Anda di halaman 1dari 28

1. a.

Jelaskan mengenai pitosin drips, indikasi, 6


kontraindikasi, komplikasi, b. Distosia adalah : suatu persalinan yang sulit dimana tidak Komplikasi : r
penanggulangannya dan kriteria gagal ! terdapatnya/ kurang adanya kemajuan dalam persalinan. - Partus lama u
b. Jelaskan mengenai definisi distosia ! - Ruptur uteri a
c. Terangkan mengenai partus percobaan ! Faktor Penyebab : -kelainan pada his/ power/ - Kematian dan infeksi s
tenaga - Maternal exhaustion (kelelahan ibu), yaitu: o
Jawab : -kelainan  Subfebril < 38 C s
a. Definisi : adalah suatu pemberian oksitosin melalui pada jalan lahir / passage :  Nadi cepat > 100x/mnt s
infus dengan tujuan untuk menimbulkan atau *  Acetonuira a
memperkuat his. jalan lahir  Meteorismus c
keras r
Indikasi : Therapy : Inersia hipotoni : - amniotomi u
a. Induksi : - pada belum inpartu *jalan lahir lunak m
- hipertensi dalam kehamilan -kelainan - oksitosin drip  A
- Serotinus pada janin/ passanger Inersia hipertoni : - pethidin 50 s
b. Akselerasi : bila ada his tapi lemah  untuk memperkuat his -psikis ibu mg i
pada atonia uteri -penolong m
- tokolitik il
Kontra indikasi : Distosia His : adalah tenaga uterus tidak cukup kuat / tidak a
- bekas seksio sesarea terkoordinasi dengan tepat Distosia o.k kelainan jalan lahir / passage : s
- plasenta previa untuk menghasilkan penipisan Terdiri dari : i
- kelainan letak (letak lintang, dan dilatasi serviks. a.kelainan jalan lahir tulang, sendi : r
letak kaki) - e
- Infeksi Herpes Genitalis Os coxae, os sacrum, os coccigeus n
- bekas miomektomi Menurut terjadinya, terdiri dari : - d
- CPD 1. inersia primer artic. Sacroiliaca, sacrococcigeus, simfisis pubis a
- kelainan bentuk panggul - terjadi pada fase laten - h
- CA serviks uteri - sukar ditentukan karena sering persalinan belum rongga panggul : PAP, RTP, PBP :
mulai (False Labor) Terdapat : 4
Caranya : 5 IU oksitosin + 500 cc D5% diberi dengan 2. inersia sekunder  kelainan panggul o.k. kelainan r
kecepatan 8 tetes/menit - terjadi pada fase aktif pertumbuhan. u
ditingkatkan 4 gtt/mt tiap 15 Pernah terjadi his yang adekuat   panggul a
menit, sampai diperoleh his kemudian menjadi inersia naegele : 1 s
adekuat (tiap 2-3’ terdapat his sayap sacrum o
dengan lama 40-60” kuat) Juga dibedakan atas : (-) s
maksimal 60 gtt/mt pada 1. inersia uteri hipotonik : yaitu kontraksi yang terkoordinasi,  panggl Robert s
primipara tapi a
40 gtt/mt pada ampl : 2 sayap c
multipara itud sacrum (-) r
o  split u
Komplikasi : - HPP < 40 mmHg pada kala I m
- Ruptura Uteri 2. inersia uteri hipertonik : yaitu kontraksi yang dihasilkan : panggul  o.k gangguan tulang2 panggul, sendi
deng terbuka ke  rachitis,
Kriteria gagal : an depan  osteomalacia,
- bila belum masuk fase aktif ampl  Panggul  fraktur
- tidak ada kemajuan diameter dan effacement. itud asimilasi:  o.k penyesuaian kaki
o terjadi  koksitis,
Bishop score : adalah suatu klasifikasi objektif untuk memilih > 75 mmHg pada kala I, basal tone penambahan  luksasi
penderita yang menguntungkan bagi induksi persalinan dengan 20 os sacrum koksae,
janin letak kepala. mm (normal ada  atrofi
Hg, 5os sacrum)  o.k gangguan tulang belakang
SKOR deng  A  kifosis,
N FAKTO 0 1 2 3 an s  skoliosis,
O R dura i  spodilostosis
1 Pembuka 0 1-2 3-4 5-6 si > m
an (cm) 90 il Panggul sempit ringan : CV 9 – 10 cm 
2 Pendatar 0-30 40-50 60-70 80 detik a dilakukan partus percobaan
an (%) s Panggul sempit : CV 6 – 8 cm 
3 Station -3 -2 -1/0 +1/+ Etiologi : tidak diketahui, i dilakukan SC primer
2 ti Panggul sempit absolut : CV < 6 cm  dilakukan SC
4 Konsiste Kaku mediu lunak - Dipengaruhi oleh : n
nsi m - presentasi anak - uterus terlalu distensi g
5 Arah Posteri tengah anteri - kelainan letak janin - panggul sempit g
or or - herediter i
-
emosi, takut :
1
, Infeksi intra partum o.k. sering dilakukan PD Dibedakan menjadi 2 yaitu : Bila partus percobaan gagal, dan dilakukan SC, maka untuk
JANIN: - Trial of Labor persalinan berikutnya, dapat dilakukan SC primer, dan harus
a Meningkatkan kematian perinatal - Test of Labor melakukan pemeriksaan antenatal yang teratur.
n Prolapsus funikuli
a Ketuban pecah dini Trial of Labor  Syarat : 2. Jelaskan tentang hiperemesis gravidarum !
k Moulage yang berlebihan  robekan pada tentorium - anak hidup
serebri  perdarahan intrakranial - bisa lahir pervaginam Jawab :
h Fraktur os parietal kepala janin - his harus adekwat Hiperemesis Gravidarum :
i - harus letak belakang kepala gangguan mual/ muntah, tersering pada kehamilan
d
b.Kelainan jalan lahir bagian lunak : Distosia : servix, hymen - TBBJ < 3.000 gr muda, dimana segala yang dimakan/ diminum
vagina,uvulva - ketuban (-), pembukaan serviks > 4 cm dimuntahkan sehingga berat badan turun, turgor
p - dimulai sejak kala I kulit turun, diuresis berkurang dan aseton urin (+).
 Tumor
- usia kehamilan jangan > 40 minggu,
 Kandung kencing penuh
m karena : Faktor predisposisi :
 Septum vagina
a - daya moulage kurang - primigravida lebih sering dibandingkan
Distosia
u o.k kelainan janin : - kepala besar multigravida
a.kelainan pada letak kepala :
p - kemungkinan adanya - Gemelli
-letak defleksi (puncak
u disfungsi plasenta - Mola Hidatidosa
kepala, dahi)
n yang kurang mampu - Riwayat hiperemesis
-deep transverse arrest
mengatasi kesukaran sebelumnya
(letak masih melintang di dasar pelvis)
m yang timbul dari
b.letak bokong :
a partus percobaan Etiologi : belum jelas, diperkirakan oleh karena
t -Frank breech - masuknya vili korialis ke sirkulasi
-Complete breech
i Test of labor : maternal  dianggap sebagai benda
-Incomplete breech
- Merupakan fase terakhir dari trial of asing, sehingga timbul reaksi
c.letak lintang :
labor, dimana dimulai pada pembukaan imunologik berupa desensitasi terhadap
d.kelainan bentuk dan besar janin : lengkap dan berakhir 2 jam vili korialis
Diagnosa Panggul Sempit: - makrosomia :  distosia sesudahnya. Bila 2 jam setelah - perubahan endokrin  akibat HCG yang
bahu
- Anamnesa : pembukaan lengkap, kepala belum berlebihan :
- kembar siam
 persalinan terdahulu turun sampai Hodge III, maka test of - pada kehamilan trimester I
e.kelainan bentuk putaran paksi :
 petunjuk keadaan panggul labor dikatakan gagal. - Mola Hidatidosa
- deep transverse arrest
- Inspeksi - Dilakukan pada kala II - Kehamilan kembar
- letak puncak, letak muka,
 Melihat panggul dari luar letak dahi
- Sekarang ini, test of labor jarang dipakai, - perubahan metabolik
 Tinggi badan ibu < 145cm karena sering pembukaan menjadi tidak - motilitas lambung menurun
- Palpasi : cara Muller-Munro Kerr, Osborn Test, lengkap pada persalinan dengan - alergi
c. Partus percobaan adalah : suatu penilaian kemajuan
Muller Test panggul sempit dan mortalitas pada - psikologis
persalinan dengan
anak lebih tinggi pada test ini.
cara menilai daya
Muller Munro Kerr Test Patofisiologi : - Pada hiperemesis terjadi dehidrasi,
akomodasi panggul
 Tangan kiri memegang kepala anak, sehingga akibat dehidrasi terjadi
ibu terhadap janin
lalu dorong masuk ke panggul ibu dan penurunan cairan ekstraseluler dan
dalam persalinan Partus Percobaan dikatakan berhasil, bila : plasma. Akibatnya terjadi imbalance
2 jari kanan memeriksa (PD) berapa dengan letak belakang
jauh kepala masuk, sedangkan ibu jari - Anak dapat lahir pervaginam secara elektrolit  timbul alkalosis,
kepala yang
tangan kanan menilai dari atas simfisis spontan atau dengan partus buatan hipokloremik. Cadangan karbohidrat
dilakukan pada
 kepala menonjol atau tidak (EV) dan lemak menurun  oksidasi
panggul sempit ringan
 Di nilai apakah kepala bisa masuk - Anak dan ibu dalam keadaan umum baik lemak tidak sempurna  timbul
atau persangkaan
sampai Hodge III: ketosis  penimbunan Aseton
adanya kesulitan dalam darah  aseton urin (+).
 Masuk sampai Hodge III Partus percobaan dikatakan gagal :
dalam partus - Partus percobaan belum lengkap gagal : - Hemokonsentrasi  menyebabkan
 Muller Munro Kerr (-) misalnya tinggi badan
 Tidak Masuk sampai HIII - Bila pembukaan tidak atau kurang oksigenasi jaringan menurun  zat
ibu <145 cm
 Muller Munro Kerr (+) kemajuannya metabolik toksik meningkat
Partus percobaan dilakukan saat mulainya persalinan - Keadaan ibu dan anak menjadi kurang - Hipokalemia
 CPD (+) sampai anak lahir
baik/ gawat janin - Robekan sel lendir oesofagus dan
pervaginam atau
Osborn Test : - Kalau ada lingkaran retraksi yang lambung (Syndrome Mallory Weiss)
setelah kita yakin patologis  perdarahan Gastrointestinal
 Kepala di dorong masuk ke rongga anak tidak dapat lahir
panggul, lalu di nilai tonjolan dari pervaginam.
simfisis setinggi apa ? - Partus percobaan lengkap gagal : Gejala dan tanda (tingkat) :
 Bila tonjolan > 2cm  osborn test (+) - Jika pembukaan lengkap dan pecahnya I II III
Syarat : - His normal dan adekwat
 CPD (+) - Serviks lunak
ketuban, dalam 2 jam kepala tidak Keadaan umum Lemah Lemah  Somnolen
 Bila tonjolan < 2cm  osborn test (-) masuk dalam rongga panggul, walaupun apatis  koma
- Anak dalam letak kepala his cukup baik. Tekanan darah turun Turun Turun
Bahaya Panggul Sempit : - Ekstraksi Forcep yang gagal. Nadi 100 > 100 Kecil /
Partus percobaan hanya dilakukan pada : - Terdapat gawat janin.
IBU : - Panggul sempit ringan x/mt cepat
Pada primigravida diberikan waktu 2 jam, pada
 Partus lama - Janin letakdiberi
belakang kepala Suhu Meningkat Meningkat Meningkat
multigravida waktu 1 jam.
 His yang kuat  ruptur uteri - Janin hidup Turgor Menurun Menurun Menurun
 Iskemia  nekrosis  fistula Nyeri (+) (+) (-)

2
Epigastrium - Olahraga
Lidah kering (+) Kotor Kotor Jawab : 4. Jelaskan tentang skrining dan pengelolaan DM pada - Pemeriksaan kadar GDP / 2 jam PP dilakukan 1 minggu
Mata cekung (+) (+) (+) Dalam kehamilan, yang tersering dijumpai adalah : kista kehamilan ! sekali
Ikterus (-) Sedikit (+) dermoid. DM Gestational adalah :
Berat badan Menurun Menurun Menurun Gangguan intoleransi glukosa berbagai jenis yang muncul/ Obstetrik :
Hemokonsentrasi (-) (+) (+) Pengaruh Kista terhadap kehamilan dan persalinan adalah : terdiagnosis pertama kali saat kehamilan (umumnya NIDDM) - ANC lebih ketat
- tumor membesar  menghambat kemajuan pertumbuhan - Pemeriksaan kesejahteraan janin :
Oliguria (-) (+) (+)
janin, sehingga dapat terjadi : DM Progestational : adalah : Diabetes sudah ada sejak sebelum  USG : untuk mendeteksi
Konstipasi (-) (+) (+)
* abortus hamil dan berlanjut setelah hamil (IDDM) kelainan kongenital, konfirmasi
Aseton (-) (+) (+)
* prematur usia kehamilan, taksiran berat
Ensefalopati (-) (-) (+) - Tumor besar akan menimbulkan distosia. Diagnosa : Penapisan melalui pemberian 50 gr glukosa pada u.k badan janin
Wernicke 24-28 minggu. Bila 1 jam Post Prandial glukosa >140 mg/dl 
- tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih, dapat  CTG : NST setelah usia
terjadi torsi, oleh karena uterus yang membesar dapat dilanjutkan dengan OGTT 100 gr Glukosa. kehamilan 32 minggu, OCT bila
Hiperemesis yang dirawat di RS : merubah letak tumor diperlukan
- segala yang dimakan/ diminum dimuntahkan - Dapat menyebabkan kelainan letak  Gerakan
- BB menurun (> 1/10 BB normal)
- Aseton urin (+)
- Tumor kistik dapat pecah OGTT puasa 105 janin : secara subyektif (bila
terdapat > 10 gerakan/ 12 jam)
Diagnosa banding Kista pecah dan yang torsi dengan : 1 jam PP 190 atau secara elektronik.
Tujuan perawatan RS : -KET
- mengatasi dehidrasi - Apendisitis akut
2 jam PP 165 - Pemeriksaan kematangan paru (kalau
memungkinkan)
- mengatasi kelaparan  dengan pemberian glukosa,
makanan dengan nilai kalori tinggi
3 jam PP 145 - Indikasi mengakhiri kehamilan :
Tumor membesar di diagnosa banding dengan :  Ibu : - bila gula
- mengatasi neurosa  dengan psikotherapy, sedativa - Mioma uteri darah sulit dikendalikan
dan isolasi - Kehamilan kembar
(+), bila terdapat 2 angka sama/ lebih. - timbul komplikasi
Penanganan : Tingkat I  Janin : - TBBA > 4.000 gram
- Makan porsi kecil, - Kesejahteraan janin
diselingi biskuit, roti kering dan teh menurun
- Makanan berlemak  Waktu : umur
dilarang kehamilan > 38 minggu
Penanganan :  Seksio sesarea dilakukan atas
- Luminal/ vitamin - Tumor lebih besar dari telur angsa  diangkat/ operatif
indikasi obstetri
Tingkat II
24 Jam I
oleh karena : Klas A1 GDP <105, GD
 kemungkinan ganas
- Kontrol Tanda vital tiap
 dapat terjadi torsi 2jPP <120  diet
4 jam
 dapat menimbulkan komplikasi A2 GDP >105, GD
- IVFD Dextrose 10%,
objektif
larutan fisiologis (2.000-3.000 cc/hr)
- Balance cairan
- Kista > 10 cm  dilakukan reseksi oleh karena risiko 2jPP >120  Insulin
menjadi - Saat partus :
- Luminal, antiemetik,
kanker  IDDM : seksio sesarea elektif,
neuroroboransia
lebih umur kehamilan 38-39 minggu
- Pemeriksaan lab :
besar  NIDDM : terminasi bila ada
urinalisa, darah lengkap
Kista 5 - 10 cm  dilakukan USG  Bila kistik : observasi indikasi :
Setelah 24 Jam I
Bila padat : reseksi 
- muntah (-), KU baik  Indikasi pemeriksaan GTT dalam kehamilan : GD tdk terkendali
Kista 5 cm  biarkan saja (konservatif)  Makrosomia
makan dan minum - Riwayat keluarga menderita DM
sedikit-sedikit  - Pernah lahir bayi besar  PE
Waktu yang tepat untuk operasi adalah kehamilan 16-20 minggu,
makanan lunak - Pernah lahir bayi dengan cacat bawaan
oleh karena :  gawat janin
dengan kalori tinggi - Pernah abortus / lahir mati
- kehamilan < 16 minggu : korpus luteum graviditatum  hidramnion
dan Vitamin - Obesitas
bisa ikut terangkat
- Therapy psikologis - Hipertensi  Sebelum terminasi, dipastikan
- kehamilan > 20 minggu : tekniknya sulit kematangan paru janin (< 38
Tingkat III
- 1 hari sebelum dan 2 hari post operasi diberi progesteron
Rawat intensif. Therapy : minggu).
25 mg IM / hari untuk memperkecil kemungkinan
- Insulin dimulai dosis rendah, ditingkatkan secara bertahap - Dengan mempertahankan diet dan dosis insulin,
abortus
Terminasi  Pertimbangan : sesuai umur Kehamilan diharapkan sebagian besar pasien melahirkan
- Delirium / koma - Ikterus - Human Insulin, dosis 0.5-1.5 U/kgBB. pervaginam
Jika tumor diketahui pada kehamilan lanjut atau dalam persalinan
- Nadi > 130 x/mt - Perdarahan - Pantau gula darah dan diberikan therapy bersama interna
:
dalam retina Penatalaksanaan : - Janin dipantau dengan CTG
- tidak dicurigai ganas
- Suhu > 38ºC - Uremia, proteinuria yang Medis : - Seksio sesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetri
- tidak menyebabkan kelainan obstetri biarkan sampai
merupakan tanda intoksikasi - Terpadu dengan interna dan gizi - Persalinan dapat pervaginam maupun seksio sesarea.
partus spontan, dan Operasi dilakukan pada masa nifas
- Ensefalopati Wernicke ( Nistagmus, diplopia, perubahan
oleh karena luka operasi yang baru sembuh dapat - Diet : kalori 2.000 – 2.500 kalori / hari
mental)
mengganggu kekuatan mengedan  Protein 10-20% Penanganan neonatus :
 Karbohidrat 50-60% - dianggap dan diperlakukan sebagai bayi prematur
- Jika tumor menghalangi jalan lahir  dilakukan seksio
Prognosa : Bila ditherapy  baik  Lemak 25-30% - dilakukan pemeriksaan gula darah untuk mencegah
sesarea dan pengangkatan tumor langsung.
Tingkat III  buruk - Insulin diberikan bila kadar gula puasa > 105 mg/dl hipoglikemia.
- Jika tidak memungkinkan operasi, maka kista yang
menghalangi jalan lahir dapat dipungsi untuk diberikan sampai kadar GDP 60-90 mg/dl
3. Bagaimana penanganan kehamilan dengan kista ovarium ! atau GD 2jam PP < 120 mg/dl Pengaruh Kehamilan pada DM :
menghindari ruptura uteri.

3
Dalam Kehamilan : prostaglandin dari asam arakhidonat di  Berat badan wanita < 50 kg diikuti dengan penurunan kontraktilitas
 Hiperemesis gravidarum membran janin, juga akan merangsang sitokin  Overdistensi dari uterus. uterus.
 Pemakaian glikogen bertambah karena miometrium dari makrofag serta meningkatkan  Antagonis Kalsium : MgSO4
dan jaringan2 lain bertambah prostaglandin  kontraksi. Persalinan prematur perlu dicegah karena meningkatkan Mekanisme kerja : dengan penurunan
 Janin yang bertambah memerlukan banyak hidrat  Riwayat prematur sebelumnya angka kematian perinatal (prematur adalah penyebab 38% konsentrasi ion Ca bebas dalam sel
arang  IUFD kematian neonatal, terutama oleh karena RDS dan yang diikuti dengan penurunan
 Pankreas dan adrenal janin sudah berfungsi in utero  Kelainan bentuk uterus intraventricular bleeding) kemampuan sel untuk melakukan
 Meningkatnya metabolisme basal dengan pertukaran  Gangguan plasenta : solusio plasenta,  RDS  oleh karena hyalin membran disease fosforilasi rantai pendek miosin selama
zat yang lebih cepat dalam hati ibu mengurangi plasenta previa akibat produksi surfaktan kurang dari sel kontraksi seluler.
banyaknya glikogen cadangan.  Penyakit ibu (penyakit sistemik berat) alveoli type II janin  Kalsium Channel bloker : Nifedipine
 Sebagian insulin ibu dimusnahkan oleh enzim  Kehamilan ganda  IVB  oleh karena hipoksia janin  Mempengaruhi kontraktilitas otot polos
insulinase dalam plasenta  Kelainan letak janin menyebabkan kerusakan endotel vaskular dengan melakukan blokade terhadap
 Khasiat insulin dalam kehamilan dikurangi oleh vena, dan juga kontraksi vena  jalan masuk ion kalsium ke dalam sel
korionik somatomamotropin hormon dan mungkin Penanganan persalinan prematur! menyebabkan ruptur pembuluh darah.  Antiprostaglandin : Aspirin, indometasin
juga oleh estrogen dan progesteron Intinya adalah : Melakukan penghambatan terhadap
Dalam persalinan : - Usahakan tidak terjadi persalinan premature Upaya pencegahan : sekelompok enzim yang bertanggung
 Kegiatan otot rahm dan usaha meneran sehingga janin boleh tumbuh kembang sampai aterm Promotif : jawab atas pengubahan asam
mengakibatkan penekanan glukosa lebih banyak (> 37 minggu / BB > 2500 gram) - Pendidikan tentang bahaya persalinan prematur arachidonat bebas menjadi
Dalam Nifas : - Upaya menjarangkan kelahiran menjadi > 3 tahun prostaglandin
 laktasi menyebabkan keluarnya zat-zat makanan - Menunda usia hamil sampai 20 tahun Indikasi tokolitik :
sehingga keperluan akan insulin bertambah. - Usia gestasi 22-34 minggu
Dengan cara :
- Pencegahan partus prematurus
- Ibu harus dirawat di rumah sakit
Pengaruh DM pada kehamilan : Preventif : - Janin hidup
- Tirah baring dan miring kiri untuk menguragi
Dalam kehamilan : - PAN, diit, vitamin - Ancaman robekan rahim
penekanan pada vena cava inferior sehingga
- Menjaga hygiene - Pembukaan < 4 cm
 Abortus dan partus prematurus sirkulasi uteriplasenter baik
- Mengurangi aktifitas
 Kelainan letak janin - Atasi bila ada infeksi dalam kehamilan → beri
- Penyakit ibu diobati dengan baik Kontraindikasi Tokolitik :
 Preeklampsia antibiotika sesuai dengan infeksinya dan tidak
- Keadaan toxemia dan diabetes harus dimonitor dengan - Penyakit jantung - Alergi
 Insufisiensi plasenta berbahaya bagi janin
- Hipertiroid - Infeksi intra uterin
baik
 Hidramnion - Pemberian tokolitik (Nifedipin, duvadilan), sehingga
- Tindakan bedah abdomen yang elektif harus ditunda - Penyakit paru -
kontraksi uterus berkurang atau hilang sehingga
- Kehamilan gemelli harus istirahat sejak usia kehamilan Kematian janin
persalinan premature bisa dicegah
28 s/d 37 minggu - Hipotensi - HAP
Dalam persalinan : - Jika tidak bisa dihambat kemajuan persalinan,
- Perdarahan pada plasenta previa total harus dirawat dan - Cacat berat
 Inersia uteri dan atonia uteri dilakukan pemberian dexametason/betametason
diupayakan menunda kelahiran sampai janin mampu
 Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan untuk mempercepat pematangan paru (dexametason
hidup Pemberian tokolitik bersifat sementara dalam 48 jam guna
 Distosia bahu karena bahu besar 2x10 mg, IV selama 2 hari) → untuk
- Inkompeten serviks harus dijahit pada trimester pertama memberi kesempatan pematangan paru.
mememinimalkan terjadinya respiratory distress
 Lebih mudah terjadi infeksi
syndrome pada bayi premature
 Kelahiran mati Kuratif : 6. Seorang wanita usia 23 tahun, hamil 32-33 minggu, ke RS
- Pada kala I, jangan melakukan amniotomi sampai
 Angka kematian maternal lebih tinggi kepala janin turun hi HIII-IV - Pemberian obat-obat tokolitik karena tiba-tiba keluar air dari jalan lahir. tidak sakit perut.
Dalam Nifas : - Pemberian obat pematangan paru, yaitu usia kehamilan Gerakan anak dirasakan. Bagaimana menanganinya ?
- Pada kala II, lebih hati-hati sewaktu melahirkan
 Infeksi nifas dan sepsis kepala, di mana tulang-tulang kepala masih belum
22-34 minggu, berupa :
 Menghambat penyembuhan luka keras sehingga dapat terjadi perdarahan otak, karena  Dexametason 2 ampul IM/ 12 Jawab :
Terhadap anak : jam selama 2 hari atau Pada wanita ini mengalami KPD
itu dilakukan episiotomy medial yang luas dan
- Kematian hasil konsepsi dibantu dengan ekstraksi forceps untuk melindungi  Betametason 12 mg IM/ 24 jam KPD adalah :
- janin besar selama 2 hari. keadaan robeknya selaput ketuban secara spontan
kepala dari trauma
- Dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus - Antibiotika hanya diberikan pada KPD, yaitu : pada saat belum inpartu tanpa memandang umur
- Lakukan kerjasama yang baik dengan bagian
- IUFD anak/neonatie sewaktu persalinan sehingga dengan  Eritromisin 4 x 500 mg + kehamilan atau bila 1 jam kemudian tidak timbul
- Cacat bawaan Amoxyclav 3 x 375 mg  tanda-tanda persalinan.
segera dapat menagani persalinan premature
- Kematian Neonatal - Segera setelah lahir, lakukan pemotongan tali pusat selama 7 hari
- Dismaturitas  Clindamisin 4 x 150 mg selama Diagnosa :
untuk meminimalsir terjadinya ikterus pada janin
- Kelainan neurologik dan psikologik 750 mg - Umur kehamilan > 20 minggu
- Keluar cairan dari vagina
Karakteristik penderita pada persalinan prematur : - Inspekulo : keluar cairan dari OUE
5. Bagaimana Penanganan persalinan prematur ! Tokolitik adalah :
 Sosio ekonomi yang rendah : - Lakmus test (+) jadi biru
obat-obat yang mempunyai pengaruh mengurangi, melemahkan
Persalinan prematur adalah :  Penderita berusaha mencari - Mikroskopis : Tampak lanugo / vernix
atau menghilangkan kontraksi rahim.
persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu pendapatan yang banyak kaseosa
/ berat badan janin 500 – 2.500 gram. sehingga akan meningkatkan Ferning test
Menghambat kontraksi rahim diperoleh melalui :
aktifitas Diagnosa Banding :
 Perangsangan Reseptor β Adrenergik : Ritodrin,
Etiologi : penyebab pasti belum diketahui  Gizi kurang - Fistula vesikovaginal dengan kehamilan
 Pengetahuan tentang kesehatan Terbutalin, Isoksuprin. Menstimulasi
reseptor β2 adrenergik pada membran - Stress inkontinensia
Faktor predisposisi : juga berkurang. - Leukorea
sel otot uterus sehingga meningkatkan
 KPD  Umur < 15 tahun : Kelompok ini biasanya
konsentrasi cAMP intraseluler dan
organ-organ reproduksi belum berkembang Therapy :
 Korioamnionitis : dimana infeksi membran cAMP akan menyebabkan menurunnya
plasenta oleh bakteri yang memproduksi
sempurna
konsentrasi ion Ca intraseluler yang Konservatif  bila tidak ada penyulit pada ibu atau janin.
enzim fosfolipase, menghasilkan  Kelompok wanita pekerja kasar dan fisik  MRS
lemah

4
 Umur kehamilan 28 – 36 minggu dirawat selama air - IUGR/ BBLR  Membantu pasien baik fisik maupun mental dalam
ketuban masih keluar atau sampai ketuban tidak - mortalitas perinatal Penanganan Terkini : menghadapi berbagai risiko dan komplikasi yang
keluar lagi.  Obat antivirus  Zidovudin 3’Azido 2’3’ terjadi.
 Selama perawatan dilakukan : - dideoxy thymidizeAZT,
 observasi ada/ tidak tanda-tanda  Dosisnya : Ditujukan kepada :
amnionitis atau tanda2 infeksi Penanganannya :  pada kehamilan 14-34 minggu - Pasien
 ada tanda2 persalinan/ tidak Penanganan Anterpartum : 100 mg 4x/hr - Orang tua pasien
 pemeriksaan maturitas paru : L/S ratio  konseling :  pada persalinan, bolus 2 - Keluarga terdekat.
 Pemberian antibiotika o intensif apakah kehamilannya mg/kgBB, diteruskan infus 1 Tentang : transmisi penyakit genetik, progosis dan cara-cara
 USG diteruskan atau tidak mg/kgBB perhari, sampai terjadi pencegahanannya.
 Bila ada indikasi melahirkan anak, beri o Informasi tentang : arti HIV (+), apa itu persalinan.
kortikosteroid (Dexametason 2 amp HIV/ AIDS, bgm prognose,  pada bayi BBL : syrup AZT 2 Konseling diberikan saat :
IM/ 12 jam selama 2 hari) Pengaruhnya pada kehamilan, risiko mg/kgBB 12 jam Postpartum/ 6  Pranikah
penularan pd Bayi, obat anti virus. jam sampai 6 minggu postpartum  Saat pasutri merencanakan untuk mendapat
keturunan
 pemeriksaan antenatal : Universal Precaution adalah :  Saat pasien hamil dan selama kehamilannya ibu
Aktif : - seperti biasa suatu kewaspadaan menyeluruh yang mempunyai tujuan mendapat penyakit tertentu atau terpapar unsur
 Pada umur kehamilan <28 mgg : pematangan servix - perlu untuk memperkecil kemungkinan terjadi penularan dari Ibu ke teratogen yang dapat menyebabkan risiko terjadinya
dengan : explorasi mengenai partner sex Bayi, tjdnya penularan ibu ke penolong, terjadinya penularan ibu kelainan kongenital pada hasil konsepsi.
- batang laminaria - riwayat ke petugas kesehatan lainnya.  Setelah persalinan dengan bayi yang mengalami
- drips oksitosin transfusi darah cacat kongenital, disini konseling ditekankan pada
- Prostaglandin - pengobatan Caranya : pemberian dukungan emosional serta upaya
 Pada umur kehamilan >36 mgg : induksi dengan dengan suntikan  hindari memecahkan ketuban pada awal persalinan, pencegahan terjadinya kejadian yang sama pada
oksitosin, bila gagal  SC terjadinya partus lama, laserasi pada ibu, bayi  kehamilan berikutnya.
 Pada CPD, letak lintang  SC  pemeriksaan penunjang : bila macet sebaiknya SC
 Bila ada tanda2 infeksi : beri antibiotika dosis tinggi o perlu dilakukan untuk mengetahui  petugas kesehatan harus menggunakan : Komponen Konseling :
 terminasi adanya infeksi oportunis. *sarung tangan steril - Greet : - Sapa pasien
o pemeriksaan lab, USG *kaca mata pelindung - Perkenalkan diri secara sopan
Komplikasi : *masker dan simpatik sehingga
- infeksi, sepsis - Tali pusat  pemberian antivirus : untuk menekan jumlah virus *baju operasi yang tidak timbul rasa percaya pasien
menumbung sehingga me(-)i risiko penularan vertikal. tembus air kepada konselor
- imaturus, prematurus - IUFD *mesin isap untuk bayi - Ask : - Tanya masalah yang dihadapi
- amniotic Band syndr.  Obat anti virus : Zidovudin (ZDU) : *menggunakan cairan - Nilai apakah keluhan yang
 diberikan mulai kehamilan 14-34 klorin 0,5 % untuk dekontaminasi disampaikan sesuai dengan
minggu  Dosis 4 x 400 mg  pada bayi baru lahir : segera dimandikan dengan air kondisi yang dihadapi
7. G2P1A0 28 tahun, hamil aterm dengan ODHA.  saat persalinan : Bolus 2 mg/ kg BB, yang mengandung desinfektan yang tidak - Tell : Jelaskan persoalan pokok yang
a. Bagaimana langkah-langkah penanganan ibu ini ? diteruskan drips 1 mg/kgBB/ hari mengganggu bayi sedang dihadapi
b. Bagaimana meminimalisasi transmisi ibu ke bayi ? sampai selesai persalinan.  memutuskan mata rantai antara penolong dengan - Help : Bantu pasien memahami
c. Jelaskan penanganan terkini lingkungan sekitarnya masalah utamanya dan upaya
d. Jelaskan tentang Universal Precaution. Penanganan Intrapartum : pemecahannya termasuk
*metode : pervaginam, SC 8. a. Apa yang dimaksud dengan konseling genetik, indikasi- keuntungan serta keterbatasan
Jawab : *perhatikan universal precaution :  untuk indikasi untuk melakukan konseling genetik masing-masing cara
Diagnosa : mencegah penularan b. Untuk mendeteksi cacat bawaan pada janin dalam pemecahan tersebut.
Anamnesa : adanya faktor risiko : *hindari pemecahan ketuban pada awal persalinan kandungan pemeriksaan apa saja yang dilakukan - Explain : Jelaskan bahwa cara terpilih
- riwayat transfusi darah *hindari partus lama dan jenis cacat bawaan apa saja yang dapat dideteksi telah dianjurkan dan hasil
- riwayat pengobatan dengan *hindari laserasi pada ibu dan janin ? yang diharapkan mungkin
jarum suntik *bila terjadi kemacetan dalam persalinan  dapat dilihat beberapa waktu
- heterosexual/ homoseksual sebaiknya SC. Jawab : kemudian
Gejala klinis : Konseling Genetik adalah - Reffer/ return : - Dirujuk bila fasilitas yang diperlukan
- demam Penanganan Post Partum : - myalgia suatu proses komunikasi yang dilakukan secara tidak tersedia
- berkeringat malam - *pencegahan penularan melalui ASI, melalui sistematik, untuk membantu pasien mengenali - Atau buat jadwal kunjungan
artralgia parenteral, luka lecet pada Bayi kejadian atau risiko terjadinya kelainan genetik / ulang bila
- fatigue *Ibu HIV : harus-advis
mual,mencegah
muntah kehamilan kelainan kongenital pada janin / hasil konsepsi dan pelayanan
- limfadenopati - berikutnya dengan alat KB menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi terpilih telah
diare kelainan tersebut. diberikan.
Masa inkubasi : timbul gejala klinik/ viremia  < 10 hari Cara meminimalkan transmisi ibu ke bayi: Tujuan :
timbul gejala imunodefisiensi (AIDS) - Dengan tidak menyusui bayinya  Membantu pasien memahami peristiwa kehamilan Dalam proses konseling, keputusan akhir tetap pada tangan
 ± 10 tahun setelah infeksi. - Mencegah luka lecet pada bayi dan risiko kelainan genetik/ kelainan kongenital pasien, konselor hanya memberi info, motivasi/ saran terhadap
Test Serologis : - EIA, Western Blot, IFA  95% antibodi - Bayi diberi ZDU syrup : yang mungkin dihadapi nantinya sehingga dapat permasalahan yang dihadapi.
dapat dideteksi dalam waktu 6 - dosis 2 mg/ kgBB/ 6 jam dilakukan upaya preventif terhadap hal-hal yang
bulan setelah infeksi - sejak 12 jam post partum s/d 6 tidak diinginkan. Konseling Genetik diberikan kepada :
- CD4  < 200/ UL  AIDS 
minggu post partum  Membantu pasien memahami fakta-fakta medis Wanita hamil umur 35 tahun atau lebih : dimana risiko
- menurunkan penularan meliputi diagnosis, kemungkinan penyebab penyakit kelainan kongenital pada janin lebih besar.Cth. Down
Pengaruh infeksi HIV pada kehamilan : perinatal menjadi 8.3 % dan cara penanganannya. syndrome (> 35 th : < 30 th = 1/300 : 1/800)
- abortus spontan  Pasutri dengan hubungan Paternal Consanguinitas :
- prematur

5
- Yaitu hubungan darah yang dekat. a. Bagaimana penanganan yang seoptimal mungkin ?  Grandemultipara : terjadi penurunan kemampuan  Segera lakukan pemeriksaan untuk
- Beberapa penyakit keturunan yang bersifat b. Jelaskan langkah sebelum persalinan ! kontraksi otot-otot uterus untuk menjepit pembuluh mencari etiologi
resesif, bila terjadi perkawinan antar c. Jelaskan tindakan saat persalinan ! darah yang terbuka  Jika etiologinya adalah ATONIA
keluarga yang sama-sama membawa  Umur > 35 tahun : pada usia > 35 tahun kemampuan UTERI, lakukan :
gen resesif pada keturunannya bisa Jawab : kontraksi otot uterus juga telah berkurang - Pemberian uterotonika (oksitosin dan
menjadi dominan. Klas III : penderita penyakit jantung yang sangat mudah merasa  Gemelli : pada kehamilan dengan gemelli, terjadi ergometrin IV, prostaglandin
- Cth : - thalasemia minor capek disertai dengan timbulnya gejala-gejala lain bila overdistensi sehingga mengganggu kontraksi otot parenteral)
- albinisme melakukan pekerjaan ringan sekalipun  banyak pembatasan uterus - Masase uterus
- anemia sel sabit kerja fisik.  Hidramnion : overdistensi - Kompressi bimanual Eastman
- fenilketonuria  Bayi besar : overdistensi - Tampon Uterovaginal
 Bila salah satu atau kedua pasangan punya riwayat Penanganannya :  Riwayat HPP sebelumnya : pada penderita yang - Ligasi
keluarga dengan penyakit menurun, mempunyai risiko Dalam Kehamilan : telah mempunyai riwayat HPP pada persalinan
lebih besar untuk mendapat kelainan kongenital. -sebaiknya klas III  tidak boleh hamil terdahulu, cenderung terjadi perdarahan post partum  Jika etiologinya LUKA JALAN
Cth. - Diabetes -bila hamil < 12 minggu  abortus therapeuticus lagi. LAHIR : segera lakukan repair
- Skizophrenia -bila hamil berlanjut >12 minggu  terjadi
 Mioma uteri : mioma uteri mengganggu kontraksi
- Mongolism. decompensasi cordis  pencegahan :  Jika etiologinya RETENSIO
uterus
 Ibu dengan BOH *tirah baring di RS
 Anastesi umum : pemberian obat anastesi umum
PLASENTA :
 Ibu dengan riwayat infeksi saat kehamilan : dimana infeksi *digitalis + diuretik
yang lama dan berlebihan akan terjadi kelumpuhan
- Bila plasenta belum lahir : lakukan
bakteri dan virus (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, * beta blocker : bisoprolol 1x5 mg → manual plasenta
otot-otot polos sehingga akan mengganggu kontraksi
sifilis) dapat mengganggu organogenesis terutama pada untuk menurunkan Heart rate - Bila hanya sisa plasenta :
uterus.
trimester I. *diet rendah garam - keluarkan dengan digital, atau kuretase
 Malnutrisi dan anemia : terdapat penurunan
 Riwayat pemakaian obat-obat tertentu saat kehamilan : *rawat bersama dengan kardiologi
kapasitas transportasi O2 ke tubuh termasuk uterus
- infus oksitosin
terutama obat2 teratogenik, seperti : Dalam persalinan : diteruskan
sehingga terjadi gangguan kontraksi.
- Thalidomid - Obat anti kanker -percepat dengan EF
-SC bila ada indikasi obstetri  Preeklampsia/ eklampsia : akan terjadi HELLP  Jika etiologinya GANGGUAN
- Tetrasiklin - Fenitoin syndrome yang akan mengakibatkan gangguan
- Asam valproat -hindari trauma berlebihan, infeksi PERDARAHAN :
-bila perlu didampingi oleh kardiolog faktor pembekuan darah. - Transfusi darah segar, trombosit, FFP
 Etnis/ ras tertentu : yaitu
- Ras Afrika : - anemia sel -therapy oksitosin IM, hindari metergin, bila perlu - Jika terjadi DIC, kontrol dengan
transfusi PRC. Klasifikasi : Heparin
sabit  Dini : perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
- pertama sesudah bayi lahir
hemoglobinopati Dalam Nifas : Komplikasi : - Syock, DIC
-observasi vital sign (24 jam I)  Lanjut : perdarahan terjadi masa nifas, tidak - Sheehan Syndrome
-
-batasi laktasi (-) termasuk 24 jam setelah bayi lahir. Penanganan Perdarahan post partum Nifas :
thalasemia
- -sebaiknya rawat di ICCU (24 jam PP)  Kriteria diagnosa :
-Bed Rest sampai 10-14 hari Pencegahan Perdarahan Post Partum : - Perdarahan berulang dan tetap
G6PD defisiensi
-cegah konstipasi, dehidrasi, infeksi  dapat  Perbaiki gizi dan atasi anemia - Pemeriksaan fisik :
- Ras Mediterania : β Thalasemia
memperberat.  Hindari penanganan persalinan yang dapat - kadang penderita febris
- Ras Cina/ Asia Tenggara : α Thalasemia
menyebabkan perdarahan : - nadi cepat
 Terpapar zat radioaktif dan logam berat :
- Timbal Sebelum Persalinan  Perawatan antenatal : - partus lama - syock
- Merkuri  rawat bersama dengan Interna, kardiolog - memijit uterus sebelum plasenta lahir - pemeriksaan obstetri : subinvolusi (fundus masih
 MRS pada kehamilan < 32 minggu  Sedia donor tinggi)
- Zat-zat Radioaktif.
 pencegahan terhadap anemia, infeksi, obesitas,  Pemberian uterotonika pada penderita yang - uterus lembek dan nyeri tekan bila ada infeksi
b. Deteksi cacat bawaan : Kelainan kongenital pada janin sudah hipertensi dalam kehamilan, kerja fisik. mempunyai predisposisi terjadinya HPP - tampak perdarahan pervaginam
dapat dideteksi secara dini pada trimester I kehamilan.  kontrol ANC
 Diet dikontrol. Penanganan Perdarahan post partum dini : - Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan :  Klinis :  Hematologi rutin
 Non Invasif 10. Jelaskan predisposisi perdarahan post partum dan - perdarahan > 500 cc  USG untuk melihat sisa
- USG tingkat-tingkat penanganannya secara sistematis ! - tanda-tanda syok : plasenta
- Echocardiografi - TD menurun I. KONSELING GENETIK
- Radiologi Jawab : - Nadi cepat dan
Sampai saat ini penyakit yang disebabkan kelainan genetik
kecil
 Invasif Perdarahan Post Partum adalah :
Perdarahan yang terjadi setelah lahirnya bayi di mana persalinan - Acral dingin masih merupakan problem dan tantangan dunia kedokteran pada
- Amniosintesis
: - pemeriksaan dengan spekulum perlu untuk
- Biopsi Villi Korialis umumnya, termasuk masyarakat, keluarga maupun individu.
 Pervaginam : > 500 cc mengetahui asal perdarahan dan perlukaan jalan
- Amnioskopi/ Fetoskopi.
 Perabdominam : > 1.000 cc lahir Berkat pengembangan tehnologi dan kemajuan ilmu pengetahuan
USG : dengan USG dapat dideteksi adanya kelainan kongenital
pada kepala, thorak, abdomen, traktus urogenitalis dan identifikasi, pencegahan, pengendalian dan pengobatan penyakit
Ekstremitas : Etiologi : 4 T :  Pemeriksaan penunjang :
- Tonus : atonia uteri - hematologi rutin genetis terus digalakkan.
- Hidrosefalus - hidrotorak
- Anensefalus - hernia umbilikalis - Tissue : sisa jaringan plasenta - faal hemostasis
Salah satu penunjang guna membantu mengatasi masalah
- Mikrosefali - Fokomelia - Trauma : laserasi
- Ensefalokel - Sindaktili, polidaktili - Trombin : koagulopati  Therapy : penyakit genetis ialah Konseling Genetis.
- Kista otak, dll - Kelainan katup jantung  Perbaiki KU : Konseling genetis adalah nasehat yang diberikan kepada ibu
Faktor Predisposisi : - IVFD
- Oksigen hamil yang mempunyai kecenderungan atau beresiko tinggi
9. G1P0A0 26 tahun hamil aterm dengan Decompensasi
Cordis stadium III - Transfusi untuk melahirkan bayi dengan kelainan kongenital. Dalam

6
konseling genetis dilaksanakan pemberian informasi tentang 4. Perkawinan konsanguinitas. Menurut Emery (1975), amnion, serum maternal ataupun keduanya dapat defek akan berubah dan terlihat sebagai garis
resiko dari munculnya dan kemunculan kembali penyakit genetis, dalam penelitiannya didapati kenaikan mortalitas menalami kenaikan pada berbagai macam keadaan : divergen, menyerupai huruf Y
dan kalau mungkin mengambil tindakan untuk mengubah atau pada postnatal, dan frekuensi kelainan kongenital a. Kelainan kongenital seperti : anensefal, - Thoraks : kelainan paru, jantung, hidrotoraks
memperbaiki resiko tersebut. yang sangat berarti . obstruksi esofagus, neural tube defect, - Abdomen : obstruksi traktus gastrointestinal,
Tujuannya adalah : 5. Etnis tertentu yang cenderung mempunyai kelainan defek dinding abdomen teratoma omfalokel, hernia umbilikalis, hernia
1. Memberi nasehat kepada ibu hamil serta memberi tertentu. Insidensi penyakit Tay-sach lebih banyak sakrokoksigeus, nefrosis congenital, diagfragma.
keterangan atau jawaban tentang resiko rekurensi pada orang Yahudi, sedangkan Talasemia lazim sindroma Turner, isoimunisasi resus . - Polikistik ginjal
terhadap penyakit herediter serta kelainan-kelainan dijumpai pada orang-orang yang berasal dari b. Adanya perdarahan fetomaternal dimana - Ekstremitas : fokomelia, dwarfisme, dll.
yang diturunkan secara genetis. Mediterania. darah janin masuk kedalam sirkulasi
2. Mempersiapkan para tenaga medis untuk 6. Pernah terpapar dengan bahan-bahan teratogenik. ibu.
menerangkan kemungkinan yang terjadi sesuai Bahan-bahan teratogenik merupakan factor dari luar 3. Biopsi vili korialis II. PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN
dengan kelainan yang dapat diturunkan secara selain factor keturunan(genetic) yang dapat Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan kira-kira
genetis menyebabkan kecacatan pada bayi yang lahir. mengetahui kelainan sitogenetik, analisa DNA, dan 1 – 4%. Di Indonesia, angka kematian ibu akibat penyakit
3. Mengurangi dalam arti mereduksi atau mencegah Terdiri dari 1. Agen-agen infektif : Rubella ( pemeriksaan biokimiawi. Dengan bantuan jantung dalam kehamilan berkisar antara 1 –2%.
kelainan-kelainan genetis, supaya tidak dapat malformasi pada mata, telinga bagian dalam, dan ultrasonografi, pemeriksaan ini dapat dilakukan pada Penyakit jantung rematik merupakan jenis penyakit jantung
diturunkan jantung), Sitomegalovirus ( mikrosefali, perkapuran minggu ke-9 hingga ke-11 kehamilan, sehingga terbanyak, dan lebih dari 90% biasanya dengan kelainan katup
4. Memberi jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. otak, kebutaan), Herpes simpleks ( mikrosefali, merupakan alternatif dari amniosentesis yang baru mitral (stenosis katup mitral), disusul penyakit jantung kongenital
Penyakit genetis adalah semua gangguan tubuh yang mempunyai mikroftalmus, retardasi mental), Toksoplasmosis ( dapat dilakukan pada minggu ke-15 hingga ke-20 dan penyakit otot jantung.
dasar kelainan genetis. Penyakit genetis dapat dibagi menjadi hidrosefalus), Sifilis ( tuli congenital). 2. Radiasi : kehamilan. Dengan kesempatan pemeriksaan secara Pasien dengan penyakit jantung biasanya dibagi dalam 4
beberapa kelompok berdasarkan pola pewarisan penyakit efek radiasi pengion menyebabkan mikrosefali, lebih dini, diagnosa kelainan genetic dapat golongan. Klasifikasi fungsional yang diajukan oleh New York
tersebut. Dengan cara mengetahui hal ini akan dapat spina bifida, kebutaan. 3. Kimia (obat-obatan) : ditegakkan lebih awal sehingga bila terdapat indikasi Heart Association adalah:
dilaksanakan konseling genetis. talidomide ( Amelia, meromelia). 4. Hormon : untuk mengakhiri kehamilan dapat dilakukan dengan Klas I : Aktivitas tidak terganggu (tidak usah
Konseling genetis diberikan kepada : dietilstilbesterol (kelainan fungsi reproduksi). risiko minimal terhadap ibu. Resiko abortus spontan membatasi kegiatan fisik).
1. Wanita hamil yang berusia lebih dari 35 tahun. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan : masih belum diketahui, tetapi bias lebih tinggi Klas II : Aktivitas fisik terbatas, namun tak ada
Berdasarkan kepustakaan dikatakan bahwa wanita 1. Analisis Kromosom dibanding amniosentesis, selain itu dapat terjadi gejala saat istirahat (bila melakukan
hamil diatas 35 tahun mempunyai resiko tinggi Pemeriksaan ini dapat dilakukan sejak usia infeksi maternal yang berat. aktifitas fisik maka terasa capai, jantung
mempunyai anak dengan kelainan kromosom. kehamilan 16-18 minggu karena pada saat ini sudah 4. Ultrasonografi (USG) berdebar-debar, sesak nafas atau terjadi
Misalnya trisomi 13, 18, atau 21 atau kelainan terdapat sel janin untuk dikultur yang diambil dari Dengan USG saat ini sudah dapat angina pektoris).
kromosom seks seperti Turner’s syndrom (45 XO), cairan amnion (amniosentesis). Dengan karyotipe dideteksi adanya kelainan struktur janin sebelum Klas III : Aktivitas ringan sehari-hari terbatas
Klinefelter’s syndrome(47 XXY). Dari keseluruhan dapat diketahuiadanya kelainan kromosom seperti kehamilan 20 minggu. Pemeriksaan biasanya (kalau bekerja sedikit saja merasa capai,
resiko terjadinya Down syndrom 1 banding 800 trisomi 13, 18, atau 21(Down syndrome) atau dilakukan secara serial. sesak nafas dll).
kelahiran hidup. Meningkat sampai 1 : 300 kelahiran kelainan kromosom seks seperti Turner’s syndrom - Hidrosefalus : Diagnosis hidrosefalus dapat Klas IV : Waktu istirahat sudah menimbulkan
hidup bagi wanita usia 35 sampai 39 tahun dan (45 XO), Klinefelter’s syndrome(47 XXY). ditegakkan bila pada kehamilan 18 mingu atau keluhan (memperlihatkan gejala-gejala
sekitar 1 : 80 bagi wanita usia 40-45 tahun. 2. Serum Maternal Alfa Feto Protein (SMAFP) lebih dijumpai ratio Ventrikel lateral dan dekompensasio walaupun dalam
2. Pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital. Merupakan protein spesifik yang diproduksi oleh Lebar hemisfer (V/H) lebih dari 0,5. istirahat).
3. Riwayat keluarga yang mempunyai kelainan janin. Pada mulanya protein ini diproduksi dalam - Anensefalus : dapat dideteksi sejak usia Penyakit jantung yang berat dapat menyebabkan
bawaan/cacat bawaan. Bila dalam suatu keluarga yolk sac, dan pada akhir trimester pertama hampir kehamilan 12 minggu dengan gambaran yang partus prematurus atau kematian intrauterin karena oksigenasi
terdapat lebih dari satu orang dengan kelainan sebagian besar berasal dari hepar AFP dapat spesifik berupa tidak terlihatnya bagian janin terganggu. Dengan kehamilan pekerjaan jantung menjadi
genetis, berarti keluarga ini mempunyai banyak gen ditemukan dalam serum janin, cairan amnion, dan puncak kepala janin. sangat berat sehingga klas I dan II dalam kehamilan dapat masuk
yang sama. Bila terdapat dua orang dengan kelainan darah ibu. Setelah usia kehamilan 13 minggu, - Mikrosefalus : bila ukuran lingkar kepala ke dalam klas III atau IV.
yang sama didalam suatu keluarga, maka resiko kadarnya dalam cairan amnion dan serum janin akan dibawah 3 deviasi standar Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun
untuk anak berikutnya menjadi lebih besar daripada menurun dengan cepat, sedangkan kadar dalam - Ensefalokel : biasanya disertai hidrosefalus sekunder. Kelainan primer akibat kelainan kongenital, katup,
biasanya. serum maternal terus meningkat sampai akhir - Spina bifida : memberikan gambaran yang iskemik dan kardiomiopati. Sedangkan sekunder akibat penyakit
kehamilan. Kadar -Fetoprotein dalam cairan spesifik, gambaran parallel vertebra didaerah lain seperti hipertensi, anemia berat, dll.

