Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman modern ini, globalisasi terjadi di berbagai bidang.Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat.Selain berbagai kemudahan, pada
zaman modern ini juga memberikan banyak stresor bagi masyarakat.Stresor dapat
memengaruhi keadaan jiwa seseorang.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).
Harga diri seseorang sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan beberapa pengalaman in dividu.
Seseorang yang memiliki koping yang baik, maka ia akan mampu
mempertahankan atau meningkatkan harga dirinya.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada mahasiswa mengenai gangguan yang terjadi pada perkembangan
psikologis. Sehingga mahasiswa memiliki konsep belajar dan berfikir yang akan
dijadikan belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.(Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan.( Towsend,2008)
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.( Keliat BA,2006).

2. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang.Dalam tinjuan life span history klien.Penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.( Yosep,2009)
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan
harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi
sebagai berikut :

a. Faktorpredisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada

2
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peranbudaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen,2006)
b. Faktorpresipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang munculsecara tiba-
tiba,misalnyaharusdioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara,
termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.(Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal.(Townsend,2008)

2. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilakuseseorang

3
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang
yang penting danberharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang
dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai
berat.Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri
sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah
dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang
kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak
menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien
gangguan jiwa. (Makhripah D & Iskandar, 2012)

4
3. Rentang Respon

Hargadiri

diri rendah identitas lisasi

a. ResponAdaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.

1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapatditerima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun
yang negatif dari dirinya.(Eko P,2014)

b. ResponMaladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatif dan merasa lebih rendah dari oranglain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapaitujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baikdengan orang lain.(EkoP,2014)
4. Proses terjadinyamasalah

c. Faktorpredisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut

5
Herman (2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Faktor
predisposisi citra tubuh adalah :
d. Kehilangan atau kerusakan bagiantubuh
e. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibatpenyakit
f. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
g. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor predisposisi
harga diri rendah adalah:
1) Penolakan
2) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak
konsisten,terlalu dituruti,terlaludituntut
3) Persaingan antarsaudara
4) Kesalahan dan kegagalan berulang
5) Tidakmampumencapaistandar.Faktor predisposisi gangguan peran
adalah:
• Stereotipik peranseks
• Tuntutan perankerja
• Harapan peran kultural.
• Ketidakpercayaan orangtua
• Tekanan dari per gruup
• Perubahan struktur sosial (Herman,2011)
3. Faktorpresipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.Harga diri kronis
ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
a. Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi
seperti penganiayaan seksual dan phisikologis pada masa anak-anak atau
merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang

6
mengancamkehidupannya.
b.Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa
sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering dijumpai
saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan terlalu banyak peran.
Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan peran yang
bila individu tidak mengetahui harapan peran yang spesifik atau bingung
tentang peran yangsesuai.
c. Bertentangandantidakdapatdipenuhi.Keraguanperanterjadi.
(a) Trauma peranperkembangan
(b) Perubahan normatif yang berkaitan denganpertumbuhan
(c) Transisi peransituasi
(d) Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau berkurang
(e) Transisi peransehat-sakit
(f) Pergeseran konsidi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian
tubuh, perubahan bentuk , penampilana dan fungsi tubuh, prosedur
medis dan keperawatan. (Herman,2011)

d. Perilaku
1) Citratubuh
Yaitu menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu, menolak
bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh,
menolak usaha rehabilitasi, usaha pengobatan ,mandiri yang tidak tepat
dan menyangkal cacat tubuh.

2) Harga diri rendah diantaranya mengkritrik diri atau orang lain,


produkstivitas menurun, gangguan berhubungan ketengangan peran,
pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik, penolakan kemampuan diri,
pandangan hidup bertentangan, distruktif kepada diri, menarik diri secara
sosial, khawatir, merasa diri paling penting, distruksi pada orang lain,
merasa tidak mampu, merasa bersalah, mudah tersinggung/marah,
perasaan negatif terhadaptubuh.

7
3) Keracunan identitasdiantaranya tidak ada kode moral, kepribadian yang
bertentangan, hubungan interpersonal yang ekploitatif, perasaan hampa,
perasaan mengambang tentang diri, kehancuran gender, tingkat ansietas
tinggi, tidak mampu empati pada orang lain, masalahestimasi

4) Depersonalisasi meliputi afektif, kehidupan identitas, perasaan terpisah


dari diri, perasaan tidak realistis, rasa terisolasi yang kuat, kurang rasa
berkesinambungan, tidak mampu mencari kesenangan. Perseptual
halusinasi dengar dan lihat, bingung tentang seksualitas diri,sulit
membedakan diri dari orang lain, gangguan citra tubuh, dunia seperti
dalam mimpi, kognitif bingung, disorientasi waktu, gangguan berfikir,
gangguan daya ingat, gangguan penilaian, kepribadian ganda.
(Herman,2011)

4. Tanda dan gejala

Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan


harga diri rendah antara lain :
5. Mengkritik dirisendiri
6. Menarik diri dari hubungansosial
7. Pandangan hidup yangpesimis
8. Perasaan lemah dantakut
9. Penolakan terhadap kemampuan dirisendiri
10. Pengurangan diri/mengejek dirisendiri
11. Hidup yangberpolarisasi
12. Ketidakmampuan menentukantujuan
13. Merasionalisasipenolakan
14. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
15. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan ) Sedangkan
menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri rendah yaitu:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadappenyakit

8
b. Rasa bersalah terhadap dirisendiri
c. Merendahkanmartabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarikdiri
e. Percaya dirikurang
f. Mencideraidiri

1. Akibat

Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita


seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
tujuan.Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah.Selajutnya
hal ini menyebutkan penampilan seseorang yang tidak optimal.Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuanya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah,maka akan
berdampak pada orang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan
cenderung menyendiri dan menarik diri.(EkoP,2014)
Harga diri rendah dapat berisiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik
diri.Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang
dalam hubungan sosial.(DEPKES,2003)

2. Mekanismekoping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri (
misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan,
ataugeng)

9
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan jangka
panjang mencakup berikut ini:

1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan


oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau
potensi diri individu
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterimamasyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement, berbalik
marah terhadap diri sendiri, dan amuk ). (Stuart,2006)

5. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembnagkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi:
a. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu
golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).Obat
yang termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL
(psikotropik untuk menstabilkan senyawa otak), dan Haloperidol
(mengobati kondisi gugup).Obat yang termasuk generasi kedua misalnya,
Risperidone (untuk ansietas), Aripiprazole (untuk antipsikotik).
(Hawari,2001)
b. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan

10
atau latihan bersama.(Maramis,2005)
c. TerapiModalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan
pasien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial
untukmeningkatkan kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri
sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi
kelompok bagi skizofrenia biasnya memusatkan pada rencana dan masalah
dalam hubungan kehidupan yang nyata.( Eko P,2014)
d. Terapi Kejang Listrik (Electro ConfulsiveTerapi)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara
artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang
satu atau dua temples.Terapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang
tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi
kejang listrik 4 – 5 joule/detik. (Maramis,2005)

6. Pohon Masalah

Isolasi Sosial
effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif


Causa

Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)

11
7. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial menarik diri b/d harga dirirendah
b.Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan koping
individuinefektif

8. Rencana Asuhan Keperawatan

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN


JIWA

Tanggal pengkajian :

Waktu :

Oleh :

Tempat :

Metode :

Sumber :

A. IDENTITAS PASIEN
Nama :

Tempat, tanggal lahir :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Pendidikan :

12
Agama :

Status perkawinan :

Nomor RM :

Tanggal masuk RS :

Tanggal dirawat Bangsal Srikandi :

Diagnosa medis :

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Hubungan dengan pasien :

C. ALASAN MASUK RS

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

E. FAKTOR PREDISPOSISI

F. FAKTOR PRESIPITASI

G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Kesadaran :
1. Tanda-tanda vital
TD :
N :

13
RR :
S :
2. Status gizi
BB :
TB :
IMT :
Keluhan fisik

H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
b. Identitas
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah

I. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
4. Alam perasaan

14
5. Afek
6. Interaksi selama wawancara
7. Persepsi
8. Proses Pikir
9. Isi pikir
10. Tingkat kesadaran
11. Memori
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
13. Kemampuan penilaian
14. Daya tilik diri

J. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
2. BAB atau BAK
3. Mandi
4. Berpakaian atau berhias
5. Istirahat dan tidur
6. Penggunan obat
7. Pemeliharaan kesehatan

K. MEKANISME KOPING
L. TERAPI
M. ANALISA DATA

DATA MASALAH
DO :
DS :

15
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS
1. Menarik diri b/d harga diri rendah

O. POHON MASALAH

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronik


Core problem

Ketidakefektifan manajemen regimen


terapeutik keluarga

Ketidakefektifan koping individu

P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik

Aksis 2 : Cenderung schizoid

Aksis 3 : Belum ada diagnosa

Aksis 4 : Masalah pekerjaan

Aksis 5 : GAF 31-40

Q. Perencanaan keperawatan
1. Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah

Tgl. Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

16
Menarik Diri TUM
berhubungan -Klien dapat
dengan harga berhubungan
Diri Rendah dengan orang lain
secara optimal.
-Klien dapat
membina hubungan  Klien ekspresi 1. Beri salam / panggil nama
saling percaya wajah 2. yang disukai
bersahabat. 3. Jelaskan BHSP dengan
 Klien komunikasi terapeutik
menunjukan rasa 4. Memperkenalkan diri dengan
senang. sopan
 Klien mau 5. Tanyakan nama lengkap dan
kontak mata. panggilan tujuan
 Klien mau 6. Jujur dan menepati janji
berjabat tangan. 7. Tunjukan sikap empati dan
 Klien mau menerima klien apa adanya
membalas salam. 8. Lakukan kontak singkat tapi
 Klien mau sering
duduk
berdampingan.
 dengan perawat.
 Klien mau
menyebut nama
dan mau
mengutaraka
masalah yang
dihadapi.
-Klien dapat  Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan dan
mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan kemampuan 2. Hindarkan dari penilaian
aspek positif yang yang dimiliki yang negatif
dimiliki  Aspek positif 3. Utamakan pemberian pujian
keluarga yang realistic
 Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
 Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan
-Klien dapat menilai yang dapat digunakan selama
menilai kemampuan sakit
kemampuan yang yang dimiliki 2. Diskusikan kemampuan
dimiliki selama sakit yang dapat ditunjukan
penggunaannya
-Klien dapat  Klien dapat 1. Rencanakan bersama klien
menetapkan membuat aktifitas yang dapat

17
perencanaan rencana kegiatan dilakukan setiap hari
kegiatan sesuai harian - Kegiatan mandiri
dengan - Dibantu sebagian
kemampuannya - Dengan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
2. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien
lakukan
-Klien dapat  Klien melakukan 1. Beri kesempatan klien untuk
melakukan kegiatan yang mencoba kegiatan yang telah
kegiatan sesuai sesuai direncanakan
kondisi sakit dan dengankondisi 2. Beri pujian atas keberhasilan
kemampuannya sakit dan klien
kemampuannya 3. Diskusikan kemungkinan
melaksanakan dirumah.
-Klien dapat  Klien dapat 1. Beri pendidikan kesehatan
memanfaatkan memanfaatkan cara perawatan klien dengan
sistem pendukung system Harga Diri Rendah
yang ada pendukung 2. Bantu keluarga menyiapkan
dikeluarga lingkungan di rumah.
secara optimal
 Klien daoat
memanfaatkan
system
pendukung
dilingkungan
sekitar.
Harga Diri TUM
Rendah -Klien dapat
berhubungan melakukan
dengan Koping keputusan yang
Individu Tidak efektif untuk
Efektif mengendalikan
situasi kehidupan
yang demikian
menurunkan
perasaan rendah
diri
-Klien dapat  Klien mampu 1. Lakukan pendekatan dengan
menbina hubungan duduk baik, menerima klien apa
terapeutik dengan berdampingan adanya dan bersikap empati
perawat dengan perawat 2. Cepat mengendalikan
 Klien mampu perasaan dan reaksi
berbincang - perawatan diri sendiri
bincang dengan misalnya rasa marah ,empati.

18
perawat 3. Sediakan waktu untuk
 Klien mampu berdiskusi dan bina
merespon hubungan yang sopan.
tindakan perawat 4. Berikan kesempatan kepada
klien untuk merespon.
-Klien dapat  Klien dapat 1. Tunjukan emosional yang
mengenali dan mengungkapkan sesuai
mengekspresikan perasaannya 2. Gunakan tekhnik komunikasi
emosinya  Klien mampu terapeutik terbuka,
mengenali 3. Bantu klien
emosinya dan mengekspresikan
dapat perasaannya
mengekspresika 4. Bantu klien
nnya mengidentifikasikan situasi
kehidupan yang tidak berada
dalam kemampuan dan
mengontrolnya
5. Dorong untuk menyatakan
secara verbal perasaan –
perasaan yang berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.
-Klien dapat  Klien dapat 1. Diskusikan masalah yang
memodifikasi pola mengidentifikasi dihadapi klien dengan
kognitif yang pemikiran yang memintanya untuk
negative negatif menyimpulkannya
 Klien dpat 2. Identifikasi pemikiran
menurunkan negatif klien dan bantu untuk
penilaian yang menurunkan melalui
negatifpada interupsi dan substitusi
dirinya. 3. Evaluasi ketetapan persepsi
logika dan kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian klien yang
negatif terhadap dirinya
5. Bantu klien menerima nilai
yang dimilikinya atau
perilakunya atau perubahan
yang terjadi pada dirinya.

19
-Klien dapat  Klien mampu 1. Libatkan klien dalam
berpartisipasi menentukan menetapkan tujuan yang
dalam mengambil kebutuhan untuk ingin dicapai
keputusan yang perawatan pada 2. Motivasi klien untuk
berkenan dengan dirinya membuat jadwal aktivitas
perawatan dirinya  Klien dapat perawatan dirinya
berpartisipasi 3. Berikan privasi sesuai
dalam kebutuhan yang ditentukan
pengambilan 4. Berikan reinsforcement
keputusan posotif tentang pencapaian
kegiatan yang telah sesuai
dengan keputusan yang
ditentukannya

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat,1998).
Tanda dan gejala harga diri rendah diantaranya Mengejek dan mengeritik diri
sendiri, Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri dan
Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi.
Keluarga berperan penting dalam meningkatkan harga diri klien dengan
beberapa cara sebagai berikut:
1. Menjalin hubungan saling percaya.
2. Memberi kegiatan sesuai kemampuan klien.
3. Meningkatkan kontak dengan orang lain.
4. Menggali kekuatan klien.

21
DAFTAR PUSTAKA

Budi Ana.1992. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
EGC: Jakarta.
Dadang, Hawari. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.Keliat.

Herdman.(2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika. Iskandar.

Keliat, C. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC.

M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT RefikaAditama.

Prabowo,E.(2014).Konsep&AplikasiASUHAN
KEPERAWATANJIWA.Yogyakarta : Nuhamedika.

Sari, Kartika.(2015).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.Jakarta:


CV.Trans Info Media

Sundeen, S. &. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta : EGC.

Townsend. (2008). Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket Guide for


Care Plan Construction.jakarta: EGC.

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan JiwaEdisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama.

22

Anda mungkin juga menyukai