DISUSUN OLEH :
1. MEGGI ASRI TYASMATIRTASARI
NIM : 72.20.001.D.16.020
2A
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan asuhan keperawatan ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga asuhan keperawatan ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
keperawatan.
Harapan saya semoga asuhan keperawatan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi asuhan
Asuhan keperawatan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
keperawatan ini.
2
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
2. Tujuan …………………………………………………. 2
A. Kontrasepsi ………………………………………………… 3
1. Pengertian …………………………………………………. 3
3. Macam-macam kontrasepsi………………………………………………. 3
1) Kontrasepsi Teknik………………………………………………… 3
2) Kontrasepsi mekanik………………………………………………. 4
3) Kontrasepsi hormonal……………………………………………… 8
4) Kontrasepsi mantap………………………………………………… 22
BAB IV Penutup
3
1. Kesimpulan ………………………………………………………. 35
2. Saran ………………………………………………………. 36
4
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.
(Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan
tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta
memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang
diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan
efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran
anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah
anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase
kesuburan.
5
2. Tujuan
Umum :
1) Diharapkan mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan kontrasepsi
2) Diharapkan mahasiswa mampu memahami jenis-jenis kontrasepsi
3) Diharapkan mahasiswa mampu memahami manfaat serta fungsi dari alat kontrasepsi
Khusus :
6
BAB II
Tinjauan Teori
A. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “melawan” atau “mencegah” dan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur yang matan dengan sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilansebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Untuk
itu maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan
intim atau seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki
kehamilan (Suratun, 2008).
Dari 61,4% pengguna metode kontrasepsi di Indonesia, sebanyak 31,6% menggunaakan
suntik. Sedangkan yang memakai pil ganya 13, 2 persen, memakai IUD (Intra Uterine
Device) atau spiral 4, 8 persen, implant 2, 8 persen, sisanya vasektomi dan tubektomi.
Kontrasepsi ini merupakan kontrasepsi tanpa alat dan bisa dibilang tidak mudah,
kontrasepsi teknik pada dasarnya merupakan suatu teknik untuk mencegah kehamilan.
7
a) Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.(Saifuddin, 2003)
2) Kontrasepsi Mekanik
a) Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk
mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet
tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori,
dipakai untuk menutupi penis yang berdiri
(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang
vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam
penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual,
termasuk HIV/AIDS.
8
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
a) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di
insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma:
Flat spring (flat metal band)
Coil spring (coiled wire)
Arching spring
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
9
Manfaat kontrasepsi diafragma:
b) Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-
aktifkan atau membunuh sperma.
Jenis kontrasepsi spermasida:
Aerosol
Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
Krim/jelly
10
Cara kerja kontrasepsi spermisida:
Petunjuk umum :
11
6. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis tertutup
secara keseluruhan.
3) Kontrasepsi Hormonal
a) Kontrasepsi injeksi/Suntik
Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode
yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan
pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila
dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002:166).
Kontrasepsi hormonal dalam bentuk injeksi merupakan bentuk sediaan suspensi,
dikemas dalam vial/flacon untuk sekali pakai, yang diberikan secara suntikan
IM. . Metode suntikan ini diberikan pada hari ke 3-5 pasca persalinan, segera
setelah keguguran, dan pada masa interval sebelum hari kelima haid.
Efek Samping
Menurut BKKBN (2002:176) metode suntikan memiliki efek samping yaitu:
1. Gangguan siklus haid
12
2. Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
3. Keputihan
4. Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
5. Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit kepala,
nyeri pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan berkurangnya libido
seksual.
1. Kehamilan.
2. Karsinoma payudara.
3. Karsinoma traktus genitalia.
4. Perdarahan akibat kelainan ginekologi (perdarahan dari liang senggama)
yang tidak diketahui penyebabnya.
13
5. Penyakit jantung, hati, darah, kencing manis (penyakit metabolisme) paru
berat.
6. Terdapat tromboflebitis atau riwayat tromboflebitis.
7. Varises berat
b) Kontrasepsi PIL
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan
sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan
cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara
teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil
ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui)
dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
14
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
aktif estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah
mengandung berbagai dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu,
dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif bervariasi. Maksud dari variasi ini
adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien serendah mungkin
selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan kehamilan
yang setara.
15
Keuntungan menggunakan pil KB adalah :
a) Mudah menggunakan
b) Mudah dihentikan setiap saat
c) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan
d) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
c) Kontrasepsi Implant
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam
berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dan pada
batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel
yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006)
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik
berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas
dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di
dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan
hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya
ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap
5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Jenis Implant
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut :
16
1. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg 3 ketodesogestrel
dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg
levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Mekanisme kerja
Efektifitas Implant
1. Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima
tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan
metode barier.
2. Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke
6 kira-kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
3. Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5
tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam
jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %.
Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan
hormonnya.
17
Indikasi
Kontraindikasi
Keuntungan
18
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
Bebas dari pengaruh estrogen.
Tidak mengganggu kegiatan senggama.
Tidak mengganggu ASI.
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Kerugian
19
7. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain
Jenis-jenis AKD:
Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.
Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai
ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang
mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan
tembaga halus pada jenis Coper-T.
20
Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene)
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap
yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah
3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga
dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil),
dan mini.
Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya
seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk
meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut
ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe
B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan
30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini
ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,
sebab terbuat dari bahan plastik.
Cara Kerja
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
21
Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T
dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat
untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita
pada tahun pertama pemakaian.
Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh
menggunakan IUD adalah:
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Risiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metoda hormonal
9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
11. Perokok
12. Gemuk ataupun kurus
Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
1. Belum pernah melahirkan
2. Adanya perkiraan hamil
22
3. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang
tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan
kanker rahim.
4. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
5. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
6. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP
atau abortus septik.
7. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yangdapat mempengaruhi kavum uteri
8. Penyakit trofoblas yang ganas
9. Diketahui menderita TBC pelvic
10. Kanker alat genital
11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Keuntungan
23
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
Kerugian
Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit.
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar).
24
1. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
2. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
3. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
4. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan IUD
5. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
6. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih
yang dapat melepas
7. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
8. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
mencegah kehamilan normal
9. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke
waktu.
Waktu Pemasangan
4) Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap adalah salah satu kontrasepsi dengan tindakan pembedahan
pada saluran telur wanita atau saluran mani yang mengakibatkan orang atau
pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi.
Cara Sterilisasi
Tuba falopi adalah saluran sepanjang sekitar 10 cm yang menghubungkan
ovarium dengan uterus. Pada saat ovulasi, sel telur dikeluarkan dari ovarium
dan bergerak menuju uterus. Bila ada sperma di tuba falopi, ovum akan
terbuahi dan menjadi embrio yang kemudian melekat di uterus.
Dalam pembedahan yang disebut tubektomi, kedua saluran tuba falopi yang
menghubungkan ovarium dan rahim (uterus) tersebut dipotong dan ujung-
26
ujungnya ditutup dengan cincin atau dibakar (kauter). Metode lain yang tidak
melakukan pemotongan adalah dengan mengikat atau menjepit saluran tuba
falopi (tubal ring/tubal clip). Hal ini menyebabkan sel telur tidak dapat
terjangkau sperma. Pembedahan biasanya dilakukan dengan pembiusan umum
atau lokal (spinal/epidural). Dokter dapat menggunakan alat bantu berupa
teleskop khusus yang disebut laparoskop. Teleskop berupa pipa kecil
bercahaya dan berkamera ini dimasukkan melalui sebuah sayatan kecil di perut
untuk menentukan lokasi tuba falopi. Sebuah sayatan lainnya kemudian dibuat
untuk memasukkan alat pemotong tuba falopi . Biasanya, ujung-ujung tuba
falopi kemudian ditutup dengan jepitan. Cara yang lebih tradisional yang
disebut laparotomi tidak menggunakan teleskop dan membutuhkan sayatan
yang lebih besar. Sterilisasi dapat dilakukan kapan saja, termasuk setelah
persalinan atau bersamaan dengan prosedur pembedahan perut yang lain,
seperti operasi Caesar.
Keuntungan adalah :
Efektif
Sederhana
Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
Biaya rendah
Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita
merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria untuk kurang tersedia
dokter wanita dan paramedis wanita.
Kerugian adalah :
Diperlukan suatu tindakan operatif
Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi
Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai
keturunan lagi
27
(Wibowo.H, 2010 )
Indikasi
a. Perempuan usia diatas 26 tahun
b. Memiliki keturunan lebih dari dua
c. Sudah memiliki keinginan dan keyakinan untuk tidak menambah anak
lagi
d. Perempuan yang jika hamil, akan menimbulkan resiko kesehatan yang
serius dan membahayakan.
e. Memahami prosedur dan tindakan tubektomi, serta sukarela setuju
dengan prosedur tubektomi.
Kontraindikasi
Keterbatasan:
a. Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat
dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
b. Mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode ini.
Ini bisa terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar
mantap memilih metode ini.
28
c. Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah
dilakukan pembedahan
d. Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
e. Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika
yang dilakukan adalah proses laparoskopi
f. Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk
HIV/AIDS.
b. Kontrasepsi vasektomi
Vasektomiadalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
29
Keuntungan
1. Vasektomi adalah operasi kecil yang aman, sangat efektif dan bersifat
permanen.
2. Baik dilakukan pada laki-laki yang memang sudah tidak ingin memiliki
anak.
3. Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi dibandingkan
dengan sterilisasi tuba.
4. Pria memiliki kesempatan untuk gantian KB dengan istrinya.
5. Tidak mempengaruhi kemampuan seorang pria dalam menikmati
hubungan seksual.
Kerugian
30
4. Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur
a. Umur ibu kurang dari 20 tahun:
Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. Penggunaan kondom kurang
menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan
mempunyai kegagalan tinggi. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang
dianjurkan. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
B. Karakteristik Akseptor KB
Yaitu meliputi umur ibu, pendidikan, dan pendapatan. Factor yang secara langsung atau
internal mempengaruhi keikutsertaan keluarga berencana antara lain sebagai berikut:
1. Umur
Keluarga berencana adalah masa penundaan. Kehamilan bagi pasangan usia subur
dengan istri dibawah 20 tahun, dianjurkan untuk menunda kehamilannya, masa mengatur
kehamilan bagi pasangan usia subur, dengan istri usia diatas 30 tahun. Meningat bahwa
factor umur memang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu,
maka sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Sitorus, 1999).
31
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan
atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu. Pada kelompok
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah sendiri masalah-masalah kesehatan menjadi mampu (Purwanto,
1999), pendidikan ibu dalam hal ini adalah latar belakang pendidikan ibu.
3. Pendapatan
Dalam banyak masyarakat sorang pekerja, apapun jenis kelaminnya, menerima upah
yang sama. Namun berbagai masyarakat lain pekerjaan laki-laki memperoleh upah lebih
tinggi daripada upah pekerja perempuan walaupun pekerjaan yang dilakukan sama. Jika
dibandingkan antara besarnya pendapatan tiap keluarga dengan keluarga besarnya
pengeluaran, kita akan memperoleh kenyataan bahwa banyak yang belum dapat
memenuhi kebutuhan sehingga memilih keluarga kecil. Keinginan untuk memilih
keluarga kecil dapat dilakukan dengan keinginan untuk ber-KB (Desiyana, 2004).
32
BAB III
IMPLEMENTASI
Waktu : 40 menit
Diagnose keperawatan : kurang pengetahuan tentang Jenis alat kontrasepsi, cara penggunaan dan
keuntungan serta kerugian.
34
memberikan kesempatan bertanya bertanya
menjawab pertanyaan memperhatikan
VII. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Kelengkapan media-alat (AVA) tersedia dan siap digunakan
2. Pelaksana siap melakukan penkes
3. Fasilitas tersedia
b. Evaluasi proses
1. Pelaksana dan sasaran mengikuti penkes sesuai waktu yang ditetapkan
2. Sasaran aktif selama proses penkes
3. Sasaran mampu menjawab pertannya
4. Pelaksanaan menyajikan semua materi secara lengkap
c. Evaluasi hasil (lisan dan praktek)
Setelah diberikan penkes 40 menit pasien dan keluarganya mampu :
1. Menyebutkan pengertian kontrasepsi dengan bahasanya sendiri
2. Menyebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi dengan bahasanya sendiri
3. Menjelaskan alat kontrasepsi teknik dengan bahasanya sendiri
4. Menjelaskan alat kontrasepsi mekanik dengan bahasanya sendiri
5. Menjelaskan alat kontrasepsi hormonal dengan bahasanya sendiri
6. Menjelaskan alat kontrasepsi mantap dengan bahasanya sendiri.
35
SOP PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI IUD
A. PENGERTIAN
Prosedur pemasangan IUD merupakan teknik pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR)
C. PERSIAPAN ALAT
2. Bengkok
36
3. IUD steril
4. KO sedang 1 buah
5. Air DTT
7. Kapas sublimat
8. Bak instrument
37
10. Bivatue spekulum (spekulum cocor bebek)
12. Tenakulum
38
14. Sonde uterus
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Dekatkan alat
7. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri memasukkan Coper T IUD dari
8. Dekatkan bengkok
39
12. Lakukan pemeriksaan dalam
17. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam 11 atau jam 1)
Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai terasa pada
fundus.
21. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa menggunakan tampon tang
22. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
40
BAB IV
Penutup
1. Kesimpulan
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “melawan” atau “mencegah” dan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matan dengan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilansebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma. Untuk itu maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif
melakukan hubungan intim atau seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
Jenis-jenis kontrasepsi
1. Senggama terputus
2. Pantang berkala
3. Kondom
4. Diafragma
5. AKDR/IUD/Spiral
6. Spermisida
7. Kontrasepsi injeksi
8. KB Pil
9. Implant
10. Tubektomi
11. Vasektomi
41
2. Saran
42
Daftar pustaka
BKKBN, 2004. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan Program dan
Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN.
Manuaba, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
43