Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan

intelektual. Pengertian Bahasa menurut KBBI ialah sistem lambang bunyi yang

arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,

berinteraksi dan mengidentifikasi (KBBI Offline1.5) Sementara Mario Pei (1971)

dalam Yendra (2012:11) mengatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem dari

komunikasi dengan bunyi yang dioperasikan melalui organ bicara dan

pendengaran diantara anggota komunitas dan menggunakan lambang bunyi yang

bersifat arbiter, serta mempunyai kesepakatan makna. Jeck Richar (1995)

mendefinisikan bahasa sebagai sistem komunikasi manusia dari struktur

penyusunan bunyi dengan membawa ekspresi kepada unit yang lebih besar yaitu

makna. Sedangkan Bloomfield (1976) dalam Yendara (2012:11) mendefinisikan

bahasa adalah sistem arbitrari dari lambang bunyi yang memungkinkan semua

manusia membangun budaya atau mempelajari sistem dari budaya untuk

berkomunikasi atau berinteraksi.

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting

sebagai mana disebutkan dalam UUD 1945 BAB XV pasal 36 yang berbunyi

“Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia” Mengingat fungsi yang diemban oleh

bahasa Indonesia sangat banyak, maka perlu diadakan pembinaan dan

pengembangan terhadap bahasa indonesia. Tampa adanya pembinaan dan

pengembangan tersebut. Bahasa Indonesia tidak akan dapat berkembang sehingga

dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengemban fungsi-fungsinya.

1
2

Menurut Nurul Hidayah (2016:11) Bahasa indonesia adalah alat

komunikasi yang penting untuk mempersatukan seluruh bangsa, oleh sebab

itu merupakan alat mengungkapkan diri, baik secara lisan maupun tulisan dari

segi rasa, cipta dan karsa secara efektif dan logis. Semua warga negara

Indonesia harus mahir dalam menggunakan bahasa Indonesia karena hal itu

merupakan suatu keharusan dalam pergaulan di Negara Kesatuan Republik

Indonesia, selain itu kita harus memajukan kepribadian Indonesia di dalam

dan diluar negeri.

Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan

bahasa Indonesia itu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah. Pembinaan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan

berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis

keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat

keterampilan berbahasa tersebut berhubungan erat satu dengan yang lain.

Effendi (2009:5) mengatakan berbicara erat kaitannya dengan

komunikasi antara satu orang dengan orang lain yang akan disebut

komunikatif jika saling mengerti bahasa yang di pergunakan. Sehingga

menjadikan keterampilan ini memiliki peran yang sangat penting, baik dalam

proses belajar-mengajar, maupun penggunaannya dalam konteks komunikasi

yang lebih luas.

Keterampilan berbicara termasuk keterampilan yang sulit diajarkan

karena menuntut kesiapan, mental, dan keberanian siswa untuk tampil

didepan orang lain. Keterampilan berbicara siswa SMP Negeri 5 Kerinci

Kerinci dinilai masih belum maksimal. Hal ini diketahui berdasarkan


3

observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar mengajar Bapak Amir

(3/9/2018). Terlihat dalam prosesnya, para siswa kadang-kadang masih

menggunakan bahasa daerah dalam interaksi di kelas. Berdasarkan

pengamatan peneliti di sekolah ini, melihat rendahnya keaktifan siswa di

kelas, hanya beberapa siswa yang terlihat aktif sedangkan sebagian lainnya

hanya duduk, mendengarkan dan menulis apa yang disampaikan guru. Juga

ketika diberikan pertanyaan, mereka sulit untuk mengemukakan pendapat,

saran dan masukan.

Melihat betapa pentingnya kemampuan berbicara, pembelajaran

diharapkan berfokus pada proses keterampilan berbicara dengan model

pembelajaran aktif. Tapi kenyataannya berdasarkan observasi pada kelas IX

yang di ajar oleh Bapak Amir (03/9/2018), peneliti menemukan didalam

proses belajar mengajar dikelas guru belum memiliki kemampuan dan

keterampilan maksimal dalam memilih dan menggunakan model-model

pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim pembelajaran yang

kondusif bagi siswa untuk belajar.

Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Syaiful

Sagala (2005:201) mengatakan pembelajaran dengan model ini, lebih

dominan menggunakan metode ceramah yaitu penuturan dan penjelasan guru

kepada peserta didik, ceramah juga kegiatan memberikan informasi dengan

kata-kata sering mengaburkan dan kadang-kadang sering ditafsirkan salah.

Metode ceramah dapat menimbulkan kejenuhan bagi siswa terutama yang

tidak menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Menurut Roestiyah (2008:138),

menjelaskan metode ceramah tidak bisa dijadikan alat untuk mengetahui


4

sejauh mana siswa mampu menguraikan idenya. Hal terjadi ini karena siswa

cenderung lebih banyak diam dan mendengarkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan

tersebut adalah metode diskusi kelompok. Menurut Roestiyah (2008:138)

menyatakan diskusi kelompok merupakan suatu metode pengajaran dengan

cara percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang

dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis yang dilakukan oleh

beberapa orang yang tergabung dalam kelompok untuk memperoleh

pemecahan masalah. Guru memberikan suatu persoalan atau masalah kepada

murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk

memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.

Dalam diskusi, murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal

pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran

dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi. Dalam

diskusi, setiap siswa turut berpartisipasi secara aktif dan turut aktif pula

dalam memecahkan masalah. Semakin banyak siswa yang terlibat, semakin

banyak pula yang mereka pelajari. Sedangkan guru tidak banyak ikut campur

tangan sebab nantinya siswa tidak dapat belajar banyak.

Proses belajar mengajar bahasa indonesia di SMP Negeri lima kerinci

masih tergolong kurang efektif dalam proses belajar mengajar nya, hal ini

terlihat pada saat peneliti melakukan observasi awal di kelas VIII A, pada jam

pelajaran Bahasa Indonesia, yang saat itu diajar oleh Bapak Amir

(03/09/2018), pengamatan peneliti selama proses belajar mengajar

berlangsung di kelas guru masih mendominasi kegiatan proses belajar

mengajar, siswa kurang aktif bertanya, begitu juga pada komunikasi yang
5

terjadi di kelas siswa cenderung menggunakan bahasa daerah dalam

menjawab pertanyaan guru dan sekali-kali mereka menggunakan bahasa

campuran (bahasa Indonesia dan bahasa daerah). Berdasarkan pengamatan

pada metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar di kelas

masih menggunakan metode konvensional atau metode ceramah dimana guru

banyak bercerita dan siswa lebih banyak diam nya dan kurang aktif.

Pembelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 seharusnya siswa lebih aktif

dalam proses belajar mengajar di kelas, namun yang peneliti temukan justru

pembelajaran di kelas siswa kurang aktif.

Atas dasar pertimbangan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH MODEL MENGAJAR

MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK TERHADAP

KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA PADA

MATAPELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 5 KERINCI”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasi

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Keberhasilan dalam proses belajar-mengajar Bahasa Indonesia pada

keterampilan berbicara dapat dicapai dengan pemilihan metode

pembelajaran yang tepat.

2. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia masih menggunakan metode

konvensional, sehingga siswa tidak aktif dalam berkomunikasi.

3. Salah satu metode yang bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran

adalah Metode Diskusi Kelompok.


6

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, anggaran, tenaga, dan kemampuan yang

dimiliki oleh peneliti serta agar penelitian tidak menyimpang dari apa yang

hendak diteliti maka perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini,

masalah yang akan diteliti adalah:

1. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran; dan

2. Pengaruh nya terhadap kemampuan bicara Bahasa Indonesia

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 5

Kerinci sebelum menggunakan metode diskusi kelompok?

2. Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 5

Kerinci setelah menggunakan metode diskusi kelompok?

3. Apakah ada pengaruh model mengajar menggunakan metode diskusi

kelompok terhadap kemampuan berbicara Bahasa Indonesia siswa kelas

VIII SMP Negeri 5 Kerinci?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 5

Kerinci sebelum menggunakan metode diskusi kelompok?

2. Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 5

Kerinci setelah menggunakan metode diskusi kelompok?


7

3. Untuk mengetahui pengaruh model mengajar menggunakan metode

diskusi kelompok terhadap kemampuan berbicara Bahasa Indonesia

siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kerinci?

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan

dalam bidang pendidikan, khususnya metode pengajaran bahasa dan

sastra di sekolah.

2. Untuk tenaga pendidik diharapkan ini bisa menjadi masukan yang positif

dalam mengembangkan model-model pembelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah.

3. Bagi peneliti penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti

mengenai model-model pembelajaran bahasa khususnya metode diskusi

kelompok.

4. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang metode mengajar

bahasa Indonesia dengan metode diskusi kelompok.

5. Bagi peneliti berikutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam,

sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

informasi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai