Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS

No. Dokumen : 440/


/434.203.300.20/SO
P/2017
SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 5 Januari 2017
Halaman : 2 Halaman

UPT PUSKESMAS Zahruddin, S.Kep.Ns.M.Kes

JRANGOAN NIP: 19700528 199312 1 001

1. Pengertian Dermatitis adalah iritasi pada kulit disebabkan oleh bahan kontak (
detergen, asam alkali, minyak pelumas, serbuk kayu )
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan Memberikan pengobatan yang tepat
pada pasien dermatitis alergika.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala puskesmas Jrangoan No. 440/
/434.203.300.20/SK/2017 Tentang Penanganan Pada Pasien
Dermatitis
4. Referensi
5. Prosedur 1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Rekam medik
6. Langkah-Langkah 1. Pasien dipersilahkan masuk
2. Petugas Melakukan anamnesis tentang keluhan pasien :
Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis. Keluhan dapat disertai timbulnya bercak
kemerahan. Hal yang penting ditanyakan adalah riwayat kontak
dengan bahan-bahan yang berhubungan dengan riwayat pekerjaan,
hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik,
bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di
keluarga
3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada umumnya,
tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi dan pola kelainan
kulit penting diketahui untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebabnya, seperti di ketiak oleh deodorant, di pergelangan tangan
oleh jam tangan, dan seterusnya.
4. Penegakan Diagnosis (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
b. Diagnosis Banding
Dermatitis kontak iritan.
c. Komplikasi
Infeksi sekunder.
5. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan).
a. Keluhan diberikan farmakoterapi berupa:
 Topikal (2x sehari)
 Kortikosteroid. Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak
tersedia dapat digunakanfluosinolon asetonid krim
0.025%).
 Pelembab krim hidrofilik urea 10%.
 Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason
valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%).
 Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan
pemberian antibiotik topikal.
 Oral sistemik
 Antihistamin hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal
2 minggu,
 Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
b. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, menghindari bahan-
bahan yang bersifat alergen, baik yang bersifat kimia, mekanis,
dan fisis, memakai sabun dengan pH netral dan mengandung
pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk menghindari
kontak alergen saat bekerja.
6. Petugas memberikan resep
7. Petugas mencatat dalam Rekam Medik
8. Petugas mencatat dalam Buku Register
7. Bagan alir
Mempersilahkan
Mempersilahkanpasien
pasienmasuk
masuk

Melakukan anamnesa

Melakukan pemeriksaan fisik

Memberikan HE

Memberikan resep

Mencatat dalm rekam medic

Mencatat dalam register

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Ruang UGD
2. Ruang Poli Umum
3. Ruang KIA
10. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Buku Register
11. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai