Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN SPEKTROSKOPI

PERCOBAAN I

PENENTUAN NILAI COD (Chemical Oxygen Demand) SAMPEL AIR

LINDI MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

NAMA : RIZAL SUHARDIMAN

STAMBUK : F1C1 15 098

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : BENI SAPUTRA

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta semakin

berkembangnya industri dan teknologi, seringkali mengakibatkan air mengalami

pencemaran. Pencemaran ini disebabkan oleh limbah organik maupun anorganik

yang di buang begitu saja oleh beberapa oknum masyarakat ke lingkungan

utamanya ke badan perairan tanpa ada treatmen terlebih dahulu. Akibat adanya

pembuangan limbah secara terus-menerus ke badan perairan, maka perairan akan

tercemar dan akan berdampak pada keseimbangan ekologi perairan bahkan dapat

mengancam nyawa manusia itu sendiri. Bahan organik terlarut dapat

menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang

tidak sedap pada penyediaan air besih, selain itu akan lebih berbahaya bila bahan

tersebut merupakan bahan beracun.

Banyaknya zat organik dalam air menjadi salah satu ukuran seberapa jauh

tingkat pencemaran pada suatu perairan. Penentuan kandungan zat organik dalam

air biasanya dilakukan dengan mengukur kebutuhan oksigen dalam air untuk

mendegradasi zat organik, baik dengan bantuan mikroorganisme, zat kimia dan

cara lainnya. Salah satu metode standar dalam pengukuran kebutuhan oksigen di

air, yaitu Chemical Oxygen demand (COD). COD yaitu suatu uji yang

menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya

kalium dikromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat didalam

air.
Metoda standar penentuan kebutuhan oksigen kimiawi atau Chemical

Oxygen Demand (COD) yang digunakan saat ini adalah metoda yang melibatkan

penggunaan oksidator kuat kalium bikromat, asam sulfat pekat, dan perak sulfat

sebagai katalis. Kepedulian akan aspek kesehatan lingkungan mendorong

perlunya peninjauan kritis metoda standar penentuan COD tersebut, karena

adanya keterlibatan bahan-bahan berbahaya dan beracun dalam proses analisisnya.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencari metoda alternatif yang lebih baik

dan ramah lingkungan. Perkembangan metoda-metoda penentuan COD dapat

diklasifikasikan menjadi dua kategori. Pertama, metoda yang didasarkan pada

prinsip oksidasi kimia secara konvensional dan sederhana dalam proses

analisisnya. Kedua, metoda yang berdasarkan pada oksidasi elektrokatalitik pada

bahan organik dan disertai pengukuran secara elektrokimia. Berdasarkan hal

tersebut maka dilakukan percobaan Penentuan Nilai COD (Chemical Oxygen

Demand) Sampel Air Lindi Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada perobaan Penentuan Nilai COD (Chemical Oxygen

Demand) Sampel Air Lindi Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis,

yaitu bagaimana menentukan nilai COD dalam sampel air Lindi menggunakan

Metode Spektrofotometri UV-Vis?

C. Tujuan

Tujuan dilakukannya percobaan Penentuan Nilai COD (Chemical Oxygen

Demand) Sampel Air Lindi Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis,


yaitu untuk menentukan nilai COD dalam sampel air Lindi menggunakan Metode

Spektrofotometri UV-Vis.

D. Manfaat

Manfaat dilakukannya percobaan Penentuan Nilai COD (Chemical Oxygen

Demand) Sampel Air Lindi Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis,

yaitu dapat menentukan nilai COD dalam sampel air Lindi menggunakan Metode

Spektrofotometri UV-Vis.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Air lindi (leachate) dari pembusukan sampah tersebut akan bercampur

dengan air hujan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu air lindi

(leachate) merupakan cairan yang berbahaya karena mengandung logam yang

bersifat toksik. Apabila air lindi (leachate) tersebut dibiarkan begitu saja maka

akan mencemari lingkungan. Air lindi dapat digolongkan sebagai senyawa yang

sulit didegradasi, yang mengandung bahan-bahan polimer (makro molekul) dan

bahan organik sintetik. Pada umumnya air lindi memiliki nilai rasio BOD/COD

sangat rendah (<0,4). Nilai rasio yang sangat rendah ini mengindikasikan bahwa

bahan organik yang terdapat dalam air lindi bersifat sulit untuk didegradasi secara

biologis. Angka perbandingan yang semakin rendah mengindikasikan bahan

organik yang sulit terurai tinggi (Rakhmawati dkk., 2016).

