Anda di halaman 1dari 9

C.

KONSEP ASKEP KELUARGA


Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang
kompleks dan bersifat dinamis, menggunakan pendekatan yang
sistemis pada keluarga dan anggota keluarga dengan menggunakan
metode ilmiah. Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi
pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga, perumusan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya. Dasar pemikiran dari pengkajian adalah
suatu perbandingan, ukuran atau penilaian mengenai keadaan
keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan,
harapan, teori, dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan.
Agar diperoleh data yang akurat dan sesuai dengan keadaan.
a. Data Umum
Data ini didapatkan sesuai dengan KK-nya keluarga.
Mencakup Nama kepala keluarga (KK), alamat dan
telepon, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala
keluarga, dan komposisi keluarga.
Table 2.1 Contoh identitas anggota keluarga dan status
imunisasi

N Nama JK Hub Umur Pendi Status imunisasi Ket


o dgn. dikan BCG Polio DPT Hepatitis Camp
Kel 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 ak

(Sumber:Muhlisin,
2012)

23
Laki-laki perempuan Menikah Bercerai

Pisah

Anak kandung Anak kembar

Aborsi Klien Meninggal Tinggal Serumah

Anak angkat
Bagan 2.1 Genogram keluarga (Sumber: Muhlisin, 2012)

1) Tipe keluarga yaitu, tipe keluarga yang ditemukan pada


Konjungtivitis biasanya merupakan keluarga Keluarga
Inti (Nuclear Family).
2) Suku bangsa yaitu, mengkaji asal suku bangsa keluarga
tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan.
3) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
4) Status sosial ekonomi keluarga yaitu, biasanya
ditemukan pada keluarga pasien dalam kategori
menengah ke bawah dari sisi ekonomi, penghasilan yang
didapat dari seluruh penghasilan seluruh anggota
keluarga yang bekerja dan membantunya.
5) Aktivitas rekreasi keluarga, yaitu rekreasi keluarga
dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama

24
mengujungi tempat rekreasi tertentu dan juga
menonton TV ataupun mendengar radio juga merupakan
aktivitas rekreasi (Muhlisin, 2012).
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu, tahap
perkembangan usia sekolah, yang di tandai dengan
anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
yaitu, Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang
belum terpenuhi biasanya yang dialami oleh keluarga.
Tahap perkembangan usia sekolah biasanya keluarga telah
mencapai anggota keluarga yang maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk. Anak-anak mempunyai kegiatan
dan keinginan masing- masing disamping kegiatan
kegiatan yang wajib dari sekolah. Orang tua belajar
tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan.
3) Riwayat keluarga inti yaitu, Konjungtivitis merupakan
penyakit yang tidak di turunkan, tetapi merupakan faktor
resiko penularan kepada anggota keluarga yang lainnya.
Riwayat kesehatan masing-masing anggota merupakan hal
yang harus di perhatikan dalam kasus ini. Riwayat
imunisasi harus di perhatikan untuk pencegahan dini.
Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu, Menjelaskan mengenai
riwayat-riwayat dari pihak suami dan istri yang ada
memiliki riwayat yang sama (Muhlisin, 2012).

25
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah, tempat tinggal sebagian besar
penderita Konjungtivitis belum memenuhi kriteria rumah
sehat baik dari sisi kepadatan hunian, pencahayaan,
ventilasi, dan kelembapan. Ini meliputi luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic
tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang diguanakan dan denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW,
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga, Mobilitas geografis keluarga
ditentukan dengan kebiasaan keluarga yang melakukan
perpindahan tempat tinggalnya.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat,
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan suatu
keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauhmana keluarga tersebut melakukan
interaksi dengan masyarakat lain.
5) Sistem pendukung keluarga, Yang termasuk pada sistem
pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatannya. Fasilitas tersebut mencakupi:
fasilitas fisik, fasilitas psikologi, atau dukungan anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat (Muhlisin, 2012).

26
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga, Menjelaskan tentang cara
berkomunikasi antara keluarga yang satu dengan
keluarga lainya.
2) Struktur kekuatan keluarga, Kemampuan suatu keluarga
dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku.
3) Struktur peran, Menjelaskan bagaimana peran dari
masing- masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga, Menjelaskan tentang nilai dan
norma yang dianut oleh suatu keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan (Muhlisin,2012).
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif, Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran
diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainya, dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi, Hal yang perlu dikaji yaitu interaksi
dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan prilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan, Menjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarganya yang sakit. Dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga yaitu:
a. Mengetahui kemampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan, dapat dikaji adalah sejauh mana
keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah

27
kesehatan dengan Konjungtiitis yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b. Mengetahui kemampuan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
c. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
d. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat.
Lingkungan rumah yang di harapkan untuk
penderita Konjungtsi ventilasi, pencahayaan, dan
kebersihannya harus memenuhi syarat.
e. Mengetahui sejauh mana kemampuan
keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan
kesehatan di masyarakat.
4) Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi
keluarga diantaranya:
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah
anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah
a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan

28
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga.
f. Stress dan Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jengka pendek yaitu stesor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap
situasi/stressor, beberapa hal yang perlu dikaji adalah
sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stresor.
3) Strategi koping yang digunakan yaitu, strategi yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional yaitu, jelaskan mengenai
strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan (Muhlisin,
2012).
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik yang sering di dapat di klinik.
Pada pasien Konjungtivitis sering ditemukan: mata merah, rasa
mengganjal, gatal dan berair, kadang disertai sekret. Umumnya
tanpa disertai penurunan tajam penglihatan
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perlu dikaji bagaimana harapan
keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk

29
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi
(Muhlisin, 2012).

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan merupakan kesimpulan yang ditarik dari
data yang dikumpulkan tentang pasien. Berfungsi sebagai alat
untuk menggambarkan masalah pasien yang dapat di tangani oleh
perawat. Tipologi diagnosis keperawatan keluarga :
a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenal tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan), Sudah terdapat data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera), Suatu keadaan dimana
keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam menentukan atau menetapkan priotitas terhadap diagnosis
keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan cara;
Tabel 2.2 Skala menentukan prioritas asuhan keperawatan keluarga

No Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah
- Actual 3
1
- Ancaman 2
- Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah
- Mudah 2
2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk di cegah
- Tinggi 3
1
- Sedang 2
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus segera di tangai 2
1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera di tangani 1
- Masalah, tidak di rasakan 0

30
1. Tentukan skor untuk setiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot
Skor x Bobot
Angka Tertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
(Muhlisin, 2012).
Faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas :
a) Sifat masalah: bobot yang lebih berat diberikan pada
tidak/kurang sehat karena yang pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya
disadari dan dirasakan oleh keluarga.
b) Kemungkinan masalah dapat di ubah: Kemungkinan
berhasilnya mengurangi masalah keperawatan atau
mencegah bila ada tindakan tertentu.
c) Potensi masalah untuk dicegah: sifat dan beratnya
masalah keperawatan yang akan terjadi bila dapat di
kurangi atau di cegah.
d) Menonjolnya masalah: Cara keluarga memandang
dan menilai masalah keperawatan berkaitan dengan
berat dan mendesaknya untuk segera diatasi
(Sudiharto, 2007).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul;
1) Nyeri akut di konjungtiva berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga meerawat anggota keluarga dengan masalah
Konjungtivitis
2) Kecemasan pada keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan
merawat anggota keluarga dengan kecemasan
3) Resiko cedera jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang kondusif yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan anggota keluarga.

31

Anda mungkin juga menyukai