ABSTRAK
PRODUKSI KIT IMMUNORADIOMETRICASSAY (IRMA) CA-125 UNTUK DETEKSI DINI
KANKER OV ARIUM. Kanker ovarium merupakan kanker terbanyak sesudah kanker leher rahim, namun
tingkat kematiannya lebih besar dari pada kanker leher rahim. Penderita yang datang ke dokter (75%) pad a
umumnya telah mengidap kanker pada stadium lanjut (III-IV) sehingga pasien tidak dapat lagi tertolong.
Kanker akan lebih mudah disembuhkan bila diketahui pada tahap awal pertumbuhan (terdeteksi dini).
Carbohydrate Antigen-125 (CA-125) adalah glikoprotein antigenik yang dilepaskan ke darah penderita
kanker ovarium, dengan kadar sangat rendah pada awalnya dan meningkat sesuai dengan keganasan kanker,
sehingga deteksi kanker ovarium dapat dilakukan dengan mengukur kadar rendah senyawa CA-125 di dalam
darah. Metode yang sesuai adalah immunoradiometricassay (IRMA). Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka
(PRR) telah mengembangkan metode ini sejak 2003, diawali dengan pembuatan komponen kit IRMA CA-
125, meliputi perunut CA-125 bertanda 1251,larutan standar CA-125, dan tabung bersalut antibodi
monoklonal (coated tube), kemudianoptimasi assay kit IRMA CA-125 yang menghasilkan nilai Bff =
19,05% dan NSB = 0,53%, dengan daerah kerja 0-200 mIU/mL. Selanjutnya validasi metode menggunakan
sampel kadar tinggi (QCH) dan kadar rendah (QCL), menunjukkan nilai %CV intra assay (n=15) sebesar 9.9
% (QCL) dan 2.97 % (QCH) serta %CV inter assay (n=7) berturut-turut 13.1% (QCL) dan 4.9% (QCH), yang
memenuhi syarat, memenuhi syarat Protocol IAEA
Kata kunci: Kanker ovarium, Immunoradiometricassay(IRMA), CA-125, optimasi, validasi
ABSTRACT
PRODUCTION OF IMMUNORADIOMETRICASSAY (IRMA) CA-125 FOR EARLY
DETECTION OF OVARIAN CANCER. Ovarian cancer is the second highest incidence after cervix
cancer, but has higher fatality level than cervix cancer. Generally, patient is known suffering ovarian cancer
in very late stadium, III or IV, which almost incurable. Cancer would be easier cured if detected early.
Carbohydrate Antigen-125 (CA-125) is an antigenic glycoprotein presence in blood of ovarian cancer
patient, in a very low concentration initially and will increase proportionally with the level of malignancy,
therefore, early detection of ovarian cancer can be carried out by measurement of low level CA-125 in the
blood. The most suitable method is immunoradiometricassay (IRMA). Our laboratory has developed CA-125
IRMA kit since 2003, started from preparation of CA-125 IRMA kit components, consists of 125I_CA_125
tracer, CA-125 standard, and monoclonal antibody-coated tubes, followed by assay optimization of IRMA
CA-125 kit, which produced BIT value of 19,05%, NSB value of 0,53% and working area of 0 to 200
mIU/mL. Furthermore, method validation of IRMA CA-125 kit using high and low concentration quality
control (QCH and QCd, showed an intra assay (n= 15) CV value of 9.9% for QCL and 2.97% for QCH, while
inter assay (n=7) CV value of 13.1% and 4.9% for QCL and QCH respectively. The results comply with the
IAEA protocol requirement.
Keywords: ovarian cancer, immunoradiometricassay (IRMA), CA-125, optimization, validation
33
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol 14 No I, April 2011
Menurut FIGO (Fedcr1si Obstetri dan Ginekologi adanya kanker pada pasien, baru terdeteksi pada
Sedunia) angka kemc1\\an mencapai 11,1%, 25,1%, stadium lanjut (70-80%) [6], sehingga upaya
58,5% dan 82,1 % m; :ng-masing untuk stadium I, penyembuhan sukar dilakukan. Oleh karena itu
II, III dan IV [1]. KanLT ovarium meningkat dengan diperlukan suatu cara deteksi dini k31lker agar
tajam pada umur 45-54 tahun dan terus meningkat kemungkinan penyembuhan bagi pasien menjadi
sepanjang sisa umurnya, paralel dengan kadar lebih besar. Selain dari pada itu, dalam upaya
hormon gonadotropin l2J. penyembuhan, pemantauan perkembangan kanker
Di dunia jumlah penderita kanker ovanum pada pasien yang sedang menjalani terapi juga
tertinggi terdapat di r'-iorwegia (15,3 per 100.000), sangat penting untuk mengetahui keefektifan suatu
terendah di Jepang (3,.: per 100.000), selisih 5 kali tindakan terapi atau kesempumaan suatu operasi [7].
lipat. Jumlah penderiti1 pad a orang kulit putih di Teknik pemeriksaan km1ker leher rahim,
Amerika Serikat ada1::lh 12,9 per 100.000, lebih kal1ker corpus, kanker serviks dan endometriosis
tinggi dari etnis Tionghoa yang bennukim di Los secara langsung dilakukan dengan ultrasonografi,
Angeles 8,5 per 100.0000, lebih tinggi dari China namun metode ini sulit diterapkan secara massal
daratan 5,0 per 100.000 dan penduduk Hongkong karena biayanya cukup mahal. Teknik lain yang
(5,8/100.000) [4]. banyak dilakukan adalah dengan in-vitro assay,
Berdasarkan data dari Yayasan Kanker yaitu teknik immunoradiometricassay (IRMA) [8]
Indonesia (YKI) kanker ovarium menduduki dengan menentukan kadar antigen CA-125 dalam
peringkat ke enam tcrbanyak dari jenis kanker serum darah seseorang yang diduga mengidap
gynecology [1]. Penyebab km1ker ovarium hingga kanker ovarium.
kini belum jelas, tetapi faktor lingkungan dan Oi dalam serum darah manusia yang nonnal
hom1onal berperan pent ing dalam patogenesisnya. ditemukan kadar CA-125 tidak lebih dari 35 D/ml
Faktor genetik juga berpengaruh, sebagian orang [9].Teknik IRMA merupakan salah satu teknik
secara genetik mempunyai kecenderungan lebih immunoassay yang menggunakan radionuklida
besar untuk menderita kanker, sebagian lain secara sebagai peru nut agar dalam jumlah kecil masih
genetik lebih kecil kemungkinannya. mudah dideteksi. Teknik ini sangat cocok digunakan
Lebih dari 75% wanita yang datang dalam penentuan tllmor marker dalam serum yang
memeriksakan diri ke dokter sudah menderita mempunyai matriks yang komplek dan kadarnya
kanker pada stadium lanjut (meluas), dan sekitar yang sangat bervariasi pada orang norn1al dan pasien
34
Produksi Kit /mmunoradiometricassay (IRMA) CA-/25 untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium ISSN /4/0-8542
(Puji Widayati. dkk.)
kanker. Teknik assay ini didasarkan pada reaksi Specific Binding, %NSB dan ikatan maksimum
antara antigen (Ag) yang terdapat pada cuplikan / spesifik (Maximum Binding, %B/T) serta kestabilan
standar dengan antibodi yang bertanda radioaktif kit IRMA CA-125 [12].
(Ab*) dalam jumlah berlebih membentuk kompleks Rangkaian lengkap produksi sampai dengan
antigen-antibodi (Ag-Ab*). Dengan demikian validasi metode disampaikan dan dibahas dalam
semakin tinggi kadar antigen (Ag), maka kompleks makalah ini.
35
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol/4 No I. April 20/1
10 dengan larutan dapar fosfat pH 7,4 dan fraksi Tabung kemudian dibilas dengan air dernin dan
eluat ditarnpung dalarn tabung reaksi 500 ~tL per didekantasi untuk rnembuang rnonoklonal anti CA-
fraksi. Tiap fraksi eluat diukur radioaktivitasnya 125 yang tidak terikat pada tabung. Sejumlah larutan
dengan alat pencacah gamma selarna 1 rnenit. pelapis ditambahkan, kemudian diinkubasi selarna
Monoklonal anti CA-125 yang tidak bertanda 16 jam pada suhu 4°C, untuk rnelindungi lapisan
rnaupun produk bertanda 1251berada dalarn fraksi ke antibodi yang telah terimrnobilisasi pada permukaan
6-8, sedangkan Nal251 sisa berada dalarn fraksi tabung. Tabung dicuci dengan sejumlah larutan
beberapa rnenit setelah itu. Kernudian rendernen dapar BPS pH 7,4. Selanjutnya tabung tersalut
penandaan dapat dihitung. monoklonal anti CA-125 ini disebut tabung coated
tltbe(CT) dan digunakan untuk assay sebagairnana
Uji immunologi tersebut di bawah ..
CA-125 antigen calibrator grade (56 dengan dapar pencuci dan didekantasi kemudian
KID/mL) dilarutkan dengan larutan BSA 5 % dalarn masing-masing tabung CT diukur radioaktivitasnya
dapar BPS pH 7,4. Antigen CA-125 diencerkan dengan alat pencacah Gamma selama 1 menit.
sehingga diperoleh larutan standar dengan Selanjutnya dihitung % B/T dan %NSB.
Pembuatan tabung bersalut monoklonal anti Penandaan monoklonal anti CA-125 jenis
CA-125 M37203M dengan radioisotop 125J menghasilkan
Sejumlah larutan monoklonal anti CA-125 rendemen penandaan sebesar 96,5% yaitu
M86294M dimasukkan ke dalam tabung (NUNC) perbandingan radioaktivitas fraksi kromatografi
dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu 4°C. nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan II (gambar I) terhadap
36
Produksi Ki/lmmul1oradiome/ricassay (IRMA) CA-125 un/uk Deteksi Dini Kanker Ovarium ISSN 1410-8542
(Puji Widayati. dkk.)
total cacahan seluruh fraksi (nomor 1 sid 15). Uji Kurva Kalib,asi Standar CA·125
16
~ 12
hasil penandaan menunjukkan aktivitas imunologi g' 10
:;;
.: a
sebesar 21,39% (%B/T) untuk standar 500 mIU/mL. OJ '
~
E 6 y • 00705x
R' .0.986
+ 0.7103
1200000
_ 1000000
Gambar 2. Kurva hubungan antara konsentrasi
::;;;
37
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka /SSN /4/0-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol 14 No I, April 2011
radioaktivitas perunut, kesalahan cacahan semakin dan menyebabkan %Brr yang dihasilkan semakin
kecil. kecil pula.
mempengaruhi aktivitas immunologi yang radioaktivitas perunut optimum ± 100000 cpm dan
dihasilkan. Semakin kecil volume peru nut maka volume perunut optimum=50 ~lL di dapatkan hasil
aktivitas immunologi yang didapat semakin besar. aktivitas immunologi seperti Gambar 5. yang
Hal ini disebabkan oleh aktivitas perunut yang menunjukkan bahwa pemakaian volume 100 ~lL
semakin pekat sehingga probabilitas ikatan antibodi larutan standar 500 mIU/mL didapatkan %B/T yang
bertanda (Ab*) terhadap antigen (Ag) semakin tertinggi yaitu 16,24% dan %NSB yaitu 0,42%
besar. Volume perunut yang optimum adalah 50 ~lL, untuk standar 0 mIU/mL. Penggunaan volume
ditunjukkkan oleh aktivitas immunologi (%Brr) standar 50 ~lL menghasilkan aktivitas immunologi
paling tinggi yaitu 19,75% untuk standar 500 (%Brr) sebesar 15,98 % untuk standar 500 mlU/mL
mIU/mL dan %NSB yaitu 0,34% untuk standar 0 dan %NSB sebesar 0,45% untuk standar 0 mIU/mL.
mIU/mL. Volume perunut yang lain (100 ~lL, l50~lL Menunjuk bahwa perbedaan hasil % BIT yang tidak
dan 200 ~lL) tidak menghasilkan aktivitas begitu nyata, maka selanjutnya digunakan volume
immunologi yang lebih tinggi. Semakin besar standar 50 ~lL, untuk menghemat penggunaan
volume perunut, menyebabkan pengenceran semakin larutan standar. Penggunaan volume stal1dar yang
tinggi sehingga Ab* yang terikat Ag semakin kecil, lain (150 ~lL dan 200 pL) menghasilkan aktivitas
38
Produksi Kit Immunoradiometricassay (IRMA) CA-/25 untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium ISSN /4/0-8542
(Puji Widayati. dkk.)
immunologi yang lebih kecil. Volume standar akan penambahan pereaksi assay temyata tidak
mempengaruhi kecepatan reaksi, semakin besar berpengaruh pada hasil aktivitas imunologi
volume standar yang digunakan maka semakin lama sebagaimana ditunjukkan pada sistem inkubasi 2
tercapai kesetimbangan. step memberikan %B/T yang rendah yaitu 3,07%
dan %NSB sebesar 0,13%.
Pengaruh volume standar terhadap aktivitas
immunologi
18
0,53% untuk standar 0 mIU/mL, sedangkan waktu menghasilkan aktivitas immunologi (%B/T)
inkubasi yang lain (2 jam, 4 jam dan 2 step) tidak tertinggi yaitu 19,0 % untuk larutan standar 500
memberikan hasil aktivitas immunologi yang lebih mIU/mL, sedangkan %NSB larutan standar 0
tinggi. Waktu yang diperlukan untuk kesempumaan mIU/mL memberikan aktivitas immunologi 0,53%.
suatu reaksi antigen-antibodi dipengaruhi oleh Inkubasi pada suhu 4 °C temyata menghasilkan
aviditas Ab, kadar antigen dan besamya molekul %B/T untuk larutan standar 500 mIU/mL terlalu
antigen yang ditentukan. Semakin tinggi aviditas Ab rendah yaitu 4,28% dan %NSB untuk larutan
1l1aka se1l1akin pendek waktu inkubasi yang standar 0 mIU/mL adalah 0,13%. Hasil ini diduga
diperlukan, dan se1l1akin tinggi kadar antigen yang karena suhu inkubasi yang terlalu rendah. lnkubasi
ditentukan (standarl sampel) maka semakin pendek pada suhu 37°C untuk larutan standar 500 mIU/1l1L
waktu inkubasi yang dibutuhkan [11]. Urutan menghasilkan %B/T 9,10% dan %NSB untuk
39
Jllrnal Radioisotop dan Radiofarmaka /SSN 14/0-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol 14 No I. April 2011
larutan standar 0 mIU/mL adalah 0,26%. HasH ini Suatu penguJlan bertujuan untuk
mungkin disebabkan oleh suhu inkubasi yang terlalu mendapatkan nilai konsentrasi yang sebenamya,
tinggi bagi antigen. Peningkatan suhu inkubasi tetapi dalam kenyataan nilai yang didapat dari hasil
sebenamya diharapkan mempercepat kesetimbangan pengujian akan menyimpang dari nilai yang
reaksi, namun jika suhu terlalu tinggi akan lebih sebenamya disebabkan ketidaktepatan dan
dominan terjadinya disosiasi dibandingkan asosiasi. ketidaktelitian. Dalam penelitian 1111 ketepatan kit
Disosiasi tidak diinginkan karena akan merusak zat belum dilakukan.
yang akan dianalisis dan menyebabkan penurunan Ketelitian (presisi) merupakan aspek metode
%Brr yang dihasilkan. yang memberikan informasi bat as (limitasi)
pengujian klinis yang rei evan, yang menentukan
Pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas derajat kepercayaan. Ketelitian dinyatakan dalam
immunologi
25 persen koefisien variasi (%CV) pengamatan pada
0> I
.S
"C
20 I
.
pengulangan pengujian pada sampel yang sama,
c I
m j::' 15 I
umumnya digunakan pengulangan pengukuran
E in I
:) ~ 10
.~ - 1 kelompok serum kontrol (QC).
ns 5 : i':'::;:':-;/~sir 500
:: !
