Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .


2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas


dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan tingkat Puskesmas (P1)


2. Lokakarya Mini Puskesmas (P2)
3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat,
obat, keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem
pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui
penerapan quality assurance )(P3)

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program


unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan
dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di
suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula
strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah,
kebutuhan serta potensi setempat.

Puskesmas Sapuran memiliki visi ” mewujudkan Puskesmas yang selalu menjadi


harapan masyarakat dalam melayani kesehatan secara paripurna untuk mewujudkan
masyarakat mandiri dalam bidang kesehatan menuju masyarakat sejahtera ” .
rencana strategis Pembangunan Kesehatan Kabupaten Wonosobo yang diharapkan
dapat dipakai sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pembangunan Kesehatan oleh
Dinas Kesehatan beserta jajaran Puskesmas yang ada di Wonosobo dengan
sasaran :

1
 Menggeraklan pembangunan kecamatan berwawasan kesehatan.
 Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang profesioal,santun
dan bermartabat.
 Meningkatkan status gizi masyarakat
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
 Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
 Terpenuhinya sumber daya Kesehatan
 Terwujutnya lingkungan yang sehat

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan,


mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan.
Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian Kinerja
Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMAS

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian


hasil kerja / prestasi Puskesmas.

Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen


mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri,
kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun
aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan
termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan
mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi,
dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan
Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada
setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa
tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian
kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam
dan terfokus.

2
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal


dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
kabupaten / kota.

b. Tujuan Khusus

1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan


mutu kegiatan serta manajemen puskesmas Sapuran pada tahun
2015.

2). Mengetahui tingkat kinerja puskesmas Sapuran tahun 2015


berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.

3). Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas Sapuran dan


bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas
dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun berikutnya.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :


1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan
dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di
wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
puskesmas (out put dan out come)
3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan
tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun
yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung
kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan
puskesmas.

3
D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil


pelaksanaan :

1. pelayanan kesehatan,
2. manajemen puskesmas
3. mutu pelayanan.

Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang meliputi :

1. Upaya Kesehatan Wajib

a. Upaya Promosi Kesehatan


b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
d. Upaya Perbaikan Gizi masyarakat.
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan Dasar
2. Upaya Kesehatan Pengembangan yang dilakukan :
a. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
b. Usaha Kesehatan Sekolah

E. PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

1. Bahan dan Pedoman

Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil


pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu
pelayanan, Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan
berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I.
tahun 2006.

4
2. Teknis Pelaksanaan

Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas Sapuran tahun 2015,


sebagaimana berikut di bawah ini:

a). Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan


puskesmas tahun 2015 ( Januari s.d Desember 2015 ) dengan variabel dan
sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun
2015.

b). Pengolahan Data.

Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan


sebagaimana berikut di bawah ini :

1). Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau

SV (%) = H x 100%

Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel
(ΣSV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atau

V (%) = Σ SV

Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :

1. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %


2. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

5
2). Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi


empat kelompok :

1. Manajemen Operasional Puskesmas


2. Manajemen alat dan obat
3. Manajemen keuangan
4. Manajemen ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala


nilai sebagai berikut :

 Skala 1 nilai 4
 Skala 2 nilai 7
 Skala 3 nilai 10

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan


masing-masing kelompok manajemen.

Cara Penilaian :

1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian


Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap
variabel
3. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen
merupakan nilai akhir manajemen
4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :

 Baik : Nilai rata – rata > 8,5


 Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
 Kurang : Nilai < 5,

3). Penilaian mutu pelayanan

Cara Penilaian :

1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan


dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.

6
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai
akhir mutu
4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :

 Baik : Nilai rata – rata > 8,5


 Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
 Kurang : Nilai < 5,

7
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. GAMBARAN UMUM
Puskesmas Sapuran merupakan salah satu Puskesmas dengan Rawat
Inap yang ada di Kabupaten Wonosobo.

PETA WILAYAH PUSKESMAS SAPURAN

Jarak Puskesmas ke Kota Kabupaten : 18 Km

8
1. Penduduk
JUMLAH PENDUDUK PERDESA

PER 31 DESEMBER 2015

JUMLAH PENDUDUK
NO DESA
L P JUMLAH

1 BOGORAN 947 883 1830

2 KARANGSARI 926 912 1838

3 PECEKELAN 2573 2397 4970

4 GLAGAH 1039 1001 2040

5 SUROJOYO 1088 1130 2218

6 TALONOMBO 948 953 1901

7 TEMPURSARI 1566 1486 3052

8 SAPURAN 3611 3648 7259

9 JOLONTORO 1216 1174 2390

10 SEDAYU 2539 2530 5069

11 NGADISALAM 1019 1004 2023

12 TEMP. DUWUR 1400 1344 2744

13 MARONGSARI 1210 1135 2345

14 BATURSARI 1854 1833 3687

15 NGADIKERSO 1297 1309 2606

16 RIMPAK 1917 1962 3879

17 BANYUMUDAL 2870 2752 5622

JUMLAH 28020 27453 55473

Tabel 1. Jumlah penduduk perdesa

Sumber Data : Kecamatan Sapuran Dalam Angka 2015

9
2. Pendidikan.

Terdapat kurang lebih 1.414 usia 5 tahun ke atas yang tidak bersekolah, tetapi

fasilitas pendidikan di Kecamatan Sapuran terus ditingkatkan.

Jumlah Kepala Keluarga menurut status pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak Tamat SD 3.401

2 Tamat SD-SLTP 12.923

3 Tamat SLTA 1.814

4 Tamat AK-PT 566

Tabel 2. Jumlah kepala keluarga menurut status pendidikan

Sumber Data : Kecamatan Sapuran Dalam Angka 2015

3. Sarana Kesehatan
Puskesmas Sapuran memiliki 3 Puskesmas Pembantu, 13 Pos Kesehatan Desa (
PKD ), 82 Posyandu dengan 2 buah Posyandu model di desa Pecekelan dan desa
Jolontoro.

Banyak perumahan penduduk di Kecamatan Sapuran yang belum dilengkapi dengan

jamban yang menggunakan tangki septic. Jamban yang digunakan kebanyakan

jamban tradisional model cemplung.

Jumlah Kepala Keluarga yang memiliki jamban :

No TPA Jumlah

1 Septik Tank 1.842

2 Non Septik Tank 3.611

Tabel 3. Jumlah kepala keluarga yang memiliki pendidikan

10
A. GAMBARAN KHUSUS.

Puskesmas Sapuran merupakan Puskesmas dengan fasilitas rawat inap dengan


kapasitas 21 tempat tidur, terdiri dari 6 ruangan sudah termasuk ruangan khusus untuk anak-
anak dan ruangan khusus isolasi penyakit menular. Puskesmas Sapuran merupakan
PUSKESMAS PONED ( Pelayanan kegawat daruratan Obstetri Neonatal Essensial Dasar ).
Unit Laboratorium Puskesmas Sapuran juga merupakan salah satu rujukan untuk
pemeriksaan specimen darah malaria dan sputum TB. Sedangkan pelayanan yang sedang
dirintis adalah pelayanan pemeriksaan penunjang USG bagi ibu hamil, pemeriksaan EKG,
pemeriksaan IVA untuk deteksi kanker Rahim, pemeriksaan VCT.

Kegiatan lain yang sedang dirintis adalah :

1. Posbindu
2. Klinik Sanitasi
3. Klinik Gizi

KETENAGAAN PUSKESMAS SAPURAN


KABUPATEN WONOSOBO 2015
NO JENIS TENAGA JUMLAH PENDIDIKAN KET

1 Kepala Puskesmas 1 Sarjana kedokteran Umum


2 Kasubag TU 1 SMA
3 Dokter Puskesmas 2 Sarjana KU Termsk kapusk
4 Dokter gigi 1 Sarjana kedokteran gigi
5 Bidan koordinator 1 D4
6 Bidan Puskesmas 3 D3
7 Bidan Desa 17 D3
8 Perawat+prwt gigi 11 D3
9 Analis kimia 1 D3
10 Asisten Apoteker 1 SMA
11 Sanitarian 1 D3
12 Nutrisionis 1 D3
13 Sopir 1 SMA
14 Staf 2 SMA
15 Cleaning service 2 SMA
JUMLAH 46

Tabel 4. Ketenagaan Puskesmas Sapuran

SARANA PELAYANAN KESEHATAN

NO DESA PUSKESMAS PUSTU PKD LAIN2 KONDISI

1 Bogoran 1

2 Karangsari 1

11
3 Pecekelan 1

4 Glagah 1

5 Surojoyo 1

6 Talonombo 1

7 Tempursari 1

8 Sapuran 1

9 Jolontoro 1

10 Sedayu 1

11 Ngadisalam 1

12 Temp. Duwur 1

13 Marongsari 1

14 Batursari 1

15 Ngadikerso 1

16 Rimpak 1

17 Banyumudal 1 Luas kurang

JUMLAH 1 3 13

Tabel 5. Sarana Pelayanan Kesehatan

UKBM

NO POS
POSYAN POSY. SAKA BAKTI DANA
DESA OBAT LAIN2
DU LANSIA HUSADA SEHAT
DESA

1 Bogoran 3 3 0 0 1

2 Karangsari 5 1 0 0 0

3 Pecekelan 6 1 0 0 0

4 Glagah 3 2 0 0 0

5 Surojoyo 4 1 0 0 0

6 Talonombo 2 5 0 0 0

7 Tempursari 5 1 0 0 0

8 Sapuran 5 2 0 0 0

9 Jolontoro 2 1 0 0 1

12
10 Sedayu 8 2 0 0 0

11 Ngadisalam 3 1 0 0 0

12 Temp. Duwur 5 2 0 0 0

13 Marongsari 3 1 0 0 0

14 Batursari 7 1 0 0 0

15 Ngadikerso 6 2 0 0 0

16 Rimpak 6 1 0 0 0

17 Banyumudal 9 1 0 0 0

JUMLAH 82 27 27 0 2

Tabel 6. UKBM

13
BAB II
HASIL KINERJA

Hasil Kinerja Puskesmas Sapuran Tahun 2015 dapat kami sajikan sebagaimana
berikut ini:

A. Hasil kinerja pelayanan kesehatan

1. Upaya Kesehatan Wajib

Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Sapuran Tahun 2015

HASIL
KOMPONEN KEGIATAN TINGKAT
No CAKUPAN KETERANGAN
UPAYA KESEHATAN WAJIB KINERJA
(%)
1 Upaya Promosi Kesehatan 90,93 % Cukup Baik ≥ 91 %
2 Upaya Kesehatan Lingkungan 61,10 % Kurang Cukup ≥81-90 %
Upaya Kesehatan Ibu dan
3 81,65 % Cukup Kurang≤ 80%
anak termasuk KB
Upaya Perbaikan Gizi Baik
4 94,43 %
Masyarakat
Upaya Pencegahan dan
5 Pemberantasan Penyakit 76,42 % Kurang
Menular
6 Upaya Pengobatan 89,04 % Cukup
Rata-rata Kinerja 82,26 % Cukup

Tabel 7. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya kesehatan Wajib Puskesmas Sapuran tahun 2015

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pegembangan Puskesmas Sapuran


Tahun 2015

KOMPONEN KEGIATAN HASIL


TINGKAT
NO UPAYA KESEHATAN CAKUPAN KETERANGAN
KINERJA
PENGEMBANGAN (%)
1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 81,38 % Cukup Baik ≥ 91 %
Cukup ≥81-90
2 Usaha Kesehatan Sekolah 96,20 % Baik
%
Kurang≤ 80%
Rata-rata Kinerja 88,79 % Cukup

Tabel 8. Hasil Kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Sapuran Tahun 2015

Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata – rata nilai upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai pencapaian
upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi dua. Jadi Nilai Kinerja cakupan
pelayanan kesehatan Puskesmas Sapuran adalah : 85,52 % (cukup)

14
B. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Sapuran

Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen Puskesmas Sapuran Tahun 2015

KOMPONEN MANAJEMEN NILAI TINGKAT


NO. KETERANGAN
PUSKESMAS HASIL KINERJA
1 Baik > 8,5
MANAJEMEN OPERASIONAL
8,7 Baik Sedang 5,5-8,4
PUSKESMAS
Kurang < 5,5
2 MANAJEMEN ALAT DAN
8,2 Sedang
OBAT
3 MANAJEMEN KEUANGAN 10 Baik
4 MANAJEMEN KETENAGAAN 9,2 Baik
Rata-rata 9,04 Baik

Tabel 9. Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen Puskesmas Sapuran Tahun 2015

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen puskesmas Sapuran tahun 2015 adalah : 9,04
(Kinerja Baik )

C. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Sapuran

Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Sapuran Tahun 2015

No JENIS KEGIATAN Cakupan Nilai Tingkat


Kinerja
1 Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 16,39 % 7 Sedang

2 Persalinan oleh tenaga kesehatan 100 % 10 Baik

3 Penanganan Komplikasi Obsteril/resiko tinggi 100 % 10 Baik

4 Error rate pemeriksaan BTA 0% 10 Baik

5 Error rate pemeriksaan darah malaria 0% 10 Baik

6 Kepatuhan terhadap standar ANC 78 % 7 Sedang

7 Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB 75 % 7 Sedang


Paru

8 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan 69,20 % 7 Sedang


Puskesmas

Rata-rata nilai 8,5 Baik

Tabel 9. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Sapuran 2015

Berdasarkan tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas


Sapuran tahun 2015 adalah 8,5 ( termasuk kinerja Baik )

15
Hasil Total Kinerja Kegiatan di Puskesmas Sapuran Tahun 2015

Hasil Total Kinerja Kegiatan Puskesmas Sapuran Tahun 2015

No. Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan


1 Pelayanan Kesehatan 80,15 Cukup
2 Manajemen 9,04 Baik
3 Mutu 8,5 Baik

Tabel 10. Hasil Total Kinerja Kegiatan Puskesmas Sapuran Tahun 2015

16
BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA

A. Hasil Kinerja Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib dan Pengembangan


Puskesmas Sapuran Tahun 2015

UPAYA PROMOSI
KESEHATAN
100
80
UPAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN
PENGEMBANGAN 60 LINGKUNGAN
40
20
0 UPAYA KESEHATAN Series1
IBU DAN ANAK
UPAYA PENGOBATAN
TERMASUK
KRLUARGA…

UPAYA PENCEGAHAN
DAN UPAYA PERBAIKAN
PEMBERANTASAN GIZI MASYARAKAT
PENYAKIT MENULAR

Grafik 1. Hasil kinerja kegiatan Upaya Kesehatan wajib dan Pengembangan

Dari grafik di atas terlihat belum ada upaya yang mencapai 100 %, kinerja
upaya yang termasuk baik adalah Upaya pengobatan, Upaya Perbaikan Gizi, kinerja
upaya yang termasuk kurang adalah Upaya Kesehatan Lingkungan, upaya lainnya
dengan penilaian kinerja cukup.

17
Hasil Kinerja Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Sapuran Tahun
2015

1. Promosi Kesehatan

120

100

80

60
Series1
40

20

0
Cakupan rumah Cakupan rumah Institusi Sarana
tangga sehat utama tangga sehat Kesehatan (PKD dan
paripurna PUSTU)

Grafik 2. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dari grafik diatas kegiatan PHBS Institusi sarana kesehatan sudah


mencapai 100 %. Cakupan rumah tangga sehat utama adalah
69,61% sedangkan cakupan rumah tangga sehat paripurna adalah
13,92 %. Terlihat bahwa penyuluhan PHBS yang belum dilakukan
adalah di tempat-tempat umum dan institusi tempat kerja.

250

200

150

Series1
100

50

0
Posyandu Madya Posyandu Purnama Posyandu Mandiri

Grafik 3. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

Terlihat bahwa jumlah posyandu purnama hanya 78,05 % yaitu


sejumlah 32 posyandu, sedangkan posyandu mandiri dari target
sejumlah 20 posyandu, tercapai sejumlah 39 posyandu.

18
120

100

80

60
Series1
40

20

0
Desa siaga Purnama Desa siaga Mandiri

Grafik 4. Cakupan Desa Siaga Aktif

Dari grafik di atas jumlah Desa Siaga Purnama hanya 50 %,


sedangkan Desa Siaga Mandiri sejumlah 100 %.

120

100

80
Penyuluhan Kesehatan
60 Reproduksi
Penyuluhan Napza
40

20

0
1 2

Grafik 5. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Penyuluhan NAPZA

Dari grafik terlihat bahwa penyuluhan kesehatan reproduksi dan


penyuluhan Napza 100 %, angka ini diperoleh karena sudah dilakukan
penyuluhan Napza dan Kesehatan reproduksi di semua sekolah
SMP,MTs,SMA,SMK di wilayah kecamatan Sapuran.

Dari 17 desa / kelurahan semuanya merupakan desa / kelurahan


siaga aktif, masih perlu pembinaan intensif dari tim desa siaga aktif
kecamatan melalui refresing desa siaga. Pendataan rumah tangga
dengan perilaku bersih dan sehat ( PHBS ) sudah dilaksanakan di 17
desa / kelurahan dengan urutan permasalahan : merokok, jamban
keluarga, pembiyayaan kesehatan dan pemberantasan sarang nyamuk.

19
Perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan
penyuluhan. Kegitan PHBS ini secara konsisten terus dilakukan di
lingkungan rumah tangga maupun institusi pendidikan dan perkantoran
serta masyarakat pada umumnya. Pendataan PHBS juga perlu rutin
dilaksanakan untuk mengetahui strata PHBS Rumah Tangga.

Jumlah posyandu yang ada 81 pos. Posyandu Madya sebanyak


11 pos, Posyandu Purnama 32 pos, Posyandu Mandiri 39 pos,
sedangkan sisanya merupakan posyandu pratama. Partisipasi,
pengetahuan dan kemampuan kader masih kurang oleh karena itu
perlunya dilakukan pembinaan dan pelatihan kader dengan kegiatan
refreshing kader. Administrasi posyandu ditertibkan, dimonitor melalui
kegiatan monev posyandu.
Poskestren yang sudah dibina : Ponpes Mambaul Hikmah, tetapi
kurangnya partisipasi dari pengelola ponpes, pengelola ponpes tidak
mau dibebani pekerjaan administrasi yang lebih banyak menyebabkan
poskestren tidak dapat berfungsi dengan baik. Motivasi kepada
pengelola ponpes terus dilakukan sehingga perlu dilakukan kegiatan
pembinaan poskestren.

20
II. Upaya Kesehatan Lingkungan

34.5
34
33.5
33
32.5
32 Series1
31.5
31
30.5
Inspeksi sanitasi sarana air Pembinaan kelompok
bersih masyarakat / kelompok
pemakai air

Grafik 6. Penyehatan air

Dari grafik kegiatan Inspeksi sarnitasi sarana air bersih baru mencapai 34 %
sedangkan pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air sebanyak
31,82 %.

120

100

80

60

40
Series1
20

0
Inspeksi pembinaan Inspeksi Pemeriksaan Pendataan
sanitasi tempat tempat sanitasi sarana penyehatan sarana sanitasi
pengelolaan pengelolaan pembuangan lingkungan dasar rumah
makanan makanan sampah dan pada
limbah perumahan

Grafik 7. Hygiene & sanitasi makanan dan minuman, penyehatan lingkungan

Terlihat bahwa kegiatan yang belum mencapai 100 % adalah


inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan 31,71% dan pembinaan
tempat pengelolaan makanan 31,71%. Penyehatan tempat
pembuangan sampah dan limbah keluarga 96,04 %. Pemeriksaan
penyehatan lingkungan pada perumahan 98,08% dari 1300 rumah
seharusnya diperiksa.

21
80
70
60
50
40
30
Series1
20
10
0
Inspeksi sanitasi Sanitasi tempat Inspeksi sanitasi pembinaan
tempat-tempat umum sarana tempat
umum memenuhi pengelolaan pengelolaan
syarat pestisida pestisida

Grafik 8. Pengawasan dan pengamanan TTU dan TP3

Dari grafik kegiatan inspeksi sanitasi tempat-tempat umum 68,94


% kemudian sanitasi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
28,57 %. Kegiatan pengamanan tempat pengelolaan pestisida sebesar
57,14%.

pengawasan tempat-tempat potensial


perindukan vektor di pemukiman
penduduk dan sekitarnya
120
100
80
pengawasan tempat-tempat
60 potensial perindukan vektor di
40 pemukiman penduduk dan
sekitarnya
20
0
1

Grafik 9. Pengendalian vektor

Dari grafik terlihat kegiatan pengendalian vektor sebesar 98 % yaitu


berupa pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vector di
pemukiman penduduk dan sekitarnya sejumlah 2450 lokasi.

22
III. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana

105

100

95

90

85 Series1

80

75
Pelayanan Pelayanan Pelayanan Nifas Pelayanan dan
Kesehatan bagi persalinan oleh Lengkap ( Ibu & atau rujukan ibu
Bumil sesuai tenaga neonatus ) sesuai hamil resiko tingi
standard, K4 kesehatan standar ( KN3 ) / komplikasi

Grafik 10. Cakupan Kesehatan Ibu

Untuk kegiatan KIA dan KB, pelayanan kesehatan bagi Bumil


sesuai standar untuk kunjungan lengkap/K4 sebesar 83,61%, Yang
sudah mencapai 100 % adalah pelayanan persalinan oleh nakes dan
pelayanan nifas lengkap. Drop out K1 K4 sebesar 16,39 % dari 1074
ibu hamil. Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil risti 100 %,

120

100

80

60
Series1
40

20

0
Penanganan dan atau rujukan Cakupan BBLR ditangani
neonatus resiko tinggi

Grafik 11. Kesehatan Bayi

Kesehatan Bayi 100%, meliputi penanganan/rujukan neonatus


risti 100 % dan BBLR ditangani 100 %

23
Pelayanan deteksi dan stimulasi dini
tumbuh kembang Balita (kontak
pertama)
30
25
20
Pelayanan deteksi dan
15 stimulasi dini tumbuh
10 kembang Balita (kontak
pertama)
5
0
1

Grafik 12. Upaya kesehatan balita

Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbang balita (kontak


pertama) 25,81 %.

90
80
70
60
50
40
Series1
30
20
10
0
Akseptor KB Akseptor aktif Akseptor MKET Akseptor MKET
aktif di MKET di dengan mengalami
Puskesmas (CU) Puskesmas komplikasi kegagalan

Grafik 13. Pelayanan KB

Dari grafik dapat dilihat bahwa Akseptor Keluarga Berencana


aktif 81,90 %. Akseptor aktif MKET 43,51 % dari sejumlah 10150.
Akseptor MKET dengan komplikasi sebesar 2,27 % yaitu sebanyak 5
pasien. Akseptor MKET mengalami kegagalan sejumlah 3 pasien (3,41
%).

Untuk Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) pada tahun 2015
tidak terjadi kasus kematian ibu. Persalinan 100% ditolong oleh petugas
kesehatan, kerjasama dengan dukun bayi terlaksana dengan baik

24
dimana dukun bayi sudah tidak melakukan proses persalinan. Kegiatan
Kemitraan bidan-dukun bayi rutin dilaksanakan di aula Puskesmas
Sapuran setiap Selasa Wage. Proses persalinan dilaksanakan 4 tangan
atau 2 orang bidan, sebagian besar sudah berjalan.

Kematian bayi ada 10 kematian pada masa neonatal, penyebab


terbanyak adalah asfiksia dan dan prematur/BBLR.

Pelayanan K1 sudah memenuhi target, tapi kalau dilihat lebih mendetail


ternyata masih K 1 akses belum merupakan K 1 murni, sehingga
pencapaian K 4 masih kurang yaitu sebesar 83,61%.

Permasalahan yang ada yaitu: petugas lupa memasukkan data


dan cross chek data, kurangnya koordinasi bidan desa dengan bidan
praktek mandiri di luar wilayah,jumlah target sasaaran lebih besar dari
jumlah ibu hamil riil, masih perlu pembinaan pada bidan untuk
meningkatkan disiplin kerja dalam pencatatan dan pelaporan ,serta
meningkatkan kwalitas pelayanan ANC. Rencana tindak lanjut dari
permasalahan tersebut adalah kegiatan sweeping K1-K4 yang
dilakukan setahun 2 kali bertujuan untuk meningkatkan cakupan K1-K4,
serta rapat/koordinasi setiap bulan untuk bidan desa juga dilaksanakan.

Permasalahan yang ditemukan pada pelayanan dan atau


rujukan ibu hamil resiko tinggi dan penanganan dan atau rujukan
neonatus resiko tinggi antara lain: Kasus komplikasi kebidanan dari
desa berdasar lokasi langsung dirujuk ke RSU tanpa melalui
Puskesmas PONED, Tidak semua desa mempunyai ambulan desa,
Kompetensi bidan desa ada yang masih perlu dtingkatkan dan
dilakukan penyegaran/refresing Pemanfaatan P4K masih kurang maka
diperlukan adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi bidan
desa dalam menangani kasus komplikasi.

Cakupan persalinan nakes 100% dan tempat persalinan di


fasilitas kesehatan. Peningkatan sarana prasarana terus diperlukan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Koordinasi dengan desa saat
Musrembangdes akan dilakukan untuk pemenuhan sarpras di PKD.

25
IV. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

120

100

80

60

40

20 Series1

0
Pemberian Pemberian Pemberian Pemberian Balita naik Balita yg Balita Balita Gizi Bayi yg Bayi usia Rumah
capsul tablet besi kapsul PMT berat datang bawah buruk mendapat kurang tangga yg
vitamian A ( 90 tablet VIT.A pada pemulihan badanya dan yg di garis mendapat kapsul VIT. dari 6 bln mendapat
( dosis ) pada ibu ibu nifas balita gizi timbang merah Perawatan A (6 - 11 mendapat konsumsi
200.000 SI hamil buruk (D/S) bln ) ASI garam
) pada pada gakin Eksklusif yodium
Balita 2
kali/tahun

Grafik 14. upaya perbaikan gizi masyarakat

Dari grafik terlihat yang sudah mencapai 100 % adalah


Pemberian kapsul vit A ( dosis 200.000 SI) pada balita 2 kali/tahun,
Pemberian vit A pada bayi, Pemberian vit A pada ibu nifas, pemberian
PMT pemulihan balita gibur. Pemberian tablet besi pada ibu hamil
sebesar 89,14%, sedangkan balita naik berat badannya sebesar 80,15
%.

Cakupan kunjungan balita di Posyandu masih 83,70 % dari


target 85 %, Desa dengan cakupan D/S diatas 85% yaitu : Desa
Karngsari, Pecekelan, Surojoyo, Sapuran, Bogoran, Ngadisalam,
Batursari, Rimpak sedangkan 9 desa lainnya cakupan D/S nya masih
dibawah 85 %. Hal ini disebabkan antara lain karena Kesibukan
pengasuh (baik ibu/nenek/saudara/asisten RT) , Pengasuh malas
datang ke posyandu, Malu datang ke posyandu kerena anak tidak naik
berat badannya, Sarana dan prasarana yang masih kurang, Masih
banyak pandangan bahwa posyandu hanya milik orang kesehatan,
Kurangnya kerjasama lintas sektor, Kelengkapan sarpras posyandu
diperlukan. Direncanakan untuk Inovasi kegiatan di posyandu, dan
menyarankan kader untuk menyediakan PMT yang menarik.

26
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%,
sejumlah 8 balita gizi buruk mendapatkan PMT pemulihan dari dana
BOK tahun 2015. Desa yang masih ada gizi buruknya yaitu desa
Tempursari, Batursari, Bogoran, Tempuran Duwur, Banyumudal. Akan
dilakukan pemantauan gizi buruk pada 8 kasus tersebut dan diadakan
juga pelacakan gizi buruk di 17 desa wilayah kecamatan Sapuran.

