Anda di halaman 1dari 4

Kompetensi keperawatan lanjutan umum

1. Identifikasi klien yang melakukan pemasangan NGT.


2. Mampu/terampil memasang gastro intestinal intubasi pada klien tanpa resiko.
3. Mampu memberi makan/minum melalui internal tube feeding.
4. Identifikasi klien yang memerlukan kateterisasi urine.
5. Mampu/terampil memasang katheter urine pada klien tanpa resiko.
6. Identifikasi klien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
7. Mampu/terampil memasang infus (kolaborasi).
8. Monitoring IVFD.
9. Mampu melakukan injeksi IM, IC, SC dan IV (kolaborasi).
10. Analisa dan nyeri dan pengelolaan nyeri.
11. Mampu memberikan tekhnik relaksasi.
12. Perawatan pre operasi.
13. Perawatan post operasi.
14. Perawatan luka operasi tanpa kontaminasi.
15. Terampil BHD.
16. Terampil melakukan EKG dasar.
17. Terampil mengidentifikasi tanda-tanda syok hipovolemik, cardiogenik, haemoragik dan
neorogenik.
18. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien partial care.
19. Mampu melakukan asuhan keperawatan dengan tekhnik isolasi.
20. Melakukan penkes pada klien dengan resiko.
21. Mampu membimbing PK I.
22. Identifikasi tanda-tanda kegawatan pada semua area.

Kompetensi perawat PK. II/lanjutan khusus pada area pediatrik.

1. Asuhan keperawatan bayi segera setelah lahir pada kehamilan normal dan aterm.
2. Perawatan tali pusat.
3. Perawatan mata.
4. Perawatan telinga.
5. Memandikan bayi.
6. Perawatan bayi prematur.
7. Perawatan bayi dengan combutio 10 – 20 %.

Area maternitas.

1. Mampu melaksanakan ANC.


2. Mengidentifikasi dan monitoring persalinan normal.
3. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tanpa resiko meliputi ;vulva higiene,
perawatan payudara, monitoring perdarahan.
4. Identifikasi tanda-tanda persalinan normal.
5. Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi.
Keperawatan medikal bedah.

1. Mampu melakukan katheterisasi urine pada klien tanpa resiko.


2. Mampu melakukan pemasangan infus tanpa resiko.
3. Mampu melakukan perawatan WSD.
4. Mampu menidentifikasi tanda-tanda gangguan metabolisme klien dengan resiko.
5. Identifikasi kasus dengan cardiogenik dan neorogenik.
6. Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai dengan identifikasi hasil monitoring.

PK. III

Keperawatan dasar spesialistik area pediatrik.

1. Mahir perawatan perinatal resiko tinggi.


2. Mahir perawatan bayi dan anak dengan total care.
3. Mahir perawatan bayi dan anak dengan ostomy.
4. Mahir perawatan bayi dan anak dengan combutio grade III 10 – 50 %.
5. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada bayi dan anak dengan kegawatdaruratan.
6. Mampu membimbing PK I dan PK II.
7. Mampu memberikan penkes pada klien dengan pelayanan total care.

Keperawatan dasar spesialistik area maternitas.

1. Mampu memberikan pelayanan persalinan normal.


2. Semua kompetensi keperawatan dasar spesialistik area pediatrik.
3. Monitoring dan identifikasi persalinan resiko tinggi.
4. Kolaborasi dengan cepat da tepat sesuai hasil monitoring.
5. Mampu membimbing PK I dan PK II.

Keperawatan dasar spesialistik area bedah.

1. Mampu mengidentifikasi EKG.


2. Mampu melakukan pertolongan pertama pada klien dengan kegawatdaruratan.
3. Mampu memasang NGT dengan resiko.
4. Mampu memberikan asuhan keperawatan dengan total care.
5. Mampu membimbing PK I dan PK II.
6. Mampu ACLS.

Syarat-syarat pendaftaran untuk mekanisme kenaikan jenjang karier.

1. Surat keterangan lulus masa orientasi.


2. Pas photo ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.
3. Mengisi formulir pendaftaran.
Proses pemenuhan kompetensi.

a. Pendidikan formal keperawatan


 Perawat lulusan D III keperawatan dapat mencapai jenjang PK III.
 Perawat lulusan S.Kep (Ns) dapat mencapai jenjang PK IV.
 Perawat lulusan magister/S2 atau spesialis keperawatan dapat mencapai jenjang PK V.
b. Lama bekerja di klinik.
 Untuk D III keperawatan yang telah ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa orientasi
1 tahun.
 Setelah 4 tahun di PK I dapat mengikuti ujian kenaikan jenjang ke PK II, jika memenuhi
persyaratan lain yang di tetapkan.
 Setelah 4 tahun di PK II,jika memenuhi syarat dapat naik ke jenjang PK III, untuk naik ke
PK IV harus memenuhi pendidikan formal Ns sarjana keperawatan.
 Untuk perawat lulusan Ns S.Kep dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus orientasi
selama 6 bulan.
 Setelah 1 tahun di PK I dapat mengikuti ujian kenaikan jenjang karier ke PK II dan
seterusnya sampai ke jenjang PK IV.
 Untuk lulusan S2 keperawatan yang belum melalui perjalanan klinik, maka dapat
ditetapkan ke PK I apabila lulus masa orientasi 3 bulan.
 Setelah 1 tahun di PK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karier di PK II dan
seterusnya sampai di Jenjang PK V jika memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
 Perawat lulusan S2 keperawatan yang telah memiliki perjalanan klinik maka perjalanan
klinik dan kompetensi yang dimiliki akan dipertimbangkan untuk menetapkan jenjang
kariernya.

Rekomendasi untuk mengikuti kenaikan jenjang karier.

Setiap perawat harus mendapat rekomendasi dari :

1. Atasan langsung tentang penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang memenuhi syarat adalah B.
2. Teman sejawat.
Isi rekomendasi adalah hubungan kerja perawat dengan tim kerja dalam penyelenggaraan
asuhan keperawatan sesuai dengan formulir yang di tetapkan.
3. Pembimbing klinik.
Memberikan rekomendasi tentang aktifitas yang harus dipenuhi sebagai syarat uji kenaikan
jenjang karier.
4. Klien dan keluarga atau pelanggan eksternal.
Perawat yang akan di uji kompetensinya tidak boleh ada komplain dengan klien dan
keluarga.

Pendidikan keperawatan berkelanjutan.

Untuk dapat mengikuti uji jenjang karier , maka setiap perawat harus memenuhi sejumlah SKP yang
ditetapkan oleh SKB.
Uji kompetensi

Uji kompetensi dilakukan terhadap dokumen, ujian tertulis dan ujian praktik.

a. Dokumen.
Bidang keperawatan dan diklat RS harus menelaah dan menilai keabsahan dan kelengkapan
dokumen, kemudian menetapkan jenjang karier yang akan di uji.
b. Ujian tertulis.
Di selenggarakan untuk semua jenjang , materi yang akan di uji sesuai dengan kompetensi
yang akan di capai.
c. Ujian praktek.
Diselenggarakan jika telah memenuhi kelengkapan dokumen dan lulus ujian tertulis.

Langkah-langkah ujian praktik

a. Persiapan uji kompetensi.


b. Pelaksaan
c. Penetapan hasil.

Anda mungkin juga menyukai