o ~ n
Pada penelitian ini pengujian ketelitian kit
o 10 20 30 40
Suhulnkubasi(OC)
IRMA CA-125 intra assay dilakukan dengan 15 kali
pengulangan. Nilai % CV hasil pengujian ini
Gambar 7. Pengaruh suhu terhadap aktivitas
berturut-turut adalah 9,9 dan 2,9 % untuk serum
immunologi yang dihasilkan.
control QC L dan QC 1\. Sedangkan untuk pengujian
ketelitian inter assay dilakukan dengan 7 kali
Validasi kit
pengulangan. Nilai %CV hasil penguJlan 1111
40
Produksi Kit Irnmunoradiometricassay (IRMA) CA-/25 ulltuk Deteksi Dini Kanker Ovarillm ISSN /4/0-8542
(Pllji Widayati. dkk.)
KESIMPULAN
Kurva Standar CA 125
Pembuatan komponen kit IRMA CA-125
menghasilkan rendemen penandaan monoklonal anti
CA-125 jenis M37203M sebesar 96.5%.
y= 0.2795x + 0.0320
+ R = 0.9977
~ro .~
:::;: 0 5 Monoklonal antibodi jenis M86924M sebagai
0
penyalut (coated tube) dapat memberikan %NSB
100 200 300 400 500 600 sebesar 0,21 % dan nilai %B/T sebesar 26,11 %.
Konsentrasi Standar CA 125 (mILYrrL)
Optimasi rancangan assay kit IRMA CA-
Gambar 9. Hasil uji kestabilan kit IRMA CA-125 UCAP AN TERIMA KASIH
41
JI/rnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmacel/ticals
Vol 14 No I. April 2011
dan karyawan dan karyawati bidang Radiofarmaka, 10. ARIYANTO A, DARWATI S, MONDRIDA G,
serta seluruh pihak yang membantu penelitian ini. YUNITA F, WIDAYATI P, STYOWATI S,
Optimalisasi Pembuatan Kit IRMA CA-125,
DAFT AR PUST AKA Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka, Vol. 6,
1. FIGO, Annual report on the Result of Treatment 2003,1-10,
I Gynecological, J Epid Biostat, 1998 11. WIDAYATI P, ARIYANTO A, ABIDIN Z,
2. CREMER DW, Epidemiologi and biosttistic, In: YUNITA F, SUTARI, Optimasi Assay Kit
Berek JS, Hacker NF, Pratical Gynecologic IRMA CA-125, Jurnal Radioisotop dan
Oncologi, 3rd edit, Lippincott Williams & Radiofarmaka, Vol. 9, 2006.
Wilkins, 2000, pp 263-03. 12. WIDAYATI P, ARIYANTO A, SUTARI,
3. AZIZ, M.F. Pencegahan dan Deteksi Dini MONDIDA G, YUNITA F, DARWATI S
Kanker Ovarium. Simposium Pencegahan dan Validasi Kit IRMA CA-125, Proseding Seminar
Deteksi Dini Kanker. Hotel Acacia, Jakarta, Nasional XV Kimia Dalam Industri dan
2004 Lingkungan, Jaringan Kerja Sama Kimia
4. http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2 Indonesia, Yogyakarta, 2006, halI85-188
003/0606/kes I.html, 5 Mei 2008 13. IAEA- TECDOC-IOOI page 1-95
5. http://www .Konsultasi,
Kesehatan.epajak.org/tumor/Kista Ovarium,
Ganaskah?, 5 Mei 2008
6. http://www.solusisehat.netl
berita.php?id=482/Waspadai gangguan siklus
haid, 5 Mei 2008
7. DWIPOYONO, B., Aktifitas Caspase 3 sebagai
indikator Apoptosis pada sel Kanker Ovarium,
Indonesia Journal of Cancer, Vol. 1, No.2,
2007, hal 63-72
8. MIRALLES C, OREA M, ESPANA P., Cancer
Antigen 125 Associated With Multiple Benign
and Malignant Pathologies, Annal of Surgical
dan
Dalam
Pemantauan
Jurnal
REDIATNINGKanker,
Sukiyati
Oncology Dj,
10(2), W, 150-154,
2003, (IRMA)
9.
42