TINJAUAN PUSTAKA
B. Fisiologi Payudara
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi
yangfungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi yang dimulai
pada minggu keenam belas. Sesudah bayi lahir, dari payudara akan keluar
sekret yang berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan
dikeluarkan selama 2-3 hari pertama; kemudian air susu mengalir lebih
lancar dan menjadi air susu sempurna. Sebuah hormone dari lobus anterior
kelenjar hipofisis, yaitu prolaktin penting dalam merangsang pembentukan
air susu. (Pearce, 2011).
C. Definisi Cancer mammae
Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae, yaitu
adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor
ini dapat tumbuh dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat
payudara. (Suryaningsih & Sukaca 2009).
Cancer mammae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara.
(Romauli & indari, 2009).
Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran
perubahan abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu
digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi selseperti ini
berguna untuk mempertahankan fungsi payudara, gen yang bertanggung-
jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang
disebut cancer mammae. (Satmoko, 2008). Dari beberapa definisi diatas,
dapat disimpulkan bahwa cancer mammae adalah suatu keadaan dimana
terjadi pertumbuhan selyang tidak terkendali pada payudara, sehingga
menyebabkan terjadinyabenjolan atau kanker yang ganas.
D. Etiologi
Penyebab cancer mammae masih belum diketahui secara pasti,faktor
genetik dan faktor hormonal dapat berperan pada cancer mammae. (Black &
Matassarin, 1997). Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum
diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995: 1142), namun ada beberapa
teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
a. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor
pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
b. Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
c. Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
“linkage genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi
kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya
transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
- Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien
dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin &
kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
d. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan
produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya
proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas
antitumor .
F. Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal
tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat
pada tahap lanjut antara lain :
1. Adanya benjolan di payudara,
2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa
nanah,darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang
tidak hamil dan menyusui.
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara,
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6. Nyeri di payudara.
c. Tubular Carcinoma
Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari cancer mammae invasif.
d. Inflammatory Breast Cancer (IBC)
Inflammatory breast cancer ialah kondisi payudara yang terlihat
meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan pinggiran tebal
yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe kulit
pembungkus payudara. Pertumbuhannya cepat.
e. Paget’s Disease of The Nipple
Paget’s disease of the nipple ialah jenis cancer mammae yang
berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke areola danputing
payudara. Gejala yang tampak seperti kulit payudara akan pecah-
pecah, memerah, timbul borok, dan mengeluarkan cairan.
f. Phylloides Tumor
Phylloides tumor ialah jenis kanker yang dapat bersifat jinak
ataupun ganas dan berkembang di dalam jaringan konektif
payudara yang dapat ditangani dengan operasi pengangkatan.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dansangat
menuju sasaran untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin masih
tertinggal setelah operasi. Radiasi dalam pengobatan kanker disebut
ionizing radiation. Radiasi ini dapat mengurangi resiko kekambuhan
kanker. Biasanya terapi radiasi menggunakan x-ray berenergi tinggi
atau partikel lain untuk membunuh sel kanker. Terapi ini
dilakukan secara regular per minggu (5 hari) selama 6 minggu
tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderitasecara
umum, dan pengobatan lainnya. Cara kerja terapi radiasi : Untuk
mengetahui bagaimana radiasi bekerja untuk pengobatan, pertama-
tama kita harus mengetahui siklus hidup sel normal dalam tubuh.
Siklus sel terdiri dari 5 fase yaitu :
a. Fase G0 (Resting Stage)
Sel belum mulai membelah. Langkah ini dapat berlangsung
beberapa jam hingga bertahun-tahun. Hal itu tergantung pada
tipe sel. Ketika sel mendapat kode untuk menggandakan
makakemudian dia akan menuju fase G0.
b. Fase G1
Sel mulai membuat lebih banyak protein. Gunanya
persiapanuntuk membelah. Fase ini berlangsung antara 18
hingga 30 jam.
c. Fase S
Fase ini menandakan bahwa kromosom yang berisi kode
genetik (DNA) dapat digandakan. Sehingga kedua sel yangbaru
terbentuk itu akan mempunyai jumlah DNA yang sama. Fase
ini berlangsung antara 18 hingga 20 jam.
d. Fase G2
Sel akan membelah menjadi 2 sel yang berlansung 2 hingga 20 jam.
e. Fase M
Sel membelah menjadi 2 sel yang berlansung 30 atau 60
menit. Efek samping radioterapi berbeda-beda tergantung pada
area tubuh yang diterapi, yang paling umum adalah rasa lemah
tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa minggu setelah
radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya,
diantaranya karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri,
kurang nafsu makan, atau lelah karena setiap hari harus ke
rumah sakit.
4. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker yang
dapat diberikan secara oral atau intervenous.
Cara pemberian obat :
1. Secara oral
Diberikan secara berseri (biasanya diminum selama 2
minggu , istirahat 1 minggu).
2. Secara intravenous
Diberikan dalam 6 kali kemo yang berjarak 3 minggu untuk
yang full dosis. Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi
pembedahan untuk jenis cancer mammae yang belum menyebar
dengan tujuan mengurangi risiko timbulnya kembali cancer mammae.
Sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor payudara asal dan
menyebar melalui aliran darah. Sel-sel ini tidak menyebabkan
gejala dan tidak muncul pada sinar-x serta tidak dapat dirasakan
pada pemeriksaan fisik. Namun memiliki peluang untuk tumbuh
dan membentuk tumor baru ditempat lain di tubuh. Kemoterapi
adjuvant ini dapat diberikan untuk mencari dan membunuh sel-sel
ini.
3. Neoadjuvant kemoterapi
Merupakan kemoterapi yang diberikan sebelum operasi dan
bermanfaat mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga
cukup kecil untuk melakukan lumpectomy. Efek samping yang
umunya dirasakan adalah :
a. Rambut rontok.
b. Kuku dan kulit menghitam dan kering.
c. Mual dan muntah.
d. Anoreksia.
e. Perubahan siklus menstruasi.
f. Mudah lelah.
Obat-obat kemoterapi yang biasa digunakan pada cancer
mammae adalah :
a. Cyclophosphamid (cytoxan, neosar).
b. Methotrexate.
c. Fluorouracil (5-Fu, Adrucil).
d. Paclitaxel (Taxol).
e. Docetaxel (Taxotere).
f. Vinorelbine (Navelbine).
g. Gemcitabine (Gemzar), dll.
Contoh kombinasi obat :
a. CMF (cyclophosphamide, methotrexate, dan 5-Fu).
b. FAC (5-Fu, doxorubicin, cyclophosphamide).
c. TAC (docetaxel, doxorubicin, cyclophosphamide).
d. GT (gemcitabine dan paclitaxel), dll.
3. Mamografi
Mamografi adalah suatu metode pendeskripsian dengan
menggunakan sinar X berkadar rendah. Tes dalam mamografi disebut
mammogram.
Cara menggunakan mammogram :
Tahap 1
a. Pasien diminta menanggalkan pakaian dari pinggang ke atas dan
diganti pakaian rumah sakit.
b. Berdiri di depan mesin mamografi.
c. Penyinaran dilakukan satu per satu pada payudara dengan
meletakkannya di atas penjepit lembar film dari plastik atau metal.
d. Tekan payudara sedatar mungkin di antara penjepit film dan kotak
plastik yang disebut paddle, yang menekan payudara dari atas ke
bawah.
e. Pancarkan sinar x beberapa detik.
Tahap 2
a. Berposisi di samping mesin mamografi.
b. Penjepit film akan dinaikkan sehingga sisinya persis dengan posisi
luar payudara, sedangkan sudutnya menyentuh ketiak.
c. Melakukan oblique position, yaitu menekan kembali paddle
beberapa detik saat sinar x dipancarkan. Prosedur ini akan diulang
pada payudara satunya.
d. Totalnya empat sinar x, dua untuk masing-masing payudara.
4. Ductography
Ductography merupakan bagian dari mamografi. Fungsi ductography
adalah :
a. Memperlihatkan saluran air susu yang ada di dalam payudara.
b. Membantu dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan
abnormal pada putting.
Cara melakukan mamografi :
a. Membersihkan dan mensterilkan payudara dengan alcohol untuk
membersihkan sisa cairan yang kering dan menempel pada puting.
b. Pijat payudara untuk mendapatkan cairan.
c. Tempatkan satu jarum pada putting sementara pasien memegang
putting dengan telunjuk dan ibu jarinya.
d. Puting diarahkan ke bawah agar kanula dapat masuk saluran air
susu pasien.
e. Cairan radiopaque disuntikkan ke dalam payudara melalui suntikan
yang telah disambungkan dengan canula.
f. Payudara kemudian dicitrakan ke mamografi.
g. Tempelkan puting plester untuk menghindari keluarnya cairan ke
pakaian pasien.
5. Biopsi payudara
Biopsi payudara adalah sebuah tindakan untuk mengambil contoh
jaringan payudara dengan lensa mikroskop. Dengan begitu maka dapat
diketahui adanya sel cancer mammae yang bersarang.
Cara penggunaan biopsi payudara :
a. Fine-Needle Aspiration Biopsy (FNA)
Alat : menggunakan jarum kecil
Cara: Jarum kecil dimasukkan dalam payudara. Dari
ujung jarum tersebut,contoh jaringan diambil untuk kemudian
diperiksa.
b. Core Needle Biopsy
Alat : menggunakan jarum berbentuk khusus dan lebih besar.
Cara : Jarum dimasukkan hingga menembus kulit sampai
kebenjolan.
c. Open biopsy
Alat : menggunakan jarum atau kabel khusus.
Cara : Mengiris kulit dan mengambil sebagian atau seluruh
benjolan. Jika tidak ada benjolan, jarum atau kabel khusus akan
dimasukkan ke daerah yang dicurigai saat mammogram sebelum
pembedahan dilakukan.
Gambar jarum atau kabel tersebut akan membantu menentukan
daerah benjolan dan menentukan lokasi sayatan.
6. USG
USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji
klinis payudara. USG sering digunakan untuk memeriksa abnormalitas
payudara.
Cara pemeriksaan :
a. Pasien berbaring pada tempat khusus.
b. Olesi payudara dengan gel.
c. Geser transduser pada payudara.
d. Bentuk dan intensitas pantulan bergantung pada kepadatan jaringan
payudara.
e. Jika sebuah kista, hampir seluruh gelombang suara akan melewati
kista serta menghasilkan pantulan yang lemah.
f. Jika tumor payudara, gelombang suara akan memantul dari benda
padat tersebut. Sehingga di terjemahkan computer menjadi gambar
yang di indikasikan sebagai massa.
g. USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit.
N. Pencegahan Cancer Mammae
Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca ,(2009)
terdapat beberapa cara mencegah cancer mammae , yaitu :
a. Strategi Pencegahan
1. Pencegahan Primer Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang sehat untuk menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai resiko. Pencegahan primer dapat
berupa deteksi dini dan melakukan pola hidup sehat untuk mencegah
cancer mammae.
2. Pencegahan Sekunder Pencegahan ini dilakukan terhadap individu
yang memilikirisiko untuk terkena cancer mammae. Pada setiap
perempuan yang normal serta memiliki siklus haid normal merupakan
populasi at risk cancer mammae. Pencegahan ini dilakukan dengan
melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang
memiliki akurasi 90% tetapi paparan yang terus-menerus dapat
menjadi risiko cancer mammae.
3. Pencegahan Tersier Pencegahan ini diarahkan pada individu yang
telah positif menderita cancer mammae. Dengan penanganan yang tepat
dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup.
b. Keluhan utama
Meliputi adanya benjolan pada payudara, sejak kapan, riwayat
penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan),
faktor etiologi/ resiko.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan
cancer mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh factor
hormon antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya
pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonalini seminimal
mungkin/ setelah menstruasi ± 1 minggu darihari akhir menstruasi.
Klien duduk dengan tangan jatuh kesamping dan pemeriksa berdiri
didepan dalam posisi yang samatinggi.
e. Inspeksi
1. Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan).
2. Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,kelainan
kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain.
f. Palpasi
1. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas.
3. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
4. Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh, Stadium kanker
(system TNM UICC)
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
a. Pemeriksaan radiologist
1. Mammografi/ USG Mamma
2. X-foto thoraks
3. Kalau perlu galktografi, tulang-tulang, USG abdomen, bone scan,
CT scan.
b. Pemeriksaan laboraturium
1. Darah lengkap, urin
2. Gula darah puasa dan 2 jpp
3. Enxym alkali sposphate, LDH
4. CEA, MCA, AFP
5. Hormon reseptor ER, PR
6. Aktivitas estrogen/ vaginal smear.
c. Pemeriksaan sitologis
1. FNA dari tumor.
2. Cairan kista dan efusi pleura.
3. Sekret puting susu, ditemukannya cairan abnormal seperti darah
atau nanah.
C. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang mengidentifikasi
masalah/ kebutuhan pasien, tujuan/ hasil perawatan, dan intervensi untuk
mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah/ kebutuhan pasien.
(Doenges, Moorhouse,& Burley, 2000). Menurut Nurarif & Kusuma (2013);
Geissler, Doenges & Moorhouse (1999); Wijaya & Putri (2013) menjelaskan
bahwa perencanaan yang dapat diberikan pada pasien dengan cancer mammae
adalah :
a. Diagnosa 1 nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
4. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Informasi memberikan data
secara komprehensif, dasar untuk mengevaluasi
termasuk lokasi, kebutuhan/ keefektifan
karakteristik, durasi, intervensi.
frekuensi, maupun kualitas.
Intervensi Rasional
1. Gunakan pendekatan yang 1. Pasien yang cemas
menenangkan. memerlukan teman dan
ketenangan dalam
mengungkapkan
kecemasannya.
2. Jelaskan semua prosedur 2. Prosedur, dampak dan segala
dan apa yang dirasakan yang berkaitan dengan terapi
selama prosedur. diberikan. Hal ini membuat
pasien tahu mengenai
dampaknya, dan dapat
mengambil keputusan yang
tepat.
Intervensi Rasional
1. Bersihkan lingkungan 1. Lingkungan yang bersih
setelah dipakai pasien lain. meminimalkan jumlah
bakteri.
2. Cuci tangan sebelum 2. Lindungi pasien dari
melakukan tindakan. sumber-sumber infeksi,
Pengunjung juga dianjurkan seperti pengunjung dan staf
melakukan hal yang sama. yang mengalami ISK.
Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang 1. Memvalidasi tingkat
tingkat pengetahuan pasien pemahaman saat ini, dan
tentang proses penyakit memberikan dasar
yang spesifik. pengetahuan diamana pasien
membuat keputusan
berdasarkan informasi.
Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/ luka untuk 1. Penggunaan balutan
karakteristik drainase. tergantung luas pembedahan
Monitor jumlah edema, dan penutupan luka.
kemerahan, dan nyeri pada Drainase terjadi ketika
insisi dan lengan, serta trauma prosedur dan
suhu. manipulasi banyak
pembuluh darah dan limfatik
pada area tersebut.
Pengenalan dini terjadi
ketika infeksi dapat
memampukan pengobatan
dengan cepat.
Intervensi Rasional
1. Kaji secara verbal dan non 1. Dapat menyatakan
verbal respon klien terhadap bagaimana pandangan diri
tubuhnya. pasien pada perubahan.
Intervensi Rasional
1. Pantau masukan makanan seiap 1. Mengidentifikasi kekuatan/
hari. defisiensi nutrisi.
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses
perawatan diamana rencana perawatan dilaksanakan,
melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditentukan.
(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan,
yakni proses yang dilakukan secara terus-menerus dan penting
untuk menjamin kualitas serta ketepatan perawatan yang diberikan
dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan
keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).