Anda di halaman 1dari 54

KEGAWATDARURATAN

KASUS OBSTETRI & GINEKOLOGI

dr. I Gede Watumbara, SpOG-K


Caution
Abortus

Penghentian Kehamilan sebelum Janin Viable

Gawat Darurat :

• Disertai perdarahan hebat


• Abortus Septik
Abortus

• Klasifikasi

• Etiologi

- Faktor Zigot (50% Kromosom)


- Faktor Ibu

• DIAGNOSIS
• Amenore
• Tanda2 Kehamilan
• Perdarahan Pervaginam
• Pengeluaran jaringan
Abortus

Diagnosis Perdarahan Pd Kehamilan Muda

Perdarahan Serviks Uterus Gejala Diagnosis

Tertutup Sesuai usia - Kram Perut bagian A. Immines


gestasi bawah - Uterus lunak

Sdkt –Nyeri perut bawah


Bercak membesar –Nyeri goyang portio KET
hingga Tertutup
dari Normal –Massa adnexa
sedang atau -Cairan bbs Intrabd

Terbuka

< Usia -Nyeri Prt  / -


Gestasi -Ekspulsi hasil konsepsi A. Komplit
Abortus

Diagnosis Perdarahan Pd Kehamilan Muda

Perdarahan Serviks Uterus Gejala Diagnosi


s
- Kram Prt bwh -
Ekspulsi neg - A. Insipies
Sesuai
Tertutup usia
Sedang gestasi
–Nyeri prt bwh
-Ekspulsi Sebagian A. Inkomplit
hingga
Masif > Usia -Mual, Muntah
Gestasi dan -Kram Prt Bwh
Tertutup Lunak -Mirip Preeklampsia A. Mola
-Keluar jar spt Anggur
Abortus

Penanganan
Tergantung D/

• Conservative
• Medical – Misoprostol,
Prostaglandin
• Pengeluaran Sisa
• Anastesi Jaringan
Umum/ regional
• Dilatasi serviks
• Suction
• Curettage
Pelepasan plasenta prematur yang implantasinya normal

± 1 / 120 kelahiran 15 % Kematian bayi

Perdarahan Uterus

D/ TRIAS Uterus Hipertonus /


Hiperaktif

Fetal Distress / Death


Solusio Plasenta

 Penyakit Hipertensi • Insufisiensi


 Multi Paritas Plasenta
 Trauma abdomen
 Abrupsio sebelumnya • Gizi buruk
(10%)
 Peregangan Uterus • Merokok
(Gemelli, Hydramnion)
• Kokain
GRADE

Perdarahan <100-200cc > 200 cc


Uterus Ø tegang tegang Tegang &
kontraksi tetanik
Syok Ø ada Pre syok syok
tanda2
Janin Hidup Gawat janin / Mati
Mati
Pelepasan < 1/6 bag 1/6 – 2/3 > 2/3
Plasenta
Fibrinogen Plasma > 250 mg% 120 – 150 mg%
Solusio Plasenta

KOMPLIKASI

• Syok
• Gagal Ginjal Akut
• DIC
• Fetal Distress Mati

Kehilangan darah tersembunyi 2500 cc


Solusio Plasenta

Tergantung dari:
• Derajat solusio plasenta
• Maturitas Janin
• Derajat Gawat Janin

• Pertahankan Kehamilan

• Induksi Persalinan
• Seksio Cesaria
Implantasi plasenta yang tdk normal
menutupi sebagian/seluruh jln lahir
Plasenta Previa

• Perdarahan pervaginam Ø Nyeri

• Perikasa Dalam

• ULTRASONOGRAPHY

± 10 % Solusio Plasenta

Syok Jarang terjadi pd Perdarahan pertama


Plasenta Previa

Evaluasi

• Stabilisasi Ibu
• Pemeriksaan Laboratorium
• Monitoring Janin
• Evalusi dengan Ulrtasound
• Pemeriksan Spekulum Gentle
Plasenta Previa

• Multiparitas
• Plasenta Previa sebelumnya
• Riwayat SC  Operasi pd Uterus
• Riwayat plasenta previa sebelumya

Komplik
asi
• Syok Hipovolemik
• Kelahiran Prematur
• Plasenta akreta
Plasenta Previa

Jika Mungkin Pertahankan Kehamilan


(Ekspektatif)
Tergantung dari :

• Umur Kehamilan
• Banyaknya darah yang keluar
• Kondisi Janin
• Presentasi Janin
Plasenta Previa

Indikasi :

• Plasenta Previa Total Aterm

• Perdarahan Massive Pre-term


Plasenta Previa

• Kehamilan Cukup Bulan


• IUFD
• Double Set-up Marginal / Partial

Tamponade dgn
Kepala Janin
Tanda Plasenta Previa Solusio Plasenta

Perdarahan Vagina Merah segar Merah Gelap

Tekanan Darah Normal Normal


Nyeri Uterus Tidak Ada Tetap
Tonus Uterus Normal
BJJ Normal Gwt Janin / -
Tes Koagulasi Normal Abnormal
Kehamilan diluar cavum uteri

• Tuba Ampula 95%


• Serviks
• Ovarium
• Intraligamenter
• Abdomen
Etiologi:

• Kelainan Hormonal
• Gangguan transportasi ( PID, IUD, Op pd tuba,
Tumor )
Kehamilan Ekptopik

Amenorrhea

Bleeding/Spotting Abdominal Pain


Kehamilan Ekptopik

• Tanda2 syok

• Nyeri Abdomen
Akut Serviks
• Pem. Korpus Uteri
Ginekologis Cavum Douglas
Kehamilan Ekptopik

 Anamnesis dan Pem. Fisik


 Pemeriksaan Darah
 Serial Quantitative ß-hCG (BSU)
 Ultrasound
 Progesterone Level?
 Culdocentesis
 Laparascopy
Kehamilan Ekptopik

• Observasi
• Laparascopy
• Laparatomy
• MTX
• Hiperosmolar Glucose
1. ORGANIZATION 2. RESUSCITATION

ORDER
5. REMEDY THE 3. DEFECTIVE BLOOD
CAUSE OF COAGULATION
BLEEDING

4. EVALUATION OF
RESPONSE
ORDER

Konsul / Hubungi Dr. SpOG

Siapkan darah

Periksa tanda vital, Urine Output,Asupan


cairan, dan Obat2an

Siapakan Kamar Operasi


ORDER

O2 6 ltr /mnt

Transfusi ---- PRBCs

2 IV line 16 G

Periksa Darah, cross match, hitung


Infus cairan segera NaCl 0,9% / RL trombosit, Urea level, Kreatinin dan
elektrolit
ORDER

DEFEKTIVE BLOOD CAOAGULATION

1. Order coagulation screen (International Normalized Ratio,


activated partial thromboplastin time) if fibrinogen, thrombin time,
blood film, and D-dimer results are abnormal.
2. Give FFP if coagulation test results are abnormal and sites are
oozing.
3. Give cryoprecipitate if abnormal coagulation test results are not
corrected with FFP and bleeding continues.
4. Give platelet concentrates if the platelet count is less than 50 X
109/L and bleeding continues.
5. Use cryoprecipitate and platelet concentrates before surgical
intervention.
ORDER

Nadi tekanan darah, Gas darah, CVP

MONITOR Hitung Urine Output dengan kateter

Hitung CBC regular dan tes


koagulasi untuk menentukan
terapi komponen darah
ORDER

1. Antepartum - lahirkan bayi dan placenta


2. Postpartum - Oxitocyn, Prostaglandin, Ergonovine
3. Eksplorasi dan pengosongan cavum uteri
4. Periksa serviks dan Vagina, - Ligasi sumber perdarahan,
perbaiki trauma
5. Ligasi suplai darah uterus ( a. uterina, a. Ovarica, a. iliaca
interior)
6. Pertimbangkan emboli arteri
7. Pertimbankan Histerktomi
PRINSIP DASAR

 Inpartu + ketuban pecah  talipusat


berada didepan atau disamping bagian
terendah janin  tali pusat menumbung
 Ketuban belum pecah  talipusat
terkemuka.
 Penyebab;
› tidak tertutupnya PAP oleh bagian terendah
janin mis pd CPD, malpresentasi dan plasenta
letak rendah
PROLAPSUS TALI PUSAT

 Air ketuban yg banyak (hidramnion)

 Kelainan pada talipusat mis talipusat yg


panjang,atau insersi talipusat ditepi
plasenta yg terendah

 Penanganan talipusat terkemuka atau


prolaps talipusat tidak berbeda

 Jika gawat janin (+) atau setiap pecah


ketuban dan bagian bawah janin masih
tinggi  periksa dalam
 Jika janin mati maka persalinan dapat
ditunggu spontan pervaginam
 Kalau janin hidup maka persalinan harus
segera diakhiri dan sebelum kamar operasi
siap maka dapat dilakukan beberapa
tindakan seperti;
1. Ibu ditidurkan posisi Trendelenburg
2. Ibu dilarang untuk mengedan
3. Usahakan untuk reposisi talipusat
KETUBAN PECAH DINI

 Robeknya selaput korioamnion dalam


kehamilan (sebelum onset persalinan
berlangsung)

 Kriteria diagnosis:
› Umur kehamilan > 20 minggu
› Keluar cairan ketuban dari vagina
› Pemeriksaan spekulum : fluxus (+)
› Tes nitrazin (+
 Pemeriksaan penunjang
› USG :
 nilai cairan ketuban,
 menentukan usia kehamilan,
 Perkiraan berat janin,
 letak janin dan plasenta
 Pengelolaan
› Konservatif
 Bila tidak ada penyulit pada umur kehamilan
28-36 minggu, dirawat selama 2 hari
 Observasi tanda amnionitis
 Pengawasan timbulnya tanda inpartu
pematangan paru
 Antibiotika
 Aktif
› Pengelolaan aktif pada KD umur kehamilan
20-28 minggu dan > 37 minggu
› Tanda infeksi (+)
› Inpartu (+)
› Gawat janin
 Kesulitan melahirkan bahu pada
persalinan kala II
 Predisposisi: bayi besar, DM, deformitas
panggul
 Antepartum
› Obesitas maternal
› Diabetes millitus
› Kehamilan postmatur

 Intrapartum
› Kala II yang memanjang
› Induksi atau stimulasi Oksitosin
› Ekstraksi midforsep atau ekstraksi vakum (William)
 • Panic
 • Pulling (pada kepala)
 • Pushing (pada fundus)
 • Pivoting (memutar kepala secara
tajam,
dengan koksigis sebagai tumpuan)
HELPERR Mnemonic, yaitu
(American College of Obstetricians and Gynecologist )

H Call for Help


E Evaluate for Episiotomy
L Legs (The Mc Roberts Manuver )
P Suprapubic Pressure
E Enter manuvers (Internal Rotation)
R Remove the posterior arm
R Roll the patient
cara :
1. Angkat kedua tungkai ibu
dari penyanggah

2. Lakukan fleksi tungkai


keatas perut.
Tindakan ini akan meluruskan sacrum
terhadap vertebra lumbalis dan diikuti
rotasi simpisis pubis ke arah cranial,
sehingga mengurangi sudut panggul.
Perasat ini tidak memperluas rongga
panggul tetapi rotasi kepala bayi
didalam panggul akan membebaskan
bahu anterior yang terjepit.
 Dengan rubin I, yaitu bahu
bayi digoyangkan dari sisi ke
sisi dengan menggerakan
perut ibu. Sehingga bahu bisa
terbebas

 Resnik atau Hibard yaitu


tangan asisten diletakkan
pada suprapubik tepat diatas
bahu depan dan dengan
gerakan seperti melakukan
RJP mendorong sisi posterior
bahu depan kearah
anterior/dada bayi
› Rubin II
› Rubin II + Woods Corkscrew Manuver
› Reverse Woods Corkscrew Manuver
 Bahu bayi yang paling
mudah dicapai (bahu
anterior) didorong
kedepan dinding anterior
dada bayi sehingga
terjadi abduksi kedua
bahu bayi dan diperoleh
diameter antar bahu
yang lebih kecil dan
membebaskan bahu
anterior yang terjepit..
Cara :
1. Masukkan dua jari tangan kanan
kearah anterior bahu belakang janin
(Hindari dorongan fundus kearah
bawah )

2. Kemudian putar (searah putaran


jarum jam) kearah depan (ventral
terhadap ibu) sehingga lahir bahu
belakang

3. Kemudian masih diikuti dengan


dorongan pada fundus uteri
dilakukan putaran berlawanan
dengan arah putaran pertama
sehingga akan menyebabkan bahu
depan dapat melewati simpisis.
Perhatikan perhatikan posisi punggung bayi karena
putaran bahu belakang kedepan adalah kearah
punggung bayi.
 Jika gagal lakukan
maneuver Woods terbalik

cara :
 Pindahkan jari-jari kesisi
posterior bahu belakang,
lakukan putaran 180o
dengan arah yang
berlawanan
Dengan keluarnya bahu lengan belakang ↓Ǿ
biakromial posisi bayi sesuai dengan lengkung
sacrum dan akan terbebas dari impaksi.

Cara:
1. masukkan tangan mengikuti lengkung sacrum
sampai jari penolong mencapai fosa antekubiti

2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah


kearah dada

3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari


vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melewati
dada dan kepala bayi atau seperti mengusap
muka bayi), kemudian tarik hingga bahu belakang
dapat dilahirka

4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah


bahu dan lengan belakang dilahirkan

5.Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu


belakang kedepan (jangan menarik lengan bayi
tetapi dorong bahu belakang) dan putar bahu
depan ke posterior(mendorong anterior bahu
depan dengan jari telunjuk dan jari tengah
operator) mengikuti arah punggung bayi sehingga
bahu depan dapat dilahirkan.
(Schwart-Dixon Manuver) Schwart-Dixon
Manuver
 Ubah posisi pasien dari posisinya
keempat penjuru/sisi, biasanya bahu
terbebas selama proses ini. Pada saat
perubahan posisi, gaya gravitasi
membantu disimpaksi bahu.
 Pematahan Zavanelli
maneuver
tulang klavikula
 Zavanelli
maneuver
 Symhysiotomy
 Abdominal
surgery with
histerotomy
Janin :
1. Meninggal intrapartum/neonatal
2. Paralisis plexus brachialis (Erb Syndrom)
3. Fraktur klavikula

Ibu :
1. Robekan perineum dan vagina yang luas
2. Perdarahan Postpartum
3. Infeksi Puerpuralis
…Safe Motherhood

THANK

Anda mungkin juga menyukai