Limbah terdapat bermacam-macam zat baik itu organik maupun non-

organik. Pemeriksaan terhadap limbah sendiri terdiri dari tes fisik,kimia dan

biologi. Parameter–parameter dasar yang biasanya diukur seperti COD, BOD5,

pH, SS, NH4-N, NO3-N, NO2-N. Diantara parameter-parameter tersebut menurut

terdapat 2 parameter yang sederhana, parameter tersebut adalah COD dan BOD.

Parameter tersebut merupakan parameter utama dalam penentuan zat organik yang

berada dalam limbah. Pendegradasian suatu limbah diperlukan suatu pengolahan.

Pengolahan limbah dapat berupa kolam atau reaktor (Putri dkk., 2016).

Salah satu cara yang ditempuh untuk mengetahui tingkat pencemaran

suatu perairan yaitu dengan uji Chemical Oxygen Demand. Chemical Oxygen

Demand (COD) merupakan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk


mengoksidasi bahan organik secara kimiawi. Sumber COD berasal dari kegiatan

industri kertas, penyamakan kulit, gula, pemotongan daging, pengalengan

ikan,pembekuan udang, roti, susu, keju, dan mentega, limbah domestik dan lain-

lain. Keberadaan COD di lingkungan akan memberikan dampak pada manusia

dan lingkungan, diantaranya adalah banyaknya biota air yang mati karena

konsentrasi oksigen terlarut dalam air terlalu sedikit dan semakin sulitnya

mendapatkan air sungai yang memenuhi kriteria sebagai bahan baku air minum

(Lumaela dkk., 2013).

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota tehnik analisi spektroskopik yang

memakai sumber radiasi REM ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-

780 nm) dengan memakai instrument spektrofotometer. Spektrofotometer UV-Vis

melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis sehingga

spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dari pada

kualitatif (Andari, 2013).

Larutan artificial K2Cr2O7 merupakan larutan standar yang biasa

digunakan untuk menentukan kadar Cr+6 dalam suatu sampel. Krom merupakan

logam berat, biasanya terdapat dalam dua keadaan oksidasi yaitu Cr(III) dan

Cr(VI). Dua spesies tersebut mempunyai perbedaan dalam hal sifatsifat kimia,

bioavailabilitas dan toksisitasnya. Krom(III) merupakan nutrisi essensial yang

sangat penting untuk metabolism gula dan beberapa reaksi enzim. Sedangkan

krom(VI) sangat beracun, sangat aktif dalam air pada berbagai pH dan bersifat

karsinogenik. Krom (VI) dalam bentuk kromat maupun dikromat sangat toksik

yaitu dapat menyebabkan kanker kulit dan saluran pernafasan (Sunardi, 2012).
III. METOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Instrumen Spektroskopi dengan percobaan Penentuan Nilai

COD (Chemical Oxygen Demand) Sampel Air Lindi Menggunakan Metode

Spektrofotometri UV-Vis dilaksanakan pada hari Senin, 22 Oktober 2017 pada

pukul 13.00-15.25 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan Penentuan Nilai COD (Chemical

Oxygen Demand) Sampel Air Lindi Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-

Vis adalah tabung reaksi, labu takar 100 mL dan 50 mL serta pipet tetes.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan Penentuan Nilai COD (Chemical

Oxygen Demand) Sampel Air Lindi Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-

Vis adalah K2Cr2O7 1 N, H2SO4 pekat, glukosa p.a. dan sampel air Lindi.
C. Prosedur Kerja

Air Lindi

- dimasukan 2,5 mL ke dalam tabung


reaksi
- ditambahkan K2Cr2O7 1,5 mL 1 N
- ditambahkan 3,5 H2SO4 pekat
- dikocok
- diamati perubahan warnanya
- diukur serapan warnanya
menggunakan spektrofotometer UV-
Vis

Hasil Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai