PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern ini, globalisasi terjadi di berbagai bidang.Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat.Selain berbagai kemudahan, pada
zaman modern ini juga memberikan banyak stresor bagi masyarakat.Stresor dapat
memengaruhi keadaan jiwa seseorang.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).
Harga diri seseorang sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan beberapa pengalaman in dividu.
Seseorang yang memiliki koping yang baik, maka ia akan mampu
mempertahankan atau meningkatkan harga dirinya.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada mahasiswa mengenai gangguan yang terjadi pada perkembangan
psikologis. Sehingga mahasiswa memiliki konsep belajar dan berfikir yang akan
dijadikan belajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.(Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan.( Towsend,2008)
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.( Keliat BA,2006).
2. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang.Dalam tinjuan life span history klien.Penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.( Yosep,2009)
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan
harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi
sebagai berikut :
a. Faktorpredisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
2
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peranbudaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen,2006)
b. Faktorpresipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang munculsecara tiba-
tiba,misalnyaharusdioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara,
termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.(Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal.(Townsend,2008)
2. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilakuseseorang
3
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang
yang penting danberharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang
dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai
berat.Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri
sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah
dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang
kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak
menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien
gangguan jiwa. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
4
3. Rentang Respon
Hargadiri
a. ResponAdaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapatditerima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun
yang negatif dari dirinya.(Eko P,2014)
b. ResponMaladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatif dan merasa lebih rendah dari oranglain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapaitujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baikdengan orang lain.(EkoP,2014)
4. Proses terjadinyamasalah
c. Faktorpredisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut
5
Herman (2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Faktor
predisposisi citra tubuh adalah :
d. Kehilangan atau kerusakan bagiantubuh
e. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibatpenyakit
f. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
g. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor predisposisi
harga diri rendah adalah:
1) Penolakan
2) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak
konsisten,terlalu dituruti,terlaludituntut
3) Persaingan antarsaudara
4) Kesalahan dan kegagalan berulang
5) Tidakmampumencapaistandar.Faktor predisposisi gangguan peran
adalah:
• Stereotipik peranseks
• Tuntutan perankerja
• Harapan peran kultural.
• Ketidakpercayaan orangtua
• Tekanan dari per gruup
• Perubahan struktur sosial (Herman,2011)
3. Faktorpresipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.Harga diri kronis
ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
a. Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi
seperti penganiayaan seksual dan phisikologis pada masa anak-anak atau
merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
6
mengancamkehidupannya.
b.Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa
sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering dijumpai
saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan terlalu banyak peran.
Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan peran yang
bila individu tidak mengetahui harapan peran yang spesifik atau bingung
tentang peran yangsesuai.
c. Bertentangandantidakdapatdipenuhi.Keraguanperanterjadi.
(a) Trauma peranperkembangan
(b) Perubahan normatif yang berkaitan denganpertumbuhan
(c) Transisi peransituasi
(d) Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau berkurang
(e) Transisi peransehat-sakit
(f) Pergeseran konsidi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian
tubuh, perubahan bentuk , penampilana dan fungsi tubuh, prosedur
medis dan keperawatan. (Herman,2011)
d. Perilaku
1) Citratubuh
Yaitu menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu, menolak
bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh,
menolak usaha rehabilitasi, usaha pengobatan ,mandiri yang tidak tepat
dan menyangkal cacat tubuh.
7
3) Keracunan identitasdiantaranya tidak ada kode moral, kepribadian yang
bertentangan, hubungan interpersonal yang ekploitatif, perasaan hampa,
perasaan mengambang tentang diri, kehancuran gender, tingkat ansietas
tinggi, tidak mampu empati pada orang lain, masalahestimasi
8
b. Rasa bersalah terhadap dirisendiri
c. Merendahkanmartabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarikdiri
e. Percaya dirikurang
f. Mencideraidiri
1. Akibat
2. Mekanismekoping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri (
misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan,
ataugeng)
9
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan jangka
panjang mencakup berikut ini:
5. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembnagkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi:
a. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu
golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).Obat
yang termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL
(psikotropik untuk menstabilkan senyawa otak), dan Haloperidol
(mengobati kondisi gugup).Obat yang termasuk generasi kedua misalnya,
Risperidone (untuk ansietas), Aripiprazole (untuk antipsikotik).
(Hawari,2001)
b. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan
10
atau latihan bersama.(Maramis,2005)
c. TerapiModalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan
pasien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial
untukmeningkatkan kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri
sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi
kelompok bagi skizofrenia biasnya memusatkan pada rencana dan masalah
dalam hubungan kehidupan yang nyata.( Eko P,2014)
d. Terapi Kejang Listrik (Electro ConfulsiveTerapi)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara
artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang
satu atau dua temples.Terapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang
tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi
kejang listrik 4 – 5 joule/detik. (Maramis,2005)
6. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
effect
11
7. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial menarik diri b/d harga dirirendah
b.Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan koping
individuinefektif
Tanggal pengkajian :
Waktu :
Oleh :
Tempat :
Metode :
Sumber :
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
12
Agama :
Status perkawinan :
Nomor RM :
Tanggal masuk RS :
Diagnosa medis :
C. ALASAN MASUK RS
E. FAKTOR PREDISPOSISI
F. FAKTOR PRESIPITASI
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Kesadaran :
1. Tanda-tanda vital
TD :
N :
13
RR :
S :
2. Status gizi
BB :
TB :
IMT :
Keluhan fisik
H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
b. Identitas
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah
I. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
4. Alam perasaan
14
5. Afek
6. Interaksi selama wawancara
7. Persepsi
8. Proses Pikir
9. Isi pikir
10. Tingkat kesadaran
11. Memori
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
13. Kemampuan penilaian
14. Daya tilik diri
K. MEKANISME KOPING
L. TERAPI
M. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO :
DS :
15
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS
1. Menarik diri b/d harga diri rendah
O. POHON MASALAH
Isolasi sosial
P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik
Q. Perencanaan keperawatan
1. Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah
16
Menarik Diri TUM
berhubungan -Klien dapat
dengan harga berhubungan
Diri Rendah dengan orang lain
secara optimal.
-Klien dapat
membina hubungan Klien ekspresi 1. Beri salam / panggil nama
saling percaya wajah 2. yang disukai
bersahabat. 3. Jelaskan BHSP dengan
Klien komunikasi terapeutik
menunjukan rasa 4. Memperkenalkan diri dengan
senang. sopan
Klien mau 5. Tanyakan nama lengkap dan
kontak mata. panggilan tujuan
Klien mau 6. Jujur dan menepati janji
berjabat tangan. 7. Tunjukan sikap empati dan
Klien mau menerima klien apa adanya
membalas salam. 8. Lakukan kontak singkat tapi
Klien mau sering
duduk
berdampingan.
dengan perawat.
Klien mau
menyebut nama
dan mau
mengutaraka
masalah yang
dihadapi.
-Klien dapat Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan dan
mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan kemampuan 2. Hindarkan dari penilaian
aspek positif yang yang dimiliki yang negatif
dimiliki Aspek positif 3. Utamakan pemberian pujian
keluarga yang realistic
Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan
-Klien dapat menilai yang dapat digunakan selama
menilai kemampuan sakit
kemampuan yang yang dimiliki 2. Diskusikan kemampuan
dimiliki selama sakit yang dapat ditunjukan
penggunaannya
-Klien dapat Klien dapat 1. Rencanakan bersama klien
menetapkan membuat aktifitas yang dapat
17
perencanaan rencana kegiatan dilakukan setiap hari
kegiatan sesuai harian - Kegiatan mandiri
dengan - Dibantu sebagian
kemampuannya - Dengan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
2. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien
lakukan
-Klien dapat Klien melakukan 1. Beri kesempatan klien untuk
melakukan kegiatan yang mencoba kegiatan yang telah
kegiatan sesuai sesuai direncanakan
kondisi sakit dan dengankondisi 2. Beri pujian atas keberhasilan
kemampuannya sakit dan klien
kemampuannya 3. Diskusikan kemungkinan
melaksanakan dirumah.
-Klien dapat Klien dapat 1. Beri pendidikan kesehatan
memanfaatkan memanfaatkan cara perawatan klien dengan
sistem pendukung system Harga Diri Rendah
yang ada pendukung 2. Bantu keluarga menyiapkan
dikeluarga lingkungan di rumah.
secara optimal
Klien daoat
memanfaatkan
system
pendukung
dilingkungan
sekitar.
Harga Diri TUM
Rendah -Klien dapat
berhubungan melakukan
dengan Koping keputusan yang
Individu Tidak efektif untuk
Efektif mengendalikan
situasi kehidupan
yang demikian
menurunkan
perasaan rendah
diri
-Klien dapat Klien mampu 1. Lakukan pendekatan dengan
menbina hubungan duduk baik, menerima klien apa
terapeutik dengan berdampingan adanya dan bersikap empati
perawat dengan perawat 2. Cepat mengendalikan
Klien mampu perasaan dan reaksi
berbincang - perawatan diri sendiri
bincang dengan misalnya rasa marah ,empati.
18
perawat 3. Sediakan waktu untuk
Klien mampu berdiskusi dan bina
merespon hubungan yang sopan.
tindakan perawat 4. Berikan kesempatan kepada
klien untuk merespon.
-Klien dapat Klien dapat 1. Tunjukan emosional yang
mengenali dan mengungkapkan sesuai
mengekspresikan perasaannya 2. Gunakan tekhnik komunikasi
emosinya Klien mampu terapeutik terbuka,
mengenali 3. Bantu klien
emosinya dan mengekspresikan
dapat perasaannya
mengekspresika 4. Bantu klien
nnya mengidentifikasikan situasi
kehidupan yang tidak berada
dalam kemampuan dan
mengontrolnya
5. Dorong untuk menyatakan
secara verbal perasaan –
perasaan yang berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.
-Klien dapat Klien dapat 1. Diskusikan masalah yang
memodifikasi pola mengidentifikasi dihadapi klien dengan
kognitif yang pemikiran yang memintanya untuk
negative negatif menyimpulkannya
Klien dpat 2. Identifikasi pemikiran
menurunkan negatif klien dan bantu untuk
penilaian yang menurunkan melalui
negatifpada interupsi dan substitusi
dirinya. 3. Evaluasi ketetapan persepsi
logika dan kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian klien yang
negatif terhadap dirinya
5. Bantu klien menerima nilai
yang dimilikinya atau
perilakunya atau perubahan
yang terjadi pada dirinya.
19
-Klien dapat Klien mampu 1. Libatkan klien dalam
berpartisipasi menentukan menetapkan tujuan yang
dalam mengambil kebutuhan untuk ingin dicapai
keputusan yang perawatan pada 2. Motivasi klien untuk
berkenan dengan dirinya membuat jadwal aktivitas
perawatan dirinya Klien dapat perawatan dirinya
berpartisipasi 3. Berikan privasi sesuai
dalam kebutuhan yang ditentukan
pengambilan 4. Berikan reinsforcement
keputusan posotif tentang pencapaian
kegiatan yang telah sesuai
dengan keputusan yang
ditentukannya
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat,1998).
Tanda dan gejala harga diri rendah diantaranya Mengejek dan mengeritik diri
sendiri, Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri dan
Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi.
Keluarga berperan penting dalam meningkatkan harga diri klien dengan
beberapa cara sebagai berikut:
1. Menjalin hubungan saling percaya.
2. Memberi kegiatan sesuai kemampuan klien.
3. Meningkatkan kontak dengan orang lain.
4. Menggali kekuatan klien.
21
DAFTAR PUSTAKA
Budi Ana.1992. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
EGC: Jakarta.
Dadang, Hawari. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.Keliat.
Prabowo,E.(2014).Konsep&AplikasiASUHAN
KEPERAWATANJIWA.Yogyakarta : Nuhamedika.
22