Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis

1. Definisi

Tumor otak merupakan sekelompok tumor yang timbul pada sistem saraf pusat

baik primer maupun metastasis (

Tumor otak adalah Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena

ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan

tengkorak (Batticaca, 2012)

Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun

metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor

otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru,

payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder (Febri 2012).

2. Klasifikasi

Jenis tumor ganas susunan saraf pusat terdiri atas:


a. Tumor ganas primer

- Astrositoma

- Astroblastoma

- Oligodendroglioma

- Mixedglioma

- Epindimoma

- Tumor pleksus khoroid

- Gliosarkoterma

- Meduloblastoma

- Limfoma serebral

b. Tumor metastasis

Merupakan tumor yang berasal dari daerah manapun dari tubuh, yang umumnya

terdapat ekstradural dalam kanalis spinalis, karena penyebaran hematogen ke

arah pleksus venosus peridural dari vena-vena di dalam pelvis, dinding rongga

thoraks, dalam thoraks dan daerah leher

c. Tumor serebellum merupakan salah satu tumor intrinsik posterior, yang pada

orang dewasa merupakan tumor metastasis tersering di hemisfer serebellum.

Lokasi primer sesuai dengan lesi supratentorial. Tumor ini merupakan tumor

metastasis 80% dan tumor ganas primer >90% pada anak dan terdapat dalam

ruang intrakranial. Tindakannya adalah dengan kraniektomi.

3. Epidemologi
4. Anatomo fisiologi

Otak terdiri dari serebrum, serebelum, dan batang otak yang dibentuk oleh

mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Bila kalvaria dan dura mater

disingkirkan, di bawah lapisan arachnoid mater kranialis dan pia mater kranialis

terlihat gyrus sulkus dan fisura kortek serebri. Sulkus dan fisura korteks serebri

membagi hemisfer serebri menjadi daerah lebih kecil yang disebut lobus.

1. Serebrum (Otak Besar)

Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua hemisfer.

Hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri dan

hemisfer kiri berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kanan. Masing-

masing hemisfer terdiri dari empat lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut

gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulkus. Keempat lobus

tersebut masing-masing adalah lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital dan

lobus temporal.

a. Lobus parietal

Merupakan lobus yang berada di bagian tengah serebrum. Lobus parietal

bagian depan dibatasi oleh sulkus sentralis dan bagian belakang oleh garis

yang ditarik dari sulkus parieto - oksipital ke ujung posterior sulkus lateralis
Daerah ini berfungsi untuk menerima impuls dari serabut saraf sensorik

thalamus yang berkaitan dengan segala bentuk sensasi dan mengenali segala

jenis rangsangan somatik.

b. Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada di bagian paling depan dari

serebrum. Lobus ini mencakup semua korteks anterior sulkus sentral dari

Rolando. Pada daerah ini terdapat area motorik untuk mengontrol gerakan

otot-otot, gerakan bola mata; area broca sebagai pusat bicara dan area

prefrontal (area asosiasi) yang mengontrol aktivitas intelektual.

c. Lobus temporal

Berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus oksipital oleh garis yang

ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung atas sulkus lateral. Lobus

temporal berperan penting dalam kemampuan pendengaran, pemaknaan

informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

d. Lobus oksipital

Berada dibelakang lobus parietal dan lobus temporal. Lobus ini

berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia

mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina

mata.

2. Serebelum (Otak Kecil)

Serebelum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua otak. Serebelum

terletak di bagian bawah belakang kepala, berada dibelakang batang otak dan di

bawah lobus oksipital, dekat dengan ujung leher bagian atas. Serebelum adalah

pusat tubuh dalam mengontrol kualitas gerakan. Serebelum juga mengontrol

banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh,

mengontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Selain itu,


serebelum berfungsi menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan

otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan

saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

3. Batang otak

Batang otak berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar

dan memanjang sampai medulla spinalis. Batang otak bertugas untuk

mengontrol tekanan darah, denyut jantung, pernafasan, kesadaran, serta pola

makan dan tidur. Bila terdapat massa pada batang otak maka gejala yang sering

timbul berupa muntah, kelemahan otat wajah baik satu maupun dua sisi,

kesulitan menelan, diplopia, dan sakit kepala ketika bangun

Batang otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

a. Mesensefalon atau otak tengah (disebut juga mid brain) adalah bagian

teratas dari batang otak yang menghubungkan serebrum dan serebelum.

Saraf kranial III dan IV diasosiasikan dengan otak tengah. Otak tengah

berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata,

pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

b. Pons merupakan bagian dari batang otak yang berada diantara midbrai dan

medulla oblongata. Pons terletak di fossa kranial posterior. Saraf Kranial

(CN) V diasosiasikan dengan pons

c. Medulla oblongata adalah bagian paling bawah belakang dari batang otak

yang akan berlanjut menjadi medulla spinalis. Medulla oblongata terletak

juga di fossa kranial posterior. CN IX, X, dan XII disosiasikan dengan

medulla, sedangkan CN VI dan VIII berada pada perhubungan dari pons dan

medulla.
5. Etiologi

Penyebab tumor otak belum jelas sampai saat ini, namun adapun faktor-faktor yang

perlu ditinjau pada kasus tumor otak, yaitu :

1) Hereditas

Sindrom herediter seperti von Recklinghausen’s Disease, tuberous

sclerosis, retinoblastoma, multiple endocrine neoplasma bisa meningkatkan

resiko tumor otak. Gen yang terlibat bisa dibahagikan pada dua kelas iaitu

tumor –suppressor genes dan oncogens. Selain itu, sindroma seperti Turcot

dapat menimbulkan kecenderungan genetik untuk glioma tetapi hanya 2%.

2) Radiasi
Radiasi jenis ionizing radiation bisa menyebabkan tumor otak jenis
neuroepithelial tumors, meningiomas dan nerve sheath tumors. Selain itu,
paparan therhadap sinar X juga dapat meningkatkan risiko tumor otak.
3) Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
nitrosamides dan nitrosoureas yang bisa menyebabkan tumor system saraf
pusat.
4) Virus
Infeksi virus juga dipercayai bisa menyebabkan tumor otak. Contohnya,
virus Epseien-barr.
5) Gaya Hidup
penelitian telah menunjukkan bahwa makanan seperti makanan yang
diawetkan, daging asap atau acar tampaknya berkorelasi dengan
peningkatan risiko tumor otak. Di samping itu, risiko tumor otak menurun
ketika individu makan lebih banyak buah dan sayuran.

6. Pathofisiologi

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progesif. Gejala-gejala terjadi


berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala
neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan
fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.Gangguan fokal terjadi
apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim
otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar
terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat. Perubahan suplai darah akibat
tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan
fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan
cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan
neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan
otak. Beberapatumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak
sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan
intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam
tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena
tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor
ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum
seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang
menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan
sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi
sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid
menimbulkan hidrocepalus. Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan
jiwa, bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan
sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-
bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan
intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja
menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan
cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak
diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus
medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa
dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya
kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum
bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi
medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat
adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan
gangguan pernafasan).

7. Manifestasi klinis
Secara umum pasien tumor otak bisa memiliki gejala seperti perubahan perilaku
contohnya, pasien mungkin mudah lelah atau kurang konsentrasi. Selain itu, gejala
hipertensi intracranial seperti sakit kepala, mual, vertigo. Serangan epilepsi juga
sering dijumpai pada pasien tumor otak (Rohkamm, 2014). Berdasarkan lokasi
tumornya, maka akan muncul manifestasi, yaitu :
1) Lobus frontalis : gangguan mental atau gangguan kepribadian ringan :
depresi, bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumentasi atau menilai
benar dan salah, hemiparesis, ataksia, dang gangguan bicara.
2) Kortek presentalis posterior : kelemahan atau kelumpuhan otot-otot lidah
dan jari.
3) Lobus parasentralis : kelemahan pada ekstremitas bawah.
4) Lobus oksipital : kejang dan gangguan penglihatan.
5) Lobus temporalis : tinnitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik,
kelumpuhan otot wajah.
6) Lobus parietalis : hilang fungsi sensorik. Kortikalis, gangguan lokalisasi
sensorik dan gangguan penglihatan.
7) Cerebellum : papil edema, nyeri kepala, gangguan motoric, hiperekstremitas
sendi, dan hipotonia.
Tanda dan gejala umumnya, yaitu :
1) Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin bertambah ketika batuk dan
membungkuk.
2) Kejang.
3) Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial : pandangan kabur, mual,
muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital,
afasia.
4) Perubahan kepribadian.
5) Gangguan memori dan alam perasa.
Trias klasik penderita tumor otak, yaitu :
1) Nyeri kepala
2) Papil oedema
3) Muntah.
8. Pemeriksaan penuncang
a. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda
penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari
sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari
abses ataupun proses lainnya.
b. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
c. Pemeriksaan cairan serebrospinal

Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor.

Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan

massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan

melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk

membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).

d. Biopsi stereotaktik

Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan

untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.

e. Angiografi Serebral

Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.

f. Elektroensefalogram (EEG)

Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor

dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu

kejang.
9. Komplikasi

1) Edema Serebral

Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi

sehingga menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema

Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).

2) Hidrosefalus

Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam

rongga cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada

aliran cairan serebrospinal akibat massa.

3) Herniasi Otak

Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.

4) Epilepsi

5) Metastase ketempat lain

10. Penatalaksanaan

Faktor –faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan:

1) Usia

2) Ukuran Tumor

3) Lokasi Tumor

4) Jenis Tumor

Penatalaksanaan medis yang dapat di berikan pada pasien tumor otak yaitu:

a. Operasi untuk biopsi

b. Pengobatan sitostatika

c. Radioterapi

d. Pengobatan konvensional
e. Stereotatic radio surgery atau brachytheraphy

f. Kraniektomi

11. Pencegahan

1) Hindari paparan radiasi

Banyak radiasi yang dapat menyebabkan tumor otak misalnya: radiasi sinar

ultraviolet, sinar gamma, dan lain-lain. Tetap gunakan pelindung ketika berada di

lingkungan seperti itu.

2) Hindari bahan kimia

Bahan kimia seperti pengawet buatan, pemanis buatan, bisa menyebabkan terkena

tumor otak. Selain itu makanan instan seperti mie instan, makanan ringan yang

memiliki rasa pekat dan warna mencolok cenderung berbahaya jika di konsumsi

oleh tubuh.

3) Pola hidup yang sehat

Hindari merokok dan minuman yang beralkohol. Pembiasaan pola hidup sehat

seperti tidur tidak terlalu malam, makan makanan sehat yang kaya akan nutrisi,

rutin melakukan olahraga.


DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda.,Hardhi, Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing.

Utami, Ngesti.,dkk. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. Jakarta : Pusdis
SDM Kesehatan.

Rohkamm, R. (2014). Color Atlas of Neurology. New York : Thieme.


B. Asas Legal Etik
Prinsip moral yang digunakan dalam keperawatan, yaitu :
1. Autonomy
Yaitu klien berhak memutuskan sesuatu dalam pengambilan tindakan terhadapnya.
Dalam kasus ini, kita dapat memberikan kebebasan klien untuk memutuskan segala
sesuatu terkait kondisinya. Disini kita sebagai perawat harus tetap menjelaskan
terkait kondisi dan pengobatan yang dibutuhkan klien dan mengembalikan kembali
terkait keputusan untuk melakukan pengobatan atau tidak kepada klien dan
keluarga.
2. Nonmaleficience
Dalam kasus ini, upaya yang dapat kita lakukan adalah menjalin komunikasi
terapeutik dengan klien dan keluarga agar disetiap tindakan yang kita lakukan, klien
dan keluarga yakin bahwa hal tersebut tidak ada merugikan siapapun.
3. Veracity
Dalam kasus ini, kita hendaknya menyatakan sejujur-jujurnya kepada klien dan
keluarga terkait kondisi klien. Kita sebagai perawat tidak boleh merahasiakan
apapun pada klien dan keluarga terkait semua hal yang berhubungan dengan klien.
4. Justice
Dalam kasus ini, kita harus mengupayakan pemberian asuhan keperawatan yang
seimbang antara klien tumor otak dengan klien lainnya. Dalam hal ini, kita tidak
boleh membeda-bedakan klien, baik dari segi ekonomi, maupun dari segi penyakit
yang dideritanya.
5. Beneficience
Dalam kasus ini, kita mengupayakan agar setiap perencanaan asuhan keperawatan
disertai dengan rasional atau bukti bahwa tindakan yang kita lakukan memiliki
manfaat bagi klien.
6. Confidentiality
Yaitu kita sebagai seoang perawat harus menjaga privasi klien, meskipun klien
sudah meninggal. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan klien kepada
perawat sehingga keterbukaan dapat terjalin dengan baik.
C. Pendidikan Kesehatan
Tema : Pencegahan Tumor Otak
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 September 2018
Waktu : 30 menit
Sasaran : Klien dan keluarga
Ruang : Anggrek
Tujuan Umum : Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama
1 x 30 menit diharapkan klien dan keluarga mengetahui dan
melaksanakan upaya pencegahan penyakit tumor otak.
Tujuan Khusus : Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama
1 x 30 menit diharapkan klien dan keluarga mampu
menyebutkan kembali tentang :
1. Pengertian dari penyakit tumor otak
2. Pengertian pencegahan tumor otak
3. Manfaat dari pencegahan tumor otak
4. Jenis pencegahan yang dapat dilakukan untuk memcegah
penyakit tumor otak.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet dan lembar balik
Materi : Terlampir

Perencanaan :
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
1 Pendahuluan 1. Pembukaan. 1. Menjawab
salam.
2. Penjelasan tujuan 2. menyimak
2 Isi 1. Menyampaikan 1. Mendengarkan
materi.
2. Bertanya
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
2. Memberikan
kesempatan untuk 3. Menyimak
bertanya.
3. Menjawab
pertanyaan
3 Penutup 1. Evaluasi. 1. Mendengarkan
2. Menyimpulkan 2. Menyimak dan
dan memberi menerima pesan
pesan.
3. Salam penutup. 3. Menjawab
salam
Evaluasi :
1. Formatif : klien dan keluarga mampu memahami terkait pencegahan
penyakit tumor otak, yaitu pengertian, manfaat pencegahan dan jenis
pencegahan yang dapat dilakukan.
2. Sumatif : klien dan keluarga mampu menerapkan upaya pencegahan
penyakit tumor otak dalam kehidupan sehai-hari.

Anda mungkin juga menyukai