarang kan jaman emansipasi wanita jadi sah-sah saja
jika ibu siap menjadi pemimpin baru kami”
Pak Rizka : “Lalu siapa lagi yang akan menjadi pemimpin kami?”
Semua warga mendadak hening dan saling bertatap muka, karena diantara mereka tidak
ada lagi yang siap menjadi ketua RT. Semua warga saling tunjuk-menunjuk. Lagi-lagi ada suara
seseorang yang memecah keheningan
Pak Randa: “Pak Insya Allah saya siap menjadi kandidat ketua RT yang baru”
Pak Raju : “Pak Redhai , saya juga siap untuk mengemban amanah menjadi ketua RT
yang baru
Pak Redhai: “Bagus. Sekarang kita punya 3 kandidat. Apa itu cukup?”
Buk Trisna: “Cukup, Pak! Kapan pemilihan ketua RT diadakan?”
Bu Mona : “Tapi apa tidak sebaiknya para kandidat mengkampanyekan diri mereka
terlebih dahulu dan menyampaikan visi-misinya?”
Pak Redha: “Kita akan agendakan kampanyenya seminggu dari hari ini dan pemilihan
ketua RTnya 2 minggu dari hari ini. Setuju?”
Semua warga: “Setuju!”
Suatu hari di detik-detik hari menuju kampanye, Pak Farhan berbincang-bincang dengan
Pak Somad. Namun obrolannya itu agak sedikit ditutup-tutupi
Pak Rizka: “Pak ini terima sedikit pemberian dari saya” (sambil memberikan secarik
amplop putih yang berisikan uang)
Pak Redha: “Wah tertima kasih, tapi untuk apa ini?”
Pak Rizka: “Yah Bapak.. seperti tidak tahu maksud saya saja. Ini kan cara yang biasa
` dipakai pejabat-pejabat besar supaya menang di pemilu”
Pak Redha: “Maksudnya, anda menyuap saya?”
Pak Rizka: “Ya mungkin kasarnya seperti itu”
Pak Redha: “Astagfirullah, bapak tidak paham? Negara kita ini negara demokrasi, 
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat dan menggunakan 
prinsip-prinsip tertentu. Dengan cara anda menyuap saya, anda
tidak melanggar prinsip demokrasi yang diantaranya adanya jaminan
HAM dan  pemilu yang jurdil. Maaf saya tidak bisa menerima
pemberian anda”
Pak Rizka : “Ayolah, Pak. Saya mohon”
Pak Redha: “Maaf saya pergi duluan, ada urusan lain”
Pak Redha segera meninggalkan Pak Rizka yang memaksanya. Hari demi hari, tibalah
saatnya para kandidat ketua RT yang baru mengkampanyekan diri mereka dan menyampaikan
visi-misinya. Semua warga berkumpul di gedung Bapermas.
Buk Bira : “Assalamualaikum, saya disini menggantikan Pak Redha yang
berhalangan hadir karena tuntutan pekerjaannya ke luar kota. 
Bagaimana jika kita langsung saja menyaksikan kampanye dari kandidat 
dari ketua RT yang baru dan penyampaian visi-misinya. Setuju?”
Semua warga: “Setuju!”
Bu Bira: “Pertama dari Bu Novi terlebih dahulu. Kepada Bu Dina, tempat dan
waktu kami persilahkan”
Bu Novi: “Assalamualaikum. Nama saya Prof Noci visi-misi saya untuk menjadi
ketua RT yang pertama memajukan setiap warga yg ada di lingkungan
RT kita ini, kedua saya ingin meningkatkan perekonomian warga sini dgn cara membuka lahan
pekerjaan baru, Ketiga saya akan meningkatkan keamanan lingkungan RT ini dengan
pembangunan pos kamling dan siskamling secara bergiliran, keempat
saya akan membuat saluran air baru dan memperlebar sungai agar tidak
terjadi banjir kelima…”
Bu novibselesai mengkampanyekan dirinya dan menyampaikan visi-misinya. Sekarang
giliran Pak Rizka yang melakukan hal tersebut.
Pak Rizka: “Assalamualaikum. Nama saya Rizka.. Ayo semuanya pilih saya jadi
ketua RT yang baru. Saya akan memajukan RT sini dengan cara apapun asalkan kalian memilih
saya menjadi ketua RT”
Setelah Rizka menyampaikan visi misi nya terdengar suara teriakan seseoarang untuk
memberikan semangat sambil memvideokan rizka.
Buk RT (Wira):uuuuuuuuuuuuu semangat pakkk……(sambil memvideokan rizka)
Ternyata di saat wira sedang memberikan semangat ada beberapa warga yang tidak suka dengan
istri pak Rizka
Vina :issss,sok iya kali baru pun calon belum tentu terpilih
Yuna:Iyakan sama jijik kli pun nengo nya
Rike: Udah udah jangan rebut kita liat nanti kedepan nya gimana
Setelah percakapan mereka selesai penyamapaian visi misi pu di lanjutkan oleh pak rada
Pak Randa : “Assalamualaikum. Nama saya Rada. Visi misi saya menjadi ketua RT
adalah untuk mensejahterakan warga yang ada di kampung kita ini agar dapat hidup lebih
sejahtera dan makmur dengan mebuat kebijakan yang dapat menuntungkan warga semuanya.
Setelah para kandidat telah mulai mengkampanyekan visi misinya, tibalah sesi untuk bertanya
bagi para warga
Bu Bira : “Baik para warga, para kandidat telah selesai mengkampanyekan visi misinya,
sekarang tibalah sesi untuk pertanyaan. Siapa yang mau bertanya?
Bu Trisna : “Saya. Saya ingin bertanya kepada Pak Rizka mengenai kebijakan apa yang
akan anda lakukan untuk bisa memajukan RT kita ini?

Semua warga saling berbisik mengenai visi-misi dan kampanye Pak Rizka yang tidak
meyakinkan untuk menjadi ketua RT. Termasuk Bu Rike dan Buk Mona berbisik kebingungan
dengan visi-misi yang disampaikan Pak Rizka.
Buk Rike: “Bu, kok saya nggak yakin ya kalo Pak Rizka memang benar-benar mau
jadi ketua RT”
Buk Mona: “Iya ya? Penyampaian visi-misinya saja seperti itu. Bagaimana mau 
memimpin warga kita”
Akhirnya acara kampanye dan penyampaian visi-misi selesai dilaksanakan. Hari demi
hari, waktu demi waktu berjalan. Tibalah acara puncak yang ditunggu-tunggu yaitu pemilihan
ketua RT yang baru.
Semua warga berkumpul di Bapermas yang digunakan sebagai Tempat Pemungutan
Suara (TPS). Mereka bergiliran mencoblos dan menggunakan hak pilihnya untuk memilih ketua
RT yang baru dibalik bilik. Karena sesuai prinsip demokrasi, pemilu harus LUBER JURDIL.
Sesudah mencoblos, semua warga memasukan kertas kandidat ketua RT yang sudah mereka
coblos kedalam box dan mencelupkan kelingkingnya ke tinta sebagai tanda telah menggunakan
hak pilihnya dalam pemilihan ketua RT yang baru.
Selesai pemilihan ketua RT, Para panitia segera menjumlahkan hasil sumbangan suara
para warga.
1 Minggu kemudian, diadakan pertemuan lagi di Bapermas untuk memberikan
pengumuman siapa yang menjadi ketua RT baru.
Pak Redha: “Assalamualaikum. Tidak terasa saya akan segera lengser dari jabatan ini. 
Pertama-tama saya mohon maaf apabila pada masa jabatan saya terjadi suatu kekurangan.
Saya juga mohon maaf, pada kesempatan ini saya tidak bisa berlama-lama disini karna ada
urusan mendadak yang harus segera diselesaikan. Jadi pertemuan ini saya serahkan kepada Buk
Rike”
Buk Novi: “Terima kasih Pak RT atas kepercayaannya untuk menyerahkan acara ini
kepada saya. Baiklah langsung saja kita ketahui bersama-sama ketua RT kita yang baru. Siapa
Bu Bira?”
Bu Bira: “Sesuai laporan yang kami terima dari panitia. Yang menjadi ketua RT
yang baru adalah…..Buk Novi . Selamat kepada Buk Novi atas tanggung jawab yang segera
diembannya ini. Semoga Buk Novi dapat memimpin,  membina, dan
memajukan warga kita ini. Mungkin ada sedikit sambutan dari Bapak?”
Buk Novi: “Saya banyak-banyak terima kasih kepada Allah dan semua warga yang 
telah memilih saya. Insya Allah saya akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya”
Buk Bira: “Baiklah kita tutup saja acara ini. Terima kasih atas perhatian dan 
partisipasinya Wassalamualaikum”
Acara tersebut telah selesai dibubarkan. Semua warga menuju rumahnya masing-masing,
namun Pak Rizka menemui Pak Redha.
Pak Rizka : “Andai saja waktu itu bapak mau menerima uang saya. Pasti saya jadi
ketua RT dan memajukan warga sini”
Pak Rdhais: “Hehe maaf, Pak. Hasil yang buruk berawal dari niat yang buruk. Niat
bapak sudah mau menyuap saya saja sudah tidak baik, bagaimana hasilnya?”
  SELESAI..

Anda mungkin juga menyukai