7
A. ANAMNESIS. 5. Lain-lain, seperti kultur tenggorok (throat culture), C- 1. Cukup istirahat ( 10 jam istirahat malam, ½ jam setiap kali 7 Penanganan kala III dilakukan secara aktif, namun
Pada pasien tanpa riwayat penyakit jantung reactive protein, ASTO, kultur darah. setelah makan ) dan hanya pekerjaan ringan yang pemakaian preparat ergometrin merupakan kontraindikasi,
sebelumnya, harus ditanyakan mengenai riwayat demam rematik D. DIAGNOSIS diizinkan. karena kontraksi uterus yang dihasilkan bersifat tonik
atau penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan Diagnosis biasanya dapat ditegakkan bila ditemukan adanya satu 2. Harus dilakukan pencegahan terhadap kontak dengan dengan akibat terjadi pengembalian darah ke dalam
penyakit jantung seperti demam scarlet, sistemik lupus diantara gejala-gejala berikut : orang-orang yang dapat menularkan infeksi saluran nafas sirkulasi sistemik kurang lebih 1 liter.
eritematosus, penyakit paru-paru, penyakit ginjal, difteri atau 1. Bising diastolik, presistolik, atau bising jantung terus- atas, merokok, penggunaan obat-obat yang memberatkan Dalam kondisi sehari-hari, apabila ditemukan pasien
pneumonia, riwayat perawatan di Rumah sakit dan riwayat menerus; pekerjaan jantung. dengan kegagalan jantung maka penanganan awal harus
operasi besar sebelumnya. 2. Bising jantung yang nyaring, terutama bila disertai 3. Tanda-tanda dini dekompensasio harus cepat diketahui, mencakup langkah-langkah standar resusitasi, termasuk
Perlu ditanyakan juga mengenai tanda-tanda dan gejala thrill; seperti adanya batuk, ronki basal, dispnoe dan hemoptoe. diantaranya:
penyakit jantung seperti sianosis pada waktu lahir atau waktu 3. Pembesaran jantung yang jelas pada gambaran foto 4. Sebaiknya pasien masuk rumah sakit 2 minggu sebelum  Perhatikan airway, breathing dan circulation.
aktivitas, “squatting” pada masa kanak-kanak, infeksi saluran toraks; persalinan untuk istirahat.  Bagi ibu hamil, posisi yang dianjurkan adalah
napas berulang, gangguan irama jantung, dispnu pada saat 4. Aritmia yang berat. Persalinan biasanya pervaginam, kecuali ada indikasi obstetri setengah duduk miring ke kiri, untuk mencegah efek
istirahat atau aktifitas, batuk-batuk lama, hemoptisis, asma, nyeri Kadang-kadang penyakit jantung dalam kehamilan untuk seksio sesarea. Penggunaan teknik analgesia untuk hipotensi akibat penekanan vena cava inferior oleh
dada, riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan kelainan- baru diketahui kalau sudah terjadi dekompensasio seperti adanya menghilangkan nyeri persalinan sangat dianjurkan, yang umum uterus gravidarum.
kelainan kongenital. sesak nafas, sianosis, edema atau ascites. dipakai adalah analgesia epidural. Apabila akan dilakukan seksio  Pemberian Morfin / petidin, β Bloker atau diuretik.
sesarea, kebanyakan klinikus menyukai analgesia epidural namun  Digitalisasi.
B. PEMERIKSAAN FISIK. E. PENANGANAN penggunaan harus hati-hati pada hipertensi pulmonar. Anestesi  Antibiotika untuk profilaksis terhadap endokarditis.
Pada pemeriksaan fisik perlu dievaluasi mengenai Pada penderita penyakit jantung diusahakan untuk umum dengan tiopental, suksinil kolin, N 2O dan 30 % O2 juga
Berat Badan dan Tinggi Badan, kelainan pada wajah, jari-jari dan membatasi penambahan berat badan yang berlebihan, anemia memberikan hasil yang memuaskan. B. KELAS III DAN IV
tubuh yang menunjukkan kelainan kongenital dan perubahan- secepat mungkin diatasi, infeksi saluran pernafasan atas dan Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada persalinan Bila seorang ibu hamil dengan kelainan jantung kelas III
perubahan pada kulit seperti sianosis, pucat, angioma, preeklampsia sedapat-dapatnya dijauhkan karena sangat pervaginam adalah : dan IV ada dua kemungkinan penatalaksanaan yaitu : terminasi
xantelasma, dan xanthoma. Tekanan darah harus diukur secara memberatkan pekerjaan jantung. 1 Ibu harus dalam posisi setengah duduk (kepala dan dada kehamilan atau meneruskan kehamilan dengan tirah baring total
hati-hati dengan cuff yang sesuai, kalau perlu pada kedua lengan Saat-saat berbahaya adalah pada : ditinggikan) dan miring ke kiri. dan pengawasan ketat, dan ibu dalam posisi setengah duduk.
dan pada beberapa posisi. Denyut nadi radial harus dinilai dengan 1. Kehamilan 28 – 32 minggu karena merupakan 2 Penolong persalinan harus memberikan pendekatan Kelas III sebaiknya tidak hamil, kalau hamil pasien
cermat, pada Aorta Insufisiensi dapat dijumpai denyut yang puncak hemodilusi,sehingga beban jantung akan psikologis supaya ibu tetap tenang dan merasa aman. harus dirawat di Rumah Sakit selama kehamilan, persalinan dan
kollaps (Collapsing pulse), denyut yang lemah pada cardiac bertambah. 3 Untuk mencegah timbulnya dekompensasio kordis nifas, dibawah pengawasan ahli penyakit dalam dan ahli
output yang rendah, pulsus alternans atau pulsus paradoksus. 2. Partus kala II karena venous return yang meningkat sebaiknya dibuat daftar pengawasan khusus untuk kebidanan, atau dapat dipertimbangkan untuk dilakukan abortus
Inspeksi pada kepala dan wajah untuk mencari adanya saat mengedan mencatat nadi dan pernapasan secara berkala (tanda-tanda terapeutikus. Persalinan hendaknya pervaginam dan dianjurkan
tanda-tanda kelainan kongenital, pengukuran JVP dan penilaian 3. Setelah kala III selesai, dan masa postpartum vital harus dimonitor diantara tiap his, dalam kala I untuk sterilisasi.
denyut karotid dan kelenjar thyroid. Inspeksi dan palpasi pada sebagai akibat kembalinya cairan tubuh ke dalam setiap10-15 menit dan dalam kala II setiap 10 menit. Kelas IV tidak boleh hamil. Kalau hamil juga,
dada untuk mencari adanya kelainan bentuk dinding toraks sistim sirkulasi sehingga beban jantung bertambah Apabila terdapat peningkatan denyut nadi lebih dari 115 pimpinan yang terbaik ialah mengusahakan persalinan
seperti pectus excavatum, precordial bulging, denyut apeks berat. Pemasangan gurita dan kantong pasir di x/mt atau peningkatan respirasi lebih dari 28 x/mt dan pervaginam.
kordis, thrill. Pada auskultasi perlu dinilai bunyi jantung I, II, III, dinding perut dapat dilakukan untuk mencegah disertai dispnu merupakan tanda-tanda dini kegagalan C. PENGAWASAN NIFAS
IV, murmur jantung, opening snap, gallop dsb. Selanjutnya juga perubahan mendadak sirkulasi didaerah abdominal. ventrikel, dan pasien perlu diberikan morfin, digitalis, Pengawasan nifas sangat penting diperhatikan, mengingat
perlu dilakukan pemeriksaan pada paru-paru, abdomen dan A. KELAS I DAN II oksigen dan diuretik). kegagalan jantung dapat terjadi pada saat nifas, walaupun pada
ekstremitas serta sistim-sistim organ tubuh lainnya. Umumnya penderita dapat meneruskan kehamilan sampai 4 Bila dibutuhkan oksitosin, berikan dalam konsentrasi saat kehamilan atau persalinan tidak terjadi kegagalan jantung.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG cukup bulan dan melahirkan pervaginam. Namun tetap harus tinggi (20 U/ltr) dengan tetesan rendah dan pengawasan Komplikasi-komplikasi nifas seperti perdarahan post partum,
1. Laboratorium rutin, seperti hematologis, kimia darah, diwaspadai terjadinya gagal jantung pada kehamilan, persalinan keseimbangan cairan. anemia, infeksi dan tromboemboli akan lebih berbahaya pada
gula darah, dsb. dan nifas. Faktor pencetus utama terjadinya gagal jantung adalah 5 Nyeri persalinan dapat diatasi dengan pemberian obat pasien-pasien dengan penyakit jantung.
2. EKG, bila perlu dapat dilakukan monitor 24 jam. endokarditis, oleh karena itu semua wanita hamil dengan seperti Tramadol 100 mg supositoria, pethidin 50 mg IM, Sebaiknya penderita penyakit jantung dirawat di
3. Phonokardiogram, untuk menilai bunyi jantung dan penyakit jantung harus sedapat mungkin dicegah terjadinya atau morphin 10-15 mg IM. rumah sakit sekurang-kurangnya 14 hari setelah melahirkan
murmur. infeksi terutama infeksi saluran napas atas . 6 Persalinan kala II biasanya diakhiri dengan ekstraksi forseps dengan istirahat dan mobilisasi tahap demi tahap serta diberi
4. Ekokardiografi. Dalam penanganan penyakit jantung selama kehamilan terdapat 4 atau ekstraksi vakum dan sedapat mungkin ibu dilarang antibiotika untuk mencegah endokarditis.
hal yang perlu diperhatikan, yaitu : mengedan.

8
Laktasi dibolehkan bagi wanita yang sanggup secara - Memiliki risiko penyakit pembuluh darah menurunkan risiko preeklampsia sesudah terpaparnya saluran perokok, kadar SC pada penderita preeklampsia lebih rendah dari
fisik, namun bagi penderita penyakit jantung kelas III dan IV - Memiliki factor predisposisi genetic untuk terjadinya cerna secara rekuren dengan sperma ayah. pada yang normotensi. Disini menunjukkan bahwa merokok
tetap dilarang untuk menyusui. preeklampsia. Proses immunitas pada jaringan mukosa merupakan berhubungan dengan rendahnya prevalensi preeklampsia.
TEORI IMMUNOLOGI DALAM PREEKLAMPSIA sistim tersendiri, walaupun merupakan subsistim dari immunitas Mekanisme efek proteksi dari merokok dan
REPRODUKSI Risiko hipertensi dalam kehamilan meningkat pada tubuh. Jaringan mukosa mengandung jaringan limfoid yang bagaimana merokok dapat meningkatkan kadar SC belum
Dalam konseling prakonsepsi, kepada calon ibu keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya “blocking merupakan suatu kesatuan yang termasuk dalam Mucosa diketahui secara pasti. Hanya melalui data penelitian tersebut
hamil dan partnernya harus diberikan penjelasan yang antibody” terhadap antigen plasenta. Keadaan ini dapat terjadi Associated Limphoid Tissue (MALT). didapatkan kemungkinan tingginya kadar SC dapat memproteksi
menyeluruh tentang kondisi penyakit jantung yang dialami dan pada : Berkembangnya pengetahuan tentang respon immun terjadinya preeklampsia, SC berperanan proteksi dalam
risiko-risiko yang akan terjadi dalam kehamilannya. - keadaan kurang efektifnya immunisasi seperti kehamilan melalui saluran cerna dimulai oleh Besredka (1927) dengan immunitas mukosa.
Kepada pasien jantung kelas I dan II yang pertama, keberhasilannya menerapkan pengalaman pada hewan percobaan Komponen sekresi (SC) dihasilkan oleh sel epitel
menginginkan kehamilan, harus dilakukan optimalisasi kondisi - terapi immunosupresif untuk melindungi cangkok ginjal selama dalam melakukan immunisasi melalui mulut pada penyakit saluran napas, saluran kemih, hepatosit, kandung kemih, ginjal
jantung sehingga komplikasi yang dapat terjadi dapat kehamilan, atau disentri dan tifus. dan jaringan mammae. Selama kehamilan terdapat peningkatan
diminimalisasi. Sedangkan bagi pasien dengan kelas III dan IV - bila lokasi antigen plasenta lebih luas dibandingkan dengan Polimer Immunoglobulin A (Ig A) dan komponen kadar SC serum 2 kali lipat sejak kehamilan 8-13 minggu sampai
dianjurkan untuk tidak menikah, atau bila menikah dianjurkan jumlah antibody misalnya pada kehamilan ganda. sekresi (SC) merupakan kunci dalam komponen humoral akhir kehamilan. Belum diketahui secara pasti kenapa terjadi
menghindari kehamilan. Apabila telah terjadi kehamilan sangat Teori immunologik ini dapat menerangkan tenteng immunitas mukosa. Polimer Ig A diproduksi oleh sel plasma peningkatan kadar SC ini. Estrogen dan beberapa sitokin
dianjurkan untuk dilakukan terminasi kehamilan, sebaiknya sebab jarangnya kejadian preeklampsia yang rekuren. Hal ini submukosa. Struktur Ig A seperti juga immunoglobulin yang lain mempengaruhi sintesa SC.
sebelum minggu ke 12 dimana risikonya masih minimal. dapat diterngkan bahwa proses kehamilan merupakan suatu memiliki 4 rantai subunit monomer polipeptida. Pada ujung Toleransi oral sudah dianggap sebagai suatu
Konseling tentang kontrasepsi selama konseling proses, dimana pada kehamilan yang pertama kalai akan timbul rantai a terdapat kepanjangan yang mengandung sistein, sehingga mekanisme untuk proteksi terhadap terjadinya preeklampsia.
prakonsepsi harus mencakup keseluruhan informasi tentang reaksi immunology dan akan timbul memori immunologi untuk memungkinkan pengikatan oleh sulfida, membentuk polimer Ig Kontak dengan sperma pasangan melalui saluran genital ataupun
metode kontrasepsi yang tersedia serta efek samping yang dapat reaksi berikutnya. Pada kehamilan pertama akan terjadi A. Pembentukan polimer Ig A ini sangat menentukan pengikatan saluran cerna berhubungan dengan rendahnya prevalensi
ditimbulkan. Secara umum preparat hormonal kurang disukai, desensitisasi sistim immunologik terhadap adanya gen asing, dengan reseptor pada epitel yang disebut komponen sekresi preeklampsia. Dalam toleransi oral sel TH 3 atau sel T dengan
oleh karena resiko tromboemboli yang dapat terjadi. Namun sehingga gen asing yang akan dating pada kehamilan berikutnya (secretory component / SC). Polimer Ig A dan pentamer Ig M reseptor gd secara keseluruhan mensupresi respon immun untuk
pemberian preparat progestin parenteral masih dianjurkan. tidak menimbulkan reaksi immunologik yang terlalu kuat. Risiko berikatan dengan SC pada permukaan basolateral dari sel epitel, antigen tertentu. Sel T dengan reseptor gd terdapat pada desidua.
terjadinya preeklampsia pada kehamilan berikutnya relatif kecil. dan kemudian ditransport menuju permukaan lumen, dimana Walaupun toleransi oral merupakan proses primer “T-cell
III. TEORI IMUNOLOGI PREEKLAMPSI Tetapi bila ibu menikah lagi dengan orang lain, maka akan jaringan ekstrasel dari SC terpisah dari transmembran. mediated”, tetapi dapat terjadi perubahan terhadap respon Ig A.
Beberapa teori yang diduga sebagai penyebab preeklampsia muncul gen asing baru yang belum dikenali oleh sistim immun SC ekstrasel ( suatu glikoprotein berukuran 78 Sel TH 3 secara predominan menimbulkan perubahan “growth
antara lain : ibu, sehingga kemungkinan terjadi preeklampsia akan lebih kiloDalton ) dilepaskan dalam lumen, berikatan dengan Ig A factor b”, yang menstimulasi kadar SC pada sel epitel dan dalam
1. Fenomena immunologis ( terjadi insufisiensi besar. sebagai sekret-Ig S (s Ig A) atau sebagai SC bebas. SC akan ikatannya dengan interleukin 2 (IL-2) atau interleukin 5 (IL-5),
produksi blocking antibody ) INTERAKSI SISTIM IMMUNOLOGI DALAM memproteksi polimer Ig A dari degradasi proteolitik. mempengaruhi peningkatan produksi Ig A pada sel plasma.
2. Perfusi plasenta yang bertambah PREEKLAMPSIA SC dalam serum berikatan dengan polimer Ig A Kadar SC serum tidak dapat diukur dalam konteks toleransi
3. Perubahan reaktifitas pembuluh darah Secara garis besar terdapat 2 interaksi immunologi melalui ikatan disulfida. Kadar SC dan Ig A dalam serum mukosa.
4. Ketidakseimbangan antara prostasiklin dan yang berperan terhadap terjadinya preeclampsia: meningkat selama kehamilan. Dalam suatu penelitian kadar total 2. Peranan reaksi hipersensitifitas dalam terjadinya preeklampsi
tromboksan 1. Sistim immunologi jaringan mukosa, dan SC selama kehamilan, pada wanita yang mengalami hipertensi Secara umum dikatakan bahwa sistim immunitas
5. Retensi garam dan air 2. Peranan reaksi hipersensitifitas dalam kehamilan ditemukan peningkatan awal kehamilan. Tetapi merupakan suatu sistim pertahanan terhadap invasi benda asing,
6. Menurunnya volume intravaskuler 1. Sistim immunologi jaringan pada preeklampsia. penelitian tersebut tidak membedakan antara preeklampsi dengan baik eksogen maupun endogen. Jika terjadi penyimpangan respon
7. Meningkatnya iritabilitas SSP Menurut Dekker yang dikutip oleh Cunningham hipertensi dalam kehamilan yang lain. Penelitian lain melaporkan immun dari yang semestinya maka akan timbul kerusakan
8. Iskemia pada uterus membuktikan bahwa aktifitas seks oral sebelum kehamilan dapat tentang jumlah SC bebas yang menurun pada wanita dengan jaringan. Penyimpangan yang membawa kerusakan tersebut
Faktor tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam memproteksi preeklampsia, dan disimpulkan bahwa terjadi preeklampsia. dinamakan HIPERSENSITIFITAS. Dikenal 4 jenis reaksi
proses terjadinya preeklampsia / eklampsia. Dari berbagai proses adaptasi dari antigen paternal. Demikian juga pada wanita Pada orang yang merokok terdapat peningkatan s Ig hipersensitifitas ( Reaksi anafilaktik, reaksi hipersensitifitas
pengamatan preeklampsia banyak terjadi pada wanita dengan : yang telah menikah tetapi tidak hamil dulu, risiko terjadinya A dalam serum. Kemudian dalam penelitian lanjut tentang sitotoksik, hipersensitifitas kompleks antigen-antibodi dan reaksi
- Terdapatnya vili khorialis dalam jumlah banyak preeklampsia lebih rendah dari pada wanita yang langsung hamil. hubungan antara preeklampsia, SC dan merokok; diperoleh hasil hipersensitifitas tipe lambat ).
(hiperplasentosis), seperti pada kehamilan kembar atau pada Hal ini berhubungan dengan keadaan bahwa permukaan mukosa adanya hubungan antara kadar SC serum, merokok dan Pada reaksi anafilaktik gejala yang timbul
mola hidatidosa. saluran cerna, saluran napas dan saluran kemih berhubungan preeklampsia. Jumlah SC meningkat pada wanita yang merokok disebabkan oleh adanya substansi aktif (mediator) yang
- Pertama kali kontak denga vili khorialis dengan toleransi immunologi. Toleransi mukosa berpotensi untuk dibanding pada wanita yang tidak merokok. Diantara wanita dihasilkan oleh sel mediator yaitu sel basofil dan mastosit. Sel

9
mediator pertama yang dihasilkan adalah Histamin dan Factor Juga bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi Secara intravena perlahan-lahan besi dapat diberikan, seperti
kemotaktik (Faktor Kemotaktik Eosinofil dan Faktor Kemotaktik IV. ANEMIA DALAM KEHAMILAN pengaruh kurang baik seperti : ferrum oksidum sakkaratum (Ferrigen, ferrivenin, Proferrin,
Neutrofil). Mediator kedua yang dilepaskan adalah mediator Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal 1. kematian mudigah; Vitis), sodium diferrat (Ferronascin) dan dekstran besi (Imferon).
yang dihasilkan secara tidak langsung melalui pelepasan asam ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat 2. kematian perinatal; Akhir-akhir ini Imferon banyak juga diberikan dengan infus
arakidonat dari molekul-molekul fosfolipid membran sel. Asam makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam 3. prematuritas; dalam dosis total antara 1000-2000 mg unsure besi sekaligus,
arakidonat merupakan substrat untuk 2 macam enzim yaitu darah dan sumsum tulang. 4. dapat terjadi cacat bawaan; dengan hasil yang sangat memuaskan.
Siklooksigenase dan Lipooksigenase. Aktifitas enzim Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang 5. cadangan besi kurang. Transfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam
siklooksigenase akan menghasilkan bahan-bahan Prostaglandin lazim disebut hidramnia atau hipervolemi. Akan tetapi Jadi anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial kehamilan sangat jarang diberikan, walaupun Hb-nya kurang dari
dan Tromboksan, yang sebagian dapat menyebabkan reaksi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingakan dengan moriditas serta mortalitas ibu dan anak. 6 g/100ml apabila tidak terjadi perdarahan.
radang dan mengubah tonus pembuluh darah. Mediator ketiga bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pembagian anemia dalam kehamilan Pencegahan
yaitu jenis Heparin, Kemotripsin dan Faktor Inflamasi Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut : plasma 30 %, Anemia defisiensi besi Di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang
Anafilaktik. Mediator jenis ketiga ini terikat erat dengan matriks sel darah 18 % dan haemoglobin 19 %. Bertambahnya darah Anemia dalam kehamilan yang paling sering tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau
proteoglikan yang akan terlepas apabila ada kenaikan NaCl. dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan umur 10 dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini glukonas ferrosus, cukup 1 tablet perhari. Selain itu wanita
Dalam suatu kehamilan normal akan terdapat minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure besi dengan dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-
peningkatan plasma renin, angiotensin, aldosteron dan akan 36 minggu. Seorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari makanan, karena gangguan resorbsi, gangguan penggunaan atau sayuran yang mengandung banyak vitamin dan mineral.
terjadi penurunan resistensi sistim pembuluh darah. Wanita yang 10 g/100ml barulah disebut menderita anemia dalam kehamilan. terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada Anemia megaloblastik
hamil memiliki resistensi terhadap efek angiotensin II, dan Karena defisiensi makanan memegang peranan yang perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan, Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan
resistensi ini tergantung pada produksi prostaglandin. Pemberian sangat penting dalam timbulnya anemia, maka dapat difahami terutama dalam trimester terakhir. karena defisiensi asam folik (pteroylglutamic acid), jarang sekali
prostaglandin E2 dan prostasiklin (PGI2) menurunkan efek bawa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri-negeri yang sedang Diagnosis. karena defisiensi vitamin B12
penekanan dari angiorensin II. Prostasiklin merupakan suatu zat berkembang, dibandingkan dengan negeri yang sudah maju. Diagnosis anemia defisiensi besi yang berat tidak Diagnosis
yang menyebabkan vasodilatasi, dan sangat poten menghambat Menurut penyelidikan Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam sulit karena ditandai cirri-ciri yang khas bagi defisiensi besi, Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila
agregasi trombosit. Prostasiklin diproduksi pada epitel pembuluh kehamilan setinggi 18 %, pseudoanemia 57,9 % dan wanita yakni mikrositosis dan hipokromasia. Sifat lain yang khas bagi ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau
darah melalui metabolisme asam arakidonat. hamil dengan Hb 12 g/100ml atau lebih sebanyak 23,6 %; Hb defisiensi besi ialah kadar besi serum rendah, daya ikat besi sumsum tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan
Pada penderita preeklampsia tidak terdapat resistensi rata-rata 12,3 g/ml dalam trimester I, 11,3 g/100 ml dalam serum tinggi, protoporfirin eritrosit tinggi dan tidak ditemukan hiperkhrom tidak selalu dijumpai, kecuali bila anemianya sudah
terhadap angiotensin II. Hal ini terjadi karena menurunnya trimester II, dan 10,8 g/ 100 ml dalam trimester III. Hal itu hemosiderin (stainable iron) dalam sumsum tulang. berat.
produksi prostasiklin. Menurunnya produksi prostasiklin ini disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata Terapi Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan percobaan penyerapan
karena jumlah yang dihasilkan oleh plasenta berkurang, bukan dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia Apabila pada pemeriksaan kehamilan hanya Hb (absorbtion test) dan percobaan pengeluaran (clearance test)
karena berkurangnya kemampuan asam arakidonat untuk dalam kehamilan meningkat pula. yang diperiksa dan Hb itu kurang dari 10 g/100ml, maka wanita asam folik.
menghasilkan prostasiklin. Produksi prostasiklin oleh plasenta Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat dianggap senagai penderita anemia defisiensi besi, baik Terapi
berkurang karena adanya hipoksia, hal ini dapat disebabkan oleh Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi yang murni maupun yang dimorfis, karena tersering anemia Dalam pengobatan anemia megaloblastik dalam
adanya proses atherosis akut sehingga terjadi pengurangan aliran ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan dalam kehamilan adalah anemia defisiensi besi. kehamilan sebaiknya bersama-sama dengan asam folik diberikan
intervilli. Penurunan produksi prostasiklin secara relatif akan masa selanjutnya. Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia, Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per juga besi. Tablet asam folik diberikan dalan dosis 15-30 mg
meningkatkan pengaruh tromboksan. Tromboksan A2 (Tx A2) seperti : os. Biasanya diberikan garam besi sebanyak 600-1000 mg sehari, sehari. Jikalau perlu, asam folik diberikan dengan suntikan dalam
diproduksi oleh metabolisme asam arakidonat trombosit. 1. abortus; seperti sulfas-ferrosus atau glukonas ferrosus. Peranan vitamin C dosis yang sama.
Tromboksan berpotensi menyebabkan agregasi trombosit dan 2. partus prematurus; dalam pengobatan dengan besi masih diragukan oleh beberapa Apabila anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin
vasokonstriksi. Pada preeklampsia terdapat dominasi dari 3. partus lama karena inersia uteri; penyelidik. Mungkin vitamin C mempunyai khasiat untuk B12 (anemia pernisiosa Addison-Biermer), maka penderita harus
tromboksan, sehingga pada mikrosirkulasi akan terjadi 4. perdarahan post partum karena atonia uteri; mengubah ion ferri menjadi ion ferro yang lebih mudah diserap diobati dengan vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram
vasokonstriksi dan agregasi trombosit, kemudian terjadi iskemi 5. syok; oleh selaput usus. Tetapi parenteral baru diperlukan apabila sehari, baik per os maupun parenteral.
fokal dan deposit trombosit. Jaringan plasenta juga menghasilkan 6. infeksi, baik intrapartum maupun postpartum; penderita tidak tahan akan obat besi, ada gangguan penyerapan, Anemia hipoplastik
tromboksan dan akan meningkat produksinya pada preeklampsia. 7. anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 penyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena
Proteinuri progresif pada preeklampsia dapat timbul karena g/100 ml dapat menyebabkan dekompensasi kordis. tua. Besi parenteral diberikan dalam bentuk ferri. Secara sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru,
banyaknyatromboksan yang diproduksi. Hipoalbumin akan Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian intramuskulus dapat disuntikkan dekstran besi (Imferon) atau dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan.
menurunkan waktu paruh prostasiklin, dan ini akan ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan. sorbitol besi (Jectofer). Hasilnya lebih cepat dicapai, hanya Darah tepi menunjukkan gambaran normositer dan normokrom,
mempertahankan terjadinya siklus patologik. penderita merasa nyeri di tempat suntikan. tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folik atau vitamin

10
B12. Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia 1. Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan 3. Hipoglikemia terutama bila pemberian minum
eritropoesis yang nyata. berat yang sesuai ( masa kehamilan dihitung mulai peertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan terlambat. Agaknya hipoglikemia ini disebabkan
Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum dari hari pertama haid terakhir dari haid yang teratur sebelum bayi lahir, sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan
diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, ) dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih meningginya metabolisme bayi.
sinar Roentgen, racun atau obat-obat. Karena obat-obat 2. Bayi small for gestational age (SGA) yaitu, bayi berada dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak 4. Keadaan lain yang mungkin terjadi : asfiksia,
penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada janin ini prdarahan paru yang massif, hipotermia, cacat
untuk memperbaiki keadaan penderita adalah transfusi darah, masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue. bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom Downs,
yang sering perlu diulang sampai beberapa kali. KMK) 2. Disproportionate IUGR Turner dan lainnya), cacat bawaan oleh karena
Anemia hemolitik Untuk menentukan apakah bayi baru lahir itu prematur (sesuai Terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi beberapa infeksi intrauterine dan sebagainya.
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran masa kehamilan = SMK), matur normal, KMK atau besar untuk minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan Penatalaksanaan
sel darah merah brlangsung lebih cepat dari pembuatannya. masa kehamilan (BMK) dapat dipakai tabel growth charts of ini panjang dan lingkaran kepala normal tetapi berat tidak sesuai Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus
Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan weight against gestation. Pada tabel ini berat bayi matur normal dengan masa gestasi. Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan,
besar yakni : dan bayi prematur (SMK) terletak diantara 10th percentile dan sedikitnya jaringan lemak dibawah kulit, kulit kering keriput dan mencegah infeksi dan lainnya, akan tetapi oleh karena bayi ini
1. golongan yang disebabkan oleh faktor 90th percentile. Pada bayi KMK beratnya dibawah 10th percentile. mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang. mempunyai problematic yang agak berbeda debgan bayi lainnya
intrakorpuskuler, seperti pada sterositosis, Bila berat bayi diatas 90th percentile ia disebut heavy for dates Pada IUGR perubahan tidak hanya ukuran panjang, berat dan maka harus diprhatikan hal-hal berikut ini :
eliptositosis, anemia hemolitik herediter, atau BMK. lingkaran kepala, akan tetapi organ-organ didalam badanpun 1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin
thallasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopati C, D, Ciri-ciri dan masalah kedua bentuk BBLR (SMK dan KMK) ini mengalami perubahan, misalnya Drillen (1975) menemukan intrauterine serta menemukan gangguan
G, H, I dan paroxysmal nocturnal haemoglobinuria, berbeda-beda. Oleh karena itu perlu diketahui umur kehamilan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan berat pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan
dan dengan mengetahui hari pertama haid terakhir, bunyi jantung hati, limpa, kelenjar adrenal dan thymus berkurang dibandingkan ultrasonografi. Bila bayi lahir memerlukan
2. golongan yang disebabkan oleh factor pertama yang dapat didengar (kehamilan 18-22 minggu), fetal bayi prematur dengan berat yang sama. Perkembangan dari otak, pemeriksaan yang lebih lengkap dan kemudian
ekstrakorpuskuler, seperti pada infeksi (malaria, quickening (kehamilan 16-18 minggu), tinggi fundus dan fetal ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya. sesuai dengan kelainan yang didapat.
sepsis,dsb). ultrasound : diameter biparietal atau bila diduga KMK rasio ETIOLOGI 2. Memeriksa kadar gula darah dengan dextrostix atau
Gejala-gejala yang lazim dijumpai ialah gejala-gejala proses lingkar kepala terhadap lingkaran perut harus dinilai. Secara Faktor ibu : hipertensi dan penyakit ginjal yang kronik, perokok, di laboratorium. Bila ditemui adanya hipoglikemi
hemolitik, seperti anemia, hemoglobinemia, hemoglobinuria, klinik umur kehamilan dapat diketahui dengan mengukur berat penderita diabetes mellitus yang berat, toksemia, hipoksia ibu ( harus diatasi.
hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria dan sterkobilin lebih banyak lahir, panjang badan, lingkaran kepala (occipito-frontal tinggal di daerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru 3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati
dalam feses. circumference) atau dengan cara Ballard dkk. Yang kronik) gizi buruk, drug abuse dan peminum alkohol. Faktor hiperviskositasnya.
Sumsum tulang menunjukkan gambaran normoblastik dengan menggunakan kriteria neurologik dan kriteria fisik eksterna. uterus dan plasenta : kelainan pembuluh darah (hemangioma), 4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori
hiperplasia yang nyata, terutama sistim eritropoetik.Frekuensi BAYI KECIL MASA KEHAMILAN (KMK) / IUGR insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bikornis, infark dibandingkan dengan bayi SMK.
anemia hemolitik dalam kehamilan tidak tinggi Banyak istilah yang digunakan untuk menunjukkan plasenta, transfusi dari kembar yang satu ke kembar yang lain, 5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga
Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan bahwa bayi KMK ini menderita gangguan pertumbuhan didalam sebagian plasenta lepas. Faktor janin : ganda, kelainan akan menderita aspirasi mekonium.
tergantung pada jenis dan beratnya. Obat-obat penambah darah uterus (intrauterine growth retardation = IUGR) seperti kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan Pengamatan lanjut
tidak memberi hasil. Transfusi darah yang kadang-kadang pseudoprematur, small for dates, dismatur, fetal malnutrition (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes, sifilis; Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi
diulang beberapa kali, diperlukan pada anemia berat untuk syndrome, chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational TORCH). Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah, problematic yang dideritanya, maka perlu diamati selanjutnya
meringankan penderitaan ibu dan untuk mengurangi bahaya age (SGA). Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) tidak diketahui. oleh karena bayi ini kemungkinan akan mengalami gangguan
hipoksia janin. Splenektomi dianjurkan pada anemia hemolitik adalah bahwa setiap bayi yang berat lahirnya sama dengan atau Problematik bayi KMK : pendengaran, penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf
bawaan dalam trimester II atau III. Pada anemia hemolitik yang lebih rendah dari 10th percentile untuk masa kehamilan pada 1. Aspirasi mekonium yang sering diikuti pusat dan penyakit-penyakit seperti hidrosefalus, cerebral palsy
diperoleh harus dicari penyebabnya. Sebab-sebab itu harus Denver intrauterine growth curve adalah bayi SGA. Kurva ini pneumotoraks. Ini disebabkan distress yang sering dan sebagainya.
disingkirkan, misalnya pemberian obat-obat yang dapat dapat pula dipakai untuk Standard intrauterine growth chart of dialami bayi ini dalam persalinan. Insiden
menyebabkan kelumpuhan sumsum tulang harus segera low birth weight Indonesian infants. Idiopathic respiratory distress syndrome berkurang 1. Letak sungsang
dihentikan. oleh karena IUGR mempercepat maturnya jaringan A. Cara pengelolaan bayi dengan letak sungsang
paru.  Hamil < 34 minggu (pada primigravida) :
V. BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DAN IUGR Ada 2 bentuk IUGR, yaitu : 2. Usher (1970) melaporkan bahwa 50 % bayi KMK Ibu dipesan untuk melakukan knee-chest position 3-4 kali
Bayi dengan berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir 1. Proportionate IUGR mempunyai hemoglobin yang tinggi yang mungkin selama 10 menit setiap hari dengan harapan bayi dapat
dengan berat badan < 2500 gr, terbagi atas : disebabkan oleh hipoksia kronik da dalam uterus. terjadi rotasi menjadi letak kepala. Karena kepala bayi

11
lebih berat daripada bokong, maka diharapkan terjadi pembuluh darah akan pecah dan terjadi solusio 1) Solusio plasenta. Pecahnya pembuluh darah palsent dengan gerakan yang bersamaan dilakukan
versi. plasenta. aakibat trauma langsung saat versi atau karena pemutaran, sehingga janin berada dalam presentasi
4) Primigravida tua ( umur > 35 tahun ). Sejak awal tarikan tali pusat yang relatif pendek pada saat janin yang dihendaki.
direncanakan untuk SC diputar. 2. pemutaran dilakukan ke arah :
 Hamil < 36 minggu (multigravida)  knee-chest 5) Lilitan tali pusat 2) Ruptur uteri a. yang paling rendah tahanannya (ke arah
position. 6) BJA buruk 3) Ketuban pecah, sehingga dapat menyebabkan perut) atau
 Apabila janin tetap sungsang pada hamil 34 minggu 7) Ketuban sudah pecah terjadinya prolaps talipusat, prolaps bagian-bagian b. presentasi yang paling dekat
(primigravida) dan hamil 36 minggu (multigravida) 8) Gemelli. Bila dilakukan versi maka pada waktu kecil janin atau infeksi 3. setalah tahap rotasi selesai, penolong mendengarkan
dan jika tidak ada kontraindikasi dilakukan versi bahu janin diputar, janin yang 4) Lilitan tali pusat. Terjadi bila tali pusat panjang, detik jantung janin dan detk jantung janin
luar. Ibu dipersiapkan untuk versi luar, membawa lain dapat ikut terputar. sehingga saat janin diputar, tali pusat melingkar diobservasi selama 5-10 menit.
bedah dan mempersiapkan gurita. Pada 9) Pembukaan serviks > 4 cm pada salah satu bagian anak. 4. bila dalam observasi tersebut terjadi gawat janin,
primigravida, versi luar sebelum 34 minggu  10) Hidramnion 5) Letak defleksi maka janin harus segera diputar kembali ke
belum perlu oleh karena dapat versi spontan ; bila > 11) Hidrosefalus 6) Persalinan prematur IUFD presentasi semula. Bila pada pemutaran dijumpai
36 minggu maka manipulasi sulit, karena bagian 12) Panggul sempit Tahap-tahap versi luar : tahanan, perlu dikontrol detik jantung janin. Bila
terbawah janin sudah masuk panggul Teknik versi luar : Versi luar yang dilakukan untuk mengubah bagian terrendah terdapat tanda-tanda detik jantung janin tidak teratur
 Bila versi luar berhasil menjadi janin letak kepala 1. Kandung kencing dikosongkan janin dari satu kutub ke kutub yang berlawanan (letak sungsang dan mengkat, janganlah pemutaran dilangsungkan.
maka ditangani seperti letak kepala. 2. Posisi berbaring dengan kaki fleksi diubah menjadi letak kepala), terdiri dari 4 tahap yaitu : Tahap fiksasi :
 Bila versi luar tidak berhasil, maka dirawat dengan 3. Bila perlu : dilakukan mobilisasi bagian 1. tahap mobilisasi : mengeluarkan bagian Bila rotasi sudah dikerjakan, dan penilaian detak jantung janin
kehamilan letak sungsang, tunggu sampai in partu. terendah anak terendah dari pintu atas panggul baik maka dapat dilanjutkan dengan fiksasi janin. Fiksasi dapat
Diharapkan pada ibu untuk melahirkan di rumah 4. Sentralisasi : kepala dan bokong 2. tahap eksenterasi : membawa bagian dikerjakan dengan memakai gurita. Ibu diminta tetap memakai
sakit. didekatkan terendah ke fosa iliaka agar radius gurita, setiap hari sampai saat pemeriksaan 1 minggu kemudian.
Syarat-syarat Versi Luar : 5. Versi : pemutaran ke arah perut anak rotasi lebih pendek
1) Hamil > 34 minggu 6. Bunyi jantung janin diperiksa ulang. 3. tahap rotasi : memutar bagian terendah B. Cara persalinan letak sungsang :
2) Bokong masih dapat dimobilisasi Bila menjadi jelek diputar kembali ke janin ke kutub yang dikehendaki Bisa secara pervaginam atau perabdominal ( SC )
3) BJA baik posisi semula 4. tahap fiksasi: memfiksasi badan janin Persalinan pervaginam:
4) Ketuban belum pecah 7. Tidak boleh dipergunakan tokolitik dan agar tidak memutar kembali. 1. Persalinan spontan Bracht : janin dilahirkan dengan kekuatan
5) Dinding perut tipis dan tidak mudah terangsang anestesi Tahap mobilisasi dan eksenterasi : dan tenaga ibu sendiri
6) Pada persalinan pembukaan < 3 cm dan bokong Versi luar dianggap gagal bila : 1. ibu tidur terlentang dengan posisi Trendelenburg 2. Ekstraksi parsial/ manual aid : janin dilahirkan sebagian
masih dapat dimobilisasi  Timbul gawat janin dan tungkai fleksi pada sendi paha dan lutut. dengan kekuatan ibu dan
Kontra Indikasi Versi Luar :  Letak anak yang diharapkan tidak tercapai. Karena Kandung kemih sebaiknya kosong. sebagian dengan bantuan tenaga penolong
1) Riwayat operasi/cacat rahim (SC/miomektomi). bagian janin tak dapat dipegang dengan baik atau 2. perut ibu diberi talk dan tidak perlu diberi narkosis. 3. Ekstraksi total : janin dilahirkan seluruhnya dengan bantuan
Jaringan parut pada dinding karena terasa hambatan yang berat saat rotasi Penolong berdiri di samping kiri ibu menghadap ke tenaga penolong
uterus merupakan tempat dengan tahanan yang Versi luar ulangan : arah ibu. Mobilisasi bagian terendah janin Terdiri dari : ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki
lemah, sehingga bila dilakukan  Dilakukan setiap kunjungan antenatal selama tidak dilakukan dengan meletakkan kedua telapak tangan Tahap manual aid :
manipulasi dari luar dapat terjadi ruptura uteri. ada kontraindikasi penolong pada pintu atas panggul dan mengangkat Tahap I : mulai lahirnya bokong sampai pusat, dilahirkan dengan
2) Riwayat perdarahan antepartum. Bila disebabkan  Dilakukan oleh tenaga senior bagian terendah janin keluar dari pintu atas panggul. kekuatan tenaga ibu
plasenta previa atau plasenta Komplikasi versi luar : Setelah itu dilakukan eksenterasi, yaitu membawa sendiri
letak rendah, saat dilakukan versi, ditakutkan  Solusio plasenta bagian terendah janin ke tepi panggul (fosa iliaka) Tahap II : melahirkan bahu dan lengan, dengan bantuan penolong
plasenta terlepas dari insersinya.  Lilitan tali pusat agar radius pemutaran lebih pendek persalinan
3) Hipertensi. Pada wanita hamil dengan hipertensi,  Ruptura uteri Tahap rotasi : 1. Klasik ( Deventer ) : melahirkan bahu dan lengan
umumnya terjadi perubahan  Gawat janin 1. pada waktu hendak melakukan rotasi, penolong belakang terlebih dahulu
pada pembuluh darah arteriole di plasenta. Bila  Ketuban pecah mengubah posisi berdirinya, yaitu menghadap ke 2. Muller : melahirkan bahu dan lengan depan lebih
dilakukan versi ditakutkan Kerugian Versi Luar : muka ibu. Satu tangan penolong memegang bagian dahulu
terendah, satu tangan memegang bagian atas dan

12
3. Lovset : memutar badan janin dlam setengah 6. Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka harus Pada awalnya pemeriksaan kardiotokografi dikerjakan saat intrauterin lebih menguntungkan dari kehidupan
lingkaran ( 180 0 ), bolak-balik sambil dilakukan diputar menjadi lengan belakang. Gelang bahu dan persalinan, namun kemudian terbukti pemeriksaan ekstrauterin.
traksi curam kebawah sehingga bahu yang lengan yang sudah lahir dicengkam dengan kedua kardiotokografi ini banyak manfaatnya pada masa kehamilan, Ada juga yang mengatakan, bila kehamilan disertai faktor resiko
sebelumnya berada di belakang, dapat lahir dibawah tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua khususnya pada kasus dengan faktor resiko untuk terjadinya seperti hipertensi/ gestosis, diabetes melitus, perdarahan, atau
simfisis pubis. ibu jari tangan penolong terletak di punggung dan gangguan kesejahteraan janin ( insufisiensi uteroplasenter ), yaitu oligohidramnion, hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa
Tahap III : melahirkan kepala sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari-jari : keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu kemudian,
1. Mauriceau (Veit Smellie ) : pada janin dengan perut lain mencengkam dada. Putaran diarahkan ke perut 1. Hipertensi dalam kehamilan/ gestosis sehingga pemeriksaan ulangan harus lebih sering ( kurang dari 1
menghadap kebawah dan dada janin, sehingga lengan depan terletak di 2. Kehamilan dengan diabetes melitus minggu ).
2. Praque terbalik : pada janin dengan perut belakang. Kemudian lengan belakang ini dilahirkan 3. Kehamilan post-term Sebaiknya NST tidak dipakai sebagai parameter tunggal untuk
menghadap ke atas dengan tehnik tersebut di atas. 4. Pertumbuhan janin terhambat menentukan intervensi atau terminasi kehamilan oleh karena
3. Cunam Piper : dilakukan bila cara Mauriceau tidak 7. Deventer melakukan cara klasik ini dengan tidak 5. Ketuban pecah prematur tingginya angka positif palsu, sehingga dianjurkan untuk menilai
berhasil mengubah lengan depan menjadi lengan belakang. 6. Gerakan janin berkurang profil biofisik janin lainnya .
4. Najouks : pada janin dengan letak kepala masih Cara ini lazim disebut cara Deventer. Keuntungan 7. Kehamilan dengan anemia
tinggi. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena cara klasik ialah pada umumnya dapat dilakukan 8. Kehamilan ganda B. Cara melakukan Non Stress Test
menimbulkan trauma yang berat pada sumsum pada semua persalinan letak sungsang, tetapi 9. Oligohidramnion Prosedur pelaksanaan Non Stress Test :
tulang di daerah leher. kerugiannya ialah lengan janin masih relatif tinggi di 10. Polihidramnion 1. Penderita ditidurkan secara santai semi Fowler 45
5. Wigand Martin-Winckel dalam panggul, sehingga jari penolong harus masuk 11. Riwayat obstetrik buruk derajat
ke dalam jalan lahir yang dapat menimbulkan 12. kehamilan dengan penyakit ibu ( seperti SLE, 2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit
C. Manual aid cara Klasik dan cara Mauriceau infeksi. penyakit ginjal ) 3. Dipasang tokodinamometer
Manual aid cara Klasik 4. Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10
1. Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini Cara Mauriceau (Veit-Smellie) ALADJEM mengusulkan suatu protokol evaluasi janin menit, sebagai data dasar
ialah melahirkan lengan belakang lebih dahulu, 1. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin antepartum sebagai berikut : 5. Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
karena lengan belakang berada di ruangan yang dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari tengah 1. Pada kehamilan resiko tinggi, NST dilakukan 6. Bila pasien dalam keadaanpuasa dari 30 menit
lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan setelah kehamilan berumur 30 minggu pemantauan hasilnya non reaktif. Maka diberikan
lengan depan yang berada di bawah simfisis. Tetapi jari keempat mencengkam fosa kanina, sedang jari 2. Bila NST reaktif, pemeriksaan diulang setiap 100 gram glukosa oral dan dilakukan pemeriksaan
bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan lain mencengkam leher. Badan anak diletakkan di minggu, kecuali pada kelainan tertentu seperti ulang 2 jam kemudian ( karena itu sebaiknya
depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu atas lengan bawah penolong, seolah-olah janin diabetes melitus dianjurkan dilaksanakan setiap hari dilakukan pagi hari setelah 2 jam makan pagi )
dengan memutar gelang bahu ke arah belakang dan menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga 3. Bila reaktivitas berkurang, dilakukan pemeriksaan 7. Pemeriksaan NST ulangan dilakuakan berdsarkan
baru kemudian lengan belakang ini dilahirkan. penolong yang lain mencengkam leher janin dari estriol.. NST diulang setiap hari dengan rangsangan pertimbangan individual hasil NST
2. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan arah punggung. dari luar. Bila reaktivitas tidak membaik, dilakukan C. Pembacaan hasil :
penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke 2. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam OCT. REAKTIF, bila
atas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati ke bawah sambil seorang asisten melakukan 4. Bila dalam 2 kali pemeriksaan ternyata janin dalam o Denyut jantung basal 120-160 dpm
perut ibu. ekspresi Kristeller. Tenaga tarikan terutama keadaan gawat, dilakuakan pemeriksaan maturitas o Variabilitas denyut jantung janin antara 6-25 dpm
3. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkan paru janin. Bila paru telah matur, janin dilahirkan. o Terdapat paling sedikit 5 gerakan janin dalam waktu
dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput Bila belum matur penderita dirujuk ke pusat yang 20 menit pemeriksaan dengan disertai dengan
tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke memiliki NICU untuk merawat janin yang masih adanya akselerasi paling sedikit 10-15dpm
pada fosa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion prematur. NON REAKTIF, bila
dengan gerakan seolah-olah lengan bawah sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, 5. Bila kecurigaan adanya gawat janin dapat o Denyut jantung basal <120 atau >160 dpm
mengusap muka janin. mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahirlah disingkirkan, ulangi pemeriksaan setiap hari selama o Variabilitas denyut jantung janin antara < 6 dpm
4. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada seluruh kepala janin. 1 minggu. o Gerakan janin < 5 kali dalam waktu 20 menit
pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan 6. Bila terjadi hasil yang non-reaktif atau pola pemeriksaan
penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga 2. Non Stres test sinusoidal, janin harus dipersiapkan utuk dilahirkan o Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun
punggung janin mendekati punggung ibu. A. Indikasi dan kapan dilakukan non stres test dengan mempertimbangkan apakah kehidupan diberikan rangsangan dari luar
5. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan. Indikasi untuk dilakukannya NST

13
Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang - berasal dari trombophlebitis vena saphena magna atau Tes tantangan glukosa ( dengan pembebanan 50 gram glukosa
rendah < 30%, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan peradangan vena femoralis sendiri. Karena aliran darah yang 4. Diabetes mellitus dalam kehamilan dan kadarnya diukur setelah 1 jam ), bila kadarnya > 140 mg%
dengan contraction stress test atau pemeriksaan lain yang lambat pada daerah lipat paha akibat tertekannya vena oleh A. Diagnosa  lanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral
mempunyai nilai prediksi positif yang lebih tinggi ( seperti ligamentum inguinale, juga karena kadar fibrinogen yang Anamnesa : Tes toleransi glukosa oral
Doppler, USG ). tinggi pada masa nifas  Ibu berusia > 30 tahun Penderita makan cukup kalori minimal 3 hari sebelum
 Riwayat DM dalam keluarga pemeriksaan, kemudian malam sebelum hari pemeriksaan harus
- akibat parametritis
3. Infeksi nifas  Pernah menderita DM pada kehamilan sebelumnya berpuasa selama 8-12 jam. Contoh gula darah diambil pagi hari,
A. Faktor predisposisi infeksi nifas Gejala :  TRIAS : poliuri, polidipsi, polifagi dan penderita diberi beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air.
Infeksi nifas adalah infeksi alat genital dalam masa nifas yang 1. Terjadi antara hari ke 10-20 masa nifas dan terjadi kenaikan  Riwayat obstetrik : - Abortus habitualis Kemudian kadar gulanya diperiksa
ditandai dengan meningkatnya suhu > 380 C yang terjadi selama suhu badan - Pernah lahir GTT puasa whole blood 90 mg%
2 hari berturut-turut dalam waktu 10 hari pertama postpartum, 2. Tungkai, biasanya kiri : anak besar/cacat bawaan plasma 105 mg%
kecuali 24 jam pertama postpartum. - Biasanya tertekuk dan terputar ke luar, - Pernah lahir 1 jam pp 165 mg%
Faktor predisposisinya antara lain : serta sukar digerakkan mati 190 mg%
1. Partus lama - Kaki yang sakit biasanya lebih panas dari - Infeksi 2 jam pp 145 mg%
2. Ketuban pecah sebelum waktunya kaki yang sehat saluran kemih berulang selama hamil 190 mg%
3. Persalinan traumatis - Palpasi: terasa nyeri sepanjang salah satu - Moniliasis 3 jam pp 125 mg%
4. Pelepasan plasenta secara manual vena kaki, teraba berat berulang 145 mg%
5. Infeksi intrauterine sebagai utas Indikasi pemeriksaan GTT
6. Infeksi kandung kencing yang keras, biasanya pada paha Tes penyaring dilakukan pada kehamilan 18-22 minggu. Jika
7. Anemia Pemeriksaan fisik dijumpai : hasil negatif diulang kembali pada kehamilan 26-30 minggu
8. Pertolongan persalinan yang tidak steril - Timbul oedema yang biasanya bermula  Kehamilan dengan komplikasi : - Hidramnion Riwayat obstetri :
B. Trombophlebitis dari ujung kaki atau  Pernah melahirkan bayi besar ( > 4000 gr )
Trombophlebitis merupakan penjalaran infeksi melalui vena. paha dan naik - Makrosomia  Pernah melahirkan bayi cacat bawaan
Pada masa nifas terdapat dua golongan yang berperan : ke atas, bila berasal dari vena saphena atau  Pernah abortus habitualis atau lahir mati
1. Trombophlebitis pelvika : berasal dari vena ovarika, vena vena femoralis. Bila berasal dari - Preeklampsia, eklampsia  Polihidramnion
uterina, vena hypogastrika. Paling sering terkena vena ovarika trombophlebitis pelvika, oedema mulai  Komplikasi : - Nefropati  Hipertensi kronik
karena mengalirnya darah dari luka bekas plasenta (daerah dari paha, kemudian turun ke betis. - Retinopati  Riwayat preeklampsia pada multipara
fundus). Karena peradangan terbentuk trombosis, untuk Oedema lambat sekali menghilang. - Penyakit jantung  Moniliasis berat berulang
menghalangi penjalaran kuman. Bila daya tahan tubuh kurang , - Kadang terjadi trombophlebitis pad kedua koroner  Infeksi saluran kemih yang berulang selama
trombus menjadi nanah. Bagian-bagian kecil trombus dapat tungkai - Gagal ginjal hamil
terlepas dan terjadi emboli atau sepsis. Karena embolus 3. Jarang mengakibatkan emboli Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan kadar gula darah Riwayat Ibu :
mengandung nanah maka disebut pyaemia. Embolus dapat Pengelolannya : Urine : pada kehamilan  ambang ginjal terhadap glukosa turun  Umur > 30 tahun
tersangkut di paru-paru, ginjal, jantung. Di paru-paru dapat 1. Dalam kehamilan : mencegah keadaannya yang sampai 100-120 mg% dan kalau ada laktosuria  maka reduksi  Adanya riwayat keluarga yang menderita DM
menimbulkan infark, yang bila luas dapat menyebabkan mempermudah terjadinya penurunan daya tahan (+)  Pernah menderita DM pada kehamilan
kematian. Kematian dapat juga karena abses paru. tubuh, seperti anemia. Jika (+)  perlu pemeriksaan kadar gula darahnya, puasa dan sebelumnya
2. Dalam persalinan : prinsipnya post prandial ataupun test GTT  Obesitas
2. Trombophlebitis femoralis ( Phlegmasia alba dolens ) :
a. Membatasi masuknya kuman ke dalam Gula darah sewaktu, bila kadarnya > 200 mg%   Glukosuri
berasal dari vena femoralis, vena poplitea, vena saphena
jalan lahir diabetes mellitus Pembagian diabetes mellitus pada kehamilan :
Terjadi karena : b. Membatasi perlukaan  DM yang sudah diketahui sebelumnya dan
c. Membatasi perdarahan 100 mg% - 200 mg%  belum pasti DM kemudian penderita menjadi hamil (DM
- penjalaran dari trombophlebitis vena uterina ( vena uterina 
d. Membatasi lamanya persalinan < 120 progestational ). Sebagian besar termasuk dalam
vena hypogastrika  vena iliaka eksterna  vena femoralis
3. Dalam masa nifas : memperbaiki keadaan umum mg%  bukan DM IDDM ( Insulin Dependent DM )
)
pasien ( seperti mengatasi  DM yang baru ditemukan pada saat kehamilan ( DM
anemia karena perdarahan ) , pemberian antibiotika. gestational ). Umumnya termasuk dalam NIDDM

14
Diabetes Mellitus Gestational didefinisikan sebagai gangguan  Hidramnion Normoglikemia bila : - Glukosa darah yang dipakai sebaiknya human insulin dengan dosis 0,5 – 1,5
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali  Kelainan letak janin puasa < 105mg/dl Unit/kg BB
saat hamil tanpa membedakan apakah penderita pernah mendapat  Insufisiensi plasenta - Macam insulin :
insulin atau tidak. Dalam persalinan : Glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl a. Insulin kerja cepat : Humulin R ( 40IU,
Klasifikasi (menurut White) berdasarkan umur, waktu  Inertia uteri dan atonia uteri Tujuan mengendalikan kadar glukosa darah ialah : 100IU ), Actrapid human ( 40, 100 )
penyakitnya timbul, lamamya, beratnya dan komplikasinya :  Distosia bahu karena bahu besar - Mempertahankan normoglikemia. b. Insulin kerja menengah : Monotard Human
Kelas A : hanya diabetes kimiawi = diabetes laten, subklinis atau  Kelahiran mati Dianjurkan pemantauan kadar gula ( 40, 100 ), Insulatard Human
diabetes kehamilan  Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan darah secara teratur minimal 2 kali seminggu c. Insulin kerja campuran : Human 30/70 (
Kelas B : diabetes dewasa, diketahui secara klinis > 20 tahun,  Lebih mudah terjadi infeksi ( idealnya setiap hari, dengan 40, 100 ), Mixtard 30/70
berlangsung < 10  Angka kematian maternal lebih tinggi memeriksa darah kapiler ) Pengelolaan Obstetrik
tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah - Mempertahankan kadar Hb glikosilat ( Pada PAN dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin,
Kelas C : diabetes ditemukan umur 10-19 tahun, lamanya 10-19 Hb A1c ) < 6%. Kadarnya diperiksa terutama tekanan darah, tinggi fundus uteri, denyut jantung janin,
tahun, dan tanpa Dalam nifas : setiap 6-8 minggu kadar gula darah ibu, USG, dan kardiotokografi
kelainan pembuluh darah  Infeksi nifas dan sepsis - Mencegah episode hipoglikemia 1. Pemeriksaan kesejahteraan janin
Kelas D : diabetes ditemukan usia < 10 tahun dan diderita  Menghambat penyembuhan luka - Mencegah ketonuria/ ketoasidosis a. USG
selama > 20 tahun, disertai Terhadap anak : diabetik - deteksi kelainan
kelainan pembuluh darah ( retinopati benigna )  Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda - Mengusahakan tumbuh kembang janin kongenital
Kelas F : diabetes dengan nefropatia mengakibatkan abortus yang optimal - konfirmasi penentuan
 Cacat bawaan, terutama kelainan jantung Jika pengelolaan diet tidak berhasil, maka digunakan usia kehamilan
Kelas R : diabetes dengan komplikasi retinitis proliferasi atau  Dismaturitas insulin. Insulin yang digunakan harus human insulin - taksiran BB janin
dengan perdarahan dalam  Janin besar , bukan non-human insulin. Non-human insulin - pemantauan
korpus vitreum  IUFD dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap perkembangan janin
Kelas H : diabetes dengan penyakit jantung  Kematian neonatal insulin endogen dan menembus sawar darah setelah usia kehamilan
B. Pengaruh diabetes melitus dalam kehamilan  Kelainan neurogik dan psikologik plasenta ( plasenta blood barrier ), sehingga dapat 28 minggu
Konsep pengaruh tersebut : C. Pengelolaannya mempengaruhi janin. b. Kardiotokografi
a. Hiperglisemia darah ibu terutama trisemester I yang dengan Pengelolaan medis Pada NIDDM, insulin yang dipergunakan adalah - NST dilakukan setelah
bebas dapat masuk ke 1. Mengendalikan kadar gula darah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate, usia kehamilan 28
darah janin Pada NIDDM pengelolaan terutama ialah diet dan diberikan 1-2 kali sehari. minggu
b. Kompensasi janin adalah meningkatkan pengeluaran insulin, Cara yang dianjurkan ialah cara Broca, BB ideal = ( Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam - OCT (bila diperlukan)
sehingga dapat TB-100 ) –10%BB penanganan NIDDM karena efek teratogeniknya c. Gerakan janin
menggunakan keadaan hiperglisemia tersebut Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori tinggi dan dapat dieksresikan dalam jumlah besar - Secara subjektif
c. Situasi hiperglisemia darah janin dapat menimbulkan berbagai yang diperhitungkan dari melalui ASI. (normal > 10
penyulit : - Kebutuhan kalori basal Pengelolaan IDDM dengan mengunakan insulin. gerakan/12 jam)
 Gangguan pertumbuhan SSP 25 kal/kg BB ideal Pemberian insulin mungkin harus lebih sering. - Secara elektronis
 Kelainan kongenital - Kegiatan jasmani Dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan d Pemeriksaan kematangan paru-paru, dengan
 Makrosomia ditambahkan 10 – 30% intermediate amniosentesis
 Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga - Kebutuhan untuk 2. Hindari terjadinya infeksi saluran kencing dan 2. Penentuan saat persalinan :
dapat terjadi insufisiensi kehamilan 300 kalori infeksi lainnya - Pada pasien IDDM, persalinan elektif, direncanakan pada
d. Post partum, situasi hiperglisemia darah menghilang dan Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 3. Konsultasi / perawatan bersama dengan bagian usia kehamilan 38-39
menimbulkan hipoglisemia ialah 1-1,5 gr/kgBB penyakit dalam minggu, karena bayi sudah cukup besar, kepala sudah masuk
darah janin Bila dengan diet selama 2 minggu kadar Insulin panggul, dan
Dalam kehamilan : glukosa belum mencapai normal Pada umunya pemberian insulin dimulai dari dosis rendah dan memperkecil kemungkinan terjadinya distosia
 Abortus dan partus prematurus ( normoglikemia ) diberikan terapi insulin. bertambah secara bertahap sesuai dengan usia kehamilan. Insulin - Pada pasien NIDDM, dilakukan terminasi bila terdapat
 Preeklamsia indikasi

15
- Sebelum terminasi dipastikan kematangan paru janin ( < 38 3. Pada primipara kepala anak belum turun setelah - Keadaan ibu atau anak menjadi 6. Partus Prematurus
minggu ) minggu ke 36 kurang baik Definisi : persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-
Indikasi untuk mengakhiri kehamilan 4. Pada primipara ada perut menonjol ke depan; - Kalau ada lingkaran retraksi yang 37 minggu atau berat badan anak 500-2500 mg.
 Gula darah tak terkendali menggantung patologis A. Etiologi :
 Preeklampsia 5. Kelainan letak pada hamil tua Pada kala II : - Setelah pembukaan lengkap dan Penyebab pasti tidak diketahui
 Gawat janin 6. Kelainan tulang panggul pecahnya ketuban, kepala dalam 2 jam Faktor predisposisinya ialah :
 Makrosomia 7. Osborn positif tidak maju ke dalam rongga panggul 1. Ketuban pecah sebelum waktunya
 Polihidramnion Pada persalinan walaupun his cukup baik 2. Korioamnionitis. Infeksi membran plasenta oleh
3. Penanganan persalinan a. Persalinan lebih lama daripada biasanya, karena : - Forseps gagal bakteri yang memproduksi enzim fosfolipase, dapat
- Dengan mempertahankan diet dan dosis insulin, diharapkan 1. Gangguan pembukaan, disebabkan ketuban pecah Partus percobaan dikatakan gagal bila : menghasilkan prostaglandin dari asam mefenamat di
sebagian besar pasien sebelum waktunya, karena bagian terbawah janin Pada Kala I : Bila tidak ada kemajuan persalinan pada kontraksi membran janin. Juga akan merangsang sintokin dari
melahirkan pervaginam kurang menutup pintu atas panggul. Setelah ketuban uterus yang adekuat makrofag serta menaikkan prostaglandin
- Pantau kadar gula darah dan diberikan terapi bersama bagian pecah, kepala tidak dapat menekan serviks karena Pada kala II : - Bila anak tidak dapat lahir pervaginam 3. Riwayat persalinan kurang bulan atau kontraksi
penyakit dalam. Janin tertahan pintu atas panggul. - Anak dapat lahir pervaginam tapi prematur sebelumnya ( riwayat persalinan kurang
dipantau dengan kardiotokografi. 2. Dibutuhkan waktu untuk moulase kepala janin keadaan anak atau ibu buruk bulan sebelumnya akan meningkatkan resiko
- Seksio sesarea dilakukan hanya atas indikasi obstetri b. Terjadi kelainan presentasi atau posisi, misalnya Syarat partus percobaan : persalinan kurang bulan lagi )
Penanganan neonatus 1. Pada panggul picak, ssering terjadi letak defleksi, - Pada ibu dengan 4. Kematian janin dalam rahim
 Dianggap dan diperlakukan sebagai bayi prematur supaya diameter bitemporalis panggul sempit relaitf 5. Serviks inkompetan atau tindakan konisasi
 Pemeriksaan gula darah untuk mencegah ( lebih kecil dari biparietalis ) dapat melalui - Anak hidup, letak 6. Kelainan bentuk uterus
hipoglikemia conjugata vera yang sempit belakang kepala 7. Gangguan palsenta, seperti : solusio plasenta,
2. Pada panggul sempit seluruh, kepala anak - Kontraksi uterus plasenta previa
mengadakan hiperfleksi adekuat 8. Penyakit ibu terutama penyakit sistemik berat
- Dilakukan pemantauan 9. Kehamilan ganda
5. Panggul sempit 3. Pada panggul sempit melintang, sutura sagitalis dengan kardiotokografi 10. Kelainan letak janin
A. Persangkaan Panggul Sempit : dalam posisi muka-belakang - Tidak pada kehamilan 11. Hipertensi dalam kehamilan
Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau : ( positio occipito directa ) pada pintu atas panggul > 42 minggu, karena B. Yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan
Pada kehamilan moulage kepala janin premature
Anamnesa : B. Persalinan Percobaan kurang Tujuannya ialah menghindarkan trauma bagi anak
1. Terdapat kelainan pertumbuhan tulang Yang disebut persalinan percobaan ialah, Terdapat istilah : 1. Partus tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lama
2. Pada multipara persalinan yang dulu-dulu sulit, atau Percobaan untuk persalinan pervaginam pada wanita dengan - Trial of labor : serupa dengan persalinan 2. Ketuban tidak dipecahkan sebelum pembukaan
dengan tindakan panggul sempit relatif. Persalinan percobaan hanya dilakukan percobaan lengkap
3. Riwayat penyakit tulang : pada letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak - Test of labor : merupakan fase akhir trial of 3. Episiotomi medialis
- Rachitis sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak yang lain. labor, dimulai dari pembukaan 4. Kalau diperlukan tindakan, pilihan lebih ke forseps
- Osteomalasia Persalinan percobaan dimulai : lengkap dan berakhir 2 jam sesudahnya. daripada vakum
- Radang articulatio Pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita mendapat Kalau dalam 2 jam setelah 5. Tidak menggunakan narkose
sacroiliaca keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per pembukaan lengkap kepala turun sampai H 6. Tali pusat secepatnya digunting untuk
Pemeriksaan fisik : vaginam atau setelah anak lahir per vaginam. III maka test of labor dikatakan menghindarkan ikterus neonatorum.
1. Tinggi badan < 145 cm Persalinan percobaan dikatakan berhasil : berhasil. C. Persalinan premature perlu dicegah
2. Kelainan bentuk badan : kelainan tulang belakang ( Kalau anak lahir per vaginam secara spontan atau dibantu dengan Sekarang test of labor jarang dipergunakan lagi karena : Persalinan premature perlu dicegah karena tingginya anka
scoliose, kyfosis ) ekstraksi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan - Seringkali pembukaan tidak menjadi lengkap pada kematian perinatal. Persalinan premature merupakan penyebab
Kelainan baik. persalinan dengan panggul sekitar 38% kematian neonatal. Terutama disebabkan respiratory
tungkai Persalinan percobaan dihentikan kalau : sempit distress syndrome dan intraventricular hemorrhage.
bawah ( Pada kala I : - Pembukaan tidak atau kurang sekali - Kematian anak tinggi dengan percobaan tersebut.
pincang ) kemajuannya

16
Respiratory distress syndrome terutama disebabkan hyaline konsentrasi cAMP intraseluler dan cAMP akan 7. Hemorrhagic post partum  Pemberian uterotonika pada penderita yang
membrane disease, karena kurangnya produksi surfaktan dari sel menyebabkan turunnya konsentrasi ion Ca intraseluler A. Etiologi dan pembagian mempunyai predisposisi HPP
alveoli tipe II janin. yang diikuti dengan penurunan kontraktilitas uterus mis : Adalah perdarahan yang > 500 cc, yang terjadi setelah bayi lahir  Penatalaksaan
Intraventricular hemorrhage, disebabkan hipoksia janin. ritodrine, terbutalin, isoxuprin, salbutamol (500 ml : 10% dari volume total tubuh) Segera setelah diketahui adanya HPP  tentukan ada
Hipoksia menyebabkan kerusakan endotel vaskular dari vena,  Isoxuprin : 80 mg dilarutkan dalam 500 cc Dibagi menjadi : tidaknya syok. Jika syok (+), segera atasi syok dengan
juga menyebabkan kontraksi vena, yang menyebabkan rupturnya D5% dimulai 10 gtt/m sampai 40gtt/m  early HPP : dalam 24 jam I sesudah bayi lahir pemberian cairan/ jika memungkinkan transfusi darah, O2.
pembuluh darah. dinaikkan tiap 10 menit.  laten HPP : sesudah 24 jam Sementara atasi syok  cari etiologinya. Jika syok (-) dan
Upaya pencegahan : Pengobatan dihentikan bila 24 jam tidak Penyebab : perdarahan aktif telah berhenti  perbaiki KU sampai
 Promotif : pendidikan masyarakat melalui berbagai media terjadi kontraksi dan dilanjutkan dengan Early HPP : optimal.
yang ada tentang bahaya persalinan prematur, faktor resiko pemberian oral.  atonia ueri
upaya menjarangkan kelahiran menjadi > 3 tahun dan Efek samping : takikardi, penurunan tekanan  robekan jalan lahir  Bila plasenta belum lahir (retensio plasenta)
menunda usia hamil sampai 20 tahun. sistolik  retensio plasenta  segera lahirkan plasenta. Plasenta juga
 Preventif :  Ritodrine : 50 mg dalam 500 cc D5% dimulai  gangguan pembekuan darah harus segera dilahirkan jika perdarahan kala
 Perawatan antenatal, diit, pemberian vitamin tetesan 50 ug/m ditingkatkan 50ug/m tiap 10
III mencapai 250 cc. Bila ada sisa plasenta 
 Penjagaan higiene menit sampai 600 ug/m
dilakukan pengeluaran plasenta dengan digital
 Kurangi aktifitas Efek samping : takikardi, penurunan tekanan Laten HPP :
atau kuretase dan uterotonika per infus. Jika
 Penyakit-penyakit pada ibu harus diobati dengan sistolik  sisa plasenta
manual plasenta tidak berhasil  dan
baik  Salbutamol : diberikan IV 5 mg salbutamol  robekan jalan lahir
dicurigai adanya plasenta akreta, inkreta dan
 Tindakan-tindakan bedah yang elektif harus ditunda dalam D5% mulai 20 gtt/m dan ditingkatkan B. Predisposisi
perkreta  dilakukan histerektomi.
 Kehamilan gemelli harus istirahat sejak kehamilan sampai 80 gtt/m  grandemultipara  terjadi penurunan
 Bila plasenta sudah lahir
28 minggu s/d 37 minggu Efek samping : takikardi, penurunan tekanan kemampuan kontraksi otot
Bedakan : Atonia uteri  uterus
 Perdarahan pada plasenta previa total dirawat dan sistolik  umur 35 tahun  otot uterus
membesar dan lembek
dilakukan transfusi dan menunda kelahiran sampai  gemelli 
Robekan jalan lahir 
janin mampu hidup, sedangkan perdarahan aktif dan  hidramnion } overdistensi uterus
kontraksi uterus baik
hebat memerlukan pembedahan segera.  Calcium antagonis  bayi besar 
Atonia Uteri
 Inkompetensi servix harus dijahit pada trisemester I Mekanisme kerja : penurunan konsentrasi ion Ca bebas  riwayat HPP sebelumnya
1. Dilakukan massage uterus dan diberikan uterotonika
 SC elektif bila janin aterm dalam sel yang diikuti dengan penurunan kemampuan sel
 mioma uteri  gangguan kontraksi uterus IV, bila ada perbaikan dan perdarahan berhenti,
 Kuratif : - Pemberian obat-obat tokolitik untuk melakukan fosforilasi rantai pendek miosin selama
 anestesi umum oksitosin perinfus diteruskan.
- Pemberian obat pematangan paru janin : kontraksi seluler mis : MgSO4
 malnutrisi Jika tidak ada perbaikan, dilanjutkan dengan :
* Deksamethason 5mg  Prostaglandin inhibitor
 anemia  penurunan kapasitas O2 sehingga 2. Kompresi Bimanual
tiap 12 jam IM, sampai 4 dosis Bekerja dengan melakukan hambatan terhadap
kontraksi terganggu Salah satu tangan penolong dimasukkan ke dalam
* Betamethason 12 mg sekelompok enzim yang bertanggungjawab atas
 PE/E  HELLP sindroma HPP jalan lahir secara obstetrik, kemudian dengan posisi
tiap 24 ja IM, sampai 2 dosis pengubahan asam arachidonat bebas menjadi prostaglandin
 Uterus subseptus menggenggam, kepalan tangan diletakkan pada
Syarat pemberian obat : mis : aspirin, indomethasin, naproxin, asam mefenamat.
] gangguan pelepasan forniks anterior vagina. Tangan penolong lain
 Kehamilan 20-37 minggu  Blokade saluran kalsium
 Plasenta previa, plasenta acreta, increta, perkreta ] diletakkan pada perut penderita dengan memegang
 Minimal terdapat 2 kontraksi dalam 15 menit Obat ini mempengaruhi kontraktilitas otot polos dengan
plasenta fundus uteri dengan telapak tangan dan dengan ibu
 Ketuban masih utuh melakukan blokade terhadap jalan masuk ion kalsium ke
C. Pengelolaan jari didepan serta jari-jari yang lain dibelakang
 Tidak ada perdarahan dalam sel, mis : nifedipin.
 Pencegahan uterus. Sambil dilakukan massase pada ke 2 tangan,
 Tidak ada infeksi intrapartum Lab yang diperlukan :
 Perbaiki gizi dan atasi anemia korpus uteri ditekan diantara ke 2 tangan penolong
 Pembukaan cervix < 5 cm Hb : mengidentifikasi anemia sehingga dapat diterapi kausanya
 Hindari penanganan persalinan yang dapat Bila dengan kompresi bimanual tidak memberi hasil,
Obat-obat tokolitik : Leukosit : infeksi  antibiotika
menyebabkan perdarahan dapat diganti dengan perasat Dickinson (karena
 Beta simpatomimetik Urinalisis : infeksi
 Partus lama kompresi bimanual sangat melelahkan), dengan cara
Obat ini bekerja menstimulasi reseptor adrenergik beta 2 TORCH : infeksi virus yang menyebabkan prematur.
 Memijit uterus sebelum plasenta lahir : tangan kanan diletakkan melintang pada bagian-
pada membrana sel otot uterus sehingga meningkatkan

17
bagian uterus dan dengan jari kelingking sedikit  Retensio urine sampai inkontionensia - Mempunyai orang tua dengan kelainan kromosom - Kelainan tulang
diatas simfisis melingkari bagian tersebut sebanyak paradoxal dan gangguan defekasi oleh karena - Adanya kelainan kromosom pada salah satu anggota keluarga belakang :
mungkin dan mengangkatnya keatas. Tangan kiri uterus yang membesar dan menekan uretra - Mempunyai anak atau orang tua dengan nerual tube defek myelomeningocele,
memegang korpus uteri ibu (sambil melakukan pada simfisis dan rektum pada sakrum  - Riwayat mempunyai anak dengan multiple mayor malformasi sacrococygeal
massase) dan menekannya kebawah kearah tangan dapat menyebabkan cystitis, pyelitis, - Kehamilan dengan resiko tinggi - Kelainan dada : hernia
kanan dan kebelakang kearah promontorium. pyelonefritis, uremia dan ruptur vesika B. Pemeriksaan dan kelainan yang didapat diafragmatica
Bila belum memberikan hasil, dapat dilanjutkan : urinaria  peritonitis Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi - Kelainan saluran
3. Tamponade uterovaginal ( panjang 8-10 meter )  Penekanan alat-alat sekitarnya  perasaan kemungkinan adanya cacat bawaan dan jenis cacat bawaan yang kencing : bilateral renal
Dengan seorang pembantu memegang dan menahan nyeri dapat dideteksi : agenesis, ginjal
fundus uteri, vagina dibuka dengan spekulum,  Kurangnya ruangan sehingga menyebabkan Non invasive : USG, MRI, X-ray polikistik
dinding depan dan dinding belakang serviks abortus Invasive : chorionic villous sampling, - Kelainan tulang ;
dipegang dengan ringtang, kemudian tampon B. Penanganan amniocentesis, fetal blood sampling, fetoscopy, serum alfa achordroplasia,
dimasukkan dengan menggunakan tampon tang  Pada kehamilan < 12 minggu fetoprotein. agenesis/ hypoplasia
melalui serviks ke fundus uteri secara padat sampai Tak perlu koreksi, karena biasanya uterus akan tulang
seluruh kavum uteri dipenuhi tampon. Bila memperbaiki letaknya sendiri (korpus uteri naik keatas c. Maternal serum alfa feto protein
perdarahan telah berhenti  tampon dipertahankan melewati promontorium dan jatuh kedepan). Penderita a. Chorionic villus sampling Dilakukan pada kehamilan 16-18 minggu, dapat mendeteksi
sampai 24-48 jam dan infus oksitosin diteruskan. dianjurkan posisi lutut pada malam hari dan pagi hari 10 Dilakukan pada kehamilan 9-12 minggu, dapat mendeteksi - Jika kadarnya
Bila tidak memberikan hasil, dapat dilanjutkan menit. 1. Diagnosis biokimia : meningkat : neural tube
4. Ligasi arteri uteri atau hipogastrika, dan bila tidak - Gangguan metabolisme defek, oesophageal/
mungkin dapat dilakukan histerektomi.  Pada kehamilan > 12 minggu asam amino intestinal obstruction,
Robekan jalan lahir Cara : setelah kateterisasi, wanita diletakkan dalam - Gangguan siklus urea liver necrosis,
Jika kontraksi uterus baik, maka segara dilakukan eksplorasi posisi lutut-dada dengan 2 jari melalui vagina, - Hypoplasia adrenal omphalocele,
jalan lahir, untuk mencari adanya robekan pada jalan lahir dan korpus uteri didorong perlahan-lahan keluar rongga kongenital gastroschisis, renal
segera dilakukan penjahitan. panggul. Setelah koreksi, wanita ditidurkan dalam 2. Diagnosis molekular : anomali, congenital
Gangguan pembekuan darah letak Trendelenburg untuk mencegah kembalinya - Dyistrofi muscular nefhrosis
Gangguan pembekuan darah harus dicurigai apabila ada solusio uterus ke dalam panggul (jika kembali ke posisi - Hemofilia A dan B - Jika kadarnya menurun
plasenta, IUFD, ataupun emboli air ketuban. Gangguan semula, dapat diulang reposisi dan dipasang - Hemoglobinopathi : kromosomal trisomi,
pembekuan darah diatasi dengan pemberian darah segar atau pessarium Hodge). Pessarium diangkat setelah - Alfa dan beta gestational trofoblastik
plasma dan bila perlu dapat diberikan fibrinogen. kehamilan mencapai 18 minggu thalasemia disease

Kalau terjadi inkarserasi : MRS, pasang douer - Sickle cell anemia


8. Retrofleksi uteri kateter dan VU dikosongkan berangsur-angsur, 3. Diagnosis fokal infeksi : 10. Missed abortion
A.Gejala reposisi. Jika tak berhasil, maka reposisi operatif. - Toksoplasmosis A. Definisi dan diagnosa
Tertahannya hasil konsepsi yang telah mati dalam rahim selama
Akibat yang ditimbulkan : kongenital
8 minggu atau lebih
- Wanita tidak hamil : kemandulan oleh karena tuba tertekuk, 9. Konseling genetik - Infeksi virus variscella
Klinis :
OUE tinggi dan tak A. Indikasi zoster
Anamnesis : - Gerakan janin sudah tidak diarasakan
terkena air mani. adalah proses komunikasi tentang resiko akan terjadinya 4. Diagnosis kelainan kromosom
- Perdarahan bisa ada atau tidak, sehingga
- Wanita hamil : biasanya terkoreksi sendiri, terjadi penyakit atau kelainan dalam suatu kehamilan. b. USG, dilakukan pada kehamilan 16-18 minggu, dapat
dpat menimbulkan gejala seperti
abortus, terjadi inkaserasi dari Pada suatu konseling dijelaskan tentang diagnostik prenatal dari mendeteksi :
abortus iminens
rahim yang terus membesar di dalam kehamilan sekarang, penjelasan mengenai resiko pada janin, - Kelainan kepala :
- rahim tidak membesar, malah mengecil
rongga panggul (retrofleksi pemeriksaan apa yang dapat dilakukan, dan diskusi tentang anensefali, hidrosefali,
Pemeriksaan : - Tinggi fundus uteri lebih kecil dari umur
uteri gravidi incarserata)biasanya terjadi pilihan penangananya ventrikulomegali
kehamilan
pada minggu ke 13-17 - Kelainan leher : kista
- Bunyi jantung janin tidak ada
Gejala Konseling genetik diberikan pada : hygroma, brachial deff
- Palpasi anak menjadi tidak jelas
- Ibu berumur lebih dari 35 tahun cyst

18
Pemeriksaan penunjang : proses kontraksi. Bila pengosongan kavum uteri tidak segera Penanganan :  Nyeri tekan dan nyeri ulang lepas (rebound tenderness)
USG : terdapat tanda janin
dilakukan maka uterus tidak bisa berkontraksi secara efektif  Selimuti pasien agar hangat karena hipotermia akan Gejala :
sehingga perdarahan akan berlanjut dan pasien dapat jatuh dalam memperburuk keadaan pasien, kepala dan tubuh  Mual/ muntah
Penyulit : Hipofibrinogenaemia keadaan syok. Selain itu, beberapa kondisi tertentu, misalnya penderita dimiringkan, dan jangan memberikan sesuatu  Nyeri bahu
infeksi dapat menyebabkan gangguan kontraksi miometrium, melalui mulut karena dapat terjadi aspirasi atau  Demam (temperature > 380C)
B. Pengelolaannya
sehingga walaupun cavum uteri telah dibersihkan, masih tetap merupakan persiapan tindakan operatif.  Nyeri atau kram perut
Pada kehamilan sampai umur 12 minggu terjadi perdarahan. Faktor lain seperti usia kehamilan yang lanjut  Bebaskan jalan napas, berikan Oksigen melalui slang Bila selain gejala di atas, juga dijumpai tanda – tanda syok
dan ukuran uterus yang besar juga menyebabkan sumber atau masker dengan kecepatan 6-8 liter permenit. (tekanan darah menurun, nadi dan pernapasan cepat),
1. Persiapan :
perdarahan menjadi semakin luas sehingga jumlah perdarahan  Tinggikan tungkai untuk menjamin aliran darah ke kemungkinan terjadi perdarahan intraabdomen ( misalnya akibat
- Keadaan umum yang memungkinkan : Hb > 10 gr%, tekanan semakin banyak, yang dapat menyebabkan kematian. organ vital seperti otak, dan juga untuk membantu perforasi uterus).
Untuk mengatasi hal ini, penderita abortus inkompletus beban kerja jantung. Evaluasi klinik
darah baik, tidak demam
perlu mendapat Asuhan Pasca Keguguran. Asuhan Pasca  Berikan segera cairan isotonik (Ringer laktat atau garam Bila tanda vital masih dalam batas normal, tidak dijumpai tanda /
- Dilakukan pemeriksaan laboratorium : Hb, trombosit, lekosit, Keguguran yang lengkap meliputi asuhan medik dan preventif, fisiologis) 1 liter dalam 15-20 menit kemudian lanjutkan gejala infeksi atau trauma intraabdomen, maka langkah lanjutan
yaitu : hingga mencapai 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 yang harus dilaksanakan adalah mencari sumber perdarahan
fibrinogen, waktu
1. Pelayanan gawat darurat abortus inkomplet dan jam. pervaginam. Anamnesa rinci riwayat kehamilan dan perjalanan
perdarahan, waktu pembekuan komplikasi yang membahayakan keselamatan jiwa  Bila konsentrasi Hb < 6 gr %, atau hematokrit < 20 gr%, penyakit, pemeriksaan fisik dan ginekologik yang teliti serta
pasien keadaan ini perlu segera transfusi darah, supaya perfusi pemeriksaan laboratorium yang terarah (bila diperlukan)
2. Tindakan : - Kuretase vakum, atau
2. Konseling dan pelayanan pasca keguguran ke jaringan pulih kembali. merupakan upaya untuk mendapatkan sumber masukan yang
- Dilatasi dan kuretase 3. Jalinan kerjasama pelayanan gawat darurat pasca  Pengobatan definitif sesuai penyebabnya syok penting untuk membuat diagnosis yang akurata dan
keguguran dan system kesehatan reproduksi. Perdarahan hebat penatalaksanaan yang tepat.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu
Tanda dan gejala : Perlu ada komunikasi yang baik antara pasien dan penolong (
1. Pemberian oksitosin secara seri, oksitosin 2 unit IM PENANGANAN ABORTUS INKOMPLIT yang mengacu pada upaya memenuhi harapan dan keinginan
 Perdarahan banyak, merah segar, baik dengan atau tanpa
Langkah awal dari serangkaian kegiatan untuk membantu pasien). Hindarkan sikap atau tindakan yang
, diberikan setiap 30 menit, maksimal 6 kali bekuan
penatalaksanaan abortus inkomplit adalah penilaian kondisi dapat menyudutkan atau menyalahkan pasien, baik dengan
 Darah membasahi pakaian, kain, handuk atau selimut
2. Tetes oksitosin 10 unit dalam 500 cc dekstrose 5%, klinik pasien. Penilaian ini masih berkaitan dengan upaya pengungkapan verval maupun non verbal.
 Pucat (konyungtiva palpebra, telapak tangan, bibir)
diagnosis dan memulai pertolongan awal kegawatdaruratan.
mulai 20 tetes per menit,maksimal 60 tetes per menit
Dengan langkah ini, dapat dikenali berbagai komplikasi yang  Pusing, kesadaran menurun
Penanganan Riwayat medik
3. Preparat prostaglandin dapat mengancam keselamatan pasien seperti syok, infeksi / Informasi khusus tentang reproduksi, yang harus diperoleh di
sepsis, perdarahan masih ( hebat ), atau trauma intraabdomen. Ganti darah / cairan yang hilang, cari sumber perdarahan dan
4. Bila diperlukan, untuk membantu pembukaan hentikan perdarahan yang terjadi dengan tindakan medik. antaranya ;
Melalui pengenalan ini, dapat diambil langkah untuk mengatasi  Hari pertama haid yang terakhir dan kapan mulai
serviks dapat dilakukan pemasangan batang komplikasi, yang mungkin dapat berkembang lebih lanjut Infeksi / Sepsis
Tanda : terlambat haid.
sehingga mengancam keselamatan jiwa pasien. Walaupun tanpa  Alat kontrasepsi yang sedang digunakan.
laminaria 12 jam sebelumnya
komplikasi, abortus inkomplit dapat berubah menjadi ancaman  Demam tinggi ( temperatur > 380C), menggigil atau
 Perdarahan pervaginam (lama dan jumlahnya)
5. Bila masih terdapat sisa jaringan dilakukan kuretase. apabila terapi definitif (evakuasi sisa konsepsi) tidak segera berkeringat
 Demam, menggigil, atau kelemahan umum
dilaksanakan. Oleh karena itu, penting sekali untuk membuat  Sekret berbau pervaginam
 Nyeri abdomen atau punggung/ bahu (berkaitan dengan
penilaian awal secara akurat, kemudian segera diikuti dengan  Kaku atau tegang dinding perut bawah (dengan atau trauma intraabdomen)
1. a. Mengapa wanita yang mengalami abortus inkompletus tindakan pengobatan tanpa nyeri ulang-lepas atau sebound tenderness)
 Riwayat vaksinasi tetanus dan kemungkinan risiko
perlu mendapat asuhan pasca keguguran dan  Keluarnya cairan mukopurulen melalui ostium serviks tetanus (abortus provokatus).
bagaimana penanganannya ?  Nyeri goyang serviks (pada periksa dalam) Informasi medik yang penting meliputi :
Penilaian Awal Gejala :  Alergi obat (anestesi dan antibiotika)
Salah satu penyulit pada awal kehamilan adalah Tanda dan gejala:  Riwayat abortus provokatus  Gangguan hematologi (anemia bulan sabit/sickle cell
abortus. Abortus dapat berdampak tidak hanya pada aspek Untuk wanita yang masih dalam usia reproduksi, sebaiknya  Nyeri perut bawah anemia, thalasemia, hemofilia, atau gangguan
biologis tetapi juga pada aspek psikologis bagi wanita yang dipikirkan suatu abortus inkompletus apabila:  Perdarahan yang lama (>8 hari) pembekuan darah).
mengalami peristiwa tersebut. Dampak tersebut sangat berkaitan  Terlambat haid, (tidak datang haid lebih dari satu bulan,  Gejala seperti influenza (meriang/ tidak enak badan)  Penggunaan obat jangka panjang (misalnya
dengan jenis, derajat dan komplikasi abortus yang terjadi. dihitung dari haid terakhir) Sebelum melakukan evakuasi sisa konsepsi (sumber infeksi), kortikosteroid)
Penatalaksana pelayanan kesehatan harus memiliki sumber daya  Perdarahan pervaginam langkah pertama yang harus dikerjakan adalah segera mengatasi  Minum obat atau jamu yang tidak jelas komposisi dan
yang memadai sehingga mampu memberikan pelayanan yang  Spasme atau nyeri perut bawah (seperti kontraksi saat infeksi / septikemia yang terjadi, sbb:. khasiatnya.
berkualitas. Para petugas kesehatan atau tenaga medik di suatu persalinan)  Berikan antibiotika spektrum luas dan anti tetanus.  Kondisi gangguan kesehatan lainnya (misalnya malaria
fasilitas kesehatan, harus memiliki pengetahuan klinis, penalaran  Keluarnya massa kehamilan (fragmen plasenta) Pemberian antibiotika secara intravena akan cepat dan kehamilan).
dan ketrampilan yang baik untuk menangani abortus sehingga Penapisan komplikasi serius menghantarkan bahan ini ke jaringan yang infeksi. Berikan Pemeriksaan Fisik
dapat menyelamatkan pasien-pasien dengan abortus dari berbagai Bila pasien datang dengan dugaan suatu abortus inkompletus, antibiotika secara intramuskuler(atau peroral bila pasien Penting diperhatikan :
akibat yang merugikan atau dampak yang mengancam penting sekali untuk dengan segera menentukan ada-tidaknya tidak syok) bila tidak tersedia antibiotika intravena. Karena  Memeriksa dan mencatat tanda vital (temperatur, tekanan
keselamatan jiwa mereka. komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien identifikasi agen penyebab infeksi sangat sulit diperoleh darah, pernafasan, nadi)
Abortus spontan jarang mengakibatkan gangguan tersebut. Komplikasi serius yang mungkin terjadi adalah syok, dalam waktu yang singkat dan keadaan yang gawat maka  Gangguan kesehatan umum (misalnya anemia, kurang gizi,
kesehatan yang berat tetapi bila hal ini dialami oleh pasangan perdarahan hebat, infeksi / sepsis, dan trauma intraabdomen dianjurkan untuk memberikan antibiotika (sebaiknya keadaan umum jelek)
yang sangat menginginkan keturunan akan memberikan dampak (perforasi uterus) kombinasi) spektrum luas yang aktif terhadap  Periksa keadaan paru, jantung dan ekstremitas.
psikologis yang berat. Sebaliknya pada komplikasi psikologis Syok mikroorganisme gram negatif, gram positif, anaerob, dan Pemeriksaan Abdomen
pada abortus buatan jauh lebih ringan dari komplikasi klinik Segera lakukan penilaian gejala – gejala syok yaitu : klamidia. Periksa adanya :
(biologis) karena upaya yang ditempuh umumnya tidak aman   Setelah tanda – tanda infeksi mereda / menghilang,
Nadi cepat dan lemah (>110x/menit)  Massa atau kelainan intraabdomen lainnya
sehingga dapat menimbulkan kecacatan pada organ reproduksi  Menurunnya tekanan darah ( diastolik < 60 mmHg) lakukan pengosongan isi kavum uteri secepat atau sesegera  Perut kembung dan bising usus melemah
maupun ancaman keselamatan jiwa pasien.
 Pernapasan cepat ( respirasi > 32 kali per menit ) mungkin.  Nyeri ulang-lepas
Abortus inkomplet terjadi bila hanya terjadi
 Pucat ( terutama pada konyungtiva palpebra, telapak Trauma intra abdomen  Nyeri atau kaku dinding perut (pelvik/ suprapubik)
pengeluaran sebagian besar jaringan konsepsi atau kehamilan Tanda :
tangan, bibir ). Pemeriksaan Panggul
dari dalam kavum uteri dan sebagian lagi masih berada di dalam  Perut kembung
kavum uteri. Jaringan yang tertinggal tersebut akan menyebabkan  Berkeringat, gelisah, apatis/ bingung atau pingsan/ tidak Tujuan utama pemeriksaan panggul atau bimnual adalah untuk
sadar.  Bising usus melemah mengetahui besar, arah, konsistensi uterus, nyeri goyang serviks,
perdarahan dari bekas tempat implantasi atau akibat gangguan  Dinding perut kaku (tegang/keras)
19
nyeri tekan parametrium, pembukaan ostium serviks. Melihat  Penjelasan diberikan secara rinci, mudah dimengerti oleh maka fasilitas kesehatan terdekat (yang dapat dijangkau oleh Bila diagnosis dari semua keadaan tersebut di atas
sumber perdarahan lain ( trauma vagina / serviks ) selain akibat pasien tentang apa yang akan dilakukan dan risiko yang masyarakat pedesaan) sebaiknya memiliki : dapat ditegakkan dengan pasti, maka pengobatannya dilakukan
sisa konsepsi. Sebelum pemeriksaan, kandung kencing mungkin terjadi termasuk upaya antisipatif dalam  Pelayanan kesehatan (termasuk asuhan paska keguguran) dengan evakuasi hasil konsepsi. Evakuasi tersebut dapat
dikosongkan menghadapi risiko tersebut yang sesuai dengan sumber daya yang tersedia agar dapat dilakukan dengan pengerokan massa kehamilan dengan sendok
Pemeriksaan dengan spekulum  Sediakan waktu cukup dan berikan kesempatan pada melayani masyarakat yang berkepentingan. kuret yang tajam atau dengan aspirasi vakum
Sebelum memasukkan spekulum diperhatikan : pasien untuk bertanya  Jaringan sistem rujukan dan pelayanan kesehatan yang
 Daerah genitalia eksterna, perhatikan sifat dan jumlah  Setelah pasien (dan suami/walinya) mengerti tentang efektif Abortus Habitualis
perdarahan pervaginam informasi yang diberikan, baru mintakan persetujuan  Sarana transportasi yang dapat menjangkau berbagai Pada abortus yang terjadi lebih dari 3 kali secara
 Darah yang bercampur dengan sekret yang berbau. secara tertulis. tingkatan pelayanan. berturut – turut maka penyebab dari abortus harus dapat dikenali
Selesai melakukan pengamatan bagian luar, spekulum  Koordinasi di antara berbagai unit yang ada dalam sistem dengan segera agar dapat dilakukan pengobatan yang sesuai. Bila
dimasukkan untuk melihat dinding vagina dan serviks. Konseling & Pelayanan KB Pasca Keguguran rujukan, termasuk pusat – pusat administratif dan rujukan akibat cacat kromosom, lakukan upaya – upaya investigasi
Perhatikan pula asal dan sifat perdarahan, apakah berasal dari Konseling ini akan memberikan informasi pada pasien tentang : kesehatan. genetika dan upayakan perbaikan dengan metoda yang tersedia.
dalam kavum uteri atau disertai perdarahan ditempat lain  Kemungkinan menjadi hamil sebelum datangnya Dengan pengecualian kasus-kasus yang sangat gawat Bila disebabkan oleh defieisensi hormonal, maka dicari penyebab
(robekan dinding vagina, robekan / perforasi serviks atau menstruasi berikutnya darurat, sebagian besar dari kasus abortus inkomplit, masih dapat defisiensi dan pilih hormon substitusi yang sesuai. Bila
forniks). Apabila diperlukan, lakukan pemeriksaan histopatologi  Adanya berbagai metode kontrasepsi yang aman dan distabilisasi / ditangani di fasilitas kesehatan lini depan. Tenaga disebabkan oleh inkompetensi servikal maka lakukan proseudr
sisa jaringan hasil konsepsi efektif untuk mencegah atau menunda kehamilan kesehatan terdekat ( misalnya bidan di desa), melalui pelatihan ligasi serviks dengan cara shirodkar atau Mc Donald, sebelum
Pemeriksaan Bimanual  Di mana dan bagaimana mereka mendapatkan dan penyediaan sarana yang memadai (sesuai dengan tingkatnya) kehamilan berusia 12-14 minggu.
Apabila dengan periksa luar sulit, untuk menentukan tinggi pelayanan dan alat kontrasepsi. akan dapat memberikan bantuan pada masyarakat sekitar (akan
fundus uteri, maka dilakukan pemeriksaan dalam (bimanual) Tujuan dari konseling KB Pascakeguguran : mengurangi waktu terjadinya perdarahan dan mencari 3. Di Indonesia penyakit malaria masih merupakan masalah ,
untuk mengetahui besar, arah dan konsistensi uterus. Besar uterus  Membantu pasien untuk memahami faktor-faktor yang pertolongan, mendapatkan pertolongan awal dengan segera dan terutama bagi ibu-ibu hamil
pada abortus inkompletus biasanya sedikit lebih kecil dari dugaan berkaitan dengan terjadinya kehamilan yang tidak mengambil langkah yang tepat jika memungkinkan). 3.a. Mengapa ibu hamil di daerah endemik rentan terhadap
usia (besar uterus)kehamilan yang sebenarnya. dikehendaki (jika memang ternyata demikian), sehingga Oleh karena itu asuhan paska keguguran ini sangat penting infeksi malaria
Nilai besar dan posisi uterus dapat menghindarkan terjadinya hal serupa di masa karena dengan adanya asuhan paska keguguran ini akan Kehamilan sendiri akan membawa beberapa perubahan
Temuan yang pasti tentang besar dan arah uterus, sangat mendatang menurunkan angka morbiditas dan angka mortalitas ibu akibat pada tubuh wanita hamil, antara lain menurunnya daya tahan /
menentukan keamanan dan keberhasilan prosedur klinik yang  Membantu pasien dan keluarganya untuk menentukan abortus inkomplet dan komplikasinya. kekebalan tubuh, peningkatan volume sirkulasi darah, retensi air,
akan dijalankan. apakah mereka memang membutuhkan alat kontrasepsi. anemia, perubahan hormonal, perubahan keseimbangan asam
 Membantu memilihkan salah satu metode yang sesuai 1. c. Jelaskan cara – cara penanganan abortus yang saudara basa, perubahan metabolisme karbohidrat, dan lain-lain yang
dengan keinginan pasien, apabila mereka ketahui ! kesemuanya secara umum membuat ibu hamil rentan terhadap
Bila besar uterus lebih besar dari dugaan usia kehamilan, membutuhkannya. berbagai penyakit termasuk malaria. Kehamilan akan
kemungkinannya adalah :  Membantu pasien untuk menggunakan alat kontrasepsi Penanganan abortus tergantung pada tingkat abortus itu sendiri memperberat penyakit malaria yang diderita, sebaliknya adanya
 Usia kehamilan memang lebih besar dari HPHT secara efektif. Abortus Imminens malaria akan memperberat kehamilannya.
 Hamil ganda / kembar Pada kehamilan normal, perdarahan bercak pada
 Uterus dipenuhi bekuan darah (sindroma pasca Berdasarkan tahapan pemberian informasi, konseling dapat awal kehamilan dapat digolongkan sebagai perdarahan akibat
keguguran) dibagi menjadi : proses nidasi. Perdarahan tersebut umumnya hanya berupa
 Hamil mola  Konseling awal bercak, cair dan bercampur lendir, berwarna merah muda, tanpa
 rasa nyeri atau mule pada perut bawah dan umumnya hanya 3.b. Apakah dampak malaria pada kehamilan , persalinan dan
 Mioma uteri dengan kehamilan. Konseling khusus utnuk memilih metode
Uterus anteversi, obesitas dan kekakuan dinding abdomen akan kontrasepsi. berlangsung satu hari. nifas
 Konseling kunjungan ulang. Bila perdarahan bercak berwarna kecoklatan, bercampur lendir,
menyulitkan perabaan uterus. Karena itu penting sekali untuk
tanpa nyeri, berlangsung beberapa hai dan semakin lama semakin
mengetahui besar dan arah uterus sebelum melakukan prosedur
Kontrasepsi pascakeguguran berkurang, maka keadaan ini menunjukkan keadaan embrio yang
AVM Penurunan kekebala
masih baik. Etiologi dari keadaan ini hanya berkaitan dengan
Evakuasi jaringan
Prinsip penatalaksanaan abortus inkompletus adalah dengan
Pada umumnya, hampir semua metode kontrasepsi mutakhir
yang ada, dapat segera digunakan pada pasien – pasien masalah nutrisi embrio atau perfusi jaringan endometrium. Pada Kehamilan tubuh
paskakeguguran, asalkan diperhatikan hal – hal berikut : kondisi demikian, umumnya perbaikan terjadi tanpa pengobatan.
pengosongan sisa konsepsi dari kavum uteri. Ada 2 cara yang
sering digunakan yaitu :  Tidak ada komplikasi berat lanjutan yang masih Jika terjadi infeksi, pilih antibiotika yang cukup
membutuhkan pengobatan aman seperti spiramisin, eritromisin atau golongan penisilin
a) Dilatasi dan Kuretase, yaitu pembersihan sisa konsepsi
 Pasien menerima konseling yang adekuat
(ampisilin atau amoksisilin).
dengan mendilatasikan serviks untuk memasukkan Karena gangguan hormonal merupakan salah satu
 Petugas kesehatan mengetahui kondisi khusus (perhatian)
instrumen logam untuk mengerok dinding uterus. faktor terjadinya abortus, maka beberapa ahli menganjurkan
sebelum penggunaan.
pemberian preparat progesteron untuk mengatasi gangguan ini.
b) penghisapan dengan tekanan negatif melalui kanula Ingatkan penderita untuk tidak melakukan hubungan seksual
Terapi ini akan memberikan hasil yang baik apabila memang
plastik yang dimasukkan dalam kavum uteri. Prosedur hingga perdarahan berhenti ( 5-7 hari pascakeguguran), dan terjadi defisiensi hormon. Preparat yang sering digunakan adalah
aspirasi dengan menggunakan tabung vakum yang
tekanan negatifnya dibuat secara manual atau dengan
hingga semua komplikasi diatasi. Metode kontrasepsi alamiah
tidak dianjurkan untuk pasien pasca keguguran ( tunggu hingga
didrogesteron, hidroksiprogesteron kaproat, dan alilestrenol. MALARIA
Didrogesteron diberikan peroral dengan dosis awal
tenaga listrik. Untuk AVM (Aspirasi Vakum Manual), siklus menstruasi normal kembali). 40 mg kemudian 10 mg tiap 8 jam. Alilesterenol diberikan
tekanan negatifnya dibuat secara manual . peroral dengan dosis awal 20mg,kemudian selanjutnya 5 mg
Persetujuan medik 1. b. Mengapa asuhan pascakeguguran itu dianggap penting setiap 8 jam. Hidroksi progesteron kaproat merupakan preparat
Sebelum melakukan tindakan medis perlu dibuat ?
hormonal yang diberikan secara intramuskuler dengan dosis 500
persetujuan medis secara tertulis dengan pasien. Bila kondisi Penyelamatan pasien – pasien dengan komplikasi abortus
mg sebagai dosis awal, kemudian 250 mg tiap 12 jam hingga
pasien belum memungkinkan maka hal ini dapat diwakilkan inkomplit, sulit dilaksanakan apabila tidak tersedia fasilitas
perdarahan berkurang atau berhenti. Setelah itu dosis diturunkan
pada suami/walinya kesehatan yang mampu memberikan pelayanan seperti yang
Sebelum ditandatanganinya persetujuan tindakan medik, ada diharapkan secara purna waktu (24 jam sehari) Hampir sebagian
menjadi 250 mg setiap hari hingga 1 minggu dari saat Partus Infeksi
berhentinya perdarahan.
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : besar fasilitas kesehatan, tenaga ahli, dan tenaga terlatih, berada Beberapa ahli menganjurkan pemberian asam mefenamat sebagai
 Tentukan apakah pasien dapat mendengar dan memahami di kota-kota besar sehingga pasien – pasien yang tinggal di Dampak malaria pada kehamilan
anti prostaglandin dan penghilang nyeri tetapi efektifitasnya
penjelasan yang akan diberikan. Bila tidak, harus ada yang daerah pedesaan atau terpencil, hampir tidak mempunyai
dalam mengatasi ancaman abortus belum memuaskan.
o prematur plasenta
Pada kehamilan malaria menyebabkan imunitas
mewakilinya untuk menerima penjelasan dari petugas yang kesempatan untuk menjangkau fasilitas kesehatan tersebut. penderita yang sudah turun karena kehamilannya,
berwenang Karena hampir sebagian besar penduduk berada di pedesaan semakin turun lagi akibat serangan parasit malaria,
Abortus Insipiens, Abortus Inkomplet akibat anemia yang ditimbulkan akibat malaria
20

BBLR
tersebut. Karena imunitas ibu menurun, penyakit- semua lini kesehatan (Posyandu, Pustu, Puskesmas Untuk pengobatan anemia moderat (Hb 7-10 g/dl) maka perkembangannya), kontraksi uterus dan bunyi jantung
penyakit infeksi lebih mudah lagi menyerang, dan Rumah Sakit). pemberian dosis besi 2 x janin juga harus dimonitor.
sehingga bisa memperparah kondisi ibu hamil o Memonitor kesehatan ibu dan janin, serta kemajuan lipat. Periksa Hb setiap kali kontrol. - Jaga jalan nafas untuk menghindari terjadinya asfiksia,
tersebut. kehamilan bila diperlukan beri oksigen.
o Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh malaria baik o Diagnosis dan pengobatan yang tepat (tepat waktu) Pada daerah dimana P.Falciparum sudah terjadi resisten terhadap - Pemberian antipiretik untuk mencegah hipertermia :
secara langsung melalui serbuan parasit malaria o Memberikan ibu suplai obat untuk kemoprofilaksis kloroquin , maka dapat diberikan pengobatan alternatif yaitu : parasetamol 10 mg/KgBB/x, atau dapat dilakukan kompres
melalui plasenta ke janin, maupun secara tidak o Perlindungan pribadi untuk mencegah kontak - Sulfadoksin- pirimetamin (SP) 3 tablet dosis tunggal .
langsung akibat anemia yang ditimbulkannya, yang dengan vektor, misal : pemakaian kelambu. - Garam Kina 10 mg/Kg BB per oral 3 kali selama 7 hari - Bila kejang, beri antikonvulsan : Diazepam 5-10 mg IV
bisa menyebabkan hipoksia janin , gawat janin o Pemeriksaan hemoglobin dan parasitologi malaria (minimun 3 hari + SP 3 tablet dosis tunggal hari pertama) (secara perlahan selama 2 menit) ulang 15 menit kemudian
sampai terjadinya abortus atau kematian janin intra setiap bulan. - Meflokuin dapat dipakai jika pengobatan dengan Kina atau SP bila masih kejang. Jangan diberikan lebih dari 100 mg/24
uterin. o Pemberian tablet besi dan asam folat serta imunisasi sudah resisten, namun penggunaannya pada kehamilan muda jam. Bila tidak tersedia Diazepam, sebagai alternatif dapat
TT harus lengkap. harus benar-benar dipertimbangkan, karena data penggunaannya dipakai Phenobarbital 100 mg IM/x (dewasa) diberikan 2 x
Pada persalinan : o Pada daerah non resisten klorokuin : pada trimester I masih terbatas. sehari.
o Karena malaria menyebabkan menurunnya daya Ibu hamil non imun : berikan Klorokuin 2 Jika terjadi resistensi ganda pilihan terapi adalah sbb: - Untuk konfirmasi diagnosis, lakukan pemeriksaan sediaan
tahan dan kekuatan tubuh, maka ibu hamil yang tablet/minggu dari pertama datang/setelah - Garam Kina 10 mg/Kg BB per oral 3 kali selama 7 hari darah tebal. Penilaian sesuai kriteria diagnostik
akan bersalin terlebih lagi menjadi sangat menurun sakit sampai masa nifas. ditambah klindamisin 300 mg 4 kali sehari selama 5 hari. ( dapat mikroskopik.
kekuatannya, sehingga bisa terjadi : inertia uteri dan Ibu hamil semi imun : pemberian SP pada dipakai di daerah resisten kina) - Apabila tidak tersedia fasilitas yang memadai, persiapkan
partus lama trimester II dan III awal - Artesunat 4 mg/Kg BB oral dlm beberapa dosis hari I, penderita untuk dirujuk ketingkat pelayanan kesehatan
o Bisa juga terjadi perdarahan kala III karena o Pada daerah resisten klorokuin : semua ibu hamil disambung 2 mg/Kg BB oral dosis tunggal selama 6 hari. ( dapat yang lebih tinggi yang menyediakan perawatan intensif
kontrraksi uterus tidak baik karena anemia yang baik non imun maupun semi imun diberi SP pada dipakai pada trimester II & III, dan jika tidak ada alternatif lain).
disebabkan oleh malaria. trimester II dan III awal
o Kala IV mengandung bahaya perdarahan / HPP PENANGANAN MALARIA DI PUSKESMAS DAN RUMAH
akibat atonia / hipotoni uteri SAKIT
I. KRITERIA RAWAT JALAN Kemoprofilaksis malaria dalam kehamilan : Pemberian Obat Anti Malaria
Gejala klinis malaria tanpa komplikasi o WHO merekomendasikan agar memberikan suatu Penderita malaria berat memerlukan obat anti malaria yang
Pada masa nifas
Bukan malaria berat dosis pengobatan (dosis terapeutik) anti malaria mempunyai daya bunuh terhadap parasit secara cepat dan kuat,
o Infeksi laten malaria dapat kambuh karena
Parasitemia < 5% untuk semua wanita hamil di daerah endemik serta bertahan dalam aliran darah dalam waktu yang cukup lama.
persalinan dan dapat menebabkam demam pada
II. KRITERIA RAWAT TINGGAL malaria pada kunjungan ANC yang pertama, Oleh karena sebaiknya obat diberikan parenteral, sehingga
masa nifas dan sukar dibedakan dengan infeksi nifas
1. Gejala klinis malaria dengan komplikasi kemudian diikuti kemoprofilaksis teratur. Ibu hamil mempunyai efek langsung dalam darah.
murni
2. Malaria berat dengan status non-imun sebaiknya dihindarkan Obat anti malaria yang direkomendasi :
o Karena daya tahan tubuh ibu rendah akibat malaria
3. Parasitemia > 5% memasuki daerah endemis malaria. KINA ( Kina HCl 25%, 1 ampul 500 mg/2 ml)
dan akibat anemia yang disebabkannya, maka
III. KRITERIA RUJUKAN o Profilaksis mulai diberikan 1 sampai 2 minggu o Aman digunakan pada semua trimester kehamilan
infeksi nosokomial mudah terjadi pada penderita ini.
Semua penderita yang memenuhi kriteria rawat sebelum mengunjungi daerah endemis, dengan o Tidak menyebabkan abortus dalam dosis terapi
o Luka-luka jalan lahir dan bekas tempat implantasi
tinggal (malaria berat) tetapi fasilitas/kemampuan perawatan kloroquin ( 300 mg basa ) diberikan seminggu sekali o Pemberian IV untuk usia kehamilan > 30 minggu
plasenta menjadi lebih lama sembuhsembuh.
setempat tidak mencukupi, perlu dirujuk dari Puskesmas ke dan dilanjutkan sampai 4 minggu setelah kembali tidak menyebabkan
o Laktasi biasanya tidak dipengaruhi kecuali keadaan
Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan tenaga dokter kedaerah non endemis o kontraksi uterus (tidakmenginduksi partus) atau
ibu yang sangat menurun atau disertai anemia berat
spesialis. Beberapa studi memperlihatkan bahwa kemoprofilaksis menyebabkan fetal distress.
Pada semua ibu hamil dengan malaria, maka pada kunjungan menurunkan anemia maternal dan meningkatkan BB bayi yang o Efek samping yang utama : hipoglikemia
3.c. Jelaskan pengaruh ibu hamil pada malaria dengan bayinya
ANC yang pertama, dilahirkan. Cara pemberian :
dan bagaimana penanganannya
diberikan pengobatan dosis terapeutik anti malaria (lihat tabel di
Perlindungan dari gigitan nyamuk Cara I :
Malaria akan menjadi lebih berat apabila berjangkit pada ibu
bawah) Kontak antara ibu dengan vektor dapat dicegah dengan : Karena kematian dapat terjadi dalam 6 jam pertama, maka
hamil, dibandingkan bukan pada ibu hamil, sehingga akan
menimbulkan lebih banyak komplikasi , seperti
Pengobatan dosis terapeutik OAM dalam kehamilan :  Memakai kelambu yang telah dicelup dengan insektisida diperlukan kadar yang ideal dalam darah secara cepat, yaitu :
Obat Dosis oral (misal : permethrin) Keamanan Loading dose/ dosis inisial : Kina HCl 25 %
anemia, malaria serebral, hipoglikemi, edema pulmonal, infeksi
plasenta, dan terhadap bayinya dapat terjadi: berat badan lahir Anti malaria  Pemakaian celana panjang dan kemeja lengan panjang (perdrip) dosis 20 mg/Kg BB dengan cara dilarutkan
rendah (BBLR), abortus spontan, kelahiran mati & kelahiran  Pemakaian penolak nyamuk (repellent) dalam dektrosa 5 %(500 ml) atau dextrose in saline
premature, gawat janin , malaria congenital  Pemakaian obat nyamuk (baik semprot, bakar dan obat diberikan dalam 4 jam pertama dengan kecepatan
konstan 2 ml/menit, 4 jam berikutnya istirahat (infus
Penanganan ibu hamil dengan malaria dan bayinya Klorokuin 25 mg base/Kg selama 3 hari nyamuk listrik) Aman untuk semua trimester
 Pemakaian kawat nyamuk pada pintu-pintu dan jendela- saja); kemudian 8 mg/Kg BB setiap 8 jam
Pengontrolan malaria dalam kehamilan tergantung derajat (10 mg/Kg hari I-II, 5 mg/Kg hari III)
jendela (maintenance dose).
tranmisi, pengawasan berdasarkan suatu gabungan hal-hal
Amodiakuin 25 mg base/Kg selama 3Pengobatan
hari Malaria Berat Dalam KehamilanTidak direkomendasi untuk Namun loading dose dipakai bila penderita belum
dibawah ini.
Pengobatan malaria berat memerlukan kecepatan trimesterdan
I ketepatan pernah mendapatkan pengobatan kina atau
o Diagnosis & pengobatan malaria ringan dan anemia
Sulfadoksin-pirimetamin Sulfadoksin : 25 mg/Kgdalam dosisdiagnosa sedini mungkin. Pada setiapTidakpenderita malaria
direkomendasi untuk meflokuin dalam 12 jam sebelumnya atau penderita
ringan sampai moderat
Pirimetamin : 1 mg/Kg berat,tunggal
maka tindakan/pengobatan yang perlu dilakukan
trimester I adalah : yang riwayat pengobatan sebelumnya diketahui
o Kemoprofilaksis
1. Tindakan umum / simptomatik dengan jelas.
o Penatalaksanaan komplikasi-komplikasi severe Meflokuin 15-20 mg base/Kg (dosis tunggal) Tidak direkomendasi untuk
2. Pemberian obat anti malaria trimester I Berikan kemoterapi oral segera bila penderita sudah
malaria, termasuk anemia berat
3. Pengobatan komplikasi dapat minum, Kina IV diganti dengan Kina tablet /
o Pendidikan kesehatan dan kunjungan yang teratur Kinin 10 mg garam/Kg tiap 8 jam selama Aman untuk semua trimester
Penatalaksanaan umum : per oral dengan dosis 10 mg/Kg BB/ x dosis,
untuk ante natal care (ANC). Periksa hamil yang 5 - 7 hari
- Perbaiki pemberian 3 x sehari (dengan total dosis 7 hari
teratur adalah dasar untuk keberhasilan Artesunat 10-12 mg/Kg per hari selama 2-3 hari keadaan umum penderita Tidak (pemberian cairan dan
direkomendasi untuk
perawatan umum). Pemberian cairan adalah Ifaktor yang dihitung sejak pemberian loading dose).
penatalaksanaan malaria dalam kehamilan, yang Atau: Artemether trimester
bertujuan untuk : sangat penting dalam penanganan malaria berat. Bila Cara II :
berlebihan akan menyebabkan edema paru, sebaliknya bila Kina HCL 25 % (perdrip), dosis 10mg/Kg BB atau
o Memberikan pendidikan kesehatan termasuk b. Pencegahan terhadap anemia:
kurang akan menyebabkan nekrosis tubular akut yang 1 ampul (isi 2 ml = 500 mg) dilarutkan dalam 500
penyuluhan tentang malaria dan dampaknya ( Berikan suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus (60 mg
berakibat gagal ginjal akut. ml dextrose 5 % atau dextrose in saline diberikan
malaria serebral, anemia, hipoglikemi, edema paru, elemen besi) / hari, dan 1
- Monitoring vital sign antara lain : keadaan umum, selama 8 jam dengan kecepatan konstan 2 ml/menit,
abortus, pertumbuhan janin terhambat, prematuritas, mg folic acid / hari.
kesadaran, pernafasan, tekanan darah, suhu, dan nadi diulang dengan cairan yang sama setiap 8 jam
kematian janin dalam rahim, dll) pada kehamilan di
setiap 30 menit (selalu dicatat untuk mengetahui sampai penderita dapat minum obat.

21
Bila penderita sudah dapat minum, Kina IV diganti dehidrasi ( periksa juga tanda-tanda lain o Infus glukosa 10 % perlahan-lahan untuk 4. Edema pulmonal
dengan Kina tablet / per oral dengan dosis 10 mg/Kg dehirasi ), maka tambahkan intake cairan maintenans / mencegah hipoglikemia Sering terjadi karena sesudah melahirkan terjadi
BB/ x dosis, pemberian 3 x sehari (dengan total melalui IV-line. Bila volume urin > 90 o berulang. peningkatan volume sirkulasi darah akibat
dosis 7 hari dihitung sejak pemberian infus per drip ml/jam, kurangi intake cairan untuk mencegah o Monitoring teratur kadar gula darah setiap 4-6 jam. autotransfusionbila pembuluh darah pelvis ditutup.
yang pertama). overload yang mengakibatkan udem paru. Transfusi / infus yang berlebihan juga bisa
Pemberian kina mulai hari 0 : Mata dilindungi dengan pelindung mata untuk 4. Pengobatan Edema Paru : menyebabkan edema pulmonal pada pasien malaria
menghindari ulkus kornea yang dapat terjadi karena Edema paru merupakan komplikasi fatal yang sering ini
( Loading dose Mulai maintenance dose I Mulai tidak adanya refleks mengedip pada pasien tidak sadar. menyebabkan kematian oleh karenanya pada malaria berat 5. Infeksi plasenta
maintenance dose II Menjaga kebersihan mulut untuk mencegah infeksi sebaiknya dilakukan penanganan untuk mencegah terjadinya Infeksi ini bisa menyebabkan BBLR/ IUGR dan
4 Jam I ) 8 jam setelah loading dose 16 kelenjar parotis karena kebersihan rongga mulut yang edema paru. Penderita mendadak batuk, sesak, napas cepat dan abortus / stillbirth karena penebalan membran basal
jam setelah loading dose rendah pada pasien tidak sadar. dangkal, pada auskultasi terdengan ronki penuh di semua bagian trofoblas, konsumsi O2 dan nutrien oleh parasit, dan
selama 4 Ubah/balik posisi lateral secara teratur untuk mencegah paru. Foto torak nampak infiltrasi yang luas diseluruh lapangan transport O2 yang rendah oleh eritrosit yang
jam selama 4 jam, dst luka dekubitus dan hypostatic pneumonia. paru. terinfeksi oleh parasit malaria
Hal-hal yang perlu dimonitor :
- Tensi, nadi, suhu dan pernafasan setiap 30 menit. Bila ada tanda udema paru akut penderita segera dirujuk, dan
Jam ke 0 4 8 12 16 - Pemeriksaan derajat kesadaran dengan modifikasi sebelumnya dilakukan tindakan sebagai berikut :
20 24 Glasgow Coma Scale (GCS) setiap 6 jam. a. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi untuk perbaiki hipoksia
- Hitung parasit setiap 12-24 jam. b. Pembatasan pemberian cairan
Catatan : - Hb & Ht setiap hari. c. Bila disertai anemia,berikan Transfusi PRC. 6. Malaria berat lainnya
Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena - Gula darah setiap 4 jam. d. Untuk mengurangi beban jantung kanan dapat dilakukan : Yang termasuk malaria berat selain malaria serebral
dapat menyebabkan kadar dalam plasma sangat tinggi - Parameter lain sesuai indikasi ( misal : ureum & creatinin darah o Posisi pasien ½ duduk. adalah ditemukannya plasmodium Falsiparum
dengan akibat toksisitas pada jantung dan kematian. pada komplikasi gagal ginjal ). o Pemberian furosemid 40 mg i.v bila perlu diulang 1 dengan satu atau beberapa manifestasi :
Bila karena berbagai alasan Kina tidak dapat diberikan b. Pengobatan simptomatik jam kemudian atau dosis ditingkatkan sampai 200 - hiperparasitemia ( > 5 % eritrosit
melalui infus, maka dapat diberikan IM dengan dosis yang mg (maksimum) sambil memonitor urin output dan terinfeksi )
sama pada paha bagian depan masing-masing 1/2 dosis 2. Anemia berat tanda-tanda vital. - anemia berat ( Hb < 5 g % atau
pada setiap paha . Bila memungkinkan untuk pemakaian Beberapa definisi anemia dalam kehamilan : o Venaseksi, keluarkan darah pasien kedalam kantong Ht < 15 % )
IM, kina diencerkan dengan normal saline untuk transfusi/donor sebanyak 250-500
Hemoglobin ml akan
Volume sangat
Packed cell/Ht (%) - hipoglikemi
mendapatkan konsentrasi 60-100 mg/ml (g/dl) membantu mengurangi sesaknya. Apabila kondisi - udem paru
Bila tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian 48 jam Anemia ringan/mild anaemia 10 – 11pasien sudah normal, darah 33 –tersebut
37 dapat - asidosis metabolik
kina parenteral, maka dosis rumatan kina diturunkan 1/3 - Anemia sedang/moderat anaemia 7 – 10 dikembalikan ketubuh pasien. 24 – 33 - black water fever
1/2 nya (menjadi 5-7 mg Kina HCl) dan lakukan Anemia berat/severe anaemia <7 < 24 - gagal ginjal akut
pemeriksaan parasitologi serta evaluasi klinik harus Anemia sangat berat 3d. Jelaskan
<4 tentang komplikasi yang bisa terjadi
< 13 pada malaria - malaria algid
dilakukan. dengan kehamilan - kegagalan hati
Total dosis kina yang diperlukan : Indikasi pemberian transfusi darah : A. Komplikasi Maternal (ibu), tdd : - perdarahan spontan dan
Hari 0 : 30 mg/Kg BB Hb (g/dl) Ht (%) 1. 13 Anemia
Implikasi untuk transfusi koagulopati
Hari I : 30 mg/Kg BB <7 20 Anemia berdasarkan
Transfusi sebaiknya dipertimbangkan sekunder yang berat
kondisi pada
klinis danmalaria dalam
umur kehamilan. - hiperpireksia ( > 40 0 C )
Hari II dan berikutnya : 15-20 mg/Kg <5 15 kehamilan dapat timbulmelalui 2 jalur , yaitu
Indikasi kuat untuk transfusi : sangat beresiko tinggi untuk terjadinya gagal jantung B. Komplikasi Janin.
BB. hemolisis akut dan parasitemia menetap dengan 1. Kematian janin intra uterin ; dapat terjadi akibat
Bila transfusi darah merupakan indikasi (lihat tabel diatas),
Pemberian kina dapat diikuti dengan terjadinya berikan pengobatan dengan obat anti malaria yang splenomegali kronis yang berhubungan dengan anemia berat, hiperpireksia,penimbunan parasit pada
hipoglikemi, karenanya perlu diperiksa gula darah /12 jam. hipereaktivitas pembesaran lien sehubungan dengan plasenta sehingga mengganggu sirkulasi ataupun
direkomendasikan dan lakukan :
Artesunate dan artemether sudah pernah dipakai dengan malaria. Karena anemia yang disebabkan oleh infeksi trans plasental
a. Transfusi PRC, akan mengoreksi anemia tanpa
aman dan berhasil untuk ibu hamil pada beberapa kasus. 5 resiko overhidrasi. malaria ini, maka kelak bisa terjadi gagal jantung, 2. abortus
syok hipovolemia, meningkatkan kerentanan 3. kelahiran prematur
b. Transfusi secara perlahan-lahan (slow transfusion)
Pengobatan Komplikasi akan mencegah overhidrasi, untuk itu : terhadap infeksi / factor predisposisi untuk sepsis 4. berat badan lahir rendah
1. Malaria serebral - Berikan furosemide 1-2 ampul IV selama transfusi puerperalis oleh berbagai sebab. 5. fetal anemia
Malaria serebral didefinisikan sebagai unrousable coma 2. Malaria serebral 6. malaria kongenital
- Volume transfusi dimasukkan kedalam catatan balans cairan
(penilaian dengan Glasgow coma scale) pada malaria falsiparum, Angka kematian akibat malaria serebral ini sekitar
sebagai Intake.
dengan manifestasi sebagai perubahan sensorium yaitu 50% pada wanita hamil dan 20 % pada wanita 6.b.Bagaimana pengelolaan eklampsia?
manifestasi perilaku abnormal pada seorang penderita dari mulai dewasa tidak hamil. Disebut malaria serebral apabila
3. Pengobatan hipoglikemia :
yang paling ringan sampai koma yang dalam. Gangguan didapati unrousable coma dan parasitemia perifer
Hipoglikemia (kadar gula darah < 40 mg%) sering terjadi pada Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil,saat
kesadaran pada malaria serebral diduga karena adanya gangguan aseksual atau infeksi plasenta dengan
metabolisme di otak. mengesampingkan penyebab koma yang lain.
ibu hamil baik sebelum maupun sesudah terapi Kina . Terjadi hamil tua,persalinan atau masa nifas, ditandai dengan timbulnya
Prinsip penatalaksanaan : 3. Hipoglikemi
Umumnya sama seperti pada malaria berat, disamping pemberian Hipoglikemia yang terjadi sebelum terapi kinin pada
karena meningkatnya kebutuhan metabolik saat demam, hipoksia
OAM beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan adalah : wanita hamil dengan malaria mungkin disebabkan kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan
Terapi supportif meliputi : oleh: metabolisme glukosa oleh parasit, peningkatan
jaringan. Penyebab lain diduga karena terjadi peningkatan uptake
a. Perawatan pasien tidak sadar , meliputi : metabolisme penderita, kehabisan cadangan gejala-gejala preeklampsia.
Pasang IVFD, kateter urethra dengan karbohidrat oleh kelaparan dan malnutrisi,
glukosa oleh parasit malaria.
memperhatikan kaidah a/antisepsis. malabsorbsi glukosa oleh karena penurunan aliran
Penanganan eklampsia bertujuan
Jaga keseimbangan cairan : lakukan darah ke intestinum. Tetapi hipoglikemia setelah
monitoring balans cairan dengan mencatat Tindakan : terapi kinin menggambarkan hiperinsulinemia
intake dan output cairan secara akurat. Bila karena kinin merangsang sel beta pancreas untuk  Menghentikan serangan kejang yang terjadi
fungsi ginjal baik, adanya dehidrasi atau sekresi insulin yang meyebabkan penurunan dan mencegah serangan kejang ulangan
overhidrasi dapat juga diketahui dari volume o Berikan 50 – 100 ml Glukosa 40 % IV secara injeksi glukoneogenesis hepatic dan peningkatan uptake  Mencegah dan mengatasi komplikasi
urin. Normal volume urin : 1 ml/menit. Bila bolus glukosa oleh jaringan perifer
volume urin < 30 ml/jam, mungkin terjadi

22
 Memperbaiki keadaan umum ibu maupun  Kardiotonika diberikan atas indikasi adanya tanda-  kala II : persalinan dipercepat dengan forceps atau  Tensi permulaan , sistole 200 mmHg atau diastole
bayi seoptimal mungkin tanda payah jantung atau edema paru vakum 120 mmHg
 Mengakhiri kehamilan/persalinan dengan  Antibiotika diberikan untuk pencegahan infeksi  Faal ginjal yang menurun. ; kerusakan pada ginjal
mempertimbangkan keadaan ibu. Perawatan penderita koma dapat dipantau dengan melakukan pemeriksaan
Pengobatan pendahuluan : ureum dan kreatinin serum serta asam urat. Apabila
Perawatan pasca persalinan terjadi kenaikan nilai menunjukkan telah terjadi
 Monitoring kesadaran dengan Glasgow-Pittsburg proses patologis pada ginjal.
Bertujuan mencegah agar penderita tidak jatuh dalam stadium Coma Scale  Jika pada kehamilan sebelumnya pernah mendapat
 Cegah terjadinya dekubitus  jika persalinan terjadi pervaginam, monitoring
tanda-tanda vital dilakukan seperti umumnya pre eklampsia
yang lebih berat dan dapat segera mengatasi penyulit yang  Pasang NGT untuk pemberian makanan. Jumlah
kalori 1500 kal/hr  pemeriksaan laboratorium dilakukan setelah 1 x 24
terjadi. jam persalinan

 Diberikan infus dextrose 5% ; tujuannya untuk


memudahkan pemberian obat-obatan intra vena,
memberi kalori dan menghindari terjadinya
ketoasidosis dan melindungi hepar. Sebaiknya
Prognose : ditentukan dengan memakai kriteria Eden
diberikan cairan Ringer Laktat 500 cc setiap 1000 cc
dextrose 5%.
Penanganan obstetri :
 Berikan 0 2 4-6 L/m 1. koma yang lama
 Pasang sudip lidah untuk mencegah tergigitnya lidah 2. nadi diatas 120 x/m
 Penderita dirawat di runag isolasi Prinsip : semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri 3. suhu di atas 103 0 F ( 39 0 C)
Menghentikan kejang : 4. sistolik di atas 200 mmHg 7.a. Apa yang disebut BBLR ?
tanpa memandang umur kehamilan dan keadan janin. 5. kejang lebih dari 10 x
6. proteinuri > 10 gr/ L
Diberikan obat anti kejang MgSO4 dengan cara 1: 7. tidak ada edema Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR )
Terminasi kehamilan dilakukan setelah stabilisasi hemodinamik jika didapatkan dua atau lebih dari gejala tersebut , prognose
 Berikan 4 gr MgSO4 20% secara intra vena pelan- dan metabolisme ibu, stabilisasi ibu dicapai dalam 4-8 jam adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari
ibu buruk.
pelan (3-5 menit) disusul dengan 10 gr MgSO4 50
% intra muskuler ,terbagi dalam 5 gr bokong kanan setelah salah satu dari keadaan : 2500 gr dan dapat diakibatkan oleh beberapa hal , yaitu:
dan 5 gr bokong kiri. 6.c.Jelaskan tanda dan gejala prognosis buruk pada
 Dosis ulangan diberikan tiap 6 jam , 5 gr MgSO4 50
% secara i.m bergantian pada bokong kanan dan o Kejang terakhir hipertensi kronis dalam kehamilan prematuritas ; yaitu masa kehamilan kurang dari 38 minggu
kiri. MgSO4 diberikan sampai 24 jam paska o Pemberian obat anti kejang terakhir
persalinan. o Pemberian obat anti hipertensi terakhir dengan berat badan yang sesuai dengan masa kehamilannya.
 Syarat pemberian MgSO4 : o Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi ) Hipertensi kronis dalam kehamilan adalah hipertensi
- reflek paetella harus positif Cara terminasi :
- tidak ada tanda –tanda depresi oleh sebab apapun yang ditemukan pada usia kehamilan kurang
pernapasan ( R > 16 x/m ) kecil untuk masa kehamilannya ( KMK ) yaitu bayi dengan
- produksi urine tidak kurang tidak 1. Belum inpartu dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu
kurang dari 25 cc/jam atau 100 cc/ 4 masa kehamilan yang cukup ( 38 minggu atau lebih) tetapi
jam pasca persalinan. Penyakit ini sering menimbulkan kelainan pada
 Induksi persalinan : amniotomi + drip oksitosin berat badannya tidak sesuai
 Jika setelah 15 menit serangan kejang terus dengan syarat skor Bishop > 6
berlangsung, atau timbul serangan kejang ulangan jantung ,otak, ginjal dan retina.
 Seksio sesaria bila :
berikan dosis tambahan 2 gr MgSO4 20 % secara - syarat oksitosin drip tidak terpenuhi
intra vena dengan kecepatan 1 gr/menit, dan jika campuran yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 38
atau ada kontra indikasi drip oksitosin Beberapa gejala/tanda yang menunjukkan
masih timbul kejang lagi maka diberikan Pentotal 5 - 12 jam sejak mulai drip oksitosin belum
mg/kgBB/ i.v pelan-pelan minggu dan berat badan tidak sesuai dengan masa
masuk fase aktif memburuknya prognosis penyakit antara lain :
 Bila ada tanda-tanda keracunan MgSO4 ,berikan - jika hasil CTG patologis
antidotum Ca Glukonas 10 % 10cc i.v pelan-pelan kehamilannya.
Pada primigravida diarahkan untuk
selama 3 – 5 menit.  terjadi pembesaran jantung ; hipertensi akan
Pencegahan komplikasi : sesksio sesaria memperberat kerja jantung, demikian juga Untuk yang kedua dan ketiga sering dipakai istilah ‘intra uterine
kehamilan. Sehingga kehamilan yang disertai
dengan hipertensi akan sangat memberatkan kerja growth retardation’ (IUGR.)
 obat-obat anti hipertensi; jika sistole > 180 mmHg 2. Sudah inpartu jantung, sebagai kompensasinya akan terjadi
atau diastole > 120 mmHg berikan klonidin i.v
hipertrofi miokard dan jantung terlihat membesar.
dengan cara 1 amp.klonidin diencerkan dengan 10
Apabila kompensasi ini terlewati maka dapat terjadi Untuk menentukan apakah bayi yang BBLR ini termasuk
cc aquabidest, 5 menit pertama diberikan 5 cc  kala I :
payah jantung dan gagal jantung.
perlahan-lahan , jika 15 tekanan darah belum turun - fase laten : 6 jam tidak masuk fase
diberikan lagi 5 cc selama 5 menit, selanjutnya dapat aktif dilakukan seskio sesaria
 Kelainan pada retina ( haemorrhagi atau exudat ); prematur atau IUGR dapat dipakai beberapa cara ,yaitu 1,2:
diulang tiap 4 jam sampai tekanan darah yang pada hipertensi terjadi vasospasme menyeluruh
- fase aktif : amniotomi, jika 6 jam tidak
diinginkan tercapai. termasuk pada retina. Pada kehamilan ,kondisi ini
terjadi pembukaan lengkap, dilakukan 1. Memakai tabel pertumbuhan BB berdasarkan usia
menjadi lebih berat dan dapat menyebabkan
 Diuretika hanya diberikan jika ada tanda-tanda seksio sesaria kehamilan( growth chart of weight against gestation )
pecahnya pembuluh darah pada retina.
edema paru atau kelainan fungsi ginjal

23
 bayi matur / prematur SMK akan terletak pada ii. Tipe II/asimetris/disproporsional : terjadi karena bersamaan dengan terjadinya retardasi Pada prinsipnya bayi IUGR yang tidak prematur lebih baik
persentile 10 – 90 distres sub akut. Gangguan pertumbuhan janin pertumbuhan janin.
 bayi KMK ( IUGR ) akan terletak di bawah terjadi pada trimester III atau beberapa minggu - Perkiraan kualitatif volume cairan hidup di luar daripada di dalam kandungan . Bila diagnosis
persentile 10 sebelum lahir sehingga panjang badan dan lingkaran amnion. Seperti yang dikemukakan
2. Secara klinis dengan mengukur berat badan lahir, panjang kepala normal tetapi berat badan rendah. Bayi oleh Manning, terdapat kaitan antara sudah ditegakkan ibu harus masuk rumah sakit dan
badan lahir dan lingkaran kepala menunjukkan gejala ‘wasted’yaitu jaringan lemak oligohidramnion dengan retardasi
3. Memakai kriteria Ballard ( Ballard Score ) yang sub kutis sangat kurang sehingga bayi tampak kurus pertumbuhan janin. Hasil abnormal jika menjalani pemeriksaan kesejahteraan janin.
menggunakan kriteria neurologik dan kriteria fisik ,kulit kering dan keriput. Gangguan pertumbuhan kantong cairan amnion ukurannnya < 1
eksterna. Umur kehamilan ditentukan dengan terjadi pada fase hipertrofi sel. cm
menjumlahkan nilai kematangan fisik dan neuromuskuler iii. Tipe campuran : bayi menunjukkan tanda- tanda  Velosimetri Dpppler Penatalaksanaan IUGR dalam kehamilan meliputi
dan disesuaikan dengan ‘score maturity rating ‘. Kemudian campuran dari tipe I dan tipe II Identifikasi bentuk gelombang arteri umbilikalis yang
umur kehamilan yang didapat diplot pada kurva Penyebab terjadinya IUGR ,antara lain
- Istirahat yang cukup, kurangi aktivitas fisik
pertumbuhan dan perkembangan intra uterin dari Battaglia abnormal berguna untuk mendeteksi janin yang menderta - Pemberian O2 untuk memperbaiki oksigenasi
dan Lubchenco untuk menentukan apakah bayi tersebut jaringan
termasuk SMK,KMK atau BMK I. Faktor ibu : hipertensi dan penyakit ginjal atau mungkin akan menderita retardasi pertumbuhan.
kronis,diabetes melitus,toxemia gravidarum,gizi buruk, - Memperbaiki nutrisi janin dengan pemberian diet
hipoksia ibu (tinggal didaerah dataran tinggi,penyakit TKTP
Adanya bentuk gelombang yang abnormal pada arteri - Menghentikan hal-hal yang dapat mempengaruhi
paru kronis,hemoglobinopati ) perokok, alkoholik.
II. Faktor uterus dan palsenta : kelainan pembuluh darah, pertumbuhan janin seperti merokok, alkoholik dan
umbilikalis menunjukkan adanya kelainan pada konsumsi obat-obat tertentu; jika memungkinkan
insersi tali pusat yang tidak normal, infark plasenta,
solusio plasenta inkomplit. penanggulangan terhadap faktor penyebab
mikrosirkulasi plasenta II. Dalam Persalinan
III. Faktor janin : gemeli , cacat bawaan , infeksi janin
dalam kandungan - pemantauan ketat kesejahteraan janin
IV. Sebab lain : sosial ekonomi, obat - obatan - jika terdapat tanda-tanda gawat janin, dilakukan
7.b Jelaskan apa yang anda ketahui tentang IUGR dan seksio sesaria
III. Perawatan Neonatal
bagaimana pengelolaannya? 2. Identifikasi post partum:
Secara umum perawatan neonatus bayi IUGR sama dengan
Bayi dikatakan mengalami retadasi pertumbuhan apabila berat - Dengan memakai Indeks Ponderal yaitu berat
Identifikasi pertumbuhan janin terhambat ( PJT / IUGR ) badan ( gr) di bagi dengan panjang badan ( cm ) perawatan neonatus umumnya seperti pengaturan suhu
badab lahir berada dibawah persentile 10 pada grafik pangkat tiga dikalikan 100
lingkungan, makanan, pencegahan infeksi,dll. Walaupun
pertumbuhan berat badan dari Denver. 1. Identifikasi antepartum IP = BB (gr) X 100
Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi PB 3 (cm ) demikian harus waspada terhadap beberapa komplikasi
Fase pertumbuhan seluler janin dan plasenta dibagi menjadi adanya PJT saat kehamilan , antara lain : yang bisa terjadi seperti :
beberapa fase ,yaitu :
 Secara klinis dengan memakai Gravidogram , yaitu - Aspirasi mekonium yang sering diikuti dengan
HASIL :
mengukur jarak simfisis- fundus uteri (cara pneumothorak. Ini akibat distres yang dialmai bayi
i. Fase Hiperplasia yaitu fase pertambahan jumlah sel  < 2,26 :
Mc.Donald) kemudian dikonversikan kedalam saat persalinan. Pada bayi yang diduga mengalami
yang terjadi pada trimester I dan awal trimester II malnutrisi
grafik pertumbuhan berat badan yang disesuaikan
berat aspirasi mekonium dilakukan ‘tracheal washing’
kehamilan dengan umur kehamilan. Dicurigai adanya PJT jika - 50 % bayi KMK mempunyai Hb yang tinggi yang
ii. Fase Hiperplasia dan Hipertrofi, yaitu masih terjadi  2,26 – 2,31 :
nilai pengukuran berada dibawah persentile 10. mungkin terjadi akibat hipoksia kronis di dalam
malnutrisi
pertambahan jumlah sel serta pembesaran ukuran sel  Pengukuran dengan USG
ringan – uterus. Perlu dilakukan pemeriksaan hematokrit dan
yang terjadi pada trimester II kehamilan  pengukuran sefalometri serial diameter biparietal diberikan pengobatan jika terdapat hiperviskositas
iii. Fase hipertofi lanjut ,yaitu jumlah sel sudah tidak sedang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi janin  2,32 – 2,85 : - Hipoglikemi terutama jika pemberian minum
bertambah tetapi terjadi pembesaran ukuran sel dengan pertumbuhan terhambat. Ada dua pola yang terlambat. Hipoglikemi kemungkinan disebabkan
Tipe retardasi pertumbuhan yang terjadi tergantung pada saat normal
dikenal yaitu :  pola ‘low profile’ : pertumbuhan  2,86 – 2,93 : oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan
kepala terus rendah sepanjang kehamilan dan pola obese ringan- meningkatnya metabolisme bayi.
fase yang mana terjadinya retardasi tersebut ‘late flattening’ yaitu pertumbuhan kepala janin - Keadaan lain yang mungkin terjadi : asfiksia, cacat
sedang
yang sebelumnya normal kemudian diikuti  > 2,93 : bawaan, hipotermia ,dll.
Jenis IUGR 1,2 : perlambatan atau penghentian pertumbuhan kepala obese berat
janin selama trimester III.
- Pengukuran rasio lingkar kepala
i. Tipe I/simetris/proporsional: janin mengalami terhadap lingkar abdomen. Normalnya 8. Pada saat ini versi dan ekstraksi hanya dilakukan pada
distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan lingkar kepala lebih besar dari lingkar - Pengukuran antrpometrik dengan mengukur rasio gemelli anak kedua: (Martius, Oxorn,Goelam, William,
sudah terjadi sejak awal kehamilan atau berbulan- abdomen sampai kehamilan 32 MAC/HAC (midarm circumference : occipitofrontal Hanifah)
bulan sebelum lahir. Gangguan pertumbuhan terjadi minggu.Pada usia kehamilan 32-36 heoad circumference)
pada fase hiperplasia sel. Setelah lahir , berat badan, minggu kedua lingakaran tersebut sama Alasan-alasan pembatasan tersebut ialah:
panjang badan dan lingkaran kepala bayi berada besar dan setelah 36 minggu lingkaran - Setelah gemelli pertama lahir, uterus masih cukup
dalam proporsi yang seimbang. Bayi tidak abdomen biasanya lebih besar dari luas dan kendor/ lemas, pembukaan serviks sudah
menunjukkan gejala ‘wasted’ oleh karena gangguan lingkaran kepala Penanganan IUGR lengkap (karena baru saja dilalui oleh gemelli
pertumbuhan terjadi sebelum terbentuknya jaringan - Pengukuran perkiraan volume total pertama), sehingga lebih mudah dilakukan versi dan
lemak. intra uteri mencakup janin dan cairan ekstraksi. Selain itu juga bila dibandingkan dengan
amnion. Kedua hal ini sering menurun I. Dalam kehamilan . penanganan secara seksio sesarea, maka resiko

24
seksio sesarea juga dipandang lebih baik 9.b Uraikan tehnik E.F pada letak belakang kepala dengan Sendok kiri dipasang dengan tangan kiri dan dimasukkan ke
dibandingkan dengan versi ekstraksi pada gemelli 9.a Sebutkan syarat-syarat dan indikasi melakukan E.F UUK kiri depan, H III+ dalam panggul sebelah kanan. Gagangnya dari lipat paha kiri
kedua ini, asal saja waktu yang cukup dibawa ke tengah dan kebawah. Kemudian sendok kiri
menguntungkan (15 – 30 menit ) tidak dilalui. INDIKASI Persiapan diwandering ke kiri belakang, sehingga tepat pada os parietal
- Setelah gemelli pertama lahir, bisa saja terjadi pecah Indikasi relatif ( elektif, profilaktif ) 1. Persiapan untuk ibu janin.
ketuban pada spontan pada gemelli kedua, atau pada Ekstraksi cunam yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu a. Posisi tidur litotomi. Mengunci forceps :
waktu memecahkan ketuban gemelli kedua. Karena ataupun janinnya, tetapi bila tidak dikerjakan, tidak akan b. Rambut vulva dicukur. Kedua gagang dipegang sedemikian, sehingga ibu jari ada
bagian lunak memberikan sedikit tahanan dan bayi merugikan, sebab bila dibiarkan, diharapkan janin akan lahir c. Kandung kemih dan rektum dikosongkan sebelah atas, sedangkan jari lainnya menggenggam gagang.
tak terfiksasi dengan baik (Martius), maka bisa dalam 15 menit berikutnya. d. Desinfeksi vulva. Sebelum dikunci kedua gagang disilangkan, kemudian dilakukan
terjadi prolapsus tali pusat, solusio plasenta. Indikasi relatif dibagi menjadi e. Infus bila diperlukan penguncian.
Sehubungan dengan itu maka diperlukan tindakan 1. Indikasi De Lee. Ekstraksi cunam dengan syarat f. Narkosis bila diperlukan Pemeriksaan Dalam ulang :
cepat dan tepat untuk dengan segera melahirkan kepala sudah di dasar panggul, putaran paksi dlam g. Kain penutup pembedahan Pemeriksaan dalam ulang ini untuk mengevaluasi apakah forceps
gemelli kedua tersebut. Disinilah saat yang tepat sudah sempurna, m. Levator ani sudah teregang, dan h. Gunting episiotomi sudah benar letaknya dan tidak menjepit bibir serviks.
dilakukan versi ekstraksi. Selain itu juga biasanya syarat – syarat ekstraksi cunam lainnya sudah i. alat – alat untuk menjahit robekan jalan lahir. Diperhatikan sikap forceps. Karena kepala masih di HIII+, maka
pada gemelli jarang didapati janin yang besar. dipenuhi. j. Uterotonika. gagangnya akan sejajar dengan tanah, sendok lebih masuknya,
- Pada kondisi lain (letak lintang maupun letak kepada 2. Indikasi Pinard. Ekstraksi cunam yang mempunyai 2. Persiapan untuk janin hampir sampai ke kunci.
pada kehamilan tunggal) bila dilakukan versi syarat – syarat sama dengan indikasi de Lee, hanya a. Alat – alat pertolongan persalinan Traksi percobaan :
ekstraksi, lebih sukar dan kurang menguntungkan di sini penderita harus sudah mengejan selama 2 b. Alat penghisap lendir. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri diletakkan pada
baik bagi ibu maupun bagi bayi. Karena kesulitan jam. c. Oksigen. pengait,dengan 2 jari tangan kanan yang melakukan pemeriksaan
melakukan tindakan tersebut (jalan lahir yang masih Keuntungan indikasi profilaktik ialah : d. Alat – alat untuk resusitasi bayi. dalam, kita periksa apakah kepala ikut kalau diadakan tarikan.
belum cukup luas), sehingga bahayanya lebih besar a. mengurangi keregangan perineum yang berlebihan 3. Persiapan untuk dokter Kalau forceps tidak terpasang baik, maka kepala tidak akan ikut
(robekan jalan lahir, rupture uteri, gawat janin b. mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir. a. mencuci tangan waktu ditarik dan gagang akan meregang. Kita harus melepaskan
sampai itrapartum death bagi bayi). Dapat dikatakan c. Kala II diperpendek b. Sarung tangan suci hama daun forceps dan memasang kembali sampai terpasang dengan
bahwa versi ekstraksi menjadi lebih traumatik dan d. Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala. c. Baju operasi suci hama benar dan setelah yakin telah terpasang dengan baik, kita lakukan
membahayakan bagi ibu maupun bayinya. lagi traksi percobaan.
Teknik versi ekstraksi bila kepala di kiri dan punggung di Indikasi Absolut ( Mutlak ) Ekstraksi cunam terdiri dari tujuh langkah, yaitu : Ekstraksi :
belakang: 1. Indikasi Ibu : 1. Penolong membayangkan bagaimana cunam akan Jika traksi percobaan berhasil, maka kita lakukan ekstraksi.
 Setelah gemelli pertama lahir, posisi tetap litotomi  Eklampsia, preeklampsia dipasang Tangan kita yang terkuat memegang gagang dengan jari telunjuk
di meja ginekologi, siapkan pencegahan HPP,  Ruptura uteri membakat 2. Pemasangan daun cunam pada kepala janin dan jari tengah pada pengait. Tangan satunya diletakkan di atas
dilakukan periksa luar dan periksa dalam (pakai  Ibu dengan penyakit jantung, paru – paru dan lain – 3. Mengunci sendok cunam tangan ini dengan jari tengahnya di antara kedua daun.
hand schoen baru yang steril), pastikan bahwa bayi lain 4. Menilai hasil pemasangan daun cunam Maksudnya jari ini supaya tekanan pada tengkorak tidak terlalu
dapat lahir pervaginam (tidak ada CPD), konseling, 2. Indikasi janin : gawat janin 5. Ekstraksi cunam percobaan besar waktu kita menarik. Arah tarikan harus searah dengan
dilakukan tindakan antiseptik vulva dan sekitarnya, 3. Indikasi waktu : kala II memanjang ( 2 jam pada primigravida 6. Ekstraksi cunam definitif gagang forceps. Tarikan harus meniru his, ialah kekuatannya
vesika urinaria. dan 1 jam pada multigravida ). 7. Membuka dan melepaskan sendok cunam. berangsung-angsur ditambah dan berangsung-angsur dikurangi.
 Secara obstetric hand tangan kiri masuk vagina Sebelum pemasangan forceps, sebaiknya pasien diberi anesthesi Supaya kekuatan menarik tidak terlalu berlebihan, maka kedua
(tangan kanan membuka labia, lalu pindah ke fundus SYARAT pudendal blok. siku operator harus rapat pada pinggangnya,tak boleh mengentak.
uteri). Martius, Sastrawinata dan Goelam Untuk dapat melahirkan janin dengan ekstraksi cunam, harus Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan sekali lagi Karena kepala masih berada H III+, maka arah tarikan kebawah (
menyarankan penggunaan anestesi, tapi sekarang dipenuhi syarat – syarat sebagai berikut : letaknya kepala anak dan majunya pembukaan. kearah perineum) sampai kepala di dasar panggul, kemudian
tidak dilakukan anestesi (ingat juga bahaya anestesi 1. Janin harus dapat lahir pervaginam ( tidak ada tarikan sejajar dengan sumbu jalan lahir, dan setelah subocciput
bagi ibu dan bayi). Lalu tangan kiri tersebut masuk disproporsi sefalopelvik ). Forceps dipegang di depan vulva, sebagaimana ia nanti akan berada di bawah simphisis, maka untuk mengadakan defleksi,
ke cavum uteri, melalui serviks. Apabila ketuban 2. Pembukaan serviks lengkap. Jika forceps dipasang, dipasang. Dalam hal ini sendok forceps akan dipasang biparietal gagang dengan perlahan – lahan dibawa ke atas ke arah perut ibu.
masih utuh  amniotomi, usahakan agar keluarnya sedangkan pembukaan belum lengkap, maka : terhadap kepala janin dan miring terhadap panggul. Untuk melakukan ini, pegangan forceps berubah : badan
cairan amnion tidak terlalu cepat (menghindari a) Bibir serviks mungkin terjepit antara kepala penolong pindah ke kiri, tangan kanan menggenggam leher
bahaya prolapsus funikulus) anak dan sendok Memasukkan forceps forceps, sedangkan tangan kiri melindungi perineum.
 Tangan kiri mencari kaki anterior (Martius), atau b) Cerviks robek. Robekan serviks sangat Sendok kanan dipasang lebih dulu, karena pemasangan sendok Membuka forceps :
kaki atas (Goelam), atau kalau bisa kedua kaki bayi membahayakan karena menimbulkan kanan lebih sulit dan di tempat yang lebih sempit ( di kanan Setelah kepala lahir, jari 3 dan jari 4 tangan kanan diletakkan di
sekaligus (Oxorn, Goelam), ataupun kaki yang perdarahan yang hebat. depan). Cara memasang : Tangan kanan membuka labia ; 4 jari antara kedua sendok dan meregangkannya sehingga forceps
paling mudah dicapai (Martius). 3. Kepala janin sudah cakap ( sudah terjadi engagement ) tangan kiri dimasukkan ke dalam vagina antara kepala anak dan terlepas.
 Kaki perlahan-lahan dibawa ke vagina/ke luar , dinding vagina untuk melindungi jalan lahir terhadap forceps. Tangan yang satunya menunjang kepala anak, kemudian anak
sementara itu tangan kanan penolong berusaha Sendok kanan di pasang dengan tangan kanan dan di masukkan dilahirkan seperti biasa. Waktu kita lakukan ekstraksi dengan
memutar/mendorong kepala ke atas/ke arah fundus kedalam panggul sebelah kanan. Gagang sendok itu dipegang forceps, baik juga kalau seorang asisten melakukan dorongan
(kalau perlu dengan tuntunan USG – William). 4. Ketuban baru pecah / dipecahkan. Jika kita pasang seperti memegang pensil dan dibawa ke lipat paha kanan pada fundus uteri, sehingga anak itu tidak dilahirkan dengan
Kalau dapat bayi diputar sehingga punggungnya forceps pada ketuban yang belum pecah, maka selaput penderita sedangkan ujung sendok dimasukkan ke dalam vagina tarikan dari bawah, tapi juga dengan dorongan dari atas. Dengan
menghadap ke anterior, kepala dalam keadaan janin ini ikut tertarik oleh forceps dan menimbulkan sedemikian, sehingga pinggir bawah bersandar dan meluncur demikian tarikan tidak usah terlalu kuat, sehingga memperkecil
fleksi. tarikan pada plasenta dan akibatnya plasenta dapat pada jari tengah tangan dalam.Gagang sendok dari lipat paha, kemungkinan perdarahan dalam otak.
 Setelah lutut bayi mencapai introitus vagina, terlepas ( solutio plasenta ). Jika ketuban sudah lama kita bawa ke tengah dan ke bawah, sehingga daun sendok Jika perineum tegang dan kaku (seperti pada primi tua) dan kita
tindakan versi selesai dikerjakan. pecah, kemungkinan sudah terjadi dry labor ( partus meluncur ke dalam vagina antara kepala dan tangan dalam dan takuti terjadi ruptura perinei totalis, maka setelah forceps
 Kemudian dilakukan manual hilfe untuk melahirkan kering, di mana air ketuban sudah tinggal sedikit ), jari tengah sebagai rel. Ibu jari tangan kiri menunjang dan ikut dipasang, dibuat episiotomi,dengan tujuan :
bahu/lengan : Prazat Deventer atau Mueller atau sehingga sulit dalam pemasangan daun forceps. mendorong pinggir bawah daun forceps ke dalam. Memasukkan 1. Memperluas jalan lahir
lovset atau Potter; dilanjutkan dengan melahirkan 5. Anak hendaknya hidup. Kalau anak mati dilakukan forceps tidak boleh dengan kekuatan. Daun sendok itu waktu 2. Mengurangi tekanan pada kepala anak
kepala dengan prazat Mauriceau atau De Snoo atau operasi yang mengecilkan kepala anak, agar jaringan masuk hendaknya menempel pada permukaan kepala, sekali – 3. Menghindarkan terjadinya ruptura perinei totalis.
Wigand martin-winckel atau Naujoks ataupun kalau ibu tidak koyak. Syarat terakhir ini bukanlah syarat kali tidak boleh menusuk.Setelah itu sendok kanan diwandering Setelah bayi lahir, diberikan suntikan oksitosin 10 IU
perlu Pragua terbalik (jika u.u.k di belakang), atau mutlak. Kadang – kadang pada anak yang baru mati, ke kanan depan sehingga tepat pada os parietal janin. Sendok Intramuskuler, kemudian plasenta segera dilahirkan dengan
kalau perlu dengan cunam. kita bisa pasang forceps untuk mempercepat kala II atas yang telah terpasang itu dipegang oleh asisten, supaya jangan tindakan manual plasenta, untuk sekaligus kita melakukan
berubah letaknya, sewaktu kita memasang sendok yang kiri. eksplorasi terhadap jalan lahir. Setelah plasenta lahir, diberikan
 Periksa jalan lahir, kontrol perdarahan, selesai. indikasi ibu.

25
suntikan ergometrin 1 ampul intramuskuler, kemudian dilakukan  Perbaiki his , kalau amnion masih utuh, maka dillakukan  Kalau perlu transfusi  Kehamilan lanjut  prekordium jantung bergeser ke
reparasi terhadap luka jalan lahir atau luka episiotomi. amniotomi  lihat warna ketuban, ataupun dilakukan
kiri, dan sering terdengar bising sistolik di apeks dan
oxytosin drips, tergantung kondisi pasien 10. d. Penanganan reproduksi selanjutnya
10. Seorang wanita G2P1A0 29 th hamil aterm dikirim oleh  Mencari tahu adanya tanda-tanda ancaman ruptur uteri  Konseling ibu untuk rencana PAN dan rencana katub pulmonal.
dokter Puskesmas dengan keterangan sudah dipimpin (nyeri ibu meningkat sekali/ kesakitan sekali, Bundle ring, persalinan yang akan datang tentang kemungkinan-
mengejan 5 jam oleh dukun kampung, tetapi bayi  Saat-saat paling berbahaya !!! :
bagian-bagian janin lebih mudah diraba seperti di bawah kemungkinan yang akan terjadi dalam kehamilan
belum lahir. kulit dan persalinan yang akan datang 1. Kehamilan 32-36 minggu o.k.
10. a. Kemungkinan-kemungkinan komplikasi apakah yang anda  Mencari tahu sampai dimana persalinan telah berlangsung:  Bilamana anak ini dan anak di rumah hidup KB
pikirkan bisa hipervolemia mencapai puncaknya.
Pembukaan porsio, ketuban, penurunan kepala, paksi suntik, kalau anak di rumah telah meninggal dunia
kepala. Kosongkan kandung kencing / katetrisasi  KB pil 2. Inpartu Kala II (saat ibu harus
1. Maternal exhaustion  Pencegahan HPP, selain infus juga siap darah dan  Bilamana persalinan ini berlangsung spontan , maka mengejan).
Karena penderita telah kelelahan akibat mengejan management persalinan aktif diterapkan persalinan yang berikutnya boleh partus pervaginam
lama, maka persediaan glukosa/ karbohidrat habis,  Evaluasi panggul, apakah dimungkinkan persalinan di Puskesmas , kecuali ada penyulit 3. Masa post partum (lahirnya plasenta ---
sehingga terjadi oksidasi lemak , yang menyebabkan pervaginam, kalau ada USG untuk TBBA dan mencari  Bila persalinan ini berakhir dengan EV / EF, maka
terjadinya metabolisme anaerob, sehingga anastomosis arteri dengan vena hilang -
adanya ancaman ruptur uteri selain dari periksa luar. diharapkan kehamilan yang berikut PAN di RS, dan
terbentuklah benda-benda keton yang bisa  Cari tahu riwayat obstetric anak pertama (P1): jarak partus di RS -- darah akan masuk ke ruang
dikeluarkan memalui urin dan pernafasan (nafas bau kelahiran dengan saat ini , jenis kelamin, BBL, lahir susah,  Bila persalinan ini berakhir dengan seksio sesarea,
aseton). Maternal exhaustion ditandai oleh adanya intravaskular)
dengan alat (alasan?), cacat, hidup, BOH? Primisekundi? maka diharapkan kehamilan yang berikut PAN di
tanda-tanda dehidrasi : tensi menurun, nadi kecil dan
 Observasi T, N, R, his, BJA (monitoring ketat dengan RS, dan partus di RS  Perubahan-perubahan volume darah pada penyakit
cepat, respirasi dan suhu badan meningkat, ,turgor
CTG) jantung dalam kehamilan :
kulit menurun, mata cowong, oligo/ anuria, odem
jalan lahir, fetor PENYAKIT JANTUNG 1. Oligositemik-hipoplasmik-
10. b. Setelah melakukan penanganan ternyata pada
Akibat maternal exhaustion ini juga dapat terjadi DALAM KEHAMILAN
pemeriksaan didapati pembukaan 6-7 cm, ketuban (+), kepala hipovolemia. Dijumpai pada stenosis
gangguan keseimbangan elektrolit . akibat kedua
H III (-), EFW 3700 g, his kurang baik. Tindakan apa yang
hal tersebut di atas dapat menyebabkan uterus tidak katub jantung, diperbaiki dengan
akan dilakukan dan kemungkinan apa saja yang bisa terjadi?
mampu beerkontraksi dengan baik, sehingga 
 Observasi T, N, R, his, BJA (monitoring ketat Dalam kehamilan janin memerlukan banyak oksigen transfusi sel darah merah (untuk
menyebabkan inersia uteri sampai atonia uteri,
dengan CTG) dan zat-zat makanan ---- jantung harus bekerja lebih
yang pada gilirannya dapat menyebabkan lagi mencegah kelebihan volume darah)
 Bilamana ada BOH  rencana SC
partus lama dengan segala akibatnya baik bagi ibu
(Infeksi intra partum, perdarahan post partum,  Evaluasi kemajuan persalinan : pembukaan serviks, kuat. 2. Polisitemik-hiperplasmik-
nekrosis jalan lahir sampai calon terbentuknya selaput ketuban , penurunan kepala, presenting part,  Perubahan-perubahan selama kehamilan : hipervolemia. Pada penyakit jantung
fistula jalan lahir) maupun bagi bayi (gawat janin, letak denominator, kemungkinan-kemungkinan yang
menghalangi kemajuan persalinan (tumor jalan 1. Hipervolemia sudah terjadi, dimulai bawaan (terjadi campuran antara darah
infeksi intrapartum, intra partum death) sampai
perdarahan dan infeksi post partum, bahkan bisa lahir) kehamilan 10 minggu dan mencapai arteri dengan vena --- regurgitasi dan
pula menjadi sebab dilakukannya histerektomi  Bilamana ketuban utuh  dilakukan amniotomi,
lihat warna ketuban, jika mekoneum kental  sc. puncak kehamilan 32-36 minggu. hambatan aliran darah). Resiko besar
karena otonia uteri yang tidak bisa ditanggulangi
secara cepat, tepat dan benar. Tetapi bila slight mekoneum / putih keruh  masih 2. Kehamilan makin besar ---- mendorong bila diberi transfusi darah.
2. Infeksi intra partum boleh partus pervaginam dengan memperhatikan
kemajuan persalinan, dan riwayat obstetric pada diafragma keatas sehingga pembuluh 3. Polisitemik-normoplasmik-
Merupakan bagian dari proses yang tak terpisahkan
dari maternal exhaustion pada kasus ini. Bisa terjadi persalinan yang lalu. darah besar mengalami lekukan dan hipervolemia. Pada penyakit jantung
karena mungkin pasien sudah sering di periksa  Evaluasi ulang 2 jam setelah amniotomi. Bilamana
partus maju, his bertambah baik  rencana putaran. bawaan (Tetralogi Fallot, Defek
dalam, atau kalaupun tidak, bisa juga akibat
persalinan yang tidak bersih (bersih alat, bersih persalinan pervaginam. Bilamana tetap inersia uteri  Adams : peningkatan volume plasma dimulai pada Septum, PDA).
penolong dan bersih cara pertolongan)  boleh dilakukan oxytocin drips, rencana partus
pervaginam, kalau tidak ada kemajuan persalinan  akhir Trimester I dan mencapai puncak minggu 32-34  Penyakit jantung memberikan pengaruh buruk
SC . Kalau sementara dilakukan oxytocin drips ---- volume plasma bertambah sekitar 22%. terhadap kehamilan dan janin.
3. Perlukaan jalan lahir terjadi gawat janin ataupun tanda-tanda ancaman
Akibat pimpinan persalinan yang lama oleh tenaga ruptura uteri, terjadi transient hipertensi  SC.  Peningkatan volume plasma berbeda dengan  Apabila ibu mengalami hipoksia --- janin dapat lahir
nonprofessional, mungkin bisa terjadi perlukaan peningkatan volume sel darah merah --- Anemia prematur, lahir dismatur, atau meninggal.
jalan lahir sampai ruptura. Bisa terjadi pula
perdarahan paska persalinana akibat kontraksi uterus delusional.  Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan sekitar
yang buruk  Kalau persalinan berlanjut terus sampai pembukaan  Setelah 12-24 jam post partum terjadi peningkatan 1-4 %. Yang tersering adalah penyakit jantung o.k.
4. Perdarahan post partum lengkap diikuti sesuai dengan harapan dan tidak ada
5. BAGI BAYI yang dikandung bisa terjadi hipoksia, tanda-tanda gawat janin dan gawat ibu, maka volume plasma o.k. imbibisi cairan ekstravaskular  demam rheuma.
gawat janin sampai kematian janin intra partum persalinan dapat dharapkan spontan pervaginam, pembuluh darah  periode diuresis pasca persalinan
atau kalau dalam kala II his kurang adequate bisa  Saryadi dan Samil (RSCM) --- hampir 79,48%
maupun akibat-akibat yang mungkin bisa terjadi di
kemudian hari : keterbelakangan mental / cerebral dan kepala sudah di H III (+) dapat di vakum  Hemokonsentrasi. penyakit jantung dalam kehamilan adalah Kelainan
palsy ekstraksi, atau Forseps ekstraksi bila kepala di H III-  Post partum 2 minggu (periode penyesuaian untuk
IV, dengan episiotomi mediolateral, bayi dilahirkan Katub Kronik (96,77% kelainan katub mitral, 87,09%
PENANGANAN PADA KASUS INI (resusitasi ), luka jalan lahir ibu di jahit kembali ke volume plasma yang normal. stenosis katub mitral).
  Managemen aktif kala III diterapkan pada pasien ini
Rehidrasi : IVFD D105 , D5%, RL sampai urin > 30 cc ./  Jantung normal dapat beradaptasi tetapi jantung yang  Diperlukan peran KB --- untuk menurunkan kejadian
KgBB/ jam .
 Antibiotik injeksi, untuk pencegahan/ pengobatan infeksi  Observasi ketat 2 jam post partum vital sign dan sakit tidak dapat. penyakit jantung dalam kehamilan.
intra partum, laboratorium rutin, tanda-tanda anemis, perdarahan post partum
 Burwell dan Metcalfe, ada 4 kriteria penyakit jantung
tanda-tanda infeksi, dehidrasi  Post partum diberikan antibiotika, uterotonika,
roboransia dalam kehamilan :

26
1. Adanya bising presistolik, diastolik, atau  Mackenzie dan Hamilton-Thomson : Ronki tetap di  Endokarditis bakterialis : jarang dijumpai dalam 1. Kelainan katup aorta yang paling
bising yang terus menerus. dasar paru-paru yang tidak hilang setelah menarik kehamilan, dapat diberikan procain penicillin G 1,2 sering dijumpai. Sering bersama-sama
2. Adanya bising yang keras dan disertai thrill. napas 2-3 kali  gejala awal gagal jantung. juta unit sewaktu persalinan atau sebelum seksio dengan MS
3. Adanya pembesaran jantung yang jelas.  Tanda-tanda lain gagal jantung : sesarea. 2. Obstruksi curah jantung kiri ---
4. Adanya aritmia. 1. Kurangnya kemampuan mendadak  Penyakit Jantung Rematik pada kehamilan bersifat pengosongan ventrikel kiri tidak
melakukan aktifitas sehari-hari. jarang dijumpai. Manifestasi tersering adalah sempurna --- tekanan ventrikel kiri
2. Dyspnoe d’effort. poliartritis migran dan karditis. meningkat.
 Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan : 3. Sesak napas dan batuk-batuk.  Dugaan Demam Rematik dalam kehamilan : 3. Hipervolemia dalam kehamilan justru
1. Kelas I 4. Edema progresif dan takikardia 1. Suhu subfebris dengan takikardia. akan memperbaiki dalam menjaga
Penyakit jantung tanpa adanya pembatasan  Daftar pengawasan khusus : mencatat nadi dan 2. Leukositosis dan LED yang tinggi. curah jantung yang adekuat.
aktifitas fisik, tanpa gejala-gejala penyakit pernapasan (Kala I setiap 10-15 menit, Kala II setiap 3. Terdengar bising jantung yang  Aorta Insufisiensi :
jantung apabila mereka melakukan kegiatan 10 menit) --- Bila nadi > 100 x/mnt ; respirasi > 28 berubah-ubah tempatnya. 1. Aliran darah balik dari aorta ke
biasa. x/mnt dan disertai sesak napas !!!!  Dekompensasi 4. C reaktif protein (+). ventrikel kiri pada waktu diastolik.
2. Kelas II kordis membakat.,  Kelainan katub jantung pada kehamilan secara 2. Peninggian tekanan di ventrikel kiri,
Penyakit jantung dengan sedikit pembatasan  Kala II bila tidak ada gejala doekompensasi kordis  berurutan : MS, MS-MI, MI, AS, AI, AS-AI, atrium kiri, pembuluh pulmonal.
aktifitas fisik, keluhan baru muncul bila bayi boleh lahir spontan, hanya ibu dilarang penyakit katub pulmonal, penyakit katub tricuspidal 3. Bising jelas pada posisi duduk atau
melakukan aktifitas fisik biasa. mengejan. Persalinan diselesaikan dengan E.V. atau  Angka kejadian kelainan katub jantung dalam berdiri setelah ekspirasi yang dalam.
3. Kelas III E.F. kehamilan : 69-79 % dari seluruh Penyakit Jantung  Penyakit Katup Pulmonal :
Penyakit jantung dengan banyak pembatasan  Penderita jantung dengan kehamilan sebaiknya dalam Kehamilan. 1. Penyakit ini dalam kehamilan jarang
aktifitas fisik, keluhan muncul bila melakukan dirawat selama 14 hari setelah melahirkan, untuk  Mitral Stenosis : dijumpai.
aktifitas fisik yang sangat ringan sekalipun. mobilisasi bertahap. 1. Terbanyak dari penyakit jantung 2. Berkaitan erat dengan pemakaian
4. Kelas IV  Pertimbangan sterilisasi post partum dapat dilakukan rematik dalam kehamilan. obat-obatan intra vena.
Penyakit jantung yang tidak mampu berdasarkan indikasi 2. Kehamilan memperberat komplikasi  Penyakit katup Tricuspidalis :
melakukan aktifitas fisik apapun.  KB harus dianjurkan pada penderita yang tidak MS berupa edema paru dan atrial 1. Jarang dijumpai dalam kehamilan.
 Penanganan Kelas I : Tidak ada pengobatan yang dilakukan sterilisasi. fibrilasi. 2. Gejala biasanya tertutup dengan
dibutuhkan.  Penderita dengan Kelas III dan IV tidak diijinkan 3. Komplikasi dapat terjadi dalam masa Penyakit Katup Mitral atau Katup
 Penanganan Kelas II : Tidak membutuhksn hamil,bila hamil < 12 minggu maka dipertimbangkan kehamilan, persalinan, nifas. Aorta.
pengobatan tambahan, hanya perlu istirahat pada dilakukan Abortus terapeutikus. 4. Gejala bendungan paru-paru tampak  Kardiomiopati Peripartum :
kehamilan 28-32 minggu.  Bila kehamilan sudah berlanjut  disarankan pada kehamilan 20 minggu dan 1. Penyakit miokardium idiopatik pada
 Penanganan Kelas III : Dirawat di RS terutama pada berbaring selama kehamilan dan nifas. semakin berat. trimester III atau dalam 5 bulan
kehamilan 32 minggu. Biasanya dibutuhkan  Setelah Kala III --- dilakukan pengawasan ketat o.k. 5. Bising diastolik pada MS kurang jelas setelah melahirkan.
pemberian diuretika. kemungkinan gagal jantung dan edema paru. akibat perubahan posisi jantung. 2. Etiologi tidak jelas.
 Penanganan Kelas IV : Dirawat selama kehamilannya.  Tindakan pembedahan (valvulotomia mitralis) – 6. Hiperventilasi pada MS o.k. 3. Tidak ada riwayat penyakit jantung
 Penderita Kelas I dan II dapat meneruskan memungkinkan penderita melewati masa kehamilan peningkatan tekanan pada vena sebelumnya.
kehamilannya sampai aterm dan melahirkan dan pesalinan lebih aman. Operasi dilakukan sebelum pulmonal.  Kelainan Jantung Bawaan :
pervaginam. hamil, tetapi dapat juga pada kehamilan trimester II.  Mitral Insufisiensi : 1. Seperti Koartasio Aorta, Persisten
1. Istirahat tidur minimal 8-10 jam perhari 1. Diagnosis bila terdengar bising sistolik duktus arteriosus Botalli, Defek
 Prognosis tergantung beratnya penyakit dan
2. Diit rendah garam, tinggi protein, derajat III atau lebih. septum serambi dan bilik, stenosis
klasifikasi dari NYHA.
pembatasan masuknya cairan. 2. Jarang menyebabkan hipertensi atrium pulmonalis.
 Angka Kematian Ibu :
3. PAN setiap 2 minggu sekali dan mulai kiri dan hipertensi pulmonal. 2. Dibagi dalam : golongan sianotik
1. Kelas I -------------------- 0,17 %
kehamilan 36 minggu menjadi 1kali 3. Komplikasi MI yang sering adalah (right to left shunt) dan golongan
2. Kelas II -------------------- 0,28 %
seminggu bendungan paru ringan, fibrilasi asianotik (left to right shunt)
3. Kelas III -------------------- 5,52 %
4. Penderita dirawat sejak 1 minggu sebelum taksiran atrium, endokarditis bakterialis.  Golongan Sianotik :
4. Kelas IV -------------------- 5,84 %
melahirkan.  Aorta stenosis :

27
1. Tetralogi Fallot (VSD, Hipertrofi ventrikel 3. Kehamilan dengan hipertensi esensial
kanan, Over riding aorta, Hipertensi akan berlangsung normal sampai
pulmonal). cukup bulan.
2. Sewaktu sistolik darah mengalir ke ventrikel 4. Lebih sering dijumpai pada multipara.
kiri --- aorta menerima campuran darah dari 5. Jika perlu dapat diberikan obat
arteri dan vena. penenang atau obat hipotensi.
3. Keadaan ini diperberat oleh kehamilan. 6. Indikasi mengakhiri kehamilan :
4. Penyakit Eisenmenger (VSD, Hipertrofi kerusakan ginjal, perdarahan baru
ventrikel kanan, dextro-posed over riding dalam retina, ablasio retina.
aorta, dilatasi A. pulmonalis, Resistensi 7. Angak kematian ibu berkisar 1-2%.
pembuluh darah pulmonal). 8. Kematian o.k. perdarahan otak,
 Golongan Asianotik : dekompensasio kordis, atau uremia.
1. Persisten duktus arteriosus (hubungan 9. Diagnosis hipertensi esensial : bila
antara A. pulmonalis dengan Aorta) --- Tensi 140/100 mm Hg sebelum hamil
aliran darah dari aorta ke a. atau menunjukkan kenaikan tekanan
pulmonalis --- tekanan di a. darah sebelum kehamilan mencapai 20
pulmonalis meningkat. PDA sangat minggu, tanpa disertai gejala-gejala
berbahaya pada kehamilan !! pre-eklampsia, glomerulonefritis, dan
2. Atrial Septal Defek. Gangguan terjadi pielonifritis.
bila defek septum > 2 cm sehingga  Penyakit ginjal dengan gejala hipertensi pada wanita
aliran darah dari atrium kiri ke kanan - hamil ialah glomerulonefritis akut dan kronik,
-- aliran darah di paru-paru meningkat pieolonefritis kronik, penyakit ginjal polikistik.
--- hipertensi pulmonal dan Penanganan penyakit ginjal dalam kehamilan sama dengan
dekompensasio kordis kanan ---- Penanganan penyakit ginjal diluar kehamilan, yaitu : banyak
bahaya bagi kehamilan. istirahat, diit rendah garam, bila tekanan darah sangat tinggi –
3. Ventrikular septal defek. obat hipotensif
4. Koarktasio aortae. Penyempitan
setempat antara a. subclavia kiri
dengan muara duktus arteriosus. Ada 2
bentuk yaitu : bentuk infantile
(penyempitan antara a. subclavia kiri
dengan duktus arteriosus) bentuk
dewasa ( penyempitan dekat dengan
muara duktus arteriosus) ---kematian
ibu o.k. endokarditis bakterialis, gagal
jantung,atau ruptur aorta.

 Hipertensi esensial
1. Pada wanita hamil biasanya tanpa
disertai dengan gejala-gejala lain.
2. Patofosiologi --- vasokonstriksi secara
umum.

28

Anda mungkin juga menyukai