Balita yang naik berat badannya 80,15 %, hal ini disebabkan


kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi balita serta ketrampilan kader
dalam menimbang balita perlu ditingkatkan. Dari hasil analisa, maka
perlu dilakukan Penyuluhan Gizi Balita, Kalibrasi dacin/ pengadaan
dacin baru, Pelatihan kader dengan materi cara menimbang yang betul.

Balita yang naik berat badannya sebesar 80,15%, sudah lebih


baik dari target sebesar 80 %, Pengetahuan ibu tentang gizi balita
masih mempengaruhi angka tersebut. Ketrampilan kader dalam
menimbang balita juga perlu ditingkatkan dalam bentuk refreshing kader
posyandu dengan materi cara menimbang yang benar serta menjadi
konselor yang baik bagi ibu balita.

Untuk angka cakupan garam beryodium di tingkat masyarakat


sebesar 100 %. Angka tersebut sudah lebih baik dari target yang
ditentukan.

V. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

120
100
80
60
40
20
0 Series1
Pengobatan Sputum yg Penyuluhan Kunjungan Cakupan Angka RFT Rate
penderita TB harus di TB paru Rumah BTA penemuan kesembuhan
Paru (DOTS) periksa S/P/S positif dan penyakit
BTA positif penanganan penyakit TB
penderita Baru
penyakit TBC
BTA (+)

Grafik 15. TB Paru

27
Dari grafik, kinerja yang masih kurang adalah penemuan pasien baru
TB BTA positif baru ditemukan 10 dari 56 target (17,86%). RFT rate
sebesar 57,14%.

120

100

80

60
Series1
40

20

0
Pemeriksaan Sediaan Darah (SD) Penderita '+' (positif) malaria
pada penderita malaria klinis*) yang diobati sesuai standar

Grafik 16. Malaria

Semua upaya malaria sudah mencapai 100 %,

120

100

80

60
Series1
40

20

0
Penemuan tersangka penderita Pengobatan penderita kusta
kusta

Grafik 17. Kusta

Penemuan tersangka penderita kusta 100%. Pengobatan penderita


kusta sebesar 66,67 %.

28
105

100

95

90

85 Series1

80

75
Imunisasi Imunisasi Imunisasi Imunisasi Imunisasi Imunisasi Imunisasi Imunisasi Imunisasi
HB neo BCG DPT-Hib I DPT-Hib III CAMPAK BIAS Lengkap BIAS DT BIAS Td pd
pada bayi POLIO I POLIO II POLIO IV CAMPAK kls. 1 anak kls 2
dan 3

Grafik 18. Imunisasi

Dari grafik yang belum mencapai 100 % adalah imunisasi HB Neo pada
bayi 84,02%, Imunisasi BCG POLIO I 87,38%, Imunisasi DPT-Hib I
POLIO II 84,39%, Imunisasi DPT-Hib III POLIO IV 84,95%, Imunisasi
Campak pada bayi 95,61%, imunisasi lengkap 95,61%..

120

100

80

60
Series1
40

20

0
Sosialisasi HIV AIDS Klien yang mendapat
penanganan HIV/AIDS

Grafik 19. pencegahan PMS dan HIV

Semua sudah mencapai 100 %

Dari 17 desa / kelurahan yang ada semua desa sudah UCI dari
bayi riil ( 1070 ), sedangkan menurut target asumsi masih terlalu tinggi
oleh karena itu dilakukan penyesuaian arget/sasaran sesuai jumlah bayi

29
riil. Sweeping imunisasi rutin perlu dilakukan untuk memantapkan Desa
UCI. Cakupan bayi dengan Imunisasi lengkap 95,61 %.

Program pemberantasan penyakit menular : selama tahun 2015


tidak tidak ada kasus KLB yang muncul, tetapi perlu diwaspadai potensi
penyakit menular kaitannya dengan sistim kewaspadaan dini yang
belum maksimal, sehingga perlu mengaktifkan potensi desa siaga di
dalam memonitor dan melaporkan penyelidikan

Kasus penderita malaria Positif tidak ada, TB Paru BTA positif


yang ditemukan / dan diobati hanya 9 kasus, kasus TB Paru BTA positif
10 kasus dari target 56 kasus. Perlu kerja keras untuk menemukan
tersangka dengan meningkatkan peran serta kader. Sehingga
pengetahuan dan kemampuan kader khususnya tentang penyakit TBC
perlu ditingkatkan dengan mengadakan refreshing kader TBC.
Penjaringan tersangka TB paru melalui pelayanan di desa (PKD)
maupun dari peran serta kader terus ditingkatkan. Penyuluhan
kelompok masyarakat yang terintegrasi dengan materi Penyakit TBC
dan PHBS perlu. Untuk meningkatkan angka kesembuhan penyakit
TBC dilakukan juga kunjungan penderita mangkir, agar penderita mau
melanjutkan/meneruskan proses pengobatan yang memang
membutuhkan waktu yang lama.

Masih ada penderita kusta yang menjalani pengobatan,


Kunjungan rumah pada penderita perlu dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan penderita tentang penularan, proses pengobatan, dan
juga untuk periksa kontak penderita kusta. Kasus campak yang
ditemukan 5 kasus,sebanyak 2 sampel darah diperiksa virology dengan
hasil 2 positif rubella. Penderita kusta baru yang ditemukan dan diobati
sebanyak 2 kasus tipe MB dan masih rutin berobat.
Tim HIV AIDS terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang paramedis, 1
orang administrasi SIHA, 1 tenaga promosi kesehatan, 1 orang analis
laboratorium, 2 orang kader, 1 orang LSM dan 1 orang populasi kunci
sudah terbentuk pada bulan November 2015. Adanya penderita HIV
AIDS yang ditemukan pada tahun 2015 sebanyak 4 orang. Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit HIV AIDS menyebabkan
tingginya angka penemuan penderita HIV AIDS. Sejumlah 3 pabrik kayu
dengan ribuan karyawan terdapat di wilayah kecamatan Sapuran.

30
Tingginya angka perselingkuhan dan sex bebas di lingkungan karyawan
pabrik bisa menjadi dasar perlunya dilaksanakan penyuluhan HIV AIDS
di ketiga pabrik tersebut. Juga melakukan screening test/ rapid test
pada kelompok rentan infeksi menular sexual melalui kegiatan
pemeriksaan umum maupun KIA.

VI. Upaya Pengobatan

180
160
140
120
100
80
60 Series1
40
20
0
Kunjungan Kunjungan Hari inap Hari inap Rujukan Rujukan
rawat jalan rawat jalan Umum BPJS Umum BPJS
Umum BPJS

Grafik 19. Kunjungan

Dari grafik terlihat kunjungan rawat jalan umum sebesar 161,20 %,


kunjungan rawat jalan BPJS sebesar 48,59%.

120
100
80
60
40
20
0 Series1

Grafik 20. Pemeriksaan Laboratorium

31
Dari grafik yang belum mencapai 100 % adalah pemeriksaan Hb pada
ibu hamil (55,59%), pemeriksaan urin protein pada ibu hamil (31,38%).

I. Upaya Kesehatan Pengembangan

120

100

80

60

40
Series1
20

0
Pembinaan Pemantauan Pembinaan
Kelompok Usia Lanjut Kesehatan pada Kelompok potensial /
sesuai standar anggota Kelompok klub, dalam Kes. OR
Usia Lanjut yang
dibina sesuai standar

Grafik 21. Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Hal ini dikarenakan tidak semua usila yang dipantau kesehatannya oleh
nakes (44,15%), Pembinaan kelompok potensial dalam kesehatan olah
raga dilakukan pada 4 kelompok, 3 kelompok lansia dan 1 kelompok
peserta Prolanis. Pembinaan kelompok usia lanjut sesuai standar
dilakukan di 21 pos lansia.

32
120

100

80

60

40

20
Series1
0
Pembinaan Pembinaan Pelayanan Cakupan Pelayanan
Sekolah Sehat Dokter Kecil kesehatan anak pelayanan kesehatan gigi
sekolah dasar kesehatan pada SD / MI
oleh nakes atau remaja
tenaga
terlatih/guru
UKS/dokter
kecil

Grafik 22. Upaya Kesehatan Sekolah

Dari grafik terlihat cakupan pelayanan kesehatan remaja sebesar 80,99%

B. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas

Kinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen


operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan,
dan manajemen ketenagaan. Berikut ini gambaran pencapaian kinerja
manajemen di Puskesmas Sapuran Tahun 2015

12

10

6
Series1
4

0
MANAJEMEN MANAJEMEN MANAJEMEN MANAJEMEN
OPERASIONAL ALAT DAN OBAT KEUANGAN KETENAGAAN
PUSKESMAS

Grafik 23. Kinerja manajemen

Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar baik (>8,5), tetapi


masih ada yang sedang yaitu manejemen alat dan obat yaitu 8,2 dikarenakan

33
tidak semua ruangan terdapat daftar inventaris barang, dan updating data
inventaris tidak rutin dilaksanakan.

12

10

2
Series1
0
Membuat data Menyusun RUK Menyusun RPK Melaksanakan Melaksanakan Membuat dan Membuat data
pencapaian / melalui analisa secara terinci Mini Lokakarya Mini Lokakarya mengirimkan 10 Penyakit
cangkupan dan perumusan dan lengkap bulan tribulan (lintas laporan bulanan terbanyak setiap
kegiatan pokok masalah sektor) ke bulan
tahun lalu berdasarkan Kabupaten/Kota
prioritas tepat waku

Grafik 24. Kinerja manajemen operasional

Untuk kinerja manajemen operasional puskesmas lokmin tribulanan


kurang terlaksana, dan pengiriman laporan masih kurang cepat.

12
10
8
6
4
2 Series1
0
Membuat kartu Melaksanakan Mencatat Membuat Kartu Menerapkan
inventaris dan up dating daftar penerimaan stok untuk FIFO dan FEFO
menempatkan inventaris alat dan setiap jenis
di masing- pengeluaran obat/bahan di
masing ruangan obat di setiap gudang obat
unit pelayanan secara rutin

Grafik 25. Kinerja Manajemen Alat & Obat

34
Untuk kinerja manajemen alat dan obat, belum semua ruangan
ada kartu inventarisnya, juga belum dilakukan up datung daftar inventaris alat
secara rutin.

12

10

6
Series1
4

0
Membuat catatan bulanan uang Kepala Puskesmas melakukan
masuk-keluar dalam buku kas pemeriksaan keuangan secara
berkala

Grafik 26. Kinerja Manajemen keuangan

Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah.

12
10
8
6
4
2
Series1
0
Membuat Membuat uraian Membuat rencana Membuat
daftar/catatan tugas dan kerja bulanan bagi penilaian DP3
kepegawaian tanggung jawab setiap petugas tepat waktu
petugas setiap petugas sesuai dengan
tugas, wewenang
dan
tanggungjawab

Grafik 27. Kinerja Manajemen ketenagaan

Untuk kinerja manjemen ketenagaan, belum semua petugas membuat


rencana kerja bulanan.

35
C. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan

12

10

4
Series1
2

0
Drop out Persalinan Penanganan Error rate Error rate Kepatuhan Kepatuhan Tingkat
pelayanan oleh tenaga Komplikasi pemeriksaan pemeriksaan terhadap terhadap kepuasan
ANC (K1-K4) kesehatan Obsteril/resiko BTA darah malaria standar ANC standar pasien
tinggi pemeriksaan terhadap
TB Paru pelayanan
Puskesmas

Grafik 28. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan

Hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan yang belum baik adalah drop
out pelayanan ANC (K1-K4), Kepatuhan terhadap standar ANC, Kepatuhan
standar pemeriksaan TB Paru, Tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan puskesmas.

D. Hasil Kinerja Puskesmas Sapuran Tahun 2015

No. Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan


1 Pelayanan Kesehatan 85,52 Cukup
2 Manajemen 9,04 Baik
3 Mutu 8,5 Baik
.

Tabel 10. Hasil Kinerja Puskesmas Sapuran Tahun 2015

36
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan gambaran di atas, hasil kinerja kegiatan Puskesmas Sapuran tahun


2015 dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Kategori Kinerja Baik

 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


 Upaya Kesehatan Sekolah

2. Kategori Kinerja Cukup

 Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB


 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
 Upaya Promosi Kesehatan
 Upaya Pengobatan
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut

3. Kategori Kinerja kurang

 Upaya Kesehatan Lingkungan

Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup &
kurang.

1. Penilaian Kinerja Cukup


a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB

Permasalahan :

 Jumlah K1 murni lebih sedikit dibanding dengan K1 akses, sehingga


gagal mencapai K4
 Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk segera memeriksakan diri
 Tidak adanya dana khusus untuk deteksi dan stimulasi dini tumbuh
kembang anak dan balita

Pemecahan :

 Dilakukan kegiatan sweeping K1 K4


 Dilakukan monitoring dan evaluasi untuk pelaksanaan kelas ibu hamil
 Perlu pelatihan untuk kader pendamping ibu hamil

37
 Menganggarkan dana khusus untuk deteksi dan stimulasi dini tumbuh
kembang anak dan balita

b. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Permasalahan TBC :

 Kurangnya peran serta kader dalam penjaringan suspect TBC


 Kurangnya pengerahuan masyarakat tentang penyakit TBC

Pemecahan TBC :

 Dilakukan refreshing kader TBC


 Penjaringan suspect TBC yang dilakukan dengan mengaktifkan peran
serta kader
 Penyuluhan tentang penyakit menular terintegrasi, materi TBC dan
PHBS

c. Upaya Promosi Kesehatan


Permasalahan:

 Pemahaman masyarakat tentang PHBS masih kurang


 Belum semua FKD aktif
 Belum semua desa melakukan SMD dan MMD
 Kurangnya kesadaran dari pemimpin Pondok pesantren tentang
pentingnya Poskestren

Pemecahan:

 Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih


giat melakukan penyuluhan tentang PHBS ke masyarakat.
 Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal perencanaan,
pelaksanaan , dan evaluasi.
 Refresing Desa Siaga, MMD, SMD, serta koordinasi linsek untuk
meningkatkan fungsi Desa Siaga
 Pembinaan Poskestren

38
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Permasalahan :

 Pendanaan khusus untuk kegiatan usila masih kurang


 Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun sore hari
 Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang ke posyandu,
sehingga seakan-akan posyandu usila hanya untuk berobat saya.

Pemecahan :

 Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau saat hari libur
 Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu
usila, dan kegiatan apa saja yang ada di dalamnya

3. Penilaian Kinerja Kurang

Upaya kesehatan lingkungan


Permasalahan :
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan,
seperti sumber mata air yang memenuhi syarat kesehatan, lingkungan
perumahan, tempat pengelolaan makanan dan lain-lain.
 Petugas kesling juga bertugas di pelayanan dalam gedung (konsultasi
kesling)

Pemecahan :
 Sosialisasi dan pembinaan kesehatan lingkungan di masyarakat
 Meningkatkan partisipasi kader dalam kegiatan kesehatan lingkungan
seperti pendataan rumah sehat

Untuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen


alat dan obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di ruangan
belum ada, updating barang masih kurang.

Permasalahan :

1. Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.


2. Tenaga rangkap

39
Pemecahan masalah :

1. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang


2. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang

40
BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan

Puskesmas Sapuran telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2015 dengan


hasil sebagai berikut :

1. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dgn nilai 85,52 % termasuk kategori


kinerja Cukup
2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dgn nilai 9,04 termasuk kategori
kinerja Baik
3. Kinerja mutu yankes dgn nilai 8,5 Termasuk kategori kinerja Baik

Berdasarkan gambaran di atas, hasil kinerja kegiatan Puskesmas Sapuran tahun


2015 dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Kategori Kinerja Baik

 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


 Usaha Kesehatan Sekolah

2. Kategori Kinerja Cukup

 Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB


 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
 Upaya Promosi Kesehatan
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut

3. Kategori Kinerja kurang

 Upaya Kesehatan Lingkungan

41
B.Saran

1. Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan.


2. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat
4. Diharapkan untuk tahun – tahun ke depan, masing – masing program dapat
meningkatkan hasil kinerjanya, terutama untuk program – program yang hasil
pencapaian kegiatannya masih di bawah target sasaran.
5. Untuk lebih meningkatkan kualiatas pelayanan dan mengantisipasi segala
dampak pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan
menghadapi masalah – masalah yang timbul.
6. Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan

42

Anda mungkin juga